Anda di halaman 1dari 5

Juni 4, 2012 by Indonesia Medicine

Penggunaan Teofilin Obat Jenis Metilxantin Pada Penderita Asma

Penggunaan Teofilin Obat Jenis Metilxantin Pada Penderita Asma

Pemberian obat alergi untuk penderita alergi bukan jalan keluar utama yang terbaik. Pemberian obat
jangka panjang adalah bentuk kegagalan mengidentifikasi dan menghindari penyebab.

Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk pasien asma dan penyakit paru obstruktif yang
kronik, namun tidak efektif untuk reaksi akut pada penyakit paru obstruktif kronik. Teofilin
merupakan salah satu obat utama untuk pengobatan asma akut maupun kronik. Teofilin, juga dikenal
sebagai dimethylxanthine, adalah obat methylxanthine digunakan dalam terapi untuk penyakit
pernapasan seperti PPOK dan asma di bawah berbagai nama merek. Sebagai anggota keluarga
xanthine, kesamaan struktural dan farmakologis untuk kafein. Secara alami ditemukan dalam teh,
meskipun dalam jumlah 1 mg/L, secara signifikan kurang dari dosis terapi. Hal ini ditemukan juga
pada biji kakao. Jumlah sebanyak 3,7 mg/g telah dilaporkan pada biji kakao Criollo

Teofilin [(3,7-dihidro-1,3-di-metilpurin-2,6-(1H)-dion] atau 1,3-dimetilxantin adalah bronkodilator yang


digunakan untuk pasien asma dan penyakit paru obstruktif yang kronik, namun tidak efektif untuk reaksi
akut pada penyakit paru obstruktif kronik.

Teeofilin merupakan salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit yaitu 8-15 mg/L darah. Potensi
toksisitasnya telah diketahui berhubungan dengan kadar teofilin utuhdalam darah yaitu >20 mg/L. Rasio
ekstraksi hepatik teofilin termasuk rendah,yakni 0,09, oleh karena itu, efek potensialnya ditentukan oleh
keefektifan sistemoksidasi sitokrom P450 di dalam hati. Mekanisme kerja teofillin menghambatenzim
nukleotida siklik fosfodiesterase (PDE). PDE mengkatalisis pemecahanAMP siklik menjadi 5¶-AMP dan
GMP siklik menjadi 5¶-GMP. PenghambatanPDE menyebabkan penumpukan AMP siklik dan GMP siklik,
sehinggameningkatkan tranduksi sinyal melalui jalur ini. Teofilin merupakan suatuantagonis kompetitif
pada reseptor adenosin, kaitan khususnya dengan asmaadalah pengamatan bahwa adenosin dapat
menyebabkan bronkokonstriksi pada penderita asma dan memperkuat mediator yang diinduksi secara
imunologis darisel

Teofilin merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit danmantap di udara. Teofilin
mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebihdari 101,5 % C7 H8N4O2, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan. Kelarutan dari teofilin yaitu : larut dalam lebih kurang 180 bagian air;lebih
mudah larut dalam air panas; larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol(95%) p, mudah larut dalam
larutan alkali hidroksida dan dalam ammonia encer

Teofilin merupakan obat alternatif pada asma persisten ringan dan obat adjunctive pada asma persisten
sedang dan berat. Perasaan subjektif dan efek samping dari penggunaan teofilin dapat berupa sulit
tidur, mual, muntah, palpitasi, hal ini akan mempengaruhi penilaian terhadap gejala-gejala normal yang
timbul selama kehamilan. Penggunaan teofilin dosis tinggi dapat menyebabkan takikardi, muntah, dan
transplacental toxicity.
Mekanisme Kerja

Bekerja dengan menghalangi kerja enzim fosfodiesterase sehingga menghindari perusakan cAMP dalam
sel, antagonis adenosin, stimulasi pelepasan katekolamin dari medula adrenal, mengurang; konsentrasi
Ca bebas di otot polos, menghalangi pembentukan prostaglandin, dan memperbaiki kontraktilitas
diafragma.

Teofilin dalam kadar rendah dapat memblokir reseptor adenosine A. Pada konsentrasi terapi yang lebih
tinggi akan terjadi penghambatan fosfodiesterase-kenaikan kadar cAMP. Reaksi-reaksi yang dicetuskan
oleh cAMP sebagai ‘second messenger´ mengakibatkan relaksasi otot-otot bronchial dan penghambatan
pengeluaran zat-zat mediator dari sel-sel mast dan granulosit.

Suatu kombinasi dengan simpatomlmetik mengakibatkan obat ini sudah efektif bahkan pada dosis yang
sangta rendah sehingga suatu desensibilisasi dari reseptor dapat dicegah.

Arteriol dan pembuluh-pembuluh kapasitas akan mengalami dilatasi. Pada jantung, Teofilin bekerja
inotrop positif dan kronotrop positif-pemakaian oksigen bertambah. Peningkatan volume sekuncup
jantung dan dilatasi pembuluh ginjalmengakibatkan kenaikan filtrasi glomerular.

Teofilin dimetabolisme oleh hati. Pada pasien perokok atau gangguan fungsi hatidapat menyebabkan
perubahan kadar teofilin dalam darah. Kadar teofilin dalamdarah dapat meningkat pada gagal jantung,
sirosis, infeksi virus dan pasien lanjutusia. Kadar teofilin dapat menurun pada perokok, pengkonsumsi
alkohol, danobat-obatan yang meningkatkan metabolisme di hati.

Efek utama teofilin

 Relaksasi otot polos bronkus

 Meningkatkan kontraktilitas otot jantung dan efisiensi

 Sebagai inotropik positif meningkatkan denyut jantung

 Chronotropic positif meningkatkan tekanan darah

 Meningkatkan aliran darah ginjal

 Anti-inflamasi sistem pusat

 Efek stimulasi saraf terutama pada pusat pernafasan meduler.

Penggunaan terapi utama teofilin bertujuan untuk:

 penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

 asma

 bayi apnea
 Blok tindakan adenosin

Teofilin dalam kehamilan

Rekomendasi yang dianjurkan terhadap dosis teofilin adalah


konsentrasi teofilin pada serum berkisar 5-12 ?g/mL selama kehamilan. Teofilin sangat mudah
berinteraksi dengan obat-obatan lain sehingga akan menurunkan clearance dan menyebabkan
terjadinya toksik. Sebagai contoh, simetidine dapat menaikkan kadar teofilin serum sebesar 70% dan
eritromicin sebesar 35%. Teofilin tidak dianjurkan dipergunakan untuk mengatasi asma eksaserbasi akut
selama kehamilan.

Kelebihan utama dari teofilin adalah bahwa obat ini bekerja panjang, sekitar 10-12 jam. Teofilin juga
memiliki efek anti inflamasi yang bekerja dengan menginhibisi produksi leukotrin dan menstimulasi
produksi PGE2. Teofilin juga dapat menambah potensiasi kortikosteroid inhalasi.

Delapan penelitian dengan total 660 wanita hamil dengan asma yang mempergunakan teofilin
mengkonfirmasi bahwa dosis yang aman untuk kadar teofilin dalam serum adalah 5-12 ?g/mL.
Walaupun demikian penelitian-penelitian ini dihentikan karena banyaknya efek samping yang timbul
dan banyaknya timbul FEV1 di bawah 80% nilai prediksi.

Farmakokinetik

 Absorbsi Preparat cair diserap kurang lebih l/2 sampai 1 jam, tablet yang tak berlapis 2 jam, dan
preparat lepas lambat 4 sampai 6 jam.

 Metabolisme Teofilin dieliminasi dalam hati dan disekresi dalam urin. Terdapat variasi
individual dalam eliminasi teofilin. Harus diperhatikan umur dan gemuknya seseorang.

Dosis

 Dosis oral. Oleh karena terdapat variasi antara setiap individu maka dosis harus disesuaikan
dengan melihat perbaikan klinis, efek samping, dan kadar pemeliharaan dalam darah antara 10-
20 μg/ml.

 Dosis tergantung juga dari tiap merk teofilin. Secara umum dosis 200-400 mg tiap 12 jam. Anak
6-12 tahun : 125-200 mg tiap 12 jam Anak 2-12 tahun : 9mg/kg setiap 12 jam (maksimal 200 mg)

 Dosis permulaan yang umum antara 10-16 mg/kgBB/hari, bilamana dosis akan ditingkatkan
maka perlu monitor kadar teofilin dalam plasma. Untuk preparat lepas lambat dosis seharinya
lebih rendah dari preparat biasa Bila tampak tanda intoksikasi maka dosis harus segera
diturunkan.

 Dosis intravena. Tujuan utama pemberian teofilin intravena adalah untuk secara cepat
mendapatkan kadar dalam plasma antara 10-20 sel/ml. Bila pasien belum mendapat teofilin
sebelumnya, diberikan loading dose 6 mg/kgBB selama 20-30 menit melaui infus, selanjutnya
diteruskan dengan dosis pemeliharaan.

Preparat teofilin

 Terdapat beberapa jenis preparat teofilin, yaitu dalam bentuk sirop yang bekerja cepat, tablet,
kapsul, tablet lepas lambat, dan kombinasi teofilin dengan obat lainnya.

 Dalam memilih preparat yang akan dipakai, pertimbangkan hal seperti berikut. Adanya alkohol
dalam sirop dapat mengakibatkan efek samping bila dipakai terus-menerus, jadi preparat ini
sebaiknya hanya dipakai sebagai terapi permulaan untuk mengatasi keadaan akut.

 Hindari kombinasi teofilin dengan obat lain dalam satu preparat karena preparat jenis ini sering
terjadi efek samping. Preparat lepas lambat sangat berguna untuk pengobatan asma kronik
sebab dapat diberikan dosis dua kali sehari sehingga meningkatkan kepatuhan pasien.

 Sediaan : Tablet/kapsul 125 mg, 130 mg, 150 mg, 250 mg, 300 mg. Syrup 130 mg/15 ml, 150
mg/15 ml

Efek samping

 Lebar terapeutik kecil! Efek utama dan efek samping ada korelasilangsung dengan kadar plasma!

 Reaksi-reaksi kardiovaskular (takikardi, takiaritma, hipotensi)

 Gangguan gastrointestinal (mual, muntah), gangguan saraf pusat (gelisah,gangguan tidur)

 Efek yang tak diinginkan Reaksi yang merugikan mulai timbul bila dosis teofilin dalam darah
telah melebihi 15 μg/ml. Efek samping yang sering terjadi adalah muntah dan gangguan saraf
pusat.

 Interaksi dengan berbagai obat, terutama cimetidine dan fenitoin, dan indeks terapeutik yang
sempit, jadi, seperti dalam kasus dengan banyak obat asma lain, penggunaannya harus dipantau
untuk menghindari toksisitas. Hal ini juga dapat menyebabkan mual, diare, peningkatan denyut
jantung, aritmia, dan eksitasi SSP (sakit kepala, insomnia, iritabilitas, pusing dan kepala ringan)

 Kejang juga bisa terjadi pada kasus yang parah toksisitas dan dianggap keadaan darurat
neurologis

 Toksisitas logam meningkat dengan eritromisin, simetidin, dan fluoroquinolones seperti


ciprofloxacin. Hal ini dapat mencapai tingkat beracun jika dikonsumsi dengan makanan
berlemak, suatu efek yang disebut dosis pembuangan
Kontraindikasi

 Infark baru

 Epilepsi

Interaksi

 Simpatomimetik penguatan efek Linkomisin dan Isoprenalin-penundaan metabolism

 Blok reseptor bronkodilatasi tidak terjadi

Referensi:

 Goodman & Gilman, Manual of Pharmacology and Therapeutics, USA: TheMcGraw-Hill


Companies. 20083.

 Shargel Leon, Yu ; A pplied biopharmaceutics & pharmacokinetics; USA:The McGraw-Hill


Companies; 2008

Anda mungkin juga menyukai