Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pemilihan Bahan Aktif


Derivat xantin terdiri dari kafein, teofilin dan teobrominialah alkaloid yang
terdapat dalam tumbuhan. Ketiga derivat xantin yang mengandung gugus metil.
Xantin sediri adalah dioksipurin yang mempunyai struktur mirip dengan asam
urat. Kafein ialah 1,3,7-trimetilxantin; teofilin ialah 1,3-dimetilxantin dan
teobromin ialah 3,7-dimetilxantin (Farmakologi dan Terapi, 2012).
Ketiga derivat xantin mempunyai efek farmakologi yang sama yang
bermanfaat secara klinis. Obat-obat ini menyebabkan relaksasi otot polos,
terutama otot polos bronkus, merangsang SSP, otot jantung dan meningkatkan
diuresis (Farmakologi dan Terapi, 2012).
Teofilin menghasilkan bronkodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase
yang juga dapat menghasilkan antiinflamasi dan aktivitas nonbronkodilatasi lain
melalui penurunan pelepasan mediator sel mast, penurunan pelepasan protein
dasar eosinofil, penurunan proliferasi limfosit T, penurunan pelepasan sitokin sel
T, dan penurunan eksudasi plasma. Teofilin juga menginhibisi permeabilitas
vaskular, meningkatkan klirens mukosiliar dan memperkuat diafragma yang
kelelahan. Metilxantin tidak efektif dalam bentuk aerosol dan harus diberikan
secara sistemik (oral atau IV). Teofilin lepas lambat lebih disukai untuk pemberian
oral (ISO Farmakoterapi, 2008).
Teofilin dieliminasi dengan metabolisme melalui enzim mikrosol oksidase
sitokrom P450 fungsi campur hati (terutama CYP1A2 dan CYP3A4) dengan 10%
atau lebih sedikit diekskresikan melalui ginjal. Enzim sitokrom P450 hati rentan
terhadap induksi dan inhibisi dari pengaruh lingkungan dan obat-obatan. Besarnya
variabilitas antar pasien dalam bersihan teofilin, monitoring rutin konsentrasi
serum teofilin penting untuk penggunaan yang aman dan efektif. Suatu rentang
steady-state 5-15 mcg/mL efektif dan amanuntuk kebanyakan pasien (ISO
Farmakoterapi, 2008).

Karakteristik Bahan Obat (Martindale Ed.36)

Nama Bahan Obat : Teofilin

Sinonim : 1,3-dimetilxantina

Struktur Kimia : C7H8N4O2.H2O

Efek Terapeutik : Pencegahan dan pengobatan Asma

Farmakodinamik

Teofilin merupakan obat golongan derivat xantin yang memunyai efek


farmakologi merangsang SSP, menimbulkan diuresis, merangsang otot jantung
dan merelaksasi otot polos terutama bronkus. Teofilin merupakan perangsang
SSP yang kuat dan menyebabkan perangsangan SSP yang lebih dalam dan
berbahaya dibandingkan kafein.efek terpenting xantin adalah relaksasi otot polos
bronkus, terutama bila otot bronkus dalam keadaan konstriksi secara
eksperimental akibat histamin atau secara klinis pada pasien asma bronkial.
Teofilin paling efektif menyebabkan peningkatan kapasitas vital, sebagai
bronkodilator, teofilin bermanfaat untuk pengobatan asam bronkial (Farmakologi
dan Terapi, 2012).

Mekanisme kerja teofilin dengan cara menghambat enzim fosfodiesterase


(PDE) sehingga mencegah pemecahan cAMP dan cGMP masing-masing menjadi
5’-AMP dan 5’-GMP. Penghambatan PDE menyebabkan akumulasi cAMP dan
cGMP dalam sel sehingga menyebabkan relaksasi otot polos, termasuk otot polos
bronkus. Teofilin dan metlxantin lainnya relatif nonselektif dalam menghambat
subtipe PDE. Teofilin merupakan suatu antagonis kompetitif padareseptor
adenosin. Adenosin dapat menyebabkan bronkokonstriksi pada pasien asma dan
memperkuat penglepasan mediator dari sel mast yang diinduksi oleh rangsang
imunologis. Penghambatan adenosin juga merupakan mekanisme kerja teofilin
untuk mengatasi bronkokonstriksi pada pasien asma. Hasil studi lain juga
menunjukkan bahwa teofilin memiliki efek antiinflamasi dan menghambat
penglepasan mediator dari sel radang. Efek antiinflamasi ditimbulkan antara lain
karena teofilin mengaktivasi histon deasetilasi dalam nukleus. Deasetilasi histon
dapat menurunkan transkripsi beberapa gen proinflamasi dan memperkuat efek
kortikosteroid (Farmakologi dan Terapi, 2012).

Farmakokinetik

Metilxantin cepat diabsorpsi setelah pemberian oral, rektal atau parenteral.


Sediaan cair atau tablet tidak bersalut dapat diabsorpsi secara lengkap. Absorpsi
teofilin dalam bentuk garam yang larut, misal teofilin Na glisinat atau teofilin
kolin tidak lebih baik. Sediaan teofilin parenteral atau rektal ternyata tetap
menimbulkan keluhan nyeri saluran cerna, mual dan muntah.keluhan saluran
cerna yang disebabkan oleh iritasi setempat dapat dihindarkan dengan pemberian
obat bersama makanan, tetapi akan terjadi penurunan absorpsi teofilin. Sediaan
teofilin bentuk cair atau tablet tak bersalut dalam keadaan perut kosong dapat
menghasilkan kadar puncak plasma dalam waktu 2 jam. Sediaan teofilin lepas
lambat dibuat sedemikian rupa agar dosis teofilin dapat diberikan dengan interval
8, 12 atau 24 jam. Ternyata sediaan ini bervariasi kecepatan maupun jumlah
absorpsinya antar pasien; khususnya akibat pengaruh adanya makanan dan waktu
pemberian, absorpsi juga menurun bila pasien dalam keadaan berbaring atau
tidur (Farmakologi dan Terapi, 2012).

Pemberiaan teofilin secara IM harus dihindarkan karena menimbulkan nyeri


setempat yang lama. Metilxantin didistribusikan ke seluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu. Eliminassi metilxantin terutama melalui
metabolisme dalam hati, sebagian diekskresi bersama urin dalam bentuk
metilurat atau metilxantin. Kurang dari 20% teofilin akan ditemukan di urin
dalam bentuk utuh. Waktu paruh teofilin pada orang dewasa 8-9 jam dan anak
muda kira-kira 3,5 jam. Pasien sirosis hati atau edema paru akut, kecepatan
eliminasi sangat bervariasi dan berlangung sangat lambat, pernah dilaporkan
lebih dari 60 jam (Farmakologi dan Terapi, 2012).

Efek Samping

Kerugian signifikan terapi teofilin kronik adalah bahaya yang menyertai


pemberian suatu obat yang dapat menyebabkan aritmia, seizure dan kematian
pada konsentrasi serum yang hanya dua kali lipat lebih besar daripada
konsentrasi terapetik optimal (ISO Farmakoterapi, 2012).

Organoleptis

Warna : Putih

Bau : Tidak berbau

Rasa : Pahit

Karakteristik Fisika – Kimia

a. Kelarutan
Teofilin 1 bagian larut dalam lebih kurang 180 bagian air, lebih mudah larut
dalam air panas, larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol(95%) P, mudah
larut dalam larutan alkali hidroksida dan amonia encer P (FI IV tahun 1995).
b. Mikroskopis
Bentuk kristal yakni hablur atau serbuk hablur (FI III, 1979).
c. Titik Lebur
Antara 270° - 274℃ (FI IV tahun 1995).
d. Stabilitas
Teofilin untuk sediaan oral 5mg/ml (untuk suspensi komersial), stabil pada
suhu 230-250C dalam penyimpanan botol plastik ≥ 90 hari (Martindale Ed. 36
ha. 1140).
BAHAN AKTIF TERPILIH : Teofilin

Alasan :

a. Karena bahan aktif Paracetamol dapat diabsorbsi dengan baik dalam


bentuk dosis oral, pendistribusian dalam tubuh luas.
b. Teofilin paling efektif menyebabkan peningkatan kapasitas vital
(sebagai bronkodilator) untuk pengobatan asma.

B. BENTUK SEDIAAN TERPILIH : Suspensi

Alasan :
a. Teofilin tidak mudah larut dalam air sehingga perlu dibuat sediaan
suspensi.
b. Homogenitas tinggi
c. Absorbsi lebih cepat.
d. Mudah penggunaanya untuk bayi, anak-anak dan orang yang sulit
menelan.
e. Dapat menutupi rasa dan bau tidak enak dari bahan aktif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PERSYARATAN MUTU SEDIAAN


1. Aman
a. Sediaan aman dipakai dan tidak memberikan efek samping yang
merugikan, serta tidak toksis.
b. Sediaan mengandung bahan aktif tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Catatan : hal ini
tergantung dari bentuk sediaan berbeda dengan kandungan bahan aktif
yang sama dapat memiliki persyaratan yang berbeda (USP 30th NF 25, hal
3323).
2. Efektif
a. Pemakaian sediaan dengan dosis yang benar akan memberikan efek
terapetik optimal dengan efek samping seminimal mungkin.
3. Akseptabel
Sediaan hendaknya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Penampilan yang baik dan benar.
b. Organoleptis yang dapat diterima oleh konsumen.
c. Mudah dipakai (instan).
4. Stabilitas Kimia (FI III hal 38)
c. Setiap zat adiktif dalam sediaan tetap menunjukkan sifat kimia seperti
semula dan kadarnya sesuai dengan yang tertera pada etiket. Kadar bahan
aktif 95% - 105% dari jumlah yang tertera pada etiket (USP 30th NF 25, hal
3323).
5. Stabilitas Fisika
Sediaan mempertahankan sifat fisika seperti keadaan awal termasuk
penampilan kesesuaian keseragaman, disolusi dan kemampuan untuk
disuspensikan.
a. Organoleptis : tetap sama seperti semula.
b. Homogenitas : tetap sama seperti semula.
c. Mudah dituang : tetap sama seperti semula.
d. Densitas sediaan > densitas air.
e. Viskositas sediaan < viskositas gliserin p.a.
f. Sifat aliran :
6. Stabilitas Mikrobiologi
a. .Sediaan tidak ditumbuhi oleh mikroba, sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan untuk sediaan non steril.
b. Sediaan yang mengandung zat anti mikroba harus tetap efektif dalam batas
yang ditentukan.
c. Sediaan harus bebas mikroba (Salmonella Sp, Eschrichia colli,
Pseudomonas Sp, Clostridium Sp, Candida albican).
7. Stabilitas Farmakologi
Efek farmakologi tidak berubah.
8. Stabilitas Toksikologi
Tidak boleh terjadi peningkatan toksisitas.

B. PERHITUNGAN DOSIS
1. Dosis literature (FI III, hal 990) :

Dewasa : Dosis lazim : 1 x p = 200 mg

1 x h = 500 mg

Dosis maksimum : 1 x p = 500 mg

1 x h = 1 gram (FI III, hal 990)

Dosis yang dipilih adalah 50mg/5 ml


UMUR BB/Kg

1 8,1

2 9,6

3 11,4

4 13,0

5 14,0

6 15,8

7 18,9

8 20,9

9 22,0

10 23,9

11 26,9

12 29,0

13 33,0

14 40,0

15 42,3
PERTIMBANGAN KEMASAN

Dosis Pemakaian (Aturan Pakai)

a. Dosis maksimum untuk anak – anak (1 x h) = 10 mg/kgBB (dibagi 2-3 dosis)


b. Dosis 1 x p = 5 mg/kgBB
Perhitungan :
1 tahun = 5 mg × 8,1 = 40,5 mg
Pemakaian sekali
𝑥 40,5
=
60 600
2430
𝑥= = 4,05 𝑚𝑙
600

2 tahun = 5 mg × 9,6 = 48 mg
Pemakaian sekali
𝑥 48
= 600
60
2880
𝑥= = 4,8 𝑚𝑙
600

3 tahun = 5 mg × 11,4 = 57 mg
Pemakaian sekali
𝑥 57
= 600
60
3420
𝑥= = 5,7 𝑚𝑙
600

4 tahun = 5 mg × 13 = 65 mg
Pemakaian sekali
𝑥 65
= 600
60
3900
𝑥= = 6,5 𝑚𝑙
600

5 tahun = 5 mg × 14 = 70 mg
Pemakaian sekali
𝑥 70
= 600
60
4200
𝑥= = 7𝑚𝑙
600

6 tahun = 5 mg × 15,8 = 79 mg
Pemakaian sekali
𝑥 79
= 600
60
4740
𝑥= = 7,9 𝑚𝑙
600

7 tahun = 5 mg × 18,9 = 94,5 mg


Pemakaian sekali
𝑥 94,5
=
60 600
5670
𝑥= = 9,45 𝑚𝑙
600

8 tahun = 5 mg × 20,9 = 104,5 mg


Pemakaian sekali
𝑥 104,5
=
60 600
6270
𝑥= = 10,45 𝑚𝑙
600

9 tahun = 5 mg × 22 = 110 mg
Pemakaian sekali
𝑥 110
=
60 600
6600
𝑥= = 11 𝑚𝑙
600

10 tahun = 5 mg × 23,9 = 119,5mg


Pemakaian sekali
𝑥 119,5
60
= 600
7170
𝑥= = 11,95 𝑚𝑙
600

11 tahun = 5 mg × 26,9 = 134,5 mg


Pemakaian sekali
𝑥 134,5
=
60 600
8070
𝑥= = 13,45 𝑚𝑙
600

12 tahun = 5 mg × 29 = 145 mg
Pemakaian sekali
𝑥 145
= 600
60
8700
𝑥= = 14,5 𝑚𝑙
600

13 tahun = 5 mg × 33 = 165 mg
Pemakaian sekali
𝑥 165
= 600
60
9900
𝑥= = 16,5 𝑚𝑙
600

14 tahun = 5 mg × 40 = 200 mg
Pemakaian sekali
𝑥 200
= 600
60
12000
𝑥= = 20 𝑚𝑙
600

15 tahun = 5 mg × 42,3 = 211,5 mg


Pemakaian sekali
𝑥 211,5
=
60 600
12690
𝑥= = 21,15 𝑚𝑙
600

c. Aturan pakai
1 – 3 tahun = 1 sendok teh
4 – 6 tahun =1 1⁄2 sendok teh
7 – 9 tahun = 2 sendok teh
10 – 11 tahun = 2 1⁄2 sendok teh
≥ 12 tahun = 1 sendok makan

C. SPESIFIKASI SEDIAAN YANG DIINGINKAN


Bentuk sediaan : Suspensi
Kadar bahan aktif : ±1 %
Dosis : 50 mg per 5 ml
pH sediaan : ± 4,5 – 4,7
Wadah penyimpanan : Botol berwarna coklat
Warna : HIjau
Bau : Mint
Rasa : Mint
Kestabilan : Stabil
Homogenitas : Terdispersi merata
Volume : 60 ml

D. RANCANGAN FORMULA
SENYAWA EFEK / KHASIAT EFEK SAMPING
AKTIF

Pencegahan dan pengobatan Mual, muntah, diare, sakit

asma bronkial, asma kepala, insomnia, palpitasi,

Teofilin bronkitis, asma kardial, takikardia, aritmia ventrikular,

emfisema paru (ISO ruam kulit (ISO Farmakoterapi,

Farmakoterapi, 2012). 2012).

KARAKTERISTIK FISIKA – KIMIA KET. KHUSUS

1. Karakteristik Fisika
Kelarutan : Digunakan untuk
Sukar dalam air, mudah larut dalam air panas, mudah peroral
larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam
amonium hidroksida, agak sukar larut dalam etanol,
kloroform dan ether(FI IV tahun 1995).
a. Bentuk : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa
pahit, stabil di udara.
b. Tahan pemanasan
c. Mudah terbasahi
d. TL : 270° - 274℃
e. BJ : 1,21 – 1,23 g/cm3
2. Karakteristik Kimia
a. Stabil pada suhu 230C – 250C
b. pH larutan = 4,3-4,7 (USP30 NF25,p. 3323)

E. PEMILIHAN BAHAN TAMBAHAN


BAHAN ALASAN
NO FUNGSI KADAR KARAKTERISTIK
TAMBAHAN
1. Gom Arab Suspending 5 – 10% Butir serbuk Mudah
Agent (HPE ed. 6 bulat/bulat telur, larut
hal. 1) warna putih sampai dalam air,
putih kekuningan, bahan
tembus cahaya, amat tidak
rapuh, tidak berbau, bersifat
rasa tawar seperti toksik.
lendir. Kelarutan :
larut dalam
Gliserin(1:20), dalam
air(1:2,7), praktis
tidak larut dalam
etanol 95%. pH 4,5-
5,0(5% b/v larut air)
(Martindale ed 6, hal.
1)
2. Sukrosa Pemanis/cori 67% (HPE Kristal tidak Mudah
gen saporis Ed. 6 hal berwarna, massa larut
703) hablur atau balok, atau dalam air,
dipakai seperti serbuk hablur, mudah
30% tidak berbau dan didapat.
rasanya manis. Sukrosa
Densitas 1,6 g/cm3 . memiliki
pKa 12,62. Titik lebur rasa
160 - 168℃. manis
Kelarutan dengan sehingga
kloroform praktis mampu
tidak larut, dengan menutupi
etanol 1:400 dengan rasa pahit
propan-2-ol 1:400, dari
dengan air 1:0,5 dan sediaan.
1:0,2 pada
100℃ (HPE Ed. 6, hal
703).
3. Na. Benzoat Pengawet 0,002- Sodium benzoate Berupa
0,5% (HPE berbentu kristal hablur garam(Na
Ed. 6 hal. berwarna putih, . Benzoat)
549) serbuknya agak sehingga
higroskopi, tidak mudah
berbau atau dengan larut
bau benzoin, rasanya dalam air,
tidak manis, kelarutan memiliki
1:75 etanol 95% 1:50 kemampu
etanol 90%, 1:1,8 an
dalam air, 1:1,4 pada sebagai
1000C. pH 8. Densitas bekteriost
1,494-1,527 gram/cm3 atik dan
(HPE Ed. 6 hal. 549) antifungi.

4. Oleum Pengaroma Cairan, tidak berwarna Menimbu


Menthae / kuning pucat / lkan
kuning kehijauan, bau perasaan
aromatik, rasa pedas menyejuk
dan hangat, kemudian kan
dingin. Kelarutan : 1:4 pasien
dalam etanol 70% (FI karena
III, hal. 458) aromanya
yang
segar.

5. Klorofil Pewarna - Cairan berwarna hijau Sebagai


hijau penyesuai
an aroma
oleh OMP

6. Aquadest Pelarut - Cairan jernih, tidak Mudah


berwarna, tidak didapat.
berbau, tidak
mempunyai rasa (FI
III hal. 96)

F. FORMULASI SEDIAAN
Pemilihan Bahan Tambahan

RENTANG % YANG
NO NAMA BAHAN KEGUNAAN DIPILIH
PEMAKAIAN

1. PGA Suspending Agent 5 - 10% 7%

2. OMP Pengaroma - 0,1%

3. Sukrosa Perasa 67% 15%


4. Na. Benzoat Pengawet 0,02 – 0,5% 0,2%

5. Aquadest Pelarut Ad 100% 76,5%

6. Chlorofil Pewarna Hijau - 0,2%

NAMA 1 SENDOK 3 BOTOL


NO 1 BOTOL (60ml) (3X60ml)
BAHAN KECIL (5ml)

1. Teofilin 0,05 0,05 x 12 = 0,6 0,6 x 3 = 1,8

2. PGA 0,35 0,35 x 12 = 4,2 4,2 x 3 = 12,6

3. OMP 0,005 0,005 x 12 = 0,06 0,06 x 3 = 0,18

4. Sukrosa 0,75 0,75 x 12 = 9 9 x 3 = 27

5. Na. Benzoat 0,01 0,01 x 12 = 0,12 0,12 x 3 = 0,36

6. Aquadest 0,01 0,01 x 12 = 0,12 0,12 x 3 = 0,36

7. Chlorofil 3,825 3,825 x 12 = 45,9 45,9 x 3 = 137,7

G. RANCANGAN CARA PEMBUATAN


1. Menyiapkan seluruh alat yang digunakan.
2. Menimbang Teofilin dan bahan tambahan yang digunakan.
3. Menara botol 60 ml.
4. Teofilin sebanyak 1,8 gram dimasukkan ke dalam mortir.
5. Menambahkan PGA sebanyak 18,9 ml, digerus ad terbentuk mucilago.
6. Mengambil Na. Benzoat sebanyak 0,36 gram, dimasukkan ke dalam beaker glass.
7. Menambahkan air secukupnya untuk melarutkan Na. Benzoat, aduk ad homogen.
8. Menambahkan air secukupnya untuk melarutkan Na. Banzoat, aduk ad larut
homogen.
9. Memasukkan campuran Na. Benzoat ke dalam mucilago teofilin, gerus ad
homogen.
10. Menimbang sukrosa sebanyak 27 gram, dimasukkan ke dalam mortir, gerus ad
halus.
11. Menambahkan air secukupnya untuk melarutkan sukrosa dalam mortir, digerus ad
homogen.
12. Memasukkan campuran syrup simplex dalam campuran mucilago, digerus ad
homogen.
13. Memasukkan semua campuran ke dalam botol.
14. Tambahkan klorofil sebanyak 0,36 gram, aqua metae pip sebanyak 0,18 gram, ke
dalam botol.
15. Menambahkan aquadest ad 60 ml.
BAB III

EVALUASI DAN HASIL SEDIAAN

1. Organoleptis
Mencakup : a. Konsistensi sediaan
a. Bau sediaan
b. Warna sediaan
Alat : secara visual dengan panca indera
Cara kerja : a) Menggunakan subjek/responden (dengan kriteria tertentu).
b) Menetapkan kriteria pengujian.
c) Menghitung presentasi kriteria.
d) Mengambil keputusan.
Hasil :
No Kriteria Hasil

1 Konsistensi Tidak terlalu kental

2 Warna Sediaan Hijau

3 Bentuk Sediaan Cair

4 Rasa Sediaan Mint

2. Penentuan pH Sediaan
Alat : pH universal
Cara kerja : a) Menimbang 5 g sediaan (5 ml).
b) Mengambil pH universal.
c) Ph universal dimasukkan dalam sediaan, di tunggu sebentar.
d) Ukur pH sediaan.
Hasil :
Replikasi pH Hasil

Replikasi 1 4,8

3. Viskositas
Alat : Viskometer
Cara kerja : a) Masukkan alat uji dalam wadah viscometer.
b) Pasang alat pemutar viscometer.
c) Letakkan wadah viscometer di tengah alat.
d) Usahakan alat pemutar “mengembang” di dalam wadah
viscometer sehingga bagian bawah alat tidak menyentuh
permukaan wadah dan bagian atas alat sudah terendam
seluruhnya.
e) Tekan tombol “on” kemudian membaca skala yang ditunjuk.

Hasil : Sediaan memiliki viskositas sebesar < 50 MPas

4. Berat Jenis
Alat : Piknometer
Cara kerja :
1. Piknometer dibersihkan dengan dibilas aquadest ,keringkan kemudiaan
dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer setelah menunjukan
bobot alir baru dididihkan pada suhu 700C
2. Piknometer kosong ditimbang pada timbangan analitik
3. Kemudiaan piknometer diisi dengan air terisi jenuh dan ditimbang beserta
isinya
4. Membuang air dari dalam piknometer, Kemudiaan isi piknometer sediaan
Prosedur :
 Bersihkan piknometer, bilas dengan aquadest, keringkan kemudian
isi piknometer dengan larutan sirup dan timbang
 Timbang (p)Cairan dalam (P) sediaan ( Farmakope Indonesia edisi
IV, 1030)

Hasil :
Bobot piknometer kosong : 19,52 g
Bobot piknometer + aquadest : 44,68 g
Bobot piknometer + sediaan : 47,05 g

Bobot piknometer + aquadest : 44,68 g


Bobot piknometer kosong : 19,52 g _
Bobot aquadest : 25,16 g

Bobot piknometer + sediaan : 47,05 g


Bobot piknometer kosong : 19,52 g _
Bobot sediaan : 27,53 g

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑖𝑟 (𝑔)


Volume piknometer : 𝑔
𝜌 𝑎𝑖𝑟 ( )
𝑚𝑙

25,16 𝑔
: 𝑔
1( )
𝑚𝑙

: 25,16 ml

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛(𝑔)
Bobot jenis zat :
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟(𝑚𝑙)
27,53 (𝑔)
: 25,16 (𝑚𝑙)

: 1,09 g/ml
5. Uji Sedimentasi
Alat : Gelas ukur tertutup
Cara kerja :
1. Memasukkan 100 ml sediaan ke dalam gelas ukur bertutup.
2. Amati volume pengendapan yang terjadi.
3. Lakukan pengamatan 7 hari.
4. Mengukur volume sedimentasi dengan rumus
𝑉𝑢(𝑣𝑜𝑙. 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖)
𝐹=
𝑉0 (𝑣𝑜𝑙. 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖)
2,6 𝑚𝑙
=
0,0 𝑚𝑙
= 0,0 ml

Volume awal sedimentasi 0,0 ml


Tabel sedimentasi

Waktu (hari) Volume sedimentasi

1 hari 0,0 ml

2 hari 0,0 ml

3 hari 0,0 ml

4 hari 0,0 ml

5 hari 0,0 ml

6 hari 2,6 ml

7 hari 2,6 ml
BAB IV

PEMBAHASAN

Praktikum kali ini,kami melakukan pembuatan sediaan suspensi dengan bahan


aktif teofilin. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak
larut, yang terdispersi dalam fase cair (FI III, 1987). Suspensi menurut USP XXVII,
suspensi oral adalah sediaan cair yang menggunakan partikel-partikel padat
terdispersi dalam suatu cairan pembawa cair atau flavouring agent yang cocok untuk
pemakaian oral.

Suspensi umumnya merupakan obat mempunyai berbagai macam bentuk.


Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Zat yang tidak
stabil jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul ada juga
dalam sediaan emulsi. Semua sediaan diformulasikan khusus demi tercapainya efek
terapi yang diinginkan.

Beberapa alasan pembuatan suspense, salah satunya adalah karena obat-obat


tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tapi stabil bila disuspensi.
Dalam hal seperti ini suspensi menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi
dengan cairan. Pasien pada umumnya memilih sediaan bentuk cair karena lebih
disukai daripada bentuk padat (tabel atau kapsul dari obat yang sama), karena
mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian lebih
mudah serta lebih mudah untuk pemberian dosis yang relatif sangat besar, aman,
mudah diberikan untuk anak-anak, juga mudah diatur penyesuaian dosisnya.

Kestabilan suatu suspensi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan viskositas


medium dispersi, mengecilkan ukuran partikel terdispersi, dan mengurangi perbedaan
berat jenis partikel dan medium dispersi dapat dilakukan dengan meningkatkan
densitas cairan dengan menambahkan poliol (gliserin).
Pembuatan sediaan suspensi, zat aktif yang digunakan adalah teofilin.Teofilin
berfungsi untuk menstimulasi SSP dan pernapasan, serta kerjanya diuretic lemah dan
singkat. Kafein juga memiliki semua khasiat ini walaupun lebih lemah, kecuali efek
stimulasi sentralnya yang lebih kuat. Teofilin memiliki efek farmakologi yaitu
pencegahan dan pengobatan asma bronkial,asma bronkitis,kardial dan efisema paru
(ISO Farmakoterapi, 456). Efek samping meliputi mual, muntah, ruam kulit dan lain-
lain.

Teofilin memiliki kelarutan sukar larut dalam air, mudah larut dalam air
panas, dan larut dalam alkali hidroksida (FI IV, 1995). Alasan teofilin dapat
diabsorpsi dengan baik dalam bentuk dosis oral, pendistribusian luas dalam tubuh.
Teofilin memiliki aktivitas peningkatan kapasitas vital (sebagai bronkodilator) untuk
penyakit asma. Dari sifat kelarutan teofilin dibuat sediaan suspensi untuk
meningkatkan kelarutan. Penggunaan dosis lazim untuk 1 x pakai 200 mg dengan
dosis maksimal 500 mg, Dosis kekuatan Teofilin yang diformulasikan sebesar 50
mg/5ml. Penentuan dosis disesuaikan antara umur 1- 15 tahun dengan berat badan
yang berbeda.

Bahan dalam formulasi suspensi yang digunakan selain bahan aktif teofilin,
digunakan bahan exipient berupa suspending agent (PGA), pengaroma (OMP), perasa
(sukrosa ), Na benzoat sebagai pengawet, dan pewarna (Klorofil). Alasan pemilihan
bahan suspending agent PGA yaitu memilki sifat larut dalam air dan tidak toksik,
sukrosa yaitu memiliki kelarutan dalam air, dan dapat membantu kerja suspending
agent, Oleum Mentae Pip yaitu menimbulkan perasa sejuk karena sediaan suspensi
teofilin ini digunakan untuk penyakit asma sehingga diharapkan dapat membantu
melegakan bronkus, dan Klorofil sebagai zat pewarna yang sesuai dengan
pengaroma OMP.

Pembuatan sediaan teofilin ini pertama dengan penyiapan semua bahan,


menimbang teofilin sabanyak 1,8 ml diamasukan kedalam mortir selanjutnya
ditambahakan PGA pada konsentrasi 7%, seanayak 12,6 di mixer. Membuat
mucilago dengan air pebandingan (1:1,5) bagian dari PGA lau di mixer ad terbentuk
mucilago. Natrium banzoat dilarutkan dengan air 2 x berat Na.benzoat karena ketika
dilarutkan dengan 1,5 ml air tidak larut dengan jumlah air yang terlalu sedikit.
Mucilago Teofilin dicampurkan na.benzoat. Sukrosa dimasukkan dalam mortir di
mixer kembali (yang sudah dilarutkan dengan air).kemudiaan campuran mucilago
ditambahkan klorofil dan OMP kemudiaan di mixer kembali.

Spesifiksasi sediaan suspensi pada kadar bahan aktif ± 1%, pH sediaan


berdasarkan sumber yaitu 4,5-4,7, bau rasa mint, bersifat stabil dengan dosis
50mg/5ml.

Uji evaluasi sediaan suspensi teofilin seperti Uji organoleptis, pH sediaan,


Penentuan berat jenis, Homogenitas, Viskositas, Sedimentasi. Uji Organoleptis
dilakukan dengan visual dengan panca indra penilaian yang dilakukan yaitu meliputi
bau (Mint), rasa (mint), warna sediaan (hijau). Penentuan pH sediaan dilakukan
dengan pH meter caranya dengan mencelupkan pH meter pada sediaan, dicelupkan
dengan tanda on lampu akan menyala dan terhitung nilai sebesar pH 4,8. Penentuan
berat jenis dengan alat picnometer caranya mengisi picnometer dengan air ditimbang
lalu, isi dikeluarkan dimasuki sediaan ditimbang lagi dikeluaran, bobot picnometer
dengan air dikurangi picnometer kosong, lalu ditemulan nilai bobot air 25,16 gram,
bobot picnometer sediaan dikurangi bobot picnometer kosong didapatkan hasil 27,53
gram. Volume picnometer dari bobot air dibagi massa jenis air didapatkan volume
piknometer 25,16 gram. Bobot jenis zat didapat dari bobot sediaan dibagi dengan
volume piknometer dihasilkan 1,09 gram/ml. Uji homogenitas sediaan didapat hasil
sediaan homogen. Uji viskositas dilakukan dengan alat RT-Vt 04 hasilnya sediaan
memiliki viskositas sebesar < 50 MPas. Uji sedimentasi didapatkan hasil pengamatan
sampai 7 hari, pada hari terakhir terdapat endapan tipis setinggi 2,6 ml.

Sediaan suspensi teofilin ini saat disimpulkan bahawa sediaan suspensi teofilin
dari uji evaluasi sediaan terbentuk 2 lapisan dimana terdapat lapisan yang mengendap
dibagian bawahnya sedangkan sediaan tampak bening tidak sesuai dengan sediaan
suspensi biasanya. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakstabilan sediaan, kecepatan
yang tinggi saat mixing dan terlalu lama sehingga sistem suspensi rusak dan tidak
begitu bagus.

Anda mungkin juga menyukai