Kelompok 1
2. Yolanda Pertiwi
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
I. Tujuan
II. Prinsip
2.1 Kolorimetri
2.2 Adsorpsi
2.3 Partisi
Ket : A = absorbansi
` a = molar absorptivity dalam L/(mole)(cm)
III. Reaksi
Bobot jenis suatu zat adalah perbandignan antara bobot zat dan
volume pada suhu tertenut sedangkan rapat jenis adalah perbandignan antara
bobot jenis suatu zat dengan bobot jenis air pada suhu tertentu. Beberapa alat
untuk mengukurnya yaitu piknometer, nercara air,ndan neraca Reimann
(Martin,1990).
5.1 Alat
5.2 Bahan
VI. Prosedur
Pada praktikum yang telah dilaksanakan, Hal pertama yang dilakukan
adalah dibuatnya larutan uji ekstrak dengan ditimbangnya ekstrak sebanyak 1
gram, lalu dilarutakan ekstrak kedalam 25 ml larutan etanol 95%. Campuran
dari ekstrak dan etanol kemudian di masukan kedalam tabung sentrifugasi,
lalu di sentrifugasi selama 3 jam dengan kecepatan 200 rpm. Setelah
disentrifugasi
diambil bagian supernatan dari sampel yang kemdian ditambahkan etanol
hingga 25 ml .
Langkah kedua adalah dibuatnya larutan stock kuersetin. Larutan baku
kuestein di buat dengan ditimbangnya kuersetin dan dilarutkan kuersetin
kedalam etanol 97%, Hasil akhirnya didapatkan larutan baku kersetin
sebanyak 1000 ppm.
Langkah ketiga adalah pembuatan kurva baku. Hal yang dilakukan
dalam pembuatan kurba baku adalah dibuatnya larutan kersetin dalam etanol
dalam berbagai konsentrasi yaitu 40,60,80,100,120 μg/mL ( ppm),Kemudian
dari setiap konsentrasi diambil 0,5 ml dan dicampur dengan 1,5 ml etanol
95% : 0,1 ml Aluminium Klorida 10%:0,1 ml Natrium Asetat : dan 2,8 ml
Aquadest. Lalu campuran tersebut diinkubasi pada suhu kamar selama 30
menit.Serapan diukur dalam spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang maksimun yaitu 429 nm dan dibuat kurva baku standar sesuai
dengan pengamatan.
Langkah Keempat adalah pengujian kuantitaif kadungan kersetin dalam
ekstrak. Langkah awal pada pengujian ini adalah diambilnya larutan sampel
dalam etanol sebanayk 0,5 kemudian ditambahkan dengan 1,5 ml etanol 95%
: 0,1 ml Aluminium Klorida 10%:0, 1ml Natrium Asetat : dan 2,8 ml
Aquadest. Campuran tersebut diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar.
Selanjutnya serapan diukur dengan sektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang maksimun 429 nm . Jumlah Flavonoid diukur dengan metode
kolorimetri aluminium Klorida.
Selanjutnya dilakukan penentuan flavonoid dari larutan uji ekstrak
secara kualitatif dengan mengunaan metode Kromatografi Lapis Tipis.
Pertama-tama larutan ekstrak dan arutan aku berupa kuersetin, Asam Galat
dan Rutin ditotolkan masing-masing 1 cm diatas Plat Silica gel. Setelah itu
Plat dimasukan kedalam Chamber yang berisi eluen berupa 40 ml N-Butanol :
10 ml Asam Asetat: 50 ml Air (4:1:5) yang terlebih dahulu sudah dijenuhkan.
Kemudian plat dikeringkan dan diamati dibawah sinar UV 254 nm. Nilai Rf
sampel dihitung dan dibandingkan dengan Rf Standar .
VII. Data Pengamatan
No. Perlakuan Hasil
Pembuatan Ekstrak Etanol
1. Menimbang 1 g simplisia dan Didapatkan larutan ekstrak simplisia
melarutkan ke dalam 25 ml etanol
2. Mengocok dengan magnetic Didapatkan ekstrak yang memisah
stirrer selama 8 jam dari pelarutnya
3. Menyaring campuran dan Didapatkan filtra ekstrak dengan
mengambil filtratnya dan volume 25 ml
menambah etanol 95% hingga 25
ml
Pembuatan Kurva Kalibrasi
1. Membuat larutan kuersertin Didapatkan larutan kuerserin dengan
dengan konsentrasi 40, 60, 80, konsentrasi 40, 60, 80, 100, dan 120
100, dan 120 µg µg
2. Mengambil 0.5 ml dari masing- Diapatkan campuran yang akan
masing konsentrasi dan diinkubasi.
menambahkan 1.5 ml etanol 95%;
0.1 ml AlCl3 10%; 0.1 ml natrium
asetat I M, dan 2.8 ml aquadest
3. Inkubasi pada suhu kamar selama Didapatkan larutan yang sudah di
30 menit. Amati serapannya pada inkubasi dan serapannya telah
348 nm teramati
Penentuan Jumlah Flavonoid
1. 0.5 ml larutan ekstrak Didapatkan kadar flavonoid sebesar
diperlakukan sama seperti 0.108 %
apdabaku kuersertin dan hitung
kadar flavonoidnya
Pengujian kualitatif kandungan
kuersetin dalam ekstrak
1. Menotolkan larutan ekstrak dan Didapatkan KLT yang telah
baku kuersertin masing-masing 1 ditotolkan ekstrak
cm di atas plat KLT
2. Mengembangkan plat dalam Fase gerak telah didapatkan dengan
chamber yang mengandung 200 perbandingan 4:1:5 antara campuran
ml campuran n-butanol, asam n-butanol, asam asetat, dan air
asetat, dan air (4:1:5).
3. Mengeringkan plat, amati di Plat telah teramati
bawah sinar UV
4. Menghitung Rf sampel dan Didapatkan harga Rf sebesar 0.25
membandingkan dengan yang
standar
10
𝑥
100 = 100 𝑚𝑙
X = 1 gram
𝑚 1
1= =
82,03 10
M = 820,3 gram
120 ppm
1000 .V1 = 120. 10
V = 1,2 ml
100 ppm
120 .V1 = 100. 10
V = 8,33 ml
80 ppm
100 .V1 = 80. 10
V = 8 ml
60 ppm
80 .V1 = 60. 10
V = 7,5 ml
40 ppm
60 .V1 = 40. 10
V = 6,67ml
8.4 Pembuatan kurva baku Kuersetin
Sampel I
Y = 0,0076 x – 0,0432
0,405 = 0,0076 x – 0,0432
0,405+ 0,0432 = 0,0076 x
0,4482 = 0,0076 x
0,4482
X= = 58,97 ppm
0,0076
Sampel II
Y = 0,0076 x – 0,0432
0,471 = 0,0076 x – 0,0432
0,471+ 0,0432 = 0,0076 x
0,5142 = 0,0076 x
0,5412
X= = 71,21 ppm
0,0076
Sampel III
Y = 0,0076 x – 0,0432
0,226 = 0,0076 x – 0,0432
0,226+ 0,0432 = 0,0076 x
0,2692 = 0,0076 x
0,2692
X= = 35,42 ppm
0,0076
Rata-Rata = 58,97+71,21+35,42
= 55,2 ppm
3
𝐶 𝑥 𝑉 𝑋 𝑃 𝑋 10−6 𝑋 100 %
F=
𝑚
55,2 𝑥 25 𝑥 1 𝑥 10−6 𝑥 100%
F= 1,2772 = 0,108%
8.7 Perhitungan Rf
Rf Pembanding
Rutin = 4,6
= 0,767
6
0
Asam Galat = = 0
6
Kuersetin = 5,7
= 0,95
6
Rf Sampel
Di samping hal itu, hasil dari metode KLT juga sudah tercantum
dalam Farmakope Herbal Indonesia sehingga dapat dijadikan acuan
bagaimana seharusnya hasil yang baik dari ekstrak daun jambu biji yang
memiliki kuersetin. Perbedaan nilai Rf berhubungan dengan kesukaan.
Senyawa polar akan lebih suka bersama dengan yang polar. Begitu pula
sebaliknya, senyawa nonpolar lebih suka bersama dengan yang nonpolar.
Silika gel bersifat polar. Eluen yang digunakan pada KLT yang dilakukan
juga bersifat polar. Tetapi tingkat kepolaran keduanya berbeda. Silika gel
memiliki tingkat kepolaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan eluen yang
merupakan campuran n- butanol, asam asetat, dan air. Oleh karena itu,
semakin polar suatu senyawa maka nilai Rfnya akan semakin kecil. Hal
tersebut dikarenakan kepolaran sampel yang mendekati tingkat kepolaran dari
fasa diam sehingga sampel lebih suka berada bersama dengan fasa diam dan
sulit mengikuti fasa gerak untuk bergerak.
X. Kesimpulan
Kadar flavonoid ekstrak total telah diperiksa, yaitu sebesar 0.108 %. Hal
ini tidak sesuai dengan literatur yang seaharusnya kurang dari 1.4 %.
Kemudian harga Rf juga berhasil diidentifikasi. Yaitu sebesar 1.4 %
DAFTAR PUSTAKA
Adeeyinwo, C.E., Okorie, N.N., dan Idowu, G.O. (2013). Basic Calibration of
UV/Visible Spectrophotometer. International Journal of Science and
Technology. 2(3): 247-251
Ani,I dan Kelik .2006. Karakterisasi Daun Kembang Sungsang (Glosia Superba
L.) dari Aspek Fisikokimia. Media Litbang Kesehatan. Vol 16. No 4.
Azizah, Dyah Nur, dkk. 2014. Penetapan Kadar Flavonoid Metode AlCl3 pada
Ekstrak Metanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Kartika Jurnal
Ilmiah Farmasi, 2 (2), 45-49 ISSN 2354-6565.
Basset., et al. 1991. Buku Ajar Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta :
EGC.
Chang, C., Yang. M., Wen, H & Chern, J., 2002, Estimation ofTotal Flavonoid
Content in Propolis by Two Complementary Colorimetric Methods,
Journal of Food and Drug Analysis, 10(3): 178-182.