Oleh:
Tim
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Buku Petunjuk Praktikum Biokimia ini ditunjukan bagi mahasiswa jenjang S-1 program
studi Kimia dan Pendidikan Kimia di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
Tujuan penulisan buku ini adalah sebagai penunjang dalam rangka meningkatkan pemahaman
materi perkuliahan biokimia. Dalam petunjuk praktikum ini, disamping latihan percobaan
juga diberikan latar belakang yang mendasari setiap percobaan. Petunjuk Praktikum Biokimia
ini berisi percobaan tentang protein, karbohidrat, lipida, vitamin, enzim, dan isolasi DNA.
Ucapan banyak terima kasih kami sampaikan kepada Ketua Jurusan Kimia FMIPA-
UNESA dan Dekan FMIPA-UNESA yang telah memfasilitasi terbitnya buku ini. Semoga
buku petunjuk praktikum ini bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran Biokimia.
Kritik dan saran untuk penyempurnaan buku ini kami nantikan dengan senang hati.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Tujuan
Menentukan kadar protein yang ada pada sampel dengan menggunakan cara Biuret.
Teori
Metode Biuret merupakan salah satu cara yang terbaik untuk menentukan kadar protein
dalam suatu larutan. Dalam larutan basa, Cu2+ membentuk kompleks dengan ikatan peptida
suatu protein sehingga menghasilkan warna ungu dengan absorbansi maksimal pada 540 nm.
Absorbansi ini berbanding lurus dengan konsentrasi protein dan tidak tergantung jenis protein
karena seluruh protein pada dasarnya mempunyai jumlah ikatan peptida yang sama per satuan
berat. Hal-hal yang dapat mengganggu reaksi ini adalah adanya urea (mengandung gugus –
CO-NH-) dan gula pereduksi yang bereaksi dengan Cu2+.
Cara Kerja
Persiapan sampel
- Sampel harus berupa cairan, jika berbentuk padatan maka harus dihancurkan dahulu
dengan “waring blender” dan ditambahkan air. Hancuran yang diperoleh disaring lalu
disentrifuge. Supernatant didekantasi untuk digunakan selanjutnya. Protein yang terukur
Pembuatan standar
Ambil 5 tabung reaksi kemudian isi dengan 1 mL larutan standar protein dengan kadar
1 mg, 2 mg, 3 mg, 4 mg dan 5 mg per mL protein.
Tambahkan 5 mL reagen Biuret kedalam masing-masing tabung dan kocoklah.
Inkubasikan tabung reaksi tersebut pada suhu 37 ˚C selama 10 menit, atau pada suhu
kamar selama 30 menit sampai terbentuk warna ungu yang stabil/ sempurna.
Ukur absorbansi masing-masing larutan pada tabung reaksi, pada panjang gelombang
540 nm dengan alat spektronik 20.
Tujuan
Menentukan kadar glukosa dalam darah
Teori
Glukosa darah akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana basa, yang hasil reduksinya akan
bereaksi dengan arseno molibdat menghasilkan warna biru. Larutan ini diukur absorbansi
absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yaitu 660 nm. Dengan menggunakan
Lambert-Beer menyatakan:
A = k × c× l
Dimana :
JURUSAN KIMIA FMIPA-UNESA
5
A : absorbansi (serapan cahaya)
k : koefisien ekstinksi molar larutan
l : tebal kuvet
c : konsentrasi sampel
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, serapan cahaya berbanding lurus dengan konsentrasi.
Konsentrasi glukosa darah merupakan faktor yang sangat penting untuk kelancaran
kerja tubuh. Kadar normal glukosa dalam darah adalah 70-0 mg/100 mL. Keadaan dimana
kadar glukosa berada dibawah 70-90 mg/ 100 mL disebut hipoglisemia, sedangkan diatas 90
mg/ 100 mL disebut hiperglisemia.
Cara Kerja
Deproteinasi Filtrat Darah
- Ambil 1 mL sampel darah, masukkan kedalam tabung sentrifuge yang telah berisi 3 mL
akuades dan 1 mL asam oksalat, campurkan dengan baik (dengan pengaduk).
- Kedalam tabung tersebut tambahkan 1 mL Ba(OH)2 0,3 N, aduk baik-baik hingga merata
- Tambahkan lagi 2 mL ZnSO4.7H2O 5%, campurkan dengan baik
- Tambahkan 2 mL (NH4)2SO4 0,5 N, diaduk
- Didiamkan selama 15 menit.
- Sentrifuge selama 15 menit pada kecepatan 3500 rpm
- Lakukan dekantasi dan filtratnya merupakan filtrat darah bebas protein (berapa kali
pengenceran dalam cara ini diperhitungkan dalam perhitungan)
- Filtrat diambil sebanyak 1 mL kemudian dilakukan uji Biuret pada filtrat yang dihasilkan
Larutan Blanko
- Pipet 1,0 mL akuades, masukkan kedalam tabung reaksi, tambakan 3 mL pereaksi Cu
alkalis
- Masukkan kedalam air mendidih selama 15 menit, kemudian masukkan kedalam air dingin
selama 10 menit
- Tambahkan 3 tetes pereaksi arsenomolibdat, aduk dengan baik sampai merata
- Baca absorbansinya dengan alat spektronik 20 pada panjang gelombang 660 nm.
Tugas
1. Tentukan kadar glukosa darah dalam mg glukosa/ 100 mL darah!
2. Apa fungsi proses pendidihan pada percobaan diatas?
3. Jelaskan peranan hormon insulin dalam proses pengaturan kadar glukosa!
ANALISIS VITAMIN C
JURUSAN KIMIA FMIPA-UNESA
7
Tujuan
Teori
Vitamin C, salah satu vitamin yang larut dalam air,dapat berbentuk L-asam askorbat
dan asam dehidroskorbat. Keduanya mempunyai keaktivan vitaminC. Vitamin C disintesis
secara alami baik dalam tanaman ataupun hewan. Vitamin C mudah teroksidasi, yang dapat
dipercepat dengan adanya panas, sinar, alkali, enzim oksidator serta katalis tembaga dan besi.
Vitamin C dapat terserap sangat cepat dari alat pencerna, masuk kedalam saluran
darah dan dibagikan keseluruh tubuh. Jeruk sebagai salah satu sumber vitamin C dengan
kandungan yang berbeda pada buah yang mentah dan sudah tua. Semakin tua buah semakin
berkurang kandungan vitamin C-nya.
Kadar (mg)
Kadar (%)
Cara Kerja
Titrasi pada Larutan Blanko
- Ambil 20 mL aquades dengan pipet dan masukkan kedalam Erlemeyer. Tambahkan
amilum 1% sebanyak 3 tetes.
- Kemudian titrasi dengan larutan standar iodium 0,01 N
Titrasi pada Larutan Sampel
Cara 1:
- Kupaslah buah dan timbanglah sebanyak 10 gram
- Hancurkan buah dengan mortar sampai diperoleh slurry. Masukkan kedalam labu ukur
100 mL dan tambahkan aquades sampai tanda batas (jangan lupa membilas mortar)
- Tunggulah selama 15 menit sambil kadang-kadang dikocok.
- Ambil 10 mL filtrate dengan pipet dan masukkan kedalam Erlemeyer. Tambahkan
amilum 1% sebanyak 3 tetes. Tambahkan 20 mL aquades.
- Kemudian titrasi dengan larutan standar iodium 0,01 N
Keterangan; 1 mL larurutan iodium 0,01N = 0,88 mg asam askorbat
Cara 2:
- Peras jeruk nipis, timbang sekitar 10 gram dan masukkan kedalam labu takar 100 mL
- Tambahkan aquades sampai tanda batas
- Tunggulah selama 15 menit sambil kadang-kadang dikocok dan saringlah
- Ambil 10 mL filtrate dengan pipet ukur, masukkan kedalam Erlemeyer. Tambahkan 3
tetes larutan amilum 1% dan 20 mL aquades
- Titrasi dengan larutan iodium 0,01 N
Keterangan: 1 mL larutan iodium 0,01 N = 0,88 mg asam askorbat
Tugas
1. Hitung kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel !
2. Gambarkan struktur vitamin C !
3. Sebutkan penyakit atau gejala yang tampak, yang disebabkan oleh defisiensi vitamin C !
4. Sebutkan bahan makanan yang mengandung vitamin C !
5. Sebutkan peranan penting vitamin C di dalam tubuh !
Tujuan
Menentukan asam amino yang terdapat dalam sampel dengan kromatografi kertas
Teori
Komponen asam amino dalam sampel dapat ditentukan dengan cara yang sederhana,
yaitu kromatografi kertas.pada kromatografi kertas, dibandingkan antara perpindahan zat yang
diselidiki dengan zat-zat standar yang diketahui. Dengan demikian zat yang diselidiki dapat
ditentukan. Oleh karena asam amino merupakan larutan yang tidak berwarna, maka
digunakan ninhidrin sebagai penampak noda.
Jika yang diselidiki adalah sampel yang mengandung protein yang merupakan polimer
asam amino, maka untuk menentukan komponennya dilakukan hidrolisis terlebih dahulu, baik
oleh asam, basa maupun enzim.
- Kertas kromatografi
- Labu pemisah
- Kaca kapiler
- Bejana/gelas kimia
- botol semprot
- oven
- asam asetat glacial
JURUSAN KIMIA FMIPA-UNESA
10
- n-butanol
- aquades
- larutan asam amino standar
- HCl pekat
- Larutan sampel
Cara Kerja
Tugas
Tujuan
Teori
Kecepatan reaksi enzim dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah suhu, pH,
konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pada konsentrasi substrat tertentu, penambahan
enzim dengan konsentrasi bertingkat akan meningkatkan jumlah kompleks ES sehingga
jumblah produk yang terbentuk juga meningkat.
Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu dan menunjukkan kerja maksimum pada pH
optimum. Diluar pH optimum aktivitas enzim akan terganggu.
Cara Kerja
Aquades 0,5 mL -
Aquades 6 mL 6 mL
- Segera baca absorbansinya (A) pada panjang gelombang 680 nm. Hitung selisih
absorbansinya (ΔA) antara tabung B (A pada t = 0 menit) dengan tabung U dari
tiap pH.
- Sebanyak 10 mL air liur diencerkan 10, 20, 30, 40 dan 50 kali dengan aquades.
- Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Tiapa pasang tabung berikan
tanda B untuk blanko dan U untuk uji.
- Pada masing-masing tabung masukkan larutan seperti dalam tabel berikut:
Aquades 0,5 mL -
Aquades 6 mL 6 mL
Tugas
Tujuan
Kajian Teori
Gelas kimia
Pipet ukur
Buret
Erlenmeyer
Minyak/lemak
Larutan asam asetat-kloroform (3:2)
Larutan jenuh KI jenuh
Na2S2O3 0,1 N
Larutan pati 1%
Larutan NaOH 0,1 N
Larutan baku oksalat 0,1 N
Indikator PP 1%
Etanol 96%
Cara Kerja
Sampel
a. Masukkan sebanyak 5 mL sampel (minyak/lemak) dalam erlenmeyer dan
tambahkan 30 mL larutan asam asetat-kloroform (3:2)
b. Goyangkan sampai bahan terlarut sempurna dan tambahkan 0,5 mL larutan KI
jenuh
Sampel
a. Bahan diaduk merata dan berada dalam keadaan cair pada waktu diambil
sampelnya. Masukkan sebanyak 6 mL sampel dalam erlenmeyer. Tambahkan
10 mL alkohol 96% dan 5 tetes indikator phenolphthalein (PP)
b. Titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH yang telah distandarisasi sampai warna
merah jambu tercapai dan tidak hilang selama 30 detik
c. Persen asam lemak bebas dinyatakan sebagai asam laurat untuk minyak kelapa,
asam palmitat untuk minyak kelapa sawit
d. Asam lemak bebas dinyatakan sebagai %FFA atau sebagai angka asam
TUGAS
1. Tuliskan semua reaksi yang menyertai uji asam lemak pada percobaan ini!
2. Sebutkan yang termasuk asam lemak essensial bagi tubuh. Mengapa asam arakidot
bukan merupakan asam lemak essensial?
3. Apa perbedaan asam lemak jenuh dan tak jenuh pada proses oksidasi?
4. Apa perbedaan antara minyak dan lemak ditinjau dari struktur molekulnya?
Tujuan
Mampu mengerjakan isolasi DNA sesuai prosedur, dengan sampel DNA diambil dari sel
epithelial mulut
Teori
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk
mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan. DNA terdapat di nukleus,
mitokondria, dan kloroplas. DNA memiliki struktur helix utas ganda, yang mengandung
komponen-komponen gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan pasangan basa. Satu sel
memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan akan diturunkan pada keturunannya.
DNA dapat diisolasi, baik pada manusia maupun tumbuhan. Isolasi DNA merupakan
langkah tepat untuk mempelajari DNA. Prinsipnya ada dua, yaitu :
a. Sentrifugasi
Cara Kerja
Pengumpulan sel-sel
- Ambil larutan sampel isotonik ±10 mL dan digunakan untuk berkumur selama 1
menit. Hasil berkumur ini jangan ditelan, tetapi ditampung di dalam beaker, yang
selanjutnya larutan tersebut akan digunakan sebagai sel epitel untuk diisolasi DNA
nya. Lakukan pengulangan dengan menggunakan larutan sampel air mineral dan
aquades.
Pemecahan sel (lisis sel) dan pencernaan protein
Tugas
1. Gambarkan struktur DNA!
2. Bagaimanakan cara menentukan jumlah DNA hasil isolasi tersebut menggunakan
spektrofotometer!
Larutkan 1,5 mg CuSO4. 5H2O dan 6 gram natrium kalium tartrat dengan sedikit air
kemudian tambahkan 300 mL NaOH 10% kocok dan larutan diencerkan sampai 1 L.
Larutan serum albumin murni/ kasein yang dibuat kadar 10 mg/mL. agar mudah alrut
ditambahkan beberapatetes larutan NaOH 3%
Sebanyak 1,5 gram garam Rochelle, 3 gram Na2CO anhidrat, 2 gram NaHCO3 dan 18
gram Na2SO4 anhidrat dilarutkan dengan aquades sampai volumenya 100 mL.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Rudiana dkk.. 1993. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: Unipress IKIP.
Hafiz Soewoto, dkk.. 2000. Penuntun Praktikum Biokimia. Widya Med.
Harrow, B., et. al.. 1960. Laboratory Manual of Biochemistry, 5th ed., New York: W. B.
Saunders Comp.
Iskandar, Yul. 1974. Biokimia Bagian I. Edisi 8. Jakarta: Yayasan Dharmagraha.
Koswara, Sutrisno. 1991. Penentuan Praktikum Dasar-Dasar Biokimia Pangan. Bogor: PAU
Pangan dan Gizi IPB.
Lehninger, Albert L.. 1990. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Terjemahan. Jakarta: Erlangga
Maryami, Tri, dkk.. 1994. Buku Petunjuk Praktikum Biokimia. Malang: Kimia FMIPA IKIP.
Setiadi, Rachmat. 1991. Petunjuk Percobaan Biokimia. Bandung: Kimia FMIPA IKIP
Sindumarta, M., dkk.. 1999. Petunjuk Praktikum Biokimia Dasar. Bandung: Kimia FMIPA
ITB.
Soedigdo, P.. 1980. Penuntun Praktikum Biokimia Dasar. Bandung: Kimia FMIPA ITB.
Staf Pengajar Biokimia. 1997. Penuntun Praktikum Biokimia. Malang: FMIPA Universitas
Brawijaya
Sudarmaji, Slamet, dkk.. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Warsito. 1985. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: Depdikbud IKIP.
Bagian Biokimia FMIPA ITS. 2008. Praktikum Biokimia. Surabaya: Jurusan Kimia, FMIPA,
ITS.
Bagian Biokimia Fakultas Teknik UBAYA. 2008. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya:
UBAYA.
Harrow, B., et, al., 1960. Laboratory Manual of Biochemistri, 5th ed., New York : W. B.
Saunders Comp.
James , Ceirwyn S. 1995. Analytical Chemistry of Foods. London : The Alden Press.
Koswara, Sutrisno. 1991. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Biokimia Pangan. Bogor. IPB
press.
Muchtadi, D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. IPB: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Dirjendikti PAU Pangan dan Gizi.
Staf Biokimia. 2008. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: Jurusan Kimia, FMIPA,
Universitas Airlangga.
Soewoto, Hafiz dkk., 2001. Biokimia: Eksperimen Laboratorium. Jakarta : Widya Medika.
Sudarmadji, Slamet, dkk.. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yokyakarta :
Liberty.
Tranggono dan Bambang Seetiaji 1989. Biokimia Pangan. Yokyakarta : UGM Press.
Yazid, Estien dan Nursanti L. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis.
Yokyakarta : ANDI
Yuanita L dan Agustuni R. 1997. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: Universitas Press
IKIP Surabaya.