Pendahuluan
Protein merupakan molekul fungsional yang terdiri dari satu atau lebih
polipeptida yang melipat atau menggulung hingga membentuk suatu
struktur tiga dimensi tertentu. Polipeptida sendiri merupakan
rangkaian dari beberapa asam amino.
Contoh : Antibody.
a. Protein sederhana
2) Globulin : Tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan encer garam.
3) Globin : Mengandung arginine dan triptofan dalam jumlah sama, mengandung histidin
tetapi tidak mengandung isoleusin.
4) Glutein : Tidak larut dalam larutan netral tapi larut dalam basa dan asam encer.
5) Prolamin : Banyak terdapat pada sayuran. Tidak larut dalam alkohol absolut
b. Protein kompleks
Protein memiliki sifat yang berbeda-beda bergantung pada jumlah asam aminonya. Protein dapat
dihidrolisis oleh asam, basa atau enzim tertentu dan menghasilkan campuran asam-asam amino.
Beberapa protein mudah larut dalam air, ada pula yang sukar larut. Namun, semua protein tidak dapat
larut dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, atau benzene.
Protein memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Denaturasi
Denaturasi adalah perubahan atau modifikasi pada struktur protein. Perubahan ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor seperti temperatur, tekanan pH, aliran listrik, dan bahan kimia
berupa urea, alkohol, dan sabun. Akibat dari denaturasi adalah penurunan aktivitas biologi dan
kelarutan, sehingga mudah mengendap.
2. Sifat Amfoter
Sifat amfoter menyebabkan protein dapat bereaksi dengan asam dan basa. Hal ini disebabkan
karena adanya gugus amino (-NH2) dan gugus karboksilat (-COOH) pada ujung- ujung rantainya.
Protein akan bereaksi dengan H+ jika larutan memiliki pH rendah atau bersifat asam sehingga
membuat protein bermuatan positif. Sebaliknya, protein akan bereaksi dengan OH - pada larutan
basa, sehingga membuat protein bermuatan negatif.
3. Pembentukan Ikatan Peptide
Ikatan peptida adalah ikatan antara satu asam amino dengan asam amino lainnya. Disebut
dipeptida jika senyawa tersebut dibentuk oleh dua molekul asam amino, tripeptide jika dibentuk
oleh tiga molekul dan polipeptida jika dibentuk oleh banyak molekul. Pembentukan ikatan ini
disebabkan karena adanya sifat amfoter dari protein.
Alat
➢ Gelas pengaduk
➢ Pipet tetes
➢ Gelas piala (250, 500 mL)
➢ Pipet ukur (5, 10 mL)
➢ Tabung reaksi 1 set
Bahan
➢ NaOH 40%
➢ Formaldehid encer
➢ CuSO4 0,01 N
➢ Asam Sulfosalisilat
➢ HNO3 pekat
➢ Indikator Klorfenol Merah
➢ Pb (CH3COO)2
➢ Indikator Bromkresol Hijau
➢ Naftol
➢ Larutan Protein
➢ Asam Cuka 1 N
➢ Serum encer
➢ H2SO4 pekat
➢ CH3COOH 2%
➢ ZnSO4 encer
➢ NaNO2
Langkah Kerja
1. Tes Biuret
1 mL larutan Aduk
protein
Hasil reaksi tidak selalu ungu, tergantung pada protein yang diperiksa, misalnya proteosa
atau albumosa, pepton, dan peptide memberikan warna merah muda, sedangkan gelatin
memberikan warna biru.
2. Tes Xantoprotein
Terbentuk
+ 1mL HNO3
endapan putih
yang sebagian
pekat
3mL larutan protein menjadi kuning
(1) (2)
Tabung (2) :
+ 4 tetes amonia
Dinginkan
Bagi jadi 2 tabung
3. Tes Belerang
Panaskan lagi
Ada endapan /larutan merah (tirosin)
5. Reaksi Hopkins-Cole
Terbentuk cincin ungu
Jika diguncangkan cincin + 1 mL Asam Sulfat
akan larut bercampur Melalu dinding tabung
menjadi ungu
a.
+ 3 mL larutan Terbentuk lapisan
protein melalui
putih
dinding tabung
3mL HNO3 pekat
b.
+ 2 tetes asam Panaskan 5
cuka 1N menit
5mL larutan protein
Tabung 2 :
Tabung 1 :
(1) (2) Lakukan tes Millon-Nasse
+ Akuades akan terbentuk Dinginkan
5-10 menit
larutan/endapan oranye
kemerahan
(Gugus Hidroksi-Fenil)
Bagi jadi 2 tabung
a. Pengendapan
Terbentuk endapan
+ 1 tetes Asam putih
Sulfosalisilat (Albumin/Globulin)
b. Penggumpalan (Koagulasi)
Diamkan 10
menit
+ 10 mL Akuades
(Bengkak ?)
Panaskan (Larut ?)
1 sendok kecil
gelatin Didapat larutan gelatin
b. Penjendalan
Gelatin Beku
Icebox
Larutan Gelatin (Dari
percobaan sebelum) Dinginkan 15-20 menit