Anda di halaman 1dari 7

BIOKIMIA : PROTEIN

Pendahuluan

Protein merupakan molekul fungsional yang terdiri dari satu atau lebih
polipeptida yang melipat atau menggulung hingga membentuk suatu
struktur tiga dimensi tertentu. Polipeptida sendiri merupakan
rangkaian dari beberapa asam amino.

Didalam tubuh terdapat 20 macam asam amino. Asam amino ini


dirangkai menjadi protein melalui proses translasi. Protein dimatangkan melalui proses pascatranslasi
seperti proteolysis selektif. Aktif atau tidaknya protein dipengaruhi oleh berbagai faktor pengatur seperti
suhu, pH, dan lain-lain. Setelah dibentuk, protein dapat “menua” melalui proses seperti oksidasi,
deaminasi, dan lain-lain. Selain menua, protein juga dapat mati ketika terjadi penguraian menjadi asam
amino penyusunnya.

Protein memiliki beberapa fungsi, yaitu;

1. Protein Enzymatic : Membantu kerja beberapa reaksi kimia.

Contoh : Enzim pada pencernaan.

2. Defensive Protein : Melindungi tubuh dari pathogen.

Contoh : Antibody.

3. Storage Protein : Menyimpan asam amino.

Contoh : Kasein (sumber utama asam amino untuk bayi mamalia).

4. Transport Protein : Alat transportasi untuk beberapa substansi.

Contoh : Hemoglobin (mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh tubuh).

5. Hormonal Protein : Koordinasi aktivitas organ.

Contoh : Hormon Insulin (memungkinkan jaringan dapat mengikat glukosa).

6. Reseptor Protein : Untuk merespon stimulus.

Contoh : Reseptor protein pada sel saraf.


7. Contractile and Motor Protein : Untuk bergerak.

Contoh : Protein aktin dan myosin pada otot.

8. Structural Protein : Sebagai zat pembentuk dan pendukung.

Contoh : Keratin (membentuk rambut). (Campbell, 2017)

Protein dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisinya, antara lain

a. Protein sederhana

1) Albumin : Protein larut dalam air dan larutan garam encer.

2) Globulin : Tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan encer garam.

3) Globin : Mengandung arginine dan triptofan dalam jumlah sama, mengandung histidin
tetapi tidak mengandung isoleusin.

4) Glutein : Tidak larut dalam larutan netral tapi larut dalam basa dan asam encer.

5) Prolamin : Banyak terdapat pada sayuran. Tidak larut dalam alkohol absolut

b. Protein kompleks

1) Fosfoprotein : Hidrolisisnya menghasilkan asam amino dan asam fosfat

2) Glikoprotein : Merupakan turunan karbohidrat.

3) Kromoprotein : Protein dengan gugus prostetik yang berpigmen.

Protein memiliki sifat yang berbeda-beda bergantung pada jumlah asam aminonya. Protein dapat
dihidrolisis oleh asam, basa atau enzim tertentu dan menghasilkan campuran asam-asam amino.
Beberapa protein mudah larut dalam air, ada pula yang sukar larut. Namun, semua protein tidak dapat
larut dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, atau benzene.
Protein memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Denaturasi
Denaturasi adalah perubahan atau modifikasi pada struktur protein. Perubahan ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor seperti temperatur, tekanan pH, aliran listrik, dan bahan kimia
berupa urea, alkohol, dan sabun. Akibat dari denaturasi adalah penurunan aktivitas biologi dan
kelarutan, sehingga mudah mengendap.
2. Sifat Amfoter
Sifat amfoter menyebabkan protein dapat bereaksi dengan asam dan basa. Hal ini disebabkan
karena adanya gugus amino (-NH2) dan gugus karboksilat (-COOH) pada ujung- ujung rantainya.
Protein akan bereaksi dengan H+ jika larutan memiliki pH rendah atau bersifat asam sehingga
membuat protein bermuatan positif. Sebaliknya, protein akan bereaksi dengan OH - pada larutan
basa, sehingga membuat protein bermuatan negatif.
3. Pembentukan Ikatan Peptide
Ikatan peptida adalah ikatan antara satu asam amino dengan asam amino lainnya. Disebut
dipeptida jika senyawa tersebut dibentuk oleh dua molekul asam amino, tripeptide jika dibentuk
oleh tiga molekul dan polipeptida jika dibentuk oleh banyak molekul. Pembentukan ikatan ini
disebabkan karena adanya sifat amfoter dari protein.
Alat

➢ Gelas ukur (10, 25 mL) ➢ Sendok sungu

➢ Gelas pengaduk
➢ Pipet tetes
➢ Gelas piala (250, 500 mL)
➢ Pipet ukur (5, 10 mL)
➢ Tabung reaksi 1 set

Bahan

➢ NaOH 40%
➢ Formaldehid encer
➢ CuSO4 0,01 N
➢ Asam Sulfosalisilat
➢ HNO3 pekat
➢ Indikator Klorfenol Merah
➢ Pb (CH3COO)2
➢ Indikator Bromkresol Hijau
➢ Naftol
➢ Larutan Protein
➢ Asam Cuka 1 N
➢ Serum encer
➢ H2SO4 pekat

➢ CH3COOH 2%

➢ ZnSO4 encer

➢ NaNO2

➢ Reagen Merkuri Sulfat

Langkah Kerja

A. Reaksi Pengendapan dan Reaksi Warna

1. Tes Biuret

+ 1mL NaOH 40%  + 3 tetes  Larutan


Sambil dikocok CuSO4  bewarna ungu

1 mL larutan Aduk
protein

Hasil reaksi tidak selalu ungu, tergantung pada protein yang diperiksa, misalnya proteosa
atau albumosa, pepton, dan peptide memberikan warna merah muda, sedangkan gelatin
memberikan warna biru.

2. Tes Xantoprotein

Terbentuk
+ 1mL HNO3
endapan putih
  yang sebagian
pekat
3mL larutan protein menjadi kuning

(1) (2)
Tabung (2) :

+ 4 tetes amonia 
Dinginkan
Bagi jadi 2 tabung

3. Tes Belerang

Panaskan supaya protein


+ 1mL NaOH 40%  terhidrolisis& belerang dari
protein menjadi NA2S
1mL larutan protein 
4. Reaksi Millon-Nasse

+ 2 mL Reagen Panaskan hingga terjadi


Merkuri Sulfat  endapan kuning

2mL larutan protein 

+ 1 tetes NaNO2 1% Dinginkan


  5-10 menit

Panaskan lagi

Ada endapan /larutan merah (tirosin)
5. Reaksi Hopkins-Cole

+ 1 tetes Formaldehid + 1 tetes Reagen


encer  Merkuri Sulfat 

1mL larutan protein Aduk


Terbentuk cincin ungu
Jika diguncangkan cincin + 1 mL Asam Sulfat
akan larut bercampur Melalu dinding tabung
menjadi ungu 

6.Pengendapan Logam Berat


Tabung 2 :
+ ZnSO4
+ 1 tetes ZnSO4  (1) (2)
 berlebih akan
encer membuat
Bagi jadi endapan larut
Muncul endapan
2mL larutan protein 2 tabung kembali
putih
7. Pengendapan Oleh Asam

a.
+ 3 mL larutan Terbentuk lapisan
protein melalui 
putih
dinding tabung
3mL HNO3 pekat

b.
+ 2 tetes asam Panaskan 5

cuka 1N menit
5mL larutan protein 
Tabung 2 :
Tabung 1 :
(1) (2) Lakukan tes Millon-Nasse
+ Akuades akan terbentuk Dinginkan
5-10 menit
larutan/endapan oranye

kemerahan
(Gugus Hidroksi-Fenil)
Bagi jadi 2 tabung

B. Sifat Berbagai Macam Protein

1. Albumin dan Globulin

a. Pengendapan

Terbentuk endapan
+ 1 tetes Asam putih
Sulfosalisilat  (Albumin/Globulin)

2mL Serum encer

b. Penggumpalan (Koagulasi)

+ 1 tetes Indikator + Asam Cuka 2%


 
Klorfenol Merah Sampai warna merah
muda hilang
2mL Serum encer Panaskan

+ Asam Terjadi gumpalan



Dinginkan putih
Cuka2% 
2. Kasein (Pengendapan) 5-10 menit
Endapan tidak larut
dalam asam encer
+ Asam Cuka 2%
+ 1 tetes Indikator Larutan Hijau =
 sampai larutan 
Bromkresol Hijau Kasein
berwarna hijau (pH
5mL Larutan 4,7)
Kasein Alkalis
3. Gelatin

a. Pembengkakan dan Kelarutan

Diamkan 10
menit
+ 10 mL Akuades
 (Bengkak ?) 

Panaskan (Larut ?)
1 sendok kecil
gelatin Didapat larutan gelatin

b. Penjendalan

 Gelatin Beku
Icebox 
Larutan Gelatin (Dari
percobaan sebelum) Dinginkan 15-20 menit

Anda mungkin juga menyukai