PENDAHULUAN
Kata protein sebenarnya berasal dari kata Yunani yang berarti pertama
yang paling penting, asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam
golongan makromolekul heterogen. Walaupun demikian semuanya merupakan
turunan dari polipeptida dengan berat molekul yang tinggi, secara kimia dapat
dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dengan berat
molekkul yang tinggi (Sumardjo,2008).
Sifat-sifat protein berbeda-beda saat berhidrolisis dengan air, beberapa
reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainya. Kelarutan protein akan
berkurang bila kedalaman larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik.
Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi,
sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk
menngikat air. Garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia
untuk molekul protein akan berkurang (Hamdan, 2007).
Protein merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks. Pada sel hidup,
protein mempunyai dua peran utama, yaitu peran katalitik dan mekanik. Peran
katalitik ditunjukkan oleh enzim, sedangkan peran mekanik ditunjukkan oleh
protein otot (Setiawati, 2010).
Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan
menyusun lebih dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makro
molekul, protein merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul
tinggi dan berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O
dan N serta unsur lainnya seperti S yang membentuk asam-asam amino (Patong,
dkk., 2012).
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang
sangat bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta.. Ada protein yang mudah
larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Dalam kehidupan
protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat
berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein berfungsi sebagai
biokatalis. (Poedjiadi, 2009).
BAB III
METODOLOGI
Albumin telur 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
Aquades 1 ml
HCl 10% 1 ml
NaOH 40% 1 ml
Kloroform 1 ml
Hasil:
Larut Larut Larut larut -
Larut/tidak larut
Albumin telur 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
NaCl 5% Berlebih
BaCl2 5% Berlebih
CaCl2 5% Berlebih
MgSO4 5% berlebih
(NH4)2SO4
berlebih
jenuh
Albumin telur 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
As.
10 tetes
Sulfosalisilat
CuSO4 5% 10 tetes
HgCl2 5% 10 tetes
Pb-asetat 10 tetes
Pada percobaan yang ke tiga menguji endapan protein dengan logam dan
asam organik, pertama kami menyediakan 3 tabung reaksi yang di dalamnya
terdapat 2 ml albumin telur dan selanjutnya pada tabung 1,2,3,4 dan 5 berturut-
turut ditambahkan 10 tetes larutan TCA 10% (tidak digunakan), Asam
Sulfosalisilat, CuSO4 5%, HgCl2 5%, dan Pb-asetat 5%. Lalu kami mengocoknya
dan mengamati perubahannya dan hasil yang kami dapat pada tabung 1 tidak
didapatkan dan dilakukan karena bahan TCA sudah habis, pada tabung ke-2 Asam
Sulfosalisilat terdapat endapan, pada tabung yang ke -3 CuSO4 5% tidak terdapat
endapan , tabung yang diteteskan HgCl2 5% hasilnya tidak terdapat endapan dan
yang terakhir Pb-asetat 5% ada endapan.
6.1 Kesimpulan
1. Daya larut protein di setiap larutan berbeda-beda tergantung dengan jenih
larutan dan konsentrasi larutan itu sendiri.
2. Ketika konsentrasi garam pelarut semakin tinggi maka garam tersebut
semakin efektif dalam mengendapkan protein.
3. Protein pada umunya tidak larut tehadap Asam Organik dan juga logam.
Dan juga megalami denaturasi.
6.2 Saran
Praktikan hendaknya lebih mendengarkan arahan ko-ass agar waktu saat
melakukan praktikum tidak terbuang sia-sia. Saat melakukan praktikum
hendaknya praktikan saling kondusif karena dengan jumlah praktikan yang
banyak dan pralatan praktikum yang terbatas praktikan lebih berhati-hati dengan
alat yang mudah pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi Hefni. 2008. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius (halaman : 207).
Hamdan Ali. 2007. Buku Biokimia Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo
Patong, A.R., dkk. 2012. Biokimia Dasar. Makassar : Lembah Harapan Press.
Poedjiadi, A., dan Supriyanti. 2009. Dasar-dasar Biokimia Jakarta : Universitas
Indonesia.