BIOKIMIA
ACARA V
UJI KUALITATIF PROTEIN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi sifat kimia protein melalui reaksi pengendapan dan reaksi perubahan
warna.
2. Waktu Praktikum
Senin, 20 November 2023
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Ruang C2.2, Laboratorium Kimia Lanjut, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram
B. LANDASAN TEORI
Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos yang berarti pertama atau yang
mendahului. Kata tersebut diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda Gerardus Mulder (1802-
1880). Dia berpendapat bahwa protein adalah zat terpenting dalam organisme apa pun.
Protein adalah rangkaian asam amino dengan ikatan peptida. Tiga perempat dari padatan
tubuh terdiri dari protein (otot, enzim, protein plasma, antibodi, hormon). Banyak protein
terdiri dari asosiasi kompleks dengan filamen kecil atau disebut protein berserat. Protein
berserat kolagen (tendon, tulang rawan, tulang), elastis (arteri), keratin (rambut, kuku) dan
aktin-miosin. Protein dapat bertindak sebagai bahan struktural karena seperti polimer lainnya,
protein memiliki rantai panjang dan juga dapat mengalami ikatan silang, dll. (Suprayitno dan
Sulistiyati., 2017)
Protein memainkan peran struktural dan fungsional yang penting dalam semua sel
hidup dan virus. Sebagian besar protein ini berbentuk enzim dan/atau subunit enzim. Dalam
kehidupan, protein memegang peranan penting, karena semua proses kimia dalam tubuh akan
berlangsung dengan baik dengan partisipasi enzim yang berperan sebagai katalis biologis.
Protein yang berfungsi mengangkut dan menyimpan molekul lain seperti oksigen, seperti
hemoglobin dalam sel darah merah, yang berperan sebagai pengikat oksigen dalam darah,
juga merupakan protein. Demikian pula zat yang berperan melawan bakteri atau penyakit
dan/atau berperan imunologis atau antigenik juga merupakan protein. Selain peranan tersebut,
protein diperlukan untuk menunjang pertumbuhan, perkembangan, pembentukan otot,
pembentukan sel darah merah, perlindungan terhadap penyakit, enzim, hormon serta sintesis
jaringan lain dalam tubuh manusia. Sebelum menjadi zat penyusun seperti yang telah
disebutkan pada penjelasan sebelumnya, protein terlebih dahulu diubah dalam sistem
pencernaan menjadi asam amino, yang kemudian didistribusikan ke seluruh organ atau sel
yang diperlukan, kemudian akan diubah menjadi protein tubuh di dalam tubuh. otot. dan
jaringan lainnya. Selain sebagai bahan penyusun dan seperti yang telah disebutkan di atas,
protein juga dapat menjadi sumber energi jika kebutuhan karbohidrat tubuh tidak terpenuhi.
(Khotimah, dkk., 2021)
Daun kelor (Moringa Oleifera) mengandung protein yang tinggi. Hingga 100 gram
daun kelor kering mengandung protein dua kali lebih banyak dibandingkan yogurt. Selain itu,
daun kelor juga mengandung berbagai macam vitamin dan mineral seperti vitamin A, vitamin
C, kalsium, dan zat besi. Daun kelor dapat digunakan untuk mengolah berbagai macam
makanan, seperti puding, kue, nugget, cookies, kerupuk, dll. . Selain itu, bubuk daun kelor
dapat digunakan sebagai bahan pelengkap (pengayaan) campuran pada berbagai macam
makanan, seperti kue bolu, serabi, brownies dan masih banyak lagi makanan lainnya. Proses
pembuatan bubuk daun kelor dapat meningkatkan nilai kalori, kandungan protein,
karbohidrat, serat dan nutrisi lainnya. (Kurniaty, dkk., 2019)
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades
b. Kertas label
c. Larutan CUSO4 1%
d. Larutan formaldehide encer
e. Larutan H2SO4 pekat
f. Larutan HNO3 pekat
g. Larutan NaNO2 1%
h. Larutan NaOH 40%
i. Larutan NH3
j. Larutan Pb asetat
k. Larutan susu
l. Larutan ZnSO4 encer
m. Larutan α-naftol (Molisch 10%)
n. Reagen merkuri sulfat (HgSO4 1% dilarutkan dalam H2SO4 10%)
o. Tisu
D. SKEMA KERJA
E. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Protein dengan Pengendapan
Hasil Pengamatan
Langkah Kerja
Gambar keterangan
F. ANALISIS DATA
1. Uji protein dengan Pengendapan
a. Pengendapan oleh Logam Berat
H H
+
H +
H
N O N O
H H
CH C + Zn
+
CH C
+
R O R O Zn
Proses penguraiannya :
2Cu2+ + 2OH- → CuO(s) + H2O
CuSO4 + H2O → Cu(OH)2 + H2SO4
Cu(OH)2 + NH3 → warna ungu
b. Reaksi Millon-Nasse
O OH
O OH
NH2 NH2
c. Reaksi Hopskin-Cole
d. Reaksi Xanthoprotein
HNO3 + NH3 NO2 + NH3 + -OH
H
+ H H
N O + H
H N O
CH C O H
CH C
H2C O H + N
+
H2C O H
O
NO 2
OH
OH
O O
H .. ..
..S OH + Na - OH
.. Na S OH + H2O
NH2 NH2
f. Reaksi Molisch
G. PEMBAHASAN
Protein ialah biopolimer yang terdiri atas banyak asan amino yang berhubungan satu
dengan yang lainnya lewat ikatan amida (peptida). Protein memainkan berbagai peran dalam
sistem biologis. Beberapa protein merupakan komponen utama dari jaringan struktur (otot,
kulit, kuku, rambut). Pada praktikum ini dilakukan uji kualitatif protein yang bertujuan untuk
mengidentifikasi protein secara kimia dengan mengenal sifat pengendapan dan perubahan
warna yang terjadi bila ditambahkan dengan senyawa kimia tertentu.
Praktikum pertama yaitu pengendapan protein dengan logam berat dimana logam-
logam akan membentuk kompleks dengan atom sulfur. Hal ini dapat dilihat dari terbentuknya
endapan yang berwarna putih susu dan endapan-endapan yang terjadi selanjutnya karena
adanya pembentukan kompleks antara logam dan sulfur pada protein menjadi PbS, ZnS, dan
HgS. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa denaturasi protein atau perusakan struktur
protein karena adanya pengaruh logam berat, perubahan pH, perubahan suhu dan sebagainya.
Kerusakan ini disebabkan karena ketidakmampuan protein dalam mempertahankan struktur
aslinya (natif) namun suatu protein asli (natif) yang terdenaturasi, protein tersebut hanya
mengalami kerusakan pada struktur (konformasi) alamiahnya yang berbentuk tiga dimensi
(strukturtersier atau quarterner), sedangkan. struktur kerangka kovalennya (struktur primer)
dari protein tersebut tidak mengalami kerusakan. Kehadiran logam berat di dalam larutan
yang mengandung protein akan mengakibatkan ketak-stabilan pada struktur tiga dimensi
protein sehingga terbentuk endapan. Garam-garam dari logam berat seperti Hg Ag dan Pb
dapat berikatan dengan gugus -SH dari protein. Disamping itu dapat membentuk ikatan yang
sangat kuat dengan gugus-COO- dari asam aspartat dan asam glutamate yang terdapat dalam
molekul protein pecah sehingga proteinnya sendiri akan mengendap. Dengan terjadinya
pengendapan atau disebut juga koagulasi, protein mengalami perubahan konformasi serta
posisinya sehingga aktivitasnya berkurang atau kemampuannya untuk menunjang aktivitas
organ tubuh tertentu akan hilang.
Praktikum selanjutnya yaitu uji warna protein dengan menggunakan reaksi-reaksi
antara lain reaksi biuret, reaksi millon-nasse, Hopkins-Cole, Xanthoprotein, mollisch, dan uji
sulfur. Buiret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua
mulekul urea. Pada reaksi biuret diperoleh hasil reaksi berupa warna ungu pada bagian atas
dan bagian bawah berwarna putih kekuningan. Hal ini terjadi karena ion Cu dari pereaksi
biuret yang berasal dari penambahan CuSO, dalam suasana basa akan bereaksi dengan
polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks
bewarna ungu seperti yang dihasilkan Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau
lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Ini berarti bahwa protein yang
terkandung dalam larutan susu adalah tidak kurang dari dua ikatan peptida. Jadi ikatan peptida
hanya terbentuk apabila ada dua atau lebih asam amino esensial yang bereaksi.
Urea bukan merupakan protein, namun karena urea mengandung gugus-NH2 (amin)
yang mempunyai kesamaan dengan gugus protein sehingga membentuk warna ungu sebagai
hasil reaksi antara Cu2+ dengan- NH. Oleh karena itu urea memberikan hasil positif pada uji
biuret. Selanjutnya adalah pengujian dengan reaksi Hopkins-cole dimana reaksi ini
memberikan hasil positif dengan adanya cincin yang berwarna ungu dengan gumpalan-
gumpalan putih. Hal ini disebabkan karena Pereaksi Hopkins-Cole terdiri dari asam glioksilat
dalam H 2 SO4 . Triptofan diduga berkondensasi dengan aldehida ini dan dengan asam pekat
membentuk kompleks berwarna dari jenis asam 2,3,4,5-tetrahidro- β -karbolin-4-karboksilat.
Test ini berhasil bila terdapat oksidator kuat seperti nitrat dan klorat. Asam sulfat yang
digunakan harus sangat murni yang berarti tidak mengandung bahan-bahan yang bertindak
sebagai oksidator. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam larutan proten terdapat asam
amino triptofan. Warna ungu diberikan oleh gugus indol yang terdapat dalam triptofan
Reaksi uji yang ketiga yaitu reaksi xantoprotein untuk asam amino dengan inti
benzen, Pereaaksi Xanthoprotein terdiri dari HNO3 pekat panas. Reaksi ini digunakan untuk
asam amino tirosin, triptofan dan fenilalanin. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya
warna kuning. Reaksi ini berdasarkan nitro inti. benzene yang terdapat dalam molekul protein
Senyawa nitro yang terbentuk berwarna kuning dan dalam lingkungan alkalis akan terionisasi
dengan bebas dan warnanya menjadi lebih tua atau menjadi jingga Berdasarkan hasil
percobaan, larutan susu memberikan hasil positif (terbentuk warna yang tadinya kuning
menjadi jingga). Hal ini menunjukkan bahwa larutan susu memiliki inti benzene.
Kemudian yang keempat adalah reaksi uji sulfur yaitu reaksi yang bertujuan untuk
mengetahui asan amino yang mengandung unsur S dengan reaksi positif berupa terbentuknya
endapan PbS hitam setelah protein alkali garam dan dipanaskan Alkali garam berguna untuk
melepas S organik menjadi S anorganik. Paraktikum ini menghasilkan hasil akhir berupa PbS
hitam. Pb berfungsi sebagai donor Pb Reaksi uji yang kelima adalah reaksi millon-nase yang
bertujuan untuk mengetahui adanya gugus hidroksifenil (tyrosin). H 2 SO4 memberi suasana
asam agar Hg tidak mengendap serta berfungsi sebagai penghidrolisa protein agar terdapat
tyrosin. Prinsip pengikatan Hg pada hidroksifeni menghasilkan kompleks berwarna merah.
Dan yang terakhir adalah reaksi mollisch dimana dihasilkan lingkaran ungu di dasar tabung
dan seperti terdapat serat-serat berwarna coklat, serat-serat ini diperkirakan adalah protein
yang terdenaturasi. Dari semua langkah praktikum di atas dapat diketahui bahwa Protein
mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat akan mengendap
dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu diponaskan
Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya akan
berubah menjadi lebih tua atau jingga. Reaksi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang
terdapat pada mulekul protein menjadi senyawa intro yang berwarna kuning.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
mengidentifikasi sifat kimia protein melalui reaksi pengendapan dan reaksi perubahan
warna dapat dilakukan uji protein dengan pengendapan oleh logam dan pengendapan oleh
asam. Untuk uji warna protein dapat dilakukan dengan Reaksi biuret,reaksi millon
nasse,reaksi Hopkins-cole,reaksi untuk triptofan,reaksi Xhantoprotein,uji sulfur dn uji
Molisch untuk mengidentifikasi karbohodrat yang ada dalam protein. Protein dapat
terdenaturusi oleh sebab antara lain perubahan pH. suhu dan penambahan ion atau logam
berat tertentu. Protein dapat didentifikasi oleh reaksi pengendapan oleh logam berat, Test
Hopkins-Cole untuk protein yang mengandung triptofan, Test Biuret yang merupakan tes
umum untuk protein,Test Xanthoprotein untuk asam amino yang mempunyai inti benzene
protein yang terkandung dalam larutan susu adalah tidak kurang dari dua ikatan peptide,
Warna unga diberikan oleh gugus indol yang terdapat dalam triptofan, Reaksi
xantoprotein berdasarkan nitro inti benzene yang terdapat dalam molekul protein.
DAFTAR PUSTAKA
Khotimah, D. F., Faizah, U. N., & Sayekti, T. 2021. Protein sebagai zat penyusun dalam
tubuh manusia: tinjauan sumber protein menuju sel. In PISCES: Proceeding of
Integrative Science Education Seminar. 1(1): 127-133.
Kurniaty, I., Nugrahani, R. A., Sari, F., & Rusanti, W. 2019. Hydrolytic Process of
Proteins in Moringa oleifera Seeds in Varied Concentrations of Sodium
Hydroxide and Hydrochloric Acid. ASEAN Journal of Chemical
Engineering. 19(2): 1-7.