Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI KUALITATIF PROTEIN


(Reaksi Biuret, Pengendapan oleh Logam, dan Titik Isoelektrik Protein)

Disusun oleh :
Nama : MUNAWAROH
NIM : 221030700626
Kelas : FKK E001 Reg B

PROGRAM STUDI S1 FARMASI KLINIK DAN KOMINITAS STIKES WIDYA


DHARMA HUSADA TANGERANG TA. 2022/202
A. PENDAHULUAN DAN DASAR TEORI
Protein merupakan zat yang sangat penting bagi tubuh manusia karena berfungsi sebagai
bahan bakar bagi tubuh apabila keperluan energi dalam tubuh tidak terpenuhi
olehsenyawa organik lain seperti karbohidrat dan lemak. Di samping itu, protein juga
berfungsisebagai zat pengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur keseimbangan
cairan dalamjaringan dan pembuluh darah.Setiap bahan pangan mengandung kadar
protein yang berbeda-beda tergantungpada jenis bahan pangan tersebut Salah
satunya adalah dengan uji kualitatif protein yang berguna
untukmengidentifikasi ada atau tidaknya protein. Pengujian kualitatif ini dapat dilakukan
denganberbagai metode salah satunya dengan pengendapan alkohol. Untuk
mengetahuikandungan protein pada suatu bahan pangan, maka dilakukanlah praktikum
ini denganmenggunakan metode pengendapan alkohol. Protein berfungsi dalam hampir
semua aktivitas fisiologis makhluk hidup yaitu sebagai arsitektur sel, katalis (enzim),
pengendali metabolit, proses kontraktil, pelindung (antibodi) dan senyawa penting lain
dalam organisme tingkat tinggi. Berbagai molekul protein dalam organisme hidup
tersebut memiliki struktur dan lipatan yang sangat bervariasi sehingga memiliki aktivitas
biologis yang spesifik dalam metabolisme sel. Struktur protein dibagi menjadi empat
tingkatan : primer, sekunder, tersier, dan kwartener. Keempat struktur protein tersebut
dibedakan atas tinjauan terhadap elemen- elemen dan jenis ikatan kimia yang terlibat.
Struktur primer hanya terdiri atas satu jenis ikatan, yaitu ikatan kovalen yang
menghubungkan gugus amino dan gugus karboksil antar asam amino atau disebut juga
sebagai ikatan peptida/amida. Oleh karena itu pada struktur primer terdapat informasi
tentang urutan asam amino yang menyusun suatu protein dan meninjau struktur dasar
protein. Sedangkan struktur sekunder melibatkan ikatan hidrogen antara oksigen
karbonil dengan hidrogen amida (C=O…..H-N) dari ikatan peptida. Ikatan hidrogen ini
terbentuk menurut pola yang teratur, sedemikian sehingga terbentuk struktur yang unik
seperti -heliks dan -sheet (struktur dua dimensi). Pada struktur yang lebih tinggi yaitu
struktur tersier, elemen– elemen struktur sekunder dikemas ke dalam bentuk tertentu
(struktur tiga dimensi).
1. Reaksi Biuret
Larutan protein dalam basa kuat yang diberi beberapa tetes larutan CuSO 4encer akan
membentuk warna ungu dan reaksi ini dinamakan reaksi Biuret. Biuret dihasilkan
dengan memanaskan urea pada suhu kira-kira 180 oC.

Reaksi Biuret terjadi karena pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus –CO dan –
NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Dipeptida dan asam-asam amino (kecuali
histidin, serin dan tirosin) tidak memberikan reaksi positif terhadap uji ini.

2. Pengendapan oleh Logam


Kation-kation logam berat seperti Hg2+, Pb, Cu, Ag, Au, Pt, dan lain-lain dapat
mengendapkan protein dalam suasana basa. Kation besar dapat merusak interaksi
ionikyaitu menetralisir muatan negatif dalam protein sehingga terjadi denaturasi. Ion-
ion ini juga dapat mendenaturasi protein karena bereaksi dengan gugus –SH
membentuk sulfida.
3. Titik Isoelektrik Protein
Protein merupakan koloid hidrofil yang distabilkan oleh muatan dan interaksi protein
dengan pelarut. Jika salah satu dari kedua faktor ini dihilangkan maka protein kadang-
kadang dapat mengendap dan bila kedua faktor di atas dihilangkan maka protein selalu
mengendap. Kelarutan protein paling rendah pada titik isoelektriknya yaitupH larutan
yang menyebabkan jumlah muatan positif dan negatif dalam molekul protein menjadi sam

MANFAAT DAN TUJUAN


1. MANFAAT
Manfaat adanya praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui hasil dari tujuan
uji kualitatif protein
2. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengoprasikan prosedur kerja dan menerjemahakan hasil uji
kuantitatif protein
B. METODE PRAKTIKUM
1.Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Jumat, 7 Oktober 2022
Waktu : 18.30 – 21.00
Tempat : Laboraturium Lantai B1

2. Alat dan Bahan


a) Alat
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Penangas air
 Gelas ukur
 Beaker glass
 Penjepit tabung reaksi

b) Bahan
 10% NaOH
 0,1% CuSO4
 Sampel : albumin 2%, kasein 2%, asam amino
 Albumin 2%
 Pb-Asetat 2%
 HgCl2 2%
 FeCl3 2%
 CuSO4 2%
 0,5 % Kasein
 Asam Asetat 0,1 N
 Natrium Asetat 0,1 N
3. Cara Kerja
1. Reaksi Biuret
1) Langkah pertama

Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih

Masukan 1 ml sampel ke dalam masing-masing


Tambahkan ke dalam masing-masing sampel 1ml
10% NaOH lalu aduk dengan kuat

Tambahkan 1 tetes 0,1% CuSO4, jika tidak timbul


warna tambahkan beberapa tetes hingga timbul
perubahan warna, sembari di aduk dengan baik

Amati perubahan warna apa yang terjadi

2) Langkah kedua
siapkan kembali tabung reaksi yang bersih

Masukan sedikit urea ke dalam tabung reaksi, lalu


panaskan hingga melebur

Dinginkan dan perhatikan baunya

Larutkan urea yang telah didinginkan dengan air,


lalu lakukan seperti cara pertama
Siapkan tabung reaksi yang bersih

2. Pengendapan Oleh Logam


Masukan 1m albumin kedalam masing masing
tabung reaksi

Tambahkan tetes demi tetes larutan logam ke dalam


masing masing tabung reaksi hingga terjadi
pengendapan

Amati perubahan yang terjadi pada setiap tetesnya


dan perhatikan juga endapan yang terbentuk, dan
apakah endapan yang terbentuk larut kembali atau
bertambah dengan penambahan reagen yang
berlebihan

3. Titik isoelektrik protein


1) Pembuatan
pereaksi
• Buffer asetat pH 6.0 : Tambahkan 10 mL 0.1 N asam asetat
ke dalam 190 mL 0.1 N natrium asetat.
• Buffer Asetat pH 5,3 : tambahkan 29 mL 0,1 N asam asetat
ke dalam 171 mL 0,1 N natrium asetat.
• Buffer Asetat pH 5,0 : tambahkan 59 mL 0,1 N asam asetat
ke dalam 141 mL 0,1 N natrium asetat.
• Buffer Asetat pH 4,1 : tambahkan 147 mL 0,1 N asam
asetat ke dalam 53 mL 0,1 N natrium asetat.
• Buffer Asetat pH 3,8 : tambahkan 176 mL 0,1 N asam
asetat ke dalam 24 mL 0,1 N natrium asetat.
2) Pembuatan penentuan titik Isoelektron Protein
Siapkan 5 tabung reaksi

Masukan 5ml larutan 0,5% kasein kedalam msing-


masing tabung reaksi

Tambahkan pada seluruh masing-masing tabung


buffer asetat Ph 6.0 ; 5.3 ; 5,0 ; 4.1 ; dan 3.8

Kocok campuran bail-baik serta catat derajat


kekeruhan setelah : 0 menit, 10 menit, 30 menit.

Kocok campuran bail-baik serta catat derajat


kekeruhan setelah : 0 menit, 10 menit, 30 menit.

Setelah 30 menit, tabung tersebut di panaskan


dalam penangan air mendidih selama 30 menit.

Pembentukan endapan/kekeruhan paling cepat terjadi dekat titik isoelektrik


larutan protein.
C.HASIL DAN PEMBAHASAN
1) HASIL
1. Reaksi Biuret
PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN
Putih telur + larutan CuSO4 Menunjukan reaksi positif karna muncul
perubahan warna keunguan.
Susu + CuSO4 Menunjukan reaksi yang positif karena
muncul perubahan warna ungu.
Asam asetat + CuSO4 Menunjukan reaksi yang positif karena
muncul perubahan warna biru kehijauan.

2. Pengendapan Oleh Logam


PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN
1 ml putih telur + pb asetat Terjadi pengendapan.
1 ml putih telur + HgCl Terjadi pengendapan.
1 ml putih telur +FeCl Terjadi perubahan warna merah dan
mengalami pengendapan.

3. Titik isoelektrik protein


tabung PH Derajat Kekeruhan Pemanasan
buffer 0’ 10’ 30’ 30’
1 6,0 Terjadi Terjadi Keruh Keruh
kekeruhan kekeruhan
2 5,3 Keruh Keruh Keruh Keruh
3 5,0 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Endapan
endapan endapan endapan terlihat
4 4,1 Tidak ada Mulai Endapan Terbentuk
endapan keruh menghilan endapan
g
5 3,8 Tidak ada Endapan Endapan Endapan
endapan mulai semakin semakin
terlihat terlihat homogen
dengan
pelarut
2) PEMBAHASAN
1. Reaksi Biuret
Berdasarkan hasil pengamatan, semua sample menunjukan hasil yang
positif, pereaksi biuret mengandung ion-ion Cu2+ yang akan berikatan
bila bertemu dengan protein yang mempunyai 2 ikatan peptide atau
lebih. Reaksinya adalah:

Ketika ditambahkan larutan CuSO4 0,2% maka ion-ion Cu2+ akan


berikatan dengan protein yang memiliki dua ikatan atau lebih peptide
dan menghasilkan kondisi basa. Pada saat penambahan NaOH, larutan
berubah menjadi alkalis. Warna ungu yang di hasilkan berasal dari
Cu2+ yang beraksi dengan NH dati ikatan peptide serta O dari air.

2. Pengendapan Oleh Logam


Larutan protein pada titik isoelektriknya memiliki kutub negative dan
positf dengan perbandingan yang sama. Endapan putih yang
dihasilkan dari HgCl2 dan Pb-asetat serta warna biru muda dari
CuSO4 merupakan hasil dari reaksi penetralan muatan antara ion
logam berat sebagai kation dengan molekul protein sebagai anion.
Suasan pada larutan menjadi lebih asam, sehingga protein akan
mengkondisikan diri sebagai basa dan sebagian terdapat sebagai
anion. Anion dari protein inilah yang bereaksi dengan ion logam yang
berekasi dengan ion logam berat membentuk gara proteinat.
Berdasarkan sifat albumin yang bereaksi dengan ion logam, tubuh
manusia dapat menggunakan sifat ini untuk melakukakn proses
detoksifikasi. Protein dapat diendapkan oleh logam. Pengendapan ini
terjadi karena ion-ion logam berat membentuk garam proteinat yang
tidak larut dalam air. Pengendapan ini terjadi karena adanya reaksi
penetralan muatan antara ion logam berat dengan anion dari protein.
Albumin dan gelatin masing-masing ditambahkan larutan CuSO4,
HgCl2, dan Pb-asetat.
3. Titik isoelektrik protein
Pada titik isoelektrik terdapat keseimbangan antara bentuk-bentuk
asam amino sebagai ion amfoter, anion dan kation. Saat jumlah
muatan positif dan negative jumlahnya sama atau netral, maka protein
akan mengalami koagulasi. Tetapi sebagian besar molekul asam
amino terdapat dalam bentuk ion amfoter dan hanya sedikit sekali
yang terdapat dalam bentuk kation dan anion dalam jumlah yang
sama. (Raymond, 2008)
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1) KESIMPULAN
Unsur penyusun protein adalah C,H,O,N dan S. Protein dapat larut dalam
air karena keduanya sama-sama bersifat polar. Protein juga larut dalam
larutan asam dan basa karena protein bersifat amfoter. Protein tidak larut
dalam pelarut nonpolar. Protein dapat mengendap melalui penambahan
garam-garam anorganik dengan metode sating in dan salting out.
Penambahan ion-ion logam pada protein menyebabkan protein mengendap
dengan membentuk garam proteinat. Pengaruh parameter fisik seperti pH,
suhu, dan konsentrasi sangat berpengaruh terhadap uji kualiatit protein.
Pada praktikum yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa pada 3
pengujian kualitatif protein, yaitu pengujian reaksi biuret, pengendapan
oleh logam, dan pengujian titik isoelektrik protein, pada pengujian putih
telur, dan susu dapat menghasilkan perubahan warna dan juga
pengendapadan pada setiap pengujian.

2) SARAN
Supaya praktek berjalan dengan lancar ada baiknya kalau alat dan bahan
sudah di siapkan terlebih dahulu.
E. DAFTAR PUSTAKA
Hermanto. 2013. Penuntuk Praktikum Biokima 1. Laboratorium Kimia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
https://images.app.goo.gl/QEU6JaFjQ44SqJCMA
LAMPIRAN

1. Uji reaksi biuret 2. Uji pengendapan oleh logam

3. Uji titik isoelektrik protein

Anda mungkin juga menyukai