Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA I

PERCOBAAN 1

IDENTIFIKASI PROTEIN

NAMA : DIAN ISLAMIATI

NIM : E1M017014

PRODI : PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
IDENTIFIKASI PROTEIN

A. ABSTRAK

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi protein


berdasarkan sifat-sifatnya. Sampel yang digunakan adalah telur ayam atau lebih
tepatnya putih telur dan juga susu. Metode yang digunakan dalam percobaan
identifikasi protein ini adalah tes biuret, pengendapan dengan logam,
pengendapan dengan pemanasan, dan pengendapan dengan etanol. Pada tes
biuret terjadi perubahan warna pada putih telur dan susu. Pada uji pengendapan
dengan logam terjadi pengendapan pada semua sampel, akan tetapi endapan
pada (CH3COOH)2Pb lebih kental dibandingkan dengan endapan pada HgCl2.
Pada uji pengendapan dengan pemanasan terbentuk endapan pada semua sampel
kecuali pada sampel putih telur yang ditambahkan NaOH 10%. Pada uji
pengendapan dengan etanol terbentuk endapan pada semua sampel kecuali pada
tabung 1 yang berisi susu, kristal NaCl dan etanol 96% yang ditambahkan
dengan aquadest. Jadi dapat disimpulkan bahwa, uji positif dari masing-masing
uji ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada larutan dan terbentuknya
endapan.

Kata kunci: Protein, tes biuret, pengendapan dengan logam, pengendapan


dengan pemanasan, pengendapan dengan etanol.

1
B. PENDAHULUAN

Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk


polimer rantai lurus dengan ikatan peptide, sehingga polimer ini disebut dengan
peptid atau polipeptida. Polipeptida menalami pelipatan karena reaksi gugus
fungsi dan sisi reaktif molekul penyusunnya, sehingga terbentuklah molekul
besar polipeptida yang dinamakan protein. Protein secara garis besar dapat
dibagi menjadi dua, yaitu protein sederhana yang hanya tersusun oleh asam
amino dan protein konjugasi yang tersusun tidak hanya oleh asam amino namun
juga bahan lain seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat (nucleoprotein),
lipid (lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat (fosfoprotein) (Handito,
dkk, 2014).

Protein merupakan komponen utama dalam semua hal hidup, baik


tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen terbesar seelah air. Kira-kira dari 50% berat yang terdiri
atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (+ 7%), oksigen (+ 13%) dan fosfor
(P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya yang
mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi (Sirajuddin, 2012). Protein
berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain
seperti oksigen, mendukung secara mekanis sistem kekebalan (imunitas) tubuh,
menghasilkan pergerakan tubuh, sebagai transmitor gerak syaraf dan
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Analisa diameter protein
menghasilkan unsur-unsur C, H, N dan O dan sering juga S. Disamping itu
beberapa protein juga mengandung unsur-unsur lain terutama P, Fe, Zn dan Cu
(Katili, 2009).

Dalam kehidupan, protein memegang peran yang penting pula. Proses


kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim. Suatu
protein berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-
butir darah merah atau erittrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen ke
seluruh bagian tubuh adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang
yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen juga

2
suatu protein (Poedjiadi, 2009). Protein dalam tubuh berguna sebagai zat
pembangun atau pertumbuhan karena protein merupakan pembentuk jaringan
baru dalam tubuh terutama pada bayi, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan
orang yang baru sembuh dari penyakit. Protein juga berfungsi sebagai pengatur
dalam metabolisme tubuh. Selain itu, protein juga merupakan komponen
pembentuk antibodi untuk mempertahankan daya tahan tubuh (Andayani, 2011).

Beberapa uji terhadap protein, diantaranya adalah tes biuret merupakan


salah satu cara untuk mengidentifikasi adanya protein dalam larutan basa biuret
memberikan warna violet dengan CuSO4 karena akan terbentuk kompleks,
dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam suasana basa.
Pengendapan dengan logam, diketahui bahwa protein mempunyai daya untuk
menawarkan racun. Pengendapan dengan alkohol, penambahan pelarut organik
seperti aseton atau alkohol akan menurunkan kelarutan protein pada kedudukan
dan distribusi dari gugus hidrofil polar dan hidrofon polar di dalam molekul
hingga menghasilkan protein yang dipol (Tim Dosen Kimia, 2011).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

1. Alat

a. Gelas kimia
b. Gelas ukur
c. Neraca analitik
d. Pipet tetes
e. Rak tabung reaksi
f. spatula
g. Stopwatch
h. Tabung reaksi
i. Waterbath

2. Bahan

a. Aluminium foil
b. Aquadest

3
c. Kertas label
d. Kristal NaCl
e. Larutan asam asetat 1%
f. Larutan asam asetat 10%
g. Larutan asam asparagin
h. Larutan CuSO4
i. Larutan (CH3COOH)2Pb 0,2 M
j. Larutan etanol 96%
k. Larutan glisin
l. Larutan HgCl2 0,2 M
m. Larutan NaCl
n. Larutan NaOH 10%
o. Larutan NaOH 25 M
p. Larutan putih telur
q. Larutan susu
r. Tissue

D. PROSEDUR KERJA

a. Tes Biuret
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu.
2) Dimasukkan 3 ml putih telur, susu, asparagin, dan glisin ke dalam tabung
reaksi yang berbeda-beda.
3) Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 2,5 M ke dalam masing-masing tabung
reaksi.
4) Ditambahkan 3 tetes CuSO4 ke dalam masing-masing tabung reaksi.
5) Ditambahkan 1 tetes CuSO4 kedalam masing-masing tabung reaksi.
6) Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.
b. Pengendapan dengan logam
1) Disiapkan empat tabung reaksi terlebih dahulu.
2) Diberikan label I, II, III, dan IV pada masing-masing tabung reaksi.

4
3) Dimasukkan 3 ml putih telur pada tabung I dan II, dan 3 ml susu pada
tabung III dan IV.
4) Ditambahkan 10-20 tetes HgCl2 0,2 M ke dalam tabung I dan tabung III.
5) Ditambahkan 10-20 tetes (CH3COOH)2Pb 0,2 M ke dalam tabung II dan
tabung IV.
6) Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.
c. Pengendapan dengan pemanasan
1) Disiapkan lima tabung reaksi terlebih dahulu.
2) Diberikan label I, II, III, IV, dan V pada masing-masing tabung reaksi.
3) Dimasukkan 1 ml putih telur ke dalam masing-masing tabung reaksi.
4) Dipanaskan tabung I selama 5 menit di dalam waterbath.
5) Ditambahkan 1 tetes CH3COOH 1% ke dalam tabung II, kemudian
dipanaskan selama 5 menit dalam waterbath.
6) Ditambahkan 0,5 ml CH3COOH 10% ke dalam tabung III, kemudian
dipanaskan selama 5 menit dalam waterbath.
7) Ditambahkan 0,5 ml CH3COOH 10% dan 3 tetes NaCl ke dalam tabung
IV, kemudian dipanaskan selama 5 menit dalam waterbath.
8) Ditambahkan 0,5 ml NaOH 10% ke dalam tabung V, kemudian
dipanaskan selama 5 menit dalam waterbath.
9) Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.
d. Pengendapan dengan etanol
1) Dimasukkan 1 ml susu dan putih telur ke dalam tabung reaksi yang
berbeda.
2) Ditambahkan 1 sendok kristal NaCl pada masing-masing tabung reaksi.
3) Ditambahkan 10-20 tetes etanol 96% pada masing-masing tabung reaksi.
4) Diamati perubahan yang terjadi.
5) Dibagi menjadi dua bagian pada masing-masing tabung reaksi.
6) Ditambahkan aquadest pada dua tabung reaksi yang telah dibagi tersebut.
7) Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.

5
E. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

a. Tabel 1. Uji biuret

CuSO4 0,1 M
No. Larutan sampel NaOH 2,5 M CuSO4 0,1 M
berlebih
1. Putih telur Bening + Lapisan atas: Lapisan atas:
engendap ungu ungu
Lapisan Lapisan
bawah: bawah:
bening bening
kekuningan kekuningan
2. Susu Putih Ungu muda Ungu muda
3. Asparagin Bening Bening Biru terang
kekuningan
4. Glisin Bening Bening Ungu terang
kebiruan

b. Tabel 1. Pengendapan dengan logam

(CH3COOH)2Pb
No. Larutan sampel HgCl2 0,2 M
0,2 M
1. Putih telur Putih + endapan Putih + endapan
putih putih
2. Susu Putih + endapan Putih + endapan
putih putih

c. Tabel 1. Pengendapan dengan pemanasan

Perlakuan Putih telur


Pemanasan Putih kental

6
+ CH3COOH 1% dan pemanasan Putih kental
+ CH3COOH 10% dan pemanasan Putih kental + bening pada bagian
bawah
+ CH3COOH 10% + NaCl dan Putih kental
pemanasan
+ NaOH 10% dan pemanasan Kuning

d. Tabel 1. Pengendapan dengan etanol

+ Kristal NaCl +
No. Larutan sampel + Air
etanol 96%
1. Putih telur Bening keruh + Bening keruh tanpa
endapan endapan
2. Susu Endapan putih Bening + endapan

2. Pembahasan

Pada percobaan identifikasi protein ini bertujuan untuk


mengidentifikasi protein berdasarkan sifat-sifatnya. Protein merupakan
polimer dari asam amino. Asam amino membentuk polimer rantai lurus
dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut dengan peptid atau
polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karena reaksi gugus fungsi dan
sisi reaktif molekul penusunnya, sehingga terbentuklah molekul besar
polipeptida yang dinamakan protein. Dalam percobaan ini dilakukan empat
uji, yaitu uji biuret, pengendapan dengan logam, pengendapan dengan
pemanasan, dan pengendapan dengan etanol.

Uji biuret adalah uji yang digunakan untuk mengetahui adanya ikatan
peptida pada sampel protein. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan
peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Reaksi positif dari
uji ini adalah terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks
antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida. Hasil percobaan pada tabel 1.

7
Uji biuret, dapat dilihat bahwa terjadi perubahan warna pada setiap sampel
setelah ditambahkan dengan larutan CuSO4. Larutan CuSO4 yang bersifat
basa bereaksi dengan polipeptida, sedangkan polipeptida merupakan
penyusun protein. Hal ini menandakan adanya protein pada sampel dengan
adanya ikatan peptida yang terbukti saat penambahan larutan CuSO4, larutan
menjadi berwarna ungu. Perubahan warna pada sampel putih telur sedikit
berbeda, karena terbentuk dua warna yang berbeda. Hal ini kemungknan
terjadi karena pada proses pengujian penambahan NaOH dan CuSO4 yang
terlalu lama, sehingga protein pada sampel telah terdenaturasiterlebih dahulu
sebelum mengalami perubahan warna. Denaturasi ini dapat diketahui karena
pada waktu setelah penambahan NaOH yang terlalu lama dibiarkan dan
akhirnya sampel mengalami penggumpalan. Penggumpalan ini adalah salah
satu pertanda bahwa protein telah terdenaturasi dan karena telah memadat
maka pada saat ditambahkan larutan CuSO4, tidak terjadi perubahan warna
karena tidak terjadi reaksi antara CuSO4 cair dan sampel yang memadat.

Uji yang kedua adalah pengendapan dengan logam. Uji ini dilakukan
dengan menambahkan HgCl2 dan (CH3COOH)2Pb ke dalam sampel. Hasil
percobaan dapat dilihat pada tabel 1. Pengendapan dengan logam, semua
sampel menghasilkan warna putih dan terbentuk endapan. Hal ini terjadi
karena protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi.
Pada sampel, setelah ditambahkan HgCl2 dan (CH3COOH)2Pb, yang terjadi
adalah senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam
dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat yang tidak
larut. Jumlah endapan yang dihasilkan pada setiap sampel dipengaruhi oleh
kereaktifan logam berat yang ditambahkan. Logam Hg lebih reaktif dari pada
loam Pb karena merupakan logam transisi pada system periodik. Adapun Ksp
dari HgCl2 adalah 3,2 x 10-5 sedangkan Ksp dari (CH3COOH)2Pb adalah 2,43
x 10-18. Dilihat dari hasil pengamatan, endapan yang dihasilkan oleh
penambahan HgCl2 lebih banyak jika dibandingkan dengan penambahan
(CH3COOH)2Pb. Hal ini terjadi karena HgCl2 merupakan garam logam berat
yang berasal dari asam kuat, sedangkan (CH3COOH)2Pb berasal dari asam

8
lemah, walaupun sebenarnya keelektronegatifan Pb2+ lebih besar
dibandingkan ion Hg2+.

Uji yang ketiga adalah pengendapan dengan pemanasan. Uji ini


dilakukan dengan mencampurkan putih telur dengan asam asetat. Hasil
pengamatan pada tabel 1. Pengendapan dengan pemanasan, dapat dilihat
bahwa setiap tabung reaksi terbentuk endapan, kecuali pada tabung V.
Terbentuknya endapan putih ini menandakan bahwa protein yang terdapat
pada putih telur mengalami koagulasi dengan penambahan asam (asam
asetat). Asam dapat menghancurkan jembatan garam dengan adanya muatan
ionic dimana sebuah tipe reaksi penetralan terjadi sewaktu ion positif dan
negatif yang berasal dari garam berganti pasangan dengan ion positif dan
negatif yang berasal dari asam yang ditambahkan, sehingga protein
mengalami koagulasi. Oleh karena itu, sampel pada tabung V tidak
mengalami pengendapan karena direaksikan dengan NaOH yang merupakan
basa kuat yang pH nya terlampau jauh dari titik isoelektrik protein.

Uji yang keempat adalah pengendapan dengan alkohol. Uji ini


dilakukan dengan mereaksikan sampel dengan Kristal NaCl dan etanol 96%.
Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alkohol terhadap larutan
protein. Alkohol (etanol) akan mengkondisikan gugus positif pada asam
amino untuk bereaksi dengan gugus negatif yang ada dalam larutan, sehingga
pada suasana tertentu mampu membentuk endapan. Sampel yang direaksikan
dengan NaCl menghasilkan endapan karena gugus positif pada protein
berikatan dengan guus Cl- dan gugus negatif yang ada pada larutan sehingga
terbentuk endapan pada suasana asam. Setelah ditambahkan dengan aquadest,
sampel putih telur mengalami pengendapan sedangkan sampel susu tidak.
Dasar dari pengendapan protein dengan alkohol adalah kompetisi
pembentukan ikatan antara protein-air dengan alkohol-air. Alkohol dapat
mengendapkan sebab gugus fungsional dari alkohol (-OH) lebih kuat
mengikat air melalui pembentukan ikatan hidrogen dibandingkan dengan
molekul protein sehingga kelarutan protein dalam air berkurang.

9
F. SIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


protein merupakan molekul yang sangat besar, sehingga mudah sekali
mengalami perubahan bentuk fisik maupun aktivitas biologis. Banyak faktor
yang mempengaruhi perubahan sifat alamiah protein misalnya, panas, asam,
basa, garam, logam berat, dan juga pH. Perubahan sifat fisik yang mudah diamati
adalah terjadinya pemadatan dan perubahan warna larutan. Ada protein yang
larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air. Untuk mengidentifikasi
protein dalam suatu sampel, dapat dilakukan dengan beberapa uji diantaranya
adalah uji biuret yang bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada
sampel protein. Reaksi positif dari uji ini adalah terbentuknya warna ungu karena
terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida. Uji
yang kedua adalah pengendapan dengan logam. Pengendapan pada uji ini terjadi
karena protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi.
Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan
berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat yang tidak larut.
Jumlah endapan yang dihasilkan pada setiap sampel dipengaruhi oleh
kereaktifan logam berat yang ditambahkan. Uji yang ketiga adalah pengendapan
dengan pemanasan. Terbentuknya endapan putih pada uji ini menandakan bahwa
protein yang terdapat pada putih telur mengalami koagulasi dengan penambahan
asam (asam asetat). Asam dapat menghancurkan jembatan garam dengan adanya
muatan ionic dimana sebuah tipe reaksi penetralan terjadi sewaktu ion positif
dan negatif yang berasal dari garam berganti pasangan dengan ion positif dan
negatif yang berasal dari asam yang ditambahkan, sehingga protein mengalami
koagulasi. Uji yang keempat adalah pengendapan dengan etanol. Uji ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh alkohol terhadap larutan protein. Alkohol
(etanol) akan mengkondisikan gugus positif pada asam amino untuk bereaksi
dengan gugus negatif yang ada dalam larutan, sehingga pada suasana tertentu
mampu membentuk endapan.

10
G. DAFTAR PUSTAKA

Andayani, R. (2011). Pengaruh Lama Penyimpanan Pada Suhu Kamar dan


Lemari Pendingin Terhadap Kandungan Protein Pada Dadih Kerbau
dengan Metode Kjeldahl. Scientia 1 1:53-58.

Handito, D., Yasa, I. W., dan Alamsyah, A. (2014). Petunjuk Praktikum


Biokimia Umum. Mataram: Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram.

Katili, A.S. (2009). Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu.
2 5:19-29.

Poedjiadi, A dan Supriyanti, F. M. T. (2009). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:


Universitas Indonesia.

Sirajuddin, S. (2012). Petunjuk Praktikum Biokima. Makassar: Universitas


Hasanuddin.

Tim Dosen Kimia. (2011). Penuntun Praktikum Biokimia Umum. Makassar:


Universitas Hasanuddin.

11
LAMPIRAN

1. Uji Biuret
a. Sebelum ditambahkan NaOH dan CuSO4

b. Setelah ditambahkan NaOH dan CuSO4


2. Pengendapan dengan Logam
a. Sampel ditambah larutan HgCl2

Sebelum ditambahkan HgCl2 Setelah ditambahkan HgCl2

b. Sampel ditambahkan (CH3COOH)2Pb

Sebelum ditambahkan Setelah ditambahkan


(CH3COOH)2Pb (CH3COOH)2Pb
3. Pengendapan dengan Pemanasan

Sebelum pemanasan Setelah pemanasan

4. Pengendapan dengan Etanol

Anda mungkin juga menyukai