PERCOBAAN 1
IDENTIFIKASI PROTEIN
NIM : E1M017014
UNIVERSITAS MATARAM
2019
IDENTIFIKASI PROTEIN
A. ABSTRAK
1
B. PENDAHULUAN
2
suatu protein (Poedjiadi, 2009). Protein dalam tubuh berguna sebagai zat
pembangun atau pertumbuhan karena protein merupakan pembentuk jaringan
baru dalam tubuh terutama pada bayi, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan
orang yang baru sembuh dari penyakit. Protein juga berfungsi sebagai pengatur
dalam metabolisme tubuh. Selain itu, protein juga merupakan komponen
pembentuk antibodi untuk mempertahankan daya tahan tubuh (Andayani, 2011).
1. Alat
a. Gelas kimia
b. Gelas ukur
c. Neraca analitik
d. Pipet tetes
e. Rak tabung reaksi
f. spatula
g. Stopwatch
h. Tabung reaksi
i. Waterbath
2. Bahan
a. Aluminium foil
b. Aquadest
3
c. Kertas label
d. Kristal NaCl
e. Larutan asam asetat 1%
f. Larutan asam asetat 10%
g. Larutan asam asparagin
h. Larutan CuSO4
i. Larutan (CH3COOH)2Pb 0,2 M
j. Larutan etanol 96%
k. Larutan glisin
l. Larutan HgCl2 0,2 M
m. Larutan NaCl
n. Larutan NaOH 10%
o. Larutan NaOH 25 M
p. Larutan putih telur
q. Larutan susu
r. Tissue
D. PROSEDUR KERJA
a. Tes Biuret
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu.
2) Dimasukkan 3 ml putih telur, susu, asparagin, dan glisin ke dalam tabung
reaksi yang berbeda-beda.
3) Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 2,5 M ke dalam masing-masing tabung
reaksi.
4) Ditambahkan 3 tetes CuSO4 ke dalam masing-masing tabung reaksi.
5) Ditambahkan 1 tetes CuSO4 kedalam masing-masing tabung reaksi.
6) Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.
b. Pengendapan dengan logam
1) Disiapkan empat tabung reaksi terlebih dahulu.
2) Diberikan label I, II, III, dan IV pada masing-masing tabung reaksi.
4
3) Dimasukkan 3 ml putih telur pada tabung I dan II, dan 3 ml susu pada
tabung III dan IV.
4) Ditambahkan 10-20 tetes HgCl2 0,2 M ke dalam tabung I dan tabung III.
5) Ditambahkan 10-20 tetes (CH3COOH)2Pb 0,2 M ke dalam tabung II dan
tabung IV.
6) Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.
c. Pengendapan dengan pemanasan
1) Disiapkan lima tabung reaksi terlebih dahulu.
2) Diberikan label I, II, III, IV, dan V pada masing-masing tabung reaksi.
3) Dimasukkan 1 ml putih telur ke dalam masing-masing tabung reaksi.
4) Dipanaskan tabung I selama 5 menit di dalam waterbath.
5) Ditambahkan 1 tetes CH3COOH 1% ke dalam tabung II, kemudian
dipanaskan selama 5 menit dalam waterbath.
6) Ditambahkan 0,5 ml CH3COOH 10% ke dalam tabung III, kemudian
dipanaskan selama 5 menit dalam waterbath.
7) Ditambahkan 0,5 ml CH3COOH 10% dan 3 tetes NaCl ke dalam tabung
IV, kemudian dipanaskan selama 5 menit dalam waterbath.
8) Ditambahkan 0,5 ml NaOH 10% ke dalam tabung V, kemudian
dipanaskan selama 5 menit dalam waterbath.
9) Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.
d. Pengendapan dengan etanol
1) Dimasukkan 1 ml susu dan putih telur ke dalam tabung reaksi yang
berbeda.
2) Ditambahkan 1 sendok kristal NaCl pada masing-masing tabung reaksi.
3) Ditambahkan 10-20 tetes etanol 96% pada masing-masing tabung reaksi.
4) Diamati perubahan yang terjadi.
5) Dibagi menjadi dua bagian pada masing-masing tabung reaksi.
6) Ditambahkan aquadest pada dua tabung reaksi yang telah dibagi tersebut.
7) Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.
5
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
CuSO4 0,1 M
No. Larutan sampel NaOH 2,5 M CuSO4 0,1 M
berlebih
1. Putih telur Bening + Lapisan atas: Lapisan atas:
engendap ungu ungu
Lapisan Lapisan
bawah: bawah:
bening bening
kekuningan kekuningan
2. Susu Putih Ungu muda Ungu muda
3. Asparagin Bening Bening Biru terang
kekuningan
4. Glisin Bening Bening Ungu terang
kebiruan
(CH3COOH)2Pb
No. Larutan sampel HgCl2 0,2 M
0,2 M
1. Putih telur Putih + endapan Putih + endapan
putih putih
2. Susu Putih + endapan Putih + endapan
putih putih
6
+ CH3COOH 1% dan pemanasan Putih kental
+ CH3COOH 10% dan pemanasan Putih kental + bening pada bagian
bawah
+ CH3COOH 10% + NaCl dan Putih kental
pemanasan
+ NaOH 10% dan pemanasan Kuning
+ Kristal NaCl +
No. Larutan sampel + Air
etanol 96%
1. Putih telur Bening keruh + Bening keruh tanpa
endapan endapan
2. Susu Endapan putih Bening + endapan
2. Pembahasan
Uji biuret adalah uji yang digunakan untuk mengetahui adanya ikatan
peptida pada sampel protein. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan
peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Reaksi positif dari
uji ini adalah terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks
antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida. Hasil percobaan pada tabel 1.
7
Uji biuret, dapat dilihat bahwa terjadi perubahan warna pada setiap sampel
setelah ditambahkan dengan larutan CuSO4. Larutan CuSO4 yang bersifat
basa bereaksi dengan polipeptida, sedangkan polipeptida merupakan
penyusun protein. Hal ini menandakan adanya protein pada sampel dengan
adanya ikatan peptida yang terbukti saat penambahan larutan CuSO4, larutan
menjadi berwarna ungu. Perubahan warna pada sampel putih telur sedikit
berbeda, karena terbentuk dua warna yang berbeda. Hal ini kemungknan
terjadi karena pada proses pengujian penambahan NaOH dan CuSO4 yang
terlalu lama, sehingga protein pada sampel telah terdenaturasiterlebih dahulu
sebelum mengalami perubahan warna. Denaturasi ini dapat diketahui karena
pada waktu setelah penambahan NaOH yang terlalu lama dibiarkan dan
akhirnya sampel mengalami penggumpalan. Penggumpalan ini adalah salah
satu pertanda bahwa protein telah terdenaturasi dan karena telah memadat
maka pada saat ditambahkan larutan CuSO4, tidak terjadi perubahan warna
karena tidak terjadi reaksi antara CuSO4 cair dan sampel yang memadat.
Uji yang kedua adalah pengendapan dengan logam. Uji ini dilakukan
dengan menambahkan HgCl2 dan (CH3COOH)2Pb ke dalam sampel. Hasil
percobaan dapat dilihat pada tabel 1. Pengendapan dengan logam, semua
sampel menghasilkan warna putih dan terbentuk endapan. Hal ini terjadi
karena protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi.
Pada sampel, setelah ditambahkan HgCl2 dan (CH3COOH)2Pb, yang terjadi
adalah senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam
dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat yang tidak
larut. Jumlah endapan yang dihasilkan pada setiap sampel dipengaruhi oleh
kereaktifan logam berat yang ditambahkan. Logam Hg lebih reaktif dari pada
loam Pb karena merupakan logam transisi pada system periodik. Adapun Ksp
dari HgCl2 adalah 3,2 x 10-5 sedangkan Ksp dari (CH3COOH)2Pb adalah 2,43
x 10-18. Dilihat dari hasil pengamatan, endapan yang dihasilkan oleh
penambahan HgCl2 lebih banyak jika dibandingkan dengan penambahan
(CH3COOH)2Pb. Hal ini terjadi karena HgCl2 merupakan garam logam berat
yang berasal dari asam kuat, sedangkan (CH3COOH)2Pb berasal dari asam
8
lemah, walaupun sebenarnya keelektronegatifan Pb2+ lebih besar
dibandingkan ion Hg2+.
9
F. SIMPULAN
10
G. DAFTAR PUSTAKA
Katili, A.S. (2009). Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu.
2 5:19-29.
11
LAMPIRAN
1. Uji Biuret
a. Sebelum ditambahkan NaOH dan CuSO4