Anda di halaman 1dari 10

DIS-Gation: DISASTER MITIGATION CARDS SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN INTERAKTIF MITIGASI BENCANA ALAM PADA


ANAK- ANAK DI LOMBOK DALAM MENDUKUNG INDONESIA
TANGGAP DARURAT BENCANA

Diusulkan oleh :
Rangga Alif Faresta E1Q016056/ 2016
Mima Amalia Rmadhaningrum J1A017063/ 2017
Sandi Yusril Ihza F1B016088/ 2016

UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Esai : Dis-Gation: Disaster Mitigation Cards


Sebagai Media Pembelajaran Interaktif
Mitigasi Bencana Alam Pada Anak- Anak Di
Lombok Dalam Mendukung Indoensia
Tanggap Darurat Bencana

2. Instansi : Universitas Mataram


3. Tema : Pendidikan
4. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Rangga Alif Faresta
b. NIM : E1Q016056
c. Jurusan : Pendidikan Fisika
d. Universitas : Universitas Mataran
e. Alamat rumah dan : Jl. Gunung Kawi No 1 Dasan Agung Baru ,
No HP Mataram NTB/085238685680
f. Email : Rangga211297@gmail.com
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Dr. rer.Nat. Kosim, M.Si
b. NIDN.NIP : 196305221989031004
c.No. HP :
d. Email : 08596-5516-5063
-
Mataram, 1 November 2018
Dosen Pembimbing Ketua Tim

Dr.rer.Nat. Kosim, M.Si Rangga Alif Faresta


NIP. 196305221989031004 NIM. E1Q016056

ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Judul Esai : Dis-Gation: Disaster Mitigation Cards Sebagai


Media Pembelajaran Interaktif Mitigasi Bencana
Alam Pada Anak- Anak Di Lombok Dalam
Mendukung Indoensia Tanggap Darurat Bencana

Nama Ketua : Rangga Alif Faresta


Nama Anggota 1 : Sandi Yusril Ihza
Nama Anggota 2 : Mima Amalia Ramadhaningrum

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa memang benar karya
dengan judul tersebut merupakan karya orsinil dan belum pernah dipublikasikan
dan/ dilombakan diluar kegiatan GEOGRAFI TAGOK BASAMO 1th 2018
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti
terdapat pelanggaran di dalamnya maka kami siap untuk didiskualifikasi dari
kompetisi ini sebagai bentuk tanggung jawab kami.

Mataram, 1 November 2018


Dosen Pembimbing Ketua Tim

Dr.rer.Nat Kosim,M.Si Rangga Alif Faresta


NIP. 196305221989031004 NIM. E1Q016056

iii
Indonesia adalah negara kepulauan. Geografi Indonesia terletak di garis
khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia, serta antara samudra
pasifik dan samudra hindia. Selain itu, Indonesia merupakan negara kepulauan
tempat dimana tiga lempeng besar dunia bertemu, yaitu lempeng indo-australia,
lempeng eurasia, dan lempeng pasifik. Interaksi antar lempeng lebih lanjut
menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang memiliki aktivitas kegunungapian
dan kegempaan yang cukup tinggi (Rahman 2015). Berada di antara garis pembelah
dunia menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat lempeng tektonik. Apabila
terjadi pergerakan pada lempeng tersebut, maka akan menyebabkan perubahan
dipermukaan bumi (permukaan tanah ). Pergerakan lempeng tersebutlah yang
menyebabkan salah satu faktor bencana, dinataranya tsunami, gempa bumi, pasang
surut air laut dan lain sebagainya.
Banyaknya daerah rawan bencana di Indonesia dan pentingnya peningkatan
upaya pengurangan risiko bencana, merupakan landasan kuat untuk melakukan hal
tersebut secara terpadu dan terarah ( Supriyadi 2012 ). Berbagai upaya kegiatan
dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya bencana alam tersebut. Yaitu,
melalui mitigasi bencana, baik kepada masyarakat yang mencangkup anak –
anak,remaja, maupun orang dewasa. Pemberian mitigasi diupayakan agar
masyarakat memiliki strategi penanggulanan bencana dengan baik, tanpa
menyebabkan masalah berkelanjutan.
Mitigasi bencana didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang berupaya untuk
mengurangi terjadinya suatu bencana. Adapun menurut keputusan menteri dalam
negeri RI no. 131 tahun 2003, mitigasi (diartikan juga sebagai penjinakan) diartikan
sebagai upaya dan kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi dan memperkecil
akibat yang ditimbulkan oleh bencana yang meliputi kesiapsiagaan dan
kewaspadaan. Selain itu juga, menurut Subiyantoro (2010: 45), mitigasi bencana
berkaitan dengan siklus penanggulangan bencana, berupa upaya penanganan
sebelum terjadinya bencana. Melalu mitigasi bencana ini, kegiatan pelatihan atau
pemberian pemahaman akan pentingnya persiapan menghadapi bencana dapat
dilakukan.

1
Namun, belum optimalnya mitigasi bencana di Indonesia, terhadap anak-
anak khususnya di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu faktor
yang berdampak pada kerugian materil maupun korban jiwa. Bencana gempa bumi
yang menimpa Provinsi NTB pada bulan Juli sampai Agustus 2018 lalu,
memberikan dampak besar bagi perubahan semua aspek kehidupan masyarakat,
baik dari aspek ekonomi, sosial-budaya, pendidikan, dan lainnya. Data dari BNPB
NTB mencatat kerugian yang diakibatkan bencana gempa NTB (Lombok
Sumbawa) mencapai Rp7,45 triliun, terdapat 71.962 unit rumah rusak, di mana
32.016 rusak berat, 3.173 rusak sedang, dan 36.773 rusak ringan serta korban jiwa
sebanyak 564 orang meninggal dunia (Gabrillin, 2018).
Masyarakat cenderung panik dan kurang mengetahui apa saja yang harus
dilakukan ketika bencana datang. Oleh sebab itu, perlu adanya pemberian pelatihan
atau pemahaman yang tepat terhadap masyarakat itu sendiri, terutama anak – anak,
yang diharapkan mampu memahami bagaimana cara bertidak yang baik dalam
mengambil keputusan ketika terjadi bencana. Peran orang dewasa terhadap
pemberian edukasi mitigasi pada anak – anak juga sangat diharapkan. terbentuk dari
proses panjang dan berkaitan dengan berbagai faktor, seperti sistem pengetahuan
yang digunakan, pengalaman, kepentingan, posisi sosial, dan sebagainya (Maarif
2012).
Anak – anak sekolah dasar di Lombok adalah generasi muda yang memiliki potensi
pengembangan yang strategis, kreatif, inovatif, dinamis, dan produktif yang sangat
di perlukan suatu bangsa untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di
Indonesia. Dengan pemahaman mitigasi bencana yang baik, akan membuat anak –
anak siap siaga dalam mengahadapi berbagai bencana yang akan terjadi nantinya.
Maka, perlu adanya edukasi mengenai mitigasi bencana melalui media
pembelajaran interaktif . Anak – anak memiliki daya ingat yang baik, dan jauh lebih
mudah dalam memahami kegiatan pembelajaran melalui media berupa permainan.
Oleh sebab itu, media pembelajaran yang mudah dipahami adalah salah satu bentuk
strategi meningkatan kualitas pemahaman anak – anak.

2
Disaster Mitigation Cards dan Pelatihan Kesiagaan pada Anak – Anak Di
Lombok
Kegiatan untuk meningkatkan mitigasi bencana pada anak – anak harus
terus dilakukan. Untuk itu, diperlukannya upaya yang komprehensif sehingga bisa
mengurangi resiko bencana alam, antara lain dengan melakukan kegiatan mitigasi
bencana. Salah satu upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran adalah
penggunaan media secara efektif, mempertinggi kualitas yang akhirnya dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar (Hujair AH. Sanaky, 2009:1-2).
Jika anak – anak sekolah dasar memiliki potensi diri untuk meningkatkan
pemahaman tentang sebuah pengetahuan dan wawasan edukasi mitigasi bencana.
Dengan adanya media pembelajaran yang kreatif, akan lebih memudahkan anak –
anak sekolah dasar menyerap informasi dan pemahaman belajar tersebut. Dalam
penyampaian materi dan pesan – pesan pembelajaran, peran media pembelajaran
sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman mengenai edukasi mitigasi yang
menyenangkan dan interaktif.
Edukasi mitigasi bencana yang menjadi salah satu dasar materi yang dapat
meningkatkan pisikologi pada anak – anak di Lombok. Seperti sifat berfikir kreatif,
daya ingat yang tinggi, dan imajinasi tinggi. Afektivitas daya berpikir pada anak –
anak yang menuju arah positif sehingga materi sosialisasi yang diberikan
diantaranya adalah pengenalan mengenai bencana, upaya mitigasi bencana, dan apa
yang dilakukan oleh masyarakat sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana
maupun pasca bencana (Rahman 2015) dapat terserap dengan baik melalui media
pembelajaran yang interaktif.
Disaster Mitigation Cards adalah sebuah kartu permainan mengenai cara
mitigasi bencana yang baik. Kartu ini bertujuan memberikan informasi tentang
berbagai bencana alam dan cara menangani bencana tersebut. Disaster Mitigation
Cards sebagai media pembelajaran yang interaktif untuk anak – anak dalam
memahami pembelajaran belajar secara edukatif, aktif dan interaktif. Melalui media
pembelajaran anak – anak jauh lebih mudah menerima informasi mitigasi bencana
.Asyhar (2012) menyatakan bahwa media visual dapat membuat orang benar-benar
mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang
berfikir spesifik serta menanamkan konsep yang benar.

3
Diharapkan dengan adanya kartu permainan Disaster Mitigation Cards ini
anak – anak sekolah dasar dapat memahami wawasan penanggulangan bencana
dengan mudah dan antusias yang tinggi. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menimbulkan perubahan
paradigma penanggulangan bencana yang sangat mendasar. Kegiatan
penanggulangan bencana dilaksanakan melalui penetapan kebijakan pembangunan
yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,
dan rehabilitasi (Suhardjo 2011).
Permainan Disaster Mitigation Cards menggunakan kartu ukuran 10 cm x
5 cm yang terbuat dari bahan – bahan yang ada mudah dicari. Permainan ini
dirancang sedemikian rupa untuk memudahkan anak – anak memahami cara
menggunakannya. Permainan ini terdiri dari sebuah kartu yang memiliki gambar
ilustrasi mengenai kejadian – kejadian bencana yang ada disekitar dan cara
menagulanginya. Setiap kartu memiliki pasangan sebab-akibat yang sangat
berhubungan satu sama lain. Kedua kartu ini memiliki soal – soal atau pendifinisian
mengenai pemahaman pengetahuan mitigasi bencana yang ada di sekitar kita.
“Bermain sambil belajar” adalah kalimat yang dapat menggambarkan permainan
pengetahuan ini, sebagai upaya meningkatkan wawasan anak – anak di Lombok
secara kreatif. Menurut Sudirman (2012), belajar merupakan perubahan tingkah aku
atau penampilan dengan serangkain kegiatan misalnya membaca, mengamati,
mendengar, meniru dan sebagainya yang dilandasi motivasi. Melalui permainan

4
Disaster Mitigation Cards anak – anak dapat mengetahui proses dan cara
mencegah bencana.

Permainan ini juga dapat dilakuakn secara berkelompok. Permainan


Disaster Mitigation Cards bisa dimainkan oleh 1 hingga 4 orang pemain. Cara
bermainnya yaitu : (1). Permainan ini dapat di mainkan maksimal 4 orang dengan
1 orang sebagai pembimbing yang dapat mengatur tata tertib dalam permainan.
Anak – anak dapat memilih guru atau saudara mereka yang lebih tua untuk menjadi
seorang pembimbing permainan Disaster Mitigation Cards ini. (2). Setelah
memilih pemain dan pembimbing, maka permainan di mulai oleh anak yang
memenangkan suit ( hompimpa ) secara berurutan. (3). Sebelum permainan dimulai,
guru atau orang dewasa harus mengocok kartu. Sehingga, kartu menjadi acak dan
tidak berurutan. Jumlah kartu yang digunakan sebanyak 20 pasang kartu. (4).
Setelah itu pemainan dimulai dengan masing – masing pemain mendapatkan 5
kartu. (5) pemain pertama mengambil kartu pemain lain dimana pemain pertama
harus memilih kartu milik pemain lawan dengan kartu tertutup ( terbalik ). Dan
seterusnya untuk pemain berikutnya. ( 6) Bagi pemain yang dapat mengumpulkan
pasangan kartu paling banyak dan cepat dialah pemenangnya.
Disaster Mitigation Cards dapat menarik minat anak-anak khususnya anak
– anak sekolah dasar untuk dapat mengembangkan karakter diri. Dengan
permaianan papan visual interaktif yang menarik dan edukatif dapat digunakan

5
untuk mempermudah penyaluran pola pikir yang benar tentang pengetahuan
mitigasi kesiagaan terhadap bencana yang ada di sekitar mereka.
Mitigasi bencana pada anak- anak di Lombok merupakan suatu langkah
stategis untuk memberikan pengetahuan tentang kebencanaan melalui media
pembelajaran interaktif. Disaster Mitigation Cards adalah sebuah media
pembelajaran interaktif dengan penggunaan kartu permainan mitigasi bencana
alam. Permainan kartu ini ditujukan untuk anak – anak sehingga mereka mampu
menyerap informasi dengan mudah dan menyenangkan. Pemberian mitigasi di
upayakan agar para masyarakat, khususnya anak- anak memiliki strategi
penanggulanan bencana dengan baik tanpa menyebabkan masalah berkelanjutan
dalam mendukung Indonesia tanggap darurat benaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerugian Akibat Gempa di
NTB Diperkirakan Mencapai Rp 7,45 Triliun",
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/15/16444021/kerugian-akibat-
gempa-di-ntb-diperkirakan-mencapai-rp-745-triliun.
Penulis : Abba Gabrillin Editor : Sandro Gatra
Asyhar R. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta(ID) :
Gaung Persada Press Jakarta.
Departemen Sosial RI. (2006). Memberdayakan Kearifan Lokal Bagi Komunitas
Adat Terpencil.
Maarif S, Pramono R, Rilus A, Sunarti E.2012. Kontestasi Pengetahuan Dan
Pemaknaan Tentang Ancaman Bencana Alam (Studi Kasus Ancaman
Bencana Gunung Merapi). Jurnal Penanggulangan Bencana. Vol.3-1 Tahun
2012, Hal 1-13
Rahman A Z.2015. Kajian Mitigasi Bencana Tanah Longsor Di Kabupaten
Banjarnegara. Jurnal Manajemen Dan Kebijakan Publik. Gema Publica
ISSN 2460-9714.
Rusilowati A, Supriyadi, Binadja, Mulyani.2012. Mitigasi Bencana Alam Berbasis
Pembelajaran Bervisi Science Environment Technology And Society.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang (UNNES). Januari 2012 8
(2012) 51-60
Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.
Subiyantoro, I. (2010). Selayang Pandang Tentang Bencana. Jurnal Dialog
Penanggulangan Bencana. Vol 1: 43-46.
Suhardjo D.2011.Arti Penting Pendidikan Mitigasi Bencana Dalam Mengurangi
Resiko Bencana.Universitas Islam Indonesia Yogyakarta : Cakrawala
Pendidikan.

iv

Anda mungkin juga menyukai