Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Gantang V (1) (2020): 69 – 76

e-ISSN: 2548-5547
p-ISSN: 2503-0671

http://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/index

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model


Pembelajaran Discovery Learning pada Materi Matematika
Berorientasi Mitigasi Bencana
Rima Tusa’diah1, Yerizon2*

1,2
Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, 25171, Indonesia

Pengiriman: 28/Oktober/2019; Diterima: 24/Maret/2020; Publikasi: 31/Maret/2020


DOI: https://doi.org/10.31629/jg.v5i1.1898

Abstrak
Sepanjang 2019 di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat telah terjadi 3721
bencana dan bencana alam yang paling sering terjadi adalah banjir bandang dan tanah longsor. Indonesia berada
pada urutan ke-36 dengan indeks resiko 10,36 di bawah India dan Islandia. Oleh karena itu, pemerintah
menganjurkan pendidikan tentang mitigasi bencana alam agar di berikan di sekolah. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat pengetahuan peserta didik tentang mitigasi bencana alam. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Instrumen penelitian adalah angket tentang mitigasi bencana alam yang telah divalidasi oleh salah satu
dosen pendidikan matematika. Dari penelitian ini terbukti bahwa sekitar 88,9% peserta didik MTsN 1 Padang
menyatakan tidak adanya pembelajaran tentang pengenalan mitigasi bencana. Pengetahuan mitigasi bencana alam
tidak harus diberikan dalam bentuk pembelajaran khusus, namun dapat di integrasikan dalam mata pelajaran yang
sudah ada, seperti matematika.

Kata kunci: mitigasi bencana; model discovery learning

Abstract
During 2019 in Indonesia, BNPB recorded 3721 disasters, and the most common natural disasters were flash floods
and landslides. Indonesia is ranked 36th with a risk index of 10.36 below India and Iceland. Therefore, the
Government recommends education on disaster mitigation to be provided in schools. This study aims to examine the
improvement of students’ understanding of disaster mitigation. This research is a quantitative descriptive. The
instrument of research is questionnaire about disaster mitigation which was validated by expert of mathematics
education. The results show that around 88.9% of students at MTsN 1 Padang stated that there is no learning about
the introduction of disaster mitigation. Knowledge of disaster mitigation does not have to be given in the form of
special learningbut can be integrated in existing subjects, such as mathematics.

Keywords: disaster mitigation, discovery learning

I. Pendahuluan LSM kemanusiaan Jerman, Development Helps


Indonesia termasuk salah satu negara Alliance, bahwa Indonesia berada pada urutan
yang berpotensi besar terjadinya bencana alam. ke-36 dengan indeks resiko 10,36 dibawah India
Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian oleh dan Islandia (Heinttze dkk, 2018). Berbagai
Universitas Ruhr Bochum, Jerman, dan Koalisi bencana alam terjadi di Indonesia dan terus
69
*Penulis Korespondensi
Email Address : yerizon@fmipa.unp.ac.id
Handphone : +62 813 6345 5577
JURNAL GANTANG. Maret 2020; V(1): 69 – 76
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

mengalami peningkatan setiap tahunya. Beberapa penelitian yang mencoba


Sepanjang 2019 Badan Nasional memasukan mitigasi bencana ke dalam
Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat pembelajaran. Nugroho (2012) menyatakan
terjadi 3721 bencana, diantaranya banjir bahwa pengetahuan peserta didik di usia dini
bandang, tanah longsor, kebakaran hutan dan tentang mitigasi bencana alam masih perlu
masih banyak lagi peristiwa alam lainya. ditingkatkan lagi, oleh sebab itu dia mencoba
Bencana alam tersebut mengakibatkan Korban mengembangkan media pembelajaran LUDO
meninggal 475 dan hilang 108 orang (Tempo.co, 3D-MB media ini dikembangkan dengan
Jakarta- BNPB, 17 desember 2019). Bencana menerapkan materi bangun ruang sisi datar.
alam bisa terjadi secara tiba-tiba dan LUDO 3D- MB merupakan media pembelajaran
mengakibatkan kerugian materil maupun seperti permainan LUDO. Nama 3D-MB
material, dan pada saat bencana ini terjadi merupakan singkatan dari 3 Dimensi- Mitigasi
banyak masyarakat yang tidak siap dan tidak tau Bencana sebab media ini digunakan untuk
bagaimana cara penanggulangan bencana yang pembelajaran mitigasi bencana. LUDO 3D- MB
telah terjadi, karena masih banyaknya terdiri dari tiga bagian, yakni bidang permainan,
masyarakat yang belum memiliki pengetahuan dadu, dan kartu Soal.
bagaimana penanggulan bencana alam. Media ini terdapat 24 kartu soal yang
Untuk mengatasi ini semua maka berisikan sebuah soal cerita yang di
pengetahuan tentang mitigasi bencana alam perlu integrasikanya upaya mitigasi bencana alam.
diberikan kepada masyarakat sejak dini. Anak- Dari penelitian yang dilakukan oleh Suwaibah,
anak akan lebih mudah mengalami trauma jika dkk menyatakan dengan media LUDO 3D- MB
menjadi korban bencana alam, oleh karena itu, ini berhasil meningkatkan kemampuan peserta
pemahaman serta pengetahuan kepada anak agar didik SMP Y Surabaya kelas VIII-A terhadap
tidak panik serta trauma saat bencana perlu mitigasi bencana alam sebesar 2,11%, Karena
diberikan (Nugroho dkk, 2012). Pembelajaran media pembelajaran LUDO ini mampu
mitigasi bencana alam lebih baik diberikan meningkatkan pengethuan peserta didik terhadap
melalui pembelajaran formal, khususnya di mitigasi bencana alam .
jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk materi yang lain belum ada bahan
Anak pada jenjang SMP berada pada usia ajar matematika yang memasukkan mitigasi
perkembangan aspek kognitif, psikomotor dan bencana dalam pembelajaran. Untuk itu perlu
efektif yang sangat pesat (Nurbaedah, 2013). dibuat bahan ajar atau perangkat yang lebih
Pengetahuan mitigasi bencana tidak efektif lagi untuk meningkatkan pengetahuan
harus diberikan dalam bentuk pembelajaran peserta didik terhadap mitigasi bencana alam.
khusus. Namun dapat di integrasikan dalam mata Salah satu alternatif yang ditawarkan peneliti
pelajaran yang sudah ada, seperti matematika untuk menunjang penerapan mitigasi bencana
(Hasanah dkk, 2016). Ini sesuai dengan pada mata pelajaran matematika adalah
pernyataan Presiden Jokowi dalam sidang mengembangan perangkat yang berbasis model
kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, discovery learning yang berorentasi mitigasi
Senin (7/1/2019). "Sebagai negara di tempat bencana. Dalam penerapannya ini sangat bisa
rawan bencana alam, ring of fire, kita harus siap membantu peserta didik dalam mengenalkan
merespons dan tanggung jawab menghadapi mitigasi bencana alam.
segala bencana alam. Saya minta edukasi lebih Metode pembelajaran pada model
baik, konsisten dan lebih dini bisa masuk ke discovery learning ini menekankan pentingnya
dalam muatan sistem pendidikan kita," ujar dalam mengkonstruk ide-ide dalam suatu disiplin
Presiden Jokowi yang dikutip dari ilmu, melalui partisipasi aktif dari peserta didik
(Kompas.com). dalam proses pembelajaran dan model

70
Tusa’diah &Yerizon: Pengembangan Perangkat … (8)

pengajaran yang dikemangkan berdasarkan mitigasi bencana alam seperti banjir dan tanah
pandangan kognitif tentang pembelajaran dan longsor melalui soal cerita.
prinsip-prinsip kontruktivitas atau biasa disebut Materi lingkaran dan bangun ruang sisi
juga dengan peserta didik membangun konsep datar menjadi materi yang penting karena
sendiri (Hosnan, 2014: 281). Sedangkan menurut keberadaanya mudah dijumpai dalam kehidupan
Bruner, penemuan terbimbing adalah metode sehari hari. Cakupan materi ini meliputi balok,
pengajaran yang berbasis inquiri, sebuah teori kubus, prisma dan limas (Lestari, Rohaeti, &
pembelajaran konstruktif yang terdapat pada Purwasih, 2018). Meski lingkaran dan bangun
situasi problem solving dimana peserta didik ruang sisi datar kerap dijumpai dalam kehidupan
menggunakan pengalaman dan pengetahuan sehari- hari kenyataannya masih banyak peserta
mereka untuk menemukan fakta, hubungan, dan didik belum mampu mengaplikasikan materi ini
kebenaran-kebenaran baru untuk dipelajari, jadi dalam kehidupan sehari- hari, salah satu faktor
dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyebabnya adalah pemahaman peserta didik
model discovery learning sengaja di rancang masih terbatas (Rahayu & KHolillah, 2018).
untuk menemukan sendiri informasi yang Adanya perangkat pembelajaran berbasis model
diperlukan agar peserta didik menemukan discovery learning diharapkan mampu
konsep dengan mandiri melalui bimbingan guru memberikan wawasan kepada peserta didik
dalam bentuk pertanyaan (Winataputra, 2007). mengenai kegunaan materi bangun ruang sisi
Sama halnya Yang, Liao, Ching, Chang, dapat meningkatkan kemampuan matematis
dan Chan (2010) juga menyatakan bahwa peserta didik, selain sebagai upaya pengenalan
metode discovery adalah salah satu metode yang mitigasi bencana.
mengurangi peran guru dan membuat peserta
II. Metode Penelitian
didik membangun pengetahuannya sendiri.
Jenis penelitianya adalah pengembangan
Metode discovery mendorong peserta didik
perangkat pembelajaran berbasis model
untuk aktif dalam proses pembelajaran dan dapat
discovery learning. Metode penelitian yang
mengembangkan kemandirian belajar (Khan,
digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif
2014). Adapun dalam metode penemuan
(Arikunto, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di
terbimbing ini, peserta didik menerima masalah
salah satu MTsN 1 Padang kelas VIII-4.
untuk dipecahkan dengan guru memberikan
Pengumpulan data dilakukan dengan metode
petunjuk bagaimana memecahkan permaslahan
dokumentasi dan observasi. Instrumen penelitian
tersebut agar peserta didik tetap pada arah yang
berupa angket mitigasi bencana alam yang telah
benar (Mayer, 2002). Langkah-langkah metode
divalidasi oleh salah satu dosen pendidikan
penemuan terbimbing menurut Achera, Belecina,
matematika (Hera Deswita). Analisis atau
& Garvida (2015) yaitu motivation, exploration,
pengolahan data menggunakan teknik deskriptif
presentation, warp up, practice dan evaluation.
untuk menggambarkan tingkat pengetahuan
Dari pemaparan di atas maka selalaku
peserta didik tentang mitigasi bencana alam,
peneliti merasa model berbasis discovery
yang dipusatkan pada pengembangan perangkat
learning ini dapat membantu mengenalkan
pembelajaran matematika yang berbasis model
mitigasi bencana kepada peserta didik dan juga
discovery learning berorientasi mitigasi bencana
mampu menambah wawasan bagi peserta didik
alam. Penyajian data merupakan sekumpulan
bagaimana melindungi diri dari bencana alam.
informasi yang tersusun dan memberi
Dalam pengembangan perangkat ini ada
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
beberapa materi matematika yang biasa
pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan
digunakan, contohnya saja pada materi lingkaran
disusun berdasarkan pola-pola induktif selama
dan bangun ruang sisi datar. Materi ini dipilih
penelitian berlangsung dan data yang perlu diuji
karena dapat diaplikasikan dalam pembelajaran
71
JURNAL GANTANG. Maret 2020; V(1): 69 – 76
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

kebenarannya, kekokohannya, dan Poin selanjutnya yaitu lingkungan hutan


kecocokannya. Melalui penelitian ini yang akan harus dilindungi dari penebangan liar ini adalah
dilihat adalah pengetahuan peserta didik tentang salah satu cara pencegahan terjainya longsor.
mitigasi bencana alam, yang diperoleh sdari Sesuai dengan hasil analisis GFW juga
angket yang diedarkan peneliti. Serta upaya mengindikasikan kegiatan perambahan hutan
pengembangan perangkat pembelajaran berbasis dan penambangan liar yang marak telah
model discovery learning yang berorientasi menyebabkan kerusakan DAS di hulu sungai,
mitigasi bencana alam. yang memperbesar risiko terjadinya banjir dan
longsor. Untuk poin ini sekitar 38% yang
III. Hasil dan Pembahasan
menyatan iya dan sekitar 68% peserta didik
Pada bagian ini dipaparkan mengenai
menyatan bahwa penebangan liar tidak
pengetahuan pesera didik tentang mitigasi
merupakan salah satu penyebab terjadinya
bencana alam serta implementasi pengembangan
bencana tanah longsor. Poin berikutnya
perangkat pembelajaran berbasis model
pencegahan yaitu penanaman pohon (reboisasi)
discovery learning yang berorientasi mitigasi
merupakan salah satu cara pencegahan banjir dan
bencana alam. Perangkat pembelajaran berbasis
tanh longsor pada pernyataan ini hanya sekitar
model discovery learning merupakan alat untuk
48% yang menyatakan iya sekitar 52% peserta
membantu peserta didik mengenal pentingnya
didik menyatan tidak.
pengetahuan tentang bencana alam, perangkat
Sangat disayangkan sekali karena masih
dirancang khusus untuk peserta didik di jenjang
banyak peserta didik yang tidak mengetahi apa
SMP, karena masih banyak sekali peserta didik
penyebab dan bagaimana cara pencegahan
yang tidak peduli pentingnya memiliki
bencana banjir dan tanah longsor padahal
pengetahuan tentang mitigasi bencana, ini
menurut analisis Aqueduct Global Flood
terbukti setelah melakukan observasi di MTsN 1
Analyzer, Indonesia adalah negara dengan
Padang dan dari data yang di dapat terlihat,
jumlah populasi terdampak bencana banjir
masih sangat banyak anak SMP yang belum
terbesar ke-6 di dunia. Berdasarkan data Badan
memahami pengetahuan mitigasi bencana
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
dengan baik. Dari hasil angket pemahaman
banjir yang disertai longsor menjadi bencana ke-
mitigasi bencana yang di sebarkan di MTsN 1
6 yang paling sering terjadi di Indonesia dengan
Padang Kelas VIII- 4.
32 kejadian setiap tahunnya.Inilah presentase
Pada angket yang di edarkan membahas
keseluruhan dari isi angket yang diberikan
tentang pengetahuan sekitar mitigasi bencana,
peserta didik untuk mengetahui seberapa
ada beberapa poin dari angket yang sangat
pengetahuan peserta didik tentang mitigasi
penting diketahui peserta didik contohnya
bencana alam dapat dilihat pada tabel 1.
Membuang sampah tidak pada tempatnya seperti
membuang sampah ke sungai ini adalah salah Tabel 1.
satu faktor penyebab terjadinya banjir. Aktivitas Presentase pengetahuan dan sikap peserta didik
dan tindakan manusia seperti pertambahan tentang mitigasi bencana.
jumlah penduduk, moral hazard manusia seperti Persentase Peserta Didik
membuang sampah di sungai, merubah berbagai Mitigasi Pengetahuan Sikap
Bencana Tidak
tipe lahan untuk berbagai kepentingan (BP DAS Paham Tidak Peduli
Peduli
Wampu Sei Ular, 2013). Dari point ini hanya Banjir 45 54 40 60
sekitar 70% peserta didik yang menyatakan Tanah
45 54 40 60
pernyataan itu benar sekitar 30% peserta didik Longsor
tidak mengetahui bahwa membuang sampah
Persentase diatas menjelaskan bahwa
sembarangan adalah salah satu faktor penyebab
masih banyak peserta didik yang tidak memiliki
terjadinya banjir.

72
Tusa’diah &Yerizon: Pengembangan Perangkat … (8)

pemahaman tentang mitigasi bencana alam, ini Perangkat pembelajaran yang berbasis
terbukti dari presentase pada tabel tersebut model discovery learning berorentasi mitigasi
menyatakan sekitar 60% peserta didik memiliki bencana ini di rancang khusus guna untuk
sikap tidak peduli terhadap bencana alam ini mengenalkan pentingnya pengetahuan mitigasi
disebabkan tidak adanya pembelajaran yang bencana alam. Implementasinya pada satuan
mengkaitkanmaterinya dengan mitigasi bencana pendidikan SMP/ MTsN. Pada perangkat berbasi
alam dan disamping itu juga tidak adanya model discovery learning ini memiliki beberapa
sosialisasi yang diberikan kepada peserta didik tahapan dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
tentang bagaimana mitigasi bencana alam Tabel 2.
pernyataan ini dapat dibuktikan dari survei yang Tahap- tahap pembelajaran model discovery learning.
telah dilakukan bahwa sekitar, 88.9% peserta
Tahap-tahap Kegiatan Guru
didik menyatakan tidak mendapatkan sosialisasi Tahap 1 Menyampaikan tujuan
maupun pembelajaran tentang tanggap bencana Stimulation (pemberian pembelajaran dan memotivasi
alam. Itulah yang menyebabkan banyak peserta rangsangan) peserta didik dengan mendorong
peserta didik terlibat dalam
didik yang memiliki sikap acuh tak acuh saja kegiatan. Serta memberikan
tentang pentingnya pengetahuan mitigasi masalah yang berkaitan dengan
bencana alam. materi pembelajaran yang
diorientasikan kepada mitigasi
Dari pemaparan di atas maka dapat
bencana alam
disimpulkan bahwa pengetahuan peserta didik Tahap 2 Membimbing peserta didik
tentang tanggap bencana masih terbilang dan Problem statement dalam merumuskan hipotesis
beberapa dari peserta didik juga tidak (pernyataan identifikasi sesuai dengan masalah yang ada
masalah)
menghiraukanya dikarenakan tidak ada Tahap 3 Membimbing peserta didik
keterkaitannya dengan pembelajaran disekolah, Data collection melakukan kegiatan penemuan
ini sangat disayangkan sekali karena sekolah (pengumpulan data) dengan mengarahkan peserta
didik untuk memperoleh
MTsN 1 Padang ini merupakan salah satu informasi yang diperlukan
sekolah yang rawan banjir jika terjadi hujan Tahap 4 Membimbing peserta didik
deras yang tidak kunjung berhenti. Seharusnya Data processing memilih dan menggunakan
peserta didik MTsN 1 Padang lebih peduli lagi (pengolahan data) prosedur yang tepat untuk
memperoleh solusi dari
terhadap tanggap bencana, tapi pada kenyataanya permasalahan
mereka tidak memperdulikanya, oleh sebab itu Tahap 5 Membimbing peserta didik
peneliti tertarik untuk melakukan penelitianya di Verification dalam memeriksa kembali dan
(pembuktian) membuktikan benar atau
MTsN 1 Padang guna peserta didik MTsN 1 tidaknya hipotesis dengan
Padang biasa lebih sadar dan peduli tentang temuannya
pentingnya pengetahuan tanggap bencana. Oleh Tahap 6 Membimbing peserta didikan
Generalization dalam menyajikan hasil
karena itu, diperlukan pembelajaran mengenai
(menarik kesimpulan kegiatan, merumuskan
mitigasi bencana disekolah mengingat interaksi kesimpulan/menemukan konsep
anak lebih banyak disekolah dan banyak Sumber: materi pelatihan guru implementasi
pengetahuan yang di dapat di sekolah. dari kurikulum 2013
pernyataan- pernyataan diatas maka selaku Pengetahuan dan pemahaman yang
peneliti ingin mengembangkat perangkat diperoleh dari pembelajaran penemuan
pembelajaran berbasis model discovery learning terbimbing akan lebih tahan lama, melatih
berorientasi mitigasi bencana alam guna agar kemampuan penalaran dan melatih kemampuan
peserta didik mengetahui sangat penting berpikir bebas. Hal ini sesuai dengan pendapat
pengetahuan tentang mitigasi bencana alam dan Dahar (2011: 80) yang menyatakan bahwa
peserta didik menjadi lebih peduli mengenai beberapa keuntungan belajar penemuan
mitigasi bencana alam.
73
JURNAL GANTANG. Maret 2020; V(1): 69 – 76
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

terbimbing yaitu: (1) pengetahuan bertahan lama


dan mudah diingat; (2) hasil belajar penemuan
terbimbing mempunyai efek transfer yang lebih
baik dari pada hasil lainnya; (3) secara
menyeluruh belajar penemuan terbimbing
meningkatkan penalaran peserta didik dan
kemampuan untuk berpikir bebas. Selain
keunggulan di atas, pembelajaran penemuan
terbimbing juga unggul dalam mengaktifkan
peserta didik, melibatkan peserta didik dalam
pembelajaran, memberi rasa puas pada peserta
didik, dan melatih peserta didik belajar lebih
mandiri. Hal ini sesuai dengan pendapat
Suherman, dkk (2003: 214). Gambar 2. Implementasi mitigasi bencana pada
Penjelasan di atas tentang model materi bangun ruang sisi datar
discovery learning peneliti berpikir dengan
dikembangkan perangkat pembelajaran berbasis Salah satu contoh penerapan
model discovery learning akan mampu pengetahuan mitigasi bencana alam pada materi
membantu untuk mengenalkan mitigasi bencana lingkaran, pada materi ini peserta didik
alam kepada peserta didik. Karena proses dibimbing dalam menentuka unsur- unsur
pembelajaran model discovery learning ini lingkaran, untuk menentukan unsur- unsur
sangat terstruktur dan berpusat kepada peserta lingkaran ini peserta didik di berikan sebuah soal
didik dimana pada proses pembelajaran peserta kontekstual yang di integrasikan kepada salah
didik yang paling dominan guru hanya sebagai satu upaya penyelamatan diri pada bencana alam
fasilitator. Pembelajaran yang berbasis model banjir, seperti “Disebuah desa yang pada
discovery learning ini akan sangat menarik bagi penduduk ada tiga titik yang dekat dengan
peserta didik karna peserta didik akan merasa waduk yaitu A, B, dan C yang setiap terjadinya
sangat tertantang dengan permasalahan- hujan deras yang selalu diterpa banjir, dan jika
permsalahan yang ada. Di bawah ini merupakan hujuan tidak kunjung berhenti arinya bisa
contoh implementasi mitigasi bencana alam pada semakin tinggi. Untuk melindungi warga Ketua
materi matematika. RT berniat mendirikan sebuah tenda darurat
yang jika kemungkinan air pada waduk meluap
kepermungkiman warga. Tenda yang akan
dibangun memiliki jarak yang sama antara ketiga
titik. Bagaimana cara menentukan lokasi yang
akan didirikan tersebut?”
Pada penyelesaian masalah kontekstual
tersebut peserta didik harus menentukan sebuah
titik yang berjarak sama terhadap titik A, B, dan
C. Untuk memenuhi hal itu titik tersebut harus
merupakan titik pusat lingkaran, diamana titik A,
B, dan C berada pada keliling atau busur
lingkaaran. Kegiatan- kegiatan yang akan
dikerjakan oleh peserta didik berupa 1. Membuat
sumbu ruas garis AB, yaitu garis yang tegak
Gambar 1. Implementasi mitigasi bencana
pada materi lingkaran lurus AB dan melalui titik tengah AB, 2.

74
Tusa’diah &Yerizon: Pengembangan Perangkat … (8)

Membuat sumbu ruas garis BC, yaitu garis yang (2015). The effect of group guided
tegak lurus BC dan memiliki titik tengah BC, 3. discovery approach on the performance of
Titik potong sumbu ruas garis AB dan sumbu students in geometry. International
Journal of Multidisciplinary Research and
ruas garis BC merupakan titik pusat lingkaran
Modern Education (IJMRME), 1(2), 331–
yang diberinama O, dimana lingkarannya melalui 342
titik A, B, dan C. Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu
pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Geologi. (2015). Mengenal sesar aktif.
majalah GEOMAGZ. Tersedia di:
geomagz.geologi.esdm.go.id/me ngenal-
sesar-aktif/ (Diakses: 24 Februari 2019).
[BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai Wampu-Sei Ular. (2013). Base
Line DAS Padang. Balai Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai Wampu Sei Ular.
Medan.
Dahar, Ratna Wilis. (2011). teori-teori belajar
dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga
Suwaibah, D., Anggraini, L., & Mursyidah, H.
(2019). LUDO 3D-MB media sebagai
pengenalan mitigasi bencana alam
berbasis pembelajaran matematika materi
bangun ruang. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika, 4(1), 12-19.
Hasanah, I. Sri Wahyuni, S. Bachtiar, R W.
(2016). Pengembangan modul mitigasi
bencana berbasis potensi lokal yang
terintegrasi dalam pelajaran IPA di SMP.
Gambar 2. Contoh jawaban Jurnal Pembelajaran Fisika, 5(3), 226 -
234
Pada gambar menunjukan langkah- Haswati, D. & Nopitasari, D. (2019)
langkah pengerjaan lukisan dan pada gambar (ii) Implementasi bahan ajar persamaan
terlihat busur lingkaran melalui titik A, B, diferensial dengan metode guided
maupun C, dengan demikian , titik O merupakan discovery berbantu software mathematica
lokasi stadion yang akan dibangun. untuk meningkatkan pemahaman konsep.
Jurnal Gantang, 4(2), 97-102.
IV. Kesimpulan Heintze, H. J. dkk. (2018). World risk report
Berdasarkan permasalahan mengenai 2018. Jermany: Bundnis Entwicklung
kurangnya pemahaman mitigasi bencana alam Hilft.
bagi masyarakat di Indonesia khususnya bagi Deswita, H. (2017). Profil tingkat penguasaan
anak- anak, maka dibuat perangkat pembelajaran keterampilan dasar mengajar mahasiswa
pendidikan matematika universitas pasir
berbasis model discovery learningberorientasi
pengaraian. Jurnal Gantang, 2(1), 51 –62.
mitigasi bencana alam sebagai solusi alternatif Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan
untuk pengenalan mitigasi bencana pada kontekstual dalam pembelajaran
pembelajaran matematika. Perangkat matematika. Bogor: Ghalia Indonesia.
pembelajaran berbasis model discovery learning http:// Kompas. Com diakses tanggal 7 januari
yang diranncang khusus agar dapat digunakan (2019).
untuk peserta didik tingkat SMP/ MTsN. Khan, Z. R. (2014). Using innovative tools to
teach computer application to business
Referensi students - A Hawthorne effect or
Achera, L. J., Belecina, R. R., & Garvida, M. D. successful implementation here to stay.
75
JURNAL GANTANG. Maret 2020; V(1): 69 – 76
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

Journal of University Teaching &


Learning Practice, 11(1), 1–10.
Lestari, R. S., Rohaeti, E. E., & Purwasih, R.
(2018). Profil kemampuan koneksi
matematis siswa smp dalam
menyelesaikan soal bangun ruang sisi
datar ditinjau dari kemampuan dasar.
Jurnal Ilmiah.
Mayer, R. E. (2002). The promise of educational
psychology, Vol II Teaching for
Meaningful Learning. New Jersey:
Pearson Education.
Nugroho, D. U., dkk. (2012). Sekolah petra
(penanganan trauma) bagi anak korban
bencana alam. Jurnal Ilmiah Mahasiswa,
2(2), 97-101.
Nurbaedah, N. S. (2013). Internalisasi nilai-nilai
berpikir kritis melalui model
pembelajaran inkuiri sains. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Rahayu, P., & Kholilullah. (2018). Validitas dan
praktikalitas lembar kerja siswa berbasis
pendekatan kontekstual materi bangun
ruang sisi datar pada siswa SMP. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Matematika, 3(2), 126-
133.
Suherman, Erman dkk. (2003). strategi
pembelajaran matematika kontemporer.
Bandung: UPI.
Tempo.co, Jakarta- BNPB, 17 desember 2019.
Winataputra, U. S. (2007). Teori belajar dan
pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Yang, E. F. Y., Liao, C. C. Y., Ching, E., Chang,
T., & Chan, T.-W. (2010). The
effectiveness of inductive discovery
learning in 1 : 1 mathematics classroom.
In Proceedings of the 18th international
conference on computers in education
(ICCE) (pp. 743–747). Putrajaya,
Malaysia: Asia-Pasific Society for
Computers in Education.

76

Anda mungkin juga menyukai