tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.
RINGKASAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki indeks resiko bencana alam yang tinggi. Dari
34 propinsi di wilayah Indonesia, 21 propinsi memiliki indeks resiko bencana alam kategori tinggi
dan 13 propinsi pada kategori sedang. Pada peristiwa bencana alam, anak-anak sering menjadi
korban kasus cidera. Data dari United Nation International Strategy For Disaster tahun 2019, dari
seluruh korban bencana alam yang terjadi, lebih dari 60 % adalah anak-anak. Hal ini disebabkan
karena anak-anak memiliki ketergantungan tinggi pada orang-orang dewasa disekitarnya, mereka
belum memiliki pengetahuan cukup dalam upaya-upaya pengurangan resiko bencana (PRB).
Fenomena yang demikian seharusnya mendapatkan perhatian semua pihak, dampak bencana yang
pernah dialami akan mengganggu kondisi psikologis sosial anak. Selama ini sekolah/madrasah
dinilai efektif dalam melaksanakan pendidikan PRB mulai dari sosialisasi tentang pengetahuan
kebencanaan sampai pada aksi. Indonesia memiliki 497.576 satuan pendidikan, 76% dari jumlah
tersebut berada pada lokasi rawan bencana resiko tinggi. Upaya-upaya PRB perlu memperhatikan
pola kerja sumber daya manusia di sekolah, dalam hal ini adalah guru sebagai tokoh utama.
Upaya-upaya PRB harus mencakup aspek teknis dan strategis. Pada aspek teknis sudah
diupayakan, diantaranya dengan pengadaan fasilitas aman bencana di sekolah, manajemen PRB,
pemberlakuan kurikulum pendidikan kebencanaan di sekolah. Namun pada aspek strategis
terutama terkait pengembangan model konstruksi karakter yang utama yaitu social responsibility
siswa masih dilakukan secara parsial belum diupayakan secara sistemik.
Tujuan penelitian adalah mengembangkan model konstruksi social responsibility siswa
yang dapat digunakan sebagai panduan dalam PRB di sekolah/madrasah di daerah rawan bencana
secara sistemik sehingga dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan dalam menghadapi
bencana. Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah research and development (R &
D) dengan prosedur tahap pengembangan: 1) Tahap Eksplorasi, 2) Tahap Pengembangan Model,
3) Tahap Uji Coba Lapangan dan, 4) Tahap Desiminasi Model. Penelitian akan dilakukan selama
dua tahun. Pada tahun pertama akan dilakukan research yang luarannya publikasi artikel pada
jurnal ilmiah nasional dan prosiding dari seminar nasional hasil penelitian. Target TKT penelitian
tahun kesatu pada level 3. Sedangkan pada tahun kedua akan dilakukan development dari hasil
penelitian tahun ke satu. Luarannya yaitu, modul model konstruksi social responsibility siswa pada
sekolah/madrasah di daerah rawan bencana, hak kekayaan intelektual dan publikasi artikel pada
jurnal internasional bereputasi. Target TKT penelitian tahun kedua pada level 4
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir dapat
berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas,
mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan. Di
bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan penelitian
yang diusulkan.
METODE
1. Rencana Penelitian
Rencana penelitian pengembangan ini dilaksanakan dua tahapan dalam dua tahun. Pada
tahun pertama sebagai tahap riset dan tahun kedua sebagai tahap pengembangan. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Tahapan Rencana Penelitian
2. Metode Penelitian
a. Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian pengembangan (Research and
Development). Menurut Borg and Gall : “Educational R&D is an industry-based
development model in which the findings of research are used to design new product and
procedures, which then are systematically field-tested, evaluated, and refined until the
meet specified criteria of effectiveness, quality or similar standars” [27]. Penelitian dan
pengembangan akan menghasilkan suatu produk yang layak dan bermakna,
b. Prosedur Pengembangan
Penelitian R & D yang akan dilakukan menggunakan prosedur pengembangan empat
tahap yaitu: 1) Tahap Eksplorasi, 2) Tahap Pengembangan Model, 3) Tahap Uji Coba
Lapangan dan, 4) Tahap Desiminasi Model. Prosedur penelitian tersebut jika digambarkan
dengan diagram alir adalah sebagai berikut:
c. Subyek/Informan
Adapun subyek/informan dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu:
1) Tahap Eksplorasi : Siswa, Guru, Kepala Sekolah di sekolah/ madrasah di daerah
rawan bencana. Peneliti akan mengambil 3 sekolah/ madrasah (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA) di Kawasan Rawan Bencana III (KRB III) erupsi Gunung Merapi
Kabupaten Magelang. Kawasan ini berada di radius 5-10 km dari puncak Gunung
Merapi.
2) Tahap Uji Awal : Siswa, Guru, Kepala Sekolah di sekolah/madrasah di daerah rawan
bencana erupsi gunung berapi. Peneliti akan mengambil SMA/MA di KRB III
erupsi Gunung Merapi Kabupaten Magelang. Kabupaten Magelang memiliki skor
12,6 termasuk indeks resiko bencana erupsi tinggi [1].
3) Tahap Uji Terbatas : Siswa, Guru, Kepala Sekolah di sekolah/madrasah di daerah
rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Peneliti akan mengambil SMP/MTs di
Kabupaten Bantul Yogyakarta. Kabupaten Bantul memiliki skor 21,6 ini berarti
termasuk indeks resiko bencana gempa bumi tinggi dan skor 24 yang berarti indeks
resiko bencana tsunami tinggi.
4) Tahap Uji Luas : Siswa, Guru, Kepala Sekolah di sekolah/madrasah di daerah rawan
bencana banjir, tsunami dan gempa bumi (multi ancaman). Peneliti akan
mengambil SD/MI di Kabupaten Purworejo. Saat ini Kabupaten Purworejo memiliki
skor tertinggi indeks resiko bencana di Jawa Tengah yaitu 215,2, ini berarti Kabupaten
Purworejomemiliki resiko terbesar terjadinya ancaman berbagai bencana yang dapat
terjadi sewaktu-waktu.
JADWAL
Tahun ke-1
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan V
2 Perijinanan ke dinas terkait V
Penentuan dan sosialisasi terhadap
3
subyek penelitian V V
Penyusunan instrument-instrumen
4
penelitian V
Pengambilan data-data : observasi,
5
angket dan wawancara V V V
6 Tabulasi data V
7 Analisis data V V
8 Analisis existing model V V
9 Pengkajian teori-teori V V
10 Penyusunan laporan hasil penelitian V V
11 Publikasi hasil penelitian V
12 Seminar hasil penelitian V
Tahun ke-2
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan V
2 Review hasil penelitian V
3 Penyusunan model awal V V
Validasi ahli, uji kesesuaian,
4
indicator keberhasilan model awal V V V
5 Revisi model awal V
6 Uji coba terbatas V V V
7 Revisi model hasil uji coba terbatas V
8 Uji coba luas V V V
9 Revisi model hasil uji coba luas V
10 Penyusunan model final V V
11 Penyusunan laporan hasil penelitian V
12 Penyusunan modul V V V V
13 Sosialisasi model yang dihasilkan V V
14 Pubilkasi hasil penelitian V
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. Nugroho et al., Indeks Resiko Bencana Indonesia. Jakarta: Direktorat Pengurangan
Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2018.
[2] T. Okubo, “Traditional Wisdom for Disaster Mitigation in History of Japanese
Architectures and Historic Cities,” J. Cult. Herit., vol. 20, 2016, doi:
10.1016/j.culher.2016.03.014.
[3] S. Appleby-Arnold, N. Brockdorf, I. Jakovljev, and S. Zdravković, “Applying Cultural
Values to Encourage Disaster Preparedness: Lessons from A low-Hazard Country,” Int. J.
Disaster Risk Reduct., vol. 31, 2018, doi: 10.1016/j.ijdrr.2018.04.015.
[4] S. J. Lambert and J. C. Scot, “International Disaster Risk Reduction Strategies and
Indigenous Peoples,” Int. Indig. Policy J., vol. 10, no. 2, 2019, doi:
10.18584/iipj.2019.10.2.2.
[5] S. S. Hutagalung and H. Indrajat, “Adoption Of Local Wisdom In Disaster Management
In Indonesia,” Int. J. Sci. Technol. Res., vol. 9, no. 3, 2020.
[6] F. Dussaillant and E. Guzman, “Disasters as an Opportunity to Build Social Capital,” Int.
J. Emerg. Ment. Heal. Hum. Resil., vol. 17 No 3, 2015, doi: 10.4172/1522-4821.1000270.
[7] A. Habte, A. Addisie, and A. Azazh, “Assessment of Knowledge, Attitude and Practice of
Disaster Preparedness among Tikur Anbessa Specialized Hospital Health Care Workers,
Addis Ababa, Ethiopia,” Am. J. Nurs. Sci., vol. 7 (1): 39, 2018, doi:
10.11648/j.ajns.20180701.15.
[8] P. Lestari, E. T. Paripurno, and A. R. B. Nugroho, “Disaster Risk Reduction Based on
Community through A Contingency Plan for Mount Sinabung,” J. Ilmu Sos. Polit., vol.
21, no. 3, 2018.
[9] G. Akçapınar, A. Altun, and P. Aşkar, “Using Learning Analytics to Develop Early
Warning System for At-Risk Students,” Int. J. Educ. Technol. High. Educ., vol. 16, no. 40,
2019, doi: 10.1186/s41239-019-0172-z.
[10] G. Suharwanto, Nurwin, N. TD, R. Supatma, Dirhamsyah, and Rudianto, “Modul 3,” Biro
Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Kemendikbud, Jakarta,
2015.
[11] N. Anisah, “Model Sekolah Aman Bencana dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan
Karakter di MIN 1 Bantul,” LITERASI, vol. X, 2019.
[12] F. N. Indriasari and P. D. Kusuma, “Peran Komunitas Sekolah terhadap Pengurangan
Resiko Bencana di Yogyakarta,” J. Perawat Indones., vol. 4 No 2, pp. 60–66, 2020.
[13] R. Abidin, “Social Studies (PIPS) sebagai Upaya Meningkatkan Social Responsibility dan
Social Skill Peserta Didik Di Tengah Globalisasi,” Kerat. J. Hist. Educ. Cult., vol. 1. No.
2, 2019.
[14] P. L. Berger and T. Lukmann, The Social Construction of Reality A Treatise in the
Sociology of Knowledge. New York, 1966.
[15] D. . Schunk, Learning Theories. (Terjemahann Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
[16] E. Surahman and Mukminan, “Peran Guru IPS sebagai Pendidik dan Pengajar dalam
Meningkatkan Sikap Sosial dan Tanggung Jawab Sosial Siswa SMP,” J. Pendidik. IPS,
vol. Volume 4, 2017.
[17] W. G. Peackok, “Coastal Hazards and Social Vulnerability: The Texas Coast,” 2011.
[18] B. Pandey and K. Okazaki, “Community Based Disaster Management: Empowering
Communities to Cope with Disaster Risks. United Nations Centre for Regional
Development, Japan,” 2003.
[19] AssamDMA, Community Based Disaster Preparedness. India: Assam State DMA, 2013.
[20] F. Sjöstedt and V. Sturegård, “Implementation of Community Based Disaster Risk
Management in the Mekong Delta, Vietnam.,” Report 5022, Lund 2015, 2015.
[21] G. Suharwoto et al., “Modul 1 Pilar 1 - Fasilitas Sekolah Aman,” Jakarta, 2015.
[22] Modul 1. Pilar 1 – Fasilitas Sekolah Aman. Jakarta: Biro Perencanaan dan Kerjasama
Luar Negeri Sekretariat Jenderal Kemendikbud. .
[23] I. Hirano, S., Kayumba, E., Grafweg, A and Kelman, “Developing Rwanda’s Schools
Infrastructure Standards And Guidelines.,” Int. J. Disaster Resil. Built Environ., vol. ol. 2
No.1, 2011, doi: 10.1108/17595901111108353.
[24] D. Selby and F. Kagawa, Disaster Risk Reduction in School Curricula: Case Studies from
Thirty Countries. Geneva, Switzerland: The United Nations Children Fund, 2012.
[25] H. J. Boon and P. J. Pagliano, “Disaster Education in Australian Schools,” Aust. J.
Environ. Educ., vol. Volume 30, 2014, doi: ttps://doi.org/10.1017/aee.2015.8.
[26] K. Shiwaku, R. Shaw, R. C. Kandel, S. N. Shrestha, and A. M. Dixit, “Future perspective
of school disaster education in Nepal,” Disaster Prev. Manag. An Int. J., vol. 16, no. 4,
2007, doi: 10.1108/09653560710817057.
[27] M. D. Borg, W. R. and Gall, Educational Research An Introduction. New York: Longman.
New York: Logman, 1983.
[28] J. W. Creswell, Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches, Fourth. Washington DC: SAGE Publications Ltd., 2014.