Anda di halaman 1dari 125

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional adalah usaha sadar mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Sarana yang paling strategis untuk mengembangkan potensi tersebut adalah

melalui pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dimana terbentuk kecerdasaan

intelektual, emosional dan spiritual. Pendidikan dimaknai juga sebagai proses

mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu

hidup sendiri dan paham akan lingkungan disekitarnya. Kualitas pendidikan

mempunyai peranan yang besar dalam hal ini.

Perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih terus

dilakukan. Slavin (Ansyar, 2015: 434) “Implikasi pada kurikulum ialah perubahan

peran siswa yaitu harus aktif dalam membelajarkan diri sendiri” 1. Upaya tersebut

dilakukan untuk penyesuaian dalam menghadapi perkembangan Iptek dan

perkembangan industri yang pesat. Tanpa adanya peningkatan dalam dunia

pendidikan, Indonesia akan terjebak pada situasi dimana pendidikan akan menjadi

beban masyarakat dan negara karena akan menciptakan pengangguran dari


1
Ansyar, Mohamad. Kurikulum Hakikat, Fondasi, Desain & Pengembangan. (Jakarta: Kencana
2015). Hlm, 434

1
2

pendidikan yang tidak produktif. Maka dari itu manusia harus memiliki tujuan

untuk masa depan, karena manusia tidak lepas dari tantangan yang semakin berat

kedepannya.

Soyomukti (2010: 481) “Guru sebagai komponen pendidikan yang

berhadapan secara langsung dengan peserta didik sesungguhnya adalah pihak

yang paling bertanggung jawab atas bagaimana perkembangan kecerdasaan dan

kematangan anak, bahkan juga sebagai pendorong dan pemandu anak untuk

menghadapi kontradiksi yang ada di masyarakat” 2. Salah satu langkah perbaikan

pendidikan tersebut adalah mencari bentuk pembelajaran yang dapat

meningkatkan mutu pendidikan yang baik.

Sulistyaningsih (Septiana, 2011: 65) “Dalam sistem pembelajaran Full Day

School, proses pembelajaran tidak hanya menekankan belajar pada aspek kognitif

saja akan tetapi di dalam sistem pembelajaran ini terdapat berbagai macam

metode pembelajaran, yang tidak mendasarkan pada banyaknya informasi yang

disampaikan oleh guru saja melainkan bagaimana siswa belajar pada : "how to

learn", "how to do", dan "how to feel"3.

Keinginan dan hasrat dari dalam merupakan pokok terjadinya apa yang

dinamakan belajar yang membawa keberhasilan. Hamalik, (2006: 183)

“Masalah minat dan keberhasilan peserta didik merupakan syarat mutlak bagi

terjadinya proses belajar mengajar”4.

2
Soyomukti, Nurani. Pengantar Sosiologi ( Dasar Analisis, Teori, & Pendekatan Menuju
Analisis MAsalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian-Kajian Strategis). (Yogjakarta:
Ar-Ruzz Media 2010). Hlm 481
3
Septiana, Ragella. Pengelolaan Pembelajaran Program Full Day School di SD Budi Mulia
Dua Yogyakarta. (Skripsi, UNY, Yogyakarta, http://eprints.uny.ac.id/22371/1/RAGELLA
%20SEPTIANA.pdf, 2011) (diakses pada tanggal 17 Februari 2017) Hlm 65
4
Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum.2006. Hlm 183
3

Martono (2014: 74) “Indonesia terkena dampak dari marketisasi pendidikan,

gejala ini dapat dilihat melalui sistem peragaman tipe sekolah. Mulai dari tipe

sekolah unggulan, tipe sekolah bertaraf internasional” 5. Di Indonesia Full Day

School merupakan sistem pembelajaran yang menjadi perdebatan. Pada dasarnya

pembelajaran program Full Day School hampir sama dengan sekolah regular,

yang membedakannya yaitu penambahan waktu belajar dengan memberikan

pelajaran tambahan seperti kemahiran hidup, kepanduan dan lain-lain. Jika di

sekolah reguler kegiatan ekstrakurikuler diberikan di luar jam pelajaran, lain

halnya dengan di Full Day School. Kegiatan ekstrakurikuler di Full Day School

tidak dilakukan di luar jam pelajaran, tetapi dimasukkan dalam kurikulum

pembelajaran.

Berdasarkan observasi awal di seluruh Sekolah Menengah Atas Se-Kota

Makassar mengenai penerapan Full Day School diseluruh Sekolah Menengah

Atas Se-Kota Makassar baru menerapkan sistem ini pada tahun ajaran 2016-2017

dan itupun masih menjadi uji coba dalam kurikulum di setiap Sekolah Menengah

Atas Se-Kota Makassar. Namun terdapat beberapa sekolah yang sudah lama

menerapkan sistem ini sebelum munculnya wacana Full Day School diterapkan di

Makassar. Adapun sekolah yang menerapakan Full Day School yaitu SMA Islam

Athirah Pusat yang sudah menerapkan sistem ini kurang lebih sejak tahun 1994-

1995 sampai sekarang sebelum dikeluarkannya anjuran sistem ini oleh

Kemendikbud, lain halnya dengan SMA Negeri 1 Makassar dan SMA Negeri 17

Makassar telah menerapkan pada tahun ajaran 2015-2016 namun sempat terhenti

5
Martono, Nanang. Sosiologi Pendidikan ( Michel Foucault ) Pengetahuan, Kekuasaan,
Disiplin, Hukuman, Dan Seksualitas (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) Hlm 74
4

dan memperbaiki setiap komponen sekolah untuk menghadapi sistem Full Day

School setelah Pemerintah Kota Makassar menganjurkan semua sekolah

menggunakan sistem ini pada tahun ajaran 2016-2017. Full Day School sendiri

masih menjadi polemik dalam dunia pendidikan. Banyak keluhan dari berbagai

kalangan yang merasakan dampak Full Day School, terutama Orangtua siswa.

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penulis tertarik

untuk melakukan penulisan dengan judul “Full Day School (Studi Kasus

Orangtua Siswa Sekolah Menengah Atas Se Kota Makassar)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulisan ini difokuskan

pada permasalahan pokok sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi Orangtua siswa terhadap program Full Day School di

SMA Se-Kota Makassar?

2. Bagaimana dampak yang dirasakan Orangtua dari penerapan program Full

Day School di Sekolah Menengah Atas Se-Kota Makassar?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan ini

adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi Orangtua siswa terhadap program

Full Day School di Sekolah Menengah Atas Se-Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui dampak yang dirasakan Orangtua dari penerapan

program Full Day School di Sekolah Menengah Atas Se-Kota Makassar.

D. Manfaat Penulisan
5

Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan ini antara lain:

1. Manfaat secara teoritis

Melalui penulisan ini, diharapkan menjadi bacaan bagaimana bentuk

penerapan rancangan pembelajaran Full Day School, dampak dan persepsi

dari Orangtua siswa tentang adanya rancangan program Full Day School.

Sehingga dapat menjadi indikator keberhasilan program Full Day School.

2. Manfaat secara praktis

a. Manfaat Bagi Penelti

Penelitian ini bermanfaat bagi penulis, sehinngga penulis mulai

mengerti bagaimana respon masyarakat khususnya mereka yang anak-

anaknya berada pada pendidikan formal, terhadap adanya rancangan

program Full Day School yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk

meningkatkan kualitas belajar peserta didik.

b. Manfaat Bagi Sekolah

Penulisan ini bermanfaat karena isi dari penulisan ini dapat digunakan

sebagai data dasar untuk menentukan pengembangan sistem pendidikan

yang akan diterapkan oleh sekolah guna upaya membentuk karakter

siswa tentang program Full Day School di masa akan datang.

c. Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil tulisan ini dijadikan tolak ukur bagi masyarakat untuk memotivasi

anak-anak mereka dalam memberikan pendidikan formal sebagai bekal


6

untuk mencerdaskan anak mereka menghadapi tantangan di masa

depan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Tinjauan Pustaka
7

1. Teori Pilihan Rasional

Teori pilihan rasional muncul pada masa ekonomi neoklasik. Teori ini

dipopulerkan oleh Coleman pada tahun 1989 dengan jurnal yang berjudul

Rationality and Society. Coleman (Ritzer, 2004:394) “Teori pilihan rasional

merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu atau aktor untuk

mengambil suatu tindakan berasarkan tujuan tertentu dan tujuan itu

ditentukan oleh nilai atau suatu pilihan6.

Teori pilihan rasional ini berpusat pada aktor. Aktor dalam artian

manusia memiliki tujuan atau maksud tertentu, dalam mencapai tujuan

tersebut memerlukan suatu tindakan. Sumber daya yang dikontrol oleh aktor

untuk mencapai suatu tujuan. Keberadaan sumber daya pengikat yang

berakibat sikap saling membutuhkan di antara satu dengan yang lain.

Sehingga secara tidak langsung tindakan aktor terhadap sumber daya merujuk

pada tingkatan suatu sistem sosial. Individu dalam keragaman latar belakang

sosial dan membuat pilihan tindakan atau keputusan berdasarkan kepercayaan

dan tujuan mereka. Teori ini melihat pilihan sesuai dengan kondisi yang

terjadi pada mereka.

Dengan demikian, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Coleman,

bahwa manusia dalam kehidupan sosial merupakan aktor yang dimana setiap

individu memiliki suatu tujuan tertentu yang ingin dicapainya dalam setiap

masalah yang ada. Begitupun yang dilakukan oleh Orangtua siswa untuk

6
Ritzer, Goodman. Teori Sosiologi Modern Edisi Keenam (Jakarta: Prenada Media, 2004) Hlm
394
8

menghadapi setiap sistem yang berlaku dalam dunia pendidikan, Orangtua

harus siap menentukan pilihan yang terbaik bagi pendidikan anak.

2. Persepsi Orang Tua

a. Pengertian Persepsi

Shaleh, (2009: 110) “Persepsi ini di definisikan sebagai proses yang

menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita (penginderaan)

untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di

sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri”7.

Persepsi atau pengamatan adalah suatu proses di mana konsumen

atau individu menyadari dan menginterprestasikan aspek lingkungannya.

Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan

menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti

bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada

persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.

Persepsi merupakan suatu proses yang terjadi pada seseorang yaitu

proses memahami atau memberi makna terhadap setiap informasi yang

diterima oleh seseorang melalui alat indera, dan selanjutnya seseorang

memahami informasi yang mereka terima. Persepsi Orangtua sama

dengan pandangan yang timbul secara sadar dari Orangtua tentang

keadaan lingkungan sekitar. Respon yang d timbulkan merupakan

pandangan negatif dan positif terhadap objek yang direspon. Sehingga

persepsi mereka tentang Full Day School adalah tanggapan yang

7
Shaleh, Rahmad. Psikologi (Suatu Pengantar dalam Persepktif Islam).(Jakarta: Kencana, 2009)
Hlm 110
9

diberikan Orangtua terhadap Program Full Day School. Jadi berbagai

macam respon atau tanggapan yang diberikan, dapat diketahui bahwa

persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan

kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu

berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain. Sehingga dapat

disimpulkan:

Adiatma (2015:7) “Persepsi adalah proses pemahaman ataupun

pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus

didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak”8.

b. Proses Terjadinya Persepsi

Thoha (Nadzira 2014) “proses terbentuknya persepsi didasari pada

abeberapa tahapan yaitu:

a) Stimulus atau Rangsangan


Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada
suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

b) Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah
mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat
seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya.
Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang
terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi
yang terkirim kepadanya tersebut.
c) Interpretasi
Interpretasi adalah suatu aspek kognitif dari persepsi yang
sangat penting yaitu suatu proses memberi arti kepada stimulus
yang diterima Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara
pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang”9.

8
Adiatma. Prespektif Orang Tua Murid Terhadap BOS di SMA Negeri 1 Campalagian. (Skripsi,
UNM, Makassar,2015) Hlm 7
9
Nadzira, Tasha. “ Web Mahasiswa ( Pengertian Persepsi dan Proses Persepsi)”. (http://tasha-
nadzira-fib12.web.unair.ac.id/artikel_detail-101076-Psikolologi%20Pelayanan-Pengertian
10

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi merupakan salah satu cara kerja yang rumit dan aktif. Orang

sering kali menganggap bahwa persepsi menyajikan suatu pencerminan

yang sempurna mengenai realitas atau kenyataan.

Shaleh (2009: 112-113) ”ada tiga faktor yang memperngaruhi


persepsi yaitu:
(a) Indera kita tidak memberikan respons terhadap aspek yang ada
dalam lingkungan.
(b) Manusia sering kali melakukan persepsi rangsangan-rangsangan
yang pada kenyataannya tidak ada. Perangsangan listrik di daerah
otak tertentu dapat membuat seseorang “mendengar” atau
“melihat” sesuatu padahal tidak ada. Lebih lanjut, struktur otak
dan sistem indera kita memungkinkan kita dapat mengubah
serangkaian gambar yang diam menjadi gambar yang bergerak
dan memungkinkan kita masih dapat membayangkan gambar
tersebut setelah gambar tersebut hilang dari pandangan kita.
(c) Persepsi tergantung dari apa yang ia harapkan dan tergantung dari
pengalaman masa lalu serta adanya motivasi”10.

d. Hakekat Persepsi

Persepsi ternyata banyak melibatkan kegiatan kognitif, orang telah

menentukan apa yang telah akan diperhatikan. Setiap kali kita

memusatkan perhatian lebih besar kemungkinan tak akan memperoleh

makna dari apa yang kita tangkap, lalu menghubungkannya dengan

pengalaman yang lalu, dan di kemudian hari akan diingat kembali.

Kesadaran juga mempengaruhi persepsi, bila kita dalam keadaan

bahagia, maka pemandangan yang kita lihat akan sangat indah sekali.

Tetapi sebaliknya, jika kita dalam keadaan murung, pemandangan yang

indah yang kita lihat mungkin akan membuat kita merasa bosan, ingatan

%20persepsi%20dan%20Proses%20persepsi%20.html/) (diakses pada tanggal 11 februari 2017).


10
Shaleh, Rahman. Op.Cit. Hlm 112-113
11

akan berperan juga dalam persepsi. Indera kita akan secara teratur akan

menyimpan data yang kita terima, dalam rangka memberi arti.

3. Full Day School

Full Day School pada awalnya muncul pada awal tahun 1980-an di

Amerika Serikat. Pada waktu itu Full Day School dilaksanakan untuk jenjang

sekolah Taman Kanak-kanak dan selanjutnya meluas pada jenjang yang lebih

tinggi mulai dari sekolah dasar sampai dengan menengah atas.

Kuswandi (2012) “Ketertarikan para Orangtua untuk memasukkan


anaknya ke Full Day School dilatarbelakangi oleh beberapa hal, yaitu karena
semakin banyaknya kaum ibu yang bekerja di luar rumah dan mereka banyak
yang memiliki anak berusia di bawah 6 tahun, meningkatnya jumlah anak-
anak usia prasekolah yang ditampung di sekolah-sekolah milik publik
(masyarakat umum), meningkatnya pengaruh televisi dan mobilitas para
orang tua, serta kemajuan dan kemodernan yang mulai berkembang di segala
aspek kehidupan”11.
Arikunto (Rizky, 2015:21) “Full day school merupakan model

sekolah umum yang memadukan sistem pengajaran agama secara

intensif yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus untuk

pendalaman agama siswa, tambahan dilaksanakan pada jam setelah

sholat dhuhur sampai sholat ashar sedangkan pada sekolah-sekolah

umum, anak biasanya sekolah sampai pukul 13.00 WIB”.

Dalam pengertian tersebut, makna sepanjang hari pada hakikatnya tidak

hanya upaya menambah waktu dan memperbanyak materi pelajaran, namun

Full Day School dimaksudkan untuk meningkatkan pencapaian tujuan

pendidikan dan pembelajaran. Yakni dengan penambahan jam pelajaran agar

11
Kuswandi, Iwan.“Full Day School dan Pendidikan Terpadu”
(https://iwankuswandi.wordpress.com/full-day-school-dan-pendidikan-
terpadu.html/) (diakses pada tanggal 11 Februari 2017)
12

siswa mampu mendalami sebuah mata pelajaran dengan jatah waktu yang

proporsional selama sehari penuh dan waktu khusus dalam mendalam

agama.

Di antaranya melalui pengayaan atau pendalaman materi pelajaran yang

telah ditetapkan dalam kurikulum dan melalui pembinaan jiwa serta moral

anak dalam bentuk pengayaan pendidikan agama dan praktiknya sebagai

pembiasaan hidup yang baik. Full Day School merupakan model sekolah

umum yang memadukan sistem pengajaran agama secara intensif yaitu

dengan memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman keagamaan dan

ekstrakurikuler siswa. Biasanya jam tambahan tersebut dialokasikan pada jam

setelah sholat dhuhur sampai sholat ashar, sehingga praktis sekolah model ini

masuk pukul 07.25 dan pulang pada pukul 15.00. Sedangkan pada sekolah-

sekolah umum, anak biasanya sekolah sampai pukul 13.00. Dalam

penerapannya, Full Day School dilengkapi program rekreatif dalam

pembelajaran agar tidak timbul kebosanan bagi siswa.

Selain itu, guru harus menjadi contoh dan model perilaku sosial,

emosional, serta spiritual yang baik bagi anak karena anak menghabiskan

banyak waktu di sekolah. Lebih banyaknya waktu yang tersedia dalam

program Full Day School memungkinkan para staff guru untuk merancang

kurikulum yang dikembangkan sesuai kebutuhan. Dengan demikian selain

materi yang wajib diajarkan sesuai peraturan dari pemerintah, terbuka

kesempatan untuk menambahkan materi lain yang dipandang perlu, sesuai

dengan tujuan pendidikan.


13

Materi yang diajarkan di Full Day School selain menggunakan materi

berdasarkan kurikulum dari pemerintah pihak SMA full day juga

menambahkan materi lain terutama pelajaran agama Islam. Selain itu juga

diberikan kegiatan pilihan sesuai dengan minat misalnya minat seni: melukis,

tari, paduan suara, band dan teater. Minat olahraga misalnya bulutangkis,

sepakbola, bola voli, bola basket, sepak takraw dan tenis meja. Sedangkan

minat iptek misalnya klub bahasa Inggris, klub matematika, klub sains dan

klub komputer.

Sulistyaningsih (Septiana 2008: 62) “Full Day School selain diberikan

pendidikan juga diberikan pembinaan anak. Oleh karena itu, perbandingan

antara guru dengan siswa diusahakan tidak terlalu besar yakni rasionya

1:10”12. Dengan demikian setiap seorang guru bertanggung jawab terhadap 10

peserta didik. Jadi, dalam satu kelas yang berisi 30 siswa disediakan 3 orang

guru. Adapun latar belakang pendidikan para guru pada umumnya berbekal

pendidikan agama Islam dan berlatar belakang pendidikan.

Waktu penyelenggaraan di SMA Full Day School disesuaikan dengan

jam kerja orang tua. Program yang diberikan meliputi apa yang seharusnya

diperoleh anak di rumah, memenuhi kebutuhan anak untuk belajar, untuk

membina hubungan dengan orang lain dan untuk beristirahat. Hari- hari yang

khas di SMA, Full Day School biasanya dimulai secara perlahan. Hal ini

dilakukan karena para guru akan terlebih dahulu membantu anak untuk

melakukan penyesuaian dari rumah ke sekolah sebagai tempat tinggal

12
Ibid. Hlm 62
14

misalnya 15 menit pertama diberikan pesan-pesan moral sebelum masuk

kelas.

Tujuan Full Day School adalah membuat anak sibuk belajar di sekolah

dengan mengefektifkan jam belajar anak sehingga mereka tidak bermain dan

keluyuran di luar rumah sepulang sekolah. Sedangkan manfaat dari Full Day

School, antara lain:

a) Anak mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dan lain

daripada sekolah dengan program reguler.

b) Selain belajar, anak memiliki banyak waktu bermain dengan teman

sebaya.

c) Orangtua tidak akan merasa khawatir, karena anak-anak akan berada

seharian di sekolah yang artinya sebagian besar waktu anak adalah

untuk belajar.

a. Kelebihan dan Kekurangan Full Day School

1) Kelebihan Full Day School

Program Full Day School ini siswa memperoleh banyak keuntungan

secara akademik. Lamanya waktu belajar juga merupakan salah satu dari

dimensi pengalaman anak. Sebuah riset mengatakan bahwa siswa akan

memporoleh banyak keuntungan secara akademik dan sosial dengan

adanya Full Day School. Full Day School menunjukkan anak-anak akan
15

lebih banyak belajar daripada bermain, karena adanya waktu terlibat

dalam kelas. Hal ini mengakibatkan produktifitas anak meningkat, maka

juga lebih mungkin dekat dengan guru, siswa juga menunjukkan sikap

yang lebih positif, karena tidak ada waktu luang untuk melakukan

penyimpangan-penyimpangan karena seharian siswa berada di kelas dan

berada dalam pengawasan guru.

Martinez dan Sinder (Thalib, 2004: 19) “Keuntungan dari sistem

pembelajaran Full Day School, diantaranya:

a) Keuntungan bagi siswa:


(1) Punya waktu dan kesempatan yang lebih banyak untuk
memperluas dan memperdalam pelajaran.
(2) Lebih fleksibel.
(3) Sistem pembelajarannya lebih individual dan guru punya
banyak waktu untuk berinteraksi dengan siswa secara
individual”.

b) Keuntungan bagi Orang Tua


(1) Kemungkinan biaya bagi anak lebih murah.
(2) Kesempatan bagi keluarga yang kurang mampu untuk
mendaftarkan anaknya di program pendidikan yang
berkualitas tinggi.
(3) Meringankan pengawasan terhadap anak, terutama yang
mempunyai anak lebih dari satu di sekolah yang sama.
(4) Meningkatkan kesempatan untuk bisa terlibat di kelas dan
mereka mampu berkomunikasi dengan guru”.

c) Keuntungan bagi Guru


(1) Mengurangi hal-hal yang tidak berguna pada waktu
pembelajaran.
(2) Mempunyai waktu lebih banyak untuk bersama-sama
dengan siswa secara individual.
(3) Mempunyai waktu lebih banyak untuk berkomunikasi
dengan orang tua.
(4) Mempunyai waktu lebih banyak untuk mengakses
kebutuhan siswa.
16

(5) Jumlah siswa lebih sedikit dibandingkan dengan half day


school”13.

2) Kekurangan Full Day School

Kekurangan dari program Full Day School adalah, anak didik akan

kelelahan setiba di rumah, kemudian tidur, dan malamnya pun mereka

dituntut untuk belajar. Artinya, tidak efektifnya waktu di rumah untuk

anak-anak dengan dilaksanakannya program full day di sekolah. Oleh

sebab itu, dituntut kearifan para Orangtua di rumah. Meskipun demikian

program Full Day School dinilai lebih banyak manfaatnya, karenanya ia

terus dipraktekkan. Alasan lain dari perlunya program Full Day School

adalah untuk memacu perkembangan sumber daya manusia, karenanya

pula pihak sekolah yang mempraktekkan program itu tidak merasa

memiliki "dosa".

Arifin, (Thaib, 2004: 20) “Full Day School memiliki kelemahan

diantaranya:

(a) Ketika anak merasa jenuh, apalagi jika bermasalah dengan guru,
mereka akan stres.
(b) Jika anak mengalami kelelahan fisik, mereka bisa sakit.
(c) Guru pun bisa mengalami kelelahan, sehingga mengalami
kesulitan mengembangkan diri.
(d) Berkurangnya kesempatan bermain bagi anak.
(e) Terhambatnya sosialisasi anak di masyarakat”14.

b. Sistem Pembelajaran Full Day School

13
Thalib, Abu. “Strategi Full Day School dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa ix a di
MTS Al-Bukhary Labuhan Sreseh Sampang”. (Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang,
2014) Hlm 19
14
Ibid. Hlm 20
17

Full Day School menerapkan suatu konsep dasar “Integrated-Activity”

dan “Integrated Curriculum”. Model ini yang membedakan dengan sekolah

pada umumnya. Dalam Full Day School semua program dan kegiatan siswa

di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem

pendidikan. Deshea (2014) “Titik tekan pada Full Day School adalah siswa

selalu berprestasi belajar dalam proses pembelajaran yang berkualitas yakni

diharapkan akan terjadi perubahan positif dari setiap individu siswa sebagai

hasil dari proses dan aktivitas dalam belajar.

Adapun prestasi belajar yang dimaksud, yaitu:

1) Prestasi yang bersifat kognitif

Adapun prestasi yang bersifat kognitif seperti kemampuan siswa


dalam mengingat, memahami, menerapkan, mengamati, menganalisa,
membuat analisa dan lain sebagianya.Konkritnya, siswa dapat
menyebutkan dan menguraikan pelajaran minggu lalu, berarti siswa
tersebut sudah dapat dianggap memiliki prestasi yang bersifat kognitif.

2) Prestasi yang bersifat afektif

Siswa dapat dianggap memiliki prestasi yang bersifat afektif, jika ia


sudah bisa bersikap untuk menghargai, serta dapat menerima dan
menolak terhadap suatu pernyataan dan permasalahan yang sedang
mereka hadapi.

3) Prestasi yang bersifat psikomotorik

Prestasi yang bersifat psikomotorik yaitu kecakapan eksperimen


verbal dan nonverbal, keterampilan bertindak dan gerak. Misalnya
seorang siswa menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada
orang lain, khususnya kepada orang tuanya, maka si anak sudah
dianggap mampu mengaplikasikannya dalam kehidupannya”15.

15
Deshea, Putri. “Catatan Putri Deshea (Sistim Fullday School)”.
http://bk13076.blogspot.co.id/2014/12/sistim-full-day-school.html?m=1 . (diakses pada tanggal
08 Februari 2017)
18

Dalam sistem ini, diterapkan juga format permainan, dengan tujuan agar

proses belajar mengajar penuh dengan kegembiraan, penuh dengan

permainan- permainan yang menarik bagi siswa untuk belajar. Walaupun

berlangsung selama sehari penuh, metode belajar seperti ini menghilangkan

stress dalam proses belajar mengajar. Semua teknik bukanlah tujuan,

melainkan sekedar rencana untuk mencapai tujuan, yaitu meningkatkan

kualitas/mutu pembelajaran dan mutu pendidikan.

B. Penelitian Terdahulu

1. Septiana, Ragella 2011. Hasil penelitian yang berjudul “Pengelolaan

Pembelajaran Program Full Day School di SD Budi Mulia Dua

Yogyakarta menunjukkan bahwa (1) perencenaan pembelajaran Full Day

School di SD Budi Mulia Dua Yogyakarta dilakukan melalui rapat kerja

setiap semester yang mencakup perencanaan pembelajaran di luar kelas.

Untuk perencanaan pembelajaran di dalam kelas program Full Day

School, termasuk dalam kategori baik sebab sebagian besar guru

melaksanakan perencanaan sesuai dengan komponen perencanaan yang

ada dalam RPP. Hal ini di dukung dari hasil angket guru sebesar 83,33%

yang menyatakan melakukan perencanaan pembelajaran sesuai sesuai

dengan enam komponen yang ditentukan sedangkan untuk perencanaan

pembelajaran program Full Day School di luar kelas guru tidak menyusun

RPP tetapi membuat agenda kegiatan dengan kegiatan pembelajaran yang

rekreatif dan sesuai dengan lingkungan luar sekolah. (2) pelaksanaan

pembelajaran program Full Day School di SD Budi Mulia dua dilakukan


19

oleh guru di dalam kelas termasuk dalam kategori cukup baik sebab antara

guru yang melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan ketentuan

secara penuh dengan guru yang belum melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan ketentuan secara penuh hampir seimbang. Hal ini didukung dari

isian angket guru yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan

pembelajaran Full Day School di dalam kelas sesuai dengan ketentuan

secara penuh sebesar 59,18%. Untuk pembelajaran program Full Day

School di luar kelas, tidak semua guru terlibat dalam pelaksanaannya.

Guru yang terlibat dalam pelaksanaannya adalah guru kelas dan guru

pendamping yang bertugas mengontrol kegiatan siswa16.

2. Rizky, Azizah Afni 2015. Hasil penelitian yang berjudul ”Problematika

pembelajaran System Full Day School Siswa Kelas 1 SDIT Al-Irsyad

Tegal menunjukkan bahwa (1) proses pelaksanaan pembelajaran system

Full Day School di SDIT Al-Irsyad berlangsung dari pagi hingga sore

hari (07.00-15.00), dalam pelaksanaan pembelajaran Full Day School

banyaknya muatan agama dalam struktur kurikulum dikembangkan

merupakan kegiatan yang mendukung adanya pembelajaran system

Full Day School. (2) problematika dalam pelaksanaan pembelajaran

sistem Full Day School diantaranya ialah masih ditemukannya siswa yang

belum mampu menyesuaikan diri dengan jam tambahan yang

diberlakukan oleh sekolah, adanya sebagian kecil siswa yang merasa

kelelahan atau bosan karena seharian berada di sekolah, dalam

pelaksanaan proses tadarrus dan do’a bersama pra KBM masih ditemukan
16
Ibid. 2011. Hlm vi
20

siswa tidak sepenuhnya khidmat, terkadang masih ditemukan pada saat

pembelajaran kelas kosong ditinggal gurunya yang berhalangan, dan

masih ditemukan siswa yang bermain-main pada saat pelaksanaan wudhu

menjelang sholat dzuhur dan asyar. Solusi dalam mengatasi

problematika pembelajaran system Full Day School di SDIT Al-Irsyad

Tegal melalui kegiatan, pihak sekolah mensosialisasikan akan tujuan

pembelajaran sistem pembelajaran Full Day School menerapkan jadwal

guru piket pengganti mengajar, dan jadwal guru piket pendamping

wudhu & hholat serta adanya pembinaan oleh pihak sekolah yang

dilakukan oleh masing-masing wali kelas, serta pihak sekolah

bekerjasama dengan para guru dalam mewujudkan pembelajaran yang

menyenangkan guna tercapai tujuan pembelajaran Full Day Schoo17.

C. Kerangka Konsep

Full Day School adalah rancangan pemerintah yang dibuat untuk kegiatan

siswa di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah, dan berinteraksi dengan teman

sebaya yang dikemas dalam sistem pendidikan. Dalam konsep belajar yang

ditekankan pada program Full Day School ini diharapkan siswa dapat

memperoleh prestasi yang akan membawa perubahan positif dari setiap individu.

Memang sangat riskan, melihat proses tumbuh kembang peserta didik di luar jam

17
Rizky, Azizah Afni. “Problematika Pembelajaran System Full Day School Siswa Kelas 1
SDIT Al-Irsyad Tegal” (Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Walisongo,
Semarang, 2015) Hlm vi-vii
21

pelajaran yang melakukan penyimpangan-penyimpangan diluar pengawasan

orang tua.

Addhintheas (2013) “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam menetili

status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistempemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sehingga mendapatkan fokus

penulisan: Persepsi Orangtua tentang Full Day School, pengelolaan, perencanaan,

dan pelaksanaan pembelajaran Full Day School, persepsi tentang sistem

pembelajaran Full Day School.

Adapun kerangka konsep penulisan yang dapat digambarkan sebagai berikut:

FULL DAY SCHOOL

Dampak bagi Orang Tua


Persepsi Orangtua

finansial
Perkembangan pendidikan anak
Psikologis anak

SMA Se-Kota Makassar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir


BAB III

METODE PENULISAN

A. Pendekatan dan Jenis Penulisan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif. Emzir,

(2011:3) “Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif. Jenis

penulisan kualitatif tipe deskriptif adalah data yang dikumpulkan lebih mengambil

bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka”18.Hasil penulisan tertulis

berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti

presentasi.

B. Lokasi Penulisan

Lokasi penulisan, dalam lokasi penulisan ini terletak di tiga sekolah yaitu

SMA Athirah Islam Pusat (Jl. Kajaolalido No. 22, Baru, Ujung Pandang), SMA

Negeri 17 Makassar (jl. Sunu No. 11, Sungaga Tello Baru) dan SMA Negeri 1

Makassar (Jl. Gunung Bawakaraeng No. 53).

C. Tahap-tahap Kegiatan Penulisan

Kegiatan penulisan ini penulis menggunakan tiga tahap antara lain :

a. Tahap Awal

Pada tahap ini penulis melakukan observasi di SMA Athirah Islam, SMA

Negeri 17 Makassar, SMA Negeri 1 Makassar tentang sistem Full Day

School melalui guru, siswa, dan bahkan Orangtua murid sejauh mana

perkembangan Full Day School sehingga penulis melihat respon dari

Orangtua siswa tentang sistem Full Day School.

18
Emzir. Metodologi Penulisan Kualitatif: Analisis Data.( Jakarta: Raja Granfindo Persada,
2011) Hlm 3.
23

b. Tahap Penulisan

Pada tahap ini penulis melakukan penulisan di SMA Athirah Islam Pusat

Pusat, SMA Negeri 17 Makassar, SMA Negeri 1 Makassar tentang

Persepsi Orangtua Siswa tentang Full Day School dengan melakukan

penulisan penulis dapat mengetahui berbagai macam respon yang

diberikan Orangtua siswa terhadap Full Day School.

c. Tahap Akhir

Pada tahap ini penulis menarik kesimpulan dari hasil penulisan yang

dilakukan tentang Persepsi Orangtua Siswa tentang Full Day School di

SMA Athirah Islam Pusat, SMA Negeri 17 Makassar, SMA Negeri 1

Makassar.

D. Sumber Data

Penentuan informan pada penulisan ini menggunakan Teknik Purposive

Sampling. Sugiyono (2013: 85) mengatakan “Teknik Purposive Sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”19. Sanapiah (1999:67)

“Teknik Purposif Sampel merupakan teknik sampel yang ditetapkan secara

sengaja oleh peneliti dan didasarkan atas kriteria tertentu. Misalnya penulis ingin

melakukan penulisan tentang olahraga, maka penulis mencari sampel orang ahli

dibidang olahraga”20.

19
Sugiyono. Metode Penulisan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2013)
Hlm 85
20
Sanapiah, Faisal. “Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi”.
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999) Hlm 67
24

Maka dari pada itu berdasarkan Teknik Purpose Sampling yanga digunakan

oleh penulis. Adapun kriteria sekolah dan informan yang digunakan oleh penulis

adalah:

1. Kriteria sekolah

a. Status Sekolah (Negeri atau Swasta).

b. Waktu penerapan sistem Full Day School (Minimal selama dua

semester).

2. Kriteria Informan

a. Orangtua yang bekerja.

b. Orangtua yang memiliki anak yang berprestasi (Pernah Mengikuti

perlombaan tingkat Nasional).

Berdasarkan kriteria yang telah penulis tetapkan maka adapun sekolah se-kota

Makassar yang penulis jadikan objek sampel yakni : SMA Athirah Islam, SMA

Negeri 17 Makassar dan SMA Negeri 1 Makassar. Penulis mengambil 3 siswa

disetiap sekolah yang menyangkut dengan Orangtua yang bekerja dan 4 Orangtua

siswa yang memiliki anak yang berprestasi yang pernah mengikuti perlombaan

tingkat nasional, jadi jumlahnya sebanyak 21 Orangtua siswa untuk menjadi

informan terkait tanggapan Orangtua siswa mengenai sistem Full Day School.

E. Instrumen Penulisan

Instrumen dalam penulisan ini yaitu penulis bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpul data. Peran penulis yaitu sebagai pengamat penuh dan

kehadiran penulis diketahui statusnya sebagai penulis oleh subjek atau informan.
25

Alat penulisan yang digunakan oleh penulis adalah kamera, ATK dan pedoman

wawancara.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan permasalahan dalam penulisan

ini, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Observasi

Bungin (2001:142) “Observasi adalah kemampuan seseorang untuk

menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta

dibantu dengan pancaindera lainnya”21. Observasi atau pengamatan langsung

yang dilakukan di lokasi. Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengamati persepsi Orangtua siswa di SMA Athirah Islam, SMA Negeri 17

Makassar, SMA Negeri 1 Makassar terhadap Full Day School. Selain dari

sekolah yang menjadi sampel penulis juga mendatangi Dinas Pendidikan

untuk mendapatkan data tentang sekolah mana saja yang menerapkan sistem

Full Day School ini. Data sekolah menengah atas yang diperoleh sebanyak

127 sekolah. Terbagi atas 23 sekolah berstatus Negeri dan 104 berstatus

Swasta dan menjadi sampel ada 3 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Makassar,

SMA Negeri 17 Makassar dan SMA Islam Athirah Pusat.

Peneliti melakukan wawancara terhadap pihak sekolah untuk mengetahui

berapa lama waktu penerapan sistem Full Day School setiap sekolah. Adapun

pada SMA Islam Athirah Pusat Full Day School ini telah menerapkan pada

tahun 1994-1995 dengan alasan untuk menghindarikan siswa dari kecelakaan

21
Bungin, Burhan. “Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif”.
(Surabaya: Airlangga University Press, 2001) Hlm 142
26

dan kejahatan setelah mereka pulang sekolah, lain halnya dengan SMA

Negeri 1 Makassar dan SMA Negeri 17 Makassar waktu penerapan program

Full Day School pada tahun ajaran 2015-2016 dengan alasan program ini

masih menjadi uji coba disetiap sekolah akan tetapi kedua sekolah ini pernah

berhenti menggunakan program Full Day School namun kemudian

menggunakan lagi dengan alasan memperbaiki komponen yang kurang pada

penerapan program Full Day School yang sebelumnya.

Adapun data yang diperoleh dalam melakukan observasi di tiga sekolah

yang menjadi sampel penelitian peneliti yang pertama sekolah SMA Negeri 1

Makassar memiliki jumlah guru dan staf yang terdapat di SMA Negeri 1

Makassar terdiri guru yang berstatus PNS sebanyak 66 orang, guru yang

berstatus Honorer sebanyak 7 orang dan Staf yang bekerja dibagian tata usaha

sebanyak 10 orang. Kemudian sarana dan prasarana SMA Negeri 1 Makassar

cukup memadai. Kedua sekolah SMA Negeri 17 Makassar memiliki tenaga

pengajar sebanyak 81 orang. Adapun guru yang memiliki status PNS

sebanyak 55 orang, guru berstatus sebagai honorer GGT sebanyak 14 orang

sedangkan guru berstatuskan sebagai tenaga sukarela sebanyak 12 orang dan

pegawai di tata usaha sebanyak 7 orang. Sekolah yang ketiga yaitu SMA

Islam Athirah Pusat memiliki jumlah guru yang berstatus PNS sebanyak 4

orang, guru honorer sebanyak 2 orang dan guru berstatuskan pegawai tetap

yayasan sebanyak 38 orang. Dengan sarana dan prasarana yang sangat

memadai.
27

2. Wawancara

Wawancara atau interview yang digunakan adalah suatu bentuk

komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh

informasi mengenai topik penulisan. Proses wawancara dapat dilakukan oleh

kedua belah pihak yakni pewawancara dan diwawancara dalam proses

wawancara ada beberapa bentuk-bentuk pertanyaan yang akan diajukan oleh

pewawancara, yakni: wawancara tidak terstruktur atau terbuka dan

wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu wawancara dengan

mengajukan pertanyaan yang menuntut jawaban-jawaban tertentu. Misalnya

setuju, ragu-ragu, tidak setuju. Sedangkan wawancara tidak terstruktur yaitu

wawancara yang dilakukan penulis dengan mengajukan pertanyaan-pertayaan

yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan yang mengundang

jawaban yang terbuka.

Pada tahap ini penulis banyak mendapatkan kendala dimana penulis

harus menemui Orangtua siswa yang memiliki kesibukan namun mampu

memberikan waktu luang untuk penulis mewawancarai mereka. Tidak hanya

itu penulis pun mendatangi informan langsung baik dirumah, mendatangi

mereka ditempat kerja, maupun mendatangkan mereka disekolah. Adapun

data informan penulis mendapatkannya melalui panjang tangan dari peserta

didik yang ditunjuk langsung oleh sekolah maupun penulis sendiri yang turun

dalam mencari peserta didik. Ada beberapa kemudahan yang pihak sekolah

berikan kepada penulis antara lain di SMA Islam Athirah Pusat yang

menghadirkan Orangtua siswa melalui rapat Orangtua siswa yang setiap


28

diawal semester rutin dilaksanakan dan disitulah penulis diberikan

kemudahan dalam mewawancarai Orangtua siswa yang ditunjuk langsung

oleh pihak sekolah. Kendala lainnya ketika siswa yang ingin orang tuanya

dijadikan informan merasa takut untuk dijadikan narasumber.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari data mengenai

hal-hal berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda

dan sebagainya. Dapat dipahami lagi bahwa metode dokumentasi dapat

diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen atau catatan yang ada dan tersimpan, baik itu berupa catatan

transkrip, buku, surat kabar, dan sebagainya. Studi dokumentasi merupakan

teknik pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek

penulisan. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas

dan konkret tentang gambaran lokasi yang berkaitan dengan topik penulisan.

Dokumentasi yang dilakukan pada saat mewawancarai sangat sulit

dilakukan. Melihat kondisi Orangtua yang memiliki kesibukan dan penulis

yang mendatangi Orangtua siswa dalam keadaan seorang diri apalagi ketika

sang anak tidak ada ditempat sebagai orang yang mengambil gambar itu.

namun ada beberapa gambar yang menjadi bukti bahwasanya penulis

melakukan wawancara terhadap Orangtua siswa. Selain itu dokumen yang

diperoleh peneliti disetiap sekolah berupa profil sekolah, jumlah tenaga

pengajar, jumlah siswa, daftar organisasi sekolah, visi dan misi setiap
29

sekolah, daftar sarana dan prasarana yang dimiliki setiap sekolah dan daftar

SMA sekota Makassar yang menjadi fokus penelitian peneliti dalam hal ini.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Sugiyono (2013:373) “member chek adalah proses pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data. Pengabsahan data atau validitas data ini

di terapkan dalam rangka membuktikan kebenaran temuan hasil penelitian

dengan kenyataan di lapangan”22. Teknik pengabsahan data yang di gunakan

untuk menguji kribeditasi data dalam penelitian adalah member check. Member

check di lakukan untuk mengambil temuan kembali pada partisipan dan

menanyakan pada mereka baik lisan maupun tertulis tentang keakuratan hasil

penelitian.

Penulis melakukan Member Check dengan cara melakukan wawancara

kembali kepada informan, karena tidak bisa dipungkiri hasil wawancara

informan yang pertama kali dilakukan berbeda dengan hasil wawancara

informan apabila diwawancarai kembali, atau peneliti melakukan member

check setelah data dari semua informan telah terkumpul atau tahap

pengumpulan data selesai.

H. Analisis Data

Sugiyono (2013:338) “Data yang diperoleh dilapangan kemudian diolah

secara deskriptif kualitatif dengan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan”23.

22
Sugiyono. Op.Cit. Hlm 373
23
Ibid. Hlm 338
30

a. Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan,

penyederhanaan, abstraksi, dan pengtranspormasian data mentah yang

terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Reduksi data juga

merupakan suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih,

memfokuskan, membuang dan menyusun data dalam suatu cara dimana

kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.

b. Penyajian Data

Langkah kedua dari analisis data adalah penyajian data yaitu suatu

kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering

digunakan dalam penyajian data kualitatif yaitu teks naratif.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga aktivitas analisis data adalah penarikan dan verifikasi

kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data penulis kualitatif mulai

memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola,

penjelasan, kemudian akan meningkat menjadi eksplisit dan mendasar

sehingga menjadi suatu kesimpulan yang bersifat induktif.


BAB IV

HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penulisan

Penulisan ini dilaksanakan di tiga sekolah menengah atas di Se-Kota

Makassar adapun yang menjadi sampel sekolah menengah atas antara lain : SMA

Negeri 1 Makassar, SMA Negeri 17 Makassar, dan SMA Islam Athirah Pusat.

1. Gambaran Umum Lokasi Penulisan

a. SMA Negeri 1 Makassar

Peneltian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Makassar beralamatkan

di Jalan Gunung Bawakaraeng No. 53 Kelurahan Gaddong Kecamatan

Bontoala Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan No. Telp (0411)

324440 Kode Pos 90157. Sekolah ini memiliki luas sekitar 12.292 m2.

Sekolah ini masuk dalam sekolah negeri terbaik di kawasan Indonesia

bagian Timur.

b. SMA Negeri 17 Makassar

Penulisan ini dilaksanakan juga di SMA Negeri 17 Makassar yang

beralamatkan Jalan Sunu No. 11 Kelurahan Suangga Kecamatan Tallo

Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan No. Telp (0411) 445825 Kode

Pos 90211. Luas tanah sekitar 3.556m2. Sekolah ini masuk dalam jajaran

sekolah menengah atas negeri bertaraf internasional di Kota Makassar.


32

c. SMA Islam Athirah Pusat

Penulisaan ini dilakukan juga di SMA Islam Athirah Pusat

beralamatkan di Jalan Kajaolalido No. 22 Kelurahan Baru Kecamatan

Ujung Pandang Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan No. Telp

(0411) 322848 Kode Pos 90174. Sekolah ini masuk dalam naungan Kalla

Group dan merupakan sekolah swasta berstandar Internasional.

2. Profil Sekolah Menengah Atas

a. SMA Negeri 1 Makassar

Sekolah Menengah Atas Negeri SMA Negeri 1 Makassar mulai

berdiri sejak pemerintahan belanda dikenal dengan AMS Makassar.

Sekolah ini mengalami beberapa kali perubahan nama yaitu pada tahun

1950 berubah menjadi SMA ABC Makassar, dibawah pimpinan bapak

Yatmo (1950-1952). Pada tahun 1957 beralih nama menjadi SMA Negeri

1 Makassar bagian AB yang didirikan bersamaan dengan SMA Negeri 2

Makassar bagian C.

Pada tanggal 21 Mei 1979 SMA Negeri 1 Makassar yang terletak di

jalan Gunung Bawakaraeng No.53 Makassar mengalami musibah

kebakaran besar, sehingga tidak memungkinkan proses belajar mengajar.

Pembangunan sekolah SMA Negeri 1 Makassar terbilang megah pada

waktu itu yang terletak di jantung Kota Anging Mamiri (Makassar) pada

tahun 1982 pembangunan sekolah rampung ditandai dengan peresmian

oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Bapak

Daud Yoesoef pada tanggal 14 April 1982.


33

SMA Negeri 1 Makassar dari sejak berdirinya mulai tahun 1950

sampai sekarang telah mengalami lima belas kali pergantian kelapa

sekolah, yaitu: pada tahun 1950-1952 SMA Negeri 1 Makassar oleh

Bapak Yatmo, pada tahun 1953-1957 dipimpin oleh Bapak J.C.

Pangkerego, tahun 1958-1960 dipimpin oleh bapak A. Soenardi

Motohamidjodjo, tahun 1961-1962 dipimpin oleh bapak Alex Mozes

Oppier, kemudian pada tahun 1963-1967 dipimpin oleh bapak Prof. Dr.

H. Mattulada, tahun 1967-1975 dipimpin oleh Dr. Edick Aulia

Wawaruntu, tahun 1975-1981 dipimpin oleh H. Makkutanang Dg.

Nuntung, pada tahun 1981-1982 oleh bapak Drs. Soeharmoto, pada tahun

1982-1983 dipimpin oleh Drs. H. Sanusi Tahir, tahun 1983-1986 oleh

bapak Drs. Wiempi Marthin Parinnusa.

Pada tahun 1986-1995 dipimpin oleh bapak Drs. H. Rifat Thamrin,

pada tahun 1995-2000 SMA Negeri 1 Makassar dipimpin oleh seorang

perempuan yaitu Dra. Hj. Marwa Paturungi, kemudian pada tahun 2000-

2003 digantikan oleh bapak Drs. S. Dahri Pattara, tahun 2003-2011

dipimpin oleh Drs. Herman Hading, M.Pd, selanjutnya pada tahun 2011-

2016 oleh Dr. H. Sakaruddin, M.Pd, dan pada tahun 2016 sampai

sekarang SMA Negeri 1 Makassar dipimpin oleh bapak Abdul Hajar,

S.Pd., M.Pd.

SMA Negeri 1 Makassar dari tahun ke tahun menunjukkan

eksistensinya dalam dunia pendidikan yang menjadikannya masuk dalam

salah satu sekolah yang memiliki standar kualitas sekolah bertaraf


34

Internasional. Sekolah ini telah mencetak lulusan yang mampu bersaing

dengan sekolah lain untuk masuk keperguruan tinggi negeri di Indonesia

bahkan Luar Negeri.

Pendidikan merupakan ukuran kualitas sebagai sumber daya manusia

yang dimiliki oleh suatu Negara. Pendidikan sejatinya akan bermutu jika

ditunjang dari segi pengadaan sarana dan prasarana setiap sekolah.

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah SMA Negeri 1

Makassar, sesuai dengan data yang diperoleh melalui tata usaha, yaitu:

a. Ruangan kelas terdiri dari 33 ruang

b. Ruangan tata usaha sebanyak 1 ruang

c. Ruangan kepala sekolah sebanyak 1 ruang

d. Ruangan kepala sekolah sebanyak 1 ruang

e. Ruangan wakasek sebanyak 1 ruang

f. Ruangan BK sebanyak 1 ruang

g. Ruangan guru sebanyak 1 ruang

h. Ruangan laboratorium sebanyak 3 ruang

i. Ruangan koperasi sebanyak 1 ruang

j. Ruangan komputer sebanyak 1 ruang

k. Ruangan perpustakaan sebanyak 1 ruang

l. Gudang sebanyak 1 ruang

m. Halaman sekolah sebanyak 1 ruang

n. Aula olahraga sebanyak 1 ruang

o. Ruangan UKS sebanyak 1 ruang


35

p. Ruangan Osis sebanyak 1 ruang

q. Kamar mandi/WC siswa dan guru sebanyak 8 ruang

Tenaga pendidik merupakan unsur penting dalam dunia pendidikan,

tidak hanya mampu memberikan ilmu melainkan pula memberikan nilai

dan moral bagi siswa. Adapun guru dan staf yang terdapat di SMA

Negeri 1 Makassar terdiri guru yang berstatus PNS sebanyak 66 orang,

guru yang berstatus Honorer sebanyak 7 orang dan Staf yang bekerja

dibagian tata usaha sebanyak 10 orang.

Siswa merupakan anggota masyarakat yang melakukan upaya

peningkatan kemampuan diri pada jalur pendidikan melalui proses

pembelajaran disekolah. Adapun jumlah siswa yang terdapat di SMA

Negeri 1 Makassar sebanyak 1.365 siswa. Jumlah itu terbagi menjadi tiga

angkatan kelas. Adapun jumlah siswa di kelas X terdiri dari 440 siswa.

Jumlah siswa pada kelas XI terdiri 480 siswa dan siswa kelas XII terdiri

dari 445 siswa.

Ekstrakulikuler menjadi penunjang dalam pembelajaran untuk

membentuk karakter siswa sesuai bakat yang dimilikinya. Berikut adalah

organisasi yang ada di SMA Negeri 1 Makassar ialah: Palang Merah

Remaja (PMR SMANSA), Fotografi Smansa (FORSA), Pramuka Orya

Sativa (ORZAT), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra SMANSA),

Bawakaraeng BasketBall Club (BBC SMANSA), Bawakaraeng Futsal

Club (BFC SMANSA), Kelompok Ilmiah Remaja (KIRZHA SMANSA),

SMANSA ART (SMART), Natural Cherismistry Lovers of SMANSA


36

(NUCLEAR), SMANSA English Conversation Club (SECC), Ikatan

Remaja Mesjid Darul Ulum (IRMADAM), Persekutuan Siswa-siswi

Kristen SMANSA (PERISAI), Persatuan Remaja Sastra (PERS),

Taekwondo SMANSA (TEKSAS), Bawakaraeng Softball Club (BSC

SMANSA), Cyberg Information technology of SMANSA (CITOS

SMANSA), KPA Kalpataru SMANSA, dan Kelompok Pecinta Mata

Pelajaran (Fisika, Astronomi dll).

b. SMA Negeri 17 Makassar

Sekolah menengah atas SMA Negeri 17 berdiri pada bulan Januari

1992 atas saran dari beberapa tokoh pendidikan di daerah Sulawesi

Selatan kanwil Depdikbud yang mendapat dukungan dari Pemda tingkat I

dengan bekerja sama dengan pengurus Yayasan Latimojong berupaya

untuk mendirikan sekolah unggulan di setiap Provinsi di Indonesia.

Sekolah ini memiliki luas kurang lebih tiga hektar dengan fasilitas

gedung-gedung peninggalan Fakultas Teknik UNHAS di jalan Sunu

nomor 11 Makassar. Sekolah ini mendapat banyak perhatian dari instansi

pemerintahan terbukti dari peningkatan dari segi sarana prasarana

maupun dari segi manajemennya. Pada tangga 23 Agustus 1993 sekolah

ini resmi disahkan oleh Pemerintah dengan SK Menteri Pengdidikan dan

Kebudayaan Nomor: 0313/O/1993 Tahun Ajaran 1992/1993.

SMA Negeri 17 Makassar selama berdirinya telah dipimpin oleh

beberapa kepala sekolah antara lain Drs Dahri (1994-1995) menjadi

kepala sekolah pertama dan mendapat mandat memimpin sekolah yang


37

biasa disingkat menjadi Jubes ini. Selanjutnya oleh Drs Abdul Gani

(1995-1996), Drs Baharuddin Tantoro pada tahun 1996, Drs Ahmad

Sattula (1996-2006), Drs Ali Muhsin pada tahun (2007-2009), Drs

Halim Jaya (2009-2010), Drs Rasimen (2011-2016) dan Dra. Hj.

Nurhidayah Masri pada tahun 2016 sampai dengan sekarang dan menjadi

perempuan pertama yang menjabat sebagai kepala sekolah di SMA

Negeri 17 Makassar.

Tenaga pengajar yang terdapat di SMA Negeri 17 Makassar

sebanyak 81 orang. Adapun guru yang memiliki status PNS sebanyak 55

orang, guru berstatus sebagai honorer GGT sebanyak 14 orang

sedangkan guru berstatuskan sebagai tenaga sukarela sebanyak 12 orang

dan pegawai di tata usaha sebanyak 7 orang.

Siswa yang terdapat pada SMA 17 Makassar ini sebanyak 1.089

siswa yang terdiri dari tiga tingkatan kelas. Jumlah siswa pada kelas X

sebanyak 426 orang, pada kelas XI sebanyak 379 orang dan di kelas XII

sebanyak 284 orang.

Sarana dan prasarana di SMA Negeri 17 Makassar terdiri dari:

a. Ruangan Kelas 31 ruang

b. Ruangan Kepala Sekolah 1 ruang

c. Ruangan Wakil Kepala Sekolah 1 ruang

d. Ruangan Tata Usaha 1 ruang

e. Ruangan Kegiatan Organisasi 5 ruang

f. Ruangan Guru 1 ruang


38

g. Lapangan 2 ruang

h. Masjid 1 ruang

i. Ruangan Laboratorium 6 ruang

j. Kamar mandi 28 ruang

Ektrakulikuler salah satu factor penjunjang dalam sistem Full Day

School ini. Adapun yang menjadi organisasi penjunjang pendidikan di

SMA Negeri 17 Makassar yakni: Marching Band 17 (Gema Suara 17

Makassar), Paskibra 17, PMR 17, Chemistry Lovers In 17 (Chlorin 17),

Taekuwondo 17 (Taekon 17), Madingta’ 17 ( MATA 17), Kerukunan

Remaja Mesjid (KURMA 17), Karya Tulis Ilmiah Remaja 17 (KAISAR

17), Seventeen Badminton Club (SBC 17), Pramuka 17, Seventeen

English Debating Society (SeEDS 17), Himpunan Siswa Pecinta Fisika

(HSPF 17), Relasi Siswa Gemar Matematika (Re-Sigma 17), Biology on

Seventeen Association (BONSAI 17), Seventeen Basketball Club

(SBBC), Seventeenn Club or Amateur Astronomy (SCASTRON),

Seventeen Club of Information (SCIFOR), Christian Family of Seventeen

(CHRISENT), Seventeen Futsal Club (SFC), Perkumpulan Siswa Pecinta

Jepang (Juunana Ichizoku), dan KPA Disambiguasi.

c. SMA Islam Athirah Pusat

Sekolah Islam Athirah berdiri pada tahun 1984. Sekolah ini terdiri dari

beberapa jenjang pendidikan mulai dari TK sampai dengan SMA kemudian

diresmikan pada tanggal 24 April 1984 dan mulai beroperasi pada tahun

Ajaran 1985-1986. Sekolah ini awalnya dioerientasinya untuk pembangunan


39

Hotel namun beralih untuk pembangunan sekolah ini. Sejarah sekolah ini

bermula keinginan dari bapak Hadji Kalla dan istrinya Athirah untuk

berperan aktif dalam memajukan pendidikan khususnya di Sulawesi Selatan.

Hadji Kalla memiliki komitmen tinggi, implementasinya pun dihadirkan

melalui group bisnis merintis sebuah yayasan yang bernama “Yayasan

Pendidikan dan Kesejahteraan Islam Hadji Kalla” sebagai Program CRS pada

9 September 1981. Dari situlah yayasan ini membangun sekolah formal

dengan nama Sekolah Islam Athirah. Yayasan Pendidikan ini terdapat di

Makassar dan Bone pun terbagi atas tiga titik antara lain Athirah Pusat

tepatnya di Jalan Kajaolalido Makassar, di Bukit Baruga sebagai Sekolah

Athirah Islam kedua dan yang di Bone merupakan cabang Sekolah Athirah

Islam ketiga.

Konsep dasar dari sekolah SMA Islam Athirah berciri islam, berjiwa

nasional, dan berwawasan global. Sekolah ini tidak hanya meningkatkan

kualitas dari segi keilmuan melainkan memberikan ruang kepada anak untuk

mengasah bakat yang mereka miliki dengan menyediakan beberapa

ekstrakulikuler sesuai kemampuan peserta didik.

SMA Negeri Athirah I telah lama berdiri, seiring dengan lamanya

sekolah ini menunjukkan eksistensinya didalam dunia pendidikan tak lepas

dari kepala sekolah yang pernah menjabat. Adapun nama kepala sekolah yang

pernah menjabat yaitu bapak Sanusi selaku kepala sekolah pertama disusul

oleh H. Abdul Rauf, Drs. Jaali, Drs. Edy Waworonto, Faizah Hasim, Drs

Hanafi, Sudirman, Suhri Wali, Drs Patris Hasanuddin, Habli Yahya, kembali
40

menjabat Suhri Wali, Drs Edy Sutarto, Drs Ridwan Karim, Hj. Farida, M.Pd

sebagai kepala sekolah perempuan pertama dan terakhir oleh bapak Mas

Aman Lippi.

Guru harus memiliki kemampuan tidak hanya mampu mengajar

melainkan mampun mendidik anak tujuannya untuk menumbuh kembangkan

nilai dan moral dari peserta didik. Adapun guru yang terdapat di SMA Islam

Athirah Pusat yaitu guru yang berstatus PNS sebanyak 4 orang, guru honorer

sebanyak 2 orang dan guru berstatuskan pegawai tetap yayasan sebanyak 38

orang.

Sarana dan prasarana sebagai penunjang untuk memberikan kenyamanan

belajar anak dan menunjukkan bakat masing-masing peserta didik. Adapun

sarana dan prasarana yang terdapat di SMA Islam Athirah Pusat antara lain :

a. Ruangan belajar 14 ruang

b. Ruangan laboratorium 3 ruang

c. Mesjid 2 ruang

d. Ruangan Tata Usaha 1 ruang

e. Ruangan Guru 1 ruang

f. Ruangan Humas 2 ruang

g. Lapangan 4 ruang

h. Mini bus sebanyak 4 unit

Bakat yang dimilik siswa berbeda-beda sesuai kepribadian yang mereka

miliki. Peran sekolah menyediakan fasilitas penunjang bakat tersebut.

Adapun ektrakulikuler yang terdapat di SMA Islam Athirah Pusat yakni: Club
41

Matematika, Club Sains, Club Robotika, Seni terbagi dari Seni tari, Seni

Mustrad, dan Seni, Sastra dan Drama, Futsal, Bola Basket, Karate, Pencat

Silat, Club Glof, Renang, Sepak Bola, Pramuka dan Kolami.

3. Visi dan Misi Sekolah Menengah Atas

Setiap sekolah memiliki visi dan misi tertentu untuk dicapai. Adapun

visi adalah tujuan atau gambaran masa depan yang akan kita raih dalam

waktu yang ditentukan. Sedangkan misi adalah apa yang kita lakukan untuk

mencapai visi tersebut. Berikut visi dan misi sekolah yang menjadi sampel

penulisan ini :

a. SMA Negeri 1 Makassar

Visi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Makassar yaitu Unggul dalam

mutu kompetitif dan berbudi pekerti luhur.

Misi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Makassar yaitu :

a. Melaksanakan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dengan mengacu kepada standar nasional pendidikan.

b. Melaksanakan pengembangan SDM melalui kegiatan pendidikan

dan latihan.

c. Melaksanakan inovasi pembelajaran di sekolah dan pengembangan

pembelajaran berbasis ICT.

d. Melaksanakan kegiatan kreatifitas gur/siswa dan kompetisi dalam

berbagai bidang sains, olahraga dan seni.

e. Mendorong tumbuhnya lingkungan berbasis komunitas yang

kondusif terhadap manajemen perubahan.


42

f. Menumbuhkan rasa akuntabilitas bagi semua aparat sekolah dan

mengoptimalkan partisipasi stakeholder sekolah.

b. SMA Negeri 17 Makassar

Visi Sekolah Menengah Atas Negeri 17 Makassar yaitu terwujudnya

insan yang unggul dalam prestasi yang dilandasi Imtaq dan Iptek serta siap

bersaing di era globalisasi.

Misi Sekolah Menengah Atas Negeri 17 Makassar yaitu :

a. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang

dianutnya.

b. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dalam upaya

meningkatkan mutu pembelajaran.

c. Menumbuh kembangkan semangat keunggulan dan budaya belajar

yang tinggi kepada seluruh peserta didik untuk bersaing ditingkat

sekolah, local, nasional, dan internasional.

d. Meningkatkan komitmen dan loyalitas seluruh pendidik dan tenaga

kependidikan terhadap tugas pokok dan fungsinya.

e. Menumbuh kembangkan semangat keunggulan, kreativitas,

inovasi, dan kemandirian kepada seluruh warga sekolah dalam

melaksanakan.

f. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi

dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

g. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran dan administrasi sekolah.


43

h. Meningkatkan apresiasi terhadap seni dan budaya bangsa.

i. Menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat.

c. SMA Islam Athirah Pusat

Visi yaitu sekolah unggulan yang berdirikan Islam, berjiwa nasional,

dan berwawasan global.

Misi Sekolah Menengah Atas Islam Athirah Pusat yaitu

mengembangkan sistem pembelajaran yang mampu membekali anak didik

dengan kecakapan personal, kecakapan rasional dan kecakapan sosial.

4. Profil Informan

Profil informan merupakan faktor yang sangat penting untuk diketahui

dalam suatu penulisan. Dari data informan ini diharapkan mampu

memberikan suatu gambaran awal yang akan membantu proses penulisan

selanjutnya yang akan di uraikan untuk lebih mengenal informan dalam

penulisan.

Demi pengenalan para informan, maka disajikan secara singkat profil

Orangtua siswa dalam penulisan ini. Informan terdiri dari orang siswa SMA

Negeri 1 Makassar, SMA Negeri 17 Makassar dan SMA Islam Athirah Pusat

Makassar. Dalam penelitian ini, data yang disajikan berupa narasi yaitu

persepsi Orangtua siswa terhadap sistem Full Day School dan juga informan

akan memaparkan dampak yang dirasakan oleh Orangtua siswa. Informan

dalam penulisan ini berhak menolak atau tidak bersedia menjadi subjek dan

berhak meminta merahasiakan identitas dengan menggunakan nama samaran

dalam bentuk inisial. Adapun mereka terdiri dari 21 Orangtua siswa itu
44

terbagi berdasarkan Orangtua sebanyak 18 orang dan Orangtua berdasarkan

prestasi anak di perlombaan tingkat nasional sebanyak 12 orang, berikut

daftar informan:

1) Informan 1

SLK adalah Orangtua siswa berinisal ARSAK siswa kelas XII MIPA di

SMA Negeri 1 Makassar berusia 17 tahun. SLK seorang bapak yang bekerja

sebagai guru fisika disalah satu SMA Swasta di Makassar, berusia 56 tahun.

Bapak SLK bertempat tinggal di Jalan Teuku Umar.

2) Informan 2

YM adalah Orangtua siswa berinisial MMB siswa kelas XII MIPA

berusia 16 tahun di SMA Negeri 1 Makassar. YM seorang ibu berusia 45

tahun. Pekerjaan beliau PNS yang memiliki tempat tinggal di BTP Blok L.

3) Informan 3

Sri Supryanti adalah Orangtua dari siswa Dyah Sekar Pratiwi siswa kelas

X MIPA 6 yang berusia 16 tahun di SMA Negeri 1 Makassar. Sri Supryanti

seorang ibu rumah tangga berusia 48 tahun yang tinggal di Jalan Dr Leimena.

4) Informan 4

Hartinayati Arung adalah Orangtua dari siswa MFM siswa kelas X MIPA

1 di SMA Negeri 1 Makassar pernah mengikuti lomba Keker Futsal League

(KFL) 2107 dan berusia 16 tahun . Hartinayati Arung berusia 48 tahun

bekerja di Dinas Sosial dan tinggal di Jalan Manggala I blok II Perumnas

Antang Makassar.
45

5) Informan 5

Herniani Jamal adalah Orangtua siswa dari VTA berusia 17 tahun siswa

kelas XI MIPA 4 di SMA Negeri 1 Makassar pernah menjadi peserta Galaxi

Fisika UIN 2016. Herniani Jamal bekerja sebagai wirausaha berusia 49 tahun

yang tinggal di Jalan Sunu Blok L No. 1 Makassar.

6) Informan 6

Yuliani Santi adalah Orangtua siswa dari MIA berusia 17 tahun kelas XI

IPS 2 di SMA Negeri 1 Makassar pernah menjadi peserta Pocari Sweat Futsal

Competion (PSFC) 2016. Yuliani Santi berusia 47 tahun seorang ibu rumah

tangga yang tinggal di Jalan Langgau Makassar.

7) Informan 7

Damayanti Harris adalah Orangtua dari siswa MK berusia 15 tahun siswa

kelas X IPS 3 di SMA Negeri 1 Makassar pernah mengikuti Keker Futsal

League 2017. Damayanti Harris berusia 46 tahun pekerjaan wirausaha,

tinggal di BTN Mangga Tiga Daya Makassar.

8) Informan 8

YD adalah Orangtua siswa NJH siswa kelas XII MIPA berusia 17 tahun di

SMA Negeri 17 Makassar. YD berusia 47 tahun bekerja sebagai karyawan di

perusahan provider ternama. Ibu YD tinggal di Bukit Baruga Jalan Kutacane

Utara.

9) Informan 9

Bapak AN adalah Orangtua siswa dari AFA berusia 15 tahun siswa kelas

X IPA di SMA Negeri 17 Makassar. AN berusia 56 tahun dan bekerja sebagai


46

guru disalah satu SMA Negeri di Makassar beliau tinggal di Bumi Manuruki

Daya B3 nomor 22.

10) Informan 10

Hj. Hartinawati Adalah Orangtua siswa dari Puji Nurhidayah berusia 16

tahun siswa kelas X IPA di SMA Negeri 17 Makassar. Hj. Hartinawati

seorang ibu rumah tangga beruisa 47 tahun beliau tinggal di BTP blok K

nomor 66.

11) Informan 11

AN adalah Orangtua dari siswa ASFT siswa kelas XI IPS 1 di SMA

Negeri 17 Makassar pernah mengikuti lomba Olimpiade Ekonomi Islam

(Gsenst) 2016 dan berusia 16 tahun . AN seorang ibu berusia 48 tahun

bekerja di Dinas Kesehatan dan tinggal di Jalan Kakatua II Makassar.

12) Informan 12

Andi Herawati adalah Orangtua siswa dari AIA berusia 17 tahun siswa

kelas XII MIPA 1 di SMA Negeri 17 Makassar pernah menjadi peserta LKTI

BAPPD Makassar 2016. Andi Herawati bekerja sebagai wirausaha berusia 50

tahun yang tinggal di Jalan Lasuloro Raya Makassar.

13) Informan 13

SNR adalah Orangtua siswa dari AA berusia 17 tahun kelas XI IPS 2 di

SMA Negeri 17 Makassar pernah menjadi peserta Kemah Lomba Pramuka

Penegak UNM (KELOPAK UNM ) 2016. SNR berusia 52 tahun bekerja di

Departemen Agama yang tinggal di Jalan Kerukunan Maccini Raya.


47

14) Informan 14

Nasriyani adalah Orangtua dari siswi MAS berusia 17 tahun siswa kelas

XI MIPA 2 di SMA Negeri 17 Makassar pernah mengikuti lomba Honda

DBL 2017. Nasriyani berusia 49 tahun pekerjaan Wiraswasta, tinggal di jalan

Baji Gau Makassar.

15) Informan 15

Asriani Dewi adalah ibu dari siswa DSP pernah menajdi peserta

Biological Opus Kair it’s Regional 2017 HMBITS. DSP berusia 16 tahun

siswa kelas XI MIPA 2 di SMA Islam Athirah Pusat. Asriani Dewi berusia 48

tahun memiliki pekerja wirausaha dan, beliau tinggal di Jalan ujung bori lama.

Makassar.

16) Informan 16

Salmiah Umar adalah Orangtua siswa dari Muhammad Faiz Razaq siswa

kelas XI IPS 1 di SMA Islam Athirah Pusat. Muhammad Faiz Razaq berusia

17 tahun pernah menjadi peserta Honda DBL 2017. Salmiah Umar berusia 51

tahun seorang ibu rumah tangga dan tinggal di Puri Taman Sari Makassar.

17) Informan 17

Andi Islamiati Nasir adalah Orangtua dari siswa Andi Syifa Annisa

berusia 16 tahun siswa kelas XI MIPA 2 di SMA Islam Athirah Pusat pernah

mengikuti LKTI FMIPA UNM 2016. Andi Islamiati Nasir berusia 50 tahun

pekerjaan PNS, tinggal di Jalan Bung Makassar.

18) Informan 18
48

Yeti Rahma adalah Orangtua dari siswa MZF berusia 16 tahun siswa

kelas XI MIPA 3 di SMA Islam Athirah Pusat pernah menjadi pesertas lomba

Paskibra Se Kota Makassar 2016. Yeti Rahma berusia 49 tahun pekerjaan

wirausaha, tinggal di Hertasning Baru Makassar.

19) Informan 19

Hj. Nurbaya S.Sos adalah ibu dari siswa Andi Nurfahrul. AF yang berusia

15 tahun siswa kelas X MIPA I di SMA Islam Athirah Pusat. Hj. Nurbaya

S.Sos berusia 48 tahun bekerja sebagai PNS beliau tinggal di Jalan Kerajinan.

20) Informan 20

Citra Yusarif adalah Orangtua siswa dari Fadil Aidhil siswa kelas XII

MIPA 2 berusia 17 tahun. Citra Yusarif bekerja sebagai PNS di Dinas

Perhubungan Kota Makassar beliau berusia 39 tahun beliau tinggal di Jalan

Mappaodang BTN Griya Permata C nomor 2.

21) Informan 21

Putriany adalah Orangtua siswa dari Jihan Talitha siswa kelas XII MIPA

di SMA Islam Athirah Pusat. Putriany bekerja sebagai wiraswasta berusia 37

tahun beliau tinggal di Jalan Tadde Kompleks Green Villa Nomor 1.

5. Persepsi Orang Tua Terhadap Full Day School di Sekolah

Menengah Atas Se-Kota Makassar

Persepsi umumnya merupakan hasil dari kerja-kerja panca indera yang

kemudian diolah di otak dan menimbulkan beberapa pandangan terhadap

suatu benda. Persepsi tidak lepas dari hasil kerja panca indera yang
49

mengorganisir segala sesuatu dan dikembangkan sehingga kita dapat

menyadari segala sesuatu disekitar kita.

Full Day School adalah sistem yang diterapkan Pemerintah berupa

penambahan jam pelajaran dimana pada siswa memiliki waktu di sekolah

mulai dari jam 07:00 pagi sampai dengan jam 16:00 sore, pun berlaku selama

lima hari mulai dari hari senin sampai jumat dan pada hari sabtu digunakan

oleh siswa untuk melatih keterampilan bakat melalui kegiatan ektrakurikuler.

Full Day School merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu

pendidikan dan membentuk karakter siswa. Kenyataannya sistem ini masih

menjadi perbincangan dalam dunia pendidikan di Indonesia khususnya di

Kota Makassar. Adapun persepsi dari Orangtua siswa mengenai sistem Full

Day School tersebut. Sesuai hasil wawancara dari beberapa Orangtua siswa

antara lain, seperti yang dikemukakan oleh Damayanti Haris berusia 46 tahun

Orangtua dari siswa VTA siswa SMA Negeri 1 Makassar yang mengatakan:

“Mengenai Full Day School yang saya ketahui jam sekolahnya yang
pagi sampai sore, saya sendiri kurang setuju dengan sistem yang berlaku
karena memberatkan anakku terlalu capek kalo pulangi sekolah".
(Wawancara, pada tanggal 11 Mei 2017).

Senada dengan ibu rumah tangga berinisial Nasriani berusia 49 tahun

Orangtua dari MAS siswi SMA Negeri 17 Makassar yang pernah mengikuti

kejuaran Honda Development Basketball League (DBL) 2017 mengatakan

bahwa:

“ Menurutku dek ini sistem belum bisa pi diterapkan karena nah siksa
sekali siswa sama gurunya saya liat. Kurang istirahatnya jadi siswa
kayaknya kurang fokus belajar apalagi siang itu biasanya waktu untuk
mereka tidur , guru juga kayak kecapeanki pasti dalam mengajar apa mi
dengan siswanya”. (Wawancara, 15 Mei 2017)
50

Sama halnya dengan Herniani Jamal berusia 49 tahun Orangtua dari

VTA siswa SMA Negeri 1 Makassar pernah menjadi peserta Galaxi Fisika

UIN 2016, bahwa:

“Full Day School sepertinya belum mampu diterapkan perihal sistem ini
seolah menguras siswa apalagi kasian dengan gurunya pasti setengah
mati kecapeanki mengajar itu karena dari pagiki sampai sore terlalu
sedikit jeda waktu untuk istirahat”. (Wawancara, 03 Mei 2017)

Tanggapan sama yang diucapkan oleh Sri Supryanti berusia 48 tahun

Orangtua siswa dari Dyah Sekar Pratiwi berusia 16 tahun siswa dari SMA

Negeri 1 Makassar. bahwa:

“Saya melihat ini sistem masih perlu diperbaiki, karena ini sistem
memberatkan dengan haruski belajar mulai pagi sampai sore. Jam belajar
dulu efisien dari jam 07:00-13:00 bagusmi itupun diwaktu itu saja nah
tidak fokusmi anak-anak belajar apalagi ditambahkanki jam belajar diatas
dari jam itu. terlalu menyiksa saya rasa. Pihak sekolah juga tidak
memberikan arahan bagaimana bentuk dari sistem ini”. (Wawancara, 22
Januari 2017).

Senada dengan ibu Andi Herawati berusia 50 tahun Orangtua dari AIA

siswa SMA Negeri 17 Makassar. mengatakan bahwa ketidaksetujuannya

dengan sistem ini:

“Ini sistem perlu dikaji ulang dan perlu juga disosialisasikan, saya sendiri
tidak tau apa yang menjadi dasarnya pemerintah terapkan ini sistem.
Sekolah saja tidak kasih tau ki bagaimana mekanismenya ini sistem.
Karena kalo dari anakku biasa mengeluh banyak sekali sekarang
pelajaran harus nah kuasai dengan dituntutki belajar seharian penuh”.
(Wawancara, 10 Mei 2017)

Hal yang sama diucapkan oleh Andi Islamiati Nasir berusia 50 tahun

Orangtua dari Andi Syifa Annisa siswa SMA Islam Athirah Pusat pernah

menjadi peserta LKTI FMIPA UNM 2016 yang telah menggunakan sistem

ini sebelum kabar dikeluarkannya sistem ini mengatakan :


51

“Mengenai ini sistem Full Day School dilihat dari waktunya memang dek
sangat menguras tenaga, anak-anak susah untuk mengatur waktunya.
Seolah-olah dipaksakan untuk belajar tapi selama ini syukur ji juga
karena di athirah sendiri manejemen waktunya bagus untuk liat kondisi
anak”. (Wawancara, 03 Mei 2017)

Sama halnya dengan Hartinayati Arung berusia 48 tahun Orangtua dari

MFM siswa SMA Negeri 1 Makassar. Bahwa:

“Full Day School saya belum setuju dengan penerapannya karena dilihat
dari kebutuhan setiap sekolah itu berbeda belum lagi kualitas guru yang
belum memadai di era teknologi. Terlebih lagi anak terlalu dipaksakan
untuk fokus belajar bahkan dijam-jam istirahatnya. (Wawancara, 16 Mei
2017)

Senada dengan ucapan yang dilontarkan oleh ibu AN Orangtua siswa

dari ASFT siswa SMA 17 Makassar pernah mengikuti lomba Olimpiade

ekonomi islam (Gsenst) 2016. Mengatakan:

“saya melihat pendidikan sekarang seolah dituntut harus menguasai


semua bidang studi tapi pemerintah tidak sadar pada saat menerapkan
sistem FDS ini apakah cocok sistemnya dipakai di Indonesia? Pemerintah
hanya asal menerapkan sistem tapi kurang memfasilitasi sarana dan
prasarana dalam pendidikan ini. (Wawancara, 29 April 2017)

Dari hasil wawancara beberapa pandangan dari Orangtua siswa

mengatakan bahwa sistem Full Day School ini perlu dikaji kembali. Orangtua

siswa melihat dari keseharian anak mereka yang merasa kelelahan dalam

proses belajar. Dilihat dari kebijakan sistem Full Day School ini

menimbulkan beberapa pandangan masyarakat khususnya Orangtua siswa

mendapatkan dampaknya. Disisi lain terlihat bahwa kebijakan ini tidak hanya

menimbulkan tanggapan kontra melainkan tanggapan dari segi mereka yang

pro dengan adanya sistem ini Full Day School dipaparkan oleh beberapa

Orangtua antara lain :


52

Seperti yang dikatakan oleh ibu YD berusia 47 tahun Orangtua siswa

berinisial NJ berusia 17 tahun siswa dari SMA Negeri 17 Makassar Mengenai

dampak positif dari Full Day School ini. Bahwa :

“Selama berjalan ini Full Day School jadi tidak khawatirma sama ini
adekmu (NJ) karena selama seharian dia habiskan waktunya disekolah
belajar. Lagian juga saya bisa jemputki. Saya biasa pulang paling lama
mi jam 16:00 sore jadi bisa langsung saya jemputki juga di sekolahnya”.
(Wawancara, 25 Januari 2017).

Senada dengan Ibu Putriany 37 tahun Orangtua siswa Jihan Talita berusia

17 tahun siswa dari SMA Islam Athirah Pusat yang mengatakan bahwa :

“Full Day School ini bagus ji menurutku karena banyak ilmu yang
mereka dapat apalagi seharian belajar tidak hanya itu bisa tongmi
sekalian sholat diwaktu-waktu sholat jadi tidak terlalu khawatirma sama
sholatnya juga, sebenarnya dengan tanggapan miring tentang sistem ini
yang nah bilang orang lain jelek ini sistem , itu salah besar! Ini cuman
pola pikirnya orang yang mesti diubah terlalu lama dizona nyaman”.
(Wawancara, 09 Februari 2017)

Tanggapan yang sama dari ibu berinsial YM berusia 45 tahun Orangtua

dari MMB berusia 16 tahun siswa SMA Negeri 1 Makassar. Bahwa:

”Saya justru bersyukur dengan ini Full Day School. Hari sabtu libur dan
bisa habiskan waktu dengan keluarga. Secara tidak langsung saya
gunakan itu hari sabtu minggu ceritanya untuk family time kan. Setahu
saya itu hari sabtu libur anak sekolah dengan itu sistemnya. Bukan juga
apanya dek saya ini sibuk bisa dibilang kerja dua-dua ka jadi biasa
malampi baru ketemuka juga anakku dan bahkan biasa pagi pi baru
ketemuka”. (Wawancara, 18 Januari 2017)

Setara dengan tanggapan ibu berinisial AN Orangtua siswa dari ASFT

siswa SMA 17 Makassar pernah mengikuti lomba Olimpiade ekonomi islam

(Gsenst) 2016, Mengatakan :

“Kalo ditanyakan saya setuju atau tidak dengan ini sistem Full Day
School yang diterapkan pemerintah mungkin saya jadi orang yang
menerima ini sistem. Karena bagus juga tidak hanya dari segi pendidikan
53

keilmuannya, disini juga bisa terbentuk mentalnya dengan ada waktu


khususnya untuk nah laksanakan organisasinya. Jadi bisa ki fokus sehari
untuk betul-betul hanya untuk organisasi. Saya juga tidak khawatirmi dia
kalo terlambatki pulang karena jelas ji juga perginya hanya disekolah”.
(Wawancara, 29 April 2017)

Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Asriani Dewi Orangtua

siswa dari DSP siswa SMA Islam Athirah Pusat. Bahwa:

“sebelum pemerintah mengeluarkan penerapan sistem Full Day School


Athirah sendiri sudah lama menggunakannya. Kalo dilihat dari segi
manfaat Full Day School sendiri menggugurkan kekhawatiran Orangtua
dengan waktu seharian anak disekolah. Apalagi bagi Orangtua yang
memiliki kesibukan dengan kerja. Dan juga membiasakan anak dengan
belajar itu agak susah dizaman sekarang”. (Wawancara, 18 Mei 2017)

Senada dengan ucapan ibu Yuliani Santi Orangtua dari MIA siswa SMA

Negeri 1 Makassar pernah menikuti lomba Futsal Competion (PSFC) 2016

bahwasanya:

“kalo saya melihat Full Day School sudah bagus untuk diterapkan di
Indonesia karena memang seharusnya kita dituntut untuk maju. Dalam
sistem ini tidak hanya perkembangan keilmuan anak yang dirasa tapi
kemampuan sikap dan karakter dibentuk. Cuman pandangan orang yang
susah diubah dan tidak melihat dari sisi kebaikan dari Full Day School
ini”. (Wawancara, 01 Mei 2017)

Berdasarkan hasil penulisan dengan Orangtua siswa yang

mengungkapkan bahwa sistem Full Day School tidak hanya dipandang dari

segi negatif saja tetapi Orangtua melihat tentang segi positif yang baik tidak

hanya dalam bidang keilmuan saja melainkan pembentukan karakter dalam

pembinaan ekstrakulikuler yang dimasukkan dalam sistem Full Day School

ini. Jadwal pembinaan ektrakulikuler ini mampu memberikan dampak baik

bagi bakat yang dimiliki oleh setiap sekolah, karena ekstrakulikuler sendiri
54

memiliki hari khusus yang dipusatkan hanya untuk membentuk karakter

siswa itu sendiri.

Tenaga pendidik atau guru tidak lepas dari salah satu faktor penunjang

dari proses belajar mengajar yang berlaku pada sistem ini. Guru dalam sistem

ini harus memiliki kemampuan untuk mengatasi kejenuhan dalam proses

pembelajaran sistem Full Day School. Guru harus mampu menguasai kelas

mulai dari pagi sampai sore dengan menggunakan berbagai metode agar

siswa didalam kelas mampu menerima pelajaran yang guru ajarkan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan salah satu informan Citra Yusarif berusia 39 tahun

Orangtua siswa dari Fadil Aidil berusia 17 tahun siswa dari SMA Islam

Athirah Pusat, mengatakan bahwa ;

“Full Day School ini akan memakan tenaganya guru, karena bukan main
itu tawwa guru harus bisa menangani siswa dari pagi sampainya sore.
Saya rasa guru yang tidak memiliki skill tidak akan mampu mengolah
kelas dengan baik di sistem Full Day School ini”. (Wawancara, 08
Februari 2017)

Setara dengan apa yang diungkapkan oleh bapak berinisial SLK berusia

56 tahun Orangtua dari siswa berinisia ARSAK berusia 17 tahun siswa dari

SMA Negeri 1 Makassar, mengatakan bahwa:

“Saya juga ini dek berprofesi sebagai guru, kalo dilihat dari segi
capeknya, sistem ini belum mampu diterapkan terlalu menguras tenaga.
Kalo dipikir lebih jauh, kita sebagai guru disini kemungkinan besar
paling dikuras tenaga ta karena disuruh tong meki mengajarkan sesuai
dengan Kurikulum 2013 yang nah tuntutki harus menilai siswa baik itu
keilmuannya sampai dengan tingkah lakunya siswa, ditambah tongmi
haruski mengajar dari pagi sampai sore dan mengajar juga perlu seni
supaya siswa tidak nah rasakan kebosanan apalagi saat siang, tidak
sekalimi perhatiannya siswa terhadap pelajaran”. (Wawancara, 17 Januari
2017)
55

Senada dengan yang diucapkan Herniani Jamal berusia 49 tahun

Orangtua dari VTA siswa SMA Negeri 1 Makassar pernah menjadi peserta

Galaxi Fisika UIN 2016, bahwa:

“melihat dari segi kualitas dalam pendidikan di sistem ini adalah gurunya
menjadi prioritas. Mengapa tidak? Disini guru tidak hanya dituntut
mengajar dari padi sampai sore melaikan dituntut untuk kreatif untuk
mengatasi kejenuhan yang ada dalam kelas selama proses belajar mengajar
itu. belum lagi guru harus mengatur emosi ketika siswanya mulai mi rada-
rada rese’ kan kasian juga harus serba sabar”. (Wawancara, 03 Mei 2017)

Setara dengan pemaparan oleh ibu SNR Orangtua dari AA siswa SMA

Negeri 17 Makassar bahwa:

“menurut saya guru adalah jantungnya dalam kelas ketika dia rusak maka
semua ikut juga rusak, maksudnya disini ketika guru tidak mampu
mengatasi masalah seperti halnya Full Day School yang berlaku itu artinya
dia tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Apapun yang
terjadi karena menjadi guru tidak hanya mengajar tapi dia juga mampu
mendidik anaknya orang lain. Pokoknya guru mi pemegang kunci di
dalam kelas”. (Wawancara, 17 Mei 2017)

Senada dengan Yeti Rahma Orangtua dari MZF siswa SMA Islam

Athirah Pusat pernah menjadi pesertas lomba Paskibra Se Kota Makassar

2016 menanggapi komponen penunjang dari Full Day School. Sebagaimana

berikut:

“penerapan FDS ini yang paling penting menurut saya adalahh guru
karena kapan gurunya bagus dalam mengajar dan mendidik otomatis
siswanya juga baik. Selain gurunya penunjang yang lain adalah sarana yang
dimiliki oleh sekolah itu bisa membuat anak betah belajar disekolah”.
(Wawancara, 08 Mei 2017)

Oleh karena itu, sistem Full Day School ini mampu menimbulkan

berbagai anggapan dilihat dari beberapa tanggapan yang diberikan Orangtua

siswa. Full Day School ini memberikan pemahaman kepada Orangtua

bagaimana kondisi siswa dan guru dalam sistem pembelajaran ini. Kurangnya
56

sosialisasi langsung pemerintah dan pihak sekolah dalam menentukan sistem

ini. Sistem ini dirasakan mulai dari sekolah swasta seperti SMA Islam

Athirah pusat yang sudah lama menerapkan sistem ini sampai dengan sekolah

menengah atas yang baru menerapkan sistem ini, bahwa pembentukan

karakter anak dengan penerapan ini patut dipertimbangkan dalam pemberian

waktu pada jam pulang anak tersebut.

6. Dampak yang Dirasakan Orang Tua dari Penerapan program Full

Day School di Sekolah Menengah Atas Se-Kota Makassar

Segala sesuatu yang dikerjakan atau dilakukan sudah pasti memiliki

dampak yang mempengaruhi hal tersebut. Dalam setiap penentuan keputusan

yang dilakukan oleh pemerintah memiliki dampak terhadap masyarakat dan

sudah pasti dalam setiap sistem yang diterapkan pasti memiliki solusi dalam

mengatasi setiap problematika kehidupan bermasyarakat. Seperti halnya

dalam penetuan penerapan program pendidikan dengan menggunakan sistem

Full Day School sudah pasti memiliki dampak yang timbul dalam

pelaksanaanya. Orangtua pun terkena dampak dari penentuan sistem Full

Day School ini.

Dimana kita ketahui bahwa Orangtua memiliki andil dalam

perkembangan pendidikan dan pembetukan karakter yang baik bagi anak

dalam masa pertumbuhan mereka. Orangtua sudah bisa melihat dampak

dalam tumbuh kembang anak mereka dengan memilih sekolah mana yang

menjadikan anak mereka memiliki ilmu dan karakter yang baik. Berdasarkan

hal tersebut, penulis akan memaparkan beberapa dampak dari penetuan


57

sistem Full Day School dikalangan Orangtua siswa ditiga sekolah yang

menjadi sampel Sekolah Menengah Atas Se-Kota Makassar.

a. Dampak Finansial Orang Tua

Finansial atau yang biasa berhubungan dengan keuangan merupakan

salah satu bagian terpenting dalam kehidupan berkeluarga. Orangtua

yang baik mampu mengajarkan kepada anak mereka dalam mengatur

pengeluaran dan uang saku yang diberikan kepada anak. Uang saku

adalah salah satu motivasi anak dalam belajar. Semakin besar anak maka

semakin besar jumlah pengeluaran yang harus dikeluarkan orang tua.

Orangtua harus jeli dalam pemberian uang saku sesuai dengan kebutuhan

yang diperlukan anak.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan

beberapa Orangtua siswa atau informan, yang merupakan dampak yang

terjadi dari penerapan Full Day School adalah sebagai berikut seperti

yang dikemukakan oleh SNR berusia 52 tahun Orangtua dari AA siswa

SMA Negeri 17 Makassar pernah menjadi peserta dari Kemah Lomba

Pramuka Penegak Se-Sulsel (KELOPAK UNM) 2016 bahwa:

“Uang jajan biasa saya kasih anakku sekitaran 40 ribu biasa juga 50
ribu karena lama ki pulang kasian sampai sore ki. Dulu uang jajan
yang saya kasih sekitar 25 ribu sampai 30 ribu sama mi uang pete-
pete-nya itu”. (Wawancara, 17 Mei 2017).

Sama halnya dengan Nasriani berusia 49 tahun Orangtua dari MAS

siswi SMA Negeri 17 Makassar yang pernah mengikuti kejuaran Honda

Development Basketball League (DBL) 2017 mengatakan bahwa:


58

“Mengenai uang sakunya biasa dikasihkan sekitar tiga puluh ribu


sehari dan selama ini berjalan kuliat ini sistem, ada kenaikan, sekitar
sepuluh ribu itupun saya tambahkan ji juga untuk beli bensinnya
kalo pergi sekolah. Yah ini intinya berpengaruh dalam keuangan.
Kan tidak tega juga kalo harus paksaki anak, ditau tongmi ini kalo
banyak uang nah pegang sebagai bentuk motivasinya juga dalam
belajar”. (Wawancara, 15 Mei 2017).

Senada dengan ibu Yuliani Santi Orangtua dari MIA siswa SMA

Negeri 1 Makassar pernah menikuti lomba Futsal Competion (PSFC)

2016 bahwasanya:

“Terkait uang jajan selama Full Day School mengalami kenaikan,


saya biasa kasih uang jajan langsung untuk persiapan untuk sebulan.
Saya tambahkan ji sekitar Rp 100.000 kan selama sebulan saya biasa
kasih ki Rp 900.000 , itupun biasa juga saya kalo pagi siapkanki
bekal, (Wawancara, 01 Mei 2017).

Sama halnya dengan Hartinawati berusia 47 tahun Orangtua dari

siswa Puji Nurhidayah berusia 16 tahun bersekolah di SMA Negeri 17

Makassar merasakan dampak berupa kenaikan pengeluaran untuk biaya

uang saku anak sekolah. Berikut pernyataan beliau bahwa:

“Mengenai Full Day School ini justru bertambah ji pengeluaran,


bukan main itu kalo dalam sehari disekolah mereka harus berpikir
keras untuk belajar ditambah waktunya yang mengharuskan dia
pulang lama.kalo dipikirkan jauh lebih menyiksa dengan sistem ini
harus dijalankan. Uang belanja yang saya kasih bertambah sekitar
Rp 10.000 dari uang belanja biasanya sekitar Rp 25.000 jadi Rp
35.000. biasa juga kalo saya suruh ki bawa bekal. Baru biasa nebeng
ki sama temannya kalo pulang sekolah kalo pergi sekolahnya biasa
diantarki ayahnya”. (Wawancara, 05 Februari 2017)

Seperti halnya dengan Damayanti Haris berusia 46 tahun Orangtua

dari siswa VTA siswa SMA Negeri 1 Makassar yang mengatakan:


59

“selama berjalannya pulang sekolah sampai sore ini uang belanja


saya kasih lebih dari uang jajannya Rp 35.000 perhari saya kasih
tambah jadi Rp 50.000 selain itu juga biasa saya bungkuskan ki
makanan supaya nah pake makan disekolah”. (Wawancara, 11 Mei
2017)

Sama seperti Andi Herawati berusia 50 tahun Orangtua dari AIA

siswa SMA Negeri 17 Makassar perihal kenaikan pengeluaran uang saku

Selama Full Day School Berlangsung, mengatakan:

“kalau ditanya soal naik tidaknya uang saku untuk kesekolah pasti
ada, saya memberi tambahan karena kalau dipikir seharian disekolah
dengan uang untuk satu kali makan kan kasian juga. Kenaikannya
juga tidak seberapa dari Rp 50.000 jadi Rp 60.000 – Rp 70.000
tergantung kebutuhannya juga”. (Wawancara, 10 Mei 2017)

Pernyataan yang berbeda mengenai uang jajan yang diberikan oleh

ibu Nurbaya berusia 48 tahun Orangtua siswa dari Andi Nurfahrul

berusia 15 tahun yang bersekolah di SMA Athirah Islam Pusat.

Mengatakan bahwa:

“Uang jajannya sebenarnya tidak ada perubahan signifikan tapi saya


selalu menyiasati dengan suruh bawa roti setiap pagi untuk
sarapannya jadi dia cuman jajan untuk makan siang saja”.
(Wawancara, 04 Februari 2017).

Senada dengan ibu Yeti Rahma Orangtua dari MZF siswa SMA

Islam Athirah Pusat pernah menjadi pesertas lomba Paskibra Se Kota

Makassar 2016 menanggapi komponen penunjang dari Full Day School.

Sebagaimana berikut:

“tidak berpengaruh sistem apa yang berlaku, yang jelas dalam


seminggu itu saya sudah aturkan uang jajannya saya kasih tiga ratus
ribu. Ini anak juga dek bawa mobil kesekolah jadi beda uang belanja
yang saya kasihkan dengan uang bensinnya dan dia juga sebelum
berangkat sekolah saya biasakan untuk sarapan supaya mudah nah
terima pelajaran dengan baik”. (Wawancara, 08 Mei 2017)
60

Sama halnya dengan Salmiah Umar berusia 51 tahun Orangtua dari

Muhammad Faiz Razaq siswa SMA Islam Atihrah Pusat pernah menjadi

peserta Honda DBL 2017 bahwasanya:

“masalah uang jajan yang saya kasih ki dek tidak terlalu banyak
itupun sesuai dengan kondisi juga, karena saya sudah aturkan uang
belanjanya setiap bulan jadi untuk peningkatan tidak ada yang
berubah kecuali ada keperluan mendadak semisal kerja tugas ya
otomatis saya memberikan uang jajan ekstra tapi ini tidak ada
pengaruhnya dengan Full Day School namun dari saya tau penerapan
FDS ini saya jadi biasakan ki makan pagi sebelumnya pergi
kesekolah jangan sampai Athirah juga mengubah sistemnya”.
(Wawancara, 04 Mei 2017)

Oleh karena itu, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan

beberapa informan bahwasanya pemberian uang saku terhadap anak

dikarenakan sistem Full Day School ini mengalami kenaikan. Akan tetapi

kenaikan itu patutnya memiliki tujuan agar anak dalam menjalani proses

belajar disekolah mampu mereka gunakan dengan baik untuk

memberikan tenaga yang cukup untuk mampu menerima materi ajar yang

berlangsung lama tersebut.

Pemberian uang saku yang cukup sesuai dengan kebutuhan anak

juga mengajarkan, agar mereka mampu mengelolah uang dengan baik,

mengajarkan anak untuk hidup lebih hemat dan mampu bertanggung

jawab dengan uang mereka belanjakan serta dapat memotivasi anak

untuk belajar dari pagi sampai sore pada sistem Full Day School ini.

b. Dampak Pendidikan Anak bagi Orang Tua

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sadar

untuk memperoleh pengetahuan untuk mengembangkan potensi yang


61

dimilikinya. Pendidikan pada anak adalah tanggung jawab orang tua.

Sebagai orang pertama yang di menjadi role model anak, Orangtua tidak

hanya memberikan contoh yang baik dan juga mendidik anak dalam

membentuk pola pikir serta karakter yang dimiliki anak.

Full Day School memberikan dampak tidak hanya dari segi Finansial

Orang tua, tetapi ada dampak lain yang mengharuskan Orangtua lebih jeli

memahami kondisi pada anak. Perkembangan dalam dunia pendidikan

sejatinya menjadikan Orangtua harus lebih selektif dalam mendidik anak.

Peranan Orangtua diperlukan dalam keberhasilan anak. Sekolah

merupakan lembaga yang baik untuk perkembangan anak. Akan tetapi

Orangtua tidak dapat menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada

sekolah, pendidikan anak yang utama dimulai dari pendidikan Orangtua

dirumah. Sekolah hanya menjadi lembaga yang membantu proses anak

untuk mencapai masa depannya.

Sebagaimana informasi yang didapatkan dari Yuliani Santi Orangtua

dari MIA siswa SMA Negeri 1 Makassar pernah menikuti lomba Futsal

Competion (PSFC) 2016 bahwasanya:

“saya selalu mengingatkan untuk memeriksa tugas sekolahnya. Kalo


masalah belajar ini anak giat ji belajar saya tidak suruh ini anak
paksakan dirinya untuk belajar. Selama Full Day School berlangsung
ini kemampuannya dalam atur waktu istirahatnya ya.. Alhamdulillah
dia kalo pulang biasa langsung tidur, terus tengah malam bangun nah
kerja tugasnya subuh biasa tidur lagi cuman itu biasa saya kasian
biasa sampai larut malam sekali nah kerja tugasnya. (Wawancara, 01
Mei 2017)

Senada dengan ungkapan ibu Nasriani berusia 49 tahun Orangtua

dari MAS siswi SMA Negeri 17 Makassar yang pernah mengikuti


62

kejuaran Honda Development Basketball League (DBL) 2017

mengatakan bahwa:

“mengenai minat belajar selama Full Day School ini, dia tidak biasa
mi belajar malam. Yang saya liat kalo pulang mi sekolah langsungmi
tidur. Itupun biasa saya dapati dia bangun tengah malam untuk
belajar, biasa tidak tidur mi lagi setelahnya. Kalo masalah pribadinya
ini anak mau diliat, ya Alhamdulillah mulai bertanggung jawab
dengan tugas sekolahnya”. (Wawancara, 15 Mei 2017)

Sama halnya dengan Hartininawati berusia 47 tahun Orangtua dari

Puji Nurhidayah berusia 16 tahun siswa SMA Negeri 17 Makassar

beranggapan bahwa:

“Minat belajarnya dengan adanya ini Full Day School kayaknya


sama ji seperti biasa. Cuman pengaturan waktu istirahatnya. Ini anak
juga bukan hanya belajar disekolah saja melainkan ada les tambahan
untuk mempertegas ilmunya. Nah disitu biasa saya khawatir kalo dia
les mi juga dan dituntut ki harus pulang sore, terlalu di forsir
tenaganya. Kurang istirahat, masalah prestasi saya tidak terlalu tekan
dia untuk dapatkan nilai bagus tapi alangkah baiknya kalo semuanya
dengan nilai yang baik. Disamping itu saya pelajari juga selama ini
pribadinya sedikit lebih tertutup untuk bahas masalah sekolahnya.
Mungkin karena terlalu kelelahan setiap pulang sekolah. Tidak
hanya itu dia bicara seolah dengan sistem ini gurunya juga kurang
fokus dan seakan mengurung mereka dalam keadaan di jam terakhir
gurunya duluan pulang”. (Wawancara, 04 Februari 2017)

Setara dengan yang dilontarkan YM berusia 45 tahun Orangtua dari

MMB berusia 16 tahun siswa SMA Negeri 1 Makassar. Berkata bahwa:

“perihal soal minat belajarnya, saya tidak terlalu khawatir ji, dan
tidak ada pembeda dengan diterapkannya sistem Full Day School ini.
Cuman dengan sistem ini seharusnya menjadi bahan pertimbangan
pemerintah. Bukan apanya nak, ini anak juga selain disekolah belajar
dia ada les nya, nah itu pembagian waktu kayak susah mereka atur.
Selama juga sistem ini berlangsung tidak ada perubahan sikap. Ya
saya rasa tidak adaji perubahan dan tetap sama porsinya kecuali
waktu belajar yang bertambah”. (Wawancara, 18 Januari 2017)
63

Sama halnya dengan Purmaulawati berusia 38 tahun Orangtua

Adinda Azizatul Visi berusia 15 tahun siswa SMA Islam Athirah Pusat

mengatakan bahwa :

“ada tidaknya dengan sistem yang dikeluarkan oleh pemerintah,


yang jelasnya bahwa pola belajar pada ini anak tidak berubah, justru
saya gabungnya juga dengan les supaya maksimal belajarnya.
Karena kalo mereka dapat sebatas ilmu dari sekolah kurang
maksimal. Bukan meragukan sekolahnya cuman ini saya kasih les
untuk maksimalkan ilmunya. Saya rasa sistem dari Full Day School
yang dirancang oleh pemerintah hendaknya dikaji sistem
pendidikannya dilihat dari segi mana pun”. (Wawancara, 04 Mei
2017)

Senada dengan Herniani Jamal berusia 49 tahun Orangtua dari VTA

siswa SMA Negeri 1 Makassar pernah menjadi peserta Galaxi Fisika

UIN 2016, bahwa:

“soal minat belajarnya saya tidak ragukan karena ini anak, biar dia
tidak disuruh selalu ji belajar, tapi disini dia belajar dalam artian
ketika ada PR nah kerjakan dan soal prestasi yang jauh lebih baik
dari sistem kemarin saya belum lihat secara jelas perkembangan dari
ini sistem FDS terhadap prestasi yang diperoleh sekarang, tidak
terlalu menonjol pi sama ji seperti biasanya, seharusnya guru harus
lebih giat dalam membangkitkan semangat belajar siswa agar tidak
bosan”. (Wawancara, 03 Mei 2017)

Sama seperti Nasriani berusia 49 tahun Orangtua dari MAS siswi

SMA Negeri 17 Makassar yang pernah mengikuti kejuaran Honda

Development Basketball League (DBL) 2017 mengatakan bahwa:

“minat belajar selama Full Day School berjalan terlihat biasa saja
melainkan keluhan terlihat dari konsep sekolah dengan belajar dari
pagi sampai sore yang mengharuskan anak seharian penuh disekolah
pun juga berlaku dari senin sampai jumat. Dari segi akademik ini
adekmu (MAS) Alhamdulillah baik tapi berbanding ki dengan
kegiatan ekstrakulikulernya (basketball) walaupun bakatnya otodidak
tetapi ketika kurang ki latihan sama ji juga dek. Intinya mereka yang
memiliki bakat apalagi dibidang olahraga pasti akan mengeluhkan
64

dengan jadwal kegiatan ekstrakulikulernya yang sedikit pun juga di


hari sabtu saja biasa dia latihan”. (Wawancara, 15 Mei 2017)

Setara dengan SNR berusia 52 tahun Orangtua dari AA siswa SMA

Negeri 17 Makassar pernah menjadi peserta dari Kemah Lomba

Pramuka Penegak Se-Sulsel (KELOPAK UNM) 2016 bahwa:

“selalu yang menjadi pokok membahasan pada FDS ini pasti


pengelolaan jadwal. Prestasi dibidang Pramukanya selama FDS
berlangsung agak kurang ki latihannya setahu saya cuman dihari
sabtu ada kegiatan latihan dan kalo mau latihan pada saat pulang
sekolah juga kurang karena itu saja kalo sampaimi dirumah langsung
tidur dan biasa malampi baru bangunki, susah untuk mengatur
jadwal latihan dengan istirahat dan biasa juga dia forsir tapi kasian
juga liatki”. (Wawancara, 17 Mei 2017)

Lain halnya dengan Andi Islamiati Nasir berusia 50 tahun Orangtua

dari Andi Syifa Annisa siswa SMA Islam Athirah Pusat pernah menjadi

peserta LKTI FMIPA UNM 2016 mengatakan bahwa:

“berlakukanya FDS ini memberikan dampak positif dari segi


akademik tapi sebenarnya di Athirah sudah tidak membuat khwatir
dengan kinerja gurunya karena dalam hal ini dia mulai rajin belajar
dan juga selama pernah mengikuti lomba kemarin cuman menjadi
kendala kurang tidur dan terlalu semangat belajar dan memperbaiki
nilai sekolahnya”. (Wawancara, 03 Mei 2017)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis, bahwa sistem

Full Day School ini tidak memberikan dampak yang signifikan pada

prestasi belajar dari segi akademik anak mereka melainkan menambah

waktu belajar dalam sehari yang dilakukan oleh siswa dan lain halnya

dengan anak yang memiliki kegiatan ekstrakulikuler untuk

pengembangan karakternya,. Siswa dituntut harus menyesuaikan waktu

antar akademik dan pengembangan bakat yang dimiliki. Pada dasarnya

sekolah hanyalah wadah yang dijadikan dalam pencapaian pendidikan


65

pada anak, tidak hanya sekolah yang menjadi penunjang dalam

keberhasilan belajar anak, untuk mengoptimalkan pendidikan anak

biasanya Orangtua menggunakan jasa tempat bimbingan belajar sebagai

alternatif dalam pengembangan potensi yang dimiliki anak.

Orangtua beranggapan bahwa lembaga pendidikan dalam artian

sekolah bukanlah tolak ukur seorang anak mampu mengoptimalkan ilmu

yang mereka peroleh dari sekolah, melainkan pengembangan pendidikan

anak didapatkan dari pengajaran ilmu dari tempat lain sebagai penunjang

perkembangan ilmu yang mereka dapatkan dari sekolah dalam hal ini

adalah tempat bimbingan belajar.

Dalam perkembangan Full Day School, baik di sekolah berstatus

negeri maupun sekolah swasta hanyalah lembaga pendidikan yang

menuntun siswa memperoleh ilmu. Namun Orangtua beranggapan bahwa

disini hanya sistem sekolah yang berbeda. Dapat dilihat dari segi

kualitas dan kuantitas sekolah tersebut.

c. Dampak Psikologis Anak Bagi Orang Tua

Manusia merupakan individu yang melakukan setiap perubahan di

dalam kehidupan mereka. Perubahan yang dimaksudkan yakni bersifat

kualitas dan kuantitas yang menyangkut aspek mental-psikologis

manusia. Perubahan dari segi keilmuan, kreativitas, spiritual, sosial dan

moral. Sehingga dengan perkembangan itu menjadikan anak mampu

menghadapi tantangan dalam berinteraksi dengan orang lain.


66

Dalam hubungan keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Setiap

komponen didalamnya memiliki peranan yang berbeda. Orangtua

memiliki peran yang besar dalam pembentukan psikologis pada anak,

perkembangan psikologis anak tergantung bagaimana Orangtua dalam

pembentukan mental anak. Peranan Orangtua memberikan dorongan

untuk memotivasi anak disetiap tumbuh kembangnyanya.

Belajar merupakan cara seseorang mendapatkan ilmu untuk

memenuhi kebutuhan intelektual maupun kebutuhan rohani setiap

indiviu. Dalam belajar memiliki suatu proses, dimana ketika pikiran dan

perasaan saling bersinergi untuk melakukan sesuatu, belajar tidak hanya

untuk mendapatkan ilmu, melainkan mengolah emosi agar tidak

mempengaruhi kondisi fisik untuk memperoleh suatu keberhasilan yang

ingin dicapai oleh anak.

Orangtua dalam membantu mengontrol setiap aktivitas yang akan

dilakukan oleh anak baik dari segi keilmuan hingga kondisi mentalnya.

Dengan berjalannya sistem baru yang diterapkan oleh pemerintah,

Orangtua harus memperhatikan apa yang menjadi kendala anak dalam

menghadapi Full Day School. Sebagaimna wawancara penulis dengan

informan Andi Herawati berusia 50 tahun Orangtua dari AIA siswa SMA

Negeri 17, mengatakan:


67

“saya termasuk Orangtua yang bisa dibilang kurang waktu untuk


anak, tapi saya juga tidak lepas kontrol dengan pendidikannya.
Setiap makan malam itu saya biasa tanya-tanyaki apa yang nah
lakukan disekolahnya, semisal awal berjalannya ini sistem Full Day
School ituji selalu nah bilang, deh ibu capek sekalika, kayak dipaksa
sekaliki belajar, baru gurunya juga jarang masuk di jam-jam terakhir.
Di sekolah serasa nah penjara ki. Ini anak diawal berjalan ini sistem
memang pernah sakit DBD, tapi tidak serta merta juga disalahkan ini
sistem mungkin kecapeaan ji ini anak sampai sakit begitu”.
(Wawancara, 10 Mei 2017)

Hal serupa juga diungkapkan oleh YM ibu berusia 45 tahun

Orangtua dari MMB siswi SMA Negeri 1 Makassar, bahwa:

“begini nak, tidak ada waktu khusus untuk ceritakan masalah


sekolah. Cuman kalo langsung pulang sekolah dia ngomel sendiri,
masalah capeknyami, soal PR yang seharusnya dikerjakan disekolah,
soal gurunya juga yang jarang masuk, dan bosannya disekolah. Saya
kasian liat tapi saya suruh langsung istirahat saja. Dia juga diawal
Full Day School ini dia senang karena bisa lama disekolah tapi lama
kelamaan timbul rasa bosan, pernah sekali itu dia cepat pulang
alasannya karena sakit dan memang waktu pucat. Jadi selama tiga
hari itu saya suruh istirahat”. (Wawancara, 18 Januari 2017)

Senada dengan apa yang diungkapkan YD ibu berusia 47 tahun

Orangtua dari NJH berusia 17 tahun siswa SMA Negeri 17 Makassar,

bahwa:

“saya termasuk Orangtua yang memperhatikan pendidikan anakku,


bahkan saya juga membantu memberikan saran ketika ada
masalahnya disekolah, nah selama sekolah dari sistem yang biasa
sampai sekarang sudah berbeda sistem yang dipakai sekolah, ini
anak pernah cerita dan menganggap sistem ini terlalu memberatkan,
bukan hanya dari segi waktunya, melainkan gurunya yang katanya
kurang terampil, selain itu yang dipernah cerita bahwa enaknya bisa
lama dengan teman sekolahnya”. (Wawancara, 25 Januari 2017)

Senada dengan apa yang diungkapkan Sri Supryanti berusia 48 tahun

Orangtua dari Dyah Sekar Pertiwi berusia 16 tahun siswa SMA Negeri 1

Makassar, bahwa:
68

“dia kalo pulang sekolah pasti itu selalu yang menjadi keluhan
pertama kelelahan ki. Pernah cerita kalo gurunya kayak nah
penjarakan jeki baru dia tidak masuk mengajar di jam terakhir. Kalo
ditanyakan soal sakit mungkin hal yang wajar dalam jam belajar
yang ketat begitu serasa tubuh dipaksa untuk melakukan hal yang
tidak mampumi dijalani. Paling itu sakit kepala. Selain itu dia
sempat cerita kalau dengan adanya sistem ini mempersempit
pergaulan dengan temannya, karena seharian belajar mengurangi
waktu bermain sebagai waktu untuk mengistirahatkan otak”.
(Wawancara, 22 Januari 2017)

Sama halnya dengan informan bernama bapak AN berusia 50 tahun

Orangtua dari AFA berusia 15 tahun siswa SMA Negeri 17 Makassar.

Bahwa:

“penerapan sistem Full Day School ini tidak hanya mengurangi jatah
istirahat untuk mereka dan juga yang selalu dia katakan bahwa
dengan adanya sistem ini membuat dia merasa jauh dari teman,
dalam hal ini bukan teman sekolahnya sekarang tapi sahabatnya.
Saya sebagai Orangtua memberikan batasan dengan pergaulannya
dan jangan sampai sistem ini membuatnya jadi orang yang tertutup”.
(Wawancara, 02 Februari 2017)

Oleh karena itu berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

informan bahwasanya sistem Full Day School ini tidak hanya

memberikan dampak bagi perkembangan mental maupun kesehatan bagi

anak didik namun informan memaparkan Full Day School ini juga

berdampak pada bagaimana guru mampu mengolah kelas dengan baik,

mampu professional dengan waktu mengajar yang panjang. Dalam hal ini

penyesuaian diri terhadap waktu yang bertambah dalam proses belajar

mengajar yang membuat siswa dan guru mengalami kelelahan yang

berdampak pada kesehatan. Sehingga peran Orangtua terhadap

perkembangan psikis anak ialah mampu memberikan dorongan kepada

anak untuk belajar tanpa adanya unsur pemaksaan. Karakter anak juga
69

terbentuk dari pergaulan dengan teman sebayanya namun dengan adanya

Program Full Day School memberikan waktu bermain yang sedikit dan

daya saing dalam pendidikan sangat kental.

Sedikit berbeda dengan yang diungkapkan oleh informan Yeti

Rahma Orangtua dari MZF siswa SMA Islam Athirah Pusat pernah

menjadi pesertas lomba Paskibra Se Kota Makassar 2016. Sebagaimana

berikut:

“saya tidak terlalu khawatir dengan sistem baru yang diterapkan oleh
pemerintah. Dan Alhamdulillah selama ini saya mempercayai
sekolah Athirah mampu memberikan pendidikan yang seimbang.
Maksudnya saya Orangtua yang bisa dibilang memiliki pekerjaan
dan otomatis menjadikan saya kurang memperhatikan pendidikan
anak, dan sejak awal yang menentukan dimana dia akan sekolah,
dengan alasan saya sibuk, dan dia bosan dirumah sendirian. Dan kalo
ditanya diawal masuknya di athirah dia menikmati sampai sekarang
karena pertimbangan guru dan fasilitas yang memadai.
Alhamdulillah kalo masalah sakit dia tidak pernah mengalami sakit
karena sekolah”. (Wawancara, 08 Mei 2017)

Sama halnya dengan AN Orangtua siswa dari ASFT siswa SMA 17

Makassar pernah mengikuti lomba Olimpiade ekonomi islam (Gsenst)

2016, mengatakan bahwa:

“yang selalu dia bilang kalo capek dengan sistem barunya. Dia selalu
bilang sejauh ini masih nah nikmati sekolah dengan alasan bisa lama
dengan temannya disekolah, dia juga menikmati guru yang jarang
masuk kelas, dan bisa istirahat disela-sela tidak masuknya gurunya”.
(Wawancara, 29 April 2017)

Sistem Full Day School memiliki waktu belajar yang lama dan

mampu memberikan kesempatan pada siswa melakukan interaksi dengan

sebayanya. Peran Orangtua dalam hal Interaksi yang dilakukan sebagai

pembentukan karakter selama mereka disekolah dengan teman sebaya


70

sepatutnya memberikan anak kepercayaan dalam hal memilih teman.

Selain itu fasilitas yang dimiliki oleh sekolah menjadi pemicu motivasi

belajar siswa dalam menjalani proses belajar mengajar agar mereka tidak

mengalami jenuh dalam sistem pembelajaran Full Day School ini.

Orangtua memiliki peran dalam membantu meningkatkan minat

belajar anak. Dorongan moral itulah yang memberikan kekuatan pada

anak hingga mampu menyeimbangkan kecerdasan intelektual maupun

kecerdasan rohani. Sama halnya yang dilakukan oleh bapak SLK berusia

56 tahun Orangtua dari siswa berinisial ARSAK berusia 17 tahun siswa

dari SMA Negeri 1 Makassar, mengatakan bahwa:

“kita sebagai Orangtua cuman bisa kasih semangatki selama ini


sistem berlangsung, karena hanya dengan itu untuk mengembalikan
motivasi belajarnya. Karena bukan main itu seharian belajar tubuh
capek kayak adu.. tidak bisa juga saya bayangkan capeknya”.
(Wawancara, 17 Januari 2017)

Seperti yang diungkapkan oleh Putriany 37 tahun Orangtua siswa

Jihan Talita berusia 17 tahun siswa dari SMA Islam Athirah Pusat yang

mengatakan bahwa :

“saya biasa mengatasi kejenuhan belajarnya dengan setiap libur


sekolah saya lakukan family time atau paling tidak saya kasih bebas
main dengan temannya tapi tidak lupa juga dengan mengerjakan
tugasnya sebelum beraktivitas lainnya”. (Wawancara, 09 Februari
2017)

Sama halnya dengan orang Andi Islamiati Nasir berusia 50 tahun

Orangtua dari Andi Syifa Annisa siswa SMA Islam Athirah Pusat pernah

menjadi peserta LKTI FMIPA UNM 2016 mengatakan bahwa:

“untuk menghilangkan rasa jenuh saya biasa ajak keluarga pergi


liburan minimal dalam sebulan itu family time-nya. Saya juga tidak
71

paksakan untuk belajar. Intinya mereka mampu mempertanggung


jawabkan sekolahnya”. (Wawancara, 03 Mei 2017)

Hal serupa yang dikatakan oleh bapak AN berusia 50 tahun

Orangtua dari AFA berusia 15 tahun siswa SMA Negeri 17 Makassar.

Bahwa:

“untuk menghindarkan rasa stress yang dihadapi oleh anak dalam


berjalannya sistem FDS ini saya selaku Orangtua tidak terlalu keras
menuntut anak untuk belajar melainkan memberi support paling
tidak biasa juga diajak keluar kumpul sama keluarga. Atau sedikit
bergaul dengan temannya diakhir pecan asal semua tugas sekolahnya
selesai”. (Wawancara, 02 Februari 2017)

Senada dengan yang diucapkan oleh


Seperti halnya dengan Citra Yusarif berusia 39 tahun Orangtua siswa

dari Fadil Aidil berusia 17 tahun siswa dari SMA Islam Athirah Pusat,

mengatakan bahwa ;

“untuk menghilangkan rasa jenuh saya biasa ajak keluarga pergi


liburan minimal dalam sebulan itu family time-nya itupun kalau ada
waktunya karena biasa itu anak disibukkan dengan aktivitas dengan
temannya juga. Saya juga tidak paksakan untuk belajar. Intinya
mereka mampu mempertanggung jawabkan sekolahnya”.
(Wawancara, 08 Februari 2017)

Setara dengan Andi Herawati berusia 50 tahun Orangtua dari AIA

siswa SMA Negeri 17 Makassar

“ini anak memiliki aktivitas yang banyak juga baik dari segi
akademiknya maupun ekstrakulikulernya yang membuat dia biasa
mengeluh kecapean sehabis pulang sekolah atau latihan ekskulnya.
Saya bisa sarankan untuk megurangi aktivitasnya paling tidak saya
biasa ajak jalan sama keluarga atau suruh pergi jalan untuk
hilangkan rasa bosannya dan biasa juga saya buat acara kecil untuk
panggil temannya”. (Wawancara, 10 Mei 2017)

Hasil diatas menunjukkan bahwa Orangtua mempunyai cara

tersendiri dalam memberikan motivasi belajar untuk anak. Terlebih


72

dengan penerapan sistem Full Day School yang menuntut anak memiliki

waktu belajar ekstra. Seperti memberikan kebebasan untuk anak dalam

bergaul sama teman sebaya, melakukan kumpul bersama keluarga serta

memberikan kebebasan anak dalam hal belajar untuk mengontrol

emosional anak tanpa melupakan tanggung jawab anak dalam belajar.

B. Pembahasan

Pada bagian ini akan di bahas mengenai hasil penelitian secara umum. Hasil

penelitian ini memberikan gambaran tentang Persepsi Orangtua terhadap Full

Day School di Sekolah Menengah Atas SeKota Makassar dengan sampel tiga

sekolah SMA Negeri 1 Makassar, SMA Negeri 17 Makassar dan SMA Islam

Athirah Pusat yang menjalankan sistem Full Day School dan memberikan

pemaparan tentang dampak yang mempengaruhi Orangtua dilihat dari segi

eksternal berupa Finansial, dan dari segi Internal berupa pendidikan anak serta

psikologis yang terjadi pada anak. Untuk lebih jelasnya dipaparkan sebagai

berikut:

1. Persepsi Orang Tua Siswa Terhadap program Full Day School di

SMA Se Kota Makassar

Berbagai persepsi yang diberikan oleh Orangtua siswa terhadap program

Full Day School di SMA se Kota Makassar. Adapun sekolah yang peneliti

jadikan sampel antara lain: SMA Negeri 1 Makassar, SMA Negeri 17

Makassar dan SMA Islam Athirah Pusat. Dimana persepsi Orangtua satu

dengan yang lainnya ada yang sama dan ada juga yang berbeda. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Davidoff (Adiyatma, 2015: 4) “ bahwa dengan persepsi


73

individu dapat menyadari, mengerti tentang keadaan lingkungan disekitarnya

dan juga tentang keadaan diri seorang individu yang bersangkutan.

Persepsi pada setiap individu selalu berbeda tergantung apa yang orang

harapkan, pengalaman pribadi dan itu berupa motivasi. Gambaran persepsi

pada masyarakat terbagi atas persepsi positif dan persepsi negatif. Maka dari

pada itu, adapun beberapa persepsi tersebut yakni:

a. Persepsi positif

Persepsi positif mempunyai arti bahwa informan mempunyai

pandangan bahwa Program Full Day School yang berlangsung di SMA

se-Kota Makassar baik sekolah yang berbasis negeri maupun swasta

adalah suatu program yang baik dilihat dari segi keilmuan dan Orangtua

menganggap bahwa adanya program Full Day School membantu anak

dalam membentuk karakter dengan memasukkan kegiatan ekstrakulikuler

di dalam kurikulum sesuai dengan bakat anak, tidak hanya itu siswa yang

memiliki Orangtua berkerja juga tidak lagi khawatir dengan apa yang

dilakukan oleh anak setelah pulang sekolah, ketika mereka pulang

bertepatan dengan jam pulang sekolah anak sehingga Orangtua mampu

mengontrol anak dengan menjemput mereka disekolah.

b. Persepsi negatif

Persepsi negatif berarti pandangan informan terhadap Program Full

Day School yang terjadi di SMA Se-Kota Makassar khususnya di SMA

berbasis Negeri dengan program baru dari pemerintah adalah Orangtua

tidak sepakat dengan berlakunya program Full Day School karena


74

penambahan waktu belajar yang membuat siswa merasa kelelahan yang

menjadi perhatian Orangtua pernyataan ini sama dengan yang dipaparkan

pada penelitian terdahulu Rizky (2015) “Adanya sebagian kecil siswa

merasa kelelahan atau bosan dengan seharian berada disekolah”. Mereka

menganggap bahwa penambahan jam pelajaran membuat motivasi

belajar anak menjadi kurang, tidak hanya itu adanya Orangtua

memberikan anggapan tentang kinerja guru dalam proses belajar

mengajar yang perlu ditingkatkan, sama halnya dengan Orangtua siswa

di SMA swasta menganggap bahwa program ini perlu dikaji sebelum

diterapkan pada dasarnya semua sekolah tidak memiliki fasilitas yang

sama, fasilitas penunjang dalam pendidikan dapat meningkatkan motivasi

anak dalam proses belajar mengajar dan kurangnya waktu yang dimiliki

siswa maupun guru dengan keluarga mereka menjadikan program ini

perlu diperbaiki setiap komponen bagi dari segi akademik maupun

pengembangan karakter melalui ekstrakulikulernya sebelum diterapkan.

Kurangnya sosialiasi tentang program Full Day School yang dilakukan

oleh pihak sekolah dengan Orangtua hingga hanya menerima informasi

dari berita TV , surat kabar, internet dan anak mereka sendiri.

Pernyataan Coleman tentang teori pilihan rasional, dilihat dari persepsi

yang dimiliki Orangtua ada dua pandangan awal mereka tentang Full Day

School, anggapan pertama yakni tentang pandangan positif, Orangtua siswa

yang bekerja seharian mulai dari pagi sampai sore mereka bisa menjemput

anaknya disekolah pada sore hari. Selain dari pandangan positif, pada teori
75

pilihan rasional dari segi pandangan negatif tentang Full Day School adalah

pemerintah dan pihak sekolah kurang memberikan sosialisasi langsung

terhadap Orangtua siswa mengenai program ini sehingga beberapa Orangtua

hanya mengetahui informasi Full Day School melalui berita TV, surat kabar,

internet dan anak mereka. Dalam mengatasi kelelahan pada anak dalam

belajar Orangtua menyiasasti dengan meluangkan waktu untuk berekreasi

bersama untuk memberikan waktu anak untuk istirahat dalam belajar, selain

itu dalam rekreasi tersebut dapat meningkatkan hubungan emosional antara

keluarga.

2. Dampak yang Dirasakan Orang Tua dari Penerapan Program Full

Day School di Sekolah Menengah Atas Se-Kota Makassar

Setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, memiliki dampak yang

mampu mengubah sendi-sendi kehidupan kita tersebut. Suatu peristiwa yang

terjadi pasti menimbulkan dampak yang mampu memberikan pelajaran bagi

kita untuk menjalani kehidupan ini. Sebagaimana yang terjadi pada

perubahan sistem yang diterapkan pemerintah dalam dunia pendidikan.

Program Full Day School merupakan inovasi dalam dunia pendidikan yang

dimana program ini menimbulkan dampak yang tidak hanya dirasakan oleh

siswa maupun guru, Orangtua pun terkena dampak dari penerapan program

Full Day School ini. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Se-Kota Makassar

yang melibatkan tiga sekolah yang menjadi sampel antara lain: SMA Negeri 1

Makassar, SMA Negeri 17 Makassar dan SMA Islam Athirah Pusat peneliti

membagi dua dampak yang dirasakan Orangtua seperti dampak dilihat dari
76

segi Finansial, dampak diliat dari segi pendidikan anak serta perkembangan

psikologis anak.

a. Dampak Finansial Bagi Orang tua

Finansial adalah salah satu bagian terpenting dalam kehidupan.

Kehidupan berkeluarga, Orangtua dituntut untuk memberikan pengajaran

bagi anak mereka dalam mengatur pengeluaran dengan pemberian uang

saku dan bertanggung jawab atas uang saku yang diberikan. Uang saku

merupakan motivasi belajar anak untuk bersekolah. Oleh karena itu,

seperti pada penelitian dilapangan bahwasanya Orangtua menerima

dampak dari Full Day School dengan kenaikan terhadap pemberian uang

saku untuk anak. Dan dari hasil penelitian Orangtua juga mengontol

peningkatan pengeluaran dengan menyarankan anak dengan membawa

bekal kesekolah.

Seperti yang diungkapkan oleh Coleman tentang teori pilihan

rasional sesuai dengan tanggapan Orangtua mengenai dampak terhadap

finansial yang meningkat dan Orangtua disini dituntut menentukan

pilihan agar pengeluaran untuk biaya hidup seimbang sesuai dengan

kebutuhan, maka dengan menyiasati peningkatan untuk biaya pendidikan

Orangtua dihadapkan dengan beberapa pilihan. Pertama dengan

memberikan uang tambahan kepada anak dalam mengoptimalkan proses

pembelajarannya selama sistem Full Day School berjalan, kedua

Orangtua juga bisa tidak memberikan tambahan uang jajan kepada anak

karena melihat sistem Full Day School ini sama dengan sistem lain dan
77

pilhan ketiga Orangtua menyiasati pengeluaran dengan tidak memberikan

uang tambahan namun mereka membiasakan anak selama sistem Full

Day School ini dengan sarapan pagi untuk mengurangi pengeluaran uang

jajan kepada anak selama disekolah.

b. Dampak Pendidikan Anak bagi Orang Tua

Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh pengetahuan. Dalam hal ini Orangtua merupakan role

model pertama yang memberikan contoh yang baik dan mendidik anak

dalam pembentukkan pola pikir, sikap, serta karakter yang dimiliki anak.

Orangtua berperan dalam penentuan keberhasilan anak dalam dunia

pendidikan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memberikan

wadah pengembangan karakter. Oleh karena itu penelitian diatas dilihat

dari segi Pendidikan anak, Orangtua dan sekolah memiliki peran dalam

pendidikan. Namun pada pelaksanaan program Full Day School

Orangtua beranggapan bahwa lembaga pendidikan dalam artian sekolah

hanya wadah dari pendidikan formal, namun Orangtua memaksimalkan

memberikan bimbingan belajar dengan memasukkan mereka ditempat

kursus.

Sama halnya dengan dampak Orangtua dari segi finansial yang

memiliki banyak pilihan sesuai dengan pencapaian yang dilakukan oleh

Orangtua terhadap kehidupan ekonominya, dari penyataan Coleman

tentang teori pilihan rasional Orangtua memiliki pilihan pada pendidikan

anak sesuai kualitas diri anak. Pada program Full Day School yang
78

berlaku bagi Orangtua memiliki pilihan seperti memberikan bimbingan

belajar untuk memaksimalkan pendidikan anak disaat anak dihadapkan

pada jam pembelajaran disekolah bertambah, pilihan lain Orangtua

merasa sekolah sudah maksimal dalam pemberian pendidikan pada anak

dengan bertambahnya jam pelajaran Full Day School ini, disisi lain

pilihan Orangtua tidak memaksakan anak belajar dan karena merasa

dengan adanya Full Day School anak sudah belajar seharian dan

memerlukan istirahat yang cukup.

Full Day School bagi Orangtua tidak memberikan perubahan yang

signifikan pada pendidikan dari segi akademik lain halnya dengan

pendidikan dari segi pengembangan bakat dalam kegiatan

ekstrakulikuler. Orangtua dari sekolah berstatus negeri ataupun sekolah

berstatus swasta menganggap bahwa penambahan waktu belajar

membuat siswa merasa terbebani dengan pembagian waktu, dimana

mereka seolah memberikan rasa bosan untuk belajar dan bagi anak yang

memiliki aktivitas ekstrakulikuler akan mengalami penurunan bakat

karena mereka kurang melakukan latihan dalam pengembangan bakat

tersebut, tidak hanya itu Orangtua memaparkan tentang kurangnya

kinerja kerja guru pada program pembelajaran Full Day School dan perlu

ditingkatkan. pernyataan yang sama diungkapkan oleh Septiana (2011)

“untuk pembelajaran program Full Day School tidak semua guru yang

terlibat dalam pelaksanaannya kecuali guru kelas dan guru pendamping

yang bertugas mengontrol kegiatan siswa”.


79

c. Dampak Bagi Orang Tua dari Segi Psikologis Anak

Manusia merupakan makhluk individu yang melakukan setiap

perubahan dalam kehidupannya. Dalam perkembangan anak, peran

Orangtua tidak hanya memberikan pendidikan dari segi keilmuan saja

melainkan membentuk mental mereka agar lebih berkarakter sesuai

dengan lingkungan yang ada. Pengembangan mental bagi anak mampu

memberikan pengajaran pada anak agar tidak melakukan hal yang tidak

sesuai norma yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu dilihat dari

segi psikologi anak tidak terlepas dari pengawasan Orangtua baik

kehidupan dirumah maupun dalam pendidikannnya. Perkembangan dunia

pendidikan seperti halnya sistem Full Day School yang dimana

penambahan jam pelajaran pada anak disekolah menjadi sorotan bagi

Orangtua untuk lebih dituntut melihat perubahan sikap pada anak

khususnya dari pola belajar mereka.

Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa Orangtua

menganggap profesionalisme guru dalam hal mengajarkan siswa di

sistem Full Day School sepatutnya perlu menjadi pertimbangan sekolah

sebagai wadah anak dalam menuntut ilmu. Selain profesionalisme guru,

Orangtua beranggapan bahwa dengan berjalannya sistem Full Day

School membuat kondisi fisik anak terganggu, dalam artian anak dengan

pola belajar seharian penuh ketika kelelahan akan membuat anak rentan

mengalami kondisi kesehatan menurun. Tidak hanya itu Orangtua

menganggap dengan adanya Full Day School membatasi ruang gerak


80

mereka dalam bergaul dengan teman sebaya, keluarga maupun

lingkungannya.

Pernyataan Coleman tentang teori pilihan rasional, Orangtua

memiliki pilihan pada psikologis anak terhadap program Full Day Scool

antara lain pertama Orangtua dalam memberikan motivasi anak untuk

belajar tidak menuntut anak belajar sepanjang hari melainkan Orangtua

memberikan kebebasan kepada anak sesuai tanggung jawab yang mereka

pegang dalam pendidikan untuk dirinya sendiri. Pilihan kedua Orangtua

meningkatkan hubungan keluarga dengan meluangkan waktu untuk

rekreasi untuk memberikan anak waktu istirahat dalam hal belajar,

pilihan yang lain Orangtua memberikan hak kepada anak dalam

menentukan pilihan dalam berteman untuk memicu minat belajar dalam

sistem Full Day School.


81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti menyajikan hasil penelitian dan pembahasan pada bab

sebelumnya, maka pada bab ini peneliti menyajikan beberapa point kesimpulan

yang ditarik berdasarkan rumusan masalah yang diangkat penelitian. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan pada Sekolah Menengah Atas Se-Kota Makassar dalam

hal ini SMA Negeri 1 Makassar, SMA Negeri 17 Makassar, dan SMA Islam

Athirah Pusat. kesimpulannya sebagai berikut:

1. Persepsi Orangtua siswa terhadap penerapan sistem Full Day School

Positif karena Orangtua siswa merasakan manfaat dari Full Day School

tidak hanya dari sekolah yang berstatus negeri mapun sekolah swasta

mengatakan dengan dilaksanakannya sistem ini Orangtua tidak perlu

khawatir dengan kondisi pendidikan anak, khususnya bagi Orangtua yang

memiliki kesibukan dengan pekerja mereka. Tidak hanya itu

perkembangan karakter anak dengan ekstrakulikuler sesuai minat dan

bakat mereka yang dimasukkan dalam kurikulum. Persepsi Orangtua siswa

terhadap penerapan sistem Full Day School dari segi negatif karena

Orangtua siswa merasakan dengan berjalannya sistem Full Day School

perlu dikaji kembali karena dengan sistem ini membuat siswa dan guru

merasa kelelahan dengan seharian disekolah, selain itu Orangtua

menganggap bahwa dengan sistem ini kurangnya waktu anak dengan

keluarga. Orangtua menganggap bahwa pemerintah seharusnya


82

memberikan sosialisasi yang baik sebelum penerapan sistem Full Day

School. Selain itu Orangtua menganggap bahwa guru belum mampu

menjalankan tugasnya dengan baik pada sistem Full Day School ini. selain

kinerja guru, komponen seperti halnya dengan fasilitas sekolah, Orangtua

beranggapan bahwa tidak semua sekolah memiliki fasilitas penunjang

pembelajaran yang sama disetiap sekolah untuk memotivasi anak dalam

belajar lebih giat.

2. Dari hasil penelitian Dampak yang dirasakan oleh Orangtua juga lebih

mengontrol peningkatan pengeluaran, yakni dengan memberikan uang

tambahan kepada anak dan Orangtua perlu menyiasati pengeluaran dengan

tidak memberikan uang tambahan namun pemberian bekal untuk

mengurangi pengeluaran uang jajan kepada anak selama disekolah. Sebab,

pengeluaran secara finansial otomastis meningkat. Dalam hal pendidikan

dan psikologis anak, Orangtua menganggap penambahan waktu belajar

membuat siswa merasa terbebani dengan pembagian waktu apalagi untuk

siswa yang memiliki pengembangan bakat ekstrakulikuler yang

ditekuninya, dimana dengan program ini memberikan rasa bosan untuk

belajar dan Orangtua memaparkan tentang kurangnya kinerja kerja guru,

serta penyediaan sarana dan prasarana sekolah yang belum merata disetiap

sekolah. Selain itu Orangtua juga mengatakan bahwa dengan sistem ini

membuat siswa kurang bergaul dengan lingkungan sekitarnya selain

sekolah.
83

B. Implikasi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran serta informasi

tentang program Full Day School. Dalam hal ini segala persepsi yang diberikan

oleh Orangtua siswa dan dampak yang ditimbulkan oleh program Full Day School

bagi Orangtua siswa. Orangtua harus menerima bahwa dengan adanya sistem Full

Day School memberikan kenaikan pada pengeluaran orang tua, serta kekhawatiran

Orangtua pada pendidikan serta perkembangan psikologi anak.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diajukan saran-saran sebagai berikut:

a. Untuk para orang tua, sebagaimana mereka merupakan role model yang

pertama bagi anak. Maka dari itu peran Orangtua harus lebih

memperhatikan pendidikan anak terlebih dengan setiap sistem yang

berlaku dalam dunia pendidikan, agar mempersiapkan apa saja yang

menjadi kendala bagi Orangtua maupun anak mereka dan ikut

mengawasi perkembangan karakter anak agar tidak hanya menjadi tugas

sekolah saja melainkan Orangtua juga ikut mengontrol anak.

b. Untuk para siswa agar kiranya lebih aktif dalam mempersiapkan setiap

sistem yang diterapkan oleh pemerintah dalam dunia pendidikan.

c. Untuk pihak sekolah dan guru, agar dalam pelaksanaan sistem

pembelajaran Full Day School mampu mengawasi, melengkapi setiap

sarana dan prasarana serta meningkatkan kinerja kerja dalam mengajar

terutama dalam pembentukan karakter siswa.


84

d. Untuk pemerintah, agar mampu memberikan sosialisasi tentang sistem

Full Day School, menjelaskan tujuan dalam penerapan setiap sistem yang

berlaku.
85

Daftar Pustaka

Adiatma. (2015) : Prespektif Orang Tua Murid Terhadap BOS di SMA Negeri 1
Campalagian. Skripsi, Universitas Negeri Makassar. Makassar.

Ansyar, Mohamad. 2015. Kurikulum Hakikat, Fondasi, Desain &


Pengembangan. Jakarta: Kencana
Bungin, Burhan. 2001. “Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif
dan Kualitatif”. Surabaya: Airlangga University Press
Emzir. 2011. Metodologi Penulisan Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja
Granfindo Persada.
Hamalik, Oemar. 2006.Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Pendidikan ( Michel Foucault ) Pengetahuan,
Kekuasaan, Disiplin, Hukuman, Dan Seksualitas. Jakarta: Rajawali Pers
Ritzer, Goodman. 2004 “Teori Sosiologi Modern Edisi Keenam” Jakarta,
Prenada Media
Rizky, Azizah Afni. (2015): Problematika Pembelajaran System Full Day School
Siswa Kelas 1 SDIT Al-Irsyad Tegal. Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Walisongo.
Semarang.Sanapiah, Faisal. 1999. “Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar
dan Aplikasi”. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Shaleh, Rahman. 2009. Psikologi ( Suatu Pengantar dalam Persepktif
Islam).Jakarta : Kencana
Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Sosiologi ( Dasar Analisis, Teori, &
Pendekatan Menuju Analisis MAsalah-Masalah Sosial, Perubahan
Sosial, & Kajian-Kajian Strategis. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media
Sugiyono. 2013. Metode Penulisan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sumber Lain :
Deshea, Putri. “Catatan Putri Deshea (Sistim Fullday School)”. 24 Desember
2014. http://bk13076.blogspot.co.id/2014/12/sistim-full-day-school.html?
m=1. (diakses pada tanggal 08 Februari 2017)
Kuswandi, Iwan. “Full Day School dan Pendidikan Terpadu” 09 Juli 2012.
https://iwankuswandi.wordpress.com/full-day-school-dan-pendidikan-
terpadu.html/. (diakses pada tanggal 11 Februari 2017)
Nadzira, Tasha. “ Web Mahasiswa ( Pengertian Persepsi dan Proses Persepsi)”.
08 Mei 2014. http://tasha-nadzira-fib12.web.unair.ac.id/artikel_detail-
86

101076-Psikolologi%20Pelayanan-Pengertian%20persepsi%20dan
%20Proses%20persepsi%20.html/. (diakses pada tanggal 11 februari
2017)
Septiana, Ragella. 2011. “Pengelolaan Pembelajaran Program Full Day School di
SD Budi Mulia Dua Yogyakarta”.
Skripsi.UNY.Yogyakarta.http://eprints.uny.ac.id/22371/1/RAGELLA
%20SEPTIANA.pdf. (diakses pada tanggal 17 Februari 2017)
Thea, Addhin. “Metode Peneltian” 27 April 2013.
http://addhintheas.blogspot.co.id/2013/04/metode-penulisan-
deskriptif.html. (diakses pada tanggal 24 februari 2017)
Thalib, Abu. (2014) .“Strategi Full Day School dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa ix a di MTS Al-Bukhary Labuhan Sreseh Sampang.UIN
Maulana Malik Ibrahim. Malang. http://etheses.uin-
malang.ac.id/2917/1/07130064.pdf. (diakses pada tanggal 11 april 2017)
87

LAMPIRAN
88

Lampiran 1: Pedoman Wawancara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
Alamat : Jl. A.P. Pettarani Kampus UNM Gunung Sari Baru Makassar Telp. 889464

PEDOMAN WAWANCARA

A. IDENTITAS INFORMAN

o Nama Informan :
o Usia :
o Jenis kelamin :
o Orangtua dari :
o Usia :
o Jenis kelamin :
o Berasal dari sekolah :
o Pekerjaan informan :
o Tempat tinggal :

B. DAFTAR PERTANYAAN

Pertanyaan untuk Orangtua siswa


1. Bagaimana persepsi Orangtua siswa terhadap program full day
school?
1) Apakah anda tahu apa itu Full Day School ?
2) Bagaimana tanggapan diterapkannya system Full Day School di
Indonesia? Khususnya di Kota Makassar?
3) Apakah harapan anda dari penerapan system Full Day School di sekolah?
4) Apakah pihak sekolah memberikan sosialisasi tentang sistem Full Day
School yang diterapkan?
5) Apakah ada kesepakatan antara pihak sekolah dan Orangtua siswa tentang
Full Day School?
6) Apakah anda mengetahui tujuan dari penerapan Full Day School dari
pihak sekolah?
89

7) Darimana sajakah anda mengetahui informasi tentang penerapan sistem


Full Day School ini?
2. Bagaimana dampak yang dirasakan oleh Orangtua siswa dari
penerapan program Full Day School di SMA SEKOTA
MAKASSAR?
Dilihat dari segi Finansial:
1) Sebelum Full Day School diterapkan, berapakah uang jajan anak anda
perharinya?
2) Pada saat diterapkan Full Day School, bagaimana uang jajan anak
anda? Apakah anda menambahkan atau mengurangi uang jajannya?
Dilihat dari segi pendidikan :
1) Dengan adanya Full Day School, bagaimana minat belajar anak anda?
2) Apakah prestasi anak anda meningkat dengan adanya Full Day
School?
3) Apakah Full Day School menjadikan anak anda menjadi pribadi yang
lebih baik?
4) Apakah anak anda pernah mengikuti lomba tingkat nasional antar
SMA? jenis lomba apakah itu?

5) Apakah dengan berlakunya sistem Full Day School memberikan


dampak kepada prestasi dalam bakat anak anda?

6) Apakah yang kiat Orangtua (Anda) dalam menghadapi sistem Full


Day School untuk menghindari setiap dampak yang ditimbulkan dari
sistem ini terhadap prestasi anak?
Dilihat dari segi psikologis anak :
1) Apakah yang dirasakan anak anda setelah belajar seharian disekolah?
2) Apakah anak anda pernah bercerita kepada anda tentang Full Day
School? Apakah yang anak anda katakan?
3) Apakah kesehatan anak anda pernah terganggu selama penerapan Full
Day School?
90

Lampiran 2. Daftar Informan

1. Nama Informan : SLK


Usia : 56 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Orangtua dari : ARSAK
Usia : 17 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 1 Makassar
Pekerjaan informan : Guru
Tempat tinggal : Jl. Teuku Umar

2. Nama Informan : YM
Usia : 45 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Orangtua dari : MMB
Usia : 16 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 1 Makassar
Pekerjaan informan : PNS
Tempat tinggal : BTP blok L

3. Nama Informan : Sri Supryanti


Usia : 48 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Orangtua dari : Dyah Sekar Pratiwi
Usia : 16 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 1 Makassar
Pekerjaan informan : IRT
Tempat tinggal : Jl. Dr. Leimena

4. Nama Informan : Hartinayati Arung


Usia : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Orangtua dari : MFM
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lomba yang diikuti: Keker Futsal League (KFL 2017)
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 1 Makassar
Pekerjaan Informan : PNS
Tempat Tinggal : Jalan Manggala I blok II Perumnas Antang

5. Nama Informan : Herniani Jamal


Usia : 49 tahun
91

Jenis Kelamin : Perempuan


Orangtua dari : VTA
Jenis Kelamin : Perempuan
Lomba yang diikuti: Galaxy Fisika UIN 2016
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 1 Makassar
Pekerjaan Informan : Wirausaha
Tempat Tinggal : Jalan Sunu Blok L No. 1

6. Nama Informan : Yuliani Santi


Usia : 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Orangtua dari : MIA
Jenis Kelamin : Perempuan
Lomba yang diikuti : Honda DBL 2017
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 1 Makassar
Pekerjaan Informan :-
Tempat Tinggal : Jl Langgau

7. Nama Informan : Damayanti Harris


Usia : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Orangtua dari : MK
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lomba yang diikuti : Keker Futsal League (KFL 2017)
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 1 Makassar
Pekerjaan Informan : Wirausaha
Tempat Tinggal : BTN Mangga Tiga Daya Makassar

8. Nama Informan : AN
Usia : 50 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Orangtua dari : AFA
Usia : 15 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 17 Makassar
Pekerjaan informan : Guru
Tempat tinggal : Bumi Manuruki Daya B3/22

9. Nama : YD
Usia : 47 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Orangtua dari : NJH
Usia : 17 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 17 Makassar
Pekerjaan informan : Wiraswasta
92

Tempat tinggal : Bukit Baruga Jalan Kutacane Utara.

10. Nama Informan : Hj. Hartinawati


Usia : 47 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Orangtua dari : Puji Nurhidayah
Usia : 16 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 17 Makassar
Pekerjaan informan : IRT
Tempat tinggal : BTP blok K/66

11. Nama Informan : AN


Usia : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Orangtua dari : ASFT
Jenis Kelamin : Perempuan
Lomba yang diikuti : Olimpiade Ekonomi Islam (Gsenst 2016)
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 17 Makassar
Pekerjaan Informan : Dinas Kesehatan
Tempat Tinggal : Jalan Kakatua II Makassar

12. Nama Informan : Andi Herawati


Usia : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Orangtua dari : AIA
Jenis Kelamin : Perempuan
Lomba yang diikuti : LKTI BAPPD 2016
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 17 Makassar
Pekerjaan Informan : Wirausaha
Tempat Tinggal : Jalan Lasuloro Raya Makassar

13. Nama Informan : SNR


Usia : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Orangtua dari : AA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lomba yang diikuti : Kemah Lomba Pramuka Penegak (KELOPAK
UNM 2016)
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 17 Makassar
Pekerjaan Informan : Departemen Agama
Tempat Tinggal : Jalan Kerukunan Maccini Raya

14. Nama Informan : Nasriyani


Usia : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
93

Orangtua dari : MAS


Jenis Kelamin : Perempuan
Lomba yang diikuti : Development Basketball League (DBL 2017)
Berasal dari sekolah : SMA Negeri 17 Makassar
Pekerjaan Informan : Wiraswasta
Tempat Tinggal : Jalan Baji Gau Makassar

15. Nama Informan : Hj Nurbaya. S.Sos


Usia : 48 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Orangtua dari : Andi Nurfahrul AF
Usia : 15 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Berasal dari sekolah : SMA Islam Athirah Pusat
Pekerjaan informan : PNS
Tempat tinggal : Jl. Kerajinan

16. Nama Informan : Citra Yusarif


Usia : 39 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Orangtua dari : Fadil Aidil
Usia : 17 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Berasal dari sekolah : SMA Islam Athirah Pusat
Pekerjaan informan : PNS
Tempat tinggal : Jl. Mappaodang BTN Griya Permata C/2

17. Nama Informan : Putriany


Usia : 37 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Orangtua dari : Jihan Talitha
Usia : 17 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Berasal dari sekolah : SMA Islam Athirah Pusat
Pekerjaan informan : Wiraswasta
Tempat tinggal : Jl Tadde Kompleks Green Villa nomor 1

18. Nama Informan : Asriani Dewi


Usia : 48 Than
Jenis Kelamin : Perempuan
Orangtua dari : DSP
Jenis Kelamin : Perempuan
Lomba yang diikuti : Biological Opus Kair it’s Regional 2017 HMBITS
Berasal dari sekolah : SMA Islam Athirah Pusat
Pekerjaan Informan : Wirausaha
Tempat Tinggal : Jalan ujung bori lama
94

19. Nama Informan : Salmiah Umar


Usia : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Orangtua dari : Muhammad Faiz Razaq
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lomba yang diikuti : Honda DBL 2017
Berasal dari sekolah : SMA Islam Athirah Pusat
Pekerjaan Informan :-
Tempat Tinggal : Puri Taman Sari Makassar

20. Nama Informan : Andi Islamiati Nasir


Usia : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Orangtua dari : Andi Syifa Annisa
Jenis Kelamin : Perempuan
Lomba yang diikuti : LKTI FMIPA UNM 2016
Berasal dari sekolah : SMA Islam Athirah Pusat
Pekerjaan Informan : PNS
Tempat Tinggal : Jalan Bung Makassar

21. Nama Informan : Yeti Rahma


Usia : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Orangtua dari : MZF
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lomba yang diikuti : lomba Paskibra Se Kota Makassar 2016
Berasal dari sekolah : SMA Islam Athirah Pusat
Pekerjaan Informan : Wirausaha
Tempat Tinggal : Hertasning Baru Makassar
95

Lampiran 3 : Daftar Nama Sekolah Menengah Atas Sekota Makassar Tahun

Ajaran 2016-2017

Sistem
Status yang
No Nama Sekolah Alamat
Sekolah Digunaka
n
Jl. Gunung Bawakaraeng No.
1 SMAN 1 Makassar Negeri FDS 53
2 SMAN 2 Makassar Negeri FDS Jl. Baji Gau No. 17
3 SMAN 3 Makassar Negeri FDS Jl. Baji Areng No.18
4 SMAN 4 Makassar Negeri FDS Jl. Cakalang No.3
Tidak
5 SMAN 5 Makassar Negeri FDS Jl Taman Makam Pahlawan
6 SMAN 6 Makassar Negeri FDS Jl. Prof.DR. IR. Sutami No.4
Jl. Perintis Kemerdekaan komp
7 SMAN 7 Makassar Negeri FDS 18
Tidak
8 SMAN 8 Makassar Negeri FDS Jl Andi Mangerangi II No 53
9 SMAN 9 Makassar Negeri FDS Jl Karunrung No. 37
SMAN 10
10 Makassar Negeri FDS Jl. Tamangapa Raya V No. 12
SMAN 11 Jl. Letjen Pol. Mappaodang
11 Makassar Negeri FDS No. 66
SMAN 12
12 Makassar Negeri FDS Jl. Moha Lasuloro 57 Antang
SMAN 13
13 Makassar Negeri FDS Jl. Tamangapa Raya III No. 37
SMAN 14
14 Makassar Negeri FDS Jl Bajiminasa No. 9
SMAN 15
15 Makassar Negeri FDS Jl. Prof.DR. IR. Sutami
SMAN 16
16 Makassar Negeri FDS Jl. Amanagappa No. 8
SMAN 17
17 Makassar Negeri FDS Jl Sunu No. 11
SMAN 18 Jl Paccerakkang komp.
18 Makassar Negeri FDS Mangga Tiga Permai
SMAN 19
19 Makassar Negeri FDS Jl Inspeksi PAM Timur No. 19
20 SMAN 20 Negeri FDS Jl Bonto Biraeng
96

Makassar

Sistem
Status
No Nama Sekolah yang Alamat
Sekolah
Digunakan
SMAN 21 Jl Tamalanrea Raya No 1A
21 Makassar Negeri FDS BTP
SMAN 22 Jl Pajjaiang Komp. Kor/KNPI
22 Makassar Negeri FDS Sudiang
SMAN Khusus
Keberbakatan
Olahraga Prov. Tidak Jl Pajjaiang komp GOR
23 Sulsel Negeri FDS Sudiang
24 SMAS Bajiminasa Swasta Jl. Baji Minasa No 22
SMAS Islam
Athirah II ( Athirah Jl Raya Baruga Sektor
25 Baruga) Swasta FDS Mahameru Bukit Baruga
SMAS Islam
26 Athirah Pusat Swasta FDS Jl. Kajaolailido No. 22
27 SMAS Kristen Swasta FDS Jl. Gunung Batu Putih No. 3
SMAS Katolik
28 Cenderawasih Swasta FDS Jl. Cenderawasih No. 61
SMA Nasional Tidak Jl. Dr. Ratulangi No.84, Bonto
29 Makassar Swasta FDS Biraeng
SMAS Khadijah Tidak
30 Makassar Swasta FDS Jl Baji Gau
SMAS LPP YBW Tidak
31 UMI Makassar Swasta FDS JL. KAKATUA NO. 27
SMAS Makassar Tidak
32 Raya Swasta FDS Jl. Cenderawasih No. 422
SMAS
Muhammadiyah Tidak
33 Makassar Swasta FDS Jl. Dr. Ratulangi
SMAS YP 3 PGRI Tidak
34 Makassar Swasta FDS Jl Singa No 2
SMAS Satria Tidak
35 Makassar Swasta FDS Jl Veteran Selatan Lr. 316
SMAS YP PGRI 2 Tidak
36 Makassar Swasta FDS Jl Singa No 2
SMAS YP PGRI 1 Tidak
37 Makassar Swasta FDS Jl Veteran Selatan Lr. 241
SMAS AMI Tidak
38 Makassar Swasta FDS Jl. Nuri Baru No.1
97

Sistem
Status
No Nama Sekolah yang Alamat
Sekolah
Digunakan
SMAS Frater
39 Makassar Swasta FDS Jl Kumala No 151
SMAS Dian
40 Harapan Swasta FDS Jl Gunung Agung No 201
SMA YPLP PGRI Tidak JL Daeng Tata, Tamalate,
41 1 Balangboddong Swasta FDS Komplek B Hartaco Indah
Tidak
42 SMAS Tamalanrea Swasta FDS Jl Tanggul Patompo
Tidak
43 SMAS Jaya Negara Swasta FDS JL. Balang Baru 2, No. 56
SMAS Tidak
44 Pembangunan Swasta FDS Jl. Letjen Mappaoudang No.66
Tidak
45 SMAS Kartini Swasta FDS Jl Kesatuan
SMAS Tidak JL. Maccini Raya, No.
46 Bawakaraeng Swasta FDS 55A/57D
SMAS
Cokroaminoto Tidak
47 Makassar Swasta FDS Jl. Gunung Latimojong No.124,
SMAS KR Kondo Tidak
48 Sapata Swasta FDS Jl. S. Saddang II No.5,
SMAS TRI Dharma
49 MKGR Swasta FDS Jl Urip Sumiharjo No.230
SMAS DH Pepabri Tidak
50 Makassar Swasta FDS Jl Gunung Batu Putih No 38
Tidak Jl Wolter Monginsidi Baru
51 SMAS Monginsidi Swasta FDS No.23,
52 SMAS Ittihad Swasta FDS Jl. Gunung Lokon No.44,
SMAS Kristen Tidak Jl Wolter Monginsidi Baru
53 Pelita Kasih Swasta FDS No.23
SMA Bosowa
Internasional
54 School Swasta FDS Jl. Lanto Dg. Pasewang No.53
SMAS Advent Tidak
55 Makassar Swasta FDS Jl. Arief Rate No.1
56 SMAS Gamaliel Swasta FDS Jl. Ince Nurdin No.43
SMAS Perguruan Tidak
57 Islam Swasta FDS Jl. Datumuseng No.12, 
98

Sistem
Status
No Nama Sekolah yang Alamat
Sekolah
Digunakan
99

SMAS Protestan Tidak


58 Makassar Swasta FDS Jl. Sungai Saddang, No. 2
SMAS Kartika XX-
59 1 Makassar Swasta FDS Jl sungai Tangka No 13
SMAS Katolik
60 Rajawali Swasta FDS Jl. Lamaddukelleng No.7
SMAS Santo Tidak
61 Dominikus Swasta FDS Jl Sungai kelara Lr 96 A/08
SMAS Makassar  Jl. Bontolempangan No.19
62 Independent School Swasta FDS Makassar
Tidak JL. Muhammadiyah Lor, 139-
63 SMAS Ahmad Yani Swasta FDS B/40
Tidak
64 SMAS Bonerate Swasta FDS  Jl. Ternate Lr. 238/ I
SMAS
Muhammadiyah 6 Tidak
65 Makassar Swasta FDS Jl. Muhammadiyah No.51
SMAS Zion  Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo
66 Makassar Swasta FDS No.93-95
Tidak
67 SMAS Irnas Swasta FDS JL Kubis No. 64 Makassar
SMAS
Sawerigading Tidak
68 Makassar Swasta FDS Jl. Sembilan, No. 24 Makasar
SMA KI Hajar
Dewantara Tidak JL. ANDALAS LR.126 NO.6
69 Makassar Swasta FDS MAKASSAR
SMAS
Muhammadiyah 2 Tidak  Jl. Kapoposang No.
70 Makasar Swasta FDS 2, Makassar
SMAS Abdi Tidak
71 Pembangunan Swasta FDS JL. Kangkung, No. 38,
SMAS Kristen Jl. G. Latimojong Lr. 103 No.
72 YHS Swasta FDS 23 Makassar. 
73 SMAS Hang Tuah Swasta FDS Jl Serdako Usman Ali No.35
SMAS DDI Al- Tidak
74 Irsyad Swasta FDS JL. Kaliwantan 15 DDI, No. 31
SMAS Barrang Tidak
75 Lompo Swasta FDS Pulau Barrang Lompo
Sistem
Status
No Nama Sekolah yang Alamat
Sekolah
Digunakan
SMAS
Muhammadiyah Tidak  Jl. Rappokalling No.42,
76 VII Swasta FDS Rappokalling
100

SMAS Citra Tidak Jl. Selat Makassar, P.


77 Bangsa Swasta FDS Kondingareng
78 SMA Al Muttaqiem Swasta FDS Jl. Sultan Abdullah 1
SMAS Datuk Tidak
79 Ribandang Swasta FDS Jl Gatot Subroto 4 No 34
SMAS Rama Tidak Jl. Racing Center Selatan, Rt.D
80 Sejahtera Swasta FDS Rw. 09, 
Tidak
81 SMAS Saribuana Swasta FDS Jl. Pelita Raya No.2B,
82 SMAS Wahyu Swasta FDS Jl Abdullah Dg Sirua
SMAS Hamrawati Tidak
83 Plus Computer Swasta FDS Jl Andi Pettarani No 9
SMAS Maha Putra
84 Tello Swasta FDS Jl Paccinang Raya No 1
SMAS
Muhammadiyah 3 Tidak
85 Makassar Swasta FDS Jl. Urip Sumoharjo No.37,
SMAS Tut Wuri Tidak Jl. Andi Pangeran Petta Rani II
86 Handayani Swasta FDS LR.03 No.04
Tidak Jalan Sukaria No.22,
87 SMAS Darmayadi Swasta FDS Tamamaung
SMAS Amana Tidak JL. BUMI KARSA NO. 4;
88 Gappa Swasta FDS Makassar 
SMAS Islam Tidak
89 Terpadu Al-Biruni Swasta FDS Jl Jipang Raya No.20-26,
SMA Celebes
90 Global School Swasta FDS Jl. Bau Mangga No.4
Komp Golden Park (Azalea)
91 SMA Filadelfia Swasta FDS Panakkukang
Tidak Jl. Perintis Kemerdekaan KM
92 SMAS Dirgantara Swasta FDS 18
SMAS Ummul JL. PERINTIS
93 Mukminin Swasta FDS KEMERDEKAAN KM. 17
SMAS Buq Atun Jl. KH. Abd. Jabbar Ashiry
94 Mubarakah Swasta FDS No.1

Sistem
Status
No Nama Sekolah yang Alamat
Sekolah
Digunakan
95 SMAS Plus Al- Swasta FDS Jl Telkomas Raya Blok F No 1
Ashri Global
101

Mandiri
SMAS Plus Budi
96 Utomo Makassar Swasta FDS  Jl. Berua Raya No. 1A
 Jl. Tamalanrea Raya Blok M
97 SMAS Al-Bayan Swasta FDS No.26
SMAS Pesantren
98 IMMIM Swasta FDS Jl Perintis Kemerdekaan
SMAS
Cokroaminoto
99 Tamalanrea Swasta FDS Jl. Perintis Kemerdekaan,
Jl PERINTIS
100 SMAS Ellim Swasta FDS KEMERDEKAAN KM 11
SMAS Kristen Jl. Perintis Kemerdekaan IV
101 Soleman Swasta FDS Lorong 4 No.10
SMAS Tri Tunggal
102 45 Makassar Swasta FDS BTP Bangkala Ujung
SMAS Eksekutif Jl. Perintis Kemerdekaan No.4,
103 Nusantara Swasta FDS Daya,
Tidak
104 SMA Raiders Swasta FDS JL.Kelapa Tiga Gang 2,
SMA Nur Karya
105 Tidung Swasta FDS JL. Letj. Hertasning. 1
106 SMU Addaraen Swasta FDS Jl. Sultan Alauddin No.305A
SMA
Muhammadiyah 1
107 Unismuh Makassar Swasta FDS Jl Sultan Alauddin
JL. SULTAN ALAUDDIN
Tidak NO. 293
108 SMAS Gunung Sari Swasta FDS
SMAS Nahdiyat Tidak  Jl. Rappocini Raya Lr. 9 No.
109 Makassar Swasta FDS 16,
SMAS Tri Bakti
110 Karsa Swasta FDS Jl. Syech Yusuf No.63, 
SMAS PGRI 2 Tidak
111 Tamalate Makassar Swasta FDS Jl Monumen Emmy Saelan

Sistem
Status
No Nama Sekolah yang Alamat
Sekolah
Digunakan
SMAS
Muhammadiyah 5 Tidak
112 Tallo Swasta FDS Jl. Sabutung No.12
SMAS
Muhammadiyah 9 Tidak
113 Makassar Swasta FDS Jl. Bonto Daeng Ngirate No.22,
102

SMAS Karya 2
114 Makassar Swasta FDS Jl letjen Hertasning
SMAS Mulia
115 Bhakti Makassar Swasta FDS Jl Kelapa Tiga
SMAS Taman Jl. Sultan Alauddin No. 42,
116 Tamalate Swasta FDS Tamalate, 
SMAS Tri Sakti
117 Aroepala Swasta FDS Jl. Trisakti No.5
SMA Islam Al-
118 Azhar 12 Makassar Swasta FDS Jl Aroepala, Hertasning Baru
SMAS Sanur Jl Abdullah Dg Sirua/Toa
119 Makassar Swasta FDS Daeng 2 No 15
SMA Ilham Jl Toddopuli VI No 41
120 Makassar Swasta FDS makassar
SMAS Harapan  Jl. Toddopuli Raya Timur
121 bhakti Swasta FDS No.14, RT.03/RW.01
SMAS Makassar
122 Mulya Swasta FDS Jl Borong Raya
SMA Islam
Terpadu Wahdah Jl Manggala Raya Komp
123 Islamiyah Makassar Swasta FDS Bambu-bambu
SMAS Mandiri
124 Makassar Swasta FDS Jl Borong Raya V/3
Tidak Jl Borong Jambu 1 Utara No 7
125 SMAS Amanah Swasta FDS Makassar
SMAS Islam Jl Raya Baruga Sektor
Athirah Bukit Mahameru Bukit Baruga
126 Baruga Swasta FDS Makassar
SMA Citra Mulia Tidak
127 Makassar Swasta FDS Jl Batua Raya VII No. 22

Lampiran 4. Usulan Judul Skripsi


103
104
105

Lampiran 5. Persetujuan Judul dan Calon Pembimbing


106

Lampiran 6. Halaman Pengesahan Penelitian

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian Fakultas


107

Lampiran 8. Surat Pengesahan Judul Skripsi dan Pembimbing

Lampiran 9. Evaluasi Perbaikan Proposal


108
109
110
111

Lampiran 10. Surat Izin Penelitian BKPMD Sulawesi Selatan


112

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian Walikota Makassar


113

Lampiran 12. Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan Kota Makassar


114

Lampiran 13. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian :

Surat Izin Penelitian : SMA Negeri 1 Makassar

Surat Izin Penelitian : SMA Negeri 17 Makassar


115
116

Surat Izin Penelitian : SMA Islam Athirah Pusat

Lampiran 14. Dokumentasi penelitian


117

Gambar 1. Gerbang dan papan nama SMA Negeri 1 Makassar

Gambar 2. Papan Nama Sekolah SMA Negeri 17 Makassar


118

Gambar 3. Papan Nama Sekolah SMA Islam Athirah 1

Gambar 4. Wawancara dengan SLK Orang Tua dari ARSAK


119

Gambar 5. Wawancara dengan Sri Supryanti Orang Tua dari Dyah Sekar Pratiwi

Gamabar 6. Wawancara dengan Hj. Hartinawati Orang Tua dari Puji Nurhidayah
120

Gambar 7. Citra Yusarif (Jilbab Hitam) Orang Tua dari Fadil Aidhil

Gambar 8. Wawancara dengan AN Orang Tua dari AFA


121

Gambar 9. Hj. Nurbaya, S.Sos Orang Tua dari Andi Nurfahrul. AF

Gambar 10. Heriani Jamal Orang Tua Siswa dari VTA


122

Gambar 11. Yeti Rahma Orang Tua Siswa dari MZF

Gambar 12. Andi Herawati Orang Tua dari AI


123

Gambar 13. Andi Islamiati Nasir Orang Tua Siswa dari Andi Syifa Annisa

Gambar 14. Pengambilan Data Diri Orang Tua (Informan) melalui Siswa
124

RIWAYAT HIDUP

Nurul Anugrah Setyawati, lahir pada tanggal 14 Maret

1995 di Kendari Sulawesi Tenggara Indonesia. Penulis

merupakan anak pertama dari dua orang bersaudara

yang merupakan anak dari pasangan Abdul Wahab

Ismail.S.Sos dan Dra. Maemuna Rate Sila. Penulis

memiliki seorang adik bernama Nurul Fadhila Larasati.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Inpres

Antang I pada tahun 2001-2007. Lanjutkan ke pendidikan menengah pertama di

SMP Negeri 8 Makassar pada tahun 2007-2010. Kemudian ke pendidikan

menengah atas di SMA Negeri 3 Majene pada tahun 2010-2013, dan penulis

mendapatkan kesempatan untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi

melalui jalur Mandiri–PTN pada program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar program strata satu (S1). Selama

menjadi mahasiswa, penulis pernah terlibat dalam sebuah organisasi internal

kampus yakni Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar dan menjabat sebagai

Sekertaris Bidang Jaringan dan Advokasi periode 2015-2016 dan menjadi

Sekretaris Kementerian Keuangan BEM FIS UNM periode 2016-2017. Berkat

rahmat Allah SWT, dan semangat yang luar biasa dari kedua orangtua serta

bimbingan dari seluruh dosen, maka penulis dapat menyelesaikan studi dengan

judul Skripsi Full Day School (Studi Kasus Orang Tua Siswa Sekolah Menengah

Atas Se Kota Makassar).


125

Anda mungkin juga menyukai