Anda di halaman 1dari 10

Artikel ilmiah Pendidikan Geografi

Investigasi Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana Pada Mahasiswa ditinjau


dari Perbedaan Gender

Rima Meilita Sari, Ridhwan

Prodi Pendidikan Geografi, STKIP Al-Washliyah, Banda Aceh, Aceh


Email: rima.sari2121@gmail.com

Diterima 26 Oktober 2019, Direvisi 4 November 2019, Disetujui Publikasi 30 Desember 2019

Abstract
Disasters in Aceh are not limited to the earthquake and tsunami disaster that occurred in 2004. To form a
disaster-response community, efforts are needed to shape disaster knowledge. The purpose of this knowledge
are knowing the level of knowledge of students' disaster, knowing the level of knowledge of students' disasters in
terms of gender, and knowing the effect of gender on students' knowledge of disaster preparedness. The
research uses quantitative methods by involving geography education students at STKIP Alwashliyah. Data
were analyzed using the ANCOVA test method and descriptive statistics. The results show 1) the level of
knowledge of student disaster preparedness is in the low category, 2) student disaster preparedness is also in
the low category when viewed from gender differences, and 3) there is an influence of gender on knowledge of
disaster preparedness. Based on the research findings, efforts are needed to increase disaster preparedness
knowledge by incorporating disaster curriculum into geographic subjects, developing methods and learning
media that can help the implementation of disaster learning and routinely conduct training so that disaster
preparedness can be realized.
Keywords: Knowledge, Disaster Preparedness, Students, Gender

Abstrak
Bencana di Aceh tidak terbatas pada musibah gempa dan tsunami yang terjadi pada tahun 2004. Untuk
membentuk masyarakat yang tanggap bencana, maka diperlukan upaya untuk membentuk pengetahuan bencana.
Tujuan pengetahuan ini yaitu mengetahui tingkat pengetahuan bencana mahasiswa, mengetahui tingkat
pengetahuan bencana mahasiswa ditinjau dari gender, dan mengetahui pengaruh gender terhadap pengetahuan
kesiapsiagaan bencana mahasiswa. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan melibatkan mahasiswa
pendidikan geografi pada STKIP Alwashliyah. Data dianalisis menggunakan metode uji ANCOVA dan
deskriptif statistic. Hasil menunjukkan bahwa 1) tingkat pengetahuan kesiapsiagaan bencana mahasiswa berada
pada kategori rendah, 2) kesiapsiagaan bencana mahasiswa juga dalam kategori rendah jika ditinjau dari
perbedaan gender, dan 3) terdapat pengaruh gender terhadap pengetahuan kesiapsiagaan bencana. Berdasarkan
temuan penelitian diperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan kesiapasiagaan bencana melalui
memasukkan kurikulum kebencanaan ke dalam mata kuliah kegeografian, mengembangkan metode dan media
pembelajaran yang mampu membatu implementasi pembelajaran kebencanaan serta rutin melakukan pelatihan
agar kesiapan bencana dapat terwujud.
Kata Kunci: Pengetahuan, Kesiapsiagaan Bencana, Mahasiswa, Gender

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol : 4, No : 2, Desember 2019 | 101|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Rima Meilita, Ridhwan
Investigasi Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana ...

A. Pendahuluan mengatakan bahwa pengetahuan terhadap


Aceh merupakan provinsi yang bencana akan secara langsung membentuk
berada tepat di bagian paling barat sikap tanggap bencana yang berpengaruh
Indonesia. Berdasarkan prodil geologi, pada tindakan kesiapsiagaan bencana.
Provinsi Aceh termasuk pada zona Oleh karaena itu diperlukan upaya untuk
pertemuan antara lempeng indo Australia menanamkan pengetahuan bencana
dengan lempeng Eurasia (BNPB, 2016). kepada masyarakat.
Hal ini menyebabkan Provinsi Aceh kaya Upaya untuk menanamkan
akan sumber daya alam, namun rentan pengetahuan kesiapsiagaan bencana
terhadap bencana tektonik. Hal ini masyarakat dapat dilakukan melalui jalur
disebabkan banyaknya patahan aktif yang pendidikan. Hal ini sesuai dengan tujuan
menyebabkan gampa bumi. Salah satu pendidikan abad 21 yaitu menciptakan
bencana yang pernah menimpa provinsi siswa yang melek teknologi, mampu
Aceh yaitu bencana gempa dan tsunami berpikir kritis, pemecahan masalah,
pada tahun 2004. kreatif, dan komunikatif (Sari, 2019a).
Efek dari bencana secara langsung Pembinaan literasi kebencanaan telah
dirasakan oleh masyarakat. Tercatat dimuat pada undang-undang No. 24
akibat bencana gempa dan tsunami Aceh, Tahun 2007 Tentang penanggulangan
menelan korban jiwa sebanyak 166.541 bencana. Hal ini membuktikan bahwa
jiwa (BNPB, 2012). Selain menimbulkan jalur pendidikan menjadi jalur paling
korban jiwa, bencana gempa dan Tsunami efektif untuk membina kesadaran
Aceh menyebabkan 500.000 orang masyarakat terhadap potensi bencana.
kehilangan tempat tinggal dan kerugian Melalui jalur pendidikan, sikap tanggap
ekonomi diperkirakan mencapai 4,75 bencana dapat dibina sejak dini melalui
triliun rupiah (Bill, dkk., 2005). proses mentransfer pengetahuan terhadap
Banyaknya korban jiwa salah satunya potensi bencana di wilayah, tingkat
disebabkan oleh faktor ketidaksiapan kerentanan, sampai pada upaya untuk
masyarakat menghadapi bencana. penanggulangan bencana (Amirudin dkk.,
Ketidaksiapan dalam menghadapi 2005; Tkachuck dkk., 2018). Demi
bencana dapat diartikan bahwa upaya tercapainya tujuan tersebut, perguruan
untuk mitigasi bencana masyarakat masih tinggi menjadi salah satu langkah yang
rendah. Hal ini disebabkan oleh dapat ditempuh untuk meningkatkan sikap
kurangnya literasi bencana (Havwina tanggap bencana.
dkk., 2016). Perguruan tinggi khususnya pada
Literasi bencana merupakan upaya pendidikan keguruan menjadi langkah
untuk penyadaran masyarakat terhadap dasar untuk menanamkan pengetahuan
bencana. Literasi terbagi menjadi empat kesiapsiagaan bencana di tingkat sekolah.
faktor yaitu mengetahui sumber informasi Hal ini dikarenakan, mahasiswa nanti
bencana, mengevaluasi informasi akan terjun langsung ke sekolah-sekolah
bencana, mengorganisasikan informasi melalui program praktek kerja lapangan
bencana, memanfaatkan dan bahkan menjadi guru, sehingga dapat
menyampaikan informasi (Marlyono, memberikan pembelajaran atau
dkk., 2016). Meningkatkan kemampuan penyuluhan langsung tentang
literasi bencana menjadi salah satu kebencanaan di sekolah (Johnson dkk.,
langkah dalam upaya kesiapsiagaan 2011; Tkachuck dkk., 2018). Hal ini
bencana. penting dilakukan mengingat siswa masih
Pengetahuan terhadap bencana memiliki kelemahan dalam menghadapi
dapat berpengaruh terhadap sikap dalam permasalahan di lingkungan sekitar (Sari,
menghadapi bencana. Hal ini sesuai 2019b). Oleh karena itu, pendidikan
dengan penelitian dari Syuaib (2013) yang kebencanaan, sangat penting diajarkan

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 102|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Rima Meilita, Ridhwan
Investigasi Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana ...

pada mahasiswa calon pendidik sebagai 47 mahasiswa. Subjek terbagi menjadi 20


bekal pembelajaran kebencanaan di laki-laki dan perempuan dengan rentan
sekolah. umur dari 18 - 23 tahun.
Penelitian ini merupakan bagian Penelitian dilakukan selama 3
kecil dari penelitian upaya peningkatan bulan. Dimulai dari tahapan
pengetahuan kesiapsiagaan bencana di pengembangan instrument soal. Instrumen
tingkat perguruan tinggi. Pengetahuan soal dikembangkan oleh peneliti dengan
kesiapsiagaan bencana penting untuk mengacu pada beberapa studi literature
diajarkan karena melalui pengetahuan (Simpson, 2008; Sinha dkk., 2008;
maka secara langsung membentuk sikap Hidayati dkk., 2011; Elangovan & Kasi,
kesiapsiagaan bencana (Syuaib dkk., 2015; Ilo dkk., 2018; Raneses dkk., 2018;
2013). Namun, sebelum melakukan upaya Tkachuck dkk., 2018; Ogunleye &
meningkatkan pengetahuan kesiapsiagaan Olusola, 2019). Instrumen terdiri dari 50
bencana, penting untuk diketahui sampai pertanyaan pilihan ganda yang terbagi
sejauh mana pengetahuan kesiapsiagaan menjadi 4 indikator pengetahuan
bencana yang telah dimiliki oleh kesiapsiagaan bencana yaitu 1)
mahasiswa. Mengetahui tingkat pengetahuan dasar bencana, 2) rencana
pengetahuan kesiapsiagaan bencana yang kegiatan saat bencana, 3) sistem
telah dimiliki mahasiswa untuk peringatan dini, 4) mobilisasi sumber
mewujudkan upaya peningkatan daya. Tes dilakukan dalam pilihan ganda
pengetahuan kesipasiagaan melalui memiliki kelebihan untuk cepat
pembelajaran. Oleh karena itu, pertanyaan melakukan penilaian dan mudah dalam
penelitian yang akan dijawab pada memberikan umpan balik dari setiap
penelitian ini yaitu 1) bagaimana tingkat jawaban siswa sehingga siswa dapat
pengetahuan kesiapsiagaan bencana mengetahui kemampuan yang telah
mahasiswa? 2) bagaimana tingkat dimiliki (Roediger & Marsh, 2005).
pengetahuan kesiapsiagaan bencana Setelah pengembangan instrument tes,
mahasiswa ditinjau dari perbedaan kemudian tes dilakukan uji validitas dan
gender? 3) bagaimana pengaruh gender reliabilitas. Hasil uji validitas
tehadap pengetahuan kesiapsiagaan menghasilkan bahwa 50 soal tes
bencana mahasiswa?. pengetahuan kesiapsiagaan bencana valid
dengan nilai antara 0,000 – 0,028.
B. Metode Penelitian Selanjutnya tes menghasilkan instrument
Penelitian melibatkan data yang reliabel dengan nilai Cronbach
kuantitatif dari hasil tes pengetahuan alpha > r table yaitu 0,970 > 0,306.
kesiapsiagaan bencana. Variabel Data dikumpulkan menggunakan
penelitian terdiri dari variable bebas dan bantuan google form untuk mengetahui
terikat. Variabel bebas berupa jenis tingkat pengetahuan kasiapsiagaan
kelamin, sedangkan variable terikat bencana. Data yang diahsilkan berupa
berupa pengetahuan kesiapsiagaan data kuantitatif berupa angka sebagai
bencana. bahan untuk melakukan analisis (Sugiono,
Penelitian melibatkan mahasiswa 2015). Tingkat pengetahuan
STKIP Alwashliyah yang masuk pada kesiapsiagaan bencana dinilai
tahun 2018. Pemilihan mahasiswa menggunakan indeksa pengetahuan
berdasarkan asumsi bahwa mahasiswa kesiapsiagaan bencana dengan rumus:
yang masuk pada tahun 2018 tergolong
kategori mahasiswa baru yang masih 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑖𝑖𝑙
menjalani pengenalan terhadap Indeks = 𝑥 100
Nilai Maksimum
lingkungan kampus dan tugas
perkuliahan. Subjek penelitian berjumlah Sumber: (Hidayati dkk, 2011)

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 103|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Rima Meilita, Ridhwan
Investigasi Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana ...

Setelah indeks pengetahuan C. Hasil Dan Pembahasan


kesiapsiagaan bencana diperoleh, maka Terdapat tiga pertanyaan yang
dikategorikan dalam tiga kategori dijawab pada penelitian yaitu 1)
pengetahuan kesiapsiagaan bencana yang bagaimana tingkat pengetahuan
dapat dilihat pada Tabel 1. kesiapsiagaan bencana mahasiswa? 2)
bagaimana tingkat pengetahuan
Tabel 1. Indeks Kesiapsiagaan Bencana kesiapsiagaan bencana siswa jika ditinjau
Nilai Kategori dari perbedaan gender, 3) bagaimana
80 – 100 Tinggi pengaruh antara gender terhadap
60 – 79 Sedang pengetahuan kesiapsiagaan bencana
< 60 Rendah mahasiswa? Hasil dan pembahasan
penelitian dapat dilihat pada bagian
Untuk menjawab pengaruh dari berikut.
gender terhadap pengetahuan Tingkat Pengetahuan Kesiapsiagaan
kesiapsiagaan bencana, analisis Bencana Mahasiswa
menggunakan analisis covarian Tingkat pengetahuan kesiapsiagaan
(ANCOVA). Sebagai persyaratan untuk bencana dapat ditinjau dari 4 indikator
melakukan uji ancova maka perlu yaitu pengetahuan dasar, rencana kegiatan
diketahui normalitas menggunakan one saat bencana, sistem peringatan daini, dan
sample Kolmogorov-smirnov dan mobilisasi sumber daya. Uraian tingkat
homogenitas data menggunakan levene’s pengetahuan kesiapsiagaan bencana dapat
test. Semua analisis data menggunakan dilihat pada Tabel 2
bantuan SPSS 23 for windows.

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana


Indikator Variabel Total Berdasarkan
Jumlah Mahasiswa
Laki-laki Perempuan
Pengetahuan Dasar 42,59 37,42 39,62
Rencana Kegiatan Saat Bencana 30,00 26,46 27,96
Sistem Peringatan Dini 39,38 30,56 34,31
Mobilisasi Sumber Daya 34,17 29,01 31,21
Total Pengetahuan Kesiapsiagaan 39,30 33,78 36,13
Bencana Berdasarkan Gender

Berdasarkan Tabel 2 dapat terlihat 31,21. Berdasarkan hasil analisis pada tiap
bahwa tingkat pengetahuan kesiapsiagaan indikator dapat disimpulkan tiap indikator
bencana mahasiswa masih pada kategori pengetahuan kesiapsiagaan bencana
rendah. Hal ini dapat terlihat pada total memiliki kategori rendah.
indeks pengetahuan bencana mahasiswa Rendahnya tingkat pengetahuan
berjumlah 36,13 atau kurang dari <60. kesiapsiagaan bencana disebabkan oleh
Hasil analisis pada tiap indikator kurangnya pengetahuan kesiapsiagaan
pengetahuan kasiapsiagaan bencana mahasiswa. Hal ini dapat terlihat dari
menunjukkan bahwa indikator rendahnya indeks pengetahuan
pengetahuan dasar, hasil indeks senilai kesiapsagaan bencana mahasiswa. Selain
39,62, indeks rencana kegiatan saat itu, subjek penelitian yang terdiri dari
bencana sejumlah 27, 96, indeks sistem mahasiswa angkatan 2018 merupakan
peringatan dini sejumlah 34,31, dan mahasiswa yang baru memasuki dunia
indeks mobilisasi sumber daya sejumlah perkuliahan. Kebanyakan dari mahasiswa

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 104|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Rima Meilita, Ridhwan
Investigasi Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana ...

belum mendapat pembelajaran kebencanaan. Namun, nilai indeks


kebencanaan. Penelitian dari (Manesh, pengetahuan dasar yang masih rendah
2017) menyebutkan bahwa pembelajaran disebabkan oleh sedikitnya muatan
kebencanaan pada generasi muda mampu pembelajaran saat di SMA yang
meningkatkan pengetahuan kesiapsiagaan mengaitkan tentang materi kebencanaan
bencana. Berdasarkan temuan dan dan pembahasan secara kontekstual.
penelitian terdahulu dapat disimpulkan Mahasiswa masih sangat kurang
bahwa pembelajaran kebencanaan mendapatkan bekal pengetahuan
memiliki peran dalam pengetahuan kesiapsiagaan pada saat di bangku SMA.
kesiapsiagaan bencana mahasiswa. Hal ini menjadikan mahasiswa kesulitan
Mahasiswa angkatan 2018 mengaitkan konsep dengan kondisi
merupakan mahasiswa baru yang pada kontekstual.
umumnya berasal dari luar Kota Banda Indeks pengetahuan kesiapsiagaan
Aceh. Mahasiswa ini memiliki rentan usia bencana pada indikator rencana kegiatan
18 – 23 tahun dan tergolong lebih muda saat bencana memiliki nilai paling rendah
dibandingkan mahasiswa pada tingkatan disebabkan oleh ketidaktahuan mahasiswa
akademik lain. Pada umumnya mahasiswa terhadap tindakan yang harus dilakukan
selain belum pernah mengambil mata saat bencana. Hal ini disebabkan oleh
kuliah kebencanaan, juga tingkat kurangnya pembelajaran simulasi
kematangan berpikir mereka masih lebih bencana. Berdasarkan penelitian (Daud
rendah dibandingkan mahasiswa tingkatan dkk., 2014) menyebutkan bahwa
di atas 2018. Temuan ini didukung oleh pembelajaran kebencanaan menjadikan
penelitian dari (Syuaib dkk., 2013) yang kesiapan siswa lebih matang dalam
menyatakan bahwa umur seseorang dapat mengantisipasi bencana Pada kasus
berpengaruh terhadap tingkat kematangan bencana gempa bumi, jawaban mahasiswa
berpikir, dan berkaitan juga dengan kebanyakan keliru ketika dihadapkan
pengalaman hidup. Dalam konteks pada tindakan yang harus dilakukan
penelitian ini yaitu pengalaman terhadap ketika berada di ruang kelas, gedung
kejadian bencana, sehingga terbangun tinggi, dan lapangan terbuka. Hal ini
pengetahuan dan sikap yang matang. membuktikan bahwa pengetahuan
Jika ditinjau pada tiap indikator, majasiswa terhadap tindakan saat terjadi
maka dapat diketahui indikator bencana sangat kurang. Penelitian (Syuaib
pengetahuan dasar memiliki indeks dkk., 2013) mendukung temuan penelitian
pengetahuan kesiapsiagaan bencana ini yang menyatakan bahwa pengetahuan
paling tinggi, sedangkan indikator rencana kegiatan dalam menghadapi bencana
kegiatan saat bencana memiliki nilai penting untuk diajarkan. Hal ini bertujuan
indeks paling rendah. Indikator untuk mempersiapkan sikap apabila
pengetahuan dasar memiliki nilai paling terjadi bencana termasuk pengetahuan
tinggi disebabkan oleh siswa sudah sudah mengenai jalur evakuasi maupun lokasi
memiliki sedikit bekal pengetahuan dasar penyelamatan.
tentang bencana saat mahasiswa
bersekolah di tingkat SMA. Hal ini
didukung oleh Permendikbud no. 37
Tahun 2008 Tentang Perubahan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasae
Kurikulum 2013Pembelajaran
kebencanaan di SMA termasuk pada satu
kompetensi dasar pada mata pelajaran
geografi. Hal ini menjadikan siswa masih
memahami pengetahuan dasar tentang

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 105|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Rima Meilita, Ridhwan
Investigasi Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana ...

Tingkat Pengetahuan Kesiapsiagaan dapat memperkaya pengetahuan dan


Bencana Mahasiswa Ditinjau dari inforamsi. Hal ini dikarenakan, kelas
Perbedaan Gender tanpa membeda-bedakan siswa, dapat
Berdasarkan Tabel 1 diketahui memperoleh informasi lebih luas karena
bahwa tingkat pengetahuan kesiapsiagaan latar belakang siswa yang berbeda.
bencana ditinjau dari perbedaan gender Namun, pada permasalahan yang terjadi,
didapatkan bahwa baik laki-laki maupun tingkat pengetahuan kesiapsiagaan
perempuan memiliki tingkat pengetahuan bencana mahasiswa masih rendah. Hal ini
kesiapsiagaan bencana yang rendah. Hal dikarenakan kurangnya pendalaman
ini terlihat dari indeks pengetahuan materi mahasiswa terhadap pengetahuan
kesiapsiagaan bencana laki-laki sejumlah kesiapsiagaan bencana.
39,30 sedangkan indeks pengetahuan
kesiapsiagaan bencana perempuan Pengaruh Gender Terhadap
sejumlah 33,78. Indikator pengetahuan Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana
kesiapsiagaan jika dirinci pada tiap Mahasiswa
indikator, mahasiswa laki-laki unggul Untuk mengkaji pengaruh gender
dalam indikator pengetahuan dasar terhadap pengetahuan kesiapsiagaan
dengan jumlah 42,59, sedangkan nilai bencana dianalisis menggunakan analisis
indeks paling rendah pada indikator kovarian (ANCOVA). Analisis
rencana kegiatan saat bencana. menggunakan data gender dan total skor
Selanjutnya jika dirinci dari tiap indikator pengetahuan kesiapsiagaan bencana yang
pengetahuan kesiapsiagaan bencana, diambil dari 4 indikator. Sebagai
mahasiswa perempuan memiliki indeks persyaratan untuk melakukan analisis,
paling tinggi pada pengetahuan dasar dilakukan uji normalitas dan homogenitas
dengan nilai indeks 37,42, sedangkan data. Uji normalitas menggunakan one
indeks pengetahuan kesiapsiagaan sample Kolmogorov-Smirnov test. Hasil
bencana paling rendah pada indikator uji normalitas menunjukkan hasil p-value
rencana kegiatan saat bencana. 0,200, dan berarti lebih besar dari nilai
Indeks tingkat pengetahuan Asyimp. Sig (2tailed) 0,05. Berdasarkan
kesiapsiagaan bencana mahasiswa antara hasil uji normalitas dapat disimpulkan
laki-laki dan perempuan sama-sama bahwa data normal. Selanjutnya uji
dalam kategori rendah dikarenakan bahwa homogenitas menggunakan levene test.
hasil input yang diperoleh mahasiswa Berdasarkan uji homogentias pengetahuan
sama tanpa membedakan jenis kelamin. kesiapsiagaan bencana menunjukkan hasil
Pembelajaran kebencanaan di tingkat 0,867 yang berarti lebih besar dari 0,05.
sekolah menengah maupun perguruan Berdasarkan uji levene tes disimpulkan
tinggi tidak membedakan mahasiswa laki- bahwa varian data pengetahuan
laki dan perempuan. Hal ini dimaksudkan kesiapsiagaan bencana bersifat homogen.
agar mahasiswa banyak mendapatkan Berdasarkan hasil uji normalitas dan
pengetahuan dan informasi antar siswa homogenitas, uji ancova dapat dilakukan.
karena memiliki latar belakang yang Hasil uji ancova pengaruh gender
heterogen. Seperti penelitian dari (Wang, terhadap pengetahuan kesiapsiagaan
2013) menyebutkan kelas yang heterogen bencana dapat dilihat pada Tabel 3.

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 106|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Rima Meilita, Ridhwan
Investigasi Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana ...

Tabel 3. Uji Ancova Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana


Type III
Mean
Source Sum of df F Sig. ηp2
Square
Squares
Corrected Model 87.592a 1 87.592 5.261 .027 .105
Intercept 15339.337 1 15339.337 921.322 .000 .953
Gender 87.592 1 87.592 5.261 .027 .105
Error 749.217 45 16.649
Total 16173.000 47
Corrected Total 836.809 46
a. R Squared = 0.105 (Adjusted R Squared = .085)

Tabel 3 menunjukkan bahwa gender terhadap pengetahuan


terdapat pengaruh antara perbedaan kesiapsiagaan bencana besar yaitu
gender terhadap pengetahuan sejumlah 0,105. Hal ini dapat diartikan
kesiapsiagaan bencana. Hal ini ditunjukan bahwa perbedaan gender memiliki efek
dengan nilai signifikansi 0,027 dengan yang kuat terhadap pengetahuan
taraf signifikansi (p>0,05). Nilai uji efek kesiapsiagaan bencana. Deskripsi secara
F menunjukan hasil F = 5,261. rinci dapat dilihat pada Gambar 1.
Selanjutnya sumbangan efektif perbedaan

Gambar 1. Indeks Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana Ditinjau Perbedaan Gender

Berdasarkan Gambar 1 dapat penelitian dari (Lavigne dkk., 2008) yang


diketahui bahwa terdapat perbedaan menyatakan bahwa laki-laki lebih
pengetahuan kesiapsiagaan bencana responsive terhadap kejadian bencana.
antara mahasiswa laki-laki dan Pada laki-laki, sikap cepat tanggap dalam
perempuan. Hal ini dapat terlihat bahwa upaya mitigasi bencana lebih baik
mahasiswa laki-laki lebih unggul dibandingkan perempuan. Selanjutnya
dibandingkan mahasiswa perempuan. Hal penelitian (Norris dkk., 2001)
ini dapat terlihar dari tiap indikator mendukung hasil penelitian ini dengan
pengetahuan kesiapsiagaan bencana, menyatakan bahwa perempuan memiliki
mahasiswa laki-laki selalu lebih unggul kelemahan dari sisi psikologis dalam
dibandingkan mahasiswa perempuan. menghadapi trauma kejadian bencana.
Hasil penelitian ini didukung oleh Hal ini mengakibatkan perempuan lebih

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 107|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Rima Meilita, Ridhwan
Investigasi Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana ...

mudah panic dibandingkan laki-laki. Pendidikan Geografi, 20(1), 59- 67.


Padahal dalam menghadapi bencana Anonim Undang-undang No 24 Tahun
diperlukan ketenangan dan sikap tidak 2007 Tantang Penanggulangan
mudah panic agar mudah mencari jalan Bencana.
keluar tiap permasalahan. Seperti Anonim Permendikbud No. 37 Tahun
penelitian dari (Overton, 2014) 2018 Tentang Perubahan KI dan
menyebutkan bahwa kondisi kognitif dan KD Kurikulum 2013
social berpengaruh terhadap tindakan Bill, F., Hai, V. M., District PMI Staff.
penanggulangan bencana baik (2005). Integrated Community
berpengaaruh pada tindakan fisik Based Risk Reduction. The British
maupun psikologis. Red Cross Society.
BNPB. (2012). Menuju Indonesia
D. Kesimpulan dan Saran Tangguh Tsunami. Jakarta: BNPB.
Berdasarkan hasil penelitian BNPB. (2016). Resiko Bencana
diketahui bahwa tingkat pengetahuan Indonesia. Jakarta: BNPB.
kesiapsiagaan mahasiswa masih berada Daud, R. D., Sari, S. A., Milfayetty, S., &
pada kategori rendah. Jika ditinjau dari Dirhamsyah, M. (2014). Penerapan
perbedaan gender, baik laki-laki maupun Pelatihan Siaga Bencana dalam
perempuan sama-sama memiliki tingkat Meningkatkan Pengetahuan, Sikap,
pengetahuan kesiapsiagaan bencana dan Tindakan Komunitas SMA
dalam kategori rendah. Selanjutnya hasil Negeri 5 Banda Aceh. Jurnal ilmu
penelitian menunjukkan bahwa ada kebencanaan Pascasarjana
pengaruh perbedaan gender terhadap Universitas Syiah Kuala,1(1), 26 –
pengetahuan kesiapsiagaan bencana. 34.
Penelitian ini merupakan dasar dari Elangovan, A. R., & Kasi, S. (2015)
penelitian pengembangan inovasi Psychosocial Disaster Preparedness
pembelajaran untuk meningkatkan for School Children By Teachers.
pengetahuan kesiapsiagaan bencana. International Journal of Disaster
Untuk itu, diperlukan upaya dalam Risk Reduction, 12, 119 – 124.
meningkatkan pengetahuan Havwina, T., Maryani, E., Nandi. (2016).
kesiapsiagaan bencana melalui Pengaruh Pengalaman Bencana
pengembangan bahan ajar yang dapat Terhadap Kesiapsiagaan Peserta
meningkatkan pengetahuan Didik Dalam Menghadapi Ancaman
kesiapsiagaan bencana mahasiswa. Gempa Bumi dan Tsunami. Gea
Mengetahui tingkat pengetahuan Jurnal Pendidikan Geografi, 16(2),
kesiapsiagaan mahasiswa sejak awal 124 – 131.
dapat membantu perencanaan Hidayati, D., Widayatun, Hartana, P.,
pembelajaran seperti penyediaan fasilitas Triyono, & Kusumawati, T., (2011).
belajar lebih tepat dan efektif untuk Panduan Mengukur Tingkat
mencapai tujuan pembelajaran. Kesiapsiagaan Masyarakat dan
Komunitas Sekolah. Jakarta:LIPI
Daftar Pustaka Press.
Ilo, P. I., Izuagbe, R., Mole, A. J. C., &
Amirudin, A., Handoyo, B., & Soekamto, Ekwueme, L. (2018). Measuring
H. (2015) Characteristics of Disaster Preparedness and Respond
Disaster Pre Liminary Research in Practice in University Libraries in
Developing Learning Model of Nigeria: The Rola of Disaster
Environment Education Based on Equipment. International Journal of
the Disaster in Efford to Grow an Disaster Risk Reduction. 31. 85-91.
Cultural Anticipatory. Jurnal

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 108|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Rima Meilita, Ridhwan
Investigasi Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana ...

Johnson, V. A. (2011). Disaster Roediger, H., L., & Marshm, E., J. (2005).
Preparedness Education in Schools: The positive and Negative
Recommendations for New Zealand Consequences of Multiple-Choise
and the United States. Wellington, Testing. Journal of Experimental
New Zealand: Fullbright. Psycology:Learning, Memory, and
Lavigne, F., Coster, B. D., Juvin, N., Cognition, 31(5), 1155-1159.
Flohic, F., Gaillard, J.C., Texier, P., Sari, R. M., Sumarmi, Astina, I. K,
Morin, J., & Sartohadi, J. (2008). Utomo, D. H. (2019). Geography
People’s behaviour in the face of Teachers Perception on the
volcanic hazards: Perspectives from Implimentation of Mind Map on
Javanese communities, Indonesia. Scientific Approach. Advances in
Journal Volcanol.Geotherm. Res, Social Science, Education, and
172, 273–287. Humanities Research, 320. 125 –
Manesh, A.K. (2017). Youth Are One Our 131.
Future Assets in Emergency Sari, R. M., Sumarmi, Astina, I., K.,
Disaster Management. Bulletin of Utomo, D., H., & Ridhwan. (2019).
Emergenccy and Trauma, 5(1), 1-3. Measuring Students Scientific
Marlyono, S. G., Pasya, G. K., & Nandi. Learning Perception and Critical
(2016). Peranan Literasi Infromasi Thinking Skill Using Paper-Based
Bencana Terhadap Kesiapsiagaan Testing: School and Gender
Bencana Masyarakat Jawa Barat. Differences. International Journal
Gea Jurnal Pendidikan Geografi, of Emerging Technologies in
16(2), 116-123. Learning. 14(19). 132-149.
Norris, F.H., Perilla, J. L., Ibanez, G. E. Simpson, D. M. (2008). Disaster
and Murphy, A. D. (2001). Sex Preparedness Measure: a test Case
Differences in Symptoms of Development and Application.
Posttraumatic Stress: Does Culture Disasater Prevention and
Play a Role?. Journal Trauma Management, 17(5). 645 – 661.
Stress, 14, 7–28. Sinha, A., Pal, D. K., Kasar, P. K.,
Ogunleye, O. I., & Olusola, J. A. (2019). Tiwari, R., & Sharma, A. (2008).
Evaluating Disaster Preparedness Knowledge, attitude, and Practice of
among University Learniers: A Disaster Prepaedness and Mitigation
Study of Ekiti State University, Among Medical Students. Disaster
Ado- Ekiti, Nigeria. World Journal Prevention and Management:An
of Innovative Research, 6(2). 83 - International Journal, 17(4), 503 –
88. 507.
Overton, L. R. (2014). From Sugiono. (2015). Metode Penelitian
Vulnerability to Resilience: An Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Exploration of Gender Performance Kualititif, dan RnD. Bandung:
Art and how it has Enabled Young Alfabeta.
women’s Empowerment in Post- Syuaib, M. Z. (2013). Pengaruh Strategi
hurricane new Orleans. Procedia Pembelajaran SImulasi Vs Bermain
Econ. Financ.,18, 214–221. Peran dan Sikap Siswa Terhadap
Raneses, M. K., Richard, A., C., Richards, Pengetahuan dan Kesiapsiagaan
J., & Jackie, B. (2018). Measuring Tentang Bencana Alam. Jurnal
the Level of Disaster Preparedness Pendidikan Humaniora, 1(2), 177 –
in Auckland. Procedia Engineering, 189.
212, 419 – 426.

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 109|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Rima Meilita, Ridhwan
Investigasi Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana ...

Tkachuck, M. A., Schulenberg, S., &


Lair, E., C. (2018). Natural
Disasater Preparedness in College
Student: Implications for
Institutions of Higher Learning.
Journal America College Health. 66
(4), 269 – 279.
Wang, Z. (2013). Effect of Heterogeneous
and Homogeneous Grouping on
Student Learning. Theses. Chapel
Hil

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 110|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia

Anda mungkin juga menyukai