Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI SEKOLAH

MADRASAH AMAN BENCANA DI KOTA MALANG

LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA PIMPINAN PUSAT


MUHAMMADIYAH (MUHAMMADIYAH DISASTER MANAGEMENT

CENTER)

YOGYAKARTA

TAHUN 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Wilayah Indonesia merupakan gugusan kepulauan terbesar di dunia. Secara geografis


Indonesia terletak diantara dua benua, Asia dan Australia, serta terletak diantara dua
samudera, Pasifik dan Hindia. Meskipun tersimpan kekayaaan alam dan keindahan alam yang
luar biasa, Bangsa Indonesia perlu menyadari bahwa wilayah nusantara ini terletak di
pertemuan 3 lempeng aktif dunia, lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Menurut
Sutikno (dalam Marfai et al., 2007), posisi Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng
ini menyebabkan wilayah Indonesia berpotensi terhadap ancaman bencana alam geologi
seperti gempa bumi dan tsunami.

Kompleksitas kondisi demografi, sosial, dan ekonomi di Indonesia berkontribusi pada


tingginya kerentanan masyarakat terhadap ancaman bencana, serta minimnya kapasitas
masyarakat dalam menangani bencana menyebabkan risiko bencana di Indonesia menjadi
tinggi. Indonesia menjadi negara yang menempati peringkat ke-7 dari sejumlah negara yang
paling banyak dilanda bencana. (UNISDR, 2009).

Indonesia mengalami beberapa kejadian bencana besar yang banyak menimbulkan


korban jiwa dan kerugian, yakni: 1). bencana gempa bumi dan tsunami Aceh pada bulan
Desember 2004 yang mengakibatkan korban meninggal sebanyak 165.708 orang dan
kerugian sebesar Rp 48 trilyun; 2). gempa bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terjadi
pada bulan Mei 2006 yang mengakibatkan korban meninggal sebanyak 5.716 orang, rumah
rusak sebanyak 156.162 dan kerugian ditaksir sebesar Rp 29,1 trilyun; 3). tsunami
Pangandaran yang terjadi pada bulan Juli 2006 yang mengakibatkan korban meninggal
sebanyak 649 orang, sebanyak 1.908 rumah rusak dan kerugian ditaksir mencapai Rp 138
milyar; 4). banjir Jakarta, bulan Februari 2007 yang mengakibatkan 145.742 rumah
tergenang dan kerugian Rp 967 milyar (Bappenas, 2007).

Kota Malang merupakan salah satu daerah rawan bencana di Indonesia. Data dari
Badan penanggulangan Bencana di Kota Malang tahun 2015 menunjukkan terdapat 41 kali
bencana yang didominasi oleh bencana tanah longsor, puting beliung dan kebakaran. Data
dari bulan Januari sampai Juni tahun 2016 menunjukkan terdapat 40 kejadian bencana yang
didominasi oleh bencana tanah longsor, angin puting beliung, dan bencana kebakaran. Hasil
pemetaan rawan bencana oleh BPBD Kota Malang , ada 4 Kecamatan di Kota Malang rawan
tanah longsor yaitu Polehan, Madyopuro, Bareng, dan Kasin. Sementara daerah rawan puting
beliung adalah di wilayah kecamatan Kedungkandan.

Bencana tidak hanya menyebabkan korban jiwa, kerusakan dan kerugian saja, akan
tetapi juga mengakibatkan terganggunya layanan pendidikan. Banyak bangunan sekolah
yang berada pada kawasan rawan bencana tidak dapat digunakan lagi dan warga sekolah
terpaksa harus melaksanakan proses belajar mengajar di tenda-tenda atau menggunakan
gedung sekolah lain. Tidak sedikit juga sekolah yang tidak dapat melaksanakan kegiatan
belajar mengajar karena belum memiliki standar operasional prosedur sekolah darurat.
Terkait dengan pendidikan dan penyadaran publik mengenai pengurangan risiko
bencana, selama beberapa tahun ini, beberapa institusi dan organisasi seperti lembaga
Pemerintah, LSM, dan institusi pendidikan di tingkat nasional maupun daerah telah
melakukan berbagai upaya dalam pendidikan kebencanaan termasuk memasukkan materi
kebencanaan ke dalam muatan lokal, pelatihan untuk guru, kampanye dan advokasi. Namun
demikian kegiatan-kegiatan tersebut belum terkoordinasi dengan baik dan belum
terintegrasi dalam satu kerangka yang dapat disepakati bersama.
Pemetaan aktivitas pendidikan di berbagai wilayah rawan bencana di Indonesia dan
dukungan peningkatan kapasitas untuk pendidikan masih sangat minim dan terpusat di
wilayah Jawa dan Sumatera. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat yang telah dilakukan di
berbagai wilayah menunjukkan rendahnya tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah
dibanding masyarakat serta aparat (LIPI, 2007). Hal ini sangat ironis karena sekolah adalah
basis dari komunitas anak-anak yang merupakan kelompok rentan yang perlu dilindungi
dan secara bersamaan perlu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
Menyadari adanya risiko bencana, penting ditumbuhkan kesadaran dan pembudayaan
pengurangan risiko bencana (PRB). Pembentukan Sekolah/Madrasah Aman Bencana (SAB)
merupakan salah satu upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam sekolah. Ada tiga
pilar utama dalam menciptakan sekolah/madrasah aman bencana yaitu: fasilitas belajar aman,
manajemen bencana sekolah, dan pendidikan pengurangan risiko bencana. (UNISDR, 2014).
Pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus telah diamanatkan oleh Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan khusus
merupakan pendidikan bagi perserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa, sedangkan pendidikan layanan khusus adalah
pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil, masyarakat adat terpencil, dan atau
mengalami bencana alam.
Tingginya risiko bencana yang ada di Kota Malang, maka mutlak diperlukan suatu
upaya pengurangan risiko bencana, terutama di sekolah yang merupakan komunitas anak-
anak sebagai kelompok rentan. Sekolah luar biasa tentu harus mendapatkan perhatian yang
lebih dikarenakan anak-anak SLB memiliki kerentanan yang lebih tinggi. Upaya
pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan memulai membentuk dan
megembangkan sekolah madrasah aman bencana. Belum banyak sekolah memiliki
pengetahuan dan pengalaman dalam membentuk sekolah aman sehingga dibutuhkan
pendampingan oleh lembaga yang sudah memiliki pengalaman dalam mengembangkan
sekolah madrasah aman bencana. Lembaga Penanggulangan bencana Pimpinan Pusat
Muhammadiyah (MDMC) telah memiliki pengalaman dalam mengembangkan sekolah aman
bencana. Oleh karena itu, lembaga penanggulangan bencana muhammadiyah (MDMC) turut
serta dalam mendampingi implementasi sekolah madrasah aman bencana di SLB di Kota
Malang.
a. Kondisi Ancaman Sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang

Ancaman dapat dipahami sebagai sebuah peristiwa/fenomena baik karena gejala-gejala alam
maupun non-alam yang berpotensi menyerang dan mengakibatkan kerusakan, kehilangan
serta kerugian bagi masyarakat.

Penggalian pengetahuan dan pengalaman komunitas sekolah tentang ancaman/bencana


dilakukan diawal sebagai salah satu upaya membangun kesepahaman persepsi diantara
partisipan, sehingga mampu mengidentifikasi jenis-jenis ancaman yang berpotensi besar
menjadi sebuah bencana di lingkup masyarakat (desa/sekolah).

Berikut adalah hasil diskusi warga sekolah dan masyarakat sekitar terkait peristiwa yang
pernah terjadi dan berpeluang terjadi, yang kemudian masyarakat menyepakatinya sebagai
ancaman bagi Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Malang, yaitu;

1. Tanah Longsor (bencana 1)


2. Pohon tumbang (bencana 2)

SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang


Berikut adalah hasil diskusi yang difasilitasi MDMC terkait peristiwa yang pernah terjadi dan
berpeluang terjadi, yang kemudian Tim Penanggulangan Bencana Sekolah menyepakatinya
sebagai ancaman bagi komunitas sekolah, yaitu;

1) Banjir
2) Kebakaran

SLB YPTB

Berikut adalah hasil diskusi yang difasilitasi MDMC terkaitperistiwa yang pernah
terjadi dan berpeluang terjadi, yang kemudian Tim Penanggulangan Bencana Sekolah
menyepakatinya sebagai anancaman bagi komunitas SLB-B YPTB , yaitu;

1) Terpeleset
2) Kebakaran
3) Longsor

b. Kondisi Sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang

SMA Muhammadiyah 1 Malang secara administratif berada dalam wilayah Kelurahan Oro
oro Dowo Kecamatan Klojen Kota Malang Provinsi Jawa Timur Wilayah yang disekitarnya
terdapat sungai lebar berarus kencang dan pohon pohon tinggi yang sewaktu waktu bisa
roboh dikala angin kencang maupun disertai hujan deras.
SMA Muhammadiyah 1 Malang memiliki 3 lantai bangunan sekolah dengan luas 1204 m2
yang menempati lahan seluas 2535 m2 tersebut menampung 197 orang, yang terdiri dari:
Guru (pendidik) : 25 orang
Non pendidik : 9 orang
Siswa/murid : 163 orang
Ditambah konstruksi bangunan yang secara pengetahuan belum memenuhi standar kelayakan
bangunan aman, menjadikan sebuah kondisi yang mampu sebagai faktor pendorong
kerentanan yang cukup dinamis untuk memicu terjadinya suatu bencana. (dimana bencana
dapat terjadi ketika ada potensi ancaman yang bertemu dengan kondisi suatu masyarakat
yang rentan/sangat rentan ditambah rendahnya kapasitas dan pemahaman tentang
penanggulangan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut).
Berkaitan dengan kejadian tersebut maka sudah menjadi kebutuhan yang mendesak bagi
komunitas sekolah untuk meningkatkan kapasitas guna meredam dampak-dampak yang
ditimbulkan akibat suatu bencana tertentu atau biasa disebut dengan risiko (terutama pada
saat jam-jam pelajaran). Peningkatan kapasitas sangat penting dilakukan secara terpadu dan
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masing-masing komunitas. Termasuk juga bagaimana
komunitas sekolah mampu berkomunikasi dengan aparatur terkait (melalui pemerintahan
kota) mempunyai program pembangunan yang mendukung pada keamanan-kenyamanan-
ketertiban proses belajar mengajar melalui pengalokasian dana-dana APBD.

SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang

SMP Muhammadiyah 2 Malang secaraadministratif berada dalam wilayah Kelurahan


Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.

SMP Muhammadiyah 2 Malang merupakan salah satu sekolah yang berpotensi mengalami
bencana. Bangunan sekolah seluas 748 m2 terletak di jalur arteri Malang Surabaya, tepatnya
di Jalan Letjen Sutoyo 68 Malang.

Ditambah konstruksi bangunan yang secara belum memenuhi standar kelayakan


bangunan aman, akses keluar masuk kurang lebar, halaman sekolah tidak berpagar dan tepat
di pinggir jalan raya, serta sekolah menangani siswa berkebutuhan khusus menjadikan sebuah
kondisi yang menjadi pendorong kerentanan yang cukup dinamis untuk memicu terjadinya
suatu bencana. Di mana bencana dapat terjadi ketika ada potensi ancaman yang bertemu
dengan kondisi suatu masyarakat yang rentan/sangat rentan ditambah rendahnya kapasitas
yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.

Berkaitan dengan kondisi tersebut maka sudah menjadi kebutuhan yang mendesak
bagi komunitas sekolah untuk meningkatkan kapasitas guna meredam dampak-dampak yang
ditimbulkan akibat suatu bencana tertentu atau biasa disebut dengan Resiko (terutama pada
saat jam-jam pelajaran). Peningkatan kapasitas sangat penting dilakukan secara terpadu dan
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masing-masing komunitas. Termasuk juga bagaimana
komunitas sekolah mampu berkomunikasi dengan komunitas masyarakat sekitar sekolah
(melalui ketua RT/RW setempat) mempunyai program yang mendukung pada keamanan-
kenyamanan-ketertiban proses belajar mengajar melalui pengalokasian danayang
dimiliki/diterima sekolah.

SLB YPTB

SLB B YPTB secara administratif berada dalam wilayah Kelurahan Oro-Oro Dowo,
Kecamatan Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berdampingan dengan
Sungai Brantas
SLB B YPTB merupakan salah satu sekolah yang berpotensi mengalami bencana.
Bangunan sekolah dengan luas673 m2 yang menempati lahan seluas 750 m2 tersebut
menampung 117 orang, yang terdiri dari:

Guru (pendidik) : 23 orang


Non pendidik : 3 orang
Yayasan : 1 orang
Siswa/murid : 90 orang
Ditambah konstruksi bangunan yang secara pengetahuan belum memenuhi standar
kelayakan bangunan aman, jalan keluar masuk kurang dan tangga yang berkelok-kelok, dan
sekolah menangani siswa berkebutuhan khusus (tunarungu) menjadikan sebuah kondisi yang
menjadi pendorong kerentanan yang cukup dinamis untuk memicu terjadinya suatu
bencana,dimana bencana dapat terjadi ketika ada potensi ancaman yang bertemu dengan
kondisi suatu masyarakat yang rentan/sangat rentan ditambah rendahnya kapasitas yang
dimiliki oleh masyarakat tersebut.

Berkaitan dengan kondisi tersebut maka sudah menjadi kebutuhan yang mendesak
bagi komunitas sekolah untuk meningkatkan kapasitas guna meredam dampak-dampak yang
ditimbulkan akibat suatu bencana tertentu atau biasa disebut dengan Resiko (terutama pada
saat jam-jam pelajaran). Peningkatan kapasitas sangat penting dilakukan secara terpadu dan
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masing-masing komunitas. Termasuk juga bagaimana
komunitas sekolah mampu berkomunikasi dengan komunitas masyarakat sekitar sekolah
(melalui ketua RT/RW setempat) mempunyai program yang mendukung pada keamanan-
kenyamanan-ketertiban proses belajar mengajar melalui pengalokasian danayang
dimiliki/diterima sekolah.

c. Denah Sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang
Denah lantai 1
Denah Lantai 2
Denah Lantai 1 SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang

Toi let

Ruang Kantor / TU

Halaman Sekolah

Titik Kumpul Sementara


Ruang Inklusi
Toi let

Koperasi
7A 7B Kantin
Denah Lantai 2 SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang

7C 8A 8B

Musholla
Lab IPA 9A 9B
Denah SLB YPTB Lantai 1

Denah SLB YPTB Lantai 2


1.2 Tujuan

Pelatihan pendampingan Implementasi Sekolah Aman bencana di SLB dan Inklusi di Kota
Malang ini memiliki tujuan antara lain:
1. Mempelopori terbentuknya sekolah aman bagi warga sekolah dari ancaman dan
dampak bencana.
2. Menumbuhkan budaya pengurangan risiko bencana di sekolah
3. Melindungi warga sekolah dari ancaman dan dampak bencana melalui manajemen
bencana yang terencana, terkoordinasi dan terpadu
4. Meningkatkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam pengurangan risiko
bencana : pemerintah, sekolah, keluarga dan masyarakat
5. Mengembangkan dan menyebarluaskan pendidikan kebencanaan kepada masyarakat
luas.
1.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Jenis Kegiatan Jadwal


Oktober November Desember
III IV I II III IV I II III IV
1 Workshop Persiapan 28
2 Penilaian mandiri awal oleh sekolah 28
3 Pelatihan guru, tenaga kependidikan, komite sekolah 29
4 Pelatihan Siswa 5
5 Workshop kajian risiko bencana partisipatif 4
6 Workshop penyusunan rencana aksi dan pembentukan 11
tim siaga bencana sekolah
7 Workshop pembuatan prosedur tetap tanggap darurat 12
bencana, peta jalur evakuasi, rambu evakuasi, titik
kumpul dan pembuatan media publikasi sekolah
8 Rencana Kontijensi 26
9 Simulasi kesiapsiagaan sekolah 14
10 Penilaian mandiri akhir 13
11 Workshop hasil evaluasi pelaksanaan dan rencana tindak 14
lanjut
BAB II PELAKSANAAN
SMP dan SMA SLB YPTB

2.1 Penilaian Mandiri Awal (Baseline)

a Tempat dan Waktu


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2016 di ruang Aula lantai 3 SLB-B YPTB.
Acara dimulai pada pukul 09.00 16.00 wib
b Daftar Peserta
Asal Lembaga/Organisasi
Jumlah Keterangan
(Nama Lembaga)
Wanit Total
Pria
a
4 13 17 SLB-B YPTB Kota Malang Peserta kegiatan
ini adalah peserta
pada kegiatan
workshop
persiapan.

a. Fasilitator/Narasumber dan Materi


Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan
Bencana (MLHPB) Jawa Timur dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)
Kabupaten Malang sebanyak 2 orang.
b. Agenda
Sebelum peserta melakukan identifikasi komponen struktural dan non struktural bangunan
sekolah dan lingkungan, narasumber memberikan materi tentang tiga pilar utama sekolah aman.
Pada kegiatan ini dilakukan dengan cara mengidentifiaksi kondisi strutural, non struktural dan
fungsional SLB YPTB Kota Malang. Para peserta diminta untuk mengisi form yang sudah
disiapkan narasumber/fasilitator.
Setelah mengisi form yang ada, dihasilkan gambaran umum kondisi sekolah. Hasil ini menjadi
pijakan awal untuk mendesain keluaran pada program implementasi sekolah aman.
c. Hasil yang Dicapai
Kegiatan ini menghasilkan pengetahuan dasar terkait dengan paradigma baru sekolah aman dan
pilar-pilar sekolah aman. Disamping itu terdapat dokumen hasil kajian, yang dapat memberikan
gamabran umum tentang kesiapsiagaan bangunan baik secara struktural dan non struktural serta
komponen fungsional sekolah terkait dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan pada saat
kesiapsiagaan dan tanggap darurat
2.2 Workshop Kajian Risiko Partisipatif

a Tempat dan Waktu


kegitan ini dilaksanakan pada tanggal 4 November 2016 di ruang lantai 3 SLB YPTB Kota
Malang. Acara dimulai pada pukul 09.00 16.00 wib.
d. Daftar Peserta
Asal Lembaga/Organisasi
Jumlah Keterangan
(Nama Lembaga)
Wanit Total
Pria
a
17 1. SD SLB-B YPTB Malang
2. SMP SLB-B YPTB Malang
3. SMA SLB-B YPTB Malang
e. Fasilitator/Narasumber dan Materi
Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan
Bencana (MLHPB) PWM jawa Timur sebanyak 1 orang. Muhammadiyah Disaster Management
Center (MDMC) Kab. Malang sebanyak 1 orang
f. Agenda
Melaksananakan analisis secara sederhana terhadap ancaman bencana, kerentanan, dan kapasitas,
serta menentukan peringkat prioritas risiko bencana di sekolah dan dijadikan sebagai referensi
dalam perencanaan pembangunan sekolah/madrasah aman bencana.

g. Hasil yang Dicapai


Terlaksananya analisis secara sederhana terhadap ancaman bencana, kerentanan, dan kapasitas,
serta menentukan peringkat prioritas risiko bencana di sekolah dan dijadikan sebagai referensi
dalam perencanaan pembangunan sekolah/madrasah aman bencana. Pada hasil analisis peringkat
prioritas resiko, menempatkan kebakaran dan kecalakaan kerja pada urutan pertama dan disusul
dinding belakang longsor. /banjir bandang.
2.3 Penyusunan Rencana Aksi dan Pembentukan Tim Siaga Bencana

a Tempat dan Waktu


Kegitan ini dilaksanakan pada tanggal 11 November 2016 di ruang lantai 3 SLB YPTB Kota
Malang. Acara dimulai pada pukul 09.00 16.00 wib.
h. Daftar Peserta
Asal Lembaga/Organisasi
Jumlah Keterangan
(Nama Lembaga)
Wanit Total
Pria
a
- - - 1. SD SLB-B YPTB Malang
2. SMP SLB-B YPTB Malang
3. SMA SLB-B YPTB Malang

i. Fasilitator/Narasumber dan Materi


Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan
Bencana (MLHPB) PWM jawa Timur sebanyak 1 orang. Muhammadiyah Disaster Management
Center (MDMC) Kab. Malang sebanyak 1 orang
j. Agenda
Pada kegiatan memiliki dua agenda, yaitu (1) Menyusun rencana aksi berdasarkan hasil kajian
risiko bencana yang sebelumnya telah dilakukan dan disepakati prioritasnya; (2) Membentuk
Tim Siaga Bencana Sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, tenaga pendidik, tenaga
kependidikan, dan pegawai sekolah lain (satpam/pengelola kantin sekolah).

k. Hasil yang dicapai


Capaian dari kegiatan ini adalah :
1. Tersusunnya rencana aksi berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang sebelumnya telah
dilakukan dan disepakati prioritasnya;
2. Terbentuknya Tim Siaga Bencana Sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, pegawai sekolah lain (satpam/pengelola kantin sekolah)
yang teiga jenjang pendidikan di komplek sekolah, yaitu SD, SMP dan SMA.

2.4 Workshop Pembuatan Prosedur Tetap Tanggap Darurat Bencana


Sekolah, Peta Jalur Evakuasi, Rambu Evakuasi, Titik Kumpul Dan
Pembuatan Media Publikasi Sekolah

a Tempat dan Waktu


Kegitan ini dilaksanakan pada tanggal 12 November 2016 di ruang lantai 3 SLB YPTB Kota
Malang. Acara dimulai pada pukul 09.00 16.00 wib.
l. Daftar Peserta
Asal Lembaga/Organisasi
Jumlah Keterangan
(Nama Lembaga)
Wanit Total
Pria
a
m. Fasilitator/Narasumber dan Materi
Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Muhammadiyah Disaster Management Center
(MDMC) Jawa Timur sebanyak 1 orang
n. Agenda
Pada kegiatan ini, peserta menyusun prosedur tetap (proptap) kedaruratan bencana sekolah
berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang sebelumnya telah dilakukan dan disepakati. Protap
ini dilengkapi Peta Jalur Evakuasi, Rambu Evakuasi, Titik Kumpul, dan sistem peringatan dini
yang efektif digunakan pada siswa tuna rungu.
Selain itu, peserta membuat dan memasang Peta Jalur Evakuasi, Rambu Evakuasi, dan Titik
Kumpul
o. Hasil yang dicapai

Kegiatan ini menghasilkan draft prosedur tetap kedaruratan bencana sekolah/madrasah


berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang sebelumnya telah dilakukan dan disepakati. Protap
dilengkapi dengan skema dan tugas pokok fungsi setiap tim siaga SMAB SLB YPTB Malang.
Peta Jalur Evakuasi dikonfirmasi dan diputuskan peletakan rambu evakuasi, titik kumpul, dan
jenis sistem peringatan dini berupa lampu dan tanda dari guru dan tim siaga bencana.
2.5 Pelatihan Siswa

a Tempat dan Waktu


Kegitan ini dilaksanakan pada tanggal 5 November 2016 di ruang lantai 3 SLB YPTB Kota
Malang. Acara dimulai pada pukul 09.00 16.00 wib.
p. Daftar Peserta
Asal Lembaga/Organisasi
Jumlah Keterangan
(Nama Lembaga)
Wanit Total
Pria
a

q. Fasilitator/Narasumber dan Materi


Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan
Bencana (MLHPB) PWM Jawa Timur sebanyak 1 orang dan Komite Kesehatan Bencana (KKB)
RSI Aisyiyah Malang.
r. Agenda
Kegiatan ini memiliki agenda sebagai berikut
1. Menyampaikan pengetahuan tentang konsep sekolah/madrasah aman bencana disampaikan
oleh fasilitator MLHPB Jatim dan MDMC Kab. Malang
2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang sebab, dampak, tanda-tanda dan tindakan yang
harus dilakukan jika terjadi bencana;
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa tentang Pertolongan Pertama (PP)
disampaikan oleh tim Komite KEsehatan Bencana (KKB) RSI Aisyiyah Malang.

s. Hasil yang dicapai


1. Tersampaikannya pengetahuan tentang konsep sekolah/madrasah aman bencana dengan
metode penayangan materi ajar berupa video serta gambar serta dibantu menjelaskan secara
bahasa tuna rungu oleh tim siaga sekolah.
2. Meningkatnya pengetahuan, identifikasi, dan ketrampilan peserta dalam mengenali ancaman,
kapasitas, kerentanan, dan evakuasi disekitar sekolah/madarsah dengan metode yang
disesuaikan dengan kajian resiko. Disamping itu eningkatnya pengetahuan siswa tentang
sebab, dampak, tanda-tanda dan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi bencana
3. Adannya partisipasi aktif anak dalam kegiatan.
4. Adanya kemampuan siswa dalam pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang
disampaikan dengan cara yang permainan yang menarik dan mudah dilakukan oleh para siswa
tuna rungu.
2.6 Pra Pelaksanaan dan Pelaksanaan Gelar dan Simulasi

a Tempat dan Waktu


Kegitan pra-pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 13-14 Desember 2016 di ruang Aula dan
kompleks SMA Muhammadiyah 1 Malang . Acara dimulai pada pukul 09.00 13.00 wib
t. Daftar Peserta
Asal Lembaga/Organisasi
Jumlah Keterangan
(Nama Lembaga)
Wanit Total
Pria
a

u. Fasilitator/Narasumber dan Materi


Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Muhammadiyah Disaster Management Center
(MDMC) Jawa Timur sebanyak 1 orang
v. Agenda
Tanggal 13 Desember 2016 : Gladi posko
Menguji Protap yang telah disusun dan disepakati dan penandatangan surat kerja sama sister
school antara SMA Muhammadiyah 1 Malang, SLB YPTB Malang dan SMP 2
Muhammadiyah Malang.
Tanggal 14 Desember 2016 : Gladi lapang
w. Hasil yang dicapai
Tanggal 13 desember 2016
Terujinya protap di SMA Muhammadiyah 1 dan SLB YPTB terkait tentang penanganan bencana
dan skema komunikasi yang efektif untuk mengaktifkan kerjasama dalam penaggulangan
bencana di sekolah. Serta mencoba pengaktifan kerja sama antara SMA 1 Muhammadiyah dan
SMP 2 Muhammadiyah dalam penerjunan relawan terlatih dalam penanggulangan bencana di
SLB YPTB.
Tanggal 14 Desember 2016
a. Setiap Warga Sekolah/Madrasah memahami arti peran masing-masing sesuai dengan
sebenarnya;
b. Warga Sekolah/Madrasah mengetahui proses penyelamatan diri dalam situasi darurat;
c. Warga Sekolah memiliki komitmen untuk menjalankan Prosedur Tanggap Darurat Bencana
Sekolah yang disusun dan disepakati.
d. BPBD kota malang, PMK dan Kepolisian memiliki alur komunikasi efektif dalam
penanggulangan bencana di SLB YPTB, SMA 1 Muhammadiyah dan SMP 2 Muhammadiyah.

SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang


1. Penilaian Mandiri Awal (Baseline)

a Tempat dan Waktu


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2016 di ruang laboratorium SMP
Muhammadiyah 2 Kota Malang, Acara dimulai pada pukul 09.00 15.00 wib
c Daftar Peserta
Asal Lembaga/Organisasi
Jumlah Keterangan
(Nama Lembaga)
Wanit Total
Pria
a
20 SMP Muhammadiyah 2 Kota Peserta kegiatan
Malang ini adalah peserta
pada kegiatan
workshop
persiapan.

x. Fasilitator/Narasumber dan Materi


Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan
Bencana (MLHPB) Jawa Timur dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)
Kabupaten Malang sebanyak 1 orang.
y. Agenda
Sebelum peserta melakukan identifikasi komponen struktural dan non struktural bangunan
sekolah dan lingkungan, narasumber memberikan materi tentang tiga pilar utama sekolah aman.
Pada kegiatan ini dilakukan dengan cara mengidentifiaksi kondisi strutural, non struktural dan
fungsional SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang. Para peserta diminta untuk mengisi form yang
sudah disiapkan narasumber/fasilitator.
Setelah mengisi form yang ada, dihasilkan gambaran umum kondisi sekolah. Hasil ini menjadi
pijakan awal untuk mendesain keluaran pada program implementasi sekolah aman.
z. Hasil yang Dicapai
Kegiatan ini menghasilkan pengetahuan dasar terkait dengan paradigma baru sekolah aman dan
pilar-pilar sekolah aman. Disamping itu terdapat dokumen hasil kajian, yang dapat memberikan
gamabran umum tentang kesiapsiagaan bangunan baik secara struktural dan non struktural serta
komponen fungsional sekolah terkait dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan pada saat
kesiapsiagaan dan tanggap darurat

2. Workshop Kajian Risiko Partisipatif

a Tempat dan Waktu


kegitan ini dilaksanakan pada tanggal 4 November 2016 di ruang Laboratorium SMP
Muhammadiyah 2 Kota Malang. Acara dimulai pada pukul 09.00 16.00 wib.
aa. Daftar Peserta
Asal Lembaga/Organisasi
Jumlah Keterangan
(Nama Lembaga)
Wanit Total
Pria
a
20 Guru, Siswa dan Karyawan SMP
Muhammadiyah 2 Malang
ab. Fasilitator/Narasumber dan Materi
Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan
Bencana (MLHPB) PWM jawa Timur sebanyak 1 orang. Muhammadiyah Disaster Management
Center (MDMC) Kab. Malang sebanyak 1 orang
ac. Agenda
Melaksananakan analisis secara sederhana terhadap ancaman bencana, kerentanan, dan kapasitas,
serta menentukan peringkat prioritas risiko bencana di sekolah dan dijadikan sebagai referensi
dalam perencanaan pembangunan sekolah/madrasah aman bencana.
ad. Hasil yang Dicapai
Terlaksananya analisis secara sederhana terhadap ancaman bencana, kerentanan, dan kapasitas,
serta menentukan peringkat prioritas risiko bencana di sekolah dan dijadikan sebagai referensi
dalam perencanaan pembangunan sekolah/madrasah aman bencana. Pada hasil analisis peringkat
prioritas resiko, menempatkan kebakaran dan banjir sebagai risiko tertinggi di SMP
Muhammadiyah 2 Kota Malang.

3. Penyusunan Rencana Aksi dan Pembentukan Tim Siaga Bencana


Tempat dan Waktu
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 November 2016 di ruang Koperasi SMP
Muhammadiyah 2 Malang. Acara dimulai pada pukul 13.00 16.00 WIB.

Daftar Peserta
Jumlah Asal Lembaga/Organisasi Keterangan

(Nama Lembaga)
Pria Wanit Total
a
7 3 10 SMP MUHAMMADIYAH 2
Malang

Fasilitator/Narasumber dan Materi


Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Lembaga Penanggulangan Bencana PDM
Kabupaten Malang sebanyak 1 orang.

Agenda
Pada kegiatan memiliki dua agenda, yaitu (1) Menyusun rencana aksi berdasarkan hasil
kajian risiko bencana yang sebelumnya telah dilakukan dan disepakati prioritasnya; (2)
Membentuk Tim Siaga Bencana Sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, dan pegawai sekolah lain (satpam/pengelola kantin
sekolah).

Hasil yang dicapai


Capaian dari kegiatan ini adalah :

Tersusunnya rencana aksi berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang sebelumnya telah
dilakukan dan disepakati prioritasnya;
Terbentuknya Tim Siaga Bencana Sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, pegawai sekolah (satpam/pengelola kantin sekolah).

4. Workshop Pembuatan Prosedur Tetap Tanggap Darurat Bencana Sekolah, Peta Jalur
Evakuasi, Rambu Evakuasi, Titik Kumpul Dan Pembuatan Media Publikasi Sekolah
Tempat dan Waktu
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2016 di ruang Koperasi SMP
Muhammadiyah 2 Malang. Acara dimulai pada pukul 09.00 16.00 WIB.

Daftar Peserta
Jumlah Asal Lembaga/Organisasi Keterangan

(Nama Lembaga)
Pria Wanit Total
a
7 3 10 SMP MUHAMMADIYAH 2
Malang

Fasilitator/Narasumber dan Materi


Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Lembaga Penanggulangan Bencana PDM
Kabupaten Malang sebanyak 1 orang.

Agenda
Pada kegiatan ini, peserta menyusun prosedur tetap (proptap) kedaruratan bencana
sekolah, yaitu kebakaran, berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang sebelumnya telah
dilakukan dan disepakati. Protap ini dilengkapi Peta Jalur Evakuasi, Rambu Evakuasi,
Titik Kumpul.

Selain itu, peserta membuat dan memasang Peta Jalur Evakuasi, Rambu Evakuasi, dan
Titik Kumpul

Hasil yang dicapai


Kegiatan ini menghasilkan draft prosedur tetap kedaruratan bencana sekolah/madrasah
berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang sebelumnya telah dilakukan dan disepakati.
Protap dilengkapi dengan skema dan tugas pokok fungsi setiap tim siaga SMP
Muhammadiyah 2 Malang.

Peta Jalur Evakuasi dikonfirmasi dan diputuskan peletakan rambu evakuasi, titik kumpul,
dan jenis sistem peringatan dini berupa lampu dan tanda dari guru dan tim siaga bencana.

5. Pelatihan Siswa

a Tempat dan Waktu


Kegitan ini dilaksanakan pada tanggal 5 November 2016 di ruang laboratorium SMP
Muhammadiyah 2 Kota Malang. Acara dimulai pada pukul 09.00 16.00 wib.
ae. Daftar Peserta
Asal Lembaga/Organisasi
Jumlah Keterangan
(Nama Lembaga)
Wanit Total
Pria
a
30 SMP Muhammadiyah 2 kota
Malang

af. Fasilitator/Narasumber dan Materi


Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan
Bencana (MLHPB) PWM Jawa Timur sebanyak 1 orang dan Komite Kesehatan Bencana (KKB)
RS Akademik Universitas Muhammadiyah Malang
ag. Agenda
Kegiatan ini memiliki agenda sebagai berikut
1. Menyampaikan pengetahuan tentang konsep sekolah/madrasah aman bencana
disampaikan oleh fasilitator MLHPB Jatim dan MDMC Kab. Malang
2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang sebab, dampak, tanda-tanda dan
tindakan yang harus dilakukan jika terjadi bencana;
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa tentang Pertolongan Pertama
(PP) disampaikan oleh tim Komite KEsehatan Bencana (KKB) RSA Universitas
Muhammadiyah Malang

ah. Hasil yang dicapai


1. Tersampaikannya pengetahuan tentang konsep sekolah/madrasah aman bencana dengan
metode penayangan materi ajar berupa video serta gambar oleh tim siaga sekolah.
2. Meningkatnya pengetahuan, identifikasi, dan ketrampilan peserta dalam mengenali ancaman,
kapasitas, kerentanan, dan evakuasi disekitar sekolah/madarsah dengan metode yang
disesuaikan dengan kajian resiko. Disamping itu eningkatnya pengetahuan siswa tentang
sebab, dampak, tanda-tanda dan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi bencana
3. Adannya partisipasi aktif anak dalam kegiatan.
4. Adanya kemampuan siswa dalam pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang
disampaikan dengan cara yang permainan yang menarik dan mudah dilakukan oleh para siswa
inklusi.

6. Pra Pelaksanaan dan Pelaksanaan Gelar dan Simulasi

Tempat dan Waktu


Kegiatan pra-pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 13-14 Desember 2016 di ruang Aula
dan kompleks SMA Muhammadiyah 1 Malang . Acara dimulai pada pukul 09.00 13.00
wib

Daftar Peserta
Jumlah Asal Lembaga/Organisasi Keterangan

(Nama Lembaga)
Pria Wanit Total
a

Fasilitator/Narasumber dan Materi


Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Lembaga Penanggulangan Bencana PDM
Kabupaten Malang sebanyak 1 orang dan Muhammadiyah Disaster Management Center
(MDMC) Jawa Timur sebanyak 1 orang.

Agenda
Tanggal 13 Desember 2016 : Gladi posko
Menguji Protap yang telah disusun dan disepakati dan penandatangan surat kerja sama
sister school antara SMA Muhammadiyah 1 Malang, SLB YPTB Malang dan SMP 2
Muhammadiyah Malang.
Tanggal 14 Desember 2016 : Gladi lapang
Hasil yang dicapai
Tanggal 13 desember 2016

Terujinya protap, koordinasi, kerja sama dan keterampilan di SMA Muhammadiyah 1,


SLB YPTB dan SMP Muhammadiyah 2 terkait penanggulangan bencana di sekolah.
Serta mencoba pengaktifan kerja sama antara SMA 1 Muhammadiyah dan SMP 2
Muhammadiyah dalam penerjunan relawan terlatih dalam penanggulangan bencana di
SLB YPTB.

Tanggal 14 Desember 2016

a. Setiap Warga Sekolah/Madrasah memahami arti peran masing-masing sesuai dengan


sebenarnya;

b. Warga Sekolah/Madrasah mengetahui proses penyelamatan diri dalam situasi darurat;

c. Warga Sekolah memiliki komitmen untuk menjalankan Prosedur Tanggap Darurat


Bencana Sekolah yang disusun dan disepakati.

d. BPBD kota malang, PMK dan Kepolisian memiliki alur komunikasi efektif dalam
penanggulangan bencana di SLB YPTB, SMA 1 Muhammadiyah dan SMP 2
Muhammadiyah.
BAB III REKOMENDASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
3.1 Rekomendasi
a) Penguatan jejaring antara sekolah dengan stakeholder terkait penanggulangan bencana,
seperti dinas pendidikan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Kota Malang).
b) Perlu diperbanyak frekuensi pelatihan penanggulangan bencana di sekolah untuk
memperkuat kapasitas sekolah.
c) Perlu dilaksanakan training for trainer dengan harapan 4 sekolah yang telah dilatih dapat
ikut terlibat
d) Penerapan sekolah madrasah aman bencana untuk dapat dilaksanakan di sekolah lain di
Kota Malang yang dipelopori oleh BPBD Kota Malang dan Dinas Pendidikan Kota
Malang
3.2 Rencana Tindak Lanjut
a) SLB YPTB, SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang, dan SMP Muhammadiyah 2 Kota
Malang akan melakukan kegiatan PRB di sekolah bermitra dengan para pihak (BPBD,
MDMC, Fakultas Psikologi UMM) dan Dinas Pendidikan Kota Malang.
Dan para Pihak tersebut bersepakat dan membantu perencanaan yang telah dibuat sekolah
b) MOU persaudaraan sekolah antara SLB YPTB dan Sekolah Muhammadiyah (SMA 1
Muhammadiyah dan SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang)
c) RS FK UMM dan RS Aisyiyah Malang siap melatih tim siaga bencana SLB YPTB Kota
Malang, SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang, dan SMP Muhammadiyah 2 Kota
Malang.

BAB IV PENUTUP

Pelaksanaan program sekolah madrasah aman bencana ini bertujuan untuk


menjadi pedoman sekolah dalam melakukan upaya tanggap darurat di sekolah, baik pada
saat bencana terjadi maupun bencana lainnya terjadi dalam batasan berfungsinya seluruh
sumberdaya yang dimiliki termasuk personil tim siaga yang menjalankan tugasnya
masing-masing. Pelaksanaan program sekolah madrasah aman bencana ini juga sekaligus
sebagai upaya kesiapsiagaan sekolah dengan melakukan uji materi atau simulasi tanggap
darurat bencana kebakaran dan akan dievaluasi setelah pelaksanaan simulasi rutin yang
dilakukan setahun dua kali.

Pelaksanaan program sekolah madsarasah aman bencana ini diharapkan dapat


meningkatkan kesiapsiagaan warga sekolah dalam menghadapi bencana kebakaran.
Dukungan semua pihak dalam mengurangi Resiko bencana sangat diharapkan untuk
mewujudkan sekolah yang aman dan siap siaga terhadap bencana. Kami menyadari
bahwa dokumen sekolah madrasah aman bencana ini masih perlu penyempurnaan dan
review secara berkala untuk memutakhirkan data yang ada, sehingga masukan yang
membangun akan sangat diharapkan dari semua pemangku kepentingan yang ada.

Lampiran 2 Kajian Risiko Sekolah

SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang

Analisis Risiko terhadap Ancaman Tertentu:

Ancaman Kerentanan Tingkat Risiko


Ele Kapasitas
me
n Kapasitas Kesiap- Kapasitas Tanggap-
Pencegahan Kapasitas Pengurangan
Beri
siko siagaan Apa yang Darurat Apa yang
Apa yang Apa yang dibutuhkan
dibutuhkan dibutuhkan
dibutuhkan
Kel
as
Ke
cil Pengetahuan untuk Tinggi
meredam risiko-risiko
akibat serangan
ancaman/bencana

Kela
s
Bes
ar Pengetahuan untuk Tinggi

meredam risiko-risiko

akibat serangan

ancaman/bencana

Guru Pengetahuan untuk Peningkatan kapasitas Penyediaan fasilitas Tinggi

Pendidik dan meredam risiko-risiko guru (sekolah) dalam Tanggap- Darurat

Non Pendidik akibat serangan Penyusunan dokumen-

ancaman/bencana dokumen kedaruratan Bantuan pendanaan

dari Dinas

Kesadaran untuk saling Pendampingan untuk Pemerintah dan

membantu/menolong pelaksanaan simulasi swasta

sesama anggota rencana kedaruratan

masyarakat sekolah Peran seluruh

komponen

Simulasi penanganan masyarakat dalam

kondisi darurat (gempa) membantu proses

dilakukan secara rutin pemulihan

Penyediaan obat-

obatan/tas siaga di

ruang UKS

Membangun kemitraan

dengan dinas
Kesehatan/Puskesmas

Guru Hamil Tinggi

dan Menyusui

Prioritas Ancaman dan Lokasi Prioritas yang


Berisiko Penilaian Prioritas Risiko SMA
Muhammadiyah 1 Kota Malang

Frekuensi Daerah yang terkena Kapasitas yang


Dampak dan Akibat Nilai/skor
Ancaman terjadinya bencana/luas dampak dibutuhkan

Kerugian Korban

Bencana 1 1
3 2 1 3 3 2

Bencana 2 1 3 1 1 2 8

Prioritas Risiko bagi SMA Muhammadiyah 1 Malang adalah ancaman Bencana Tanah
Longsor dan pohon tumbang berdasarkan Kriteria penilaian:

1 = kecil/mudah/sempit/jarang sekali (RT-RW)

2 = kecil/mudah/sempit/jarang (Dusun-Desa)

3 = sedang (Kecamatan)

4 = besar/sulit/luas/parah/sering (Kabupaten)

5 = besar sekali/sangat luas/sering sekali/sangat sulit/parah sekali (Provinsi/Nasional)

SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang

Analisis Resiko terhadap Ancaman Tertentu:


Elemen Ancaman Kerentanan Tingk
Beresiko Kapasitas Kapasitas Kapasitas Kapasita at
Pencegahan Pengurang Kesiap s Resik
yang an yang siagaan Tanggap o
Dibutuhkan dibutuhkan yang Darurat
dibutuhka yang
n dibutuh
kan
Siswa Junior *Membudaya *Memposisik *Kelas * Obat- Tinggi
kan untuk an kelasdilengkapi obatan
tertib berjalan siswa kecil dengan
berurutan di lantaifasilitas
tidak saling bawah tanggap *alat
mendorong bencana bantu
(sinyal pernafas
* Melatih lampu) an
*Siswa dilatih siswa untuk
memahami tetap tenang
sinyal darurat menghadapi *Membuat *Dragbar
kondisi jalur
darurat evakuasi
* siswa dilatih
untuk
mematuhi *Guru
komando memiliki
evakuasi nomor telp
aktif orang
tua tiap
siswa

Siswa Senior *Membudaya *Membuat *Menyiapka * Obat- Sedan


kan untuk jalur n sinyal obatan g
tertib berjalan evakuasi lampu di
dengan kelas besar
tenang tidak *Peralata
saling * Melatih n PPPK
mendorong siswa untuk *Melatih (dragbar,
/panic tetap tenang siswa untuk bidai,
menghadapi mampu kain
kondisi menolong segitiga
*Membudaya darurat diri sendiri dll)
kan untuk dan orang
saling tolong lain
menolong, Melibatka
mendahuluka n siswa
n yang kecil,
sakit dan *Siswa dan dalam
renta guru proses
memiliki pemuliha
nomor telp n setelah
*Melatih aktif orang bencana
siswa tua
memahami
sinyal darurat

*Melatih
siswa
mengikuti
komando
evakuasi

Guru Melatih guru Pengetahua Peningkatan Penyedia


n untuk
/Pendidik tentang PRB meredam kapasitas an
dan Non resiko guru dalam fasilitas
Membangun akibat
Pendidik menyusun tanggap
komunikasi ancaman
dan dokumen darurat
dengan warga
serangan kedaruratan
sekitar bencana
sekolah
Bantuan
Kesadaran Penyiapan pendana
untuk Tim siaga an dari
saling bencana pemerint
menolong
sesame ah dan
warga warga
Pendampin
Meredam gan
resiko simulasi Peran
akibat kebencanaa seluruh
bencana
n kompone
n
masrarak
Mengadaka at dalam
n simulasi pemuliha
bencana n
secara rutin

Penyediaan
obat-obatan
dan fasilitas
tanggap
bencana

Memperluas
kemitraan
dengan
Puskesmas

Guru Memberi Latihan Menyiapkan Segera Tinggi


menghadap
hamil/sakit/T pemahaman i kondisi obat pribadi merujuk
ua cara darurat dan nomor ke dokter
menghadapi keluarga
bencana yang dapat
dihubungi

Prioritas Ancaman dan Lokasi Prioritas yang Beresiko

Penilaian Risiko SMP Muhammadiyah Kota Malang

Ancaman Frekuensi Daerah Kapasitas Nilai


Dampak dan terjadinya yang yang
Akibat terkena diperlukan
bencana/lu
as dampak dibutuhka
Kerugi Korba n
an n
Bencana 1 2 1 4 1 3 11
(Banjir)
Bencana 2 4 4 1 1 4 14
(Kebakaran)
Prioritas Resiko bagi SMP Muhammadiyah 2 Malang adalah ancaman
Kebakaran berdasarkan Kriteria penilaian:

1 = kecil/mudah/sempit/jarang sekali

2 = kecil/mudah/sempit/jarang
3 = sedang

4 = besar/sulit/luas/parah/sering
5 = besar sekali/sangat luas/sering sekali/sangat sulit/parah sekali

Bahwasannya Resiko yang harus diterima oleh sebuah komunitas/masyarakat


adalah peluang atas terjadinya suatu ancaman/bencana ditambah dengan
adanya kerentanan yang ada di komunitas tersebut dan kapasitas/kemampuan
yang sangat rendah, sehingga kesimpulannya adalah;

Semakin rendah kapasitas/kemampuan masyarakat, maka kerentanan akan


semakin meningkat sehingga tingkat Resikonya juga akan semakin tinggi,
sebaliknya jika semakin tinggi kapasitas/kemampuan masyarakat maka
kerentanannya dapat ditekan dan dalam hal Pengurangan Resiko Bencana maka
tingkat Resiko yang akan diterima sebuah komunitas/masyarakat juga akan
semakin kecil/rendah.

SMP dan SMA SLB YPTB


Analisis Resiko terhadap Ancaman Tertentu:
Elemen Ancaman Kerentanan Tingk
Beresiko at
Resik
o
Kapasitas Kapasitas Kapasitas Kapasit
Pencegahan Pengurang Kesiap as
yang an yang siagaan Tanggap
Dibutuhkan dibutuhkan yang Darurat
dibutuhka yang
n dibutuh
kan
Kelas Kecil *Membudaya *Memposisik *Kelas * Obat- Tinggi
kan untuk an kelasdilengkapi obatan
tertib berjalan siswa kecil
dengan
berurutan di lantaifasilitas
tidak saling bawah tanggap *alat
mendorong bencana bantu
(sinyal pernafas
* Melatih lampu) an
*Siswa dilatih siswa untuk
memahami tetap tenang
sinyal darurat menghadapi *Membuat *Dragbar
kondisi jalur
darurat evakuasi
* siswa dilatih
untuk
mematuhi *Guru
komando memiliki
evakuasi nomor telp
aktif orang
tua tiap
siswa

Kelas besar *Membudaya *Membuat *Menyiapka * Obat- Sedan


kan untuk jalur n sinyal obatan g
tertib berjalan evakuasi lampu di
dengan kelas besar
tenang tidak *Peralata
saling * Melatih n PPPK
mendorong siswa untuk *Melatih (dragbar,
/panic tetap tenang siswa untuk bidai,
menghadapi mampu kain
kondisi menolong segitiga
*Membudaya
darurat diri sendiri dll)
kan untuk
dan orang
saling tolong
lain
menolong,
Melibatka
mendahuluka
n siswa
n yang kecil,
*Siswa dan dalam
sakit dan
guru proses
renta
memiliki pemuliha
nomor telp n setelah
aktif orang bencana
*Melatih
tua
siswa
memahami
sinyal darurat

*Melatih
siswa
mengikuti
komando
evakuasi

Guru Melatih guru Pengetahua Peningkatan Penyedia


n untuk
/Pendidik tentang PRB meredam kapasitas an
dan Non resiko guru dalam fasilitas
Membangun akibat
Pendidik menyusun tanggap
komunikasi ancaman
dan dokumen darurat
dengan warga
serangan kedaruratan
sekitar bencana
sekolah
Bantuan
Kesadaran Penyiapan pendana
untuk Tim siaga an dari
saling bencana pemerint
menolong
sesame ah dan
warga warga
Pendampin
Meredam gan
resiko simulasi Peran
akibat kebencanaa seluruh
bencana
n kompone
n
masrarak
Mengadaka at dalam
n simulasi pemuliha
bencana n
secara rutin

Penyediaan
obat-obatan
dan fasilitas
tanggap
bencana

Memperluas
kemitraan
dengan
Puskesmas

Guru Memberi Latihan Menyiapkan Segera Tinggi


menghadap
hamil/sakit/T pemahaman i kondisi obat pribadi merujuk
ua cara darurat dan nomor ke dokter
menghadapi keluarga
bencana yang dapat
dihubungi

Penilaian Prioritas Resiko SLB YPTB Malang

Ancaman Frekuensi Daerah Kapasitas Nilai


Dampak dan terjadinya yang yang
Akibat terkena diperlukan
bencana/lu
as dampak dibutuhka
Kerugi Korba n
an n
Bencana 1 2 1 4 1 3 11
(Jatuh/Terpele
set)
Bencana 2 4 4 1 1 4 14
(Kebakaran)
Bencana 3 4 3 1 1 3 12
(Tanah
Longsor)

Prioritas Resiko bagi SLB YPTB Malang adalah ancaman Kebakaran


berdasarkan Kriteria penilaian:

1 = kecil/mudah/sempit/jarang sekali (RT-RW)

2 = kecil/mudah/sempit/jarang (Dusun-Desa)
3 = sedang (Kecamatan)

4 = besar/sulit/luas/parah/sering (Kabupaten)
5 = besar sekali/sangat luas/sering sekali/sangat sulit/parah sekali
(Provinsi/Nasional)
Lampiran 3 Rencana Aksi

SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang

SKENARIO KEJADIAN DAN TAHAPAN AKSI


A. Awal Kejadian
Saat terjadi bencana tanah longsor di lingkungan sekolah
B. Skenario Penyelamatan Saat Tanah longsor (bencana paling besar skor prioritasnya)
Penyelamatan dalam Ruang Kelas:

Guru memberitahukan bahwa ada kejadian bencana alam kepada siswa


Guru mengarahkan para siswa untuk segera berlindung

Guru mengarahkan para siswa untuk keluar dari kelas menuju titik kumpul

C. Skenario Kedaruratan Setelah bencana longsor Reda

Tim sekolah melakukan pengorganisasian sendiri dengan melakukan:

1. Mendirikan Posko Darurat, sebagai pusat data, informasi dan koordinasi.


Kepala Sekolah sebagai koordinator pelaksana menetapkan sebuah tempat sebagai Posko
Darurat, tempat untuk mengatur semua arus informasi yang masuk dan keluar dan sebagai
tempat koordinasi.

2. Guru Kelas melakukan pendataan jumlah siswa dan melaporkannya kepada koordinator
pelaksana.
3. Tim evakuasi melakukan evakuasi warga sekolah ke tempat yang lebih aman.
4. Tim evakuasi mengatur jalannya evakuasi para korban yang masih terjebak dengan
menyiapkan alat seadanya sebagai tandu untuk membawa korban ke tempat aman
(evakuasi) serta menyemayamkan 2 korban meninggal di lokasi yang terpisah dengan para
siswa selamat, agar tidak menimbulkan trauma.
5. Tim pertolongan pertama memberikan pertolongan pertama kepada korban luka-luka (5
siswa luka berat dan 2 guru luka berat, dan 3 siswa luka ringan), serta merujuk ke
puskesmas atau rumah sakit terdekat.
6. Penanganan bagi warga sekolah yang mengalami trauma/shock.
7. Penyediaan tempat evakuasi sementara yang aman (nyaman) untuk semua warga sekolah.

8. Tim logistik telah mengerjakan tempat evakuasi sementara di tempat yang aman dan
nyaman.

9. Tim logistik telah menyediakan peralatan darurat, obat-obatan, dan makanan ringan untuk
diberikan kepada para warga sekolah.
10. Koordinator pelaksana memastikan atau mendata siswa, guru, non-guru, kemudiaan
setelah dinyatakan lengkap dan korban telah dievakuasi menginstruksikan pada guru kelas
untuk melepas siswa pada orang tua.

11. Tim Posko Darurat, mendata jumlah korban dan kerusakan. Memberikan informasi
tentang kondisi sekolah serta memberikan rekomendasi pada Dinas Pendidikan terkait
kebutuhan sekolah dan kemungkinan penyelenggaraan pendidikan pada saat darurat.

SUMBER DAYA DAN KEBUTUHAN


I. Tugas Pokok dan Fungsi
a. Posko Darurat
Sektor posko darurat sekolah berfungsi melakukan koordinasi pada semua sektor-
sektor terkait penanganan tanggap darurat (emergency respons) di lingkup sekolah.
Sektor ini memiliki peran yang besar dalam melakukan kegiatan tanggap darurat secara
menyeluruh dan terpadu. Sektor posko akan melakukan koordinasi dengan pihak desa
dan kecamatan, menyiapkan data, melakukan penilaian kerusakan dan kerugian,
menerima dan menyebarkan informasi termasuk pelaporan.
Tugas dan Tanggung Jawab

1. Mengadakan koordinasi dengan semua sektor dalam tim siaga bencana di sekolah
dan elemen dalam masyarakat (lingkungan desa).
2. Terkendalinya penanganan bencana tahap emergency secara efektif di sekolah.
3. Terkoordinasinya semua kegiatan penyelamatan yang dilakukan tim siaga bencana
sekolah.

4. Terkendalinya sistem keamanan sekolah terhadap serangan ancaman di kawasan


bencana.

5. Terdokumentasikannya dampak-dampak bencana di sekolah (kerugian dan


kehilangan).
6. Mengendalikan arus keluar-masuknya informasi sebagai sumber informasi utama
termasuk pendataan jumlah keseluruhan warga sekolah, baik yang terselamatkan
(luka-luka maupun yang hilang).
7. Tersedianya peta daerah aman dan tanda/rambu evakuasi.

b. Peringatan Dini

Sektor Peringatan Dini memiliki tugas yang penting untuk melakukan peringatan dini
(sesaat sebelum-ketika terjadi bencana.............) dengan memberikan tanda peringatan
pada guru dan warga sekolah untuk melakukan tindakan perlindungan dan atau
penyelamatan siswa. Tim ini akan berkoordinasi dan melaporkan pada koordinator
pelaksana sebagai incident commander (kepala sekolah).
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Tersebarluaskannya tanda peringatan kepada seluruh warga sekolah sesaat sebelum
dan atau saat terjadinya getaran/guncangan akibat gempa bumi.

b. Memastikan semua komponen dalam komunitas sekolah paham tentang tanda-tanda


peringatan; perlindungan dan atau penyelamatan.

c. Pertolongan Pertama (PPGD)


Sektor Pertolongan Pertama ini bertugas untuk menangani korban yang terluka baik
luka berat maupun luka ringan, memberi pelayanan kesehatan di tempat evakuasi (titik
aman) dan menyiapkan tenda darurat. Sektor ini juga berkoordinasi dengan sektor yang
lain terutama sektor evakuasi dan penyelamatan dan melaporkan kegiatan pada
koordinator pelaksana.
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Terlaksananya penanganan/pertolongan pertama pada korban
b. Memberi rujukan dan mengantar korban agar segera mendapat perawatan lanjutan
(Puskesmas, Rumah Sakit)
c. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi korban di sekolah
d. Tersedianya obat-obatan dan fasilitas pertolongan pada korban
e. Tersedianya tenda darurat dan kendaraan sebagai sarana transportasi untuk
mengantar korban ke Rumah Sakit atau Puskesmas

d. Evakuasi dan Penyelamatan

Sektor Evakuasi dan Penyelamatan bertugas untuk mengevakuasi (mengamankan)


dan menyelamatkan seluruh warga sekolah termasuk menyelamatkan aset-aset sekolah
untuk dibawa ketempat yang lebih aman. Tim juga bertanggung jawab mencari dan
menolong warga sekolah yang tidak berada di lokasi yang aman, serta membawa korban
meninggal ke penampungan. Tim ini berkoordinasi dengan tim pertolongan pertama dan
melaporkan kegiatan pada koordinator pelaksana.
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Terevakuasinya seluruh warga sekolah dan aset-aset sekolah ke tempat yang lebih
aman
b. Terselamatkannya warga yang terjebak reruntuhan bangunan dan yang hilang
c. Terselamatkannya kelompok rentan (anak/siswa, perempuan, difabel, ibu guru
hamil/menyusui, dan guru-guru sepuh diatas 55 tahun)

d. Menyerahkan dan memastikan siswa sampai kepada keluarga atau kerabatnya secara
aman

e. Logistik
Logistik ini berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan logistik dasar saat darurat,
seperti air minum, makanan ringan dan menyiapkan lokasi aman untuk evakuasi, serta
memberikan penanganan trauma pada siswa. Tim memberikan laporan kepada
koordinator pelaksana.
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Menyediakan dan melayani pemenuhan kebutuhan dasar seperti air minum dan
makanan ringan (biskuit) dan memberikan penanganan trauma.

b. Menyediakan lokasi aman dan bilamana diperlukan mendirikan tenda darurat


untuk siswa.
c. Memberikan penanganan trauma pada siswa.

II. Kebutuhan-kebutuhan
Sebagai prasyarat untuk dilakukannya simulasi penanganan kondisi Darurat bencana di
sekolah adalah pemenuhan kebutuhan yang tersusun dalam dokumen kedaruratan sekolah.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas
warga sekolah dalam hal Kesiap-siagaan menghadapi ancaman/bencana (Tanggap-Darurat),
seperti pelatihan pengetahuan dan keterampilan dalam tindakan perlindungan dan
penyelamatan, komunikasi, sistem peringatan dini, manajemen posko, penilaian cepat
tentang kerusakan dan kehilangan dll.
Proyeksi kebutuhan sekolah berdasarkan kejadian tanah longsor

Jenis Kebutuhan Jumlah yang Persediaan


No Kekurangan Kesanggupan Fungsi
dibutuhkan (dimiliki)

1 2 3 4 5 6 7

Posko

1 Tenda darurat 1 0 Penting

Peralatan dapur
2 umum 1 0 Penting

Peringatan Dini

3 Lonceng 1 1

Logistik

Pertolongan Pertama

5 Tandu 2 0
P3K Penting
6

Evakuasi dan Penyelamatan

8 mobil 1 1

SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang


SKENARIO KEJADIAN DAN TAHAPAN AKSI
A. Awal Kejadian
Konsleting listrik atau kompor gas
B. Skenario Penyelamatan Saat Kebakaran
Penyelamatan dalam Ruang Kelas:
1. Menginformasikan terjadi kebakaran
2. Membawa korban menjauh dari sumber kebakaran
3. Berusaha mematikan sumber kebakaran
4. Guru menenangkan siswa
5. Siswa diberi komando siap evakuasi
6. Siswa turun keluar kelas dengan tertib
7. Menyelamatkan barang dan dokumen sekolah

Penyelamatan di luar kelas:

1. Segera mematikan listrik dari saklar pusat


2. Memberi pertolongan pertama pada korban merujuk ke Rumah Sakit terdekat bila
diperlukan
3. Menginformasikan kebakaran kepada warga tetangga sekolah bila diperlukan
4. Berusaha dengan kemampuan warga sekolah untuk memadamkan lokasi kebakaran
5. Menghubungi PMK/Damkar (Pemadam Mobil Kebakaran) bila diperlukan (oleh Tim
peringatan dini)
6. Menghubungi Kepolisian (Tim peringatan dini)
7. Mendata semua warga sekolah (data siswa perkelas oleh guru kelas masing-masing)
8. Menghubungi orang tua siswa kelas kecil untuk segera menjemput putranya
9. Menyelamatkan barang dan dokumen-dokumen sekolah

B. Skenario Kedaruratan Setelah Kebakaran berhasil diatasi


1. Guru bersama siswa kelas besar yang mampu dibantu masyarakat sekitar membersihkan
bekas bencana
2. Memulihkan mental siswa pasca kebakaran
3. Memulihkan layanan pendidikan pasca bencana
4. Mendata dan menghitung kerugian akibat kebakaran

Tim sekolah melakukan pengorganisasian sendiri dengan melakukan:


1. Mendirikan Posko Darurat, sebagai pusat data, informasi dan koordinasi.
Kepala Sekolah sebagai koordinator pelaksana menetapkan sebuah tempat sebagai Posko
Darurat, tempat untuk mengatur semua arus informasi yang masuk dan keluar dan sebagai
tempat koordinasi.

2. Guru Kelas melakukan pendataan jumlah siswa dan melaporkannya kepada koordinator
pelaksana.
3. Tim evakuasi melakukan evakuasi warga sekolah ke tempat yang lebih aman/Titik
Kumpul Sementara
4. Tim evakuasi mengatur jalannya evakuasi para korban yang masih terjebak dengan
menyiapkan tandu/dragbar untuk membawa korban ke tempat aman di lokasi yang
terpisah dengan para siswa selamat, agar tidak menimbulkan trauma.

5. Tim pertolongan pertama memberikan pertolongan pertama kepada korban luka serta
merujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
6. Penanganan bagi warga sekolah yang mengalami trauma/shock.
7. Penyediaan tempat evakuasi yang lebih aman dan nyaman oleh Tim Logistik (Balai RT)
untuk semua warga sekolah.

8. Tim logistik telah menyediakan peralatan darurat, obat-obatan, dan makanan ringan untuk
diberikan kepada para warga sekolah.
9. Koordinator pelaksana memastikan atau mendata siswa, guru, non-guru, kemudiaan
setelah dinyatakan lengkap dan korban telah dievakuasi menginstruksikan pada guru kelas
untuk melepas siswa pada orang tua.

10. Tim Evakuasi mendata jumlah korban dan kerusakan. Memberikan informasi tentang
kondisi sekolah serta memberikan rekomendasi pada Majelis Dikdasmen PDM Kota
Malang terkait kebutuhan sekolah dan kemungkinan penyelenggaraan pendidikan pada
saat darurat.

SUMBER DAYA DAN KEBUTUHAN


I. Tugas Pokok dan Fungsi
a. Posko Darurat

Sektor posko darurat sekolah berfungsi melakukan koordinasi pada semua sektor-
sektor terkait penanganan tanggap darurat (emergency respons) di lingkup sekolah.
Sektor ini memiliki peran yang besar dalam melakukan kegiatan tanggap darurat secara
menyeluruh dan terpadu. Sektor posko akan melakukan koordinasi dengan pihak desa
dan kecamatan, menyiapkan data, melakukan penilaian kerusakan dan kerugian,
menerima dan menyebarkan informasi termasuk pelaporan.
Tugas dan Tanggung Jawab
1. Mengadakan koordinasi dengan semua sektor
dalam tim siaga bencana di sekolah dan
elemen dalam masyarakat (lingkungan desa).
2. Terkendalinya penanganan bencana tahap
emergency secara efektif di sekolah.
3. Terkoordinasinya semua kegiatan penyelamatan
yang dilakukan tim siaga bencana sekolah.

4. Terkendalinya sistem keamanan sekolah pasca


bencana kebakaran

5. Terdokumentasikannya dampak-dampak
bencana di sekolah (kerugian dan kehilangan).
6. Mengendalikan arus keluar-masuknya informasi
sebagai sumber informasi utama termasuk
pendataan jumlah keseluruhan warga sekolah,
baik yang terselamatkan (luka-luka maupun
yang hilang).
7. Tersedianya peta daerah aman dan tanda/rambu
evakuasi.

b. Peringatan Dini

SektorPeringatan Dini memiliki tugas yang penting untuk melakukan peringatan dini
(sesaat sebelum dan ketika terjadi bencana kebakaran) dengan memberikan tanda
peringatan pada guru dan warga sekolah untuk melakukan tindakan perlindungan dan
atau penyelamatan siswa. Tim ini akan berkoordinasi dan melaporkan pada koordinator
pelaksana sebagai incident commander (kepala sekolah).
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Tersebarluaskannya tanda peringatan kepada seluruh
warga sekolah sesaat sebelum dan atau saat terjadinya
kebakaran.

b. Memastikan semua komponen dalam komunitas


sekolah paham tentang tanda-tanda peringatan;
perlindungan dan atau penyelamatan.
c. Pertolongan Pertama (PPGD)
Sektor Pertolongan Pertama ini bertugas untuk menangani korban yang terluka
baikluka berat maupun luka ringan, memberi pelayanan kesehatan di tempat evakuasi
(titik aman) dan menyiapkan tenda darurat. Sektor ini juga berkoordinasi dengan sektor
yang lain terutama sektor evakuasi dan penyelamatan dan melaporkan kegiatan pada
koordinator pelaksana.
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Terlaksananya penanganan/pertolongan pertama pada korban
b. Memberi rujukan dan mengantar korban agar segera mendapat perawatan lanjutan
(Puskesmas, Rumah Sakit)
c. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi korban di sekolah
d. Tersedianya obat-obatan dan fasilitas pertolongan pada korban
e. Tersedianya tenda darurat dan kendaraan sebagai sarana transportasi untuk
mengantar korban ke Rumah Sakit atau Puskesmas.

f. Evakuasi dan Penyelamatan

Sektor Evakuasi dan Penyelamatan bertugas untuk mengevakuasi


(mengamankan)dan menyelamatkan seluruh warga sekolah termasuk menyelamatkan
aset-aset sekolah untuk dibawa ketempat yang lebih aman. Tim juga bertanggung jawab
mencari dan menolong warga sekolah yang belum berada di lokasi yang aman, serta
membawa korban ke penampungan. Tim ini berkoordinasi dengan tim pertolongan
pertama dan melaporkan kegiatan pada koordinator pelaksana.
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Terevakuasinya seluruh warga sekolah dan aset-aset sekolah ke tempat yang lebih
aman
b. Terselamatkannya warga yang terjebak reruntuhan bangunan dan yang hilang
c. Terselamatkannya kelompok rentan (anak/siswa, perempuan, difabel, ibu guru
hamil/menyusui, dan guru-guru sepuh diatas 55 tahun)
d. Menyerahkan dan memastikan siswa sampai kepada keluarga atau kerabatnya secara
aman

g. Logistik
Logistik ini berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan logistik dasar saatdarurat,
seperti air minum, makanan ringan dan menyiapkan lokasi aman untuk evakuasi, serta
memberikan penanganan trauma pada siswa. Tim memberikan laporan kepada
koordinator pelaksana.
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Menyediakan dan melayani pemenuhan kebutuhan dasar seperti air minum dan
makanan ringan (biskuit) dan memberikan penanganan trauma.

b. Menyediakan lokasi aman dan bilamana diperlukan mendirikan tenda darurat


untuk siswa.
h. Sosialisasi dan Sekolah Darurat
Sosialisasi dan Sekolah Darurat ini berperan dalam melaksanakan sosialisasi
program tanggap bencana kepada seluruh warga sekolah dan membangun komunikasi
dan kerjasama dengan warga masyarakat dan instansi terkait serta memberikan
melakukan penanganan trauma pada siswa dan pelayanan sekolah darurat bila
diperlukan
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Melakukan sosialisasi program tanggap bencana kepada seluruh warga sekolah
b. Membangun komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait
c. Mengelola titik kumpul
d. Memberikan penanganan trauma pada siswa
e. Memberikan layanan sekolah darurat bilamana diperlukan

II. Kebutuhan-kebutuhan
Sebagai prasyarat untuk dilakukannya simulasi penanganan kondisi Darurat bencana di
sekolah adalah pemenuhan kebutuhan yang tersusun dalam dokumen kedaruratan sekolah.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas
warga sekolah dalam hal Kesiap-siagaan menghadapi ancaman/bencana (Tanggap-Darurat),
seperti pelatihan pengetahuan dan keterampilan dalam tindakan perlindungan dan
penyelamatan, komunikasi, sistem peringatan dini, manajemen posko, penilaian cepat tentang
kerusakan dan kehilangan dll.

Proyeksi kebutuhan sekolah berdasarkan kejadian


kebakaran

No Jenis Jumlah Persediaa Kekuran Kesangg Fungsi


Kebutuhan yang n gan upan
dibutuhka (dimiliki)
n

1 2 3 4 5 6 7

Posko darurat / sosialisasi


1 Megaphone 2 1 1 - Informasi
2 H
Handy Talky 5 2 3 - Komunikasi
3 APAR 5 1 4 - Pemadam api
Peringatan Dini
4 AAlarm/ Sirene 2 - 2 - Peringatan dini
5 Rambu jalur 10 - 10 - Petunjuk
evakuasi evakuasi
Evakuasi dan Penyelamatan
6 Tandu 5 - 5 - Mengangkat
korban
7 Tali tampar 2 rol - 2 rol - Mengikat
8 Alat tulis 2 pak 2 pak - - Mendata
kerusakan
Pertolongan Pertama
9 P3K 2 set - 2 set - Pertolongan
pertama
10 Matras 5 1 4 - Alas korban
11 Terpal 1 1 - - Alas korban
Logistik
12 Air mineral 10 galon 10 galon - Minum
13 Makanan ringan Secukupn Secukupny - - Makan
ya a
14 Pakaian Secukupn Secukupny - Pakaian
ya a pengganti
15 Alat masak 2 set 2 set - - Memasak
SMP dan SMA SLB YPBT

SKENARIO KEJADIAN DAN TAHAPAN AKSI


A. Awal Kejadian
Konsleting listrik atau kompor gas
B. Skenario Penyelamatan Saat Kebakaran (bencana paling besar skor prioritasnya)
Penyelamatan dalam Ruang Kelas:
(1) Menginformasikan terjadi kebakaran
(2) Membawa korban menjauh dari sumber kebakaran
(3) Berusaha mematikan sumber kebakaran
(4) Guru menenangkan siswa
(5) Siswa diberi komando siap evakuasi
(6) Siswa turun keluar kelas dengan tertib
(7) Menyelamatkan barang dan dokumen sekolah

Penyelamatan di luar kelas:


(1) Segera mematikan listrik dari saklar pusat
(2) Memberi pertolongan pertama pada korban merujuk ke puskesmas terdekat bila diperlukan
(3) Menginformasikan kebakaran kepada warga tetangga sekolah bila diperlukan
(4) Berusaha dengan kemampuan warga sekolah untuk memadamkan lokasi kebakaran
(5) Menghubungi PMK/Damkar (Pemadam Mobil Kebakaran) bila diperlukan (oleh Tim
peringatan dini)
(6) Mendata semua warga sekolah (data siswa perkelas oleh guru kelas masing-masing)
(7) Menghubungi orang tua siswa kelas kecil untuk segera menjemput putranya
(8) Menyelamatkan barang dan dokumen-dokumen sekolah

C. Skenario Kedaruratan Setelah Kebakaran berhasil diatasi


(1) Guru bersama siswa kelas besar yang mampu dibantu masyarakat sekitar membersihkan
bekas bencana
(2) Memulihkan mental siswa pasca kebakaran
(3) Memulihkan layanan pendidikan pasca bencana
(4) Mendata dan menghitung kerugian akibat kebakaran

Tim sekolah melakukan pengorganisasian sendiri dengan melakukan:

1. Mendirikan Posko Darurat, sebagai pusat data, informasi dan koordinasi.


Kepala Sekolah sebagai koordinator pelaksana menetapkan sebuah tempat sebagai Posko
Darurat, tempat untuk mengatur semua arus informasi yang masuk dan keluar dan sebagai
tempat koordinasi.
2. Guru Kelas melakukan pendataan jumlah siswa dan melaporkannya kepada koordinator
pelaksana.
3. Tim evakuasi melakukan evakuasi warga sekolah ke tempat yang lebih aman/Titik Kumpul.

4. Tim evakuasi mengatur jalannya evakuasi para korban yang masih terjebak dengan
menyiapkan tandu/dragbar untuk membawa korban ke tempat aman serta menyemayamkan
korban meninggal di lokasi yang terpisah dengan para siswa selamat, agar tidak
menimbulkan trauma.

5. Tim pertolongan pertama memberikan pertolongan pertama kepada korban luka serta
merujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
6. Penanganan bagi warga sekolah yang mengalami trauma/shock.
7. Penyediaan tempat evakuasi sementara yang aman (nyaman) untuk semua warga sekolah.

8. Tim logistik telah mengerjakan tempat evakuasi sementara di tempat yang aman dan
nyaman.

9. Tim logistik telah menyediakan peralatan darurat, obat-obatan, dan makanan ringan untuk
diberikan kepada para warga sekolah.
10. Koordinator pelaksana memastikan atau mendata siswa, guru, non-guru, kemudiaan setelah
dinyatakan lengkap dan korban telah dievakuasi menginstruksikan pada guru kelas untuk
melepas siswa pada orang tua.

11. Tim Posko Darurat, mendata jumlah korban dan kerusakan. Memberikan informasi tentang
kondisi sekolah serta memberikan rekomendasi pada Dinas Pendidikan terkait kebutuhan
sekolah dan kemungkinan penyelenggaraan pendidikan pada saat darurat.
SUMBER DAYA DAN KEBUTUHAN

I. Tugas Pokok dan Fungsi


a. Posko Darurat
Sektor posko darurat sekolah berfungsi melakukan koordinasi pada semua sektor-
sektor terkait penanganan tanggap darurat (emergency respons) di lingkup sekolah.
Sektor ini memiliki peran yang besar dalam melakukan kegiatan tanggap darurat secara
menyeluruh dan terpadu. Sektor posko akan melakukan koordinasi dengan pihak desa
dan kecamatan, menyiapkan data, melakukan penilaian kerusakan dan kerugian,
menerima dan menyebarkan informasi termasuk pelaporan.

Tugas dan Tanggung Jawab


1. Mengadakan koordinasi dengan semua sektor dalam tim siaga bencana di sekolah
dan elemen dalam masyarakat (lingkungan desa).
2. Terkendalinya penanganan bencana tahap emergency secara efektif di sekolah.
3. Terkoordinasinya semua kegiatan penyelamatan yang dilakukan tim siaga bencana
sekolah.

4. Terkendalinya sistem keamanan sekolah pasca bencana kebakaran

5. Terdokumentasikannya dampak-dampak bencana di sekolah (kerugian dan


kehilangan).
6. Mengendalikan arus keluar-masuknya informasi sebagai sumber informasi utama
termasuk pendataan jumlah keseluruhan warga sekolah, baik yang terselamatkan
(luka-luka maupun yang hilang).
7. Tersedianya peta daerah aman dan tanda/rambu evakuasi.

b. Peringatan Dini
Sektor Peringatan Dini memiliki tugas yang penting untuk melakukan peringatan dini
(sesaat sebelum dan ketika terjadi bencana kebakaran) dengan memberikan tanda
peringatan pada guru dan warga sekolah untuk melakukan tindakan perlindungan dan atau
penyelamatan siswa. Tim ini akan berkoordinasi dan melaporkan pada koordinator
pelaksana sebagai incident commander (kepala sekolah).
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Tersebarluaskannya tanda peringatan kepada seluruh warga sekolah sesaat sebelum dan
atau saat terjadinya kebakaran.

b. Memastikan semua komponen dalam komunitas sekolah paham tentang tanda-tanda


peringatan; perlindungan dan atau penyelamatan.
c. Pertolongan Pertama (PPGD)
Sektor Pertolongan Pertama ini bertugas untuk menangani korban yang terluka
baikluka berat maupun luka ringan, memberi pelayanan kesehatan di tempat evakuasi
(titik aman) dan menyiapkan tenda darurat. Sektor ini juga berkoordinasi dengan sektor
yang lain terutama sektor evakuasi dan penyelamatan dan melaporkan kegiatan pada
koordinator pelaksana.

Tugas dan Tanggung Jawab

a. Terlaksananya penanganan/pertolongan pertama pada korban


b. Memberi rujukan dan mengantar korban agar segera mendapat perawatan lanjutan
(Puskesmas, Rumah Sakit)
c. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi korban di sekolah
d. Tersedianya obat-obatan dan fasilitas pertolongan pada korban
e. Tersedianya tenda darurat dan kendaraan sebagai sarana transportasi untuk mengantar
korban ke Rumah Sakit atau Puskesmas

d. Evakuasi dan Penyelamatan


Sektor Evakuasi dan Penyelamatan bertugas untuk mengevakuasi (mengamankan) dan
menyelamatkan seluruh warga sekolah termasuk menyelamatkan aset-aset sekolah untuk
dibawa ke tempat yang lebih aman. Tim juga bertanggung jawab mencari dan menolong
warga sekolah yang belum berada di lokasi yang aman, serta membawa korban ke
penampungan. Tim ini berkoordinasi dengan tim pertolongan pertama dan melaporkan
kegiatan pada koordinator pelaksana.
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Terevakuasinya seluruh warga sekolah dan aset-aset sekolah ke tempat yang lebih aman
b. Terselamatkannya warga yang terjebak reruntuhan bangunan dan yang hilang
c. Terselamatkannya kelompok rentan (anak/siswa, perempuan, difabel, ibu guru
hamil/menyusui, dan guru-guru sepuh diatas 55 tahun)

d. Menyerahkan dan memastikan siswa sampai kepada keluarga atau kerabatnya secara
aman
e. Logistik
Logistik ini berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan logistik dasar saat darurat,
seperti air minum, makanan ringan dan menyiapkan lokasi aman untuk evakuasi, serta
memberikan penanganan trauma pada siswa. Tim memberikan laporan kepada
koordinator pelaksana.
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Menyediakan dan melayani pemenuhan kebutuhan dasar seperti air minum dan makanan
ringan (biskuit) dan memberikan penanganan trauma.

b. Menyediakan lokasi aman dan bilamana diperlukan mendirikan tenda darurat untuk
siswa.
f. Sosialisasi dan Sekolah Darurat
Sosialisasi dan Sekolah Darurat ini berperan dalam melaksanakan sosialisasi program
tanggap bencana kepada seluruh warga sekolah dan membangun komunikasi dan
kerjasama dengan warga masyarakat dan instansi terkait serta memberikan melakukan
penanganan trauma pada siswa dan pelayanan sekolah darurat bila diperlukan

Tugas dan Tanggung Jawab


a. Melakukan sosialisasi program tanggap bencana kepada seluruh warga sekolah
b. Membangun komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait
c. Mengelola titik kumpul
d. Memberikan penanganan trauma pada siswa
e. Memberikan layanan sekolah darurat bilamana diperlukan
M
II. Kebutuhan-kebutuhan
Sebagai prasyarat untuk dilakukannya simulasi penanganan kondisi Darurat bencana di
sekolah adalah pemenuhan kebutuhan yang tersusun dalam dokumen kedaruratan sekolah.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas warga
sekolah dalam hal Kesiap-siagaan menghadapi ancaman/bencana (Tanggap-Darurat), seperti
pelatihan pengetahuan dan keterampilan dalam tindakan perlindungan dan penyelamatan,
komunikasi, sistem peringatan dini, manajemen posko, penilaian cepat tentang kerusakan dan
kehilangan dll.
Proyeksi kebutuhan sekolah berdasarkan kejadian
kebakaran

No Jenis Jumlah Persediaa Kekuran Kesangg Fungsi


Kebutuhan yang n gan upan
dibutuhka (dimiliki)
n

1 2 3 4 5 6 7
Posko
1 Ruang Posko 1 ruang Ruang - - Ruang koordinasi
kelas TK penanganan
darurat bencana
2 Meja kursi 1 Diset dari - - Tempat
perangkat meja kursi pengerjaan
TK administrasi
3 Perangkat 1 Laptop dan - - menyiapkan
computer dan perangkat printer
printer sekolah data, melakukan
penilaian
kerusakan dan
kerugian,
menerima dan
menyebarkan
informasi dan
pelaporan.
4 Loud Speker 1 buah - 1 buah 1 buah Memberikan
portabel informasi kepada
warga sekolah
5 ATK 1 set - 1 set 1 set Keperluan
administrasi
kebencanaan

Peringatan Dini
6 Lampu sirine 1 set - 1 set 1 set Pemberian sinyal
terjadi bencana
7 Loud speaker 1 set - 1 set 1 set Pemberitahuan
portabel kondisi bencana
Evakuasi dan Penyelamatan
8 APAR 4 set 1set 3 buah 3 buah Untuk
memadamkan
kebakaran
9 Titik Kumpul 3 buah - 3 buah 3 buah Mengevakuasi
warga sekolah
10 Jalur Evakuasi 20 buah - 20 buah 20 buah Jalaur evakuasi
yang harus
diikuti warga
sekolah
11 Senter/Lampu 4 buah - 4 buah 4 buah Untuk
sorot/Lampu melihat/mengece
darurat k warga sekolah
yang belum
terevakuasi
12 Genset 1 buah - 1 buah 1 buah Untuk
penerangan
darurat bila
listrik mati
13 Tenda (bila 4 set Tenda - - Mengevakuasi
diperlukan) sekolah korban

14 Tabung Oksigen 1 - 1 1 Pernafasan


perangkat bantuan untuk
perangka perangkat warga sekolah
t yang sesak nafas
15 Hidran 1 set - 1 set 1 set Memadamkan
kebakaran
16 selang air 50 meter - 50 meter 50 meter Sarana
memadamkan
sumber api
Pertolongan Pertama
17 Obat-obatan 4 - 4 4 Pertolongan
(P3K) perangkat pertama pada
perangk perangka korban luka
at t
18 Perban, mitela, 4 - 4 4 Pertolongan
bidai perangkat perangk perangka pertama pada
at t korban luka
19 Dragbar 4 buah - 4 buah 4 buah Mengevakuasi
korban
20 Kendaraan roda 1 buah Kendaraan - - Membawa
4 sekolah korban yang
perlu dirujuk ke
rumah sakit
terdekat
Logistik
21 Tenda (bila 1 set Tenda - - Penyediaan
diperlukan) masak logistic tanggap
pramuka bencana
22 Perlengkapan 1 Perlengkap
masak perangkat an masak
sekolah
Tim Sosialisasi dan Sekolah Darurat
23 Tenda (bila 1 buah Tenda - - Menampung
diperlukan) sekolah sementara siswa
di titik kumpul
23 Alat-alat 1 Alat - - Penanganan
permainan perangkat permainan trauma siswa
sekolah

24 HT 8 set 8 set 8 set Alat Komunikasi


antar koordinator
tim bencana
Lampiran 4 Tim Siaga Bencana Sekolah
Tim Siaga Bencana SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang

Koordinator Komite Sekolah

Dra. Hendrini Astuti Sutikno


(Kepala Sekolah)

Tim Informasi dan Pendataan

Agus Sutrisno
Hendri Hadi Roykhan
Ina EF Dianita

Tim Peringatan Dini Tim Evakuasi Tim Kesehatan Tim Sekolah Darurat
Hari Sanjaya Karno Widodo Ayu Rixki Kartikasari Umi Mafrukhah
Yandes Bustomo Hari Pamungkas Ratna Ayu Mustikaningrum Miliati
Syamsul Deradjat Cahyo Wahyu Darmawan Nur Chayati Titik Sumiarti
Achamd Kusen Sutrisno Indah Qurotul Aini Masrianah
Heriyono Diah Puspaningrum
Fajar Jatmiko Hamdiyah
STRUKTUR TIM SIAGA SMP MUHAMMADIYAH 2 MALANG

KOORDINATOR
(KEPALA SEKOLAH)

Tim Posko darurat dan Sosialisasi


Tim Evakuasi
Tim Peringatan Dini P. Yoni P. Wahyu Tim Logistik
P.Yudi Tim PPGD
P. Nuruddin P. Khawari P. Edi B. Rahma
P. Fajar P. Nanda P. Mariadi B. Rini
P. Toni B. Nia
P. Januar P. Denis P. SaiP. Wahyu B. Nani
B. Risna B. Alfie B. Kiki
P. Khawari
P. Mariadi
P. Denis
B. Alfie
ful
B. Anita
Struktur Tim Penanggulangan Bencana SMP dan SMA YPTB

KOORDINATOR
MINATSIR
(KEPALA SEKOLAH)

Tim Info & Pendataan


Tri Walmiyatun
Lingga Tanisya
Gaby Rosa Ramadhani

Tim Logistik
Tim Sosialisasi dan Sekolah
Tim Peringatan DiniTim Evakuasi Tim P3K Tim Kesehatan Dyah Saraswati Esni Triaswari
Endah Pujiati Kasma Harsono Alma Dewi Kh 1.Florentina Arini Asih Suprapti Wiji Setyo L
Siki Parwati M Rizal Yahya Kristinawati 2. Aisyah Kusuma WYuliati Jazuni Sri Sulistyowati
Aidhon Zunaedi Nur Kholifah Eka Marianasari3. Amalia Widya S
Misto

Lampiran 5
Protap Tanggap Darurat Bencana SMA Muhammadiyah 2 Kota Malang
ALUR PENANGANAN KEBAKARAN
Alur yang dilakukan adalah:
1. Informasi kebakaran berupa asap atau teriakan kebakaran
2. Guru berusaha memadamkan api
3. Guru menyampaikan ke Tim Siaga
4. Koordinator menugaskan tim Peringatan Dini membunyikan alarm kebakaran
5. Koordinator mengomando tim siaga bencana aktif bekerja
6. Tim Peringatan Dini menghubungi dan menginformasikan bencana kebakaran kepada PMK.
Polisi, dan Rumah Sakit
7. Tim Posko darurat bencana memadamkan api bersama PMK dan warga sekitar
8. Bila api berhasil dipadamkan coordinator menyatakan pemadaman selesai
9. PMK mengeluarkan pernyatan AMAN
10. Tim Evakuasi mendata kerugian dan menyediakan semua informasi tentang kebakaran yang
diminta oleh coordinator untuk keperluan memberikan informasi kepada pihak luar (wartawan).
Pemberian informasi kepada pihak luar diberikan oleh koordinator
11. Tim Posko darurat menjaga asset sekolah bersama kepolisian pasca kebakaran

DISAAT YANG BERSAMAAN setelah coordinator menyatakan Tim Siaga Bencana Aktif,
maka :
1. Tim evakuasi mengevakuasi guru dan siswa ke titik kumpul sementara
2. Koordinator menyatakan titik kumpul selanjutnyadi Balai RT
3. Tim Logistik menghubungi dan mempersiapkan Balai RT
4. Tim Evakuasi memimpin evakuasi warga sekolah ke Balai RT
.
AKTIFITAS DI TITIK KUMPUL SEMENTARA
1. Tim evakuasi menentukan pemisahan penempatan korban yang luka-luka dan selamat
2. Untuk korban yang luka ringan, tim PPPGD memberikan pertolongan pertama
3. Tim PPGD merujuk korban luka berat yang perlu pertolongan lebih lanjut ke Rumah sakit,
korban yang dirujuk ke Rumah sakit ditemani salah satu anggota tim PPGD
4. Tim logistic memberikan makanan dan minuman kepada warga sekolah
5. Tim Logistik mengondisikan agar warga sekolah dalam suasana tenang
6. Tim Koordinator berkoordinasi dengan guru kelas menghubungi orang tua siswa

Setelah coordinator menyatakan bencana berhasil diatasi, Koordinator mnyerahkan siswa ke orang
tua / wali muridnya..
Tim Evakuasi kembali ke sekolah melakukan pendataan kerugian dan membersihkan akibat
bencana bersama warga sekitar.

Protap Penanngulangan Bencana SLB YPTB


A. KEBAKARAN KECIL
Kriteria : kebakaran pada 1 alat kecil dan kurang dari 3 menit
Alur yang dilakukan adalah:
1. Informasi kebakaran berupa teriakan atau asap
2. Guru kelas menghubungi salah satu tim siaga
3. Tim siaga memadamkan api
4. Api padam
5. Kebakaran dinyatakan selesai

B. KEBAKARAN BESAR
Kriteria :
1. kebakaran pada lebih dari satu alat .
2. lebih dari 3 menit belum berhasil dipadamkan.
3. kebakaran berpotensi meluas
Alur yang dilakukan adalah:
1. Informasi kebakaran berupa asap atau teriakan kebakaran
2. Guru berusaha memadamkan api
3. Guru menyampaikan ke Tim Siaga
4. Koordinator menugaskan tim PIDI membunyikan alarm kebakaran
5. Koordinator menentukan posko darurat dan mengomando tim siaga bencana aktif bekerja
6. Tim informasi menghubungi dan menginformasikan bencana kebakaran kepada PMK. Polisi,
warga sekitar dan PLN
7. Tim darurat bencana memadamkan api bersama PMK dan warga sekitar
8. Bila api berhasil dipadamkan coordinator menyatakan pemadaman selesai
7. PMK mengeluarkan pernyatan AMAN
8. Tim informasi mendata kerugian dan menyediakan semua informasi tentang kebakaran yang
diminta oleh coordinator untuk keperluan memberikan informasi kepada pihak luar (wartawan).
Pemberian informasi kepada pihak luar diberikan oleh koordinator
9. Tim PIDI mendata asset sekolah
10. Tim keamanan menjaga asset sekolah pasca kebakaran

DISAAT YANG BERSAMAAN setelah coordinator menyatakan Tim Siaga Bencana Aktif,
maka :
1. Tim evakuasi mengevakuasi guru dan siswa ke titik kumpul
2. Koordinator menyatakan titik kumpul evakuasi warga sekolah di Sister School
3. Tim informasi menghubungi Sister School
5. Koordinator menunjuk salah satu kepala sekolah untuk memimpin evakuasi warga sekolah ke
Sister School
7. Evakuasi warga sekolah dilakukan oleh tim evakuasi, tim P3K, tim kesehatan, tim logistic, tim
sosialisas.
AKTIFITAS DI TITIK KUMPUL
1. Tim evakuasi menentukan pemisahan penempatan korban selamat dan meninggal
2. Untuk korban yang selamat, pada titik kumpul di sister school, tim P3K memberikan
pertolongan pertama pada warga sekolah yang terluka
3. Tim P3K merujuk korban yang perlu pertolongan lebih lanjut ke Puskesmas atau Rumah sakit,
korban yang dirujuk ke puskesmas/ Rumah sakit ditemani salah satu anggota tim P3K/tim
evakuasi/tim kesehatan
4. Tim logistic memberikan makanan dan minuman kepada warga sekolah
5. Tim sosialisasi mengondisikan agar warga sekolah dalam suasana tenang
6. Tim kesehatan memantau kondisi kesehatan seluruh warga sekolah
7. Tim sosialisasi mendata kondisi seluruh warga sekolah, yang selamat, menjadi korban, yang
dirujuk
8. Tim sosialisasi berkoordinasi dengan guru kelas menghubungi orang tua siswa
9. Tim sosialisasi menyerahkan siswa kepada orang tua masing-masing baik korban selamat
maupun korban meninggal dunia.
10. Setelah coordinator menyatakan bencana berhasil diatasi, pimpinan evakuasi berpamitan
kepada pimpinan Sister School.
11. Tim siaga kembali ke sekolah dan membersihkan akibat bencana bersama warga sekitar.

BILA DIPERLUKAN SEKOLAH DARURAT


1. Tim Sosialisasi melakukan Trauma healling
2. Koordinator menentukan dibentuk sekolah darurat
3. Tim sosialisasi berkoordinasi dengan tim lain yang tidak bertugas (tim evakuasi, tim P3K)
menyelenggarakan sekolah darurat
4. Tim logistic menyediakan keperluan sekolah darurat
5. Tim kesehatan memantau kesehatan warga sekola selama sekolah darurat
Lampiran 6 Peta Jalur Evakuasi
Jalur Evakuasi SMA Muhammadiyah 1 Malang
Toi let

Ruang Kantor / TU

Halaman Sekolah
Jalur Evakuasi SMP Muhammadiyah 2
Titik Kumpul Sementara
Ruang Inklusi
Toi let

Koperasi
7A 7B Kantin
= Jalur Evakuasi

7C 8A 8B

Jalur Evakuasi Lantai 2

Musholla
Lab IPA 9A 9B
=Jalur Evakuasi

Peta Jalur Evakuasi SMP dan SMA


Peta Jalur Evakuasi SLB YPTB Lantai 2

Anda mungkin juga menyukai