CENTER)
YOGYAKARTA
TAHUN 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Malang merupakan salah satu daerah rawan bencana di Indonesia. Data dari
Badan penanggulangan Bencana di Kota Malang tahun 2015 menunjukkan terdapat 41 kali
bencana yang didominasi oleh bencana tanah longsor, puting beliung dan kebakaran. Data
dari bulan Januari sampai Juni tahun 2016 menunjukkan terdapat 40 kejadian bencana yang
didominasi oleh bencana tanah longsor, angin puting beliung, dan bencana kebakaran. Hasil
pemetaan rawan bencana oleh BPBD Kota Malang , ada 4 Kecamatan di Kota Malang rawan
tanah longsor yaitu Polehan, Madyopuro, Bareng, dan Kasin. Sementara daerah rawan puting
beliung adalah di wilayah kecamatan Kedungkandan.
Bencana tidak hanya menyebabkan korban jiwa, kerusakan dan kerugian saja, akan
tetapi juga mengakibatkan terganggunya layanan pendidikan. Banyak bangunan sekolah
yang berada pada kawasan rawan bencana tidak dapat digunakan lagi dan warga sekolah
terpaksa harus melaksanakan proses belajar mengajar di tenda-tenda atau menggunakan
gedung sekolah lain. Tidak sedikit juga sekolah yang tidak dapat melaksanakan kegiatan
belajar mengajar karena belum memiliki standar operasional prosedur sekolah darurat.
Terkait dengan pendidikan dan penyadaran publik mengenai pengurangan risiko
bencana, selama beberapa tahun ini, beberapa institusi dan organisasi seperti lembaga
Pemerintah, LSM, dan institusi pendidikan di tingkat nasional maupun daerah telah
melakukan berbagai upaya dalam pendidikan kebencanaan termasuk memasukkan materi
kebencanaan ke dalam muatan lokal, pelatihan untuk guru, kampanye dan advokasi. Namun
demikian kegiatan-kegiatan tersebut belum terkoordinasi dengan baik dan belum
terintegrasi dalam satu kerangka yang dapat disepakati bersama.
Pemetaan aktivitas pendidikan di berbagai wilayah rawan bencana di Indonesia dan
dukungan peningkatan kapasitas untuk pendidikan masih sangat minim dan terpusat di
wilayah Jawa dan Sumatera. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat yang telah dilakukan di
berbagai wilayah menunjukkan rendahnya tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah
dibanding masyarakat serta aparat (LIPI, 2007). Hal ini sangat ironis karena sekolah adalah
basis dari komunitas anak-anak yang merupakan kelompok rentan yang perlu dilindungi
dan secara bersamaan perlu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
Menyadari adanya risiko bencana, penting ditumbuhkan kesadaran dan pembudayaan
pengurangan risiko bencana (PRB). Pembentukan Sekolah/Madrasah Aman Bencana (SAB)
merupakan salah satu upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam sekolah. Ada tiga
pilar utama dalam menciptakan sekolah/madrasah aman bencana yaitu: fasilitas belajar aman,
manajemen bencana sekolah, dan pendidikan pengurangan risiko bencana. (UNISDR, 2014).
Pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus telah diamanatkan oleh Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan khusus
merupakan pendidikan bagi perserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa, sedangkan pendidikan layanan khusus adalah
pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil, masyarakat adat terpencil, dan atau
mengalami bencana alam.
Tingginya risiko bencana yang ada di Kota Malang, maka mutlak diperlukan suatu
upaya pengurangan risiko bencana, terutama di sekolah yang merupakan komunitas anak-
anak sebagai kelompok rentan. Sekolah luar biasa tentu harus mendapatkan perhatian yang
lebih dikarenakan anak-anak SLB memiliki kerentanan yang lebih tinggi. Upaya
pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan memulai membentuk dan
megembangkan sekolah madrasah aman bencana. Belum banyak sekolah memiliki
pengetahuan dan pengalaman dalam membentuk sekolah aman sehingga dibutuhkan
pendampingan oleh lembaga yang sudah memiliki pengalaman dalam mengembangkan
sekolah madrasah aman bencana. Lembaga Penanggulangan bencana Pimpinan Pusat
Muhammadiyah (MDMC) telah memiliki pengalaman dalam mengembangkan sekolah aman
bencana. Oleh karena itu, lembaga penanggulangan bencana muhammadiyah (MDMC) turut
serta dalam mendampingi implementasi sekolah madrasah aman bencana di SLB di Kota
Malang.
a. Kondisi Ancaman Sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang
Ancaman dapat dipahami sebagai sebuah peristiwa/fenomena baik karena gejala-gejala alam
maupun non-alam yang berpotensi menyerang dan mengakibatkan kerusakan, kehilangan
serta kerugian bagi masyarakat.
Berikut adalah hasil diskusi warga sekolah dan masyarakat sekitar terkait peristiwa yang
pernah terjadi dan berpeluang terjadi, yang kemudian masyarakat menyepakatinya sebagai
ancaman bagi Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Malang, yaitu;
1) Banjir
2) Kebakaran
SLB YPTB
Berikut adalah hasil diskusi yang difasilitasi MDMC terkaitperistiwa yang pernah
terjadi dan berpeluang terjadi, yang kemudian Tim Penanggulangan Bencana Sekolah
menyepakatinya sebagai anancaman bagi komunitas SLB-B YPTB , yaitu;
1) Terpeleset
2) Kebakaran
3) Longsor
b. Kondisi Sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang
SMA Muhammadiyah 1 Malang secara administratif berada dalam wilayah Kelurahan Oro
oro Dowo Kecamatan Klojen Kota Malang Provinsi Jawa Timur Wilayah yang disekitarnya
terdapat sungai lebar berarus kencang dan pohon pohon tinggi yang sewaktu waktu bisa
roboh dikala angin kencang maupun disertai hujan deras.
SMA Muhammadiyah 1 Malang memiliki 3 lantai bangunan sekolah dengan luas 1204 m2
yang menempati lahan seluas 2535 m2 tersebut menampung 197 orang, yang terdiri dari:
Guru (pendidik) : 25 orang
Non pendidik : 9 orang
Siswa/murid : 163 orang
Ditambah konstruksi bangunan yang secara pengetahuan belum memenuhi standar kelayakan
bangunan aman, menjadikan sebuah kondisi yang mampu sebagai faktor pendorong
kerentanan yang cukup dinamis untuk memicu terjadinya suatu bencana. (dimana bencana
dapat terjadi ketika ada potensi ancaman yang bertemu dengan kondisi suatu masyarakat
yang rentan/sangat rentan ditambah rendahnya kapasitas dan pemahaman tentang
penanggulangan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut).
Berkaitan dengan kejadian tersebut maka sudah menjadi kebutuhan yang mendesak bagi
komunitas sekolah untuk meningkatkan kapasitas guna meredam dampak-dampak yang
ditimbulkan akibat suatu bencana tertentu atau biasa disebut dengan risiko (terutama pada
saat jam-jam pelajaran). Peningkatan kapasitas sangat penting dilakukan secara terpadu dan
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masing-masing komunitas. Termasuk juga bagaimana
komunitas sekolah mampu berkomunikasi dengan aparatur terkait (melalui pemerintahan
kota) mempunyai program pembangunan yang mendukung pada keamanan-kenyamanan-
ketertiban proses belajar mengajar melalui pengalokasian dana-dana APBD.
SMP Muhammadiyah 2 Malang merupakan salah satu sekolah yang berpotensi mengalami
bencana. Bangunan sekolah seluas 748 m2 terletak di jalur arteri Malang Surabaya, tepatnya
di Jalan Letjen Sutoyo 68 Malang.
Berkaitan dengan kondisi tersebut maka sudah menjadi kebutuhan yang mendesak
bagi komunitas sekolah untuk meningkatkan kapasitas guna meredam dampak-dampak yang
ditimbulkan akibat suatu bencana tertentu atau biasa disebut dengan Resiko (terutama pada
saat jam-jam pelajaran). Peningkatan kapasitas sangat penting dilakukan secara terpadu dan
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masing-masing komunitas. Termasuk juga bagaimana
komunitas sekolah mampu berkomunikasi dengan komunitas masyarakat sekitar sekolah
(melalui ketua RT/RW setempat) mempunyai program yang mendukung pada keamanan-
kenyamanan-ketertiban proses belajar mengajar melalui pengalokasian danayang
dimiliki/diterima sekolah.
SLB YPTB
SLB B YPTB secara administratif berada dalam wilayah Kelurahan Oro-Oro Dowo,
Kecamatan Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berdampingan dengan
Sungai Brantas
SLB B YPTB merupakan salah satu sekolah yang berpotensi mengalami bencana.
Bangunan sekolah dengan luas673 m2 yang menempati lahan seluas 750 m2 tersebut
menampung 117 orang, yang terdiri dari:
Berkaitan dengan kondisi tersebut maka sudah menjadi kebutuhan yang mendesak
bagi komunitas sekolah untuk meningkatkan kapasitas guna meredam dampak-dampak yang
ditimbulkan akibat suatu bencana tertentu atau biasa disebut dengan Resiko (terutama pada
saat jam-jam pelajaran). Peningkatan kapasitas sangat penting dilakukan secara terpadu dan
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masing-masing komunitas. Termasuk juga bagaimana
komunitas sekolah mampu berkomunikasi dengan komunitas masyarakat sekitar sekolah
(melalui ketua RT/RW setempat) mempunyai program yang mendukung pada keamanan-
kenyamanan-ketertiban proses belajar mengajar melalui pengalokasian danayang
dimiliki/diterima sekolah.
c. Denah Sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang
Denah lantai 1
Denah Lantai 2
Denah Lantai 1 SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang
Toi let
Ruang Kantor / TU
Halaman Sekolah
Koperasi
7A 7B Kantin
Denah Lantai 2 SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang
7C 8A 8B
Musholla
Lab IPA 9A 9B
Denah SLB YPTB Lantai 1
Pelatihan pendampingan Implementasi Sekolah Aman bencana di SLB dan Inklusi di Kota
Malang ini memiliki tujuan antara lain:
1. Mempelopori terbentuknya sekolah aman bagi warga sekolah dari ancaman dan
dampak bencana.
2. Menumbuhkan budaya pengurangan risiko bencana di sekolah
3. Melindungi warga sekolah dari ancaman dan dampak bencana melalui manajemen
bencana yang terencana, terkoordinasi dan terpadu
4. Meningkatkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam pengurangan risiko
bencana : pemerintah, sekolah, keluarga dan masyarakat
5. Mengembangkan dan menyebarluaskan pendidikan kebencanaan kepada masyarakat
luas.
1.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Daftar Peserta
Jumlah Asal Lembaga/Organisasi Keterangan
(Nama Lembaga)
Pria Wanit Total
a
7 3 10 SMP MUHAMMADIYAH 2
Malang
Agenda
Pada kegiatan memiliki dua agenda, yaitu (1) Menyusun rencana aksi berdasarkan hasil
kajian risiko bencana yang sebelumnya telah dilakukan dan disepakati prioritasnya; (2)
Membentuk Tim Siaga Bencana Sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, dan pegawai sekolah lain (satpam/pengelola kantin
sekolah).
Tersusunnya rencana aksi berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang sebelumnya telah
dilakukan dan disepakati prioritasnya;
Terbentuknya Tim Siaga Bencana Sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, pegawai sekolah (satpam/pengelola kantin sekolah).
4. Workshop Pembuatan Prosedur Tetap Tanggap Darurat Bencana Sekolah, Peta Jalur
Evakuasi, Rambu Evakuasi, Titik Kumpul Dan Pembuatan Media Publikasi Sekolah
Tempat dan Waktu
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2016 di ruang Koperasi SMP
Muhammadiyah 2 Malang. Acara dimulai pada pukul 09.00 16.00 WIB.
Daftar Peserta
Jumlah Asal Lembaga/Organisasi Keterangan
(Nama Lembaga)
Pria Wanit Total
a
7 3 10 SMP MUHAMMADIYAH 2
Malang
Agenda
Pada kegiatan ini, peserta menyusun prosedur tetap (proptap) kedaruratan bencana
sekolah, yaitu kebakaran, berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang sebelumnya telah
dilakukan dan disepakati. Protap ini dilengkapi Peta Jalur Evakuasi, Rambu Evakuasi,
Titik Kumpul.
Selain itu, peserta membuat dan memasang Peta Jalur Evakuasi, Rambu Evakuasi, dan
Titik Kumpul
Peta Jalur Evakuasi dikonfirmasi dan diputuskan peletakan rambu evakuasi, titik kumpul,
dan jenis sistem peringatan dini berupa lampu dan tanda dari guru dan tim siaga bencana.
5. Pelatihan Siswa
Daftar Peserta
Jumlah Asal Lembaga/Organisasi Keterangan
(Nama Lembaga)
Pria Wanit Total
a
Agenda
Tanggal 13 Desember 2016 : Gladi posko
Menguji Protap yang telah disusun dan disepakati dan penandatangan surat kerja sama
sister school antara SMA Muhammadiyah 1 Malang, SLB YPTB Malang dan SMP 2
Muhammadiyah Malang.
Tanggal 14 Desember 2016 : Gladi lapang
Hasil yang dicapai
Tanggal 13 desember 2016
d. BPBD kota malang, PMK dan Kepolisian memiliki alur komunikasi efektif dalam
penanggulangan bencana di SLB YPTB, SMA 1 Muhammadiyah dan SMP 2
Muhammadiyah.
BAB III REKOMENDASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
3.1 Rekomendasi
a) Penguatan jejaring antara sekolah dengan stakeholder terkait penanggulangan bencana,
seperti dinas pendidikan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Kota Malang).
b) Perlu diperbanyak frekuensi pelatihan penanggulangan bencana di sekolah untuk
memperkuat kapasitas sekolah.
c) Perlu dilaksanakan training for trainer dengan harapan 4 sekolah yang telah dilatih dapat
ikut terlibat
d) Penerapan sekolah madrasah aman bencana untuk dapat dilaksanakan di sekolah lain di
Kota Malang yang dipelopori oleh BPBD Kota Malang dan Dinas Pendidikan Kota
Malang
3.2 Rencana Tindak Lanjut
a) SLB YPTB, SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang, dan SMP Muhammadiyah 2 Kota
Malang akan melakukan kegiatan PRB di sekolah bermitra dengan para pihak (BPBD,
MDMC, Fakultas Psikologi UMM) dan Dinas Pendidikan Kota Malang.
Dan para Pihak tersebut bersepakat dan membantu perencanaan yang telah dibuat sekolah
b) MOU persaudaraan sekolah antara SLB YPTB dan Sekolah Muhammadiyah (SMA 1
Muhammadiyah dan SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang)
c) RS FK UMM dan RS Aisyiyah Malang siap melatih tim siaga bencana SLB YPTB Kota
Malang, SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang, dan SMP Muhammadiyah 2 Kota
Malang.
BAB IV PENUTUP
Kela
s
Bes
ar Pengetahuan untuk Tinggi
meredam risiko-risiko
akibat serangan
ancaman/bencana
dari Dinas
komponen
Penyediaan obat-
obatan/tas siaga di
ruang UKS
Membangun kemitraan
dengan dinas
Kesehatan/Puskesmas
dan Menyusui
Kerugian Korban
Bencana 1 1
3 2 1 3 3 2
Bencana 2 1 3 1 1 2 8
Prioritas Risiko bagi SMA Muhammadiyah 1 Malang adalah ancaman Bencana Tanah
Longsor dan pohon tumbang berdasarkan Kriteria penilaian:
2 = kecil/mudah/sempit/jarang (Dusun-Desa)
3 = sedang (Kecamatan)
4 = besar/sulit/luas/parah/sering (Kabupaten)
*Melatih
siswa
mengikuti
komando
evakuasi
Penyediaan
obat-obatan
dan fasilitas
tanggap
bencana
Memperluas
kemitraan
dengan
Puskesmas
1 = kecil/mudah/sempit/jarang sekali
2 = kecil/mudah/sempit/jarang
3 = sedang
4 = besar/sulit/luas/parah/sering
5 = besar sekali/sangat luas/sering sekali/sangat sulit/parah sekali
*Melatih
siswa
mengikuti
komando
evakuasi
Penyediaan
obat-obatan
dan fasilitas
tanggap
bencana
Memperluas
kemitraan
dengan
Puskesmas
2 = kecil/mudah/sempit/jarang (Dusun-Desa)
3 = sedang (Kecamatan)
4 = besar/sulit/luas/parah/sering (Kabupaten)
5 = besar sekali/sangat luas/sering sekali/sangat sulit/parah sekali
(Provinsi/Nasional)
Lampiran 3 Rencana Aksi
Guru mengarahkan para siswa untuk keluar dari kelas menuju titik kumpul
2. Guru Kelas melakukan pendataan jumlah siswa dan melaporkannya kepada koordinator
pelaksana.
3. Tim evakuasi melakukan evakuasi warga sekolah ke tempat yang lebih aman.
4. Tim evakuasi mengatur jalannya evakuasi para korban yang masih terjebak dengan
menyiapkan alat seadanya sebagai tandu untuk membawa korban ke tempat aman
(evakuasi) serta menyemayamkan 2 korban meninggal di lokasi yang terpisah dengan para
siswa selamat, agar tidak menimbulkan trauma.
5. Tim pertolongan pertama memberikan pertolongan pertama kepada korban luka-luka (5
siswa luka berat dan 2 guru luka berat, dan 3 siswa luka ringan), serta merujuk ke
puskesmas atau rumah sakit terdekat.
6. Penanganan bagi warga sekolah yang mengalami trauma/shock.
7. Penyediaan tempat evakuasi sementara yang aman (nyaman) untuk semua warga sekolah.
8. Tim logistik telah mengerjakan tempat evakuasi sementara di tempat yang aman dan
nyaman.
9. Tim logistik telah menyediakan peralatan darurat, obat-obatan, dan makanan ringan untuk
diberikan kepada para warga sekolah.
10. Koordinator pelaksana memastikan atau mendata siswa, guru, non-guru, kemudiaan
setelah dinyatakan lengkap dan korban telah dievakuasi menginstruksikan pada guru kelas
untuk melepas siswa pada orang tua.
11. Tim Posko Darurat, mendata jumlah korban dan kerusakan. Memberikan informasi
tentang kondisi sekolah serta memberikan rekomendasi pada Dinas Pendidikan terkait
kebutuhan sekolah dan kemungkinan penyelenggaraan pendidikan pada saat darurat.
1. Mengadakan koordinasi dengan semua sektor dalam tim siaga bencana di sekolah
dan elemen dalam masyarakat (lingkungan desa).
2. Terkendalinya penanganan bencana tahap emergency secara efektif di sekolah.
3. Terkoordinasinya semua kegiatan penyelamatan yang dilakukan tim siaga bencana
sekolah.
b. Peringatan Dini
Sektor Peringatan Dini memiliki tugas yang penting untuk melakukan peringatan dini
(sesaat sebelum-ketika terjadi bencana.............) dengan memberikan tanda peringatan
pada guru dan warga sekolah untuk melakukan tindakan perlindungan dan atau
penyelamatan siswa. Tim ini akan berkoordinasi dan melaporkan pada koordinator
pelaksana sebagai incident commander (kepala sekolah).
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Tersebarluaskannya tanda peringatan kepada seluruh warga sekolah sesaat sebelum
dan atau saat terjadinya getaran/guncangan akibat gempa bumi.
d. Menyerahkan dan memastikan siswa sampai kepada keluarga atau kerabatnya secara
aman
e. Logistik
Logistik ini berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan logistik dasar saat darurat,
seperti air minum, makanan ringan dan menyiapkan lokasi aman untuk evakuasi, serta
memberikan penanganan trauma pada siswa. Tim memberikan laporan kepada
koordinator pelaksana.
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Menyediakan dan melayani pemenuhan kebutuhan dasar seperti air minum dan
makanan ringan (biskuit) dan memberikan penanganan trauma.
II. Kebutuhan-kebutuhan
Sebagai prasyarat untuk dilakukannya simulasi penanganan kondisi Darurat bencana di
sekolah adalah pemenuhan kebutuhan yang tersusun dalam dokumen kedaruratan sekolah.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas
warga sekolah dalam hal Kesiap-siagaan menghadapi ancaman/bencana (Tanggap-Darurat),
seperti pelatihan pengetahuan dan keterampilan dalam tindakan perlindungan dan
penyelamatan, komunikasi, sistem peringatan dini, manajemen posko, penilaian cepat
tentang kerusakan dan kehilangan dll.
Proyeksi kebutuhan sekolah berdasarkan kejadian tanah longsor
1 2 3 4 5 6 7
Posko
Peralatan dapur
2 umum 1 0 Penting
Peringatan Dini
3 Lonceng 1 1
Logistik
Pertolongan Pertama
5 Tandu 2 0
P3K Penting
6
8 mobil 1 1
2. Guru Kelas melakukan pendataan jumlah siswa dan melaporkannya kepada koordinator
pelaksana.
3. Tim evakuasi melakukan evakuasi warga sekolah ke tempat yang lebih aman/Titik
Kumpul Sementara
4. Tim evakuasi mengatur jalannya evakuasi para korban yang masih terjebak dengan
menyiapkan tandu/dragbar untuk membawa korban ke tempat aman di lokasi yang
terpisah dengan para siswa selamat, agar tidak menimbulkan trauma.
5. Tim pertolongan pertama memberikan pertolongan pertama kepada korban luka serta
merujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
6. Penanganan bagi warga sekolah yang mengalami trauma/shock.
7. Penyediaan tempat evakuasi yang lebih aman dan nyaman oleh Tim Logistik (Balai RT)
untuk semua warga sekolah.
8. Tim logistik telah menyediakan peralatan darurat, obat-obatan, dan makanan ringan untuk
diberikan kepada para warga sekolah.
9. Koordinator pelaksana memastikan atau mendata siswa, guru, non-guru, kemudiaan
setelah dinyatakan lengkap dan korban telah dievakuasi menginstruksikan pada guru kelas
untuk melepas siswa pada orang tua.
10. Tim Evakuasi mendata jumlah korban dan kerusakan. Memberikan informasi tentang
kondisi sekolah serta memberikan rekomendasi pada Majelis Dikdasmen PDM Kota
Malang terkait kebutuhan sekolah dan kemungkinan penyelenggaraan pendidikan pada
saat darurat.
Sektor posko darurat sekolah berfungsi melakukan koordinasi pada semua sektor-
sektor terkait penanganan tanggap darurat (emergency respons) di lingkup sekolah.
Sektor ini memiliki peran yang besar dalam melakukan kegiatan tanggap darurat secara
menyeluruh dan terpadu. Sektor posko akan melakukan koordinasi dengan pihak desa
dan kecamatan, menyiapkan data, melakukan penilaian kerusakan dan kerugian,
menerima dan menyebarkan informasi termasuk pelaporan.
Tugas dan Tanggung Jawab
1. Mengadakan koordinasi dengan semua sektor
dalam tim siaga bencana di sekolah dan
elemen dalam masyarakat (lingkungan desa).
2. Terkendalinya penanganan bencana tahap
emergency secara efektif di sekolah.
3. Terkoordinasinya semua kegiatan penyelamatan
yang dilakukan tim siaga bencana sekolah.
5. Terdokumentasikannya dampak-dampak
bencana di sekolah (kerugian dan kehilangan).
6. Mengendalikan arus keluar-masuknya informasi
sebagai sumber informasi utama termasuk
pendataan jumlah keseluruhan warga sekolah,
baik yang terselamatkan (luka-luka maupun
yang hilang).
7. Tersedianya peta daerah aman dan tanda/rambu
evakuasi.
b. Peringatan Dini
SektorPeringatan Dini memiliki tugas yang penting untuk melakukan peringatan dini
(sesaat sebelum dan ketika terjadi bencana kebakaran) dengan memberikan tanda
peringatan pada guru dan warga sekolah untuk melakukan tindakan perlindungan dan
atau penyelamatan siswa. Tim ini akan berkoordinasi dan melaporkan pada koordinator
pelaksana sebagai incident commander (kepala sekolah).
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Tersebarluaskannya tanda peringatan kepada seluruh
warga sekolah sesaat sebelum dan atau saat terjadinya
kebakaran.
g. Logistik
Logistik ini berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan logistik dasar saatdarurat,
seperti air minum, makanan ringan dan menyiapkan lokasi aman untuk evakuasi, serta
memberikan penanganan trauma pada siswa. Tim memberikan laporan kepada
koordinator pelaksana.
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Menyediakan dan melayani pemenuhan kebutuhan dasar seperti air minum dan
makanan ringan (biskuit) dan memberikan penanganan trauma.
II. Kebutuhan-kebutuhan
Sebagai prasyarat untuk dilakukannya simulasi penanganan kondisi Darurat bencana di
sekolah adalah pemenuhan kebutuhan yang tersusun dalam dokumen kedaruratan sekolah.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas
warga sekolah dalam hal Kesiap-siagaan menghadapi ancaman/bencana (Tanggap-Darurat),
seperti pelatihan pengetahuan dan keterampilan dalam tindakan perlindungan dan
penyelamatan, komunikasi, sistem peringatan dini, manajemen posko, penilaian cepat tentang
kerusakan dan kehilangan dll.
1 2 3 4 5 6 7
4. Tim evakuasi mengatur jalannya evakuasi para korban yang masih terjebak dengan
menyiapkan tandu/dragbar untuk membawa korban ke tempat aman serta menyemayamkan
korban meninggal di lokasi yang terpisah dengan para siswa selamat, agar tidak
menimbulkan trauma.
5. Tim pertolongan pertama memberikan pertolongan pertama kepada korban luka serta
merujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
6. Penanganan bagi warga sekolah yang mengalami trauma/shock.
7. Penyediaan tempat evakuasi sementara yang aman (nyaman) untuk semua warga sekolah.
8. Tim logistik telah mengerjakan tempat evakuasi sementara di tempat yang aman dan
nyaman.
9. Tim logistik telah menyediakan peralatan darurat, obat-obatan, dan makanan ringan untuk
diberikan kepada para warga sekolah.
10. Koordinator pelaksana memastikan atau mendata siswa, guru, non-guru, kemudiaan setelah
dinyatakan lengkap dan korban telah dievakuasi menginstruksikan pada guru kelas untuk
melepas siswa pada orang tua.
11. Tim Posko Darurat, mendata jumlah korban dan kerusakan. Memberikan informasi tentang
kondisi sekolah serta memberikan rekomendasi pada Dinas Pendidikan terkait kebutuhan
sekolah dan kemungkinan penyelenggaraan pendidikan pada saat darurat.
SUMBER DAYA DAN KEBUTUHAN
b. Peringatan Dini
Sektor Peringatan Dini memiliki tugas yang penting untuk melakukan peringatan dini
(sesaat sebelum dan ketika terjadi bencana kebakaran) dengan memberikan tanda
peringatan pada guru dan warga sekolah untuk melakukan tindakan perlindungan dan atau
penyelamatan siswa. Tim ini akan berkoordinasi dan melaporkan pada koordinator
pelaksana sebagai incident commander (kepala sekolah).
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Tersebarluaskannya tanda peringatan kepada seluruh warga sekolah sesaat sebelum dan
atau saat terjadinya kebakaran.
d. Menyerahkan dan memastikan siswa sampai kepada keluarga atau kerabatnya secara
aman
e. Logistik
Logistik ini berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan logistik dasar saat darurat,
seperti air minum, makanan ringan dan menyiapkan lokasi aman untuk evakuasi, serta
memberikan penanganan trauma pada siswa. Tim memberikan laporan kepada
koordinator pelaksana.
Tugas dan Tanggung Jawab
a. Menyediakan dan melayani pemenuhan kebutuhan dasar seperti air minum dan makanan
ringan (biskuit) dan memberikan penanganan trauma.
b. Menyediakan lokasi aman dan bilamana diperlukan mendirikan tenda darurat untuk
siswa.
f. Sosialisasi dan Sekolah Darurat
Sosialisasi dan Sekolah Darurat ini berperan dalam melaksanakan sosialisasi program
tanggap bencana kepada seluruh warga sekolah dan membangun komunikasi dan
kerjasama dengan warga masyarakat dan instansi terkait serta memberikan melakukan
penanganan trauma pada siswa dan pelayanan sekolah darurat bila diperlukan
1 2 3 4 5 6 7
Posko
1 Ruang Posko 1 ruang Ruang - - Ruang koordinasi
kelas TK penanganan
darurat bencana
2 Meja kursi 1 Diset dari - - Tempat
perangkat meja kursi pengerjaan
TK administrasi
3 Perangkat 1 Laptop dan - - menyiapkan
computer dan perangkat printer
printer sekolah data, melakukan
penilaian
kerusakan dan
kerugian,
menerima dan
menyebarkan
informasi dan
pelaporan.
4 Loud Speker 1 buah - 1 buah 1 buah Memberikan
portabel informasi kepada
warga sekolah
5 ATK 1 set - 1 set 1 set Keperluan
administrasi
kebencanaan
Peringatan Dini
6 Lampu sirine 1 set - 1 set 1 set Pemberian sinyal
terjadi bencana
7 Loud speaker 1 set - 1 set 1 set Pemberitahuan
portabel kondisi bencana
Evakuasi dan Penyelamatan
8 APAR 4 set 1set 3 buah 3 buah Untuk
memadamkan
kebakaran
9 Titik Kumpul 3 buah - 3 buah 3 buah Mengevakuasi
warga sekolah
10 Jalur Evakuasi 20 buah - 20 buah 20 buah Jalaur evakuasi
yang harus
diikuti warga
sekolah
11 Senter/Lampu 4 buah - 4 buah 4 buah Untuk
sorot/Lampu melihat/mengece
darurat k warga sekolah
yang belum
terevakuasi
12 Genset 1 buah - 1 buah 1 buah Untuk
penerangan
darurat bila
listrik mati
13 Tenda (bila 4 set Tenda - - Mengevakuasi
diperlukan) sekolah korban
Agus Sutrisno
Hendri Hadi Roykhan
Ina EF Dianita
Tim Peringatan Dini Tim Evakuasi Tim Kesehatan Tim Sekolah Darurat
Hari Sanjaya Karno Widodo Ayu Rixki Kartikasari Umi Mafrukhah
Yandes Bustomo Hari Pamungkas Ratna Ayu Mustikaningrum Miliati
Syamsul Deradjat Cahyo Wahyu Darmawan Nur Chayati Titik Sumiarti
Achamd Kusen Sutrisno Indah Qurotul Aini Masrianah
Heriyono Diah Puspaningrum
Fajar Jatmiko Hamdiyah
STRUKTUR TIM SIAGA SMP MUHAMMADIYAH 2 MALANG
KOORDINATOR
(KEPALA SEKOLAH)
KOORDINATOR
MINATSIR
(KEPALA SEKOLAH)
Tim Logistik
Tim Sosialisasi dan Sekolah
Tim Peringatan DiniTim Evakuasi Tim P3K Tim Kesehatan Dyah Saraswati Esni Triaswari
Endah Pujiati Kasma Harsono Alma Dewi Kh 1.Florentina Arini Asih Suprapti Wiji Setyo L
Siki Parwati M Rizal Yahya Kristinawati 2. Aisyah Kusuma WYuliati Jazuni Sri Sulistyowati
Aidhon Zunaedi Nur Kholifah Eka Marianasari3. Amalia Widya S
Misto
Lampiran 5
Protap Tanggap Darurat Bencana SMA Muhammadiyah 2 Kota Malang
ALUR PENANGANAN KEBAKARAN
Alur yang dilakukan adalah:
1. Informasi kebakaran berupa asap atau teriakan kebakaran
2. Guru berusaha memadamkan api
3. Guru menyampaikan ke Tim Siaga
4. Koordinator menugaskan tim Peringatan Dini membunyikan alarm kebakaran
5. Koordinator mengomando tim siaga bencana aktif bekerja
6. Tim Peringatan Dini menghubungi dan menginformasikan bencana kebakaran kepada PMK.
Polisi, dan Rumah Sakit
7. Tim Posko darurat bencana memadamkan api bersama PMK dan warga sekitar
8. Bila api berhasil dipadamkan coordinator menyatakan pemadaman selesai
9. PMK mengeluarkan pernyatan AMAN
10. Tim Evakuasi mendata kerugian dan menyediakan semua informasi tentang kebakaran yang
diminta oleh coordinator untuk keperluan memberikan informasi kepada pihak luar (wartawan).
Pemberian informasi kepada pihak luar diberikan oleh koordinator
11. Tim Posko darurat menjaga asset sekolah bersama kepolisian pasca kebakaran
DISAAT YANG BERSAMAAN setelah coordinator menyatakan Tim Siaga Bencana Aktif,
maka :
1. Tim evakuasi mengevakuasi guru dan siswa ke titik kumpul sementara
2. Koordinator menyatakan titik kumpul selanjutnyadi Balai RT
3. Tim Logistik menghubungi dan mempersiapkan Balai RT
4. Tim Evakuasi memimpin evakuasi warga sekolah ke Balai RT
.
AKTIFITAS DI TITIK KUMPUL SEMENTARA
1. Tim evakuasi menentukan pemisahan penempatan korban yang luka-luka dan selamat
2. Untuk korban yang luka ringan, tim PPPGD memberikan pertolongan pertama
3. Tim PPGD merujuk korban luka berat yang perlu pertolongan lebih lanjut ke Rumah sakit,
korban yang dirujuk ke Rumah sakit ditemani salah satu anggota tim PPGD
4. Tim logistic memberikan makanan dan minuman kepada warga sekolah
5. Tim Logistik mengondisikan agar warga sekolah dalam suasana tenang
6. Tim Koordinator berkoordinasi dengan guru kelas menghubungi orang tua siswa
Setelah coordinator menyatakan bencana berhasil diatasi, Koordinator mnyerahkan siswa ke orang
tua / wali muridnya..
Tim Evakuasi kembali ke sekolah melakukan pendataan kerugian dan membersihkan akibat
bencana bersama warga sekitar.
B. KEBAKARAN BESAR
Kriteria :
1. kebakaran pada lebih dari satu alat .
2. lebih dari 3 menit belum berhasil dipadamkan.
3. kebakaran berpotensi meluas
Alur yang dilakukan adalah:
1. Informasi kebakaran berupa asap atau teriakan kebakaran
2. Guru berusaha memadamkan api
3. Guru menyampaikan ke Tim Siaga
4. Koordinator menugaskan tim PIDI membunyikan alarm kebakaran
5. Koordinator menentukan posko darurat dan mengomando tim siaga bencana aktif bekerja
6. Tim informasi menghubungi dan menginformasikan bencana kebakaran kepada PMK. Polisi,
warga sekitar dan PLN
7. Tim darurat bencana memadamkan api bersama PMK dan warga sekitar
8. Bila api berhasil dipadamkan coordinator menyatakan pemadaman selesai
7. PMK mengeluarkan pernyatan AMAN
8. Tim informasi mendata kerugian dan menyediakan semua informasi tentang kebakaran yang
diminta oleh coordinator untuk keperluan memberikan informasi kepada pihak luar (wartawan).
Pemberian informasi kepada pihak luar diberikan oleh koordinator
9. Tim PIDI mendata asset sekolah
10. Tim keamanan menjaga asset sekolah pasca kebakaran
DISAAT YANG BERSAMAAN setelah coordinator menyatakan Tim Siaga Bencana Aktif,
maka :
1. Tim evakuasi mengevakuasi guru dan siswa ke titik kumpul
2. Koordinator menyatakan titik kumpul evakuasi warga sekolah di Sister School
3. Tim informasi menghubungi Sister School
5. Koordinator menunjuk salah satu kepala sekolah untuk memimpin evakuasi warga sekolah ke
Sister School
7. Evakuasi warga sekolah dilakukan oleh tim evakuasi, tim P3K, tim kesehatan, tim logistic, tim
sosialisas.
AKTIFITAS DI TITIK KUMPUL
1. Tim evakuasi menentukan pemisahan penempatan korban selamat dan meninggal
2. Untuk korban yang selamat, pada titik kumpul di sister school, tim P3K memberikan
pertolongan pertama pada warga sekolah yang terluka
3. Tim P3K merujuk korban yang perlu pertolongan lebih lanjut ke Puskesmas atau Rumah sakit,
korban yang dirujuk ke puskesmas/ Rumah sakit ditemani salah satu anggota tim P3K/tim
evakuasi/tim kesehatan
4. Tim logistic memberikan makanan dan minuman kepada warga sekolah
5. Tim sosialisasi mengondisikan agar warga sekolah dalam suasana tenang
6. Tim kesehatan memantau kondisi kesehatan seluruh warga sekolah
7. Tim sosialisasi mendata kondisi seluruh warga sekolah, yang selamat, menjadi korban, yang
dirujuk
8. Tim sosialisasi berkoordinasi dengan guru kelas menghubungi orang tua siswa
9. Tim sosialisasi menyerahkan siswa kepada orang tua masing-masing baik korban selamat
maupun korban meninggal dunia.
10. Setelah coordinator menyatakan bencana berhasil diatasi, pimpinan evakuasi berpamitan
kepada pimpinan Sister School.
11. Tim siaga kembali ke sekolah dan membersihkan akibat bencana bersama warga sekitar.
Ruang Kantor / TU
Halaman Sekolah
Jalur Evakuasi SMP Muhammadiyah 2
Titik Kumpul Sementara
Ruang Inklusi
Toi let
Koperasi
7A 7B Kantin
= Jalur Evakuasi
7C 8A 8B
Musholla
Lab IPA 9A 9B
=Jalur Evakuasi