-1818
A. LATAR BELAKANG
Bencana Alam merupakan fenomena alam yang telah banyak mengambil korban jiwa dan
kerugian materi yang tidak sedikit. Erosi, Banjir, tanah longsor, wabah penyakit, kebakaran
hutan, kebakaran pertokoaan dan kawasan kumuh, perumahan padat serta kampung yang
melanda segala sektor dan kalangan masyarakat, baik kota maupun desa telah terjadi dimana
mana, hal ini semata disebabkan kurang tanggapnya manusia didalam menyikapi turun dan
rusaknya daya dukung serta daya tampung lingkungan hidup.
Mitigasi merupakan suatu upaya untuk mengurangi resiko terburuk jika terjadi suatu
bencana. Istilah mitigasi sudah berkembang diindonesia terutama ketika bencana telah terjadi.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu cara prefentif untuk mengantisipasi dampak
bencana yang terjadi, peberdayaan tersebut dapat dimulai dari lembaga-lembaga masyarakat,
terutama lembaga pemuda, karena pemuda merupakan generasi penerus yang suatu saat akan
berhadapan dengan bencana. Sebagai kajian empiric dari bencana dicontohkan wilayah
bandung, dimana potensi bencana dikatakan cukup tinggi dengan keberadaan kota yang
dikelilingi gunung dan terdapat gunung berapi serta kondisi tanah yang labil akibat tingkat
kecekungan yang rendah selain itu potensi jumlah korban jiwa akan banyak akibat jumlah
penduduk kota bandung yang banyak. Selain itu masih belum ditemukanya lembaga
pemberdayaan pemuda diwilayah bandung yang secara social memberikan pemahaman akan
tindak kebencanaan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka sudah semsetinya perlu adanya pendidikan dan
pelatihan mitigasi bencana bagi para siswa, hal tersbeut dilakukan sebagai bentuk nyata dari
upaya prefentif terhadap pengurangan resiko korban jiwa jika suatu bencana terjadi.
B. TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan dalam hal pembuatan keputusan darurat untuk siswa
2. Memberikan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mitigasi
kebencanaan mulai dari sebelum bencana ada, pada saat bencana terjadi dan ketika
bencana usai pada pemuda dan mahasiwa.
3. Membentuk kemampuan siswa guna menjadi remaja yang siap, siaga, tanggap dan
waspada terhadap bencana alam.
C. HASIL YANG DIHARAPKAN
1.
Siswa mampu mengidentifikasi berbagai gejala bencana alam yang akan terjadi.
2.
Siswa mengetahui apa yang akan dilakukan ketika bencana belum terjadi, pada saat
bencana terjadi dan setelah bencana terjadi.
3.
D. METODE KEGIATAN
Pendidikan dan latihan gabungan ini dilaksanakan selama 1 hari dengan metode diskusi,
saresehan, simulasi dan praktek lapangan untuk dapat mengaplikasikan metode penyelamatan
pada saat terjadi bencana.
E. MATERI
G. PESERTA
Diharapkan kegiatan ini dapat diikuti oleh seluruh siswa-siswi SMP Nasional Plus Tunas
Global dengan jumlah peserta sebanyak 48 orang.
Penanggung Jawab
Ketua Pelaksana
Sekertaris
Bendahara
: Kusmayadi, S.KH
: Yuniyanti, S.Pd
J. PENUTUP
Demikian Proposal kegiatan ini dibuat dan kami mengharapkan saran, usul dan dukungan
baik moril maupun materi, dari bapak/ibu/sdr/i dan pihak pihak yang terlibat di dalam
penyelenggaraan kegiatan ini. Atas perhatian, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak
yang ikut membantu kelancaran kegiatan ini kami ucapkan terima kasih.
Wakasek Kesiswaan
Menyetujui
Kepala SMP Nasional Plus Tunas Global