Anda di halaman 1dari 5

Nama : Shervia Dandi Ananda

NIM : 7311420232

Pedidikan Kebencanaan

1. Jelaskan upaya atau tindakan mitigasi bencana untuk bencana alam, bencana non
alam (covid-19) dan bencana sosial

Upaya atau tindakan mitigasi bencana alam (tanah longsor):


Tahapan mitigasi bencana longsor yaitu:
- Pemetaan, menyajikan informasi tentang tingkat kerawanan bencana alam di suatu
wilayah kepada masyarakat dan pemerintah kabupaten /kota dan provinsi
- Pemeriksaan, melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana,
sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penaggulangannya.
- Pemantauan, dilakukan di daerah rawan bencana agar mengetahui sejak dini
tingkatan bahayanya
- Sosialisasi, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bencana longsor
dan akibat yang ditimbulkannya
- Pemeriksaan bencana longsor, mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi
bencana dan tata cara penanggulangan bencana

Setelah mengetahui tahapan mitigasinya kita perlu melakukan beberapa tindakan mulai
dari sebelum terjadi bencana sampai setelah terjadi bencana. Tindakan sebelum
terjadinya bencana yaitu waspada terhadap curah hujan, mempersiapkan dukungan
logistik dan menyimak informasi terbaru mengenai kemungkinan tanah longsor.
Tindakan saat terjadinya bencana yaitu, ketika mendengar suara gemuruh segera keluar
rumah dan mencari tempat lapang tanpa ada penghalang. Tindakan setelah terjadinya
bencana yaitu tidak kembali ke rumah karena masih ada kemungkinan longsor susulan.
Setelah mengetahui tindakan-tindakan yang harus dilakukan, ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya tanah longsor yaitu
dengan tidak menebang pohon di lereng, tidak membangun rumah atau fasilitas umum
di tepi lereng, tidak memotong tebing di jalan dengan tegak, membuat terasering, dan
melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang memiliki akar yang kuat.

Upaya atau tindakan mitigasi bencana non alam (COVID-19)

Setelah Covid-19 mulai tersebar ke Indonesia pada bulan Maret 2020 berbagai upaya
mitigasi mulai dilakukan para warga atas ajakan dari pemerintah. Virus ini mudah
menyebar apalagi warga Indonesia masih bayak yang belum menyadari betapa
bahayanya virus ini. Mitigasi yang dilakukan yaitu dengan sosialisasi, menjelaskan
kepada masyarakat mengenai Covid-19 ini, bagaimana cara menyebarnya, bahayanya,
apalagi virus ini belum ditemukannya vaksin. Selain sosialisasi, seluruh warga di
Indonesia juga dihimbau untuk melakukan social distancing yaitu menjaga jarak
minimal 1 meter, menghindari kerumunan, bekerja dari rumah, sekolah dari rumah dan
melakukan segala aktivitas dari rumah. Mitigasi selanjutnya yaitu dengan menerapkan
protokol kesehatan dengan memakai masker, selalu mencuci tangan dan memakai
handsanitaizer. Melakukan Razia masker juga merupakan salah satu upaya mitigasi
covid-19 yang bertujuan agar warga patuh untuk menerapkan protokol kesehatan.

Upaya dan tindakan mitigasi bencana sosial (tawuran pelajar)

Mitigasi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya tawuran antarpelajar yaitu
dengan melakukan sosialisasi pada sekolah-sekolah yang rawan melakukan tawuran
dan mendirikan pos keamanan siswa. Kedua yaitu menindak pelaku tawuran sesuai
dengan perbuatan yang dilakukannya. Ketiga yaitu penegakan hukum yang dilakukan
oleh aparat penegak hukum. Kegiatan-kegiatan di sekolah juga dapat dilakukan untuk
meminimalisir terjadinya tawuran seperti menambah kegiatan keagamaan, mengisi
waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat seperti ekstrakurikuler dan olahraga.
Peran orang tua juga penting dalam menanamkan nilai-nilai moral yang baik pada anak
sehingga tidak melakukan hal-hal yang tercela seperti tawuran.
2. Bagaimanakah tindakan pendidikan kebencanaan untuk menghadapi bencana
banjir, longsor, dan gempa bumi

Tindakan pendidikan kebencanaan untuk menghadapi bencana banjir, longsor, dan


gempa bumi yaitu dapat diimplementasikan di sekolah-sekolah dengan menambahkan
sebuah mata pelajaran tentang kebencanaan, sehingga para pelajar dapat mengetahui
lebih dalam bencana alam tersebut jadi ketika mereka mengadapi bencana tersebut,
mereka tahu apa yang harus dilakukan dan hal apa saja yang dapat dilakukan untuk
mencegah bencana tersebut. Dalam mata pelajaran IPS juga dijelaskan tentang
bencana-bencana alam dan secara langsung dalam materi tersebut disebutkan upaya
mitigasi bencana. Selain itu sekolah dapat menyediakan ekstrakurikuler yang
berhubungan dengan mitigasi bencana seperti PMR. BNPB juga telah membuka adanya
Sekolah Siaga Bencana (SSB) dengan mengajak perwakilan murid sekolah-sekolah
untuk mengikuti seminar dan pelatihan penanggulangan bencana, yang kemudian
setelah selesai melakukan pelatihan murid-murid tersebut menyampaikan ilmunya
kepda teman-teman di sekolahnya.

3. Jelaskan bentuk pendidikan kebencanaan berbasis masyarakat untuk


menumbuhkan sadar bencana

bentuk pendidikan kebencanaan berbasis masyarakat yaitu dapat dilakukan dengan


membuat sebuah komunitas penanggulangan bencana. Komunitas ini dapat
membagikan ilmu-ilmunya kepada masyarakat secara rutin dan berkelanjutan
mengenai bencana, misalkan setiap hari minggu. Pengetahuan, pemahaman dan
kesiapsiagaan perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar dapat mengantisipasi,
mengatasi, dan meminimalkan kerugian. Masyarakat merupakan elemen yang memiliki
pengalaman langsung dalam kejadian bencana sehingga pemahaman yang dimiliki
menjadi modal bagi pengurangan risiko bencana.
4. Refleksikan pada diri saudara, kegiatan pendidikan kebencanaan (satu jenis
bencana saja) yang pernah saudara alami atau saudara amati, atau saudara lihat
pada media sosial. Gagasan atau ide apa yang muncul dari kegiatan pendidikan
kebencanaan tersebut?

Kegiatan Pendidikan kebencanaan yang pernah saya lihat di media sosial teman saya
yang mengikuti kegiatan Sekolah Siaga Bencana (SSB) yang dibuat oleh BPBD. Dalam
kegiatan tersebut menurut saya termasuk pada Pendidikan kebencanaan karena para
peserta mengikuti seminar yang bertemakan penanggulangan bencana, dimana seminar
ini dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman para peserta akan pentingnya
mewaspadai bencana. Selain kegiatan seminar peserta juga melakukan sebuah praktik
penanggulangan bencana, praktik tersebut yaitu penanggulangan bencana gempa bumi,
peserta melakukan praktik hal-hal apa saja yang dilakukan pada saat terjadinya gempa
bumi seperti menghindari kaca, berlindung di bawah meja, dan lari ke tempat terbuka.
Dalam kegiatan tersebut juga peserta diajarkan bagaimana cara menjadi tim SAR yang
mengevakuasi korban bencana. Ide atau gagasan yang timbul dari diri setelah melihat
Pendidikan kebencanaan tersebut, saya ingin mengikuti kegiatan-kegiatan yang serupa
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang bencana dan belajar
bagaimana upaya mitigasi yang tepat, setelah itu saya ingin menyalurkan ilmu-ilmu
yang saya dapat kepada orang-orang mulai dari yang terdekat yaitu keluarga, kerabat
dan teman agar mereka pun memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai bencana
dan upaya mitigasinya. Diharapkan kegiatan Pendidikan kebencanaan seperti ini lebih
diperbanyak lagi, agar semakin banyak masyarakat terutama generasi muda yang
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang bencana, karena Indonesia merupakan
negara yang rawan terjadi bencana, jadi kita sebagai warga perlu waspada dan siap
untuk menghadapi bencana yang tidak terduga kapan akan terjadi.
5. Buat suatu rancangan pendidikan kebencanaan untuk menumbuhkan sadar
bencana pada masyarakat (pilihlah satu bentuk bencana saja).

Pendidikan Bencana Banjir


Banjir merupakan sebuah bencana yang terjadi karena faktor alam dan manusia. Faktor
alam yaitu berkurangnya tutupan pohon, cuaca ekstrem, dan kondisi topografis. Faktor
manusia yaitu perbuatan manusia yang masih saja membuang sampah di sungai dan
selokan, sehingga saluran air menjadi tersumbat hal ini dapat menimbulkan banjir pada
saat hujan. Pendidikan kebencanaan yang dapat diimplementasikan kepada masyarakat
dengan membangun pengetahuan, pemahaman dan tindakan yang mendorong
kesiapsiagaan, pencegahan dan pemulihan. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan
membuat penyuluhan rutin dan berkelanjutan kepada masyarakat mengenai bencana
banjir dan menyadarkan masyarakat agar membuang sampah pada tempat sampah
bukan di sungai atau selokan, salah satu hal yang menyebabkan masyarakat membuang
sampah ke sungai karena tidak adanya tempat pembuangan sampah yang memadai,
maka dari itu agar masyarakat mau membuang sampah pada tempatnya perlu membuat
tempat pembuangan sampah bersama dengan cara gotong royong, misalkan setiap RT
memiliki satu atau dua tempat pembuangan sampah bersama, selain itu perlu adanya
petugas keliling yang bertugas mengambil sampah warga setiap sore/pagi kemudian
petugas tersebut membuang sampah-sampah di tempat pembuangan sampah yang
sudah dibuat. Pendidikan kebencanaan yang kedua yaitu mengajak para warga untuk
melakukan gotong royong membersihkan selokan agar tidak tersumbat dan juga
mengajak untuk menanam pohon karena pohon dapat menyerap air pada saat hujan.
Selain itu melakukan pelatihan kepada warga bagaimana tindakan yang harus dilakukan
pada saat sebelum dan setelah terjadinya banjir.

Anda mungkin juga menyukai