Metode
Metode yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan pengabdian adalah dengan
metode diskusi dan partisipasi kepada masyarakat yang disasar. Dalam pengabdian ini,
bagian masyarakat yang disasar adalah kelompok mahasiswa Program Studi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Tujuan
pemilihan mahasiswa sebagai agen perubahan atau yang sebut agent of disaster mitigation
(agen mitigasi bencana). Para mahasiswa tersebut mendapatkan pengetahuan, informasi dan
edukasi berupa pelatihan tentang mitigasi bencana secara bertahap. Dimana pengabdian ini
termasuk tahap pertama, yaitu tentang pengenalan materi dasar dan simulasi sederhana. Pada
waktu mendatang kegiatan pengabdian ini akan dilanjutkan dengan edukasi komunikasi
lingkungan dan pelatihan mitigasi bencana kepada masyarakat sering terkena dampak
bencana. Disini peran mahasiswa yang telah diedukasi (agen of disaster mitigation) akan
menjadi pendamping edukasi untuk kegiatan tersebut ditengah-tengah masyarakat.
Pelaksanaan pengabdian masyarakata ini berlangsung pada tanggal 04 September 2019,
dengan dihadiri sekitar 100 orang mahasiswa dan bertempat di Ruang Serbaguna, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman di Kota Samarinda. Narasumber
dalam pengabdian ini adalah Haris Andaya Putra, S.Hut, MP yang merupakan Bidang
Pencegahan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
DAERAH PENELITIAN
Fisiografis
Dengan beberapa satuan fisiografi yang terdapat pada daerah Kota Samarinda
tersebut, dapat dengan mudah membuat Kota Samarinda dapat mengalami bencana banjir.
Beberapa satuan fisiografi tersebut, sebagiannya terdapat daerah dataran alluvial, daerah rawa
dan juga daerah sungai sehingga dapat di interpretasikan bahwa Kota Samarinda sangat
melekat dengan daerah yang memiliki aliran air sehingga Kota Samarinda tidak akan luput
dari bencana banjir. Hal itu dapat kita lihat pada peta sebaran rawan banjir Kota Samarinda
(Gambar 3). Daerah kota samarinda terbagi menjadi beberapa satuan fisiografi yaitu:
1. Daerah dataran alluvial Daerah dataran alluvial merupakan daerah dataran yang terbentuk
dengan proses pengendapan baik di bagian hilir maupun hulu daerah aliran sungai.
2. Daerah dataran (plain) Daerah dataran merupakanmerupakan daerah endapan, dataran
karst, dataran vulkanik, dataran batuan beku asam,basa dan ultrabasa dengan bentukwilayah
bergelombang sampai berbukit, variasi kelerengan sampai 40% dengan beda tinggi kurang
dari 50 meter
3. Daerah bergelombang Daerah bergelombang merupakan daerah konfigurasi medan berat
ditandai dengan penyebaran daerah perbukitan
4. Daerah patan Daerah patahan merupakan daerah dimana terjadinya patahan dengan
permukaan yang besar dan kemiringan tanah yang bervariasi serta lebih curam 25%
5. Daerah berbukit Daerah berbukit merupakan endapan dan ultrabasa, sistem punggung
sedimen, metamorf danyang terpotong dengan pola drainase radial, bentuk wilayah
bergelombang sampai agak bergunung, variasi lereng 16 – 60% serta beda ketinggian 50 –
150 meter
6. Daerah rawa Daerah rawa merupakan daerah dataran rendah yang selalu dipengaruhi oleh
persediaan air, dimusim penghujan akan mengalami banjir, bentuk wilayahnya datar dengan
variasi ketinggian +1 meter. Daerah ini berfungsi sebagai daerah reter dan daerah pengendali.
7. Daerah sungai Kota samarinda 3,23 % wilayahnya terdiri dari daerah sungai besar dan
sungai kecil seluas 2.318 ha. Sungai terbesar adalah sungai mahakm, sedangkan sungai kecil
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dan hasil serta pembahasan yang telah
dilaksanakan dan hasil serta pembahasan yang telah dijabarkan , dapat disimpulkan bahwa:
1. Kota samarinda merupakan daerah dengan tingkat rawan terhadap kejadian banjir yang
tinggi. Hal ini terlihat dari hasil analisis yang dilaksanakan dalam penelitian ini dan
menunjukan bahwa luas wilayah dengan tingkat rawan terhadap banjir titik pada peta
mengindikasikan di masing - masing kecamatan, sementara itu kawasan paling rawan yaitu
daerah yang paling dekat dengan area aluvial dikarenakan lokasi yang sangat mudah
terpengaruh air yang berada di dekat sungai mahakam, ketika curah hujan tinggi maupun
rendah, daerah tersebut sangat mudah terkena banjir
2. Banyaknya kawasan penduduk yang mendiami di sekitar area sungai akan membuat
korban dari bencana banjir semakin banyak.
3. Kesimpulan Pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan judul “Gerakan Komunikasi
Mitigasi Bencana dalam Upaya Meminimalkan Dampak Bencana Pada Masyarakat Di
Samarinda” dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini berlandaskan pada konsep
komunikasi lingkungan yang mempertukarkan informasi dan pengetahuan lingkungan,
dengan beragam kearifan lokal masyarakat. Kemudian gerakan komunikasi mitigasi bencana
turut memberikan kesadaran tentang pencegahan atau mitigasi bencana dan pentingnya
menjaga lingkungan. Selain itu, pentingnya menciptakan agen perubahan yakni mahasiswa
yang disebut sebagai agent of disaster mitigation. Teredukasinya agen mitigasi bencana akan
membawa pengaruh positif untuk mendifusikan (menyebarkan) infomasi selanjutnya kepada
masyarakat luas, sehingga dapat meminimalkan dampak dari sebuah bencana.
DAFTAR PUSTAKA