Anda di halaman 1dari 11

Mitigas Bencana

(Makalah Hukum Pesisir)

Dosen Pembimbing: Asram A.T Jadda, S.H.I., M.Hum., CPM

Disusun Oleh
Herlina Patmawati W (221360003)
Fadila sari (221360002)
Nurul Putri khairunnisa (221360016)
Nasrul (221360017)
Ichlas anugrah ahmad selao (221360026)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE


FAKULTAS HUKUM/ PRODI ILMU HUKUM 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah kepada kita semua, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
rasulullah SAW. Yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami
Kelompok 1 sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: “Mitigas
Bencana”. Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada. Materi-
materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam
mempelajari kemuhammadiyahan, serta mahasiswa juga dapat memahmi nilai-nilai
dasar yang di refleksikan dalam berpikir dan bertindak. Mudah-mudahan dengan
mempelajari makalah ini, para mahasiswa akan mampu menghadapi masalah-masalah
atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar mengenai Mitigas Bencana. Dan
dengan harapan semoga mahasiswa dapat menambah wawasan serta mengamalkannya.

Pare-Pare, 22 Mei 2023

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bencana merupakan kejadian yang tiba-tiba atau musibah yang besar yang menganggu
susunan dasar dan fungsi normal dari suatu masyarakat (atau komunitas). Satu kejadian atau
serangkaian kejadian yang menimbulkan korban dan atau kerusakan atau kerugian harta
benda, infrastruktur, pelayanan-pelayanan yang penting atau sarana kehidupan pada satu skala
yang brada diluar kapasitas normal dari komunitas-komunitas yang terlanda untuk
mengatasinya. Bencana kadang kala juga dapat menggambarkan situasi bencana besar dimana
pola-pola normal khidupan (atau ekosistim) teah terganggu dan intervensi-intervensi darurat
dan luar biasa diperlukan untuk menyelamatkan dan mengamankan kehidupan manusia dan
atau lingkungan. Bencana-bencana sering dikategorikan sesuai dengan penyebab-penyebab
yang dirasakan dan kecepatan dampak.

Bencana alam merupakan peristiwa luar biasa yang dapat menimbulkan penderitaan luar
biasa pula bagi yang mengalaminya. Bencana alam juga tidak hanya menimbulkan luka atau
cedera fisik, tetapi juga menimbulkan dampak psikologis atau kejiwaan. Hilangnya harta
benda dan nyawa dari orang-orang yang dicintainya, membuat sebagian korban bencana alam
mengalami stress atau gangguan kejiwaan. Hal tersebut sangat berbahaya terutama bagi anak-
anak yang dapat terganggu perkembangan jiwanya. Mengingat dampak yang luar biasa
terebut, maka penanggulangan bencana alam harus dilakukan dengan menggunakan prinsip
dan cara yang tepat. Selain itu, penanggulangan bencana alam juga harus menyeluruh tidak
hanya pada saat terjadi bencana tetapi pencegahan sebelum terjadi bencana dan rehabilitas
serta rekonstruksi setelah terjadi bencana.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,maka rumusan masalah yang akan di jawab
adalah sebagaiberikut:
1. Apa yang dimaksud Mitigasi Bencana ?
2. Bagaimana bahaya dan kebijakan Mitigas Bencana?
3. Bagaimana manajemen dan langkah-langkah yang harus dilakukan bila terjadi suatu
bencana?
4. Jenis jenis mitigasi di wilayah pesisir !!

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Mitigas Bencana
2. Untuk menjabarkan bahaya dan kebijakan Mitigasi Bencana
3. Untuk mengetahui manajemen dan langkah-langkah yang harus dilakukan
bila terjadi bencana.
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Pengertian Mitigasi Bencana

Mitigasi bencana merupakan istilah yang digunakan untuk menunjuk pada semua
tindakan untuk mengurangi dampak dari satu bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana
itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang.
Mitigasi bencana mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk
mengurangi resiko-resiko yang terkait dengan bahaya-bahaya karena ulah manusia dan bahaya
alam yang sudah diketahui, dan proses perencanaan untuk respon yang efektif terhadap
bencana-bencana yang benar-benar terjadi.

Mitigasi berarti mengambil tindakan-tindakan untuk mengurangi pengaruh-pengaruh


dari satu bahaya sebelum bahaya itu terjadi. Istilah mitigasi berlaku untuk cakupan yang luas
dari aktivitas-aktivitas dan tindakan-tindakan perlindungan yang mungkin diawali, dari yang
fisik, seperti membangun bangunan-bangunan yang lebih kuat, sampai dengan yang prosedural,
seperti teknik-teknik yang baku untuk menggabungkan penilaian bahaya di dalam rencana
penggunaan lahan. Tahun 1990an akan menjadi satu dekade upaya besar untuk mendorong
teknik-teknik mitigasi bencana dalam proyek-proyek pembangunan diseluruh dunia.
Perserikatan Bangsa Bangsa telah mengadopsi dekade tahun 1990an sebagai Dekade
Internasional untuk Pengurangan Bencana Alam.
Didalam definisi ini masih banyak sekali yang kurang paham apa perbedaan mitigasi dan
bencana alam, Mitigasi adalah upaya yang bertujuan untuk menurunkan risiko dan dampak dari
bencana. Bencana sendiri memiliki tiga kelompok kategori, yakni bencana alam, bencana
nonalam , dan bencana sosial. Demikian seperti yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar. Bencana alam,
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh alam.
Sedangkan bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa/serangkaian peristiwa nonalam. Sementara itu, bencana sosial adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh manusia. Bencana alam sendiri masih
bisa dibedakan menjadi dua kategori, yakni bencana alam meteorologi dan bencana
geologi. Bencana alam meteorologi adalah bencana yang berhubungan dengan iklim, umumnya
tidak terjadi di suatu tempat yang khusus. Sedangkan disaster geologi adalah bencana alam yang
terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi, tsunami, dan longsor.

Tujuannya adalah untuk mencapai pengurangan yang signifikan dalam hal kematian
dan kerusakan materi yang disebabkan oleh bencana-bencana pada akhir dekade. DHA dan
UNDP akan memainkan peran sentral di dalam mendorong pemerintah-pemerintah nasional dan
badan-badan non-pemerintah untuk menangani isu-isu yang terkait dengan bencana lewat
proyek-proyek yang dipusatkan secara langsung pada pengurangan dampak-dampak bahaya dan
lewat penggabungan resiko kesadaran sebagai bagian dari operasi-operasi normal dari proyek-
proyek pembangunan.1

Menurut Pasal 1 ayat 6 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang


Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi diartikan sebagai serangkaian upaya yang
dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik lewat pembangunan fisik ataupun penyadaran
serta peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana. 2

2. Bahaya Dan Pengaruh Mitigasi Bencana


Berikut Bahaya-bahaya Mitigasi Bencana
Bagian paling kritis dari Pelaksanaan mitigasi adalah pemahaman penuh
akan sifat bencana. Dalam setiap negara dan dalam setiap daerah, tipe bahaya bahaya
yang dihadapi berbeda-beda. Beberapa negara rentan terhadap banjir yang lain
mempunyai sejarah-sejarah tentang kerusakan badai tropis, dan yang lain dikenal
sebagai daerah gempa bumi. Kebanyakan negara rentan terhadap beberapa
kombinasi dari berbagai bahaya dan semua menghadapi kemungkinan bencana
bencana teknologi sebagai akibat kemajuan pembangunan industry. Pengaruh dari
bahaya-bahaya yang mungkin muncl dan kerusakan yang mungkin diakibatkan
tergatung pada apa yang ada di daerah itu.

Pemahaman dari bahaya-bahaya alam dan proses-proses yang menyebabkan


bahaya-bahaya itu adalah tanggung jawab dari para ahli seismologi, vulkanologi,

1
Nugroho, A. (2018). Pengembangan model pembelajaran mitigasi bencana gunung meletus
di sekolah dasar lereng gunung slamet. Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin, 1(2),
131-137.
2
Nariani, N. L. E., & Surata, I. N. (2017). Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Di Kabupaten Buleleng. Kertha
Widya, 5(1).
klimatologi, hidrologi dan para ilmuwan lainnya. Pengaruh dari bahaya alam
terhadap bangunan-bangunan dan lingkungan buatan manusia merupakan bahan
kajian dari para insinyur dan para ahli resiko. Kematian dan luka yang disebabkan
oleh bencana-bencana dan konsekuensi-konsekuensi dari kerusakan sehubungan
dengan gangguan masyarakat dan dampak-dampaknya terhadap ekonomi menjadi
bidang penelitian bagi para praktisi medis, ekonomi dan ilmu social, ilmu
pengetahuan masih relative muda, contohnya, sebagian besar catatan dari gempa
yang menimbulkan kerusakan dengan menggunakan instrumen-instrumen pembaca
gerakan kuat diperoleh kurang lebih tiga puluh delapan tahun yang lalu, dan hanya
semenjak adanya foto satelit badai-badai ropis sudah bisa secara rutin melacak.
Pemahaman bahaya-bahaya mencakup tentang :
1. Bagaimana bahaya itu muncul.
2. Kemungkinan terjadi dan besarnya.
3. Mekanisme fisik kerusakan.
4. Elemen-elemen dan aktivitas-aktivitas yang paling rentan terhadap
pengaruh-pengaruhnya.
5. Konsekuensi-konsekuensi kerusakan.3

Kebijakan dan Strategi Mitigasi Bencana

12. Kebijakan
Berbagai kebijakan yang perlu ditempuh dalam mitigasi bencana
antara lain :
a. Dalam setiap upaya mitigasi bencana perlu membangun persepsi yang
sama bagi semua pihak baik jajaran aparat pemerintah maupun segenap
unsur masyarakat yang ketentuan langkahnya diatur dalam pedoman
umum,petunjuk pelaksanaan dan prosedur tetap yang dikeluarkan oleh
instansi yang bersangkutan sesuai dengan bidang tugas unit masing-masing.
b. Pelaksanaan mitigasi bencana dilaksanakan secara terpadu terkoordinir
yang melibatkan seluruh potensi pemerintah dan masyarakat.
c. Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dan korban jiwa
dapat diminimalkan.
d. Penggalangan kekuatan melalui kerjasama dengan semua pihak,
melalui pemberdayaan masyarakat serta kampanye.
3
Wibowo, M. (2010). Strategi Mitigasi Untuk Mengatasi Penyakit Akibat Sanitasi Lingkungan
Yang Buruk: Paradigma Baru Mitigasi Bencana. Jurnal Rekayasa Lingkungan, 6(3).
2. Strategi
Untuk melaksanakan kebijakan dikembangkan beberapa strategi sebagai
berikut:
a. Pemetaan.
b. Pemantauan
c. Penyebaran informas
d. Sosialisasi dan Penyuluhan
e. Pelatihan/Pendidikan
f. Peringatan Dini4
3. Manajemen dan Langkah-Langkah Bila Terjadi Bencana

A. Manajemen Mitigasi Bencana

1. Penguatan institusi penanganan bencana.


2. Meningatkan kemampuan tanggap darurat.
3. Meningkatkan kepedulian dan kesiapan masyarakat pada masalah-masalah yang
berhuungan dengan resiko bencana.
4. Meningkatkan keamanan trhadap bencana pada sistem infrastruktur dan utilitas.
5. Meningkatkan keamanan tehadap bencana pada bangunan strategis dan penting.
6. Meningkatkan keamanan terhadap bencana daerah perumahan dan fasilitas umum.
7. Meningkatkan keamanan terhadap bencana pada bangunan industry.
8. Meningkatkan keamanan terhadap encana pada bangunan sekolah dan anak-anak
sekolah.
9. Memperhatikan keamanan terhadap bencana dan kaidah-kaidah bangunan tahan
gempa dan tsunami serta banjir dalam proses pembuatan konstruksi baru.
10. Meningkatkan pengetahuan para ahli mengenai fenomena bencana, kerentanan
terhadap bencana dan teknik-teknik mitigasi.
11. Memasukkan prosedur kajian resiko bencana kedalam perencanaan tata ruang/
tata guna lahan.
12. Meningkatkan kemampuan pemulihan masyarakat dalam jangka panjang setelah
terjadi bencana.

B. Langkah lagkah yang harus dilakukan bila terjadi suatu bencana


Langkah langkah yang harus dilakukan bila terjadi suatu bencana
adalah :
a. Respon(tanggap darurat)
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana.
b. Bantuan darurat
4
Setiawan,. D. 2013. Mitigasi Bencana Alam. file:///D:/kesmas/MITIGASI%20BENCANA
%20ALAM%20-%20DS%20
Self%20Development.htm. Di akses tanggal 22 Mei 2023. Di www.google.com
Bantuan darurat bencana adalah bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
dalam keadaan tanggap darurat bencana. Bantuan kebutuhan dasar yang
diberikan antara lain tempat penampungan/hunian sementara (huntara),
bantuan pangan, bantuan non pangan, bantuan sandang, sanitasi, dan air
bersih, serta layanan kesehatan.
c. Pemulihan
Pemulihan adalah rangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
memfungsikan kembali kelembagaab, prasarana dan sarana dengan
melakukan upata rehabilitasi.
d. Rehabilitasi.
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat hingga tingkat yang memadai pada wilayah pasca
bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara
wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pasca bencana.

e. Rekonstruksi.
Rekonstruksi adalah perumusan kebijakan dan usaha serta langkah-
langkah nyata yang terencana dengan baik, konsisten dan berkelanjutan
untuk membangun kembali secara permanen semua prasarana, sarana dan
sistem kelembagaan baik tingkat pemerintahan maupun masyarakat
dengan sasaran utama tumbuh berkembangnya kegiatan perekonomian,
sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkitnya peran
dan partisipasi masyarakat sipil dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat di wilayah pasca bencana. Lingkup pelaksanaan
rekonstruksi terdiri atas program rekonstruksi fisik dan program
rekonstruksi non fisik.5

- Jenis Jenis Mitigasi di wilayah pesisir


Di wilayah pesisir, mitigasi bencana adalah serangkaian tindakan yang diambil untuk
mengurangi risiko dan dampak bencana alam. Berikut ini adalah beberapa jenis mitigasi
bencana yang umum dilakukan di wilayah pesisir:

5
Dheasy,C.2012.MakalahMitigasiBencana.file:///D./kesmas/Cii%20Dheasy%20%20Makalah
%20Mitigasi%20Bencana.htm. Di akses tanggal 22 mei 2023. Di www.google.com
- Penataan Ruang: Upaya ini melibatkan perencanaan tata ruang yang
mempertimbangkan aspek-aspek keselamatan dari bencana. Misalnya, membatasi
pembangunan di daerah rawan bencana seperti daerah banjir atau dekat patahan
tektonik. Penataan ruang juga dapat melibatkan pengembangan zona-zona evakuasi dan
pengaturan pembangunan yang sesuai dengan pola pantai yang dinamis.
- Sistem Peringatan Dini: Pemasangan sistem peringatan dini yang efektif adalah langkah
penting dalam mitigasi bencana di wilayah pesisir. Sistem ini dapat memberikan
peringatan dini kepada penduduk mengenai ancaman seperti tsunami, badai, atau
gelombang pasang tinggi. Dengan adanya peringatan dini yang memadai, orang dapat
mengambil tindakan evakuasi yang tepat waktu.
- Infrastruktur Perlindungan Pantai: Pembangunan infrastruktur seperti tanggul, dinding
laut, atau sistem pencegah erosi pantai dapat membantu melindungi wilayah pesisir dari
dampak langsung gelombang laut atau banjir akibat badai. Infrastruktur perlindungan
pantai ini dirancang dengan mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem pesisir.
- Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang
bencana alam sangat penting. Melalui pendidikan yang tepat, masyarakat dapat belajar
mengenali tanda-tanda awal bencana dan tahu bagaimana merespons dengan benar.
Selain itu, kesadaran akan pentingnya tindakan pencegahan dan persiapan juga
membantu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
- Pengembangan Rencana Tanggap Darurat: Rencana tanggap darurat yang terstruktur
dan terkoordinasi adalah langkah penting dalam menghadapi bencana di wilayah
pesisir. Rencana ini mencakup prosedur evakuasi, alokasi sumber daya, komunikasi,
dan tindakan pemulihan pasca-bencana. Pengembangan dan latihan secara berkala
rencana tersebut dapat membantu meningkatkan respons yang efektif dalam situasi
darurat.
- Pengembangan Ekosistem Pesisir yang Berkelanjutan: Memperkuat ekosistem pesisir
seperti hutan mangrove, padang lamun, atau terumbu karang adalah bentuk mitigasi
bencana jangka panjang. Ekosistem pesisir yang sehat berfungsi sebagai benteng alami
yang mengurangi dampak gelombang laut, badai, dan banjir. Pelestarian dan restorasi
ekosistem pesisir juga dapat membantu menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Mitigasi bencana merupakan istilah yang digunakan untuk menunjuk pada semua tindakan
untuk mengurangi dampak dari satu bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana itu terjadi,
termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang. Dalam setiap
negara dan dalam setiap daerah, tipe bahaya bahaya yang dihadapi berbeda-beda. Beberapa
negara rentan terhadap banjir yang lain mempunyai sejarah-sejarah tentang kerusakan badai
tropis, dan yang lain dikenal sebagai daerah gempa bumi.
Kebanyakan negara rentan terhadap beberapa kombinasi dari berbagai bahaya dan semua
menghadapi kemungkinan bencana bencana teknologi sebagai akibat kemajuan pembangunan
industry. .Dalam setiap upaya mitigasi bencana perlu membangun persepsi yang sama bagi
semua pihak baik jajaran aparat pemerintah maupun segenap unsur masyarakat yang ketentuan
langkahnya diatur dalam pedoman umum, petunjuk pelaksanaan dan prosedur tetap yang
dikeluarkan oleh instansi yang bersangkutan sesuai dengan bidang tugas unit masing-masing.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan bila terjadi suatu bencana adalah
respon( tanggap becana),bantuan darurat,pemulihan, rehabilitasi,dan rekontruksi.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, A. (2018). Pengembangan model pembelajaran mitigasi


bencana gunung meletus di sekolah dasar lereng gunung slamet. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Multidisiplin, 1(2), 131-137.
Nariani, N. L. E., & Surata, I. N. (2017). Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana Di Kabupaten Buleleng. Kertha Widya, 5(1).

Wibowo, M. (2010). Strategi Mitigasi Untuk Mengatasi Penyakit Akibat


Sanitasi Lingkungan Yang Buruk: Paradigma Baru Mitigasi Bencana. Jurnal
Rekayasa Lingkungan, 6(3).
Setiawan,. D. 2013. Mitigasi Bencana Alam.

Persiapan Bencana: Wikipedia Bahasa Indonesia.


file:///C:/metigasi%20bencana/Menyunting%20Persiapan%20bencana
%20%20Wikipedia.html. Di akses tanggal 22 Mei 2023, di www.google.com.

Setiawan,. D. 2013. Mitigasi Bencana Alam.


file:///D:/kesmas/MITIGASI%20BENCANA%20ALAM%20-%20DS%20
Self%20Development.htm. Di akses tanggal 22 Mei 2023. Di www.google.com

Dheasy,C.2012.MakalahMitigasiBencana.file:///D./kesmas/Cii
%20Dheasy%20%20Makalah%20Mitigasi%20Bencana.htm. Di akses tanggal 22
mei 2023. Di www.google.com

Anda mungkin juga menyukai