PENDAHULUAN
Bencana alam atau musibah yang menimpa di suatu negara dapat saja datang
(ring of fire)., dimana jalur sepanjang 1.200 km dari Sabang sampai Papua
Australia, Eurasia dan Pasifik akan berpotensi memicu berbagai kejadian bencana
alam yang besar. Indonesia juga berada pada tiga sistem pegunungan (Alpine
Sunda, Circum Pasifik dan Circum Australia). Indonesia memiliki lebih 500
gunung berapi di antaranya 128 statusnya masih aktif, dan merupakan negara
kepulauan karena 2/3 dari luas Indonesia adalah laut, memiliki hampir 5.000
sungai besar dan kecil dan 30% diantaranya melintasi wilayah padat penduduk.
wilayah Indonesia adalah rawan bencana alam, sebanyak 383 kabupaten atau
kotamadya merupakan daerah rawan bencana alam dari 440 kabupaten atau
penduduk yang besar dan tidak merata, keanekaragaman suku, agama, adat
meletus, tanah longsor, dan angin topan yang sering terjadi di Indonesia tentu
yang belum mengetahui dan memahami tentang apa itu bencana, bagaimana cara
bencana tersebut seminimal mungkin, dan siapa yang bertanggung jawab terhadap
bencana tersebut.
fasenya?
1.3. Tujuan
fasenya.
padasetiap fasenya.
1.4. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan dalam mata kuliah
keperawatan Bencana.
BAB II
PEMBAHASAN
masyarakat baik oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
harta benda, dan dampak psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan
tanah longsor. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa non alam berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencana, durasi waktunya mulai saat
sebelum terjadi bencana sampai tahap serangan atau impact. Tahap ini dipandang
oleh para ahli sebagai tahap yang sangat strategis karena pada tahap pra bencana ini
masyarakat perlu dilatih tanggap terhadap bencana yang akan dijumpainya kelak.
Latihan yang diberikan kepada petugas dan masyarakat akan sangat berdampak
kepada jumlah besarnya korban saat bencana menyerang (impact), peringatan dini
a. Pencegahan (prevension)
Bencana dapat terjadi kapan saja dan kita tidak dapat memprediksi kapan
terjadinya. Akibat yang ditimbulkan akan lebih besar bagi mereka yang tidak
bencana merupakan hal yang perlu, bahkan sampai merupakan hal yang mutlak.
yang bisa dilakukan dalam upaya pencegahan ini adalah misalnya dengan pembuatan
di lereng bukit, dan sebagainya. Namun tetap harus diwaspadai karena pencegahan
b. Mitigasi Bencana
Mitigasi dibagi menjadi dua macam, yaitu mitigasi structural dan mitigasi non
structural.
a) Mitigasi structural
alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, bangunan yang bersifat tahan gempa,
upaya tersebut diatas. Bisa dalam lingkup upaya pembuatan kebijakan seperti
adalah upaya non-struktural di bidang kebijakan dari mitigasi ini. Contoh lainnya
adalah pembuatan tata ruang kota, capacity building masyarakat, bahkan sampai
masyarakat, juga bagian dari mitigasi ini. Ini semua dilakukan untuk, oleh dan di
saat terjadinya bahaya pada masa mendatang. Tujuan utama adalah untuk
mungkin.
c. Kesiapsiagaan (preparedness)
yang ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Perencanaan ini dapat mengurangi
bencana
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang
pemulihan.
Kegiatan pada fase ini seperti memberikan bantuan dan pertolongan
pengoperasian dapur umum, pos air minum, dukungan psikososial anak-anak korban
korban.
a. Pemulihan (recovery)
berupa korban jiwa manusia, kerugian harta benda maupun kerusakan lingkungan,
serta musnahnya hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, antara lain kerusakan
sarana dan prasarana serta fasilitas umum, penderitaan masyarakat, dan sebagainya.
b. Rekontruksi
kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
bencana.