Anda di halaman 1dari 8

K3 DI RUANG

HEMODIALISA
Nama : Mellinia Febrianti
NPM : F0H0198002
Tingkat : 3B
Hemodialisa
Hemodialisa adalah terapi cuci darah di luar
tubuh untuk seseorang yang ginjalnya tidak
bekerja secara normal. Didukung kerjasama tim
yang beranggotakan dokter spesialis penyakit
dalam, dokter nefrologi, dokter umum yang
bersertifikasi HD,  serta perawat yang terampil,
mahir dan bersertifikat. 
Cara kerja Hemodialisa
 Untuk melakukan hemodialisa, prosesnya akan dibantu menggunakan
mesin canggih dan khusus untuk menggantikan ginjal yang rusak agar
tubuh bisa menyaring darah. Mesin ini berperan sebagai ginjal artifisial
(ginjal buatan) yang dapat menyingkirkan zat-zat kotor, garam, serta air
berlebih yang ada di dalam darah pengidap.
 Dalam proses ini, pembuluh darah pasien akan dimasukkan jarum oleh
petugas medis. Tindakan ini bertujuan untuk menghubungkan aliran
darah tubuh pasien ke mesin pencuci darah. Setelah itu, darah kotor akan
disaring dalam mesin pencuci darah. Setelah proses penyaringan usai,
selanjutnya darah yang bersih akan dialirkan ke dalam tubuh pasien.
 Cuci darah dengan menggunakan metode hemodialisa menghabiskan
waktu sekitar empat jam per sesi. Dalam seminggu, pengidap perlu
menjalani setidaknya 3 sesi dan hanya bisa dilakukan di klinik cuci
darah atau rumah sakit
Fasilitas ruang hemodialisa
 Memenuhi standar keamanan gedung sesuai aturan pemerintah
 Tersedia Generator listrik
 Tersedia fasilitas kebakaran(APAR / Hidran)
  
 Tempat penyimpananB3(MSDS & simbol)
 Jalur Evakuasi dan emergency Call sistem
 Tempat tidur/kursi pasien harus memiliki pengaman sesuai standar K3RS.
 Lingkungan aman, nyaman dan privasi pasien terjaga
 Peralatan medis standar seperti stetoskop, tensimeter, timbangan berat badan,
termometer dan sebagainya dengan jumlahsesuai kebutuhan. Troli emergensidan
perlengkapan RJP sekurang-kurangnya terdiri dari ambu viva, defibrillator, peralatan
suction, endotracheal tube, Monitor EKG, oksimeter
 Ruang Reuse dan penyimpanan dialiser reuse, peralatan reuse dialiser manual atau
otomatis, ruanganpengolahan air (AAMI standard). Ruangan sterilisasi alat ruangan
penyimpanan obat &alat/ BMHP (suhu terpantau) Mempunyai sarana pembuangan dan
pengolahan limbah medis.
Peralatan Hemodialisis
 Mesin hemodialisis yang siap pakai dan spesifikasi teknik
sesuai standar keselamatan pasien
 Minimal terdapat 1 mesin cadangan yang siap setiap saat
di unit dialisis untuk setiap 6 mesin HD
 Tersedia ruang untuk perbaikan Haemodialis mesin (work
shop).
 Disinfeksi rutin mesin hemodialisis yang aktif ataupun
cadangan dilakukan sesuai SPO/IK.
 Desinfeksi luar dan dalam mesin
 SPO /IK selalu berada di dekat mesin.
 Kalibrasi mesin setiap 6 Bulan.
Implementasi (prosedur HD) :

 Teknik streril
 Hand Hygiene ( 5 moment)
 Gunakan APD yang standar ( Gogle, apron, masker,
sarung tangan)
 Teknik Punksi dan kanulasi diperhatikan
(memberikan rasa aman dan memberikan rasa aman
dan nyaman bagi pasien)
 Pemberian antikoagulansia
Pengendalian infeksi

 Seluruh staf medik dan perawat dilatih untuk dapat melaksanakan pencegahan umum
( universal precaution) di unit dialisis.
 Pencegahan umum dilaksanakan di unit dialisis pada segala tindakan perawatan pasien.
 Tersedia Sarana untuk mencuci tangan (wastafel/hand rub) di setiap area pelayanan
pasien sehingga cuci tangan dapat dilakukan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien.
 Semua staf termasuk penjaga unit dialisis diajarkandengan instruksi yang jelas dalam
menangani tumpahandarah dan bahan kimia di alat – alat dan lantai.
 Tersedia pembuangan sampah infeksi dan non Infeksi semua peralatan yang ternodai
oleh darahharus di rendam dan dibersihkan dengan larutan sodium hipoklorit 1:100 jika
peralatan itu tahan terhadap bahan kimia tersebut.
 Semua pasien baru atau pasien yang kembalike unit dialisis setelah menjalani dialisis di
lokasi yang mempunyai risiko tnggi atau tidak diketahui derajat risikonya harus
diperiksakembali HbsAg dan Anti – HCV. Isolasi mesin hemodialisis hanya diharuskan
pada pengidap virus Hepatitis B (VHB), tidak padapengidap virus Hepatitis C (VHC)
dan HIV.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut: Pelaksanaan kewaspadaan
universal universal precaution) yang ketat (pasien, staf,
penggunaan alat medik/non medik) merupakan kunci
utama dalam pencegahan transmisi. Penataan ruang,
aksesibilitas, penerangan dan pemilihan material harus
sesuai dengan ketentuan yang mengacu pada patient
safety.

Anda mungkin juga menyukai