Anda di halaman 1dari 46

DIALIZER PAKAI ULANG

(DPU)

H. Syafrizal, S.Kep
SNARS TENTANG RE-USE
REKOMENDASI
PERNEFRI,
BATAS PENGUNAAN
DIALIZER PAKAI ULANG
PERSETUJUAN PASIEN
Persetujuan Pasien
Setelah mendapat penjelasan, pasien
yang menggunakan DPU harus sudah
mengetahui dan menyetujui proses
tersebut.
Informed consent bertujuan untuk
memberikan informasi secukupnya
kepada pasien tentang keuntungan dan
kerugian penggunaan DPU.
Informed consent diberikan secara
tertulis sebelum memulai HD untuk
pertama kali dan berlaku seterusnya
selama pasien masih menjalani HD.
DIALIZER PAKAI ULANG?
Dializer proses ulang adalah
pembersihan, pengukuran dan
desinfeksi/sterilisasi dializer yang
telah digunakan agar dapat digunakan
kembali untuk pasien yang sama.

Dializer “reuse” adalah menggunakan


dializer untuk pasien yang sama
untuk beberapa kali tindakan.

Kedua istilah tersebut, dalam hal


ini menjadi sinonim. Karena dializer
bukan hanya dipakai ulang namun
juga diproses ulang.

Siklus ini diulang sampai dialyzer


tidak lagi memenuhi kriteria untuk
terus digunakan

Reuse Dialyzer atau pemakaian ulang


diayzer adalah suatu
perlakuan/tindakan pada dialiser agar
dapat digunakan lebih dari satu kali,
dimana dialyser tersebut adalah
dialyzer yang sama untuk pasien yang
sama
JENIS DIALIZER
 Tidak semua dializer bisa di reuse
 Pabrik harus mencantumkan bahwa
dializer nya “single use “ atau “multiple
use”
 Bila dapat di-reuse : harus
mencantumkan teknik reuse yang cocok
untuk dializer nya
ALASAN DILAKUKAN NYA PEMAKAIAN
DIALISER ULANG …?

Alasan Medis
• Penurunan reaksi hipersensitifitas atau
dikenal dengan “first use syndrome”
• Pengeluaran molekul sedang

Alasan non medis


• Mahalnya biaya dializer baru, ditambah
biaya untuk mengelola sampah
• Mengurangi Jumlah sampah
POTENSI BAHAYA PADA PENGGUNAAN DIALIZER PAKAI ULANG

• Potensial Pemaparan Bahan Kimia Terhadap


Pasien dan Petugas
• Potensial Terjadinya Kontaminasi Bakteri atau
Endotoksin
• Potensial Terjadinya Penurunan Klirens dan
KUF
• Potensial Terjadinya Infeksi Silang ?
MEDICAL ISSUE
(ANSI/AAMI RD47:2008)

- PROSES DIALIZER PAKAI ULANG HARUS DILAKUKAN


BERDASARKAN SARAN DOKTER YANG MEMILIKI
PENGETAHUAN TERHADAP DAMPAKNYA SECARA MEDIS DAN
EKONOMI.

- PROSES DIALIZER PAKAI ULANG TIDAK DISARANKAN PADA PASIEN


DENGAN HBSAG REAKTIF.

- STATUS PAPARAN VIRUS HIV, HEP B, DAN HEP C PADA PASIEN


TIDAK DAPAT DIKETAHUI SECARA PASTI.

- PENCEGAHAN INFEKSI HARUS SELALU DITEKANKAN DAN


TERMASUK PADA PROSEDUR DIALIZER PAKAI ULANG.

- KEBIJAKAN DAN PROSEDUR HARUS DITETAPKAN, TERMASUK JIKA


TERJADI REAKSI PADA PASIEN.
ANSI/AAMI RD47:2008
 Training
 Water quality  Testing the reprocessed
 Reprocessing the dialyzer dialyzer for the presence of
 Dialyzer inspection sterilant or disinfectant
 Dialyzer labeling  Testing the reprocessed
dialyzer for residual
 Storage
sterilant or disinfectant
 Quality assurance activities
ANSI/AAMI RD47:2008
(Revision of ANSI/AAMI
RD47:2002 and
RD47:2002/A1:2003)

Reprocessing of
hemodialyzers
Training
Dializer akan di proses secara
hati-hati oleh petugas yang
terlatih, setiap telah digunakan.

Banyak unit dialisis telah


menugaskan teknisi atau petugas
lain yang berperan dalam
pengolahan dialiser.
Syarat &
Kemampuan Petugas
 Petugas harus memiliki pendidikan yang memadai, pelatihan, atau
pengalaman untuk memahami dan melakukan prosedur bersertifikat
 Petugas boleh berasal dari mereka yang tidak memiliki latar belakang

medis yang terlatih.


Petugas paham dan mampu :
a. Standar Operasional Prosedur
b. Dokumentasi (nama,tanggal-jam, Volume, keberapa kalinya di pakai,
ttd petugas)
c. Operasional dan pemeliharaan peralatan reprosessing hemodialyzers
d. Pencegahan infeksi
e. Risiko dan bahaya penggunana dializer berkali-kali
f. Konsekuensi dari tidak melaksanakan tugas dengan baik

g. Risiko dan bahaya yang berhubungan dengan zat beracun yang


digunakan dalam reprosessing hemodialyzers, penanganan yang tepat
zat ini, dan prosedur penanganan tumpahan dan pembuangan zat-zat
beracun → MSDS
h. Penggunaan APD : kacamata pelindung, respirator, masker, dan
pakaian khusus
i. Memahami dan mampu melakukan Prosedur darurat
Petugas Re-Use

TERLATIH DAN
MEMILIKI SERTIFIKAT
HEMODIALISIS
DIMANA DILAKUKAN .?????

 Di tempat lain (CSSD)


 Di Ruang HD

Harus memenuhi syarat sebagai petugas


re-use/reprocessing
Jika dilakukan di CSSD pastikan prosedur
re-use/reprocessing sesuai spo CSSD
Jika dilakukan di ruang HD , buat standar
yang memenuhi semua aspek kepentingan
dan keamanan pasien dan petugas
WATER QUALITY

Produk air yang digunakan


untuk membilas,
membersihkan, mengisi, dan
pengenceran bahan steril
harus memenuhi persyaratan
kualitas kimia dan
mikrobiologi ditentukan
dalam versi dari ANSI / AAMI
RD62.
CYCLE DIALIZER
REPROCESSING DAN REUSE

Post treatment Reprocessing


• LABEL
• VOLUME
AWAL
• PRE Inspection
PROSES Post treatment
• Preproses

Labeling
Treatment

Storage
Rinsing & residual
testing before
treatment
Inspection & presence

DIALISER BARU
Pemakaian dializer baru

Pemakaian pertama
Proses pemakaian pertama penting
karena menentukan kualitas
pemakaian berikutnya
Dializer harus diberi label sbb:
 Berisi : nama lengkap, no rekam

medis, tanggal pemakaian pertama,


tanggal reuse terakhir dan nama
staf yang melakukannya, total cell
volume
 Label jangan sampai menutupi label

spesifikasi dializer
 Label harus terbaca jelas baik saat

dilakukan proses reuse mau pun


hemodialisis.
PROSES REPROSESING

 Transportation and handling


 Rinsing and cleaning
 Performance measurements
 Germicide
 Inspection
 Disposition of rejected dialyzers
 Storage
 Gunakan Teknik Bersih
 Semua Port harus tertutup
 Disimpan dalam kantong sampai
proses selanjutnya
 Dialyzers yang tidak dapat diolah
kembali dalam waktu 2 jam harus
didinginkan tetapi tidak
diperbolehkan untuk dimasukkan ke
frezzer
RINSING AND CLEANING
(ANSI/AAMI RD47:2008, HAL 20 )

 Precleaning dibilas dengan air


RO, gunakan teknik reverse
ultrafiltration .
 Cleaning/Pembersihan  hydrogen
peroxide / sodium hypochlorite /
peracetic acid dengan konsentrasi
yang tepat.
PERFORMANCE
MEASUREMENTS
 Tes volume dializer = 80% TCV (total cell
volume) awal
 Test kebocoran membran dialyzer (Pressure
Leak Test)
 Tidak ada retakan pada badan dializer
 Tidak ada sisa bekuan darah yang masih
tersisa
Water
DESINFEKSI/STERILISASI
 Interior : Diisi dengan desinfektan
 Exterior: Di usap/lap dengan dengan
desinfektan yang diencerkan (mis: paracetic
acid 1%)
 Tutup port dialiser direndam minimal 30
menit
 Hanya boleh satu jenis desinfektan yang
dipakai

Keampuhan desinfektan
dipengaruhi oleh :
 Penyiapan desinfektan yang kurang baik
 Desinfektan kadaluarsa
 Kontak waktu desinfektan dalam dializer yang
kurang cukup
 Penyimpanan dializer yang tidak tepat
 Dializer tidak terisi penuh
DESINFEKTAN UNTUK STERILISASI
DIALIZER

Desinfektan Keuntungan Kerugian Waktu


kontak
Peracetic acid Ketika dilarutkan akan Harga cukup mahal 11 jam
terurai menjadi asam
asetat, oksigen dan air
Formalin Harga murah Teknisi harus menggunakan 24 jam
masker khusus
Harus ada pompa khusus
Dapat menyebabkan kanker
Biaya untuk pembuangan

Glutaraldehyde Harga murah Berhubungan dengan 10 jam


masalah pernafasan dan kulit
Biaya untuk pembuangan
Asam sitrat dan Tidak ada Tidak semua dializer tahan 20 jam
panas pengamanan khusus panas
Tidak ada masalah
dengan pembuangan
KOMPOSISI DESINFEKTAN YANG SUDAH
JADI
Paracetic Acid menggantikan fungsi dari
 Formaldehyde (formalin)
 Pemutih dan/atau hydrogen peroxide
Tidak hanya sebagai desinfectan tetapi juga
sebagai sterilant
(keuntungannya adalah tidak mempengaruhi
membran pori dari dialyzer)

Kandungan aktif produk desinfektan


dializer
 Hydrogen peroxide
 Paracetic acid
 Acetic acid
KONSENTRASI DESINFEKTAN MENURUT
REKOMENDASI AAMI RD 47:2002
Dialiser Pakai Ulang harus dibilas dengan sterilan minimal 3 x
dengan tujuan agar sterilant yang masuk ke kompartemen darah dan
dialysate sesuai dan tepat konsentrasinya (min 90 % dari
konsentrasi yg ditetapkan) misal untuk formalin 4% - 5% dan
untuk renalin 3,5% - 4 %.

Apa yg terjadi jika system 3 X fill/flush tidak diterapkan ?


Sisa air R.O yang ada dlm kompartemen darah & dialysate akan
bercampur dengan sterilant yg masuk. Pencampuran ini
menyebabkan konsentrasi sterilant berkurang dari yg sudah
ditetapkan. Akibatnya sterilant yg ada di dalam dialyzer tidak
mampu membuat dialyzer steril dan tidak tidak bisa efektif
membunuh mikroorganisma yg ada
Prosedur reprocessing

Manual
Otomatis

Pada prinsipnya memiliki tahapan


yang sama, namun menggunakan
mesin otomatis memiliki “Quality
Control” yang lebih baik, lebih
efisien, konsisten.
Perbedaan antara Reuse secara Manual
dengan Cara Otomatis (menggunakan
mesin)
 Reuse secara manual sangat
bergantung dari skill & kualitas
petugas dialysis (human error tinggi)
 Reuse otomatis sangat konsisten dan
tidak terlalu bergantung dari
petugas dialysis (human error
rendah)

 Pada reuse manual, kemungkinan


terjadi infeksi atau penularan
penyakit sangat tinggi
 Reuse secara otomatis, penularan
penyakit sangat kecil karena
semua proses dikerjakan secara
otomatis oleh mesin.
Masalah umum Manual reuse
 Tekanan air yang tidak stabil
 Maximum TMP untuk dilayzer adalah 600
mmHg atau 12psi
 Kebanyakan manual reuse tidak
memperhatikan kontrol tekanan air
 Waktu pembilasan dan reverse UF tidak
konsisten dan berubah-rubah
 Penggunaan peroksida/pembersih tidak
akurat
 Jika penggunaan pemutih sebagai pembersih
harus diperhatikan konsentrasi dan waktu
pemaparan membran harus teliti
 Konsentrasi tidak boleh lebih dari 0,5% dan
waktu pemaparan tidak boleh lebih dari 4
menit
 Skill perawat yang melakukan reuse berbeda-
beda
LABEL DIALIZER PAKAI ULANG

 Berikan label pada dializer


 Standar menurut AAMI RD47, minimum:
 Nama Pasien
 No RM
 Jumlah pemakaian
 Tanggal terakhir dilakukan reprosessing
LABELING
STORAGE
 Tempat penyimpanan dializer
merupakan area terbatas, untuk
menjaga keutuhan dializer.
 Lingkungan tempat
penyimpanan harus terhindar
dari kontaminasi dan dikontrol.
(Sejuk dan hindarkan sinar
matahari langsung)
 Area penyimpanan dializer harus
dirancang sedemikian rupa agar
memudahkan saat pengambilan.
 Posisi penyimpanan dialyzer
mendatar dengan port dialysate
menghadap keatas
Tempat Penyimpanan

LEBIH BAIK , DIPISAHKAN PER DIALISER ATAU


DIKEMAS SETIAP DIALISER SEBELUM DI SIMPAN
PRESENCE TEST
PERFORMED
Bertujuan untuk mengetahui keberadaan desinfektan di dalam
dializer
 Petugas melakukan pengecekan secara acak sample dari dializer
 Catatan: jangan memasukantest strip ke dalam lubang
kompartemen dialisat, hal ini dapat menimbulkan kerusakan
pada serabut membran.
INSPEKSI DIALIZER PAKAI
ULANG
 Dialyzer harus bebas dari darah yang terlihat
atau bahan asing lainnya.
 Tidak akan ada kebocoran atau retak pada
dialyzer darah atau dialisat port.
 Pada pemeriksaan luar terlihat serat dan tidak
ada gumpalan hitam.
 Header dari dialyzers terlihat berlubang dan
harus bebas dari gumpalan perifer atau
deposito lainnya.
 Port darah dan dialisat ditutup tanpa adanya
kebocoran.
 Label harus diisi dengan benar dan dapat
dibaca.
 Pastikan bahwa permukaan eksternal bersih,
dialyzer tidak rusak, dan harus estetis
RINSING & RESIDUAL
TESTING PERFORMED
Tujuannya adalah untuk mencegah
masuknya sisa residual disinfectan
ke dalam tubuh pasien yang dapat
menimbulkan reaksi yang tidak
diinginkan seperti menggigil,
muntah dll)

 Setelah dilakukan soaking, rinsing


dan priming
 Lakukan test residual
 Standar kurang dari 3ppm
Beberapa hal harus diperhatikan,
sebelum penggunaan ulang:

 Label identitas yang jelas (di cek oleh 2


orang)
 Tidak ada kerusakan struktur/retakan
 Rentang waktu desinfeksi cukup (Misal :
1 bulan ≥ waktu > 11 jam)
 Terbebas dari desinfektan (tes
desinfektan dengan strip khusus)
DOKUMENTASI
 Elektronik atau manual
 Terdiri dari : Nama, RM, Jumlah Reused, tanggal baru
dan terakhir, volume dialyzer, nama dan petugas
reused
DIALIZER YG AKAN DIBUANG

Dializer yang sudah tidak layak


pakai  diberi label rusak dan
dipisahkan untuk selanjutnya
dibuang
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
 Petugas HARUS melakukan Standard Precautions
 Alat pelindung diri harus digunakan secara
konsisten (handscoen, faceshield,
kacamata,masker, baju tindakan, apron, sepatu
boat)
PUSTAKA
AAMI. 2010. AAMI Dialysis Edition. Arlington: AAMI
Azar, Ahmad Taher. 2013. Modeling and Control of Dialysis Systems Volume 1.
Springer-Verlag Berlin Heidelberg
Nissenson, Allen R & Fine, Richard N. 2017. Handbook of Dialysis Therapy.
Philadelphia: Elsevier
Roshto, Byron & Varughese, Philip. 2008. Core Curriculum for the Dialysis
Technician. Madison: ANNA
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai