Anda di halaman 1dari 70

PERSYARATAN HEMODIALISA PADA PASIEN DENGAN

BPJS
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/001 - 1/1
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Sistem administrasi pasien dengan BPJS yang disyahkan di
Rumah Sakit IMC sesuai dengan MOU kedua belah pihak
TUJUAN 1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam mempersiapkan tindakan
hemodialisa.
2. Memberikan kemudahan dan kelancaran bagi para pemegang
kartu BPJS untuk melakukan tindakan hemodialisa
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat :
1. Foto copy KTP, kartu BPJS
2. Traveling HD
3. Hasil laboratorium terbaru, maksimal 1 bulan(Hb, Ur, Cr,
Albumin, HbsAg, Anti Hcv, Anti HIV).
4. Rujukan puskesmas ditujukan ke RS IMC Bintaro
II. Prosedur tindakan :
1. Pasien ke ruang hemodialisis bagian administrasi
hemodialisis untuk pendaftaran.
2. Bawa Foto copy KTP, kartu BPJS
3. Bawa Surat Traveling dari Rs asal
4. Bawa Hasil laboratorium terakhir maksimal 1 bulan (Hb,
Ur, Cr, Albumin, HbsAg, Anti Hcv, Anti HIV).
5. Bawa Surat rujukan puskesmas ditujukan ke RS IMC.
6. Lakukan penjadwalan ke Dokter spesialis penyakit dalam
konsultan ginjal hipertensi / Dokter spesialis penyakit
dalam bersertifikat HD sebagai penanggung Jawab HD
untuk penilaian kondisi pasien dan di tetapkan oleh dokter
yang bersangkutan untuk tindakan Hemodialisa.
7. Bila telah dinyatakan ACC untuk dilakukan HD maka
dilakukan penjadwalan hemodialisa oleh perawat
hemodialisis.
UNIT TERKAIT Front Office (FO)

1
TINDAKAN PRIMING DIALISER SINGLE USE

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/002 - 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu kegiatan untuk membilas dan membasahi dialiser dari zat – zat
ETO / pengawet yang ada dalam dialiser dengan cairan Nacl 0,9%.
TUJUAN 1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan persiapan
dialiser.
2. Membilas dan membasahi blood line serta dialiser dari zat
sterilisasi.
3. Mencegah anafilaktik syok karena pemakaian zat sterilisasi ETO
(etylane oxyde gas).
4. Membuang udara yang ada didalam daerah ekstracorporeal
terutama dialiser.
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat :
1. Nacl 0,9 % 1000 ml1 kolf
2. Set infus makro 1 buah
3. Bloodline 1 buah
4. Dialiser 1 buah
5. Cairan konsentrat Acid (5 / 10 liter)
6. Cairan bicarbonat (10 liter) / solcat
7. Gelas ukur 2 liter 1buah
8. Sarung tangan non steril 1 pasang
II. Prosedur tindakan :
1. Lakukan kebersihan tangan
2. Tempatkan alat didekat mesin dan pastikan peralatan sudah
lengkap dan berfungsi dengan baik
3. Pakai APD
4. Letakan dialiser ke holder mesin
5. Lalukan pengetesan mesin dengan cara :
a. Masukan konektor merah ke dalam cairan acid
b. Masukan konektor biru / solcat pada holder sebelah
kanan mesin
6. Buka masing – masing set yang telah disediakan
7. Lakukan penyambungan :
a. Cairan Nacl 0,9% dengan set infus.
b. Hubungkan selang darah arteri (merah) dan vena (biru)
ke dialiser.

2
TINDAKAN PRIMING DIALISER SINGLE USE

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/002 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PROSEDUR c. Set infus dengan selang arteri bloodline
8. Masukan selang segmen ke dalam pompa darah searah
jarum jam
9. Alirkan Nacl 0,9 % hingga keujung arteri blood line bila
sudah terisi, klem ujung bloodline.
10. Hubungkan ujung vena blood line ke gelas ukur hidupkan
pompa darah Qb 100 – 150 ml / menit.
11. Lakukan pengisian buble trap arteri dan vena dengan Nacl
0,9%
12. Lakukan tindakan priming dengan menggunakan Nacl
0,9% sebanyak 300 cc.
13. Lakukan penekanan pada blood line yang menuju dialiser,
untuk membuang udara pada daerah ekstracorporeal.
14. Hubungkan kedua ujung arteri vena blood line kemudian
hidupkan pompa darah.
15. Lakukan program ultrafiltrasi (sirkulasi dalam), UFG 300
cc, waktu 12 menit.
16. Masukan heparin 1000 – 2000 iu pada latex merah untuk
keseluruhan sirkulasi ekstrakorporeal.
17. Lakukan evaluasi pada tindakan priming.
18. Atur posisi mesin dan rapihkan alat – alat disekitar mesin.
19. Lakukan kebersihan tangan.
20. Lakukan dokumentasi untuk semua tindakan yang
dilakukan.
UNIT TERKAIT 1. Unit Hemodialisis
2. Administrasi
3. Kasir

3
TINDAKAN PRIMING DIALISER REUSE
(DIALISER PAKAI ULANG)
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/003 - 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu kegiatan untuk membilas dan membasahi dialiser dari cairan
desinfektan hemoclin.
TUJUAN 1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan persiapan
dialiser.
2. Membilas dialiser dari cairan desinfectan hemoclin 3,5%.
3. Melembabkan dan melebarkan hallowfibre.
4. Memberikan rasa aman yang nyaman pada pasien saat proses
HD.
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat :
1. Nacl 0,9 % 1000 ml 2 kolf
2. Set infus makro 1 buah
3. Bloodline 1 buah
4. Dialiser reuse 1 buah sesuaikan dengan nama pasien
5. Cairan konsentrat Acid (5 / 10 liter)
6. Cairan bicarbonat (10 liter) / solcat
7. Gelas ukur 2 liter
8. Sarung tangan non steril 1 pasang
II. Prosedur tindakan :
1. Lakukan kebersihan tangan.
2. Tempatkan alat didekat mesin dan pastikan peralatan sudah
lengkap dan berfungsi dengan baik.
3. Pakai APD.
4. Ambil dialiser yang sudah di reuse dilemari penyimpanan
lalu letakan dialiser pada holder.
a. Buang cairan hemoclin yang ada didalamnya.
b. Letakan dialiser ke holder mesin.
5. Lakukan pengetesan mesin dengan cara :
a. Masukan konektor merah ke dalam cairan acid.
b. Masukan konektor biru / solcat pada holder sebelah
kanan mesin.
6. Buka masing – masing set yang telah disediakan.
7. Lakukan penyambungan :
a. Cairan Nacl 0,9% dengan set infus.
b. Hubungkan selang darah arteri (merah) dan vena (biru)
ke dialiser

4
TINDAKAN PRIMING DIALISER REUSE
(DIALISER PAKAI ULANG)
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/003 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


c. Set infus dengan selang arteri bloodline
8. Masukan segmen pump kedalam pompa darah searah jarum
jam
9. Alirkan Nacl 0,9% hingga ke ujung arteri bloodline bila
sudah terisi klem ujung bloodline
10. Hubungkan ujung vena blood line ke gelas ukur
11. Hidupkan pompa darah Qb 100 – 150 ml / menit
12. Isi buble trap arteri dan vena dengan cairan Nacl 0,9%
13. Lakukan tindakan priming dengan menggunakan Nacl 0,9%
1000 cc Sampai habis.
14. Lakukan tekanan pada blood line yang menuju dialiser untuk
membuang udara pada daerah ekstrakorporeal.
15. Hubungkan kedua ujung arteri vena blood line kemudian
hidupkan pompa darah.
16. Lakukan program ultrafiltrasi ( sirkulasi dalam ) UFG : 500
cc, waktu 15 menit.
17. Akhiri priming, mesin siap untuk dipakai ke pasien.
18. Lakukan evaluasi pada tindakan priming dialiser reuse.
19. Masukan heparin 1000 iu pada latex merah untuk
keseluruhan sirkulasi extrakorporeal.
20. Atur posisi mesin dan rapihkan alat – alat disekitar mesin
dan pasien.
21. Lakukan kebersihan tangan.
22. Dokumentasikan hasil semua tindakan dalam form rekam
medis HD.
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

5
PENERIMAAN PASIEN HD RUTIN

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/004 - 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan hemodialisa (HD) yang dilakukan pada pasien rutin
yang sudah terjadwal
TUJUAN 1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan
hemodialisis
2. Membantu pasien rawat jalan / rawat inap untuk :
a. Menurunkan kadar ureum, kreatinin dalam darah
b. Mengatasi overload pada pasien
c. Mengatasi asidosis
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiaan alat :
1. Alat tulis dan lembaran rekam medis HD
2. Timbangan berat badan
3. Tensimeter, termometer, stetoscope
4. Gelang identitas 1 buah
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Cek traveling HD bagi yang pindahan dari unit HD lain
4. Jelaskan dan edukasi pasien mengenai tujuan, resiko dan
prosedur pelaksanaan serta menanda tangani form edukasi
5. Tanda tangan inform consen saat pertama kali HD
6. Timbang berat badan sesuai keadaan umum pasien
7. Lakukan identifikasi pasien dan pasang gelang identitas
8. Cek program terapi dari dokter
9. Tempatkan alat dekat pasien
10. Anjurkan pasien naik ke tempat tidur
11. Lakukan pengkajian dan pemeriksaan TTV, keadaan
umum pasien
12. Beritahu ke dokter jaga HD untuk dilakukan pemeriksaan
fisik pasien oleh dokter jaga HD Lakukan program pada
mesin HD sesuai instruksi dokter SpesialisKGH / dokter
Spesialis Penyakit Dalam
Penarikan cairan harus disesuaikan dengan kenaikan berat
badan pasien dengan perhitungan : BB saat ini –BB
terakhir HD + 500 cc

6
PENERIMAAN PASIEN HD RUTIN

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/004 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


13. Siapkan peralatan dan lakukan tindakan HD sesuai dengan
program Dokter
14. Observasi TTV setiap satu jam selama proses HD
berlangsung
15. Bantu pemenuhan kebutuhan pasien selama proses HD
16. Ukur TTV post HD
17. Timbang berat badan pasien post HD sesuai keadaan
umum pasien
18. Buat jadwal HD berikutnya dan informasikan pada pasien
/ keluarga
19. Lakukan evaluasi tindakan hemodialisa rutin pada pasien
rawat jalan.
20. Lakukan kebersihan tangan.
21. Lakukan dokumentasi untuk tindakan yang dilakukan dan
respon pasien terhadap prosedur pada lembaran form
observasi HD.
22. Arahkan pasien ke kasir untuk pasien rawat jalan untuk
pasien pembayaran cash dan lakukan serah terima dengan
perawat ruangan untuk pasien rawat inap
UNIT TERKAIT 1. Unit Hemodialisis
2. Kasir
3. Unit Rawat Inap

7
MELAKUKAN PUNKSI CIMINO DAN AV GRAFT

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/005 - 1/2
Tanggal terbit 7 Ditetapkan oleh :
Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Melakukan penusukan untuk akses dialisis dengan menggunakan
jarum AV fistula
TUJUAN 1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan
hemodialisa.
2. Untuk mempermudah proses dialysis.
3. Untuk mendapatkan aliran darah yang besar.
4. Tercapainya hemodialisis yang adekuat.
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Jarum AV fistula 16 G X 1” 2 buah
2. Spuit 10 cc 1 buah
3. Spuit 1 cc 1 buah
4. HD Set (kom, kasa, sarung tangan steril, perlak, plastik
kuning, tissu)
5. APD : masker, apron
6. Brunoderm
7. Tempat sampah medis
8. Heparin
9. Torniquet
10. Nacl 0,9%
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
5. Tempatkan alat-alat ke dekat pasien
6. Atur posisi pasien senyaman mungkin dan jaga privacy
pasien dengan memasang sampiran / gordyn
7. Periksa kembali daerah cimino apakah bruit / desiran
masih ada dan adekuat.
8. Tentukan daerah yang akan di pungsi
9. Pakai APD(masker, apron)
10. Buka alat set HD yang telah disediakan dimeja tindakan
11. Letakkan perlak kecil dibawah tangan yang ada cimino

8
MELAKUKAN PUNKSI CIMINO DAN AV GRAFT

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/005 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


12. Pakai sarung tangan steril
13. Lakukan desinfektan daerah cimino dengan tehnik steril,
dimulai dengan mengolesi bethadine dari arah dalam
keluar
14. Lanjutkan desinfektan dengan kasa yang sudah diberi
cairan alkohol 70% dengan cara yang sama.
15. Isi AV fistula dengan Nacl 0,9% sampai keujung jarum
fistula.
16. Lakukan insersi pada daerah outlet, setelah itu lakukan
aspirasi untuk memastikan outlet lancar dan tidak ada
udara lalu fiksasi.
17. Lakukan insersi pada daerah inlet dan lakukan aspirasi
pastikan inlet lancar dan tidak ada hambatan lalu fiksasi
18. Setelah inlet dan outlet lancar cimino siap untuk
disambungkan.
19. Evaluasi pada daerah punksi cimino apakah ada bengkak
dan perdarahan.
20. Atur posisi senyaman mungkin dan rapihkan alat.
21. Lakukan kebersihan tangan.
22. Dokumentasikan hasil tindakan punksi cimino dan respon
pasien terhadap prosedur didalam form HD.
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

9
PERAWATAN CATHETER DOUBEL LUMEN (CDL) DAN
TUNEL CATHETER
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/007 - 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Melakukan perawatan cateter double lumen (CDL) dan tunel
catheter sebagai salah satu akses hemodialisis
TUJUAN 1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan
hemodialisis
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah adanya bekuan diselang catheter double lumen
4. Cateter dapat digunakan dalam waktu tertentu
5. Aliran darah menjadi lancar sehingga proses dialisis dapat
berlangsung
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Kom kecil 1 buah
2. APD : masker, apron masing – masing 1 buah
3. HD Set
4. Nacl 0,9%
5. Spuit 10 c, spuit 1 cc masing – masing 1 buah
6. Brunoderm
7. Hypafix / micropore
8. Heparin 1000 – 2000 iu (sesuai dengan kebutuhan pada
CDL), gentamycin injeksi 1 ampul
9. Nebacetin powder / gentamycin salep
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Lakukan identifikasi pasien.
3. Lakukan kebersihan tangan.
4. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan.
5. Tempatkan alat – alat kedekat pasien.
6. Atur posisi pasien senyaman mungkin dan jaga privacy
pasien dengan memasang sampiran / gordyn
7. Pakai APD (masker, apron sarung tangan non steril).
8. Buka balutan pada daerah doubel lumen dan tunel
catheter.
9. Buka sarung tangan non steril dan buang ketempat sampah
yang tersedia.
10. Buka set steril HD untuk tindakan, tuang nacl 0,9 %
11. Tuang Nacl 0,9% kedalam kom.

10
PERAWATAN CATHETER DOUBEL LUMEN (CDL) DAN
TUNEL CATHETER
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/007 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


12. Semprotkan brunoderm kearea exitesite
13. Pasang sarung tangan steril
14. Letakan alas dibawah cateter double lumen.
15. Bersihkan kulit mulai sekitar exit site pada daerah doubel
lumendan tunel catheter dengan nacl 0,9 % mulai dari arah
dalam ke arah luar (jika kulit pasien kotor dan banyak
bekuan darah tindakan ini dapat dilulang kembali sampai
bersih), buanglah kasa nacl ke tempat plastik pembuangan.
Lakukan seperti diatas sampai kulit bebas dari kotoran /
kotoran yang mengering.
16. Bersihkan sekitar kateter double lumen dan tunel katheter
dengan cara tangan kanan memegang kasa betadin,
bersihkan sekitar catheter mulai dari exit site menuju tutup
cateter lakukan searah. Tangan kiri memegang catheter
double lumen dan tunel catheter, buanglah kasa betadin
ketempat plastik pembuangan lalu bersihkan dengan kasa
alkohol.
17. Tutup dengan kasa steril dan hypafix.
18. Berikan heparin pekat dan gentamycin injeksi sesuai
dengan anjuran yang tertera dalam selang.
19. Kencangkan tutup catheter double lumen dan tunel
catheter lalu klem dalam posisi terkunci.
20. Tutuplah seluruh catheter double lumen dan tunel catheter
dengan kasa steril dan fixasi dengan hipafix.
21. Rapikan alat – alat.
22. Lakukan kebersihan tangan.
23. Lakukan dokumentasi untuk semua tindakan yang
dilakukan dalam form HD termasuk keadaan exit site
bersih / kotor, adakah tanda – tanda peradangan / pus.
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

11
MELAKUKAN TINDAKAN HEMODIALISA
DENGAN AKSES CIMINO / AV GRAFT DAN FEMORAL
MENGGUNAKAN MESIN B BRAUN
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/008 - 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Menghubungkan sirkuit ekstrakorporeal dengan sirkut darah
sehingga terjadi proses dialisis
TUJUAN 1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan
hemodialisis
2. Menurunkan kadar ureum kreatinin dalam darah
3. Mengeluarkan cairan yang berlebihan didalam tubuh
4. Terjadinya keseimbangan asam basa tubuh
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Mesin hemodialisa
2. Sirkuit ekstrakorporeal yang sudah siap dipakai
3. Gelas ukur
4. Tensi meter
5. Lembar observasi pasien hemodialisa
6. Alat tulis
7. Heparin.
8. Spuit 10 cc, 1 cc masing - masing 1 buah.
9. Brunoderm
10. Nacl 0,9%
11. Sarung tangan non steril 1 pasang
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Lakukan kebersihan tangan.
3. Lakukan identifikasi pasien.
4. Cek program terapi pada status pasien
5. Observasi TTV, tingkat kesadarandan catat diform
observasi HD.
6. Atur posisi pasien senyaman mungkin dan jaga privacy
pasien dengan memasang sampiran / gordyn
7. Pakai sarung tangan non steril.
8. Encerkan heparin 4000 iu (sesuai dengan kebutuhan)
dalam Nacl 0,9% pada spuit 10 cc. kemudian sambungkan
ke heparin line, letakkan pada pump heparin.
9. Program mesin sesuai dengan kebutuhan pasien(UF goal,
lama dialysis, kecepatan heparin / jam)

12
MELAKUKAN TINDAKAN HEMODIALISA
DENGAN AKSES CIMINO / AV GRAFT DAN FEMORAL
MENGGUNAKAN MESIN B BRAUN
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/008 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


10. Tekan tombol warna hijau bergambar orang lalu tekan ←,
klem arteri line dan vena line, putuskan hubungan arteri
dan vena kemudian sambungkan bagian arteri line ke
fistula cimino / femoral, letakkan vena line pada gelas
ukur di mesin hemodialisa.
11. Jalankan pompa darah dengan kecepatan 100ml /
menit.Setelah darah mengisi dialiser matikan pompa
darah, sambung bagian vena ke outlet.
12. Tekan tombol tabung, maka dilayar akan tertera
“Bicarbonat running” tanda HD dimulai kemudian
jalankan pompa darah dengan kecepatan 150ml/menit,
kecepatan di naikan secara bertahap sampai dengan
250ml/menit (sesuai dengan kondisi pasien).
13. Perhatikan lampu yang menyala pada mesin bila lampu
dimesin berwarna hijau tanda bahwa proses HD sudah
dimulai.
14. Beritahu pasien bahwa HD sudah dimulai.
15. Observasi TTV pasien paska tindakan insersi selanjutnya
dilakukan setiap 1 jam sekali sampai HD berakhir.
16. Rapihkan alat – alat.
17. Lakukan kebersihan tangan.
18. Dokumentasikan pada buku observasi pasien. (tensi, nadi,
suhu, pernafasan, waktu memulai HD, Qb, UF, tekanan
vena, tekanan arteri, TMP, jumlah heparin yang tinggal
dalam spuit 10cc).
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

13
MELAKUKAN TINDAKAN HEMODIALISA
DENGANAKSES CDL / TUNEL CATHETER
MENGGUNAKAN MESIN B BRAUN
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/009 - 1/3
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Menghubungkan sirkuit ektrakorporeal dengan sirkut darah
sehingga terjadi proses dialisis
TUJUAN 1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan
hemodialisa
2. Menurunkan kadar ureum kreatinin dalam darah
3. Mengeluarkan cairan yang berlebihan didalam tubuh
4. Terjadinya keseimbangan asam basa tubuh
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Mesin hemodialisa
2. Sirkuit ekstrakorporeal yang sudah siap dipakai
3. Gelas ukur
4. Tensi meter
5. Lembar observasi pasien hemodialisa
6. Heparin
7. Spuit 10 cc, 1 cc masing - masing 1 buah
8. Nacl 0,9%
9. APD : masker, apron
10. Sarung tangan non steril 1 pasang
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Cek program terapi pada status pasien
5. Kaji kebutuhan untuk melakukan tindakan HD
penyambungan CDL
6. Tempatkan alat – alat didekat pasien dan pastikan
peralatan berfungsi dengan baik
7. Beritahu tujuan, resiko dan prosedur tindakan pada pasien
/ keluarga
8. Observasi TTV, kesadaran dan catat dilembar observasi
HD
9. Atur posisi pasien senyaman mungkin dan jaga privacy
pasien dengan memasang sampiran / gordyn
10. Pakai sarung tangan non steril
11. Buka balutan pada derah double lumen / tunel cateter

14
MELAKUKAN TINDAKAN HEMODIALISA
DENGAN AKSES CDL / TUNEL CATHETER
MENGGUNAKAN MESIN B BRAUN
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/009 - 2/3
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


12. Buka sarung tangan non steril dan buang pada tempat
sampah yang telah tersedia.
13. Buka set HD untuk tindakan, Nacl 0,9% sesuai kebutuhan
14. Pakai sarung tangan steril untuk memulai melakukan
desinfektan.
15. Lakukan perawatan CDL / Tunel Catheter sesuai SPO.
16. Melakukan test kelancaran kateter :
a. Gunakan spuit 5 cc, lalu tambahkan heparin dan bekuan
darah yang berada di lumen kateter di aspirasi dan di
buang ke tempat sampah infeksius.
b. Bilas dengan larutan Nacl 0.9% secukupnya, lakukan
test dengan cara aspirasi dan masukan kembali darah
sambil rasakan tidaknya aliran darah (tindakan ini
dapat diulangsampai yakin betul bahwa aliran darah
sudah lancar).
c. Pengetesan ini dilakukan satu persatu (selang arteri
atau vena dahulu) Tutup selang kateter dengan kasa
steril (posisi kateter dalam keadaan terklem).
d. Tentukan posisi kateter dengan tepat untuk
menghindari kemacetan pada saat dialisis berlangsung,
kemudian fiksasi, Kateter double lumen siap pakai.
e. Rendam tutup kateter dengan bethadin pada kom steril.
17. Encerkan heparin 5000 iu (sesuai kondisi) dalam Nacl
0,9% pada spuit 10 cc. kemudian sambungkan ke heparin
line, letakkan pada pump heparin.
18. Program mesin sesuai dengan kebutuhan pasien (UF goal,
lamanya dialisis, kecepatan heparin / jam).
19. Tekan tombol warna hijau bergambar orang lalu tekan ←,
klem arteri line dan vena line, putuskan hubungan arteri
dan vena kemudian sambungkan bagian arteri line ke CDL
/ Tunel catheter, letakkan vena line digelas ukur
20. Jalankan pompa darah dengan kecepatan 100ml / menit.
MELAKUKAN TINDAKAN HEMODIALISA
DENGAN AKSES CDL / TUNEL CATHETER
MENGGUNAKAN MESIN B BRAUN
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/009 - 3/3

15
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


21. Setelah darah mengisi dialiser matikan pompa darah,
sambung bagian vena line ke CDL / Tunel cateter.
22. Tekan tombol tabung, maka dilayar akan tertera
“Bicarbonat Running” tanda HD dimulai kemudian
jalankan pompa darah dengandialisis, kecepatan heparin /
menit)kecepatan 150ml/menit, kecepatan di naikan secara
bertahap sesuai kondisi pasien.
23. Perhatikan lampu yang menyala pada mesin, warna hijau
tanda bahwa proses HD sudah dimulai.
24. Beritahu pasien bahwa HD sudah dimulai.
25. Observasi TTV pasien pasca tindakan insersi selanjutnya
dilakukan setiap 1 jam sekali sampai HD berakhir.
26. Rapikan alat – alat dan lepas sarung tangan .
27. Lakukan kebersihan tangan.
28. Dokumentasikan pada buku observasi pasien. (tensi, nadi,
suhu, pernafasan, waktu memulai HD, Qb, UF, tekanan
vena, tekanan arteri, TMP, jumlah heparin yang tinggal
dalam spuit 10cc).
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

16
MELAKUKAN TINDAKAN HEMODIALISA
DENGAN AKSES CIMINO / AV GRAFT DAN FEMORAL
MENGGUNAKAN MESIN TORAY
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/010 - 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Menghubungkan sirkuit ekstrakorporeal dengan sirkut darah
sehingga terjadi proses dialisis
TUJUAN 1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan
hemodialisa
2. Menurunkan kadar ureum kreatinin dalam darah.
3. Mengeluarkan cairan yang berlebihan didalam tubuh.
4. Terjadinya keseimbangan asam basa tubuh
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Mesin Hemodialisa
2. Sirkuit ekstrakorporeal yang sudah siap dipakai
3. Gelas ukur
4. Tensi meter
5. Lembar observasi pasien HD
6. Heparin
7. Spuit 10 cc, 1 cc masing - masing 1 buah
8. Nacl 0,9%
9. APD : masker, apron
10. Sarung tangan non steril 1 pasang
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Cek program terapi pada status pasien
5. Observasi TTV, tingkat kesadaran dancatat dilembar
observasi HD.
6. Atur posisi pasien senyaman mungkin dan jaga privacy
pasien dengan memasang sampiran / gordyn
7. Pakai sarung tangan non steril
8. Encerkan heparin 4000 iu (sesuai dengan kondisi pasien)
dalam Nacl 0,9% pada spuit 10 cc. kemudian sambung ke
heparin line, letakkan pada pump heparin
9. Program mesin sesuai dengan kebutuhan pasien (UF goal,
lamanya dialisis, kecepatan heparin / jam).

17
MELAKUKAN TINDAKAN HEMODIALISA
DENGAN AKSES CIMINO / AV GRAFT DAN FEMORAL
MENGGUNAKAN MESIN TORAY
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/010 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PROSEDUR 10. Matikan pompa darah, klem arteri line dan vena line,
putuskan hubungan arteri dan vena kemudian sambungkan
bagian arteri line ke fistula cinimo / femoral, letakkan vena
line pada gelas ukur.
11. Jalankan pompa darah dengan kecepatan 100ml / menit.
12. Setelah darah mengisi dialiser matikan pompa darah,
sambung bagian vena ke outlet, kemudian jalankan pompa
darah dengan kecepatan 150ml/menit, kecepatan di naikan
secara bertahap (sesuai kondisi pasien).
13. Tekan tombol Bypass lalu tombol dialysis.
14. Pastikan lampu berwarna hijau tanda HD mulai berjalan
15. Beritahu pasien bahwa HD sudah dimulai
16. Observasi TTV pasien paska tindakan insersi selanjutnya
dilakukan setiap 1 jam sekali sampai HD berakhir
17. Rapikan alat – alat dan lepaskan sarung tangan.
18. Lakukan kebersihan tangan.
19. Dokumentasikan pada buku observasi pasien. (tensi, nadi,
suhu, pernafasan, waktu memulai HD, QB, UF, tekanan
vena, tekanan arteri, TMP jumlah heparin yang tinggal
dalam spuit 10cc)
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

18
MELAKUKAN TINDAKAN HEMODIALISA
DENGAN AKSES CDL DAN TUNEL CATHETER
MENGGUNAKAN MESIN TORAY
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/011 - 1/3
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Menghubungkan sirkuit ektrakorporeal dengan sirkut darah
sehingga terjadi proses dialisis
TUJUAN 1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan
hemodialisis.
2. Menurunkan kadar ureum kreatinin dalam darah.
3. Mengeluarkan cairan yang berlebihan didalam tubuh.
4. Terjadinya keseimbangan asam basa tubuh
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Mesin hemodialisis
2. Sirkuit ekstrakorporeal yang sudah siap dipakai
3. Gelas ukur
4. Tensi meter
5. Lembar observasi pasien hemodialisis
6. Heparin
7. Spuit 10 cc, 1 cc masing - masing 1 buah
8. Nacl 0,9%
9. Set HD
10. APD : masker, apron
11. Sarung tangan non steril 1 pasang
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Cek program terapi pada status pasien
5. Kaji kebutuhan untuk melakukan tindakan HD
penyambungan CDL.
6. Atur posisi pasien senyaman mungkin dan jaga privacy
pasien dengan memasang sampiran / gordyn
7. Tempatkan alat – alat didekat pasien dan pastikan
peralatan berfungsi dengan baik
8. Beritahu tujuan, resiko dan prosedur tindakan pada pasien
/ keluarga.
9. Observasi TTV, kesadaran dan catat dilembar observasi
HD.
10. Pakai sarung tangan non steril

19
MELAKUKAN TINDAKAN HEMODIALISA
DENGAN AKSES CDL DAN TUNEL CATHETER
MENGGUNAKAN MESIN TORAY
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/011 - 2/3
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


11. Buka balutan pada daerah doubel lumen / tunel catheter
Buka sarung tangan non steril dan buang pada tempat
sampah yang telah tersedia
12. Buka set HD untuk tindakan , tuang alkohol, Nacl 0,9%
sesuai kebutuhan
13. Pakai sarung tangan steril untuk memulai melakukan
desinfektan
14. Lakukan perawatan CDL / Tunel Catheter sesuai SPO
15. Melakukan test kelancaran kateter:
a. Gunakan spuit 3 cc, lalu tambahkan heparin dan bekuan
darah yang berada di lumen kateter di aspirasi dan di
buang ke tempat sampah infeksius.
b. Bilas dengan larutan Nacl 0.9% secukupnya, lakukan
test dengan cara aspirasi dan masukan kembali darah
sambil rasakan tidaknya aliran darah (tindakan ini
dapat diulangsampai yakin betul bahwa aliran darah
sudah lancar).
c. Pengetesan ini dilakukan satu persatu (selang arteri
atau vena dahulu) Tutup selang kateter dengan kasa
steril (posisi kateter dalam keadaan terklem).
d. Tentukan posisi kateter dengan tepat untuk
menghindari kemacetan pada saat dialisis berlangsung,
kemudian fiksasi, Kateter double lumen siap pakai.
e. Rendam tutup kateter pada kom berisi bethadin.
16. Encerkan heparin 5000 iu (sesuai kondisi) dalam Nacl
0,9% pada spuit 10 cc. kemudian sambungkan ke heparin
line, letakkan pada pump heparin.
17. Program mesin sesuai dengan kebutuhan pasien (UF goal,
lamanya dialisis, kecepatan heparin / jam).
18. Pengetesan ini dilakukan satu persatu (selang arteri / vena
dahulu)
19. Matikan pompa darah, klem arteri line dan vena line,
putuskan hubungan arteri dan vena kemudian sambungkan
bagian arteri line ke catheter arteri, letakkan vena line pada
gelas ukur di mesin HD.

20
MELAKUKAN TINDAKAN HEMODIALISA
DENGAN AKSES CDL DAN TUNEL CATHETER
MENGGUNAKAN MESIN TORAY
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/011 - 3/3
Tanggal terbit 7 Maret 2016 Ditetapkan oleh :
RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis,


MARS
20. Jalankan pompa darah dengan kecepatan 100 ml / mnt
21. Matikan pompa darah setelah darah mengisi seluruh
dialiser, sambung bagian vena ke cateter vena, kemudian
jalankan pompa darah dengan kecepatan 150ml/menit,
kecepatan di naikan secara bertahap sampai dengan
250ml/menit (sesuai kondisi pasien).
22. Tekan tombol bypass lalu tombol dialysis
23. Pastikan lampu berwarna hijau tanda HD mulai berjalan
24. Beritahu pasien bahwa HD sudah dimulai
25. Observasi tanda-tanda vital pasien, dokumentasikan pada
buku observasi pasien. ( tensi, nadi, suhu, pernafasan,
waktu memulai HD, Qb, UF, tekanan vena, tekanan
arteri, TMP, jumlah heparin yang tinggal dalam spuit
10cc).
26. Rapikan alatdan lepaskan sarung tangan
27. Lakukan kebersihan tangan.
28. Dokumentasikan pada buku observasi pasien. ( tensi,
nadi, suhu, pernafasan, waktu memulai HD, QB, UF,
tekanan vena, tekanan arteri, TMP jumlah heparin yang
tinggal dalam spuit 10cc)
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

21
PENGAMATAN PASIEN SELAMA HEMODIALISA
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/012 - 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Observasi yang dilakukan selama tindakan hemodialisa baik pasien
maupun mesin
TUJUAN 1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan
hemodialisa
2. Agar dialisis berjalan optimal
3. Observasi dilakukan secara rutin, sehingga kelainan tindakan
hemodialisa dapat diatasi
4. Mesin berjalan dengan baik
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR 1. Persiapan alat
1. Tensi meter, termometer
2. Lembar observasi pasien HD
3. Alat tulis
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Cek program terapi pada status pasien
5. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
6. Observasi TTV, tingkat kesadaran kemudian mencatat ke
lembaran form observasi HD.
7. Lapor dokter jika ada keluhan-keluhan yang di kemukakan
pasien
8. Lakukan observasi punksi cimino apakah ada pembesaran.
9. Perhatikan sambungan-sambungan jangan sampai kendor.
10. Perhatikan posisi daearah penusukan jangan sampai
tertekuk.
11. Pastikan mesin dan sirkuit setelah haemodialisa berjalan,
lampu berwarna hijau.
12. Perhatikan limit-limit alarm ditempatkan pada posisinya.
13. Naikan kecepatan aliran darah secara bertahap.
14. Perhatikan sirkuit darah dan dialisis tidak boleh tertekuk
15. Perhatikan cairan dialisat harus tetap terisi jangan sampai
habis (akan menyebabkan mesin alarm).
PENGAMATAN PASIEN SELAMA HEMODIALISA

22
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/012 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


16. Perhatikan Heparin continous agar habis pada waktunya.
17. Lakukan pengecekan detector udara.
18. Perhatikan selang detector arteri dan vena
19. Rapihkan alat – alat
20. Lakukan kebersihan tangan.
21. Dokumentasikan pada form observasi HD
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

23
PENANGANAN DAN MENGGANTI DIALISER CLOT
(BEKU)
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/013 - 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu proses terjadinya pembekuan darah pada membran dialiser
baik sebagian atau seluruh yang mengakibatkan dialiser beku (clot)
sehingga dilakukan penanganan dan penggantian dialiser.
TUJUAN 1. Agar proses hemodialisa berjalan dengan baik
2. Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Dialiser baru 1 buah
2. Nacl 0,9% 1000 cc 1 buah
3. APD : masker, apron masing – masing 1 buah, sarung
tangan non steril 1 pasang
4. Heparin 1 vial,
5. Tempat sampah medis
6. Arteri klem 1 buah, gelas ukur
7. Spuit 1 cc 1 buah, alkohol swab
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Lakukan pengecekan program terapi
5. Kaji kebutuhan mengganti dialiser clot / beku
6. Beritahu tujuan, resiko dan prosedur pelaksanaan.
7. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien.
8. Pakai APD : masker, sarung tangan, apron.
9. Lihat dan amati apakah bekuan pada daerah
ekstrakorporeal banyak atau sedikit.
10. Lakukan desinfektan pada latex merah dengan alkohol
swab
11. Beri extra heparin injeksi ke latex merah sebanyak 1500 –
2000 iu
12. Naikan kecepatan aliran darah /QB 150 – 300 ml / menit.
13. Bilas Nacl 0,9% setiap jam jika berhasil HD bisa
dilanjutkan tanpa mengganti dialiser baru dan kontrol
dialiser selama HD berlangsung jika tidak berhasil ganti
dialiser baru.

24
PENANGANAN DAN MENGGANTI DIALISER CLOT
(BEKU)
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/013 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis,


MARS
14. Masukan darah yang tidak beku ke dalam tubuh pasien.
15. Buka klem infus dan mengklem inlet arteri bloodline
denganmenurunkan kecepatan aliran darah 100 ml / menit.
16. Tekan posisi bypass setelah darah masuk ketubuh pasien
matikan blood pump
17. Lepaskan arteri blood line dari dialiser lama, sambungkan
ke arteri blood line dialiser baru.
18. Tekan star bilas dengan Nacl 300 cc (priming dialiser
baru) hingga dialiser bebas udara dengan posisi dialiser
vena diatas perhatikan buble trap vena jangan sampai
kosong.
19. Pasangkan coupler ke dialiser baru tekan baypass, lakukan
soaking dialiser.
20. Lepaskan vena blood line sambungkan ke dialiser baru.
21. Kembalikan posisi dialiser inlet / arteri diatas.
22. Berikan extra heparin pada dialiser + 2000 ui untuk
mencegah pembekuan pada dialiser.
23. Naikan Qb150 – 300 ml / menit, sesuai dengan kebutuhan
pasien.
24. Observasi tanda – tanda vital pasien.
25. Evaluasi tindakan penanganan dan mengganti dialiser clot
/ beku
26. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
27. Rapihkan alat – alat.
28. Lakukan kebersihan tangan
29. Lakukan dokumentasi untuk semua tindakan yang
dilakukan dalam form HD
UNIT TERKAIT 1. Laboratorium
2. Administrasi

MENGGANTI DIALISER BOCOR (BLOOD LEAK)

25
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/014 - 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu proses perpindahan darah dari kompartemen darah ke
kompartemen dialisat, yang ditandai dengan alarm darah bocor
(blood leak).
TUJUAN 1. Mencegah banyaknya darah yang terbuang.
2. Melindungi darah pasien darai kontaminasi akibat kebocoran
dialiser.
3. Menberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan Alat
1. Dialiser baru 1 buah
2. Nacl 0,9 % 1000 cc 1 buah
3. APD : masker, sarung tangan non steril, apron masing -
masing 1 buah
4. Heparin 1 vial
5. Tempat sampah medis
6. Gelas ukur
7. Spuit 1 cc 1 buah, alkohol swab
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam
2. Lakukan kebersihan tangan.
3. Lakukan pengecekan program terapi.
4. Kaji kebutuhan penggantian dialiser blood leak / bocor,
5. Beritahu tujuan, resiko dan prosedur pelaksanaan
6. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
7. Tempatkan alat – alat didekat pasien
8. Pakai APD : masker, sarung tangan, apron
9. Tekan tombol baypass
10. Buka klem infus dan mengklem inlet arteri blod line
dengan menurunkan Qb 100 ml / menit.
11. Masukan darah yang didaerah ekstrakorporeal kembali
ketubuh pasien, bila sudah bersih matikan blood pump.
12. Lepaskan arteri blood line dari dialiser lama,
sambungkan ke arteri blood line dialiser baru.
13. Tekan star bilas dengan Nacl 300 cc (priming dialiser
baru)hingga dialiser bebas udara dengan posisi dialiser
vena diatas perhatikan buble trap vena jangan sampai
kosong.

26
MENGGANTI DIALISER BOCOR (BLOOD LEAK)

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/014 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


14. Pasangkan coupler ke dialiser baru tekan baypass, lakukan
soaking dialiser.
15. Lepaskan vena blood line sambungkan ke dialiser baru
16. Kembalikan posisi dialiser inlet / arteri diatas.
17. Berikan extra heparin pada dialiser + 2000 ui untuk
mencegah pembekuan pada dialiser.
18. Sambungkan kembali blood line ke akses sarana hubungan
sirkulasi sampai seluruh darah terisi keseluruh
ekstrakorporeal.
19. Mulai proses HD kembali.
20. Naikan Qb150 – 300 ml / menit, sesuai dengan kondisi
pasien
21. Observasi TTV pasien.
22. Evaluasi tindakan penggantian dialiser blood leak / bocor.
23. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
24. Rapihkan alat – alat.
25. Lakukan kebersihan tangan.
26. Dokumentasikan semua tindakan pada form observasi HD
UNIT TERKAIT 1. Unit Hemodialisis
2. Administrasi

KOMPLIKASI YANG TERJADI SELAMA HEMODIALISA


DAN PENANGANANYA

27
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/015 - 1/7
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Kejadian yang sering terjadi selama prosedur hemodialisa dan yang
mengganggu kelancaran hemodialisa.
TUJUAN 1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam mengatasi kelainan yang
terjadi pada pasien selama tindakan hemodialisa
2. Mengetahui komplikasi yang sering timbul dan penangananya.
3. Dapat mengantisipasi kelainan setiap pasien.
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan pasien
1. Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan
dilakukan (bila memungkinkan).
2. Meminta keluarga pasien untuk menunggu diluar
3. Jaga privacy pasien dengan memasang sampiran / gordyn
II. Prosedur tindakan :
1. Hipotensi
Penyebab
a. UF yang terlalu tinggi
b. Target BB Kering yang terlalu rendah
c. Kemampuan otot jantung yang kurang
d. Penggunann obat anti hipertensi pre HD
e. Pasien terlalu banyak makan saat HD
Gejala Klinis
a. Tekanan darah turun mendadak, dapat tak terdengar /
tak teraba.
b. Pasien menguap, lemas, keringat dingin dan pandangan
berkunang - kunang.
c. Mual / muntah.
d. Sesak dan pucat
Penatalaksanaan
a. Beri posisi tidur tanpa bantal, kaki ditinggikan.
b. Turunkan Qb100 ml/mnt, UFR dan TMP = 0
c. Lakukan flasing dengan guyur Nacl 0,9% secara
bertahap sesuai kebutuhan sampai TD naik
d. Beri oksigen 2 – 4 liter / menit.
e. Observasi tekanan darah, nadi, pernafasan, tingkat
kesadaran tiap 5 mnt sampai tekanan darah normal.
f. Naikan QB, UFR dan TMP secara bertahap, bila TD↑
KOMPLIKASI YANG TERJADI SELAMA HEMODIALISA
DAN PENANGANANYA

28
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/015 - 2/7
Tanggal terbit 7 Maret 2016 Ditetapkan oleh :
RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


g. Lakukan kolaborasi dengan dokter bila diperlukan
h. Dokumentasikan semua tindakan yang dilakukan
dalam rekam medis pasien
2. Hipertensi akut
Penyebab
Belum diketahui
Gejala Kilinis
a. Tekanan darah naik secara mendadak.
b. Mengeluh sakit kepala dan pusing.
Penatalaksanaan
a. Turunkan QB dan TMP sampai 150 ml / menit.
b. Observasi tanda – tanda vital.
c. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
obat anti hipertensi.
d. Dokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan
3. Mual / muntah
Penyebab
a. UF yang terlalu besar.
b. Penurunan ureum yang terlalu cepat.
c. Waktu HD yang panjang
Gejala Klinis
a. Pasien mengeluh mual
b. Muntah
c. Nyeri pada daerah epigastrik
Penatalaksanaan
a. Turunkan QB dan UFR
b. Observasi TTV
c. Beri obat anti mual
4. Hipervolemia (Fluid Overload)
Penyebab
Intake output cairan yang tidak seimbang
Gejala Klinis
a. BB naik secara berlebihan.
b. Sesak nafas kadang – kadang batuk berdarah
c. Oedema.
KOMPLIKASI YANG TERJADI SELAMA HEMODIALISA
DAN PENANGANANYA
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/015 - 3/7

29
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


d. Hipertensi.
e. Vena jugularis membesar.
f. Adanya ronchi di paru
Penatalaksanaan
a. Beri posisi setengah duduk.
b. Lakukan UF lebih banyak saat HD.
c. Lakukan penarikan cepat / program SU diawal HD.
d. Observasi TTV
e. Beri oksigen sesuai kebutuhan.
f. Batasi cairan yang masuk melalui IV / oral (cairan
priming dan wash out jangan terlalu banyak
dimasukan).
g. Beri penyuluhan diit.
h. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk terapi
selanjutnya
5. Hipovolemia
Penyebab
a. Output lebih dibanding intake
b. Anorexia
Gejala Klinis
a. BB turun secara berlebihan dari berat badan standart.
b. Mata cekung.
c. Hipotensi.
d. Turgor kulit kurang baik.
e. Lemas, kadanggemetar.
f. Mulut, lidah kering kadang suara serak / parau
Penatalaksanaan
a. HD dilakukan tanpa membuang cairan priming.
b. Lakukan HD tanpa UF (penarikan cairan).
c. Batasi cairan yang keluar.
d. Tambahkan cairan yang masuk melalui IV.
e. Observasi TTV
f. Observasi BB bila perlu lakukan penimbangna BB
ditengah HD

KOMPLIKASI YANG TERJADI SELAMA HEMODIALISA


DAN PENANGANANYA
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/015 - 4/7

30
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


6. Sakit kepala
Penyebab
Tidak diketahui (kemungkinan bisa merupakan
manifestasi disequilibrium sindrom,, uremia, TD naik)
Gejala Klinis
Nyeri kepala sampai kepala terasa nyut-nyut seperti mau
pecah
Penatalaksnaan
a. Kecilkan Qb sampai 100 ml / menit
b. Observasi TTV (terutama TD dan nadi).
c. Berikan posisi yang nyaman Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian analgetik
d. Jika keluhan berkurang, jalankan program dialisis
seperti semula secara bertahap.
e. Mencari penyebab, apakah karena tekanan darah yang
tinggi atau karena dysequlibrium syndrome
7. Demam dan menggigil
Penyebab
a. Akses vaskuler yang temporer (CDL).
b. Air RO atau cairan dialisat yang terkontaminasi dengan
kuman.
c. Menggunakan dialiser reuse.
d. First use sindrom.
e. Reaksi transfusi
Gejala Klinis
a. Pasien kelihatan kedinginan.
b. Peningkatan suhu tubuh saat HD ≥ 37,5 C
Penatalaksanaan
a. Observasi TTV.
b. Turunkan Qb dan UFR.
c. Pasang selimut tebal.
d. Beri kompres hangat.
e. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi.
f. Jika karena transfusi, sementara stop transfusi.
g. Dokumentasikan semua tindakan
KOMPLIKASI YANG TERJADI SELAMA
HEMODIALISA DAN PENANGANANYA
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/015 - 5/7

31
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


8. Nyeri dada dan nyeri punggung
Penyebab
a. Dapat menyertai hipotensi dan disequilibrium sindrom
b. Angina pectoris
c. Hemolisis atau emboli udara
d. First use sindrom
Gejala Klinis
Nyeri dada
Penatalaksanaan
a. Berikan oksigen 2 – 5 liter / menit
b. Observasi tanda – tanda vital
c. Kurangi Qb dan UF
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
e. Lakukan pemeriksaan EKG
9. Gatal – gatal
Penyebab
Belum jelas betul, kemungkinannya :
a. Kulit kering
b. Jadwal dialisis yang tidak teratur (toksin uremia kurang
terdialisis)
c. Reaksi alergi (heparin, transfusi)
d. Kadar kalsium yang tinggi
e. Alergi terhadap dialiser dan blood line
Gejala
a. Kulit kering dan bersisik, sering menggaruk badan
Penatalaksanaan
a. Berikan lotion pada kulit
b. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan badan
c. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
terapi
10. Kram otot
Penyebab
a. Penurunan BB dibawwah BBK
b. UF yang terlalu cepat
c. Perubahan posisi tidur yang terlalu cepat.
d. Penggunaan dialisat rendah natrium
KOMPLIKASI YANG TERJADI SELAMA HEMODIALISA
DAN PENANGANANYA
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/015 - 6/7

32
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


Gejala
a. Rasa kaku dan sakit biasanya pada daerah betis sampai
jari kaki dan tangan
Penatalaksanaan
a. Turunkan Qb dan UFR
b. Observasi tanda – tanda vital
c. Beri Nacl 0,9% sebanyak 100 – 200 ml sesuai dengan
keadaan umum pasien (bila terjadi kram disertai
hipotensi)
d. Massage pada daerah yang kram dan beri obat gosok
e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
11. Emboli paru
Penyebab
Masuknya udara dari sirkulasi ekstrakorporeal ke tubuh
pasien akibat dari foam detector tidak terintegrasi dengan
baik.
Gejala Klinis
a. Pasien dengan posisi duduk
Pasien biasanya berteriak dan memegang telinga,
kejang, sesak.
b. Pasien dengan posisi tidur terlentang
Pernafasan dalam, batuk, sianosis, pernafasan tertahan
kadang tidak sadarkan diri, denyut nadi lemah, murmur
dijantung
Penatalaksanaan
a. Posisi trendelenberg (kaki lebih tinggi dari kepala)
b. Turunkan Qb dan TMP
c. Beri oksigen 2 – 4 liter / menit, observasi TTV
d. HD stop sementara
e. Pertahankan jalan nafas
f. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
12. Kejang
Penyebab
a. Dialisat asetat.
b. Disequilibrium sindrom.
c. Hipertensi berat
KOMPLIKASI YANG TERJADI SELAMA HEMODIALISA
DAN PENANGANANYA
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/015 - 7/7

33
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


Penatalaksanaan
a. Turunkan Qb, UFR / TMP minimal 100 ml / menit
b. Pertahankan jalan nafas
c. Beri oksigen 2 – 4 liter / menit (sesuai kebutuhan)
d. Observasi TTV
e. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi selanjutnya
13. Dysequilibrium sindrom
Penyebab
a. Masih kontroversial, akibat kenaikan air yang
mendadak di otak
b. Sewaktu HD plama menjadi hipotonik sedangkan
cairan otak lambat berubah sehingga masih hipertonik
(blood brain barrier) karenanya air yang dari darah
ditarik ke otak
Gejala Klinis
a. Mual, muntah.
b. Gelisah, sakit kepala, gejala lebih lanjut, kejang sampai
koma
Penatalaksanaan
a. Pada gejala ringan
Turunkan QB, beri Nacl 0,9% hipertonik atau Dex 40
% (jika timbul kejang)
b. Pada gejala berat HD distop
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

PEMBERIAN OBAT INTRA VENA MELALUI AVBL


(ARTERI VENA BLOOD LINE)

34
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/016 - 1/1
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan pemberian obat melalui vena dengan menggunakan
alat hemodialisa blood line
TUJUAN 1. Mempercepat reaksi dari pemberian obat yang diperlukan
2. Sebagai medikasi dari AVBL (Arteri Vena Blood Line)
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapkan Alat
1. Spuit sesuai kebutuhan
2. Obat injeksi
3. Alkohol swab
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Cek program terapi dokter
5. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
6. Siapkan obat dan berikan melalui 2 cara :
a. ABL (Arteri Blood Line)
Suntikan obat pada latex ABL yang telah diberi
alkohol atau pemberian melalui conector ABL
b. VBL (Vena Blood Line)
Klem monitor tekanan vena terlebih dahulu untuk
menghindari alarm, klem ujung vena diatas buble
trap kemudian buka tutupnya dan sambungkan obat
yang akan diberikan secara perlahan – lahan hingga
selesai, klem ujung vena tersebut dan lepaskan dari
spuit dan kemudian tutup kembali sampai selesai
7. Rapihkan alat
8. Lakukan kebersihan tangan
9. Catat dan dokumentasikan pada catatan rekam medis
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH SAAT HEMODIALISA

35
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/017 - 1/3
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan pemberian darah melalui sirkuit darah (AVBL)
bersamaan saat dialisis berlangsung melalui mesin HD
TUJUAN 1. Untuk meningkatkan tranportasi O2 ke jaringan tubuh pasien.
2. Untuk menggantikan volume darah intravaskuler yang hilang
sebagai efek dari dialisis rutin.
3. Untuk menambah komponen darah yang berkurang akibat
pengambilan darah berulang – ulang
4. Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan Alat
1. Komponen darah PRC / WB sesuai dengan kebutuhan
2. Transfusi set
3. Sarung tangan non steril
4. Nacl 0,9 %
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan lakukan kebersihan tangan.
2. Lakukan identifikasi pasien
3. Lakukan pengecekan program terapi dari dokter.
4. Cek ulang tanda tangan dalam form persetujuan tindakan
medik.
5. Beritahu tujuan, prosedur yang dilakukan dan reaksi yang
terjadi pada pasien
6. Tanyakan kesiapan dan persetujuan pasien untuk
dilakukan tindakan, untuk mengurangi cemas
7. Siapkan alat
8. Peneriman Darah.
a. Periksa darah yang diterima dari laboratorium antara
lain : nama pasian, jumlah darah, golongan darah,
jenis darah dan tanggal kadaluarsa.
b. Bila terjadi perbedaan golongan darah dan yang
lainnya segera komfirmasi ke laboratorium dan
bagian laboratorium yang akan menghubungi PMI
mengenai perbedaan tersebut.

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH SAAT HEMODIALISA

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/017 - 2/3

36
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


9. Memberikan transfusi darah
a. Lakukan pengecekan darah sebelum dimasukan ke
tubuh pasien oleh dokter jaga dan perawat HD.
b. Lakukan pengukuran TTV dan dokumentasikan
c. Tanda tangani dilembaran kartu PMI yang
tersedia
d. Dilakukan pengecekan darah bersama dengan
pasien
e. Siapkan Nacl 0,9 % kemudian lakukan pembilasan
pada blood set
f. Sambungkan tubing blood set ke tubing blood line
g. Mulai pemberian darah dengan mengalirkan darah
ketubuh pasien melalui mesin HD dan blood pump
tetap berputar
h. Lakukan pemberian transfusi kira – kira 50 ml
dalam 15 menit pertama
i. Setelah 15 menit lakukan pengukuran TTV dan catat
j. Jika tidak ada reaksi naikan jumlah tetesan dan catat
k. Jika terjadi reaksi segera hentikan transfusi darah
dan lakukan tindakan sesuai prosedur RS
10. Setelah transfusi darah selesai bilas dengan cairan Nacl
0,9 % sekitar 10 – 15 cc dengan menggunakan infus set
makro setelah darah selesai dimasukan semua.
11. Lepaskan blood set dari blood line masukan blood set
ketempat sampah medis.
12. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
13. Rapihkan alat – alat disekitar mesin dan pasien.
14. Lakukan kebersihan tangan.
15. Lakukan dokumentasi semua tindakan yang dilakukan
dalam form catatan keperawatan berupa :
a. Tanggal pemberian transfusi
b. Jumlah darah
c. Produk darah
d. Tanda – tanda vital

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH SAAT HEMODIALISA

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/017 - 3/3

37
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


e. Respon pasien terhadap prosedur pemberian
ransfusi
f. Tanda tangan perawat
16. Ganti cairan Nacl 0,9% dengan komponen darah pasien
dan catat waktu pemberiannya.
UNIT TERKAIT 1. Unit Hemodialisis
2. Laboratorium
3. Kasir

TERMINASI HD DENGAN AKSES CIMINO / AV GRAFT


MENGGUNAKAN MESIN B BRAUN
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/018 - 1/2

38
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Proses mengembalikan / memasukan darah pasien dari luar
kedalam tubuh pasien, melalui akses vaskuler
TUJUAN 1. Untuk mengembalikan permeabilitas dinding pembuluh darah
2. Untuk mengembalikan stabilitas keadaan umum pasien
3. Untuk mencegah terjadi shock
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapkan alat
1. Piala ginjal
2. Depper sesuai kebutuhan
3. Kassa steril 2 buah
4. Hansaplast 2 buah
5. Nebacetin powder
6. Plester 10 – 20 cm
7. APD : masker, apron, sarung tangan non steril 1 pasang
8. Torniquet
9. Kassa gulung k/p
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan lakukan kebersihan tangan
2. Lakukan identifikasi pasien
3. Cek program terapi dokter
4. Kaji kebutuhan untuk tindakan terminasi HD
5. Tempatkan alat didekat pasien dan pastikan peralatan
sudah lengkap serta berfungsi baik
6. Beritahu tujuan dan resiko prosedur pelaksanaan
7. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
8. Atur posisi senyaman mungkin
9. Pakai APD
10. Observasi tekanan darah pasien
11. Tekan tombol mesin yang gambar orang, maka otomatis
mesin akan “Bypass” dan blood pump stop
12. Klem arteri line sambungkan ke konektor dan klem jarum
inlet
13. Masukan obat seperti neurobion atau obat injeksi lain
melalui tubing buble venus
14. Buka klem arteri line lalu sambung dengan Nacl 0,9%
TERMINASI HD DENGAN AKSES CIMINO / AV GRAFT
MENGGUNAKAN MESIN B BRAUN
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/018 - 2/2

39
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


15. Bilas seluruh sirkuit darah dengan Nacl 0,9% sebagai
pendorong sekitar 300 cc.
16. Cabut jarum inlet, tekan dengan kassa depper yang telah
diberi betadin solution sekitar 5 – 10 menit sampai tidak
ada rembesan darah (jangan menekan terlalu keras)
17. Putar dialiser agar darah dalam kompartemen darah dialiser
bersih
18. Matikan blood pump setelah darah masuk semua kedalam
tubuh pasien
19. Ujung venous line diklem dan jarum outlet dicabut, bekas
punksi ditekan seperti diatas. Tekan tanda drain pada layar,
maka mesin akan memberi perintah untuk mengembalikan
kopling merah dan biru ketempatnya.
20. Lepaskan bloodline, buang ketempat sampah medis.
21. Kembalikan konektor acid dan bicarbonat ketempatnya /
lepas solcat
22. Tekan tanda disifektan, pilih jenis disinfektan yang
didinginkan.
23. Jika sudah selesai matikan mesin, tutup kran dan matikan
RO.
24. Setelah tidak ada rembesan darah, bekas punksi diberi
nebacetine dan setelah itu diberi hansaplast
25. Letakan kassa diatas hansaplast lalu difiksasi dengan
plester
26. Timbang BB pasien setelah HD
27. Evaluasi tindakan terminasi HD dan rapihkan alat – alat
28. Lakukan kebersihan tangan
29. Lakukan dokumentasi untuk semua tindakan yang
dilakukan
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

TERMINASI HD DENGAN CATHETER DOUBEL LUMEN/


TUNELING MENGGUNAKAN MESIN B BRAUN
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/019 - 1/2

40
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Proses mengembalikan / memasukan darah pasien dari luar
kedalam tubuh pasien, melalui catheter doubel lumen / tuneling
catheter
TUJUAN 1. Untuk mengembalikan permeabilitas dinding pembuluh darah
2. Untuk mengembalikan stabilitas keadaan umum pasien
3. Untuk mencegah terjadi shock
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapkan alat
1. Piala ginjal
2. Inviclot 5000 iu 1 vial
3. Kassa steril 3 lembar
4. Gentamiycin 80 mg 1 ampul, nebacetin powder (sesuai
kebutuhan)
5. Plester 10 – 20 cm, hypafix
6. APD : masker, apron sarung tangan non steril 1 pasang
7. Syring 10 cc
8. Alkohol 70 %
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan lakukan kebersihan tangan
2. Lakukan identifikasi pasien
3. Cek program terapi dokter
4. Kaji kebutuhan untuk tindakan terminasi HD
5. Tempatkan alat didekat pasien dan pastikan peralatan
sudah lengkap serta berfungsi baik
6. Beritahu tujuan dan resiko prosedur pelaksanaan
7. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
8. Atur posisi senyaman mungkin
9. Pakai APD
10. Observasi TTV pasien
11. Tekan tombol mesin yang gambar orang, maka otomatis
mesin akan “Bypass” dan blood pump stop
12. Lakukan sirkuasi tertutup,bilas seluruh sirkuit darah
dengan Nacl 0,9 % sebagai pendorong sekitar 300 cc
13. Masukan obat seperti neurobion atau obat injeksi lain
melalui tubing buble trap venus
TERMINASI HD DENGAN CATHETER DOUBEL
LUMNEN / TUNELING MENGGUNAKAN MESIN B
BRAUN
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/019 - 2/2

41
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


14. Putar dialiser agar darah dalam kompartemen darah
dialiser bersih
15. Matikan blood pump setelah darah masuk semua
kedalam tubuh pasien
16. Klem AVBL dan CDL, lepaskan dari tubuh pasien
17. Bilas inlet dan outlet catheter dengan Nacl 0,9% sampai
bersih dan tidak ada udara yang masuk.
18. Tekan tanda drain pada layar, maka mesin akan memberi
perintah untuk mengembalikan kopling merah dan biru
ketempatnya.
19. Lepaskan blood line, buang ketempat sampah medis.
20. Kembalikan konektor acid dan bicarbonat ketempatnya /
lepas solcat
21. Tekan tanda disifektan, pilih jenis disinfektan yang
didinginkan.
22. Jika sudah selesai matikan mesin, tutup kran dan matikan
RO.
23. Masukan inviclot murni dan gentamycin kedalam selang
catheter inlet dan outlet sesuai dengan ukuran yang
tertera diselang masing – masing
24. Balut selang catheter inlet dan outlet dengan kassa
sampai semua tertutup dan difiksasi dengan plester
25. Timbang BB pasien setelah HD
26. Evaluasi tindakan terminasi HD dan rapihkan alat – alat
27. Lakukan kebersihan tangan
28. Lakukan dokumentasi untuk semua tindakan yang
dilakukan
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

TERMINASI HD DENGAN AKSES CIMINO / AV GRAFT


MENGGUNAKAN MESIN TORAY
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/020 - 1/2

42
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Proses mengembalikan / memasukan darah pasien dari luar
kedalam tubuh pasien, melalui catheter doubel lumen / tuneling
catheter
TUJUAN 1. Untuk mengembalikan permeabilitas dinding pembuluh darah
2. Untuk mengembalikan stabilitas keadaan umum pasien
3. Untuk mencegah terjadi shock
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapkan alat
1. Piala ginjal
2. Depper sesuai kebutuhan
3. Kassa steril 2 buah
4. Hansaplast 2 buah
5. Nebacetin powder
6. Plester 10 – 20 cm
7. APD : masker, apron, sarung tangan non steril 1 pasang
8. Torniquet
9. Kassa gulung k/p
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Cek program terapi dokter
5. Kaji kebutuhan untuk tindakan terminasi HD
6. Tempatkan alat didekat pasien dan pastikan peralatan
sudah lengkap serta berfungsi baik
7. Beritahu tujuan dan resiko prosedur pelaksanaan
8. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
9. Atur posisi senyaman mungkin
10. Pakai APD
11. Observasi TTV pasien
12. Tekan tombol stop dan matikan blood pump
13. Lakukan sirkuasi tertutup, bilas seluruh sirkuit darah
dengan Nacl 0,9 % sebagai pendorong sekitar 300 cc
14. Masukan obat seperti neurobion atau obat injeksi lain
melalui tubing buble trap venus
TERMINASI HD DENGAN AKSES CIMINO / AV GRAFT
MENGGUNAKAN MESIN TORAY
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/020 - 2/2

43
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


15. Cabut jarum inlet, tekan dengan kassa depper yang telah
diberi betadin solution sekitar 5 – 10 menit sampai tidak
ada rembesan darah (jangan menekan terlalu keras)
16. Putar dialiser agar darah dalam kompartemen darah
dialiser bersih
17. Matikan blood pump setelah darah masuk semua
kedalam tubuh pasien
18. Ujung venous line diklem dan jarum outlet dicabut, bekas
punksi ditekan seperti diatas.
19. Tekan tombol water remove pada layar, maka mesin akan
memberi perintah untuk mengembalikan kopling merah
dan biru ketempatnya.
20. Lepaskan bloodline, buang ketempat sampah medis.
21. Kembalikan konektor acid dan bicnat ketempatnya
22. Tekan tanda disifektan, pilih jenis disinfektan yang
didinginkan.
23. Jika sudah selesai matikan mesin, tutup kran dan matikan
RO.
24. Setelah tidak ada rembesan darah, bekas punksi diberi
nebacetine dan setelah itu diberi hansaplast
25. Letakan kassa diatas hansaplast lalu difiksasi dengan
plester
26. Timbang BB pasien setelah HD
27. Evaluasi tindakan terminasi HD dan rapihkan alat – alat
28. Lakukan kebersihan tangan
29. Lakukan dokumentasi untuk semua tindakan yang
dilakukan
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

TERMINASI HD DENGAN CATHETER DOUBEL LUMEN/


TUNELING MENGGUNAKAN MESIN TORAY
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/021 - 1/2

44
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Proses mengembalikan / memasukan darah pasien dari luar
kedalam tubuh pasien, melalui catheter doubel lumen / tuneling
catheter
TUJUAN 1. Untuk mengembalikan permeabilitas dinding pembuluh darah
2. Untuk mengembalikan stabilitas keadaan umum pasien
3. Untuk mencegah terjadi shock
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapkan alat
1. Piala ginjal
2. Inviclot 5000 iu 1 vial
3. Kassa steril 3 lembar
4. Gentamiycin 80 mg 1 ampul, nebacetin powder (sesuai
kebutuhan)
5. Plester 10 – 20 cm, hypafix
6. APD : masker, apron sarung tangan non steril 1 pasang
7. Syring 10 cc
8. Alkohol 70 %
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan lakukan kebersihan tangan
2. Lakukan identifikasi pasien
3. Cek program terapi dokter
4. Kaji kebutuhan untuk tindakan terminasi HD
5. Tempatkan alat didekat pasien dan pastikan peralatan
sudah lengkap serta berfungsi baik
6. Beritahu tujuan dan resiko prosedur pelaksanaan
7. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
8. Atur posisi senyaman mungkin dan jaga privacy pasien
dengan memasang sampiran / gordyn
9. Pakai APD
10. Observasi TTV pasien
11. Tekan tombol stop dan matikan blood pump
12. Lakukan sirkuasi tertutup, bilas seluruh sirkuit darah
dengan Nacl 0,9 % sebagai pendorong sekitar 300 cc
13. Masukan obat seperti neurobion atau obat injeksi lain
melalui tubing buble trap venus
TERMINASI HD DENGAN CATHETER DOUBEL
LUMNEN / TUNELING MENGGUNAKAN MESIN TORAY
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/021 - 2/2

45
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC
BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis,


MARS
14. Putar dialiser agar darah dalam kompartemen darah
dialiser bersih
15. Matikan blood pump setelah darah masuk semua
kedalam tubuh pasien
16. Klem AVBL dan CDL, lepaskan dari tubuh pasien
17. Bilas inlet dan outlet catheter dengan Nacl 0,9% sampai
bersih dan tidak ada udara yang masuk.
18. Tekan tombol water remove maka layar akan memberi
perintah untuk mengembalikan kopling merah dan biru
ketempatnya.
19. Lepaskan lines, buang ketempat sampah medis.
20. Kembalikan konektor acid dan bicnat ketempatnya
21. Tekan tanda disifektan, pilih jenis disinfektan yang
didinginkan.
22. Jika sudah selesai matikan mesin, tutup kran dan matikan
RO.
23. Masukan inviclot murni dan gentamycin injeksi kedalam
selang catheter inlet dan outlet sesuai dengan ukuran
yang tertera diselang masing – masing
24. Balut selang catheter inlet dan outlet dengan kassa
sampai semua tertutup dan difiksasi dengan plester
25. Timbang BB pasien setelah HD
26. Evaluasi tindakan terminasi HD dan rapihkan alat – alat
27. Lakukan kebersihan tangan
28. Lakukan dokumentasi untuk semua tindakan yang
dilakukan
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

PEMULANGAN PASIEN HEMODIALISA

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/022 - 1/1

46
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Pemulangan pasien sesudah tindakan hemodialisa
TUJUAN Kondisi pasien lebih baik setelah dilakukan tindakan hemodialisa
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Formulir penyelesaian billing bagi pasien dengan
pembayaran pribadi
II. Prosedur tindakan
1. Setelah pasien selesai dilakukan tindakan hemodialisa,
observasi tanda – tanda vital
2. Kriteria pasien stabil bila :
a. Pasien tidak ada keluhan pusing, mual, kram dan
sesak.
b. Tensi systole ≤180 mmHg dan >100 mmHg, diastole
<100 mmHg.
c. Pernafasan <24x/menit
3. Observasi perdarahan bekas punksi, jika masih ada
perdarahanpenekanan dilanjutkan lagi 10-30 menit.
4. Untuk pasien dengan perdarahan panjang, dianjurkan
pemeriksaan masa perdarahan dan dipertimbangkan
pengurangan pemberian heparin.
5. Observasi kondisi pasien diruang hemodialisa paling lama
30 menit – 1 jam, jika masih ada keluhan pasien
dikonsulkan ke dokter penanggung jawab hemodialisa
untuk tindakan selanjutnya.
6. Bila kondisi pasien stabil, pasien dapat dipulangkan tanpa
tambahan terapi / dengan tambahan terapi.
7. Bila kondisi pasien tidak stabil dan memerlukan perawatan
lanjut, pasien diarahkan ke ruang UGD untuk tindakan
selanjutnya ( masuk Unit Rawat Inap, ICU / Rujuk).
8. Lakukan pembayaran pada kasir untuk pasien HD dengan
jaminan Pribadi
UNIT TERKAIT 1. Unit Hemodialisis
2. Administrasi
3. Kasir

REUSE MANUAL DIALISER

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/023 - 1/2

47
Tanggal terbit 7 Maret 2016 Ditetapkan oleh :
RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis,


MARS
PENGERTIAN Suatu proses untuk membersihkan dan mensterilkan ginjal buatan
/ dialiser yang baru selesai dipakai pasien, yang dilakukan secara
manual sehingga dapat dipergunakan kembali oleh pasien yang
sama pada hemodialisa berikutnya
TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam mereuse dialiser
2. Mengurangi kemungkinan terjadinya reaksi yang ditimbulkan
oleh adanya kontak antara darah dan membran pada
penggunaan pertama
3. Memiliki sifat biokompatibilitas yang lebih baik
KEBIJAKAN 1. SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-
03.09/SKD-RS IMC/III/2016
2. Konsensus Dialisis Pernefri tahun 2003
3. Konsensus Pernefri tahun 2006 tentang Rekomendasi
Pengendalian Infeksi Virus Hepatitis B, Virus Hepatitis C,
HIV pada Unit Hemodialisis
PROSEDUR I. Persiapkan Alat
1. Ruang reuse
2. APD : sarung tangan non steril 1 pasang, kaca mata /
gogle, masker dan tutup kepala, apron, sepatu boot
3. Kateter tip
4. Gelas ukur
5. Hemoclin 3,5%
6. Tempat sampah medis
7. Arteri klem
8. Spidol permanen
9. Alat tulis
10. Catatan reuse
II. Prosedur tindakan
1. Lakukan kebersihan tangan
2. Pakai APD
3. Lepaskan dialiser dari blood line
4. Tutup kompartemen darah dan kompartemen dialisat
dengan tutup dialiser
5. Tulis nama pasien, tanggal lahir dan tanggal pemakaian
dialiser menggunakan spidol permanen (dialiser baru)
6. Bersihkan dialiser dengan air RO sesuai kebutuhan.

REUSE MANUAL DIALISER

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/023 - 2/2

48
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis,


MARS
7. Semprotkan hemoclin kedalam dialiser dengan
menggunakan cateter tip sampai dengan bekuan darah
hilang / bersih lalu diamkan sekitar 5 menit.
8. Bilas dialiser dengan air RO sampai bersih pada daerah
kpmpartemen darah dan kompartemen dialisat
9. Lakukan langkah 4 – 6 pada bagian kompartemen darah
dan dialisat Ukur TCV (total volum)
10. Letakan dialiser diatas gelas ukur dengan posisi tegak
11. Lepaskan selang pada kompartemen darah
12. Dorong air yang ada dalam kompartemen darah dengan
kateter tip yang diisi dengan udara, lakukan beberapa kali
sampai air dalam kompartemen darah tidak ada lagi Lihat
jumlah air yang tertampung dalam gelas ukur tersebut
dan dicatat sebagai tidal volum
13. Isi dialiser dengan hemoclin 3,5% pada kompartemen
darah dan dialisat, ketika pengisian hemoclin kedua
kompartemen harus benar – benar terbebas dari udara,
dengan cara menepuk – nepuk dialiser.
14. Klem selang vena setelah dialiser berisi penuh dengan
cairan hemoclin
15. Sambung ujung vena line ke inlet dialiser, tutup ujung
inlet dan poutlet kompartemen dialiser dengan tutup yang
telah direndam hemoclin 1%
16. Keringkan dialiser
17. Masukan dialiser kedalam plastik dialiser
18. Simpan dialiser reuse kedalam lemari bersih, kedap udara
dengan posisi kompartemen dialisat menghadap keatas
19. Lepaskan APD
20. Lakukan kebersihan tangan
21. Dokumentasikan semua hasil reuse
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

PENANGANAN PASIEN DENGAN SYOK ANAFILAKTIK

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/024 - 1/2

49
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu prosedur dalam menangani pasien dengan syok yang
diakibatkan akibat reaksi alergi yang berkembang cepat dan
mengancam jiwa.
TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam menangani pasien dengan anafilaktik
syok
2. Memberikan pertolongan secepatnya dan mengambil tindakan
medis selanjutnya
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Sarung tangan non steril
2. Tensimeter
3. Tabung oksigen dan selang oksigen
4. Spuit 3 cc
5. Pulse oximetri
6. Kapas alkohol
7. Cairan infus sesuai kebutuhan
8. Adrenalin injeksi
9. Dexamethasone injeksi
10. Alat tulis
II. Prosedur tindakan
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga
2. Dekatkan alat ke pasien
3. Atur posisi pasien dan jaga privacy pasien dengan
memasang sampiran / gordyn
4. Lakukan kebersihan tangan
5. Pakai sarung tangan non steril
6. Atur posisi pasien dengan posisi kepala lebih rendah
7. Ukur TTV sesuai SPO
8. Longgarkan pakaian pasien
9. Pasang oximetri
10. Beri oksigen sesuai kebutuhan dan bebaskan jalan nafas
11. Berikan adrenalin 1:1000 sebanyak 0,3 cc secara IM,
dapat diulang setiap 15 menit sebanyak 4 kali pemberian
jika tekanan darah sistolik belum mencapai 90-100
mmHg

PENANGANAN PASIEN DENGAN SYOK ANAFILAKTIK

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/024 - 2/2

50
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


12. Pasang torniquet proxsimal dari tempat suntikan untuk
mencegah penyebaran,dikendurkan tiap 10 menit
(anapilaktic shock karena suntikan)
13. Observasi tekanan darah, bila tekanan darah tidak
terukur, lakukan pemasangan infus
14. Beri inj. dexametasone 5 mg / kgBB, dapat di ulang tiap
4 – 6 jam
15. Jika kondisi pasien tidak merespon dan terjadi henti nafas
dan nadi tidak teraba lakukan Resusitasi jantung paru
16. Rapihkan alat
17. Lakukan kebersihan tangan
UNIT TERKAIT 1. Pelayanan Medis
2. Keperawatan

PEMBERIAN HEPARINISASI PADA SAAT


HEMODIIALISA

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/025 - 1/3

51
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu proses pemberian heparin atau anti koagulan pada setiap
tindakan hemodialisa
TUJUAN 1. Untuk mencegah terjadinya clotting
2. Untuk mencegah terjadinya trombo emboli, thrombus pada
pasien hemodialisa
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
3. Heparin injeksi / inviclot 5000 iu
4. Nacl 0,9 % sesuai kebutuhan
5. Spuit 1 cc
6. Spuit 10 cc
II. Prosedur tindakan
1. Dosis heparin
a. Dosis awal : 25 – 50 iu / kgBB
Diberikan pada awal persiapan / permulaan
hemodialisa pada awal darah dialirkan ke sirkulasi
ekstracorporeal
b. Dosis maintenance : 500 – 1000 iu / jam
Diberikan pada waktu hemodialisa berlangsung
2. Cara pemberian
a. Continous
Diberikan secara terus menerus dengan bantuan
pompa heparin dari awal hemodialisa samapi dengan
satu jam sebelum hemodialisa berakhir
b. Intermitten
Diberikan sebentar – sebentar yaitu setelah
hemodialisa berjalan satu jam, selanjutnya selang
satu jam, satu jam terakhir tidak diberikan
3. Jenis heparin
a. Heparinisasi rutin
Continous = dosis awal = 2000 iu (rentang 500 –
4000 iu)
Dosis selanjutnya = 1000 iu / jam (rentang 500 –
3000 iu)
PEMBERIAN HEPARINISASI PADA SAAT
HEMODIIALISA
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/025 - 2/3

52
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


b. Heparinisasi ketat
Diberikan pada pasien resiko perdarahan ringan
sedang
Continous = dosis awal = 500 iu (rentang 300 – 2000
iu)
Dosis selanjutnya = 250 iu (rentang 200 – 2000 iu)
4. Heparinisasi regional
Diberikan pada pasien dengan resiko perdarahan yang
tinggi atau bila Kontra indikasi heparin, misalnya alergi,
trombositopenia, maka diberikan dengan infuse dan
outlet diberikan protamin dengan infusekonstan dengan
dosis 0,01 mg protamin menetralisir 1 iu heparin
5. Bebas heparin (Free heparin)
Diberikan pada pasien dengan perdarahan aktif, pasien
perikarditis, koagulopati, trombositopenia, perdarahan
intraserebral, baru menjalani operasi atau baru
melakukan transplantasi ginjal, cara pemberian sebagai
berikut :
a. Bilas sirkuit dialisis dengan Nacl 0,9 % yang telah
dicampur heparin 3000 – 5000 iu
b. Bilas dan keluarkan cairan tersebut diatas (jangan
dimasukan kealam tubuh pasien)
c. Gunakan Qb 250 ml / menit
d. Bilas sirkuit dialisis tisp 15 – 30 menit sekali dengan
Nacl 0,9 % sebanyak 100 – 200 ml untuk mencegah
terjadinya clotting pada jalur arteri
e. Naikan laju ultrailtrasi (UF) untuk mengeluarkan
Nacl 0,9 % yang sudah dimasukan / ekstra
f. Perhatikan dialiser dan awasi tekanan vena dan TMP
dengan hati – hati untuk mendeteksi tanda – tanda
awal pembekuan darah
g. Hindari pemberian transfuse darah bila
memungkinkan.
Keterangan :
1. Pada kasus free heparin maka lakukan flashing Nacl 0,9 % tiap
20 menit sebanyak 200 ml
PEMBERIAN HEPARINISASI PADA SAAT
HEMODIIALISA
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/025 - 3/3

53
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


2. Bila terjadi efek samping perdarahan pada pemberian heparin
maka harus diberikan antidotum protamin dengan dosis 1mg /
100 unit heparin yang masuk, cara pemberiannya sebagai
berikut : 50 mg atau 5 cc protamin diencerkan dengan Nacl 0,9
% menjadi 20 cc dan berikan secara intra vena selama 10 menit
dengan syring pump
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

PENYULUHAN / EDUKASI PASIEN HEMODIALISA

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/026 - 1/3

54
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu posedur memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien
dan keluarga, mengenai informasi diet, aktivitas dan obat
hemodialisa
TUJUAN 1. Untuk menjelaskan kepada pasien dan keluarga
2. Untuk membantu meningkatkan pengetahuan pasien
3. Untuk membantu pasien memecahkan masalah kesehatan
4. Sebagai proses pembelajaran kepada pasien dan keluarga
5. Untuk memberi perasaan aman dan nyaman kepada pasien
dan keluarga
6. Untuk membantu tindakan hemodialisa agar berjalan sesuai
program
7. Untuk mempercepat waktu rawat
8. Untuk membantu pasien memelihara dan mempertahankan
kualitas hidup
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Alat tulis
2. Alat peraga
3. Form Edukasi
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Cek alat – alat yang akan dipakai serta alat peraga bila
ada dan alat – alat tulis
5. Tempatkan pasien pada posisiaman dan nyaman
6. Lakukan kontrak waktu kepada pasien dan keluarga
selama 30 menit untuk melakukan penyuluhan / edukasi
7. Beritahu kepada pasien / keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan
8. Minta keluarga untukikut serta dalam ruangan
9. Lakukan tindakan penyuluhan / edukasi kepada pasien
dan keluarga dengan bahasa yang sederhana dan
dimengerti tentang :

55
PENYULUHAN / EDUKASI PASIEN HEMODIALISA

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/026 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


a. Diet pasien
1) Energi minimal 35 kal / KgBB.
2) Sumber energi non protein seperti gula, sirup,
madu minyak, asupannya dapat dioptimalkan
kecuali pada pasien DM karena GD tetap
dijaga tidak lebih 220 gr/dl.
3) Protein diberikan cukup 1 – 1,2 gr / KgBB,
untuk menjaga keseimbangan selama
hemodialisa, minimal 50% dari protein
hewani.
4) Karbohidrat 55 – 60% dari kalori total.
5) Air → jumlah urine 24 jam + 500 ml,
kenaikan BB diantara waktu HD < 5% BB
kering) pada CAPD air disesuaikan dengan
jumlah air yang keluar.
6) Natrium umumnya dibatasi 3 – 5 grNacl / hr
7) Kalium pada keadaan hiperkalemi asupan
kalium dari buah dibatasi atau tidak boleh
b. Aktivitas
1) Aktifitas pasien normal tapi tidak boleh
terlalu berat.
2) Tangan yang terpasang shunt / cimino tidak
boleh dipijat, digaruk, tertindih, diambil
darah, ditensi dan tidak boleh mengangkat
beban berat > 2kg.
3) Posisi tangan yang terpasang cimino tidak
boleh menggantung untuk mencegah
pembengkakan dan memberi rasa nyaman.
c. Obat – obatan
Selain menjalani hemodialisa dalam jangka
panjang pasien memerlukan obat – obatan :
1) Multivitamin dan zat besi untuk
menggantikan yang hilang selama proses HD
2) Suntikan hormon erythropoetin untuk
merangsang pembentukan sel darah merah
dan mempertahankan Hb, misalnya : injeksi
Eprex, Hemapo, recormon, dll

56
PENYULUHAN / EDUKASI PASIEN HEMODIALISA

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/026 - 3/3
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


3) Obat – obatan lain yang diperlukan sesuai
dengan kondisi pasien, misal obat darah tinggi
/
4) obat anti gatal
10. Minta pasien / keluarga mengulangi kembali tentang
yang sudah dijelaskan
11. Atur posisi pasien senyaman mungkin
12. Rapihkan alat – alat dan ruangan
13. Lakukan kebersihan tangan
14. Lakukan dokumentasi semua tindakan yang dilakukan
dalam form informasi dan edukasi pasien / keluarga
UNIT TERKAIT 1. Unit Hemodialisis
2. Unit Gizi

57
PROGRAM HD SLED

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/027 - 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu tehnik hemodialisa dengan cara memperlambat aliran darah
(Qb), aliran dialisat (Qd), suhu dan profile natrium (jika
dibutuhkaan sesuai kondisi pasien)
TUJUAN 1. Agar hemodinamik pasien stabil
2. Mengurangi ureum, kreatinin pasien
3. Mengatasi overload
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Mesin HD
2. Set HD dan alkes
3. Mesin monitor hemodinamik
4. Alat tulis
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan lakukan kebersihan tangan
2. Lakukan identifikasi pasien
3. Cek rekam medis pasien untuk melihat program terapi
dari dokter nefrolog / dokter SpPD bersertifikat HD
4. Cek hasil laboratorium berupa screening HD, persetujuan
tindakan medik
5. Cek kesiapan akses untuk sarana hubungan sirkulasi
6. Tempatkan alat didekat mesin dan pastikan peralatan
lengkap dan berfungsi dengan baik
7. Nyalakan mesin dengan menekan tombol On/Off
dibelakang mesin
8. Kaji kebutuhan tindakan priming, lakukan test mesin dan
tindakan priming (lihat SPO priming)
9. Beritahu tujuan, resiko dan prosedur pelaksanaan
10. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
11. Ukur TTV pasien pre HD, kesadaran dan memeriksa
keadaan umum apakah ada oedem dan sesak nafas
12. Tekan tombol tanda Na+ untuk mengatur Qd 300 ml /
mnt, suhu mesin 35 – 36 ᵒC
13. Lakukan program HD dengan menekan tombol UFG
sesuai kebutuhan (untuk jam pertama tanpa penarikan
cairan)kebutuhan (untuk jam pertama tanpa penarikan
cairan)

58
PROGRAM HD SLED

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/027 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


14. Tekan tombol OK setiap mengeset program, sehingga
data tersimpan didalam mesin
15. Lakukan program heparin dan harus disesuaikan dengan
keadaan pasien dengan cara :
a. Tentukan rata – rata heparin tiap jam
b. Tentukan lamanya penggunaan heparin (satu jam
sebelum HD berakhir)
c. Tekan tombol OK untuk menjalankan heparin
16. Tekan tombol tabung setelah persiapan data selesai,
tanda HD dimulai
17. lakukan observasi TTV selama proses HD setiap 30 – 60
menit sekali
18. Evaluasi tindakan program dialisis, pastikan semua
lampu sudah berwarna hijau
19. Atur posisi pasien senyaman mungkin
20. Lakukan kebersihan tangan
21. Lakukan dokumentasi terhadap tindakan yang dilakukan
22. Jika sudah selesai HD arahkan keluarga ke kasir untuk
pasien rawat jalan dan lakukan serah terima dengan
perawat ruangan untuk pasien rawat inap
UNIT TERKAIT 1. Kasir
2. Unit Hemodialisis
3. Unit Rawat Inap

59
MELAKUKAN DESINFEKTAN MESIN

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/028 - 1/1
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu proses desinfektan mesin dengan menggunakan zat kimia
atau termal (panas), untuk perawatan mesin dan mencegah
terjadinya infeksi nosokomial dari pasien melalui perantara mesin
hemodialisa
TUJUAN Mengeluarkan dan membersihkan zat toksin, kuman, bakteri yang
terdapat pada mesin setelah proses hemodialisa sehingga mesin
dapat digunakan kembali setiap saat
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Sarung tangan non steril
2. Masker
3. Cairan citrix acid 1 % dalam jerigen sesuai kebutuhan
II. Prosedur tindakan
1. Lakukan kebersihan tangan
2. Pakai APD
3. Pastikan tubing bicarbonat dan acid serta coupling
conector sudah pada tempatnya
4. Jalankan mesin dan masukan pada kotak dialog utama
kemudian pilih mode desinfektan.
5. Tekan tombol desinfektan dengan proses kimia
6. Tekan salah satu tombol desinfektan antara lain
desinfektan long time, desinfektan short time dan
desinfektan thermal.
7. Tekan tombol enter untuk memulai proses desinfektan.
8. Matikan mesin setelah selesai proses desinfektan
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

60
MELEPASKAN CATHETER DOUBEL / TRIPLE LUMEN

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/029 - 1/1
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan melepaskan chateter doubel / triple lumen dari tubuh
pasien pada daerah vena cava atau vena femoralis
TUJUAN 1. Agar pada pasien yang sudah mempunyai akses AV Shunt /
Graft dapat digunakan
2. Untuk mencegah terjadinya infeksi
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan alat
1. Piala ginjal, set angkat jahitan
2. Depper, kasa steril, hypafix sesuai kebutuhan
3. Bethadin solution dan nebacetin powder
4. Sarung tangan non steril 1 pasang
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan lakukan kebersihan tangan
2. Lakukan identifikasi pasien
3. Cek program terapi dokter
4. Kaji kebutuhan melepaskan catheter doubel/tripel lumen
5. Tempatkan alat didekat pasien
6. Beritahu tujuan, resiko dan prosedur tindakan
7. Atur posisi pasien dan jaga privacy dengan memasan
sampiran / gordyn
8. Pakai APD
9. Lakukan desinfektan pada derah insersi dan jahitan.
10. Mulai angkat jahitan satu persatu.
11. Anjurkan pasien untuk tarik nafas dalam, sambil catheter
ditarik keluar secara perlahan – lahan.
12. Tekan lubang bekas insersi dengan depper yang sudah
diberi betadin tunggu sampai 15 – 30 menit.
13. Beri nebacetin powder pada daerah insersi kemudian
tutup pakai kasa steril dan fiksasi dengan hypafix.
14. Observasi TTV, kesadaran dan skala nyeri.
15. Evaluasi tindakan melepas catheter doubel/tripel lumen.
16. Atur posisi pasien senyaman mungkin dan rapihkan alat.
17. Lakukan kebersihan tangan.
18. Lakukan dokumentasi semua tindakan yang telah
dilakukan
UNIT TERKAIT Unit Hemodialisis

61
TINDAKAN HEMODIALISA PADA PASIEN DARI
RUANG PERAWATAN DAN ICU
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/030 - 1/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan pada pasien ruang perawatan / ICU
TUJUAN Membantu pasien ruang perawatan / ICU untuk :
1. Menurunkan kadar ureum, kreatinin dalam darah
2. Mengatasi overload cairan pada pasien
3. Mengatasi asidosis
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan Alat
1. Status pasien
2. Tensi meter
3. Termometer
4. Timbangan BB
5. Lembar observasi pasien HD, alat tulis
6. Set HD dan alkes HD
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan lakukan kebersihan tangan
2. Lakukan identifikasi pasien
3. Terima pasien dan jelaskan pada pasien serta keluarga
tentang tindakan HD yang akan dilakukan
4. Lakukan serah terima pasien dari perawat ruangan /
perawat ICU dengan perawat HD
5. Cek program terapi dokter
6. Timbang BB pasien sesuai dengan kondisi pasien
7. Lakukan obseervasi tanda vital pasien
8. Dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga HD dan
jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
9. Siapkan peralatan untuk HD, lakukan tindakan HD serta
laksanakan program HD sesuai dengan program dokter
10. Observasi TTV dan keluhan pasien tiap jam selama HD
berlangsung.
11. Bantu pemenuhan kebutuhan pasien selama HD
berlangsung.
12. Observasi tanda vital pasien setelah HD
13. Rapihkan alat – alat dan lakukan kebersihan tangan
14. Timbang BB pasien setelah HD sesuai dengan kondisi
pasien.

62
TINDAKAN HEMODIALISA PADA PASIEN DARI
RUANG PERAWATAN DAN ICU
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/030 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


15. Lakukan dokumentasi semua tindakan yang telah
dikerjakan.
16. Lakukan serah terima pasien dengan perawat ruangan /
ICU mengenai hal – hal pasien selama dilakukan tindakan
HD, serta rencana perawatan selanjutnya
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. ICU

63
TINDAKAN HEMODIALISA PADA PASIEN DARI
UNIT GAWAT DARURAT
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/031 - ½
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan Hemodialisa yang dilakukan dalam keadaan
emergency / darurat untuk pasien rutin HD di RS IMC Bintaro
TUJUAN Membantu pasien ruang perawatan / ICU untuk :
1. Menurunkan kadar ureum, kreatinin dalam darah
2. Mengatasi overload cairan pada pasien
3. Mengatasi asidosis
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan Alat
1. Status pasien
2. Tensi meter
3. Termometer
4. Lembar observasi pasien HD
5. Alat tulis
6. Timbangan BB
7. Set HD dan alkes HD
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Terima pasien dan jelaskan pada pasien serta keluarga
tentang tindakan HD yang akan dilakukan.
5. Lakukan serah terima pasien dari perawat ruangan
dengan perawat HD
6. Cek program terapi dokter
7. Timbang BB pasien sesuai dengan kondisi pasien
8. Lakukan obseervasi tanda vital pasien
9. Dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga HD dan
jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.
10. Siapkan peralatan untuk HD, lakukan tindakan HD serta
laksanakan program HD sesuai dengan program dokter.
11. Observasi TTV dan keluhan pasien setiap jam selama HD
berlangsung.
12. Bantu pemenuhan kebutuhan pasien selama HD
berlangsung.
13. Observasi tanda vital pasien setelah HD
14. Lakukan kebersihan tangan

64
TINDAKAN HEMODIALISA PADA PASIEN DARI
UNIT GAWAT DARURAT
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/032 - 2/2
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


15. Rapihkan alat – alat
16. Timbang BB pasien setelah HD sesuai dengan kondisi
pasien.
17. Lakukan dokumentasi semua tindakan yang telah
dilakukan Lakukan pemeriksaan ulang oleh dokter jaga
HD.
18. Bila kondisi pasien stabil dan diperbolehkan pulang
arahkan ke kasir untuk menyelesaikan pembayaran.
19. Bila pasien tidak stabil maka akan disaramkan untuk
masuk Unit Rawat Inap, ICU / Rujuk, lakukan serah terima
dengan perawat UGD mengenai hal – hal pasien selama
dilakukan tindakan HD, serta rencana perawatan
selanjutnya.
UNIT TERKAIT 1. Unit Hemodialisis
2. UGD
3. Unit Rawat Inap
4. ICU
5. Kasir

65
TRANSFER PASIEN DARI UNIT HEMODIALISIS
KE UGD
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/033 - 1/3
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Pemindahan pasien dari unit Hemodialisis ke UGD
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah transfer pasien di unit
Hemodialisis
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RS IMC BINTARO NO. 034/HD-03.09/SKD-RS
IMC/III/2016
PROSEDUR I. Persiapan Alat
1. Status pasien
2. Hasil pemeriksaan penunjang
3. Formulir transfer / serah terima
4. Peralatan medis yang digunakan selama transfer sesuai
kondisi
II. Prosedur tindakan
1. Beri salam
2. Informasikan kepada pasien dan keluargatentang rencana
transfer yang akan dilakukan.
3. Informasikan kepada bagian administrasi tentang
rencana transfer yang akan dilakukan
4. Lakukan koordinasi dengan perawat / petugas unit yang
akan dituju dan komunikasikan tentang rencana
pemindahan pasien meliputi :
a. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
b. Diagnosa medis dan riwayat penyakit
c. Keadaan umum pasien
d. Dokter yang merawat
e. Alasan pasien dipindahkan
5. Periksa kelayakan kondisi pasien untuk ditransfer oleh
DPJP/ dr. Ruangan) perlu stabilisasi
6. Tentukan SDM yang akan melakukan transfer pasien
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Derajat 0 : didampingi oleh transporter (satpam),
asper / perawat yang memiliki kompetensi minimal
kemampuan BHD
b. Derajat 1 : didampingi oleh transporter (satpam)
yang memiliki kompetensi minimal BHD dan
perawat yang memiliki kompetensi minimal
kemampuan PPGD
c. Derajat 2 : didampingi oleh transporter (satpam)

66
TRANSFER PASIEN DARI UNIT HEMODIALISIS
KE UGD
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/034 - 2/3
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


yang memiliki kompetensi minimal kemampuan
BHD, perawat yang memiliki kompetensi seperti
derajat 1 ditambah dengan kemampuan PPGD dan
dokter sesuai kondisi (berkompetensi menangani
pasien kritis) yang memiliki kompetensi minimal
kemampuan BHD, PPGD, harus mengikuti
pelatihan transfer pasien dengan sakit berat / kritis
d. Derajat 3 : didampingi oleh transporter (satpam)
yang berkompetensi minimal mempunyai
kemampuan BHD, perawat yang memiliki
kompetensi seperti derajat 2 ditambah dengan
BTCLS, dan dokter yang memiliki kompetensi
seperti derajat 2 ditambah dengan kemampuan
menangani permasalahan jalan nafas dan pernafasan
serta minimal 6 bulan peengalaman bekerja di rawat
inap
6. Siapkan peralatan yang harus disertakan saat transfer
pasien sesuai kondisi pasien berdasarkan derajat yaitu :
a. Derajat 0 : rekam medis pasien, hasil pemeriksaan
penunjang, formulir transfer / serah terima yang
sudah diisi lengkap, brankar / kursi roda
b. Derajat 1 : semua peralatan yang disertakan pada
derajat 0 ditambah dengan nasal kanul,
oksigen,tiang infus, pompa infus, pulse oksimetri
c. Derajat 2 : semua peralatan di derajat 1 ditambah
monitor pasien, ambubag
d. Derajat 3 : semua peralatan yang disertakan pada
derajat 2 ditambah dengan scoop stretcher
8. Catat hasil observasi pada catatan keperawatan
9. Informasikan pada pasien dan keluarga saat pasien akan
ditransfer
10. Antar pasien keunit yang dituju
11. Monitor kondisi pasien (keadaan umum, kesadaran)
selama transfer
12. Lakukan serah terima dengan perawat unit yang dituju

67
TRANSFER PASIEN DARI UNIT HEMODIALISIS
KE UGD
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
SPO/IMC-KEP/03.09/035 - 3/3
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


13. Hal – hal yang diserah terimakan adalah :
a. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
b. Dokter yang merawat
c. Diagnosa medis dan riwayat penyakit
d. Keadaan umum, kesadaran, dan hasil observasi TTV
pasien
e. Tindakan yang telah dilakukan
f. Terapi yang telah diberikan (cairan, obat – obatan)
g. Pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi,
dll) yang telah dilakukan dan follow up hasil
pemeriksaan yang belum selesai serta
administrasinya
h. Alergi obat
i. Reancana tindakan, terapi yang akan dilakukan serta
administrasinya
j. Rekam medis pasien
k. Informasi lain yang dianggap perlu
l. Tanda tangani formulir serah terima
m. Kembalikan peralatan yang telah selesai dipakai saat
transfer ketempat semula
UNIT TERKAIT 1. Unit Hemodialisis
2. UGD
3. Unit Rawat Inap
4. HCU
5. ICU
6. Administrasi

68
PEMBERSIHAN RUANG HEMODIALISIS

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/036 - 1/3
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
7 Maret 2016 RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


PENGERTIAN Melakukan pembersihan secara rutin dan berkala sesuai dengan
kebutuhan ruang hemodialisis
TUJUAN 1. Meminimalkan terjadinya Health Infection Asociation
2. Menyediakan peralatan dan ruang hemodialisis selalu dalam
keadaan bersih
KEBIJAKAN 1. Sesuai SK Direktur No. 072 Pedoman Pelayanan PPI
2. Sesuai SK Direktur No. 072 Kebijakan PPI
PROSEDUR I. Persiapan Alat
1. Sarung tangan non steril
2. Cairan desinfectan
3. Lap kering dan bersih
4. Ember
5. Kain pel
6. Tangga untuk tempat pijak saat membersihkan langit –
langit
Cara membersihkan ruang hemodialisis ada 3 macam :
1. Pembersihan rutin / harian
2. Pembersihan mingguan
3. Pembersihan
II. Prosedur tindakan
1. Pembersihan rutin / harian
Yaitu pembersihan sebelum dan sesudah penggunaan
tuang hemodialisis agar siap pakai
a. Pakai sarung tangan sesuai ukuran
b. Isi ember dengan cairan desinfektan yang sydah
dilarutkan sesuai dengan ketenmtuan
c. Semua peralatan harus dibersihkan dengan
menggunakan desinfektan yang direkomendasikan
d. Permukaan meja tindakan dan mesin Hd harus
diperiksa dan dibersihkan
e. Ember tempat sampah harus dibersihkan, pasang
kantong plastik yang baru.
f. Tempat tidur pasien harus dibersihkan
g. Lantai dibersihkan dan di pel dengan menggunakan
cairan desinfectan
h. Alat tenun bekas pakai dikeluarkan dari ruang
hemodialisis

69
PEMBERSIHAN RUANG HEMODIALISIS

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


SPO/IMC-KEP/03.09/036 - 2/3
Tanggal terbit 7 Maret 2016 Ditetapkan oleh :
RUMAH SAKIT IMC BINTARO
DIREKTUR,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Vebry Haryati Lubis, MARS


2. Pembersihan mingguan
Yaitu kebersihan yang dilakukan secara keseluruhan
a. Pakai sarung tangan sesuai ukuran
b. Isi ember dengan cairan desinfectan yang sudah
dilarutkan sesuai ketentuan
c. Keluarkan seluruh peralatan yang ada diruang
tindakan dan bersihkan dengan kain lap yang sudah
dibasahi dengan cairan desinfectan dan lap dengan
lap kering
d. Lap dinding dengan lap yang dibasahi dengan cairan
desinfectan dan pel lantai ruang tindakan dengan
cairan desinfectan
3. Dokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan
UNIT TERKAIT House Keeping

70

Anda mungkin juga menyukai