Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN

CAPD DAN PELAYANAN


CAPD DI MASA PANDEMIK
COVID 19 - MENUJU
ADAPTASI KEBIASAAN BARU

TONI RAHMAT JAELANI


PERAN DAN FUNGSI PERAWAT

ASUHAN KEPERAWATAN:
- INDIVIDU
- KELUARGA

- Sebagai edukator yang handal - Afektif


- Melakukan fungsi kolaborasi - - Kognitif
advokasi
- Lakukan intervensi sesuai SPO - Psikomotor

DOKUMENTASI TERINTEGRASI
TARGET
KOMPETENSI

- KELAS/KULIAH
- PENUGASAN :
Simulasi
demonstarsi,
Diskusi
- PRAKTIK
LAPANGAN
FOKUS PERAN PERAWAT
• Pencegahan dan
perawtan terhadap
komplikasi
• Education and training
• Dialy care
• Psychosocial Aspecet
• Dietary modification

FOKUS PERAN PERAWAT


• Pre/post Inplantasi
Kateter
• Pencegahan dan
perawtan terhadap
komplikasi
• Malfungsi kateter
Pengkajian Pasien CAPD:
Pre Inplantasi Kateter

1. Riwayat pekerjaan dan aktivitas : bekerja, belajar,


bepergian, olahraga
2. Kemandirian dalam ADL (Fisik)
3. Motivasi (Psikososial): pengambil keputusan
4. Lingkungan dan Rumah
5. Riwayat kesehatan
6. Pengetahuan
Pengkajian Pasien CAPD:
Pre Inplantasi Kateter

Riwayat kesehatan dan Pengobatan


▪ Riwayat Penyakit : trauma abdomen
Terkait Insesrsi Kateter :
 Integritas
 Kepatenan & Fungsi cateter
CAPD yg baru terpasang
 Bekas insisi atau impalantasi
kateter terhadap proses
penyembuhan
 Tanda infeksi post op : nyeri
dan ketidaknyamanan di
evaluasi
 Komplikasi pasca operasi
 Psikologis: citra diri
PERDARAHAN :
1. Pantau adanya perdarahan pada
dialisat
2. Kaji etiologi perdarahan :
✓ Trauma
✓ Menstruasi
✓ Infeksi
3. Evaluasi luasnya perdarahan :
✓ Warna dialisat
✓ Perubahan warna dialisat
pada setiap pergantian cairan
✓ Tanda sitemik akibat
perdarahan yang hebat :
hematokrit , hipovolemia
✓ Pengunaan antikoagulan
MALFUNGSI KATETER :
1. Amati masukan dan keluaran cairan dari dokumentasi yang ada
2. Amati kondisi kateter : patensi, fixsasi eksternal,tekanan
3. Perikas kateter terhadap adanya udara yang terperangkap
4. Evaluasi tata cara pergantian cairan : tinggi penempatan cairan saat pergantian,
titik terndah yg dapat dialkukan saat pergantian cairan, posisi
5. Amati adanya fibrin atau bekuan darah pada dialisat
6. Perhatikan resiko konstipasi
7. Amati hasil pemeriksaan : x-ray
Infeksi
Peritonitis :
1. Penilaian Dialisat :
✓ Kekeruhan
✓ Fibrin
✓ Warna
2. Tanyakan keluhan dan permulaan adanya
tanda infeksi : demam,nyeri
perut,kontaminasi feces pada dialisat
3. Riwayat kontaminasi dalam prosedur
perawatan mandiri
4. Data lab : pemeriksaan dialisat
(kultur,hitung sel)
5. Penilaian kualitas membran
‘Exit-site’ normal :
• cairan jernih di kateter
• kulit tampak normal dan
tanpa ada krusta disekitar
kateter

Infeksi ‘Exit-site’ :
• tampak adanya cairan
purulen di kateter
• dengan atau tanpa kulit
yang kemerahan pada kulit
disekitar kateter

Infeksi Tunnel :
• Eritema
• Edema atau nyeri tekan di
sepanjang ‘tunnel’
• Seringkali tidak tampak →
USG
Infeksi ‘Exit-site’ akut :
• Nyeri
• Bengkak
• Tampak merah dengan diameter
eritema >13 mm
• Jaringan granulasi yang berlebihan
• Mudah berdarah bila dipegang
• Disekitar ‘exit-site’ dan/atau
sinus yang terbentuk
• Drainase
– Purulent dan/atau hemoragis
– mengeluarkan eksudat yang
menyebabkan ‘balutan’ senantiasa
basah
• Krusta atau keropeng disekitar
exit-site/sinus

PD College 2007
Infeksi ‘Exit-site’ kronis
▪ Evolusi dari infeksi akut yang tidak
sembuh selama > 4 minggu
▪ Tidak ada nyeri, bengkak dan kulit
kemerahan
▪ Jaringan granulasi disekitar’ exit-
site’ dan/atau sinus
▪ Kadang-kadang ‘exit-site’ atau
sinus tampak normal
▪ Drainase:
▪ Purulen atau hemoragis,
spontan atau setelah ditekan
daerah sinus
▪ Balutan senantiasa basah
dengan cairan eksudat
▪ krusta atau keropeng sekitar ‘exit-
site’ atau sinus
▪ Cuff eksternal bisa terinfeksi
Diagnosa perawatan yang sering muncul pada pasien yang
dilakukan Peritonial Dialisis :
 Nyeri
 Resiko Kelebihan volume cairan
 Ketidakseimbangan nutrisi :kurang dari kebutuhan
 Resiko infeksi
 Resiko ketidakstabilan kadar gula darah
 Resiko pola napas tidak efektif
 Gangguan citra tubuh
 Devisit cairan/Diare
 Kesiapan meningkatkan penyesuaian
 Resiko ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
 Manajemen regimen terapeutik individu tidak efektif
 Kurang pengetahuan
INTERVENSI KEPERAWATAN

• INTERVENSI BERHUBUNGAN KATETER PD


• INTERVENSI BERHUBUNGAN ADEKUASI PD
• INTERVENSI BERHUBUNGAN KOMPLIKASI
 Berpartisipasi dalam pemilihan dan area
insersi kateter
 Pembilasan kateter segera pasca operasi
 Kebutuhan Training
 Pastikan balutan steril pada area exit site dan
luka op
 Menghindarai gerakan dan tekanan berlebih
pada kateter
 Edukasi pasien :
1. Ajarkan pasien tentang insersi kateter PD:
✓ jenis kateter
✓ Prosedur insersi
✓ Derajat nyeri dan ketidaknyamanan
✓ Perkembangan penyembuhan

2. Ajarkan tentang perawatan kateter baru PD :


✓ Menghindarai pergerakan dan tekanan
✓ Pembantasan aktivitas terkait tekanan tinggi intraabdominal selama
penyembuhan
✓ Perubahan pada area exit site
✓ Jika terdapat permasalahan : Menuntaskan terapi yang diberikan :
antibiotik dll
✓ Diskusikan efek kateter terhadap citra tubuh
1. Pemeriksaan PET dan adekuasi sesuai hasil
kolaborasi : interval dll- hasil di analisis dan di
Kolaborasi DPJP terkait
kolaborasikan
peresepan yang tidak
Edukasi :
memadai karana berbagai
1. Hubungan adekuasi dengan kualitas hidup
penyebab :
pasien
▪ Kepatuhan terhadap
2. Ajarkan dan libatkan peran serta pasien dan
peresepan
keluarga dalam pemeriksaan adekuasi (lisan
▪ Prubahan membran
dan tertulis)
peritoneum
3. Jika terjadi perubahan presepan pastikan
▪ Hilangnya fungsi ginjal
pasien dan klg memahaminya : konsentrasi
sisa
cairan yang digunakan, dwel time, jumlah
cairan, serta perubahan siklus pergantian
cairan
INTERVENSI :
Kolaborasi DPJP:
 Pembilasan
 Pemberian terapi
 Evaluasi berkala dan simultan
 Edukasi pasien dan Klg:
✓ Penjelasan etiologi perdarahan
✓ Alasan pemantauan dan keperluan terapi
✓ Kapan harus melaporkan perdarahan dan perkembangannya setelah
intervensi
✓ Teknik pemberian terapi intraperitoneal secara mandiri
 Sesuaikan tinggi posisi cairan saat pengisisan
 Perubahan posisi
 Kolab : pemberian antikoagulan, irigasi manual dengan spuit untuk mengeluarkan
fibrin,bekuan udara
 Motivasi pasien untuk ambulasi dan aktivitas
 Kolab untuk terapi konstipasi, trombolitik
 Kolaborasikan terkait keperluan reposisi kateter

 Edukasi :
✓ Pemeliharan selang kateter
✓ Mengamati bekuan darah dan fibrin
✓ Pemberian terapi intraperitoneal
✓ Mengatur posisi dan ketinggian saat pengisian cairan
✓ Perubahan posisi yang mengkatkan aliran
✓ Mengurangi konstipasi
 Gunakan teknik septik aseptik pada semua prosedur tindakan
 Pengambilan sampel dialisat untuk pemeriksaan
 Melaporkan hasil pemeriksaan lab kepada DPJP
 Kolaborasi dalam pemberian terapi
 Evaluasi gejala secara simultan
 Pemeriksaan kualitas membran/PET-Adekuasi setelah infeksi teratasi
 Edukasi :
✓ Teknik septik aseptik
✓ Prosedur pergantian cairan, prawatan exit site yang aman
✓ Penilaian terhadap infeksi : peritonitis dan exit site
✓ Pemantauan gejala/keluhan
✓ Laporan terhadap prosedur yang dicurigai kontaminasi
✓ Regimen terapi
✓ Respon terhadap terapi
✓ Asupan nutrisi yang mencukupi
1. Pasien dijelaskan untuk
Tension & Tugging menghindari semua hal
ini yang membahayakan
Regangan & sentakan Garukan Iritasi oleh pakaian exit site.

2. Tidak tidur telungkup


atau miring menekan
Dirt
exit site terlalu lama
Berendam dalam air krusta
Debu

3. Jangan membersihkan
atau menggosok terlalu
keras.
Bedak Krim/salep
obat bebas alkohol
❑ KONTROL SETIAP BULAN
❑ GANTI TANSFER SET SETIAP 6 BULAN
❑ PEMERIKSAAN PET (PERITONEUM EQUILIBRIUM TEST)
SETIAP 6 BULAN
❑ KETIKA TERDAPAT PERMASALAHAN CAPD
PENTINGNYA EDUKASI dan latihan :
• Waktu edukasi dan latihan yg cukup
• Siapkan ruangan dan staf perawat yang kompeten
• Libatkan pasangan/keluarga
• Susun rencana/buat program edeukasi dan latihan
• 5 point penting dalam edukasi dan latihan:
✓ Ajarkan secara bertahap dan sesuai kebutuhan
✓ Buat ringkasan sejelas mungkin
✓ Re-view berualngkali
✓ Metode simulasi /demonstrasi dari
pasien/keluarga
✓ Materi edukasi yang relevan dengan Media
edukasi yang menarik
✓ Media yang digunakan mudah di ingat
• Memperkenalkan komunitas dan akses
pembelajaran on line dan selalu mengkonfirmasi
• Tujuan akhir adalah memandirikan pasien dan
keluarga, membuat pasien dan keluarga percaya diri
dan membuat pemahaman sesuai dengan standar
yang telah di tentukan.
Perlu Disapaiakan Saat Edukasi Dan
Latihan Pasien CAPD:

1. Konsep CAPD
2. Teknik aspetik-cuci tangan
3. Langkah pergantian cairan
4. Tindakan darurat untuk kejadian kontaminasi
5. Perawatan exit site
6. Komplikasi (peritonitis,keseimbangan
cairan,maslah drainase,konstipasi,infeksi exit
site,fibrin,kenbocoran,nyeri,pemberian obat
intraperitoneal)
7. Pemecahan masalah
8. Pendokumentasian
9. Kunjungan ke RS
10. Pemesanan cairan
11. Protokol perjalanan/liburan/hobi
PUNYA KEUNTUNGAN LEBIH
DARI PADA PASIEN HD
PASIEN CAPD

EDUKASI DAN KONSULTASI DENGAN MEMATUHI PROTOKOL KESEHATAN UNTUK


COVID-19
teleconference memakai video-call atau media lainnya
• Penerimaan pasien Baru CAPD meningkat : layananan
insersi oleh Nefrologist dan Ahli bedah meningkat
• Kunjungan rutian sudah diaktifkan kembali
• PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN
CONTINUOUS AMBULATORY PERITONEAL
DIALYSIS (CAPD).
Dengan CAPD KEBUTUHAN SDM PERAWAT TERSERTIFIKASI LEBIH SEDIKIT
 Proses Auhan keperawatan pada pasien CAPD terfokus pada :
Pre/post Inplantasi Kateter, Pencegahan dan perawtan
terhadap komplikasi, Malfungsi kateter
 Peranan perawat sebagai ujung tombak pelayanan dialisis
sangat penting dalam optimalisasi pelayanan CAPD
 Dukungan dan Peranan Pemerintah dibuktikan dengan
perluasan CAPD secara Nasional dengan berbagai Kebijakan
 Peranan OP dan Pemerintah memiliki peranan penting dalam
pengembangan kompetensi SDM di bidang dialisis untuk
menjamin pelayanan yang bermutu

Anda mungkin juga menyukai