Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang mahaesa, karena berkat rahmatnya, saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Masalah masalah yang dihadapi anak dan remaja
pengidap HIV/AIDS di Indonesia”.
Kita semua mengetahui bahwa penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang
sangat  berbahaya. Jadi, saya mencoba untuk membahasnya dalam makalah ini. Saya
mengangkat masalah tentang AIDS karena ingin mengulas hal-hal yang berkaitan dengan
masalah HIV/AIDS yang kita semua ketahui merupakan bukan masalah yang sepele.
Saya berharap dengan adanya makalah ini, para pembaca menjadi semakin tahu apakah
HIV/AIDS itu. Dan tahu apa saja gejala-gejala, cara-cara penularan sampai pencegahan-
pencegahan penyakit HIV/AIDS. Selain itu, dalam makalah ini juga termuat kondisi HIV/AIDS
di Indonesia dan usaha-usaha yang dapat dilakukan apabila terinfeksi virus HIV. Pokoknya
semua hal yang berkaitan tentang AIDS akan saya bahas dalam makalah kami. Jadi, para
pembaca akan menjadi lebih mudah dalam mengenali maupun menghindari hal-hal yang dapat
menyebabkan terinfeksi virus HIV.
Dalam membahas masalah tentang AIDS ini, saya mendapatkan informasi dari media
elektronik khususnya media internet. Untuk itu, semua hal mengenai HIV/AIDS kami muat
dalam makalah ini. Mudah – mudahan dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan manfaat
dan berkontribusi positif bagi kepentingan pembaca.
Atas segala kekurangan makalah ini, saya mohon koreksi, kritik, dan saran dari pembaca
ataupun dari guru pembimbing. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.       

Tang-sel, 03 Oktober 2019


Penulis

Jinni Simamora

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ……………………...……....................................


………….….....1                                                                                    
DAFTAR ISI          …………………………......
…………......................................................2                   
BAB 1 PENDAHULUAN         :      ………………...………..............................…4
1.1                      Latar Belakang                  ….……………........................…………..…..4
1.2                      Rumusan Masalah             …..……………........................…………..….4
1.3                      Tujuan Penelitian ..................................................………….….5

BAB 2 PEMBAHASAN :   ……............……………………………..…..6


2.1 HIV dan AIDS           …….........…………………………………...6
2.2 Sejarah HIV/AIDS ……………………………………………… 6
2.3 Klasifikasi HIV/AIDS ……………………………………………....7
2.4 Struktur dan materi genetic HIV/AIDS …………………………………….... 8
2.5 Siklus hidup HIV/AIDS ……………………………………………….8
2.6 Deteksi HIV/AIDS ………………………………………………9
2.7 Gejala-gejala AIDS  …….......…………………..………………..11
2.8 Penularan AIDS …………………………………………...…13
2.9 Cara pencegahan AIDS …...........…………………………………...13
3.1 Kelompok yang mempunyai resiko tinggi tertular AIDS …............…............18
3.2 Usaha yang dilakukan apabila terinfeksi virus HIV …...............………..18
3.3 Perkembangan AIDS di Indonesia ….........………...…19
3.4 Contoh kasus kumparan terkait penularan HIV/AIDS pada anak dan remaja di
kota Jambi……………………………………………………….…………….21
3.5 Pendapat kita akan dampak yang terjadi serta penanganan pada khasus
HIV/AIDS pada anak dan remaja .................................24

2
BAB 3 PENUTUP                  :     ………………………….……......................26
3.1                      Kesimpulan                      …......................………………...….….........26
3.2                      Saran                                ……..............................…………...………...26

DAFTAR PUSTAKA                 : …………..……………...…..….....................28

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1 Latar belakang
Deficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrom ) pertama kali dilaporkan di
Amerika pada tahun 1981 pada orang dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun
1983. enam tahun kemudian ( 1989 ), AIDS sudah termasuk penyakit yang mengancam anak
di amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8000 orang
setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10 detik, karena itu infeksi HIV dianggap
sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen infeksius.
AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske, Rubbinstein dan Amman pada
tahun 1983 di Amerika serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di Amerika makin
lama makin meningkat. Pada bulan Desember di Amerika dilaporkan 1995 maupun pada
anak yang berumur kurang dari 13 tahun menderita HIV dan pada bulan Maret 1993 terdapat
4480 kasus. Jumlah ini merupakan 1,5 % dan seluruh jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di
Amerika. Di Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356 anak dengan AIDS. Kasus infeksi HIV
terbanyak pada orang dewasa maupun pada anak – anak tertinggi didunia adalah di Afrika.
Sejak dimulainya epidemi HIV/ AIDS, telah mematikan lebih dan 25 juta orang, lebih
dan 14 juta anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya karena AIDS. Setiap tahun
juga diperkirakan 3 juta orang meninggal karena AIDS, 500 000 diantaranya adalah anak
usia dibawah 15 tahun. Setiap tahun pula terjadi infeksi baru pada 5 juta orang terutama di
negara terbelakang atau berkembang, dengan angka transmisi sebesar ini maka dari 37,8 juta
orang pengidap infeksi HIV/AIDS pada tahun 2005, terdapat 2,1 juta anak- anak dibawah 15
tahun (WHO 2009).

1.2 RUMUSAN MASALAH.


1. Apakah HIV/AIDS itu?
2. Apa sajakah gejala-gejala penyakit AIDS?
3. Bagaimana cara penularan penyakit AIDS?
4. Bagaimanakah cara mencegah penyakit AIDS?
5. Siapa saja yang kemungkinan besar tertular AIDS?
6. Apa sajakah usaha-usaha yang dilakukan apabila terinfeksi virus HIV?
7. Bagaimana perkembangan penyakit HIV/AIDS di Indonesia?

4
8. Pendapat kita akan masalah yang akan terjadi khususnya pada anak-anak dan remaja apabila
terkena HIV/AIDS?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan kami mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah untuk
mengkaji dan mengetahui apa sebenarnya AIDS itu, mengapa AIDS perlu mendapat
perhatian khusus, serta bagaimana gejala-gejalanya. Selain itu kami Juga ingin mengetahui
bagaimana penularan AIDS, siapa saja yang kemungkinan besar bisa tertular AIDS,
bagaimana keadaan AIDS di Indonesia, serta dampak masalah yang akan dihadapi anak-anak
dan remaja jika pengidap HIV/AIDS tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

5
2.1 HIV DAN AIDS
          HIV adalah singkatan dari Human Immunodficiency Virus yang dapat menyebabkan
AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4, sehingga dapat
merusak system kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari
gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
     Sedangkan AIDS merupakan singkatan dari Acquired Imunne Deficiency Syndrome
yang merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh makhluk
hidup. Penyebab dari penyakit AIDS adalah adanya infeksi virus HIV.
Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS
selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan
penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa
mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan
mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan
atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya
pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga
serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan
meninggal.

2.2 Sejarah HIV/AIDS

Pada tahun 1983, Jean Claude Chermann dan Françoise Barré-Sinoussi dari Perancis berhasil
mengisolasi HIV untuk pertama kalinya dari seorang penderita sindrom limfadenopati. Pada
awalnya, virus itu disebut ALV (lymphadenopathy-associated virus). Bersama dengan Luc
Montagnier, mereka membuktikan bahwa virus tersebut merupakan penyebab AIDS. Pada awal
tahun 1984, Robert Gallo dari Amerika Serikat juga meneliti tentang virus penyebab AIDS yang
disebut HTLV-III. Setelah diteliti lebih lanjut, terbukti bahwa ALV dan HTLV-III merupakan
virus yang sama dan pada tahun 1986, istilah yang digunakan untuk menyebut virus tersebut
adalah HIV, atau lebih spesifik lagi disebut HIV-1.

6
Tidak lama setelah HIV-1 ditemukan, suatu sub tipe baru ditemukan di Portugal dari pasien yang
berasal dari Afrika Barat dan kemudian disebut HIV-2. Melalui kloning dan analisis sekuens
(susunan genetik), HIV-2 memiliki perbedaan sebesar 55% dari HIV-1 dan secara antigenik
berbeda. Perbedaan terbesar lainnya antara kedua strain (galur) virus tersebut terletak pada
glikoprotein selubung. Penelitian lanjutan memperkirakan bahwa HIV-2 berasal dari SIV
(retrovirus yang menginfeksi primata) karena adanya kemiripan sekuens dan reaksi silang antara
antibodi terhadap kedua jenis virus tersebut.

2.3 Klasifikasi HIV/AIDS

Kedua spesies HIV yang menginfeksi manusia (HIV-1 dan -2) pada mulanya berasal dari Afrika
barat dan tengah, berpindah dari primata ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai
zoonosis. HIV-1 merupakan hasil evolusi dari simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang
ditemukan dalam sub spesies simpanse, Pan troglodyte troglodyte. Sedangkan, HIV-2
merupakan spesies virus hasil evolusi strain SIV yang berbeda (SIVsmm), ditemukan pada Sooty
mangabey, monyet dunia lama Guinea-Bissau. Sebagian besar infeksi HIV di dunia disebabkan
oleh HIV-1 karena spesies virus ini lebih virulen dan lebih mudah menular dibandingkan HIV-2.
Sedangkan, HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika Barat.

Berdasarkan susunan genetiknya, HIV-1 dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu M, N, dan
O. Kelompok HIV-1 M terdiri dari 16 sub tipe yang berbeda. Sementara pada kelompok N dan O
belum diketahui secara jelas jumlah sub tipe virus yang tergabung di dalamnya. Namun, kedua
kelompok tersebut memiliki kekerabatan dengan SIV dari simpanse. HIV-2 memiliki 8 jenis sub
tipe yang diduga berasal dari Sooty mangabey yang berbeda-beda. Apabila beberapa virus HIV
dengan sub tipe yang berbeda menginfeksi satu individu yang sama, maka akan terjadi bentuk
rekombinan sirkulasi (circulating recombinant forms-CRF).

Bagian dari genom beberapa sub tipe HIV yang berbeda akan bergabung dan membentuk satu
genom utuh yang baru. Bentuk rekombinan yang pertama kali ditemukan adalah rekombinan AG
dari Afrika tengah dan barat, kemudian rekombinan AGI dari Yunani dan Siprus, kemudian
rekombinan AB dari Rusia dan AE dari Asia tenggara. Dari seluruh infeksi HIV yang terjadi di

7
dunia, sebanyak 47% kasus disebabkan oleh sub tipe C, 27% berupa CRF02_AG, 12,3% berupa
sub tipe B, 5.3% adalah sub tipe D dan 3.2% merupakan CRF AE, sedangkan sisanya berasal
dari sub tipe dan CRF lain.

2.4 Struktur dan Materi Genetik HIV/AIDS

HIV memiliki diameter 100-150 nm dan berbentuk sferis (spherical) hingga oval karena bentuk
selubung yang menyelimuti partikel virus (virion). Selubung virus berasal dari membran sel
inang yang sebagian besar tersusun dari lipida. Di dalam selubung terdapat bagian yang disebut
protein matriks. Bagian internal dari HIV terdiri dari dua komponen utama, yaitu genom dan
kapsid. Genom adalah materi genetik pada bagian inti virus yang berupa dua kopi utas tunggal
RNA. Sedangkan, kapsid adalah protein yang membungkus dan melindungi genom.

Berbeda dengan sebagian besar retrovirus yang hanya memiliki tiga gen (gag, pol, dan env), HIV
memiliki enam gen tambahan (vif, vpu, vpr, tat, ref, dan nef). Gen-gen tersebut disandikan oleh
RNA virus yang berukuran 9 kb. Kesembilan gen tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori
berdasarkan fungsinya, yaitu gen penyandi protein struktural (Gag, Pol, Env), protein regulator
(Tat, Rev), dan gen aksesoris (Vpu hanya pada HIV-1, Vpx hanya pada HIV-2; Vpr, Vif, Nef).

2.5 Siklus Hidup HIV/AIDS

Seperti virus lain pada umumnya, HIV hanya dapat bereplikasi dengan memanfaatkan sel inang.
Siklus hidup HIV diawali dengan penempelan partikel virus (virion) dengan reseptor pada
permukaan sel inang, di antaranya adalah CD4, CXCR5, dan CXCR5. Sel-sel yang menjadi
target HIV adalah sel dendritik, sel T, dan makrofaga. Sel-sel tersebut terdapat pada permukaan
lapisan kulit dalam (mukosa) penis, vagina, dan oral yang biasanya menjadi tempat awal infeksi
HIV. Selain itu, HIV juga dapat langsung masuk ke aliran darah dan masuk serta bereplikasi di
noda limpa.

Setelah menempel, selubung virus akan melebur (fusi) dengan membran sel sehingga isi partikel
virus akan terlepas di dalam sel. Selanjutnya, enzim transkriptase balik yang dimiliki HIV akan

8
mengubah genom virus yang berupa RNA menjadi DNA. Kemudian, DNA virus akan dibawa ke
inti sel manusia sehingga dapat menyisip atau terintegrasi dengan DNA manusia. DNA virus
yang menyisip di DNA manusia disebut sebagai provirus dan dapat bertahan cukup lama di
dalam sel. Saat sel teraktivasi, enzim-enzim tertentu yang dimiliki sel inang akan memproses
provirus sama dengan DNA manusia, yaitu diubah menjadi mRNA.

Kemudian, mRNA akan dibawa keluar dari inti sel dan menjadi cetakan untuk membuat protein
dan enzim HIV. Sebagian RNA dari provirus yang merupakan genom RNA virus. Bagian genom
RNA tersebut akan dirakit dengan protein dan enzim hingga menjadi virus utuh. Pada tahap
perakitan ini, enzim protease virus berperan penting untuk memotong protein panjang menjadi
bagian pendek yang menyusun inti virus. Apabila HIV utuh telah matang, maka virus tersebut
dapat keluar dari sel inang dan menginfeksi sel berikutnya. Proses pengeluaran virus tersebut
melalui pertunasan (budding), di mana virus akan mendapatkan selubung dari membran
permukaan sel inang.

2.6 Deteksi HIV/AIDS

Pada saat paling awal pun deteksi HIV dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah, walaupun
tidak ada gejala apa pun. Pada tahap kedua telah ada gejala klinis, misalnya kulitnya jelek, gatal-
gatal dan batuk pilek seperti flu biasa. Pada tahap ketiga akan mengalami penurunan berat badan
dan terkena TBC. Dan pada tahap keempat telah mengalami komplikasi, sulit disembuhkan dan
biasanya diikuti dengan kematian. Umumnya, ada tiga tipe deteksi HIV, yaitu tes PCR, tes
antibodi HIV, dan tes antigen HIV. Tes reaksi berantai polimerase (PCR) merupakan teknik
deteksi berbasis asam nukleat (DNA dan RNA) yang dapat mendeteksi keberadaan materi
genetik HIV di dalam tubuh manusia.

Tes ini sering pula dikenal sebagai tes beban virus atau tes amplifikasi asam nukleat (HIV
NAAT). PCR DNA biasa merupakan metode kualitatif yang hanya bisa mendeteksi ada atau
tidaknya DNA virus. Sedangkan, untuk deteksi RNA virus dapat dilakukan dengan metode real-
time PCR yang merupakan metode kuantitatif. Deteksi asam nukleat ini dapat mendeteksi
keberadaan HIV pada 11-16 hari sejak awal infeksi terjadi. Tes ini biasanya digunakan untuk
mendeteksi HIV pada bayi yang baru lahir, namun jarang digunakan pada individu dewasa

9
karena biaya tes PCR yang mahal dan tingkat kesulitan mengelola dan menafsirkan hasil tes ini
lebih tinggi bila dibandingkan tes lainnya.

Untuk mendeteksi HIV pada orang dewasa, lebih sering digunakan tes antibodi HIV yang murah
dan akurat. Seseorang yang terinfeksi HIV akan menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi
tersebut. Tes antibodi HIV akan mendeteksi antibodi yang terbentuk di darah, saliva (liur), dan
urine. Sejak tahun 2002, telah dikembangkan suatu penguji cepat (rapid test) untuk mendeteksi
antibodi HIV dari tetesan darah ataupun sampel liur (saliva) manusia. Sampel dari tubuh pasien
tersebut akan dicampur dengan larutan tertentu. Kemudian, kepingan alat uji (test strip)
dimasukkan dan apabila menunjukkan hasil positif maka akan muncul dua pita berwarna ungu
kemerahan.

Tingkat akurasi dari alat uji ini mencapai 99.6%, namun semua hasil positif harus dikonfirmasi
kembali dengan ELISA. Selain ELISA, tes antibodi HIV lain yang dapat digunakan untuk
pemeriksaan lanjut adalah Western blot. Tes antigen dapat mendeteksi antigen (protein P24)
pada HIV yang memicu respons antibodi. Pada tahap awal infeksi HIV, P24 diproduksi dalam
jumlah tinggi dan dapat ditemukan dalam serum darah. Tes antibodi dan tes antigen digunakan
secara berkesinambungan untuk memberikan hasil deteksi yang lebih akurat dan lebih awal. Tes
ini jarang digunakan sendiri karena sensitivitasnya yang rendah dan hanya bisa bekerja sebelum
antibodi terhadap HIV terbentuk.

Ke semua cara di atas mendeteksi virusnya, tetapi cara paling murah adalah tes CD4 yang hanya
Rp 100,000 lebih di RS Kanker. CD4 tidak mengetes kehadiran virus HIV-nya, atau antibodi
spesifik yang melawan HIV, CD4 mengukur sistem imunitas pasien. Sebelumnya jika CD4
belum mencapai nilai tertentu, walaupun diketahui keberadaan virus HIV, maka belum dilakukan
pengobatan apa pun, tetapi sekarang ini jika sudah diketahui keberadaan virus HIV, maka berapa
pun nilai CD4 harus dilakukan pengobatan.

Di Indonesia, di mana masalah dana menjadi kendala, maka tes CD4 sudah cukup memadai
untuk deteksi awal kemungkinan keberadaan virus HIV. Dan perlu diingat bahwa HIV belum
tentu menjadi AIDS dengan pengobatan yang adekuat. CD4 juga berguna sebagai indikasi awal

10
keberadaan kanker atau segala hal yang berhubungan dengan sistem imunitas pasien. Jika CD4
telah mencapai nilai tertentu, maka perlu dilakukan tes CD8.

2.7 GEJALA-GEJALA AIDS


Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam
tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa
sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan.
Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :

A. Pada orang dewasa

 Berat badan turun dengan drastis. Turunnya berat badan secara drastis juga merupakan tanda
awal penyakit HIV AIDS. Hal ini terjadi karena virus yang menggerogoti imun tubuh sehingga
tubuh tidak mampu berkembang dan berakhir dengan berkurangnya berat badan.
 Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C). Salah satu gejala acute retroviral syndrome
(ARS) yang pertama kali muncul biasanya berupa demam ringan dengan suhu tubuh di atas 38
derajat Celcius. Gejala awal ini dapat disertai dengan beberapa gejala lain, seperti kelelahan,
pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan..
 Pembesaran kelenjar getah bening dan otot. Nyeri pada persendian, otot, dan kelenjar getah
bening juga dapat menjadi salah satu gejala awal HIV. Kelenjar getah bening merupakan bagian
dari sistem kekebalan tubuh dan kemungkinan besar akan mengalami peradangan saat terjadi
infeksi. Jika peradangan terjadi di kelenjar getah bening, maka ketiak, pangkal paha, dan leher
kemungkinan akan terasa nyeri. Selain itu, sama halnya dengan infeksi virus lainnya, gejala awal
HIV dapat meliputi nyeri pada sendi dan otot.
 Mencret atau diare yang berkepanjangan (berlangsung selama lebih dari satu bulan, baik
konstan atau datang dan pergi).
 Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI
SARKOM). Ruam kulit HIV adalah kondisi yang umumnya terjadi pada dua bulan pertama
setelah seseorang terinfeksi virus HIV. Ruam kulit HIV bisa menyebabkan kulit terasa gatal dan
membentuk area datar berwarna merah dengan benjolan kecil yang melingkar di sekelilingnya.
Namun pada orang berkulit gelap, ruam cenderung berwarna ungu. Ruam kulit HIV bisa muncul
di seluruh tubuh.

11
 Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
 Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
 Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan lipatan paha.
 Nyeri di perut bagian bawah (wanita), buah pelir (laki-laki), serta pantat dan kaki. Namun
pada wanita seringkali gejala ini tidak dirasakan, walaupun sebenarnya sudah terkena
virus HIV

B. Pada anak-anak

 Berat badan, atau pertumbuhan lambat;


 Diare berat selama 14 hari atau lebih;
 Demam selama lebih dari satu bulan;
 Kulit gatal di seluruh tubuh;
 Pembengkakan kelenjar (di leher, ketiak, atau selangkangan);
 Candidiasis (bintik-bintik putih) di dalam mulut, lidah, atau tenggorokan;
 Infeksi pada telinga, tenggorokan, dan infeksi lainnya;
 Batuk yang tidak sembuh-sembuh.

Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lama-
kelamaan akan berakhir dengan kematian.

2.8 PENULARAN AIDS


AIDS dapat ditularkan melalui cara-cara berikut :

 Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV.


 Transfusi darah yang mengandung virus HIV.
 Melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang
mengidap virus AIDS.
 Hubungan pranatal, yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS
kepada janin yang dikandungnya.
 Melalui air susu ibu/ ASI yang diminum.

12
 Melalui darah yang terinfeksi virus HIV dan mengenai kulit yang terluka.
 Melalui sperma pada pria dan cairan vagina pada wanita.

Kita tidak usah terlalu mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, kita harus selalu
mendukung para penderita AIDS bukan menjauhinya, karena AIDS tidak akan menular
dengan cara – cara seperti di bawah ini :

 Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual ).
 Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.
 Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
 Makan dan minum.
 Gigitan nyamuk dan serangga lain.
 Sama-sama berenang di kolam renang.

2.9 CARA PENCEGAHAN AIDS

 Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu
orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
 Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
 Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan
hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
 Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
 Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.
 Jangan melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang anda tidak ketahui kondisi
kesehatannya.
 Hindari mabuk-mabukan dan narkotika yang membuat anda lupa diri.
 Makan makanan dengan pola asupan yang sehat dan seimbang.

13
Panduan Pola Makan untuk Penderita HIV/ AIDS

Seseorang yang terinfeksi HIV/ AIDS membutuhkan asupan makanan yang sehat dan seimbang.
Diet untuk penderita HIV baik dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan status gizi dan
juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Virus HIV dapat memperlemah sistem kekebalan
tubuh sehingga penderita HIV/ AIDS membutuhkan banyak karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
dan mineral untuk membantu melawan penyakit.

Selain itu, diet untuk penderita HIV/ AIDS juga ditujukan untuk membantu menyembuhkan
gejala dan komplikasi HIV. Biasanya orang dengan HIV mempunyai masalah berat badan yang
terus menurun, masalah infeksi, dan juga diare.

Kalori

Kalori bisa Anda dapatkan dari setiap makanan yang Anda makan. Kalori ini akan diubah
menjadi energi yang akan dipakai untuk melakukan berbagai aktivitas. Untuk tetap
mempertahankan berat badan Anda, Anda membutuhkan banyak kalori. Kebutuhan kalori Anda
per hari adalah sekitar.

 17 kalori x 0,5 kg berat badan, jika Anda sedang menjaga berat badan Anda
 20 kalori x 0,5 kg berat badan, jika Anda mempunyai infeksi
 25 kalori x 0,5 kg berat badan, jika Anda mengalami kehilangan berat badan

Semakin Anda mengalami banyak penurunan berat badan atau mengalami komplikasi, semakin
banyak pula kalori yang Anda butuhkan.

Protein

Protein diperlukan untuk membantu membangun otot, organ, dan sistem kekebalan tubuh.
Protein bisa Anda dapatkan dari hewan maupun tumbuhan, seperti ayam, daging, ikan, susu,
telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Pilihlah daging tanpa lemak, daging ayam tanpa kulit,
dan susu rendah lemak.

Kebutuhan protein yang dibutuhkan bagi penderita HIV/ AIDS adalah:

14
 100-150 gram per hari untuk pria yang positif HIV
 80-100 gram per hari untuk wanita yang positif HIV
 Tidak lebih dari 15-20% dari kebutuhan kalori per hari jika juga memiliki penyakit ginjal.
Asupan protein dibatasi karena asupan protein yang terlalu banyak dapat memperberat kerja
ginjal.

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Kebutuhan karbohidrat bagi Anda per
hari adalah sekitar 60%. Untuk mendapatkan jumlah dan jenis karbohidrat yang cukup, Anda
bisa mendapatkannya dari:

 Konsumsi buah-buahan dan sayuran sebanyak 5-6 porsi per hari


 Pilih berbagai jenis sayuran dan buah-buahan dengan warna yang berbeda, sehingga
Anda bisa mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
 Pilih karbohidrat dengan serat tinggi, seperti beras merah dan quinoa, gandum, oat, dan
masih banyak lagi
 Batasi konsumsi gula sederhana, yang bisa Anda dapatkan dari permen, cake, biskuit,
atau es krim

Lemak

Lemak memberikan energi tambahan bagi Anda untuk beraktivitas. Pilihlah makanan yang
mengandung lemak baik dibandingkan lemak jahat. Untuk mendapatkan lemak baik, Anda bisa
mengonsumsi kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat, ikan berlemak, minyak kanola, minyak
zaitun, minyak kenari, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, dan lainnya. Batasi konsumsi
daging berlemak, ayam dengan kulit, mentega, dan minyak kelapa sawit. Kebutuhan lemak untuk
penderita HIV/ AIDS adalah 30% dari total kebutuhan kalori per hari, usahakan untuk memenuhi
10% kebutuhan lemak Anda dari lemak tak jenuh tunggal atau lemak baik.

Vitamin dan mineral

Vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh Anda untuk membantu mengatur proses dalam tubuh
Anda. Orang dengan HIV/ AIDS membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral untuk

15
membantu memperbaiki sel-sel dan jaringan tubuh yang rusak. Selain itu, vitamin dan mineral
juga dibutuhkan untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Beberapa
vitamin dan mineral yang banyak dibutuhkan oleh orang dengan HIV/ AIDS adalah:

 Vitamin A dan betakaroten, yang bisa Anda dapatkan dari sayuran dan buah berwarna
hijau tua, kuning, orange, dan merah, serta dari hati, telur, dan susu
 Vitamin B, bisa diperoleh dari daging, ikan, ayam, kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat,
dan sayuran berwarna hijau
 Vitamin C, bisa Anda dapatkan dari jeruk, kiwi, jambu biji
 Vitamin E, bisa Anda peroleh dari sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, dan
minyak nabati
 Zat besi, bisa Anda dapatkan dari sayuran berdaun hijau, daging merah, hati, ikan, telur,
seafood, gandum
 Selenium, bisa didapatkan dari kacang-kacangan, biji-bijian, unggas (ayam, bebek), ikan,
telur, dan selai kacang
 Seng, bisa diperoleh dari daging, unggas, ikan, susu dan produk susu, serta kacang-
kacangan

Jika Anda sulit untuk mendapatkan semua jenis vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh
Anda, dokter mungkin akan merekomendasikan Anda untuk mengonsumsi suplemen vitamin
dan mineral untuk mencukupi kebutuhan nutrisi Anda. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter Anda sebelum Anda mengambil suplemen.

Jika Anda mengonsumsi suplemen, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini:

 Konsumsi suplemen saat Anda sudah makan atau pada saat perut sudah terisi
 Konsumsi suplemen secara teratur
 Bicarakan dengan dokter Anda sebelum Anda mengonsumsi suplemen dalam dosis
tinggi. Beberapa suplemen vitamin atau mineral dalam dosis tinggi dapat membahayakan
kesehatan Anda.

16
 Suplemen zat besi dapat menyebabkan Anda mengalami sembelit. Untuk itu, sebaiknya
Anda menambahkan konsumsi cairan Anda dan meningkatkan asupan serat Anda untuk
membantu mengurangi sembelit.

Air

Tidak ketinggalan adalah air. Ya, air juga banyak dibutuhkan oleh tubuh Anda untuk membantu
metabolisme nutrisi dari makanan yang masuk ke tubuh Anda. Selain itu, tambahan konsumsi air
juga dibutuhkan untuk:

 Mengurangi efek samping obat


 Membantu tubuh dalam mengeluarkan sisa-sisa obat yang telah digunakan oleh tubuh
atau membuang racun dalam tubuh Anda
 Mencegah Anda dari dehidrasi, mulut kering, dan sembelit
 Membantu mengurangi kelelahan yang Anda rasakan

Setidaknya, Anda harus minum sebanyak 8-10 gelas per hari. Namun, terkadang Anda
membutuhkan cairan lebih banyak dari ini. Sebaiknya ingat untuk selalu minum dan jangan
sampai Anda merasa kehausan. Jika Anda mengalami diare atau muntah, Anda butuh minum
lebih banyak dari biasanya.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah
penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada
seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-
seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS,
ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media
elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat
mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa
menimbulkan virus AIDS.

17
3.1 KELOMPOK YANG MEMPUNYAI RESIKO TINGGI TERTULAR AIDS
          Penyakit AIDS dapat diderita oleh siapa saja, dan dari kalangan umur berapapun. Namun,
kelompok yang paling beresiko tinggi tertular AIDS, yaitu:        

 Mereka yang sering melakukan hubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan pria
tuna susila dan pelanggannya.
 Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya : Homo seks ( melakukan
hubungan dengan sesama laki-laki ), Biseks ( melakukan hubungan seksual dengan
sesama wanita ), Waria dan mucikari.
 Penerima transfusi darah
 Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.
 Pecandu narkotika suntikan.
 Pasangan dari pengidap AIDS

3.2 USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN APABILA TERINFEKSI VIRUS AIDS


Usaha-usaha yang dilakukan terinfeksi virus AIDS disebut juga penerapan strategi
pengobatan baru. Dalam pengobatan HIV / AIDS sangat penting mengetahui dinamika HIV,
serta perjalanan penyakit ( patogenesis ) sehingga dapat melakukan tindakan dan
pengobatan tepat waktu.
Beberapa harapan dan kabar baik dapat dicatat dari pertemuan-pertemuan “Van
Couver” di Kanada saat ini cukup banyak obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan
kombinasi. Beberapa obat penghambat protease dan obat anti HIV sedang dalam tahap akhir
untuk mendapat izin. Selain itu muncul pula pemeriksaan “Viral loard” yang prosesnya
lebih mudah dalam mendeteksi RNA dari HIV dalam darah. Dan semua usaha diatas
seharusnya di tunjang oleh motivasi dari penderita AIDS itu sendiri. Misalnya bagi mereka
yang termasuk kelompok resiko tinggi terkena AIDS selalu memeriksakan darahnya secara
teratur, paling sedikit 3-6 bulan sekali, demi keselamatan pasangan seksualnya. Dan yang
tidak kalah penting adalah mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Yaitu dengan
melaksanakan ibadah-ibadah yang diperintahkan dan berusaha untuk menjauhi segala yang
dilarangNya, agar penderitaan yang dirasakan tidak terlalu berat. Dan bagi masyarakat
hendaknya jangan menjauhi mengucilkan mereka yang terinfeksi AIDS, tetapi seharusnya

18
memberi dorongan atau semangat hidup, misalnya melalui nasehat-nasehat yang bisa
menumbuhkan rasa percaya diri, sehingga mereka yang telah mengidap virus AIDS tidak
putus asa dalam menjalani hidupnya.
Dengan adanya usaha-usaha diatas, masalah AIDS dapat diatasi, paling tidak dapat
dicegah sedini mungkin, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

3.3 PERKEMBANGAN AIDS DI INDONESIA


Penyakit AIDS banyak ditemukan diluar negeri, tetapi karena hubungan dengan bangsa
menjadi semakin erat, maka penularannya harus tetap diwaspadai. Banyak orang asing
datang ke indonesia dan banyak pula orang indonesia pergi keluar negeri untuk berbagai
keperluan. Hal itu membuka kemungkinan terjadinya penularan AIDS.
Permasalahan HIV dan AIDS menjadi tantangan kesehatan hampir di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia. Sejak pertama kali ditemukan sampai dengan Juni 2018, HIV/ AIDS
telah dilaporkan keberadaannya oleh 433 (84,2%) dari 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di
Indonesia.
Adapun provinsi dengan jumlah infeksi HIV tertinggi adalah DKI Jakarta (55.099),
diikuti Jawa Timur (43.399), Jawa Barat (31.293), Papua (30.699), dan Jawa Tengah
(24.757). http://iskandarnet-wordpress.com/2018/01/24/contoh-laporan-tentang hivaids/. Dan
menurut Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Eva
Susanti mengatakan, sejak tahun 2016 hingga September 2018 angka penderita HIV tercatat
sebanyak 287 orang sedangkan AIDS sebanyak 226 orang.

Berikut Data HIV/AIDS sejak 2016 hingga September 2018 per Kabupaten/Kota:

Kota Jambi  2016    2017    2018

HIV                 74       73           48

AIDS               78        70           41

Batanghari   2016    2017     2018

HIV                   -            4             -

AIDS                 1            -             -

19
Muaro Jambi 2016   2017    2018

HIV                    1           2             1

AIDS                  1            -              -

Bungo         2016        2017      2018

HIV                   -             12             3

AIDS                1             2               4

Tebo             2016       2017       2018

HIV                   9             -                8

AIDS                -              -                 1

Merangin   2016      2017         2018

HIV                 -              -                  5

AIDS              -              4                 14

Sarolangun 2016      2017        2018

HIV                 1              7                7

AIDS               -             -                    1

Kerinci        2016     2017        2018 

HIV                 -             -                  -

AIDS               -            2                  -

Tanjab Barat 2016    2017       2018

HIV                  16           3              5

AIDS                  6           -                -

Tanjab Timur 2016   2017      2018 

HIV                      -         2               4

20
AIDS                    -         -                  -

Sedangkan Menurut KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) (2007b), dari seluruh


jumlah kasus di Indonesia, sekitar 8 ribu atau 57,1% kasus HIV/AIDS terjadi pada remaja
antara 15–29 tahun (37,8% terinfeksi melalui hubungan seks yang tidak aman dan 62,2%
terinfeksi melalui penggunaan narkoba jarum suntik). Hal ini menunjukkan bahwa remaja
memerlukan edukasi dan penyuluhan yang benar agar tidak masuk kedalam sub-populasi
berperilaku risiko tinggi.
Maka dari itu, akan membahas mengenai keadan sosial, sikap dan pandangan
masyarakat, tingkat pendidikan, dan penanggulangan yang tepat untuk anak-penderita
HIV/AIDS di Indonesia.

3.4 CONTOH KASUS TERKAIT PENULARAN HIV/AIDS PADA ANAK DAN REMAJA

21
22
23
3.5 PENDAPAT SAYA AKAN DAMPAK YANG TERJADI SERTA PENANGANAN
PADA KHASUS HIV/AIDS, PADA ANAK DAN REMAJA
1. Dampak yang akan terjadi:
a) "Tingginya kasus HIV/AIDS pada anak-anak dan remaja karena penularan dari orang tua
b) Timbul rasa tidak kepercayaan diri yang tinggi pada pribadi mereka
c) lingkungan yang belum teredukasi juga cenderung melakukan diskriminasi terhadap anak
HIV positif. Contohnya, sekolah menolak menerima anak tersebut, atau orangtua murid
yang menolak sehingga anak harus dikeluarkan dari sekolah.
d) Masih banyak jumlah penderita yang belum terungkap dan tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap penyakit paling mematikan ini rendah.
e) Masih adanya masyarakat yang mengkucilkan mereka
2. Penanganan yang bisa kita berikan:
a) "Penderita HIV/AIDS mengalami problem yang kompleks. Mereka rata-rata menengah bawah,
pendidikan rendah dan tak tersentuh agama,
b) Mendekatkan diri kita terhadap mereka supaya kita dapat lebih mengenal serta membuat
mereka jauh lebih nyaman

24
c) Yayasan Kanti Sehati tidak hanya melakukan pendampingan by name by address, tetapi
melakukan upaya pencegahan dan deteksi dini kelompok-kelompok berisiko dengan pendekatan
berbasis lapangan.
d) Mengadakan pertemuan maximal dalam waktu 1 bulan sekali yang bertujuan untuk:
 Meningkatkan rasa kepercayaan diri mereka kembali
 Mensosialisasikan dengan rumus ABCDE sebagai cara pencegahan HIV/AIDS,
seperti:
 A (abstinace) adalah tidak berhubungan seks di luar nikah
 B (be faithful) adalah saling setia pada pasangan.

 C (condom), yaitu penggunaan kondom saat berhubungan seksual.

 D (don't use drugs) atau tidak memakai narkoba.

 E (equipment) yang artinya menggunakan peralatan steril.


e) Membeikan pengertian bahwa melawan virus bukan dari sakitnya tapi dari diri sendiri
f) Memotivasi untuk selalu rutin konsumsi obat ARV & ART, yang bisa didapatkan gratis
oleh pemerintah
g) Memberikan penyuluhan akan pentingnya mengkomsumsi nutrisi yang baik
h) Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat bahwa pengidap HIV/AIDS sama dan
berhak menjalani hidup seperti orang lainnya.
i) Memberikan penyuluhan terhadap keluarga serta masyarakat sekitar tentang HIV/AIDS
tersebut, diantaranya tentang deteksi dini untu ibu rumah tangga khsususnya dan lakukan
program PPIA (pencegahan penularan ibu anak)

25
BAB III
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Generasi muda adalah generasi yang baru saja menginjakkan kakinya di dunia dewasa.
Pada umumnya mereka masih mencari jati diri sebagai manusia yang ingin dianggap
dewasa. Sehingga setiap langkah yang diambil pada umumnya cenderung mencoba – coba
karena sifat keingintahuan manusia terhadap hal – hal yang dianggap baru. Jika ternyata
langkah yang mereka ambil salah tentunya akan berakibat sangat fatal.

Hal-hal tersebut adalah masa-masa rawan yang merupakan langkah awal yang sangat
harus diwaspadai oleh generasi muda. Generasi muda juga sangat mudah terbujuk oleh
hasutan orang-orang di sekitarnya. Selain itu generasi muda adalah masa di mana
persahabatan adalah segalanya, dan melakukan sesuatu bersama, jadi apabila salah satu dari
mereka ada yang memakai narkoba maka teman lainnya akan penasaran dan akhirnya
mereka mencoba juga. Dimana narkoba sangatlah dekat kaitanya dengan miras, rokok, dan
seks bebas yang menyebabkan HIV/AIDS .

Pada umumnya pengguna narkoba dengan jarum suntik adalah jenis ketergantungan
yang paling banyak digunakan oleh kaum muda. Dan cara ini pulalah yang paling rentan
terhadap penularan virus HIV/AIDS, sehingga banyak tunas – tunas bangsa yang layu
sebelum berkembang dan akhirnya memudarkan harapan untuk menjadi penerus bangsa.

4.2 SARAN
Seperti yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya bahwa HIV/AIDS adalah
penyakit yang berbahaya karena virus tersebut menyerang sistim kekebalan tubuh kita dalam
melaan segala penyakit. Untuk menghindari hal tersebut dapat penulis sarankan hal – hal
sebagai berikut :

26
1. Bagi yang belum terinfeksi virus HIV/AIDS sebaiknya :

a) Belajar agar dapat mengendalikan diri;


b) Memiliki prinsip hidup yang kuat untuk berkata “TIDAK” terhadap segala jenis yang
mengarah kepada narkoba dan psikotropika lainnya;
c) Membentengi diri dengan agama;
d) Menjaga keharmonisan keluarga karena pergaulan bebas sering kali menjadi pelarian
bagi anak – anak yang depresi.

2. Bagi penderita HIV/AIDS sebaiknya :


a) Memberdayakan diri terhadap HIV/AIDS;
b) Mencoba untuk hidup lebih lama;
c) Mau berbaur dengan orang disekitarnya/lingkungan;
d) Tabah dan terus berdoa untuk memohon kesembuhan.

3. Bagi keluarga penderita HIV/AIDS sebaiknya :


a) Memotivasi penderita untuk terbiasa hidup dengan HIV/AIDS sehingga bisa
melakukan pola hidup sehat;
b) Memotivasi penderita HIV/AIDS untuk mau beraktivitas dalam meneruskan hidup
yang lebih baik.
AIDS adalah penyakit berbahaya yang sampai saat ini belum di temukan obatnya. Penyakit
AIDS di sebabkan oleh jarum suntik dan seks bebas yang di sebabkan oleh pergaulan bebas.
Jadi apa bila kita ingin aman dari AIDS kita sebaiknya :
Ø Belajar agar dapat mengendalikan diri
Ø Memiliki prinsip hidup yang kuat
Ø Membentengi diri dengan agama
Ø Dan menjaga keharmonisan keluarga Karena pergaulan bebas sering kali menjadi pelarian
anak-anak yang depresi
Dan bagi penderita HIV/AIDS sebaiknya :
Ø Memberdayakan diri terhadap AIDS
Ø Mencoba untuk hidup lebih lama

27
Ø Berbaur dengan orang disekitar serta tabah dan terus berdoa.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS

2. http://id.wikipedia.org/wiki/HIV

3. hadesfromhell.blogspot.com/.../di-sekolah-gue-di-labschool-kalo-udah.html

4. www.google.co.id

5. http://iskandarnet.wordpress.com/2018/01/24/contoh-laporan-tentang-hivaids/
6. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""ABCDE" Pencegahan Penularan
HIV",
https://sains.kompas.com/read/2016/12/02/150000823/.abcde.pencegahan.penularan.hiv.
Penulis : Dian Maharani

7. http://deviutariwidhowati.blogspot.co.id/2012/11/bahaya-hiv-aid.html

8. http://virushhiv-aids.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-dan-bahaya-hiv-aids.html

9. http://rubik.okezone.com/read/36325/ketahui-8-bahaya-hiv-aids-untuk-tubuh-
pengidapnya

10. http://kumparan Jambikita,id

28

Anda mungkin juga menyukai