Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN REUSE DIALIZER

1. Pengertian
Dializer proses ulang adalah penggunaan ulang dializer yang telah diproses secara
baku untuk pasien yang sama.

2. Tujuan
Meringankan biaya tindakan dialisis dan terjangkau dapat dipertahankan
kelangsunganya.

3. Keuntungan
 Mengurangi biaya HD
 Mengurangi gejala klinik selama HD

4. Kebijakan :
a. Adanya persetujuan penggunaan dializer re use
Pasien diberikan penjelasan tentang penggunaan dializer re-use yang bertujuan
untuk memberikan informasi secukupnya kepada pasien tentang keuntungan dan
kerugian penggunaan dializer re-use.
b. Dializer dapat di reuse maksimum sesuai dengan kebijakan ASKES (7x)

5. Kerugian
1) Kontaminasi bakteri
2) Penurunan kemampuan dializer
3) Timbul reaksi akibat bahan kimia yang dipergunakan sebagai sterilizer
4) Terjadi kebocoran pada dializer

6. Kontraindikasi Relatif tindakan Reuse Dializer


a. Pada pasien infeksi sistemik termasuk hepatitis akut.
Dializer penderita Hepatitis B kronis sebaiknya tidak dilakukan reuse karena
sangat berisiko menularkan virus.
b. Bila ditemukan bekuan > 15 kapiler
c. Jika terdapat keretakan pada tabung dializer.
d. Tabung berwarna kuning pada pemakaian berulang tabung dializer.

7. Fasilitas Pembersih Dializer


a. Meja reuse yang terbuat dari adukan semen dan keramik. Kedalaman mangkok
sink minimal 30Cm
Kelengkapan meja reuse :
a) Kran air RO
b) Saluran pembuangan yang disalurkan ke IPAL RS
b. Disediakan exhaust fan di Ruangan Reuse
c. Lampu penerangan harus terang.
d. Disediakan wastafel (tempat cuci tangan) kran yang tidak diputar dengan tangan
dan ditempat cuci tangan dilengkapi dengan :
 Cairan desinfectan
 sarung tangan tidak steril
 kertas handuk
 masker
 apron
 kaca mata pelindung (goggle)
e. Tempat untuk dializer kotor.
f. Rak dializer untuk tempat menyimpan dializer yang telah di-reuse.
Rak dializer dengan ketentuan sebagai berikut :
Lemari tertutup.
Tidak boleh terkena sinar matahari .
Tempat dializer dapat digantung
8. Air Reveres Osmosis ( RO ) :
a. Hasil kualitas air RO memenuhi syarat AAMI, antara lain : Parameter Elektrolit,
Logam, Bakteri dan Endotoxin sesuai standard.
b. Tekanan air RO di ruang pembersih dializer mencapai 2 bar, dengan
menggunakan pressure gauge
c. Perawatan dan pergantian system RO, tetap dimonitor oleh petugas Rumah Sakit

9. Prosedur penyimpanan dializer yang telah dibersihkan :


a. Menggunakan lemari tertutup dan gelap ( tidak tembus cahaya).
b. Dializer dapat digunakan setelah proses reuse 12-14 jam (dengan disinfectant
Michems MFL 1100P).
c. Dializer tidak digunakan, jika masa penyimpanan telah melewati 14 hari. ( karena
konsentrasi larutan sterilisasi sudah berkurang / hilang ) jika dializer tersebut
diperlukan, maka dializer tersebut dapat di isi ulang dengan larutan sterilisasi
kembali dan di tunggu samapi larutan sterilisasi bekerja maksimal kurang lebih 15
jam.
10. Petugas pembersih dializer :
a. Menggunakan apron, kacamata, masker dan sarung tangan tidak steril.
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan membersihkan dializer.
c. Melakukan pendokumentasian secara lengkap dan jelas, baik dengan komputer
maupun secara manual.
d. Memperhatikan ketentuan yang berlaku, seperti:
 Menghitung total volume dializer yang telah dibersihkan > 80 % dari volume
dializer baru.
 Keadaan dializer bersih dan bebas dari bekuan darah.
 Dializer harus terisi penuh dengan larutan sterilisasi/ michem (Kompartemen
darah dan kompartemen dialisat terisi cairan sterilisasi/ michem).

11. Tahap Tahap Re-Use

Terdapat 4 tahap dalam melakukan proses dializer ulang:

a) Pembilasan
Ketika proses HD berakhir, darah dikembalikan ke dalam tubuh pasien dengan
NaCl 0,9%, kemudian kedua kompartemen dializer dibilas dengan air R.O

b) Pembersihan
Proses ini dilakukan apabila dializer masih terdapat bekuan darah (garis-garis
panjang merah) setelah dibilas dengan air R.O. Proses selanjutnya dapat
dibersihkan dengan menggunakan H2O2 4%

c) Penilaian kerja dializer


Kinerja dializer dapat ditentukan secara langsung dengan pengukuran volume
kompartemen darah dializer. Penurunan volume kompartemen darah yang
masih dapat diterima untuk suatu dializer adalah tidak lebih dari 20% dari
volume kompartemen awal.
Cara mengukur volume kompartemen darah adalah dengan mengisi
kompartemen darah dengan air murni. Selanjutnya air dalam kompartemen
darah dikeluarkan dengan memakai udara bertekanan dan dihitung jumlahnya
sebagai volume kompartemen darah.

d) Desinfeksi
Pada proses ini bahan kimia yang digunakan adalah formalin 2%. Formalin
diisikan ke dalam kedua kompartemen dan didiamkan selama 24 jam pada
suhu kamar.
12. Tata Laksana:
 Setiap dializer diberi nama sebelum digunakan pertama kali.
 Pakai masker dan sarung tangan
 Dializer yang sudah selesai dipakai untuk HD segera dibawa ke ruang re-use
 Bilas dengan menggunakan air RO
 Apabila masih ada bekuan darah, bersihkan bagian kompartemen darah dan
kompartemen dialisat dengan memasukkan H2O2 4% didorong dengan spuit
50cc dengan tekanan yang cukup.
 Biarkan 5 – 10 menit kemudian bilas dializer dengan menggunakan air RO
 Ukur priming volume
 Kemudian dializer diisi dengan formalin 3% baik kompartemen darah maupun
kompartemen dialisat
 Pada saat pengisian kompartemen darah dan kompartemen dialisat harus bebas
dari udara.
 Tutup kedua ujung kompartemen darah dan dialisat, kemudian dializer dilap
kering
 Simpan pada temperatur kamar minimal 24 jam.

13. Dokumentasi :
a. Surat persetujuan pemakaian dializer reuse
b. Daftar pasien dan jadwal pemakaian dializer reuse

Anda mungkin juga menyukai