Anda di halaman 1dari 13

A.

Lempeng Tektonik

Persebaran Lempeng Dunia Sumber : http://whatonearth.olehnielsen.dk/Tectonics-Map.asp

Peta dengan menunjukkan lempeng-lempeng tektonik dan arah vektor gerakannya Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tektonika_lempeng Bumi secara vertical tersusun dari permukaan hingga ke bagian terdalam, terdiri dari tiga lapisan, yaitu Kerak Bumi (Crush), Selimut (Mantle), dan Inti (Core). Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah

lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi. Kerak merupakan cangkang Bumi yang terluar yang berwujud batuan. Kerak tidak berada diatas permukaan planet terus menerus, tetapi terpecah menjadi beberapa wilayah yang sangat luas, disebut dengan lempeng tektonik, dan terletak di bagian paling atas pada mantel Bumi. Lempeng ini tersusun dari batuan padat dan memiliki ketebalan 6,5 km hingga 65 km. Lempeng tektonik memiliki batuan dan ukuran bermacam-macam, termasuk Sembilan lempeng besar dan beberapa lempeng kecil. Lempeng tektonik tidak di bedakan berdasarkan benua maupun samudra, tetapi mereka dapat memotong langsung benua maupun samudra tersebut. Enam dari Sembilan lempeng di beri nama sesuai nama benua tempat mereka berada, yaitu Lempeng Amerika Utara, Amerika Selatan, Eurasia, Afrika, Indo-Australia, dan Antartika.
Lempeng Eurasia teridiri dari Eropa, Asia, dan dasar laut di dekatnya. Merupakan

Lempeng benua.
Lempeng Afrika terdiri dari Afrika dan sebagian besar dasar Samudera sekitarnya.

Merupakan Lempeng benua.


Lempeng Amerika terdiri dari Amerika Utara, Amerika Selatan, dan setengah dasar

Samudera Atlantik bagian Barat. Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut. Dan Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan. Kedua lempeng tersebut merupakan Lempeng benua.
Lempeng pasifik mendasari Samudera Pasifik sedangkan Lempeng Indo-Autralia

meliputi Australia dan semua dasar laut di sekitarnya. Merupakan lempeng yang berbeda dengan lainnya, yaitu Lempeng samudera.

Lempeng Pasifik, Nazka, dan Kokos berupa lautan, tidak memiliki benua, hanya ada lautan di atasnya. Lempeng yang lain terlihat agak lebih kecil, tetapi akibat dari pergerakannya menyamai

pergerakan lempeng besar, yakni mengakibatkan kerusakan yang tidak kalah hebat di muka Bumi. Perbatasan lempeng ini berupa patahan dan rangkaian pegunungan dasar laut. Lempeng-lempeng penting lain Lempeng Fuca, Filipina, dan Lempeng yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Lempeng Scotia. tektonik bergerak secara konstan. Contohnya

Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Afrika. Lempeng ini bergerak saling menjauh. Sementara itu, Lempeng Eurasia dan Lempeng Afrika berbenturan. Angka rata-rata pergerakan lempeng ini berkisar 1 hingga 10 cm per tahun. Kecepatan pergerakan lempeng di Bumi setara dengan pertumbuhan kuku pada jari. Pergerakan lempeng ini sangat lambat, sehingga kita tidak menyadarinya. Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan yang berbeda usianya. Penyebab dari pergerakan benua-benua dimulai oleh adanya arus konveksi (convection current) dari mantle (lapisan di bawah kulit bumi yang berupa lelehan). Arah arus ini tidak teratur, bisa dibayangkan seperti pergerakan udara/awan atau pergerakan dari air yang direbus. Terjadinya arus konveksi terutama disebabkan oleh aktivitas radioaktif yang menimbulkan panas. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Dua lempeng akan bertemu di sepanjang batas lempeng (plate boundary), yaitu daerah di mana aktivitas geologis umumnya terjadi seperti gempa bumi dan pembentukan kenampakan topografis seperti gunung, gunung berapi, dan palung samudera. Kebanyakan gunung berapi yang aktif di dunia berada di atas batas lempeng, seperti Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) di Lempeng Pasifik yang paling aktif dan dikenal luas.

Perkembangan Tatanan Tektonik Indonesia

Gambar Tektonik Indonesia


Sumber : http://elcom.umy.ac.id/content/view/82/43/

Pembentukan

Pada 50 juta tahun yang lalu (Awal Eosen), setelah benua kecil India bertubrukan dengan Himalaya, ujung tenggara benua Eurasia tersesarkan lebih jauh ke arah tenggara dan membentuk kawasan Indonesia bagian barat. Saat itu kawasan Indonesia bagian timur masih berupa laut (laut Filipina dan Samudra Pasifik). Lajur penunjaman yang bergiat sejak akhir Mesozoikum di sebelah barat Sumatera, menyambung ke selatan Jawa dan melingkar ke tenggara-timur KalimantanSulawesi Barat, mulai melemah pada Paleosen dan berhenti pada kala Eosen. Lempeng Australia

bergerak mendekati Jawa sudah terjadi sejak 50 juta tahun yang lalu. Dengan kecepatan rataratanya memang 6-7cm/ tahun. Jadi kejadian pergerakan lempeng itu bukan baru-baru ini saja, dan terjadinya pada berjuta-juta tahun yang lalu. Pada 45 juta tahun lalu. Lengan Utara Sulawesi terbentuk bersamaan dengan jalur Ofiolit Jamboles. Sedangkan jalur Ofiolit Sulawesi Timur masih berada di belahan selatan bumi. Pada 20 juta tahun lalu benua-benua mikro bertubrukan dengan jalur Ofiloit Sulawesi Timur, dan Laut Maluku terbentuk sebagai bagian dari Laut pilipina. Laut Cina Selatan mulai membuka dan jalur tunjaman di utara Serawak-Sabah mulai aktif. Pada 10 juta tahun lalu, benua mikro Tukang Besi-Buton bertubrukan dengan jalur Ofiolit di Sulawesi Tenggara, tunjaman ganda terjadi di kawasan Laut Maluku, dan Laut Serawak terbentuk di Utara Kalimantan pada 5 juta tahun lalu, benua mikro Banggai-Sula bertubrukan dengan jalur ofiolit Sulawesi Timur, dan mulai aktif tunjangan miring di utara Irian Jaya-Papua Nugini. Kini Wilayah Kepulauan Nusantara merupakan pertemuan tiga lempeng yang sampai kini aktif bergerak. Tiga lempeng tersebut adalah lempeng eurasia, lempeng indo australia, dan lempeng pasifik.
B. Kondisi Tektonik Indonesia

Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng IndoAustralia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul sampai suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi. Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan karena percepatan gelombang seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Peristiwa tektonik yang cukup aktif, selain menimbulkan gempa dan tsunami, juga membawa berkah dengan terbentuknya banyak cekungan sedimen (sedimentary basin). Cekungan ini mengakomodasikan sedimen yang selanjutnya menjadi batuan induk maupun batuan reservoir hydrocarbon.

Gambar lempeng tektonik di Indonesia. Sumber : http://udhnr.blogspot.com/2009/02/lempeng-indonesia.html Indonesia, juga merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik karena berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur laut. Hal ini mengakibatkan Indonesia mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc, Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau sering di sebut sebagai zona aktif akibat patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut. Pada daerah ini material batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat spesifik serta mengandung potensi sumberdaya alam dari bahan tambang yang cukup besar. Volcanic arc merupakan jalur pegunungan aktif di Indonesia yang memiliki topografi khas dengan sumberdaya alam yang khas juga. Back arc merupakan bagian paling belakang dari rangkaian busur tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi yang hampir seragam berfungsi sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut memiliki kekhasan dan keunikan yang jarang ditemui di daerah lain, baik keanegaragaman hayatinya maupun keanekaragaman geologinya. C. Model Tektonik Indonesia Model tektonik lempeng Indonesia dalam satu pola konvergen telah dibuat oleh Hamilton (1970) dan Katili (1971). Sistem busur subduksi Sumatera dibentuk oleh penyusupan lempeng samudra di bawah lempeng benua. Lempeng benua tebal dan tua ini meliputi busur volkanik, Kapur dan Tersier.

Gambar Zona Subduksi Sumatra Sumber : http://davidpratt.info/subduct-sumatra-map.htm Sistem subduksi Jawa dibentuk oleh subduksi lempeng samudra di bawah lempeng benua. Lempeng ini tipis dan berumur muda, serta seluruhnya hampir terdiri dari batuan volkanoplutonik berumur Tersier.

Gambar Zona Subduksi Jawa Sumber : http://davidpratt.info/subduct-java-map.htm Sistem subduksi Timor menunjukkan karakter yang berbeda. Dua fase yang berbedadapat dirincikan dalam perkembangan busur Banda. Pada tahap awal, lempeng samudra India-Australia disusupkan dibawah lempeng samudra Banda. Tahap berikutnya diikuti oleh subduksi lempeng benua Australia ke zona subduksi busur Banda, sebagai akibat gerakan menerus lempeng Australia ke utara. Hasil dari penurunan zona subduksi aktif ini adalah tidakadanya gunungapi aktif di pulau Alor, Wetar dan Romang Batuan magmatis yang dibentuk di atas zona Benioff Timor cenderung menengah dan basa. Lempeng di sini tipis dan muda dan diapit oleh lempeng benua. Ketebalan sedimen di zona subduksi Timor saat ini sekitar 8000 kaki, dengan kondisi yang relatif terganggu oleh sesar tensional yang dapat diamati. Sementara busur Sumatera, Jawa dan Banda menunjukkan perbedaan yang disebabkan oleh elemen-elemen lempengnya.

D. Kerangka Tektonik Busur Kepulauan Indonesia

Peta Tektonik dan Gunung Berapi di Indonesia. Garis biru melambangkan batas antar lempeng tektonik, dan segitiga merah melambangkan kumpulan gunung berapi. Sumber: MSN Encarta Encyclopedia Wilayah Kepulauan Nusantara merupakan pertemuan tiga lempeng yang sampai kini aktif bergerak. Tiga lempeng tersebut adalah lempeng eurasia, lempeng indo australia, dan lempeng pasifik. Pertemuan lempeng-lempeng itu menyebabkan Interaksi ketiga lempeng tadi mengakibatkan pengaruh pada hampir seluruh kepulauan yang ada di Indonesia. Pengaruh tersebut dapat menimbulkan patahan atau sesar yaitu pergeseran antara dua blok batuan baik secara mendatar, ke atas maupun relatif ke bawah blok lainnya. Patahan atau sesar ini merupakan perpanjangan gaya yang ditimbulkan oleh gerakan-gerakan lempeng utama. Patahan atau sesar inilah yang akan menghasilkan gempa bumi di daratan dan tanah longsor. Selain itu pertemuan Lempeng Samudera India dengan Lempeng Eurasia juga menghasilkan lajur gunung api yang memanjang dari Sumatera sampai Nusa Tenggara dan membentuk sebuah rangkaian gunung api. Rangkaian gunung api ini dikenal dengan istilah busur vulkanik dan berhenti di Pulau Sumbawa, kemudian berbelok arah ke Laut Banda menuju arah utara ke daerah Maluku Utara, Sulawesi Utara dan terus ke Filipina. Dan dikarenakan pergerakan lempeng tersebut, Indonesia di lewati oleh dua jalur pegunungan muda, yaitu : Sirkum Pasifik, dan Sirkum Mediterania. Kedua jalur pegunungan tersebut dengan beberapa jalur-jalurnya tepat di Indonesia. Jalur-jalur dari kedua lingkar itulah yang membentuk kerangka kepulauan Indonesia,

yang dimana membentuk : Sistem Pegunungan Sunda, Sistem Pegunungan Asia Timur, dan Sistem Pegunungan Australia Timur. Sistem Pegunungan Sunda Sistem pegunungan sunda ini bergerak dari arakan yoma ke arah tenggara, di pulau jawa dan nusa tenggara ke arah timur dan kemudian membelok ke arah utara. Di Maluku Selatan membelok ke arah Barat. Sistem Pegunungan Asia Timur Pegunungan lipatan Asia Timur merupakan bagian dari sirkum pasifik, bergerak dari Kamsyatka, kepulauan Jepang, Taiwan, Philipina, dan menuju Indonesia, yaitu Kalimantan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah Sistem Pegunungan Australia Timur Sistem pegunungan lipatan ini merupakan pula bagian dari New Zealand, Australia Timur, Irian Barat, bergerak ke Halmahera Ternate dan Moretai. E. Dampak Tektonik Indonesia

Zona Subduksi Sumber : http://gep.web.id/gempa-bumi-sebagai-akibat-zona-subduksi.php

Gambar Proses Subduksi


Sumber : http://davidpratt.info/subduct.htm

Pergerakan lempeng tektonik Indonesia akibat adanya pergerakan dari lempeng kerak bumi yang saling bertumbukan akan membentuk zona sudaksi dan menimbulkan gaya yang bekerja baik horizontal maupun vertikal, yang akan membentuk pegunungan lipatan, jalur gunungapi/ magmatik, persesaran batuan, dan jalur gempa bumi serta terbentuknya wilayah tektonik tertentu. Selain itu terbentuk juga berbagai jenis cekungan pengendapan batuan sedimen seperti palung (parit), cekungan busur muka, cekungan antar gunung dan cekungan busur belakang Zona subduksi terjadi ketika lempeng samudra bertabrakan dengan lempeng benua, dan menelusup ke bawah lempeng benua tersebut ke dalam astenosfer. Lempeng litosfer samudra mengalami subduksi karena memiliki densitas yang lebih tinggi. Lempeng ini kemudian mencair dan menjadi magma. Pada jalur gunungapi/ magmatik biasanya akan terbentuk zona mineralisasi emas, perak dan tembaga, sedangkan pada jalur penunjaman akan ditemukan mineral kromit. Keberadaan busur gunung api tersebut menyebabkan terbentuknya mineral logam (seperti emas, tembaga dan timbal) di berbagai tempat di sepanjang busur tersebut. Tambang emas Rejanglebong (Sumatra), Cikotok dan Pongkor (Jawa), serta Batu Hijau (Nusa Tenggara) merupakan contoh yang baik dari di busur gunung api ini. Adanya fosil gunung api di Kalimantan juga membentuk potensi besar mineral logam emas dan tembaga di pulau ini. Di samping itu busur gunung api juga mempunyai potensi besar terhadap energi panas bumi. Kondisi geologi yang rumit itu juga menyebabkan terbentuknya banyak cekungan sedimen di Indonesia. Cekungan sedimen di belakang busur gunung api tersebut di atas mempunyai potensi besar terhadap keberadaan migas dan batubara. Selain berdampak positif terhadap Kepulauan Indonesia, kondisi geologi Indonesia juga berpotensi besar terhadap kerawanan bencana geologi. Aktifnya tumbukan antar lempeng di

Indonesia, menyebabkan kerawanan terhadap gempa bumi cukup tinggi. Sepanjang jalur tumbukan antar lempeng dikenal mempunyai kerawanan tinggi terhadap gempa. Gempa besar yang diikuti tsunami di Aceh yang menelan korban hampir 200.000 orang merupakan contoh dari bahaya geologi selama ini. Sejumlah 129 buah gunung api aktif di sepanjang busur gunung api Indonesia tentu akan membahayakan manusia jika meletus. Sebagian dari gunung api aktif, seperti G. Merapi, G. Kelud, G. Bromo, G. Krakatau dan G. Colo, telah dipantau secara terus menerus agar dapat diketahui aktifitasnya, sehingga dapat mengurangi jumlah korban jika meletus. Gerakan tanah terjadi di beberapa tempat, sehingga banyak menelan korban terutama yang padat penduduknya seperti di Jawa. Topografi yang terjal dengan kondisi batuan ditambah curah hujan yang tinggi menyebabkan kerawanan tanah longsor cukup tinggi di berbagai tempat.

Daftar Pusaka

Edward, John. 2009. Lempeng Tektonik dan Pengapungan Benua. Solo: Tiga Serangkai. Warnadi. DRS. 2005. Geologi Dasar. Jakarta: Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta Kusmadi Nazar, Diding. DRS. 1982. Geomorfologi Indonesia. Jakarta: Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Ikip Jakarta http://atlasnasional.bakosurtanal.go.id/fisik_lingkungan/tektonika_neogen_detail.php? id=1&judul=umum http://gep.web.id/gempa-bumi-sebagai-akibat-zona-subduksi.php http://udhnr.blogspot.com/2009/02/lempeng-indonesia.html http://elcom.umy.ac.id/content/view/82/43/ http://whatonearth.olehnielsen.dk/Tectonics-Map.asp http://id.wikipedia.org/wiki/Tektonika_lempeng

LEMPENG TEKTONIK di INDONESIA

Tugas Mata Kuliah Geologi Indonesia

Kelompok II

Andi Kurniawan Diah Astuiti

4315087056 4315087088

Elisa Kristiany 4315087058

Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta 2010

Anda mungkin juga menyukai