BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Di Usulkan Oleh:
Bagos Trikora Sunarjayanto (NIM : 144011.01.17.981)
Naufal Shofiyullah (NIM : 144011.01.18.148)
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAS ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan demografis memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap terjadinya bencana, baik
yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non-alam maupun faktor manusia. Dampak
kerugian harta benda, dan dampak kerusakan non materi maupun psikologis. Meskipun
acapkali terkendala upaya penanganan yang tidak sistemik dan kurang koordinatif.
konvergensi lempeng Fasifik dan Pulau Papua New Guinea yang kompleks, jalur Sesar
3
Sorong, dan Jalur Sesar Aiduna-Tarairua. Dengan kecepatan gerak relatif lempeng
Pasifik yang sekitar 120 mm/tahun, maka bisa diterka bahwa wilayah ini mempunyai
potensi bencana gempa sekitar dua-kali lipat lebih besar dibandingkan wilayah
Papua sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan baik yang ditimbulkan oleh
Pembangunan baik kecil maupun besar pasti memberikan dampak positif dan dampak
Kota Jayapura adalah gempa bumi, banjir dan tanah longsor (Pusat Krisis Kesehatan
yang berpotensi serta pernah terjadi dan mengancam keselamatan warga sekolah secara
massif, yaitu: Gempa bumi, Tsunami, Kebakaran, Tanah longsor dan Banjir bandang.
rawan bencana, karena berada di lereng gunung. Jumlah sekolah di Kota Jayapura
sebanyak 204 terdiri dari 23 SMA, 4 Madrasah Aliyah, 15 SMK, 104 SD, 47 SMP, dan
8 MTS. Sekolah rawan bencana banjir dan longsor di Kota Jayapura, yaitu SMK 4
SMK 10 Muara Tami, dan SMP yang berlokasi di Padangbulan. Kondisi alam yang
bergunung, lereng berimbas pada lokasi sekolah. Model teknik strategi penanganan
sekolah rawan banjir dan longsor harus sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah,"
kata Nurhadi di Kantor Wali Kota Jayapura (2/10). (Pasifik Pos.com, 2017)
4
mengeluarkan surat edaran baik sarana dan prasarana aman bencana seperti kebakaran,
tanah longsor dan banjir. Hal itu, dilakukan agar mengantisipasi dan memberikan
pengetahuan kepada pihak sekolah dengan membuat pos sekolah aman bencana dan
satuan tugas (satgas) bekerjasama dengan instansi terkait sehingga terpadu. "Harus ada
penunjuk arah evakuasi jika terjadi bencana sehingga setiap warga sekolah aman dan
individu maupun kolektif di sekolah dan lingkungan sekolah dalam hal kesiagaan
bencana.
Sekolah merupakan tempat dimana anak-anak belajar demi bekal hidupnya
yayasan sampai ribuan) orang beraktivitas, disana ada siswa/i, guru, pegawai sekolah,
satpam, penjual dikantin, pengantar siswa/i, orang tua murid sampai tamu sekolah.
Bahkan sang generasi penerus banyak menghabiskan waktunya disekolah, dimana jam
belajar dimulai pukul 07.00 sampai usai jam sekolah sekira pukul 16.00 (jam ini
atau kedaruratan tidaklah mengenal waktu dan bisa saja terjadi disaat berjalannya jam
belajar mengajar.
Disisi lain, bangunan sekolah di indonesia masih belum memenuhi kriteria
keamanan dan keselamatan gedung. Tangga darurat yang tidak ada, akses keluar dan
masuk bangunan yang sempit, terkunci di waktu-waktu tertentu dan tidak diketahui
Suatu realitas, dukungan mitra yang sangat tinggi sehingga Setiap tahun kegiatan ini
dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua
bekerjasama dengan Akademi Keperawatan RS Marthen Indey melakukan Pelatihan
Sekolah Aman Bencana Dibeberapa SLTP kota/kab Jayapura, seperti yang telah dilakukan
pada tahun 2017, dengan tujuan agar terbentuknya sekolah aman bencana sebagai
percontohan perencanaan pembangunan penanggulangan bencana berbasis sekolah dan
meningkatnya kapasitas sekolah didaerah rawan bencana, sehingga mampu menganalisis
bahaya, kerentanan dan risiko yang ada disekolah serta mampu merencanakan dan
mengambil tindakan untuk pengurangan risiko bencana, sekaligus sebagai tempat
pembelajaran siswa dalam pengurangan risiko bencana.
B. PERUMUSAN MASALAH
Sebagian besar Sekolah di Jayapura berada pada daerah rawan bencana sehingga
diharapkan sekolah mampu melakukan kesiapsiagaan dan penanganan bencana guna
meminimalisir dampak yang akan terjadi disamping itu Siswa diharapkan menjadi
media penyalur ilmu kepada masyarakat.
Berdasarkan data dan masalah bencana alam yang terjadi di Kota Jayapura
sehingga kami dari Mahasiswa Akper RS Marthen Indey Kota Jayapura akan
melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan Tema Kegiatan yaitu Model
Sekolah Aman Bencana sebagai Upaya Membangun dan Menanamkan Sikap
Kesiapsiagaan di Sekolah.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
A. TOPOGRAFI
Kota Jayapura memiliki topografi yang relatif bervariasi, dimana terdapat
sejumlah dataran rendah dan pantai, juga terdapat perbukitan dan gunung-gunung,
dimana terdapat 40% diantaranya tidak layak huni karena merupakan daerah
perbukitan yang terjal dengan tingkat kemiringan 40 derajat, berawa-rawa dengan
statistic konservasi (hutan lindung) (Bappeda Kota Jayapura)
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Menyusun dokumen kesiapsiagaan bencana, memberikan pengetahuan dan pelatihan serta menyiapkan fasilitas
penunjang kedaruratan bencana
Tersusunnya dokumen kesiapsiagaan bencana di Sekolah, meningkatnya sikap pengetahuan dan tanggap
dalam menghadapi bencana dan tesedianya fasilitas pendukung dalam penanganan bencana
B. TEKNIK PELAKSANAAN
1. Meningkatkan kapasitas Siswa
2. Analisis resiko
3. Pembentukan dokumen analisis resiko
4. Penyusunan rencana aksi sekolah
5. Pelaksanaan rencana aksi sekolah
6. Simulasi
7. Menyusun peraturan pendukung pengurangan resiko bencana di sekolah
8. Pertolongan kegawatdaruratan pada korban bencana
9. Monitoring dan evaluasi
Program kegiatan mahasiswa ini kami lakukan di dua SMA yaitu SMA NEGERI
2 dan SMA NEGERI 4 Kota Jayapura. Program ini di laksanakan selama 3 hari di
mulai saat pendanaan program PKM-M tahap awal cair. Peserta pelatihan adalah para
Siswa dan Siswi, Guru, dan Staf. Para pendidik terdiri dari 2 orang mahasiswa
Akademi Keperawatan RS Marthen Indey yang ahli dalam bidangnya.
D. TAHAP AWAL
Pada tahap ini akan dilakukan konsultasi kepada dosen pembimbing dan
mengevaluasi konsep yang telah di rumuskan. Melakukan observasi dan berkoordinasi
dengan masyarakat sasaran. Kegiatan ini di lakukan selama tiga (3) bulan.
E. TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN
Metode yang dilakukan dalam pelatihan merupakan sebuah rangkaian kegiatan
berupa tahap-tahap yang tersusun secara sistematis.
1. Pertemuan Ke-1
Pertemuan pertama di awali dengan perkenalan antara pendidik dengan peserta dan
menentukan hari yang di sepakati untuk kegiatan pelatihan.
2. Pertemuan ke-2
Pertemuan berikutnya di lakukan dengan memberikan pengantar menggunakan
metode diskusi tentang tujuan Pelatihan Sekolah Aman Bencana Dan Pertolongan
Pertama Korban Bencana. Membahas materi dengan menggunakan slide presentasi.
3. Pertemuan ke-3 dan ke-4
Pada pertemuan ini peserta didik melakukan praktik Penanganan Bencana dan
pertolongan pertama korban bencana.
4. Pertemuanke -5
Pada pertemuan ini di lakukan simulasi penanganan bencana dan pertolongan pertama
korban bencana dan evaluasi kegiatan pelatihan.
5. Tahap akhir
Pada tahap ini digunakan untuk membuat laporan akhir.
10
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. ANGGARAN BIAYA
Biaya Jumlah
No Jenis Pengeluaran Volume Satuan
(Rp) (Rp)
Peralatan penunjang
30 Buah 10.000 300.000
1 a. Rambu evakuasi dan titik kumpul
2 Unit 2.500.000 5.000.000
b. Peralatan emergency kit
Jumlah 12.500.000
11
2. Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 NamaLengkap (dengangelar) Naufal Shoffiyullah
2 JenisKelamin L/P Laki-laki
3 Program Studi DIII keperawatan
4 NIM 144011.01.18.148
5 TempatdanTanggalLahir
6 E-mail
7 NomorTelepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Institut Pertanian Bogor Universitas Gadjah -
13
Mada
Jurusan Ilmu Gizi Ilmu Kesehatan -
Masyarakat
Tahun Masuk-Lulus 2007 – 2011 2012-2015 -
1. Peralalatan Penunjang
penunjang
penanganan
bencana
SUB TOTAL (Rp) 5.300.000
2. BahanHabisPakai
3. Perjalanan
4. Lain-lain
Justifikasi Jumlah Biaya
Material Volume SatuanHarga(Rp)
Perjalanan (Rp)
Penyusunan
Laporan
2 500.000 1.000.000
Kegiatan (2
Lap x 1kl)
15
NIM : 144011.01.17.981
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-M di isi sesuai dengan bidangprofesi perawat
saya dengan judul “MODEL SEKOLAH AMAN BENCANA DALAM UPAYA
MEMBANGUN DAN MENANAMKAN SIKAP KESIAPSIAGAAN DI SEKOLAH“ yang
diusulkan untuk tahun anggaran 2019/2020 adalah asli karya kami dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Nama : ………………………………………………………
Pimpinan Mitra : ………………………………………………………
Bidang Kegiatan : ……………………………………………………....
Alamat : ………………………………………………………
Dengan ini menyatakan Bersedia untuk Bekerjasama dengan Pelaksana Kegiatan PKM–M
“Model Sekolah Aman Bencana dengan Upaya Membangun dan Menanamkan Sikap
Kesiapsiagaan di Sekolah”.
Bersama ini pula kami nyatakan dengan sebenarnya bahwa di antara pihak Mitra
danPelaksana Program tidak terdapat ikatan kekeluargaan dan ikatan usaha dalam wujud
apapun juga. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung
jawab tanpa ada unsur pemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
(.................................)
20
21
Jelas Peruntukkannya
TOTAL 100
Keterangan:
Skor: 1, 2, 3, 5, 6, 7 (1 = Buruk; 2 = Sangat kurang; 3 = Kurang; 5 = Cukup; 6 = Baik; 7 =
Sangat baik); Nilai = Bobot x Skor
Komentar Penilai
...................................................................................................................................................
Jayapura , Agustus 2019
Penilai,