Di Fasilitasi Oleh :
ii
4. TNI, POLRI, SKPD, Dinas / Instansi, Dunia Usaha, Masyarakat yang
telah berhasil melaksanakan Kegiatan Penerapan Sekolah Madrasah
Aman Bencana (SMAB).
5. Fasilitator Nasional, fasilitator Lokal yang telah memberikan ilmunya
dalam pelaksanaan Kegiatan Penerapan Sekolah Madrasah Aman
Bencana (SMAB) Tahun 2016.
6. Panitia Pelaksana Kegiatan dan Pendukung yang telah bekerja keras
membantu dan menyiapkan kegiatan dari awal, pelaksanaan dan
pelaporan kegiatan Penerapan Sekolah Madrasah Aman Bencana
(SMAB).
7. Dan semua pihak yang belum tertulis dan tertuang dalam kegiatan
Penerapan Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB).
Pacitan, 2016
KEPALA PELAKSANA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN PACITAN
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Pengantar
Daftar isi
iv
LAMPIRAN
a. Foto kegiatan
b. Video dokumentasi
c. Penilaian awal
d. Kajian risiko sekolah
e. Rencana aksi
f. Tim siaga bencana sekolah
g. Protap tanggap darurat bencana sekolah
v
BAB I
PENDAHULUAN
Data Guru
Siswa sebanyak itu dibina, dididik dan diajar oleh guru-guru
yang profesional, baik yang sudah mendapatkan tunjangan
sertifikasi yang belum mendapatkan tunjangan sertifikasi, daftar
guru SDN Sidomlyo IV Ngadirojo, sebagai berikut:
MISKUN, S.Pd
1 S1 PBSI Kepala Sekolah
NIP.19570605 197907 1 002
SUMARTINI,S.Pd
2 NIP. 19560703 197703 2 S1 PKN Guru kelas 2
009
SUGENG RUSMANTO, S.Pd
S1 Guru olahraga kelas
3 NIP. 19600204 198201 1
PENJASKESREK 1-6
019
ISNANDI,S.Pd
4 NIP. 19601210 198703 1 S1 PBSI Guru kelas 5
016
MURTINI, S.Pd
5 NIP. 19601214 198703 2 S1 PBSI Guru kelas 6
008
NUNUK SUSILOWATI, S.Pd
6 S1 PGSD Guru kelas 2
NIP.19690424 200604 2 012
DEWI INDARYATI, S.Pd
7 NIP. 19760618 200604 2 S1 PGSD Guru Kelas 2
013
BOYANTO, S.Pd
8 S1 PGSD Guru kelas 2
NIP. -
ANUNG PAMBUKO, S.Pd
9 S1 PGSD Guru kelas 3
NIP.-
YUDHI HARTOKO, S.Pd
10 S1 PGSD Guru Kelas 5
NIP.-
RUMIATI,S.Pd
11 S1 PGSD Guru kelas 1 dan 6
NIP.-
SETYO NUGROHO, S.Pd S1
12 Guru Penjaskes
NIP.- PENJASKESREK
DWI PUJI ASTUTI, S.Pd
13 S1 PGSD Guru kelas 3 dan 4
NIP.-
1.5. Tujuan
1. Membangun budaya siaga, budaya aman dan budaya pengurangan
risiko bencana di sekolah.
2. Membangun ketahanan dalam menghadapi bencana oleh warga
sekolah secara terencana, terpadu dan terkoordinasi dengan
pemanfaatan sumberdaya yang tersedia dalam rangka memberikan
perlindungan kepada warga sekolah dari ancaman dan dampak
bencana.
3. Menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan kebencanaan
ke masyarakat luas melalui jalur pendidikan sekolah.
4. Memberikan rekomendasi kepada pihak terkait tentang kondisi
struktur bangunan sekolah
d. Agenda
Agenda Hari Pertama:
1) Pembukaan
2) Penyampaian materi oleh Kepala Pelaksana BPBD
Kabupaten Pacitan, Tri Mudjiharto: Menyampaikan profil
risiko bencana daerah dan kebijakan tindak lanjut
implementasi SMAB oleh BPBD dan mohon dukungan atas
kegiatan SMAB.
3) Penyampaian materi oleh fasilitator, Ratna B :
menyampaikan pengarusutamaan PRB di Sektor
Pendidikan, serta peran sektor dalam mengarusutamakan
PRB di sektor pendidikan dan sektor lain yang terkait
dengan tujuan untuk membangun SMAB
4) Penyampaian materi oleh fasilitator, Ramelan:
menyampaikan mengenai payung kebijakan dalam
penerapan SMAB.
5) Penyampaian materi oleh fasilitator, Miskun:
menyampaikan kerangka kerja SMAB yang komprehensif
6) Penyampaian materi oleh fasilitator, Sunaring K:
menyampaikan kajian resiko bencana partisipatif seperti
analisis bahaya bencana
b. Daftar peserta
No Nama Alamat Ket
1 Suyanto Tawang Kulon
2 Suyanto Tawang Wetan
3 Suyitno Tawang Kulon
4 Sogiran Sidomulyo
5 Sugeng Rusnanto SDN Sidomulyo IV
6 Boyanto SDN Sidomulyo IV
7 Dewi Indaryati SDN Sidomulyo IV
8 Murtini SDN Sidomulyo IV
9 Agus S N Pustu Ngadirojo
10 Sigit Waluyo SDN Sidomulyo IV
11 Setyo N SDN Sidomulyo IV
12 Siwi Lestari Pustu Ngadirojo
13 Isnandi SDN Sidomulyo IV
14 Subeni Tawang Kulon
15 Anung Pambuko SDN Sidomulyo IV
16 Aris Budiman SDN Sidomulyo IV
17 Yudi Hartoko SDN Sidomulyo IV
18 Rumiati SDN Sidomulyo IV
19 Tutik SDN Sidomulyo IV
20 Fitri SDN Sidomulyo IV
DI KABUPATEN PACITAN
Beberapa kegiatan yang disinergikan dengan SKPD terkait baik tingkat Pusat hingga
ke Daerah dari unsur pemerintah, dunia usaha dan masyarakat yang sudah dilakukan
di Pacitan : (1) Desa Tangguh Bencana (BNPB/BPBD/Ngo/SWADAYA) , PDPT (KKP),
Desa Siaga (Dinas Sosial & Dinas Kesehatan), Desa Proklim (KLH), Pacitan Sehat;
Kota Tangguh bencana LGSAT); dan SMAB (Sekolah Madrasah Aman Bencana) yang
berada di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sidoharjo Kecamatan Pacitan dan Sekolah
Dasar Negeri Sidomulyo 4 di Kecamatan Ngadirojo; Gerakan Pengurangan Risiko
Bencana Bersih Sungai dan Gelar Relawan.
Sekolah Madrasah Aman Bencana adalah sekolah yang menerapkan standar sarana
dan prasarana serta budaya yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan
di sekitarnya dari bahaya bencana. Sasaran utama SMAB adalah memberi
perlindungan dan keselamatan kepada anak murid sekolah, guru dan tenaga
pendidik lainnya dari dampak buruk bahkan kematian di sekolah; memastikan
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah selama terjadinya
bencana; melindungi investasi sektor pendidikan; memperkuat ketahanan terhadap
bencana melalui pendidikan dan perilaku cerdas iklim.
Penerapan SMAB penting karena sebagai salah satu bentuk dari pemenuhan hak
setiap anak di Indonesia untuk memperoleh kehidupan yang aman dari bencana
selama menempuh pendidikan di sekolah dengan melalui 3 pilar, yaitu (1)
Penyediaan fasilitas sekolah yang aman dari bencana, (2) pengembangan perilaku
Prinsip SMAB juga mempertimbangkan: (a) Berbasis hak; (b) Interdisiplin dan
menyeluruh; (c) Komunikasi antar budaya.
Tema strategis SMAB: (a) Sinkronisasi kebijakan; (b) Peningkatan partisipasi publik
termasuk anak; (c) Pelembagaan.
Peran pemangku kepentingan SMAB antaralain: (1) Peserta didik; (2) Orangtua; (3)
Pendidik dan profesional lain; (4) Komite sekolah/madrasah; (5) Organisasi non-
pemerintah, nasional dan internasional; (6) Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah; (7) Media massa.
Kerangka kerja SMAB dibagi ke dalam struktural dan non struktural. Kerangka kerja
struktural adalah konstruksi fisik sekolah/madrasah untuk mengurangi risiko bencana
dengan aspek mendasar: (1) Lokasi aman dari bencana; (2) Struktur bangunan; (3)
Desain dan penataan kelas; (4) Dukungan sarana prasarana. Pemeriksaan struktur
bangunan dengan metode: (1) Pemeriksaan (visual secara cepat, struktur secara
cepat dan terinci); (2) Klasifikasi hasil pemeriksaan (rusak ringan, sedang, berat dan
total).
Kerangka kerja non struktural adalah upaya mengurangi risiko bencana yang tidak
melibatkan konstruksi fisik, dengan aspek mendasar: (1) Pengetahuan, sikap dan
tindakan; (2) Kebijakan sekolah/madrasah; (3) Perencanaan kesiapsiagaan; (4)
Mobilisasi sumberdaya.
Pertama-tama kita melakukan diskusi dengan guru, komite dan masyarakat di sekitar
sekolah untuk kebencanaan secara umum dan program SMAB khususnya. Dari
diskusi itu kita mendapatkan langkah-langkah apa yang harus kita lalui untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dengan keterlibatan semua elemen dan pihak.
Hasil yang kita dapatkan antara lain (1) Pendataan murid, guru, non guru, komite,
masyarakat dan pemangku wilayah dimana sekolah itu berada; (2) Pendataan SKPD
yang terlibat (Diknas, Depag, Desa, Kecamatan, Bappeda, Cipta Karya, Bina Marga,
Kepolisian, TNI, dll); (3) Pendataan Dunia Usaha; (4) Pendataan Akademisi.
Langkah ketiga adalah melakukan kajian risiko bersama-sama dengan murid, guru,
komite dll. Hasil yang didapat adalah ancaman, kerentanan, kapasitas, tingkat risiko
bencana serta kebijakan untuk penanggulangannya yang berupa peta risiko bencana.
Langkah keempat kita membuat protap untuk sekolah/madrasah mulai dari kelas,
sekolah, masyarakat dan juga untuk anak berkebutuhan khusus. Kelembagaan
kebencanaan juga kita susun demi terorganisasinya kegiatan dan keberlanjutannya.
Langkah kelima mengadakan gladi lapang dengan melibatkan semua elemen yaitu
murid, guru, komite, masyarakat dan pemangku wilayah.
Langkah keenam kita mulai membuat kesepakatan, kebijakan dan aturan secara
bersama dan koordinatif dengan semua pihak yang terkait sesuai dengan
kewenangannya masing-masing.
a. Foto kegiatan
(terlampir )
b. Video dokumentasi
(terlampir )
c. Penilaian awal
(terlampir )
d. Kajian risiko sekolah
(terlampir )
e. Rencana aksi
1) Kepala sekolah menyarankan kepada guru kelas supaya
penataan kelas lebih ditata lagi, seperti barang-barang yang
mudah berjatuhaan saat gempa supaya dijauhkan dari anak-
anak.
2) Sewaktu KBM pintu diusahakan terbuka sehingga memudahkan
anak-anak mudah keluar kelas
3) Kebijakan sekolah meningkatkan pengetahuan guru tentang
bencana
4) Membuat jalan dan jembatan ke tempat evakuasi.
5) Perlu pembenahan jalan menuju tempat evakuasi akhir.
6) Pelebaran jalan dan pembuatan tangga jalan menuju TEA.
7) Pagar belakang dibongkar untuk jalan evakuasi.
8) Membuat tanda-tanda alur evakuasi di masing-masing kelas.
9) Desain meja perlu renovasi untuk memudahkan siswa
lari/keluar.
10) Diperlukan gladi lapang tiap tahun
11) Perlu adanya muatan lokal mengenai PRB