Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEGIATAN

TARUNA SIAGA BENCANA KECAMATAN KOTAGAJAH


KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
JANUARI - APRIL 2019

DISUSUN OLEH:
RATIH AYU PURWANDHANI
TAGANA KECAMATAN KOTAGAJAH
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat kepada kami,

Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan Taruna Siaga Bencana (TAGANA)

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2019.

Untuk meningkatkan kinerja Taruna Siaga Bencana (TAGANA) maka dibutuhkan

sebuah tolak ukur yang tertuang dalam sebuah laporan kegiatan Yang berisi kegiatan Taruna

Siaga Bencana (TAGANA) baik di lapangan, administratif maupun yang bersifat

kelembagaan. Dalam laporan ini juga dilampirkan foto kegiatan TAGANA.

Laporan ini di buat untuk memenuhi kewajiban sebagai Taruna Siaga Bencana

(TAGANA) yang dalam tugasnya disyaratkan untuk membuat laporan kepada pihak terkait

dalam hal ini Kecamatan, Dinas Sosial Kabupaten maupun Propinsi.

Memang dalam Laporan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kabupaten Lampung

Tengah ini masih banyak kekurangan baik materi maupun teks laporan. Sudi kiranya dapat

memberikan masukan kepada kami dan mohon maaf jika ada kekurangan dalam pembuatan

laporan ini.

TAGANA Kecamatan Kotagajah

RATIH AYU PURWANDHANI


N.I.A.T 10.08.0634
TARUNA SIAGA BENCANA (TAGANA)
KECAMATAN KOTAGAJAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bencana sebagai ciri khas yang dimiliki di sebagian besar wilayah Indonesia.
Keadaan Iklim, Geologi, Geomorfologi, Tanah, dan Hidrologi menjadikan Indonesia
sebagai Negara Rawan Bencana. Kondisi Sosial, Ekonomi, Budaya, serta kondisi fisik
Indonesia berpengaruh terhadap tingkat risiko bencana.
Berdasarkan UU RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang penaggulangan bencana, risiko
bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah
dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan
kegiatan masyarakat (Emi,2009). Masyarakat diharapkan memiliki kapasitas yang
memadai untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana serta tanggap dan
sadar bahwa mereka tinggal di daerah rawan bencana.
Kesiapsiagaan merupakan kegiatan yang menunjukkan respons terhadap bencana.
Faktor yang berperan dalam kesiapsiagaan bencana adalah Masyarakat dan pihak
pengambil keputusan. Masyarakat memiliki Pengetahuan (Knowledge), Sikap (Attitude),
dan Perilaku (Behaviour) untuk mengukur tingkat kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan adalah
bagian yang integral dari pembangunan berkelanjutan. Jika pembangunan dilaksanakan
dengan baik, upaya kesiapsiagaan terhadap bencana akan lebih ringan tugasnya
(Kharisma, 2009).
Partisipasi masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana dapat diwujudkan
dengan Pendidikan Kebencanaan. Melalui pendidikan kebencanaan, mayarakat yang
tinggal di daerah rawan ancaman bencana mempunyai pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan tentang kesiapsiagaan bencana dan tanggap darurat bencana (Sunarto
et.al., 2010).
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana dapat beradaptasi melalui
pendidikan kebencanaan. Menerapkan pemahaman konsep-konsep kebencanaan
sebagai upaya pengambilan sikap saat, sebelum, dan atau setelah terjadi bencana.
Pendidikan kebencanaan dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan formal dan
informal.
Sekolah sebagai institusi pendidikan formal memfasilitasi masyarakat dalam
mengurangi risiko bencana melalui pembelajaran. Pendidikan kebencanaan di Sekolah
bisa dilaksanakan dengan memadukan pembelajaran kebencanaan saat kegiatan intra
kurikuler maupun ekstra kurikuler. Akan tetapi, berdasarkan pengalaman diberbagai
Sekolah para pendidik khususnya Guru belum mengetahui betul tentang ruang lingkup
bencana dan Pengurangan Risiko Bencana. Sehingga, Guru belum bisa memberikan
arahan tentang Pengurangan Resiko Bencana kepada siswa melalui pendidikan
khususnya dalam pembelajaran contohnya pembelajaran simulasi bencana alam dan
bencana sosial.
Bambang Indriyanto (2010) dalam buku berjudul Pengarusutamaan Pengurangan
Risiko Bencana Di Sekolah yang disusun oleh Gugus Tugas Pengarusutamaan
Pengurangan Risiko Bencana dalam Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan
bahwa Pendidikan kebencanaan bisa dikatakan sebagai bentuk dan upaya
Pengurangan Risiko Bencana.
Pengurangan Risiko Bencana dapat dilaksanakan di Sekolah. Hal ini disebabkan
karena:
a. Siswa (termasuk yang berkebutuhan khusus) merupakan anggota masyarakat
yang rentan terhadap bencana alam.
b. Komunitas sekolah, khususnya siswa, sebagai agen sekaligus komunikator untuk
menyebarluaskan pengetahuan tentang pendidikan bencana kepada orangtua dan
lingkungannya.
c. Siswa merupakan aset pembangunan dan masa depan bangsa, sehingga harus
dilindungi dari berbagai ancaman bencana.
Penelitian tentang pembelajaran berbasis bencana pernah dilakukan oleh
Sudaryono dan Siti Irene Astuti D dalam jurnal dialog penaggulangan bencana Tahun
2010 yang berjudul “Peran Sekolah Dalam Pembelajaran Mitigasi Bencana”. Dalam
jurnal tersebut dikemukakan bahwa model pembelajaran pendidikan bencana perlu
dirancang secara terintegrasi dalam proses belajar di Sekolah tanpa menambah beban
belajar siswa. Model pembelajaran pendidikan bencana perlu dirancang secara kreatif,
inofatif, dan fun sehingga saat proses belajarpun tidak menimbulkan penolakan dan
ketakutan tetapi justru menambah daya resiliensi dan kesadaran objektif tentang
peristiwa bencana. Untuk itulah manajemen pembelajaran dalam kegiatan proses
belajar mengajar yang dapat mendukung mitigasi bencana.
Akbar K Setiawan (2010) dalam laporan penelitiannya yang berjudul
“Pengembangan Model Sekolah Siaga Bencana Melalui Integrasi Pengurangan Risiko
Bencana Dalam Kurikulum” mengemukakan bahwa terkait dengan pendidikan dan
penyadaran publik mengenai pengurangan risiko bencana selama 4 beberapa tahun ini,
beberapa institusi pendidikan dan organisasi seperti lembaga pemerintahan, LSM, dan
institusi pendidikan ditingkat nasional maupun daerah telah melakukan berbagai upaya
dalam pendidikan kebencanaan termasuk memasukkan materi kebencanaan dalam
muatan lokal, pelatihan untuk guru, kampanye dan advokasi hingga school road show
untuk kegiatan simulation drill di Sekolah.
Berdasarkan latar belakang dan hasil peneliatian sebelumnya, penulis berasumsi
simulasi bencana memiliki pengaruh terhadap peningkatan kesiapsiagaan dalam
menghadapi dan mengurangi risiko bencana alam dan bencana sosial khususnya di
Kecamatan Kotagajah.
INSTRUMEN KEGIATAN TARUNA SIAGA BENCANA
DINAS SOSIAL PROVINSI LAMPUNG 2019

IDENTITAS TAGANA

1. Kabupaten : Lampung Tengah


2. Nama TKSK : Ratih Ayu Purwandhani
a) Alamat : Kotagajah, Lampung Tengah
b) No Induk Tagana : 10.08.0634
c) No Telp / Fak : 081369769050

3. TAGANA Kecamatan : Kotagajah

4. Jumlah Kampung : 7 Kampung


 Kampung : Kotagajah
 Kampung : Kotagajah Timur
 Kampung : Nambahrejo
 Kampung : Purworejo
 Kampung : Saptomulyo
 Kampung : Sritejokencono
 Kampung : Sumberrejo

5. Nama Pimpinan Instansi

a. Kecamatan : Kotagajah
Nama : MULIWAN, SP. MM
NIP : 19630905 198710 1 001
Alamat : Lampung Tengah

b. Dinas sosial : Kabupaten Lampung Tengah


NamaKepala : Zulfikar Irwan, S.Sos. MM
NIP : 197404101996031001
Alamat :Tegineneng, Pesawaran
B. WAKTU PELAKSANAAN

1. TUGAS POKOK TAGANA


melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
perlindungan sosial korban bencana alam.
Fungsi :
a. Perumusan kebijakan di bidang kesiapsiagaan dan mitigasi,
tanggap darurat bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial
korban bencana alam, kerjasama dan pengelolaan logistik bencana;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesiapsiagaan dan mitigasi,
tanggap darurat bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial
korban bencana alam, kerjasama dan pengelolaan logistik bencana;
c. Penyusunan Norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang kesiapsiagaan dan mitigasi, tanggap darurat bencana alam,
pemulihan dan penguatan sosial korban bencana alam, kerjasama
dan pengelolaan logistik bencana
d. Pemberian bimbingan teknis di bidang kesiapsiagaan dan
mitigasi, tanggap darurat bencana alam, pemulihan dan penguatan
sosial korban bencana alam, kerjasama dan pengelolaan logistik
bencana
e. Evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang kesiapsiagaan dan
mitigasi, tanggap darurat bencana alam, pemulihan dan penguatan
sosial korban bencana alam, kerjasama dan pengelolaan logistik
bencana; dan
f. Pelaksanaan urusan Tata Usaha, Perencanaan Program dan
Anggaran, Kepegawaian dan Rumah Tangga Direktorat

2. PENJABARAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN OLEH TAGANA

1. Pra Bencana

 Melakukan pendataan wilayah rawan bencana dimana yang bersangkutan


berada
 Melakukan kajian dan analisa resiko bencana
 Melakukan penyuluhan
 Melakukan pelatihan
 Menghimpun potensi dan sumber-sumber serta peralatan
 Melakukan penguatan jaringan informasi dan komunikasi
 Menyusun rencana aksi
 melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi

2. Saat Bencana

 Mengaktifkan semua sistem


 Menghimpun data dan informasi
 Mengerahkan semua potensi
 Menyalurkan bantuan
 Melakukan antisipasi dampak bencana lanjutan
 Menyiapkan bantuan lanjutan

3. Pasca Bencana

 Membuat catatan dan seleksi dampak bencana


 Menyusun rencana rehabilitasi
 Melakukan kajian dampak bencana
 Melakukan rujukan
 Melakukan evaluasi
 Menyusun Laporan

1. Tugas – tugas yang dilaksanakan oleh TAGANA di lapangan


Jelaskan :

Tugas yang Waktu


No Lokasi Jenis Kegiatan Ket
Dilaksankan Pelaksanaan
Pendidikan SMAN 1
1 26 April 2019 Simulasi Bencana
Kebencanaan Kotagajah
Menyalurkan bantuan Pasca
untuk korban tsunami bencana Kalianda,
Menyalurkan
2 Lampung yang tsunami Lampung
bantuan
berada di tenda- Lampung- Selatan
tenda pengungsian Banten

2. Salah satu tugas dari TAGANA adalah melakukan pemetaan social berupa
pendataan Daerah rawan bencana diwilayahnya serta membantu unsure Sosial
dalam hal pendataan PMKS dan masalah Sosial Lainnya.

3. Dalam setiap melaksanakan tugas di lapangan ,Anggota Tagana selalu


berkoordinasi dengan Pimpinannya masing-masing.
URAIAN HASIL KEGIATAN
A. PERSIAPAN SIMULASI
 PERSIAPAN AWAL
Bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang kegiatan evakuasi drill berbasis
keluarga untuk para pemangku kepentingan di tingkat desa sampai dengan RT ,
serta sosialisasi untuk warga yang akan terlibat dalam kegiatan ini.
a. Advokasi dan Sosiasasi kepada perangkat Desa , Dusun, RW dan RT
b. Paparan tentang rencana kegiatan dalam rapat tingkat dusun dengan
melibatkan desa.
c. Pembentukan Tim pemandu
 PERSIAPAN TEKNIS
Bertujuan menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis kegiatan
dan perlengkapan pendukung.
a. Pembuatan Rambu Evakuasi
b. Pembuatan Tupoksi masing2 pemangku Kepentingan
c. Pembuatan pamlet tentang Evakuasi Drill Berbasis Keluarga
d. Pembuatan Lembar Diisaster Family Plan
e. Pembuatan lembar untuk Monitoring dan Evaluasi
f. Pembuatan Skenario untuk dokumentasi

B. PELAKSANAAN SIMULASI
a. Persiapan
1. Pemasangan Rambu Evakuasi, dan Titik Kumpul
2. Pembagian Lembar Disaster Family Plan ( Diharapkan tiap-tiap Kepala Keluarga
untuk mengisinya) .
3. Pembagaian stiker rambu evakuasi di rumah tangga
4. Drill tupoksi pemandu dan Pengisian Form Monev untuk pemandu ( RT atau ketua
pemuda )
b. Pelaksanaan ( hari H )
1. Pengumuman dari Kepala Dusun melalui corong masjid ( atau lainnya ) bahwa
berkenaan dengan gempa bumi Masyarakat Desa Kotagajah harus mengungsi ke
barak.
2. Kepala Dusun menghimbau warga untuk segara berkumpul di titik kumpul terdekat
dan memerintahkan ketua RW dan RT untuk mengkoordinir wargananya di titik kumpul
dan melakukan pendataan dan melaporkan hal yang dianggab perlu ke kepala dusun.
3. Mendengar Himbauan tersebut warga meninggalkan rumah masing-masing dengan
perlengkapan yang diperlukan untuk mengungsi ( Tas Siaga Bencana ) menuju titik
kumpul dengan berjalan kaki ataupun dengan kendaraan . Diharapkan masing-masing
KK membawa Disaster Family Plan
4. Di lokasi Titik Kumpul akan dilakukan :
a. Pendataan tiap-tiap KK , meliputi :
- Angota KK yg ada di titik kumpul
- Anggota KK yang msh dirumah , serta penyebabnya
- Anggota KK yang tidak ada di titik kumpul serta kontak personnya,
- Tujuan Pengungsian ( ke Barak , ke rumah keluarga , dll )
- Kendaraan yg akan dipakai ( truk, mobil probadi, motor dll )
- Perlengkapan yang dibawa
- Kakayaan dan binatang peliharaan yang di tinggal
- dll
b. Pendataan Kendaraan yang dipakai untuk pengungsian
c. Tujuan Pengungsian,( Barak, Rumah Saudara, dll )
5. Ketua RT ( Pemandu ) di titik kumpul melaporkan data rencana pengungsian tiap-
tiap Kepala Keluarga kepada kepala dusun termasuk bila membuhkan armada khusus
( ambulan , dll ) serta jika ada warga yg tidak mau mengungsi .
6. Kepala dusun meminta kepada instansi terkait bila memerlukan sarana trasportasi
khusus (ambulan ) untuk warga yg memerlukan.
7. Setelah semua warga terdata ( siapa yang mengungsi dan tidak mau mengungsi ,
Dengan kendaraan apa dan Kemana akan mengungsi ) Maka Simulasi dianggap
Selesai.

C. EVALUASI
Setelah evacuations drill selesai semua pemandu diharap mengumpukan form yg telah
di isi di titik kumpul sehingga didapatkan :
1. Jumlah warga yg ikut simulasi ( % )
2. Jumlah warga yg tidak ikut serta ( % ) , Mengapa ?
3. Jumlah warga yg tidak ada dirumah ( % ) , Mengapa ?
4. Jumlah warga yg mengisi Family Plan ( % )
5. Jumlah warga yg tidak mengisi Family Plan ( % ), Mengapa
6. Jumlah warga yg membawa perlenggapan ( Tas Siaga Bencana ) . ( % )
7. Sarana Transportasi yang dipergunakan ( Roda 2, Roda 4 , dll )
8. Tujuan Pengungsian ( Barak : % ; Rumah Saudara % ,; lain – lain : % )
9. Waktu yang diperlukan : Jam Menit
BAB II
PENUTUP

Demikian laporan kegiatan bulan Januari sampai dengan April 2019 saya sampaikan,
sebagai bentuk pertanggung jawaban sebagai anggota TAGANA kepada Pihak terkait. Dinas
Sosial Kabupaten Lampung Tengah untuk diteruskan ke Dinas Sosial Propinsi Lampung.
Juga kepada Camat sebagai kepala wilayah di Kecamatan Kotagajah Walaupun kami sangat
menyadari, bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan
masih banyak yang harus diperbaiki, tetapi mudah-mudahan informasi yang ada dalam
laporan ini, dapat bermanfaat dan membantu pihak Pemerintah/Instansi terkait lainnya
terutama Kementerian Sosial RI dan jajarannya di tingkat Propinsi dan Kabupaten dalam
menggulirkan sebuah program kepada masyarakat terutama dalam penanganan
Kebencanaan di Wilayah Kampung,Kecamatan,Kabupaten,Propinsi dan Nasional.

Kotagajah, 20 Mei 2019


CAMAT Kotagajah TAGANA
Camat/Sekcam/Kasi Kesra KECAMATAN Kotagajah

MULIWAN, SP. MM RATIH AYU PURWANDHANI


NIP 19630905 198710 1 001
NRT. 10.08.0634

Mengetahui,
KEPALA DINAS SOSIAL
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Kadis/Sekdis/kabid Linjamsos

ZULFIKAR IRWAN, S.Sos. MM


NIP. 197404101996031001

Ir. HENNY KENEDY, NIP. 196111151988031005


Laporan TAGANA Januari s.d April 2019 dalam Gambar :

Gambar 1 : Penyerahan bantuan

Gambar 2 : Contoh kegiatan sama emak-emak


Gambar 3 : Pendidikan Kebencanaan (Tagana Masuk Sekolah)

Gambar 4 : Simulasi Bencana


Gambar 5 : Pendidikan Kebencanaan

Gambar 6 :Persiapan Simulasi Bencana

Anda mungkin juga menyukai