Oleh :
KELOMPOK 6 :
ROMBEL A1
2022
Daftar Isi
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................6
E. Batasan Istilah.................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................8
A. Kajian Pustaka.................................................................................................................8
1. Bencana Banjir............................................................................................................8
2. Pendidikan Kebencanaan...........................................................................................10
B. Landasan Teoritik..........................................................................................................11
1. Definisi Pendidikan.......................................................................................................11
2. Definisi Bencana...........................................................................................................12
C. Kerangka Berpikir.........................................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................15
METODE PENELITIAN.........................................................................................................15
A. Dasar Penelitian............................................................................................................15
C. Fokus Penelitian............................................................................................................16
1.Wawancara.....................................................................................................................17
2. Observasi...................................................................................................................17
3. Dokumentasi..............................................................................................................18
F. Validitas Data................................................................................................................18
1.Reduksi Data..................................................................................................................19
2.Penyajian data................................................................................................................19
3.Penarikan Kesimpulan...................................................................................................20
BAB IV....................................................................................................................................21
BAB V......................................................................................................................................27
PENUTUP................................................................................................................................27
A. Simpulan.......................................................................................................................27
B. Saran..............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu cara untuk mewariskan ilmu juga pengalaman.
Pendidikan bisa didapatkan dari berbagai hal seperti belajar otodidak, pelatihan,
pengajaran atau penelitian yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai informasi untuk
mendefinisikan sesuatu. Sikap dan tindakan dalam berbuat sesuatu tidak lepas dari
lingkungan di sekitarnya, erat kaitannya dengan pendidikan masyarakat yang
didapatkan secara formal, informal, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Merujuk
pada pernyataan dari Henderson (1947), pendidikan bukan sekadar memisahkan
badan serta pikiran, melainkan juga lingkungan, pendidikan bukan menjadi pemisah
antara manusia dari lingkungannya. Lingkungan tempat manusia menemukan dirinya
bukan sekadar lingkungan material ataupun lingkungan fisik tetapi lingkungan sosial
juga.
Banjir adalah air yang meluap diatas permukaan air normal yang tidak bisa
dimuat oleh saluran drainase sehingga mengakibatkan terdapat genangan yang
melampaui dari batas normal. Secara umum, curah hujan yang tinggi merupakan
penyebab dari bencana banjir (BNPB, 2012). Kecenderungan banjir yang terus
meningkat di berbagai wilayah Indonesia setiap tahunnya membuat khawatir
masyarakat di wilayah itu, salah satunya di wilayah Kota Semarang.
Kota Semarang yang merupakan Ibu Kota dari Provinsi Jawa Tengah
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Akibat dari perkembangan itulah Kota
Semarang mengalami pertumbuhan penduduk. Menurut data statistik dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Semarang pada tahun 2022 jumlah
penduduk Kota Semarang tercatat sejumlah 1.688.133 jiwa yang mana mengalami
pertumbuhan penduduk jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya. Akibat dari
pertumbuhan penduduk tersebut terdapat perubahan tata guna lahan yang berpengaruh
pada sumber daya air dan tanah , yang menjadikan wilayah itu lebih rentan terhadap
banjir (Rosyidie, 2013).
Salah satu solusi dalam meminimalisir dampak bencana dan melatih untuk
tanggap dan waspada terhadap bancana yakni dengan melalui pendidikan
kebencanaan. Pemahaman akan hakikat bencana merupakan tahap awal keselamatan
hidup dimasa mendatang. Mengingat kejadian yang sudah terjadi di masa lalu akan
peristiwa bencana yang meninggalkan duka dan rasa trauma. Pentingnya memahami
bencana di masa kini dan di masa depan secara khusus menunjukkan bahwa orang
menyelamatkan diri dari ancaman bencana harus dilakukan secara terus menerus.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka didapatkan rumusan masalah :
C. Tujuan Penelitian
Dari pemaparan masalah diatas, sehingga didapatkan tujuan dari penelitian ini yakni :
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti yaitu menambah pengetahuan dan informasi baru peneliti dalam bidang
pendidikan kebencanaan terutama kesadaran mahasiswa UNNES dalam pendidikan
kebencanaan.
b. Bagi praktisi pendidikan dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran
yang realistis mengenai kesadaran dan pentingnya pendidikan kebencanaan.
c. Bagi semua pihak diharapkan mampu memberikan gambaran tentang pentingnya
pendidikan kebencanaan dalam upaya untuk menanggulangi suatu bencana.
E. Batasan Istilah
Berbagai macam istilah yang digunakan dalam penelitian ini memiliki arti
khusus secara teknis. Agar laporan penelitian ini tidak mengarah pada definisi yang
salah, maka perlu didefinisikan terlebih dahulu istilah – istilahnya :
A. Kajian Pustaka
Kajian penelitian mengenai bencana banjir secara umum telah dilakukan oleh
banyak peneliti terdahulu. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai artikel
jurnal yang membahas mengenai bencana banjir. Meskipun memiliki beberapa
kesamaan fokus, penelitian terdahulu masih relevan dibagi menjadi dua kategori
untuk mempermudah menelaah penelitian tersebut. Dua kategori tersebut diantaranya
yaitu bencana banjir dan pendidikan kebencanaan.
B. Bencana Banjir
Siti Nurul Annisa Temrin dan Azzahan Awang (2017) dalam penelitian
mereka tentang “Bencana Banjir dan Tahap Pengetahuan Penduduk Pengurusan
Banjir di Serian, Sarawak” meneliti tentang risiko terjadinya banjir di beberapa
wilayah di Malaysia. Berdasarkan penelitian tersebut, wilayah Serian dan Kedup serta
Sri Aman dan Balai Ringin merupakan wilayah yang memiliki risiko paling tinggi
terjadinya banjir, yaitu sekitar sekali hingga 10 kali dalam satu tahun. Di wilayah
Serian dan Kedup, banjir yang paling lama terjadi yaitu selama seminggu dan paling
singkat yaitu selama beberapa hari. Sedangkan di Sri Aman dan Balai Ringin, banjir
paling lama terjadi selama semingggu dan paling singkat terjadi selama dua hari.
Kerugian yang dialami oleh masyarakat daerah sana berdasarkan hasil kuisioner yaitu
54% mengalami kerugian tanaman, 29% mengalami kerugian peternakan, 32%
mengaami kerugian perabotan, 18% mengalami kerugian kendaraan, dan 27%
mengalami kerugian rumah serta kerugian secara ringgi dengan kerugian paling
banyak yaitu lebih dari RM 1,501. Penyebab terjadinya banjir di sana diduga karena
adanya musim kketujuh dimana hujan sering terjadi pada musim tersebut sehingga
menyebabkan terjadinya banjir.
Rida Hiyalti Sauda, Arief Laia Nugraha, dan Hani’ah (2019) meneliti tentang
“Kajian Penetaan Kerentanan Banjir Rob di Kabupaten Pekalongan”. Penelitian
tersebut menghasilkan data bahwa banjir rob yang melanda Kabupaten Pekalongan
mengakibatkan daratan dipenuhi air laut dan mengakibatkan adanya genangan. Banjir
rob tersebut diakibatkan adanya ketinggian wilayah yang lebih rendah dari HHWL
(Higher High Water Level) serta air sungai yang meluap masuk ke daratan yang
disebabkan masuknya air laut ke sungai – sungai. Wilayah yang terancam terkena
banjir rob akibat air laut Tegal yang mengalami pasang surut pada tahun 2016 sebesar
1.015 meter.
Ang Kean Hua (2016) dalam penelitiannya tentang “Presepsi Masyarakat
Terhadap Bencana Banjir Mosun di Malaysia : Kajian Kes Kota Baru, Kelantan”,
penelitian tersebut menghasilkan data dari responden melalui kuesioner dan
mengemukakan bahwa mayoritas masyarakat Kota Baru menghindar dari ancaman
bencana banjir mosun susulan dengan membangun rumah yang memiliki jarak antara
tanah dan lantai rumah sehingga banjir tidak mudah masuk ke dalam rumah dengan
presentase responden yaitu 47,75%. Masyarakat Kota Baru juga menghindar dari
ancaman bencana banjir mosun susulan dengan berpindah ke kawasan yang lebih
tinggi serta membawa barang – barang penting. Kesimpulannya, masyarakat Kota
Baru sudah memahami hal – hal yang perlu dilakukan apabila akan terjadi bencana
banjir mosun.
C. Pendidikan Kebencanaan
Nurfadilah dan Deira Razzaq Darsono (2021) dalam penelitian mereka tentang
“Pendidikan Kebencanaan Pada Lembaga PAUD Rawan Banjir di Jakarta Pusat”
mengemukakan bahwa pada lembaga tersebut pendidikan kebencanaan yang sudah
pernah dilakukan hanya sebatas pembiasaan kepada peserta didik agar tidak
membuagn sampah sembarangan dan belum pernah dilakukan pelatihan pendidikan
kebencanaan dalam menanggulangi bencana banjir. Pemerintah setempatpun
memberikan dukungan pasca bencana dengan melakukan pembersihan fasilitas
sekolah yang sudah tidak digunakan. Pendidikan kebencanan yang seharusnya
dilakukan yaitu : (1) Cara penyelamatan baik untuk diri sendiri maupun orang-orang
di sekitar ketika terjadi banjir, (2) Koordinasi antar anggota Lembaga PAUD terkait
evakuasi korban ke wilayah yang aman, (3) Cara pemberian pertolongan pertama
terhadap korban luka, (4) Upaya memulihkan kondisi psikis korban setelah terjadinya
bencana banjir.
D. Landasan Teoritik
1. Definisi Pendidikan
Bencana dapat disebabkan oleh ulah manusia atau disebabkan oleh alam,
artinya ada tindakan manusia yang berdampak kepada orang banyak karena tindakan
tersebut mengakibatkan terjadinya bencana.Berikut salah satu contoh bencana alam
yang disebabkan ulah manusia yaitu terjadinya banjir karena pembuangan sampah
non – organik ke sungai sehingga terjadi naiknya air sungai ke daratan yang dipicu
oleh penyumbatan aliran sungai oleh sampah. Bencana juga dapat terjadi karena
faktor alam,contohnya yaitu terjadinya tanah longsor akibat pergerakan tanah yang
tidak stabil yang disebabkan oleh hujan deras. Selain itu, bencana juga dapat
disebabkan oleh serangkaian kejadian di luar planet seperti hujan meteor dan tabrakan
meteor.
E. Kerangka Berpikir
Dengan terjadinya banjir ini, maka perlu adanya kesadaran yang dibangun
oleh setiap orang, yang mana dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Negeri
Semarang mengenai bagamana caranya menanggulangi banjir, salah satunya yaitu
melalui pendidikan kebencanaan. Pendidikan kebencanaan berfungsi una sebagai
bekal bagi mahasiswa Universitas Negeri Semarang sehingga mahasiswa Universitas
Negeri Semarang akan lebih siap ketika terjadi banjir di daerah Sekaran dan
memahami serta menerapkan cara mengatasi maupun mencegah banjir tersebut.
PENDIDIKAN KEBENCANAAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Jenis kajian yang digunakan adalah eksplorasi logika grafis, yaitu eksplorasi
khusus yang digunakan untuk menggambarkan objek eksplorasi secara mendalam dan
membedah kekhasan sosial, dalam hal ini menampilkan metodologi korespondensi
oleh Magnificent Footwear melalui kelompok masyarakat Malangskate. Pemeriksaan
yang jelas diharapkan dapat menggambarkan, merangkum berbagai keadaan, keadaan
yang berbeda, atau perbedaan kekhasan realitas yang ada di mata publik sebagai objek
eksplorasi, serta upaya untuk menarik faktor-faktor nyata tersebut ke permukaan
sebagai komponen, karakter, kualitas, model, tanda, atau penggambaran suatu
kondisi, keadaan, atau kekhasan tertentu (Bungin, 2010:68).
C. Fokus Penelitian
Untuk membatasi kadar konsentrat agar tidak meluas, diperlukan pusat dalam
pemeriksaan ini. Konsentrasi dalam penelitian membatasi tinjauan untuk seorang
ilmuwan dan menentukan target penelitian sehingga mereka dapat memerintahkan
informasi untuk dikumpulkan, ditangani, dan diperiksa dalam suatu tinjauan
(Moleong, 2002:7).
Informasi yang terlibat oleh para ilmuwan dalam penelitian ini adalah
informasi penting dan opsional. Informasi esensial adalah informasi yang diperoleh
langsung dari subjek penelitian, khususnya narasumber dan responden, sedangkan
informasi opsional adalah informasi yang diperoleh analis, seperti catatan, buku,
makalah, artikel, berbagai teori yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Pemilahan informasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode
pemilahan informasi yang menyertainya, yaitu:
1. Wawancara
2. Observasi
F. Dokumentasi
G. Validitas Data
Model analisis yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Miles dan
Hubberman (1994), mengusulkan agar latihan dalam pemeriksaan informasi subyektif
dilakukan secara konsisten sampai tuntas, sehingga informasinya meresap (Sugiyono,
2007:91). Aktivitas dalam analisis data yaitu:
1.Reduksi Data
Dalam ulasan ini, informasi yang didapat di lapangan sangat besar. Oleh
karena itu, penting untuk mencatat dengan hati-hati dan menyeluruh. Semakin sering
spesialis mengunjungi lapangan, semakin banyak informasi yang mereka dapatkan.
Untuk mempermudah, analis akan segera melakukan investigasi setelah pemeriksaan
dilakukan melalui penurunan informasi. Pengurangan informasi berarti
menyimpulkan, mengambil hal-hal yang sentral, memusatkan perhatian pada hal-hal
yang dipandang penting, mencari pokok-pokok dan contoh-contoh yang terdapat
dalam setiap hasil pemeriksaan yang tidak tetap (konsekuensi pertemuan). Sejalan
dengan itu, informasi yang diperoleh lebih baik dipahami melalui ide yang juga akan
memudahkan spesialis untuk menyelesaikan pengumpulan informasi lebih lanjut. Satu
hal yang perlu diingat oleh para ilmuwan selama waktu yang dihabiskan untuk
mengurangi informasi ini adalah bahwa spesialis harus diarahkan oleh tujuan yang
ingin dicapai. Hal ini karena alasan mendasar dari pemeriksaan subyektif adalah
pengungkapan, sehingga eksplorasi tidak dapat dipisahkan dari konsentrasi ideal.
2.Penyajian data
3.Penarikan Kesimpulan
Sekaran merupakan kawasan strategis yang menjadi penghubung antara Kota Semarang
dengan kecamatan Gunungpati. Sebelum adanya Universitas Negeri Semarang, untuk ke kota
Semarang masyarakat harus melalui kabupaten Semarang. Sehingga adanya pembangunan
jalan yang menghubungkan kota Semarang dengan kabupaten Semarang merupakan salah
satu dampak positif dari adanya pembangunan Universitas Negeri Semarang di Sekaran.
Berdasarkan RT / RW kota Semarang BWK VIII (8) tahun 2011-2031, sudah direncanakan
bahwa wilayah Sekaran akan dijadikan wilayah yang berkembang dengan sifat perkotaan
dalam artian di wilayah Sekaran diharapkan adanya gedung-gedung tinggi seperti di
perkotaan, lahan perhatian yang hanya kurang dari 20% dari wilayah tersebut, adanya
aktivitas -aktivitas perkotaan baik dalam skala regional maupun skala lokal.
Beberapa pertimbangan dalam menetapkan ini karena :
- Kemungkinan adanya wilayah sekarang sebagai pusat pengembangan baru.
- Kesesuaian jumlah lahan dalam pembangunan.
- Sudah adanya perkembangan tata ruang.
- Adanya ragam tata letak komponen dalam berbagai kegiatan dan kelayakann kegiatan yang
sudah ada sebelumnya maupun yang masih terencana.
Wilayah Sekaran berada pada zona kerentanan gerakan tanah menengah sedangkan wilayah
kelurahan Sukorejo berada pada zona kerentanan tanah tinggi dan juga menengah. Hal ini
berdasarkan pada peta geologi tahun 2014.
Lima tahun terakhir sangat terlihat adanya penurunan yang begitu drastis dalam hal
mata pencarian warga sekitar yang semula bekerja sebagai petani. Penurunan jumlah mata
pencaharian ini disebabkan karena beralih fungsinya lahan-lahan pertanian menjadi
pemukiman, berbagai aktivitas produksi maupun konsumsi.
Beberapa contoh aktivitas yang bentak terlihat di Sekaran yaitu banyaknya ruko, kost,
rumah, tempat fotocopy, loundry, kontrakan, bengkel, temapat makan, mini market
(Indomaret, Alfamart). Yang banyak dijumpai hampir di sepanjang jalan di daerah Sekaran.
B. Pendidikan Kebencanaan Bagi Mahasiswa UNNES
Pendidikan kebencanaan yang ada dalam mata kuliah pendidikan konservasi di UNNES
dijadikan sebagai dasar untuk menyadarkan kewaspadaan dan meningkatkan pengetahuan
warga sekitar UNNES maupun mahasiswanya mengenai pendidikan kebencanaan.
Hal ini tercantum dalam peraturan rektor Universitas Negeri Semarang no 27 tahun 2012
mengenai tata kelola kampus yang berbasis konservasi. Dalam pasal 2 berbunyi tata kelola
berbasis konservasi mempunyai tujuan untuk mewujudkan kampus yang mengedepankan
perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan lingkungan hidup secara bijaksana melalui cara
pembangunan berkelanjutan dengan berwawasan lingkungan hidup dan ikut berpartisipasi
secara penuh sebagai warga UNNES.
Pendidikan konservasi merupakan pembelajaran yang berguna membangun semangat
mahasiswa, mengenai lingkungan hidup yang berguna dalam pembangunan yang
berwawasan modern dan memperhatikan generasi selanjutnya. Adanya pendidikan
konservasi bertujuan untuk merubah perilaku berbagai pihak yang berguna untuk
mengembangkan keterampilan, kemampuan dan juga kesadaran mengenai nilai-nilai
lingkungan dan isu-isu permasalahan hidup yang akhirnya dapat menggerakkan masyarakat
sehingga dapat berperan aktif dalam hal pelestarian dan keselamatan lingkungan bagi
generasi mendatang.
Sehingga Universitas Negeri Semarang harus mengadakan pendidikan konservasi baik dalam
progam studi maupun non-program studi. Karena kegiatan ini dapat dijadikan sebagai
pembinaan dan sarana pendidikan yang nyata. Aspek penting yang harus ada dalam
pendidikan ini yaitu aspek kognitif yang meliputi pemahaman dan penjagaan lingkungan,
yang kedua aspek afektif meliputi sikap,nilai dan juga komitmen dalam membangun
masyarakat yang berkelanjutan, dan yang terakhir aspek psikomotorik yaitu mengenai
perilaku dan keterampilan mahasiswa dalam mengelola lingkungan.
Jadi materi pendidikan konservasi diberikan kepada mahasiswa agar mereka dapat
mengetahui dan memahami mengenai pendidikan konservasi yang selanjutnya harus mereka
kembangkan sendiri.
C. Hasil dari Penelitian
Tabel 1
Informasi Responden
Nama NIM Prodi
Novi Fitri Rahayu 4611422056 Teknik Informatika
Bisa disimpulkan dari beberapa pendapat dan jawaban dari para narasumber tersebut
jika beberapa dari mereka mengetahui apa itu pendidikan kebencanaan banjir, mengetahui
bahaya bencana banjir bagi lingkungan, dan juga peran mereka di dalamnya. Jika diteliti lagi
dari pihak kampus juga sudah memberikan pendidikan kebencanaan terhadap mahasiswa nya
melalui pembelajaran Pendidikan Konservasi.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, M., Apriadi, R. K., Januarti, R. T., Winugroho, T., Yulianto, S., Kurniawan, W., &
Widana, I. D. K. K. (2022). Kajian Risiko Bencana Berdasarkan Jumlah Kejadian dan
Dampak Bencana di Indonesia Periode Tahun 2010 – 2020. PENDIPA Journal of
Science Education, Vol. 6 No. 1, 37-38. https://doi.org/10.33369/pendipa.6.1.35-40
Renggono, F., & Syaifullah, M. D. (2011). KAJIAN METEOROLOGIS BENCANA
BANJIR BANDANG DI WASIOR, PAPUA BARAT. JURNAL METEOROLOGI
DAN GEOFISIKA, Vol. 12 No. 1, 35-36.
Temrin, S. N. A., & Awang, A. (2017). Bencana Banjir dan Tahap Pengetahuan Penduduk
Terhadap Pengurusan Banjir di Serian, Sarawak. Malaysian Journal of Society and
Space, Vol. 13 No. 1, 27-31.
Ulum, M. C. (2013). Governance dan Capacity Building Dalam Manajemen Bencana Banjir
di Indonesia. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana, Vol. 4 No. 2, 69–76.
Hafida, S. H. (2018, Desember). URGENSI PENDIDIKAN KEBENCANAAN BAGI
SISWA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN GENERASI TANGGUH BENCANA.
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 28, No.2, 1-10.
Ujung, A. T., Nugraha, A. L., & Firdaus, H. S. (2019, Oktober). KAJIAN PEMETAAN
RISIKO BENCANA BANJIR KOTA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Jurnal Geodesi Undip, Volume 8 , Nomor 4,
154-164.