Disusun Oleh :
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang
berjudul “Analisis Spasial Kerentan Banjir ROB Akibat Kenaikan Muka Air Laut di Kawasan
Pesisir Kecamatan Brondong, Lamongan”. Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya senantiasa diberikan syafaat
kepada kami.
1. Ibu Noverma, M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah Mitgasi Bencana dan Resiko.
2. Keluarga dan teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini dengan
dukungan moriil dan tenaga yang telah diberikan kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan, maka dari itu kami berharap kepada pembaca semoga bisa
memberikan kritik dan saran. Kami akan menerima kritik dan saran tersebut untuk
perbaikan pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan penulis.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 5
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 6
1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 6
1.4. Batasan Masalah .......................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 8
3.1. Kenaikan Muka Air Laut............................................................................................. 8
3.2. Elevasi ......................................................................................................................... 8
3.3. Pasang Surut ................................................................................................................ 9
3.4. Penurunan Tanah ....................................................................................................... 10
3.5. Banjir ROB................................................................................................................ 10
BAB III METODOLOGI ......................................................................................................... 11
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian..................................................................................... 11
3.2. Alat dan Data ............................................................................................................. 12
3.3. Skema Kerja Penelitian ............................................................................................. 12
3.4. Metode Penelitian ...................................................................................................... 13
2.4.1. Pengolahan Data Elevasi................................................................................ 13
2.4.2. Pengolahan Data Pasang Surut ...................................................................... 15
2.4.3. Pengolahan Data Kenaikan Muka Air Laut ................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 17
4.1. Gambaran Umum Lokasi .......................................................................................... 17
4.2. Pemetaan Elevasi di Kecamatan Brondong .............................................................. 18
4.3. Kerentanan Wilayah Terhadap Banjir ROB.............................................................. 19
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 21
5. 1. Kesimpulan ................................................................................................................ 21
5. 2. Saran .......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat Penelitian............................................................................................................ 12
Tabel 2. Data Penelitian ........................................................................................................... 12
Tabel 3. Nilai Fromzhal Pasang Surut ..................................................................................... 16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Proses Penurunan Tanah .......................................................................... 10
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................................ 11
Gambar 3. Skema Kerja Penelitian .......................................................................................... 13
Gambar 4. Langkah Pengolahan Data Elevasi ......................................................................... 14
Gambar 5. Pengolahan Data Pasang Surut Menggunakan Admiralty ..................................... 15
Gambar 6. Peta Elevasi Kecamatan Brondong, Lamongan Tahun 2020 ................................. 18
Gambar 7. Peta Kerentanan di Kecamatan Brondong ............................................................. 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Banjir rob menjadi salah satu bencana yang terjadi di kawasan pesisir dan laut.
Banjir rob merupakan femomena akibat meluapanya air laut menuju ke daratan akibat dari
adanya pasang surut air laut yang menggenangi wilayah pesisir yang lebih rendah dari
ketinggian muka air laut (mean sea level). Penyebab terjadinya banjir rob meliputi,
penurunan muka tanah, penurunan muka air tanah karena pemanfaatan secara berlebihan,
pengisian ulang air tanah yang kurang maksimal karena dampak dari global warming
(Cahyaningtyas, 2018; Dewi, 2020).
5
Kerentanan merupakan keadaan dari luar yang menekan manusia dan
lingkungannya. Indeks kerentanan di kawasan pesisir dapat digunakan untuk memprediksi
kerentanan suatu wilayah pesisir dan menunjukkan ciri fisik serta aktivitas manusia
(Sankari et al, 2015; Anarki, 2017). Indeks kerentanan pesisir merupakan ranngkaian dari
beberapa variabel pada pesisir, yaitu geomorfologi, tinggi gelombang, kenaikan muka air
laut, elevasi, pasang surut dan perubahan garis pantai. Semua variabel tersebut mampu
mengahsikan suatu bencana pada kawasan pesisir dan memiliki resiko terhadap kerentanan
pesisir (Gornitz, 1991; Anarki, 2017).
1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini antara lain :
6
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain :
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.2. Elevasi
Elevasi merupakan perbedaan vertikalantara dua titik atau jarak bidang refrensi
yang telah di tetapkan kesuatu titik tertentu sepanjang garis yang telah di tentukan (sosro).
Geomorfologi atau elevasi dari daerah pantai merupakan salah satu parameter dari
kerentanan pantai terhadap kenaikan muka laut yang memiliki dampak terhadap tingkat
erosi relatif pada suatu bagian pantai. Pantai yang memiliki kerentanan tinggi merupakan
pantai yang memiliki geomorfologi berupa penghalang pantai, pantai berpasir,pantai
berlumpur, dan delta. Pantai yang tidak memiliki kerentanan rendah merupakan pantai
yang geomorfologinya berupa tebing tinggi dan Fjord (Alfiani, 2019). Pengertian Elevasi
menurut Kumar et al (2010) merupakan wilayah tertentu yang berada di permukaan laut
rata – rata yang ditinjau dari ketinggian suatu daerah. Parameter elevasi memiliki peran
yang penting dalammerencanakan upaya mengurangi dampak yang ditimbulkan karen
akenaikan muka air laut di beberapa tahun kedepan (Hastuti, 2012). Penentuan elevasi
8
yang pada wilayah pesisir dapat menggunakan data DEM. GDEM merupakan turunan dari
satelit ASTER dan resolusi dari satelit GDEM mencapai 30 meter (Santoso, 2010).
1. Pasang – surut tipe harian tunggal (Diurnal type) adalah jika dalam waktu 24 jam
terdapat 1 kalipasang dan 1 kali surut. Pasang surut jenis ini biasanya terjadi di selat
malaka sampai laut Andaman.
2. Pasang – surut tipe tengah harian/ harian ganda (Semi diurnal type) : adalah jika dalam
waktu 24 jam terdapat 2 kali pasang dan 2 kali surut. Tipe Pasang Surut seperti ini
biasanya terjadi di Perairan Selata Karimata.
3. Pasang – surut tipe campuran (mixed tides) : adalah apabila dalam 24 jam terjadi
bentuk campuran yang condong ke tipe harian tunggal atau condong ketipe harian
ganda (Surinati, 2007). Tipe ini dalam sehari akan mengalami 2 kalipasang dan 2 kali
surut akan tetapi periodenya berbeda. Pasang surut jenis ini sering terjadi di Indonesia
Timur.
4. Pasang Surut Campuran condong ke harian tunggal (mixed Tide Prevailing Diurnal)
Pada tipe ini dalam sehari akan terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, tetapi
kadang dalam sementara waktu akan mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dengan
tinggi danperiode yang sangat berbeda. Tipepasang surut ini biasanya sering terjadi di
daerah selat kalimantan dan pantai utara Jawa Barat (Wyrtki, 1961).
9
3.4. Penurunan Tanah
Secara geometris, penurnan tanah dapat di artikan sebagai perubahan ke bawah
permukaan tanah terhadap permukaan referensi tertentu seperti muka air laut rata –
rata.penurunan tanah disebabkan oleh banyak faktor ekstraksi air tanah yang berlebihan
serta pembangunan infrastruktur yang berlebih yang menyebabkan beban terhadap
permukaan tanah.
Apabila tingkat pengambilan air tanah berlebih dari pengisian kembali oleh air
hujan maka hal yang akan terjadi yakni penurunan terhadap banyaknya air tanah. Ketika
suatu daerah telah mengalami penurunan yang menyebbakan daerah tersebut akan
berpotensi terjadi bnayak rob ataubun banjir bandang (Anarki, 2017).
1. Faktor alam seperti iklim, oseanografi, geomorfologi dan kondisi hidrologi pada suatu
wilayah.
2. Kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang yang memiliki
dampak pada perubahan alam.
3. Degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan pelindung lahan, pendangkalan
akibat sedimentasi dan menyempitnya aliran sungai
4. Jebolnya tanggul pembatas antara laut dan daratan.
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
11
3.2. Alat dan Data
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
12
penelitian ini berupa wilayah yang memiliki kerentanan terhadap banjir rob pada masa
yang akan datang. Skema kerja penelitian pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
MULAI
Studi Literatur
Pengumpulan Data
HHWL
Pengolahan Data
Kenaikan
Muka Air
Laut
Peta Elevasi dan
Kerentanan wilayah
Hasil
SELESAI
13
Pengambilan titik sampel pada wilayah pesisir Brondong, Kabupaten Lamongan
menggunakan Add Path yang ada pada Google Earth untuk mendapatkan informasi
elevasi daratan, kemudian titik sampel tersebut di simpan dengan format file .kml.
File dengan format .kml yang telah didapat dari google earth kemudian di buka
dengan menggunakan TCX Converter. Pada tab Track Modify, pilih Update Allitude
untuk mendapatkan ketinggian dari setiap titik yang telah di buat pada google Earth
sebelumnya. Setelah ketinggian sudah di peroleh, data tersebut disimpan dengan
format .csv agar dapat di buka dengan menggunakan Microsoft excel. File dengan
format ekstensi csv di buka dengan menggunakan Microsoft excel untuk menyisakan
kolom koordinat latitude, longitude serta kolom altitude atau ketinggian dan
menghapus kolom yang lain. Selanjutnya file tersebut disimpan dengan format .xls. file
yang berisi koordinat dan ketinggian dibuka menggunakan ArcGIS 10.1 yang
selanjutnya diinterpolasi menggunakan metode Kringging agar dapat diperoleh kontur
elevasi pada daerah kajian.
14
2.4.2. Pengolahan Data Pasang Surut
Data pasang surut diperoleh dari stasiun pengamatan pasang surut di Kecamatan
Brondong, Kabupaten Lamongan yang dimiliki oleh Badan Informasi Geospasial (BIG)
dalam bentuk format .txt tiap tahun yang ditetapkan, yaitu tahun pada tahun 2020. Data
tersebut agar lebih mudah untuk di olah. Data yang telah di download dapat di buka
menggunakan Microsoft Excel kemudian disusun dalam bentuk tabel tiap bulan. Data
yang telah disusun tersebut di olah menggunakan metode Admiralty 29 piantan untuk
memperoleh komponen harmonik pasang suru. Alur pengolahan data pasang surut
dapat dilihat pada gambar berikut dan langkah penjelasan tersaji dalam Gambar 5.
15
Komponen harmonik pasang surut yang telah diperoleh dari hasil perhitungan
Amiralty digunakan untuk menentukan HHWL, LLWL, dan Bilangan Fermzal dengan
rumus berikut :
HHWL = S0 + ( M2 + S2 + K1 + O1 + P1 + K2)
LLWL = S0 - ( M2 + S2 + K1 + O1 + P1 + K2)
F = K1 + O1 / M2 + S2
Y = a + bx
Dimana y adalah tinggi muka air laut, x merupakan waktu dalam bulan, adalah
offset dan b adalah tingkat kenaikan.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
17
4.2. Pemetaan Elevasi di Kecamatan Brondong
Kondisi elevasi Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan di peroleh dari
Ditigal Elevatio Model yang di dapatkan dari Indonesia Geospasial Portal dan di
tampilkan dalam bentuk peta tersaji dalam gambar berikut :
18
Berdasarkan Gambar 6. Diketahui bahwa elevasi kecamatan Brondong tergolong
rendah dengan rata – rata ketinggian antara 100 – 500 meter di atas permukaan laut. Pada
peta warna hijau tua menunjukan ketinggian antara 0 – 100 meter dengan luas lahan
sebesar 411,62 Ha, peta warna merah dengan ketinggian 100 – 500 meter dengan luas
5382,86 Ha, peta warna hijau muda dengan ketinggian lahan 500 – 1500 meter dengan
luas sebesar 1723,6 Ha, dan warna orange dengan ketinggian antara 1500 – 2500 meter
dengan luas 30,05 Ha.
Pada peta elevasi wilayah penelitian, elevasi dengan nilai rendah terletak di
bagian utara kecamatan Brondong, kondisi ini disebabkan bagian utara wilayah
Kecamatan Brondong merupakan daerah pesisir sehingga elevasinya lebih rendah dari
pada di daerah selatan dimana pada daerah selatan kecamatan Brondong merupakan
pegunungan kapur dengan tingkat kesuburan sedang (BPS, 2019). Daerah dataran rendah
pada umunya merupakan daerah dengan dengan tingkat kerentanan tinggi serta menjadi
tempat langganan banjir.
19
Pada Gambar 7. dapat diketahui bahwa pada tahun 2020 kondisi kerentanan
wilayah di Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan yang memiliki kategori sangat
tinggi sampai sedang merupakan daerah yang dekat dengan wilayah pesisir, sedangkan
wilayah yang memiliki tingkat kerentanan rendah sampai tidak rentan merupakan
wilayah pemukiman yang jauh dari daerah pesisir. Pada peta diatas, wilayah yang
berwarna orange sangat rentan terdampak banjir rob. Hal itu terjadi karena, banjir rob
merupakan bencana alam yang terjadi karena terdapat perubahan posisi permukaan
perairan di samudera karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi dari bulan dan matahari.
Akibat yang timbul yaitu terjadinya perubahan kedalaman pada perairan dan arus
pasang surut, sehingga bisa menyebabkan terjadinya banjir rob (BNPB, 2009).
Hal itu sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Hasan. 2015; Dewi,
2020), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi bencana banjir, yaitu antara lain :
intensitas curah hujan, kemiringan lereng wilayah yang diamati, penggunaan lahan/
pemafaatan lahan (misalnya : pemukiman, sawah, lahan industri, dll), tekkstur/jenis
tanah, dan jaringan sungai (Dewi, 2020).
20
BAB V
PENUTUP
5. 1. Kesimpulan
Berdasarkan penulis laporan ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Posisi Kecamatan Brondong yang berada di daerah pesisir berpotensi sebagai tempat
persinggahan, daerah yang terdapat pelabuhan perikanan nasional. Maka dari itu tingkat
kebutuhan lahan pun ikut meningkat, tanah – tanah di daerah pesisir di butuhkan untuk
tempat budidaya, wisata, dan pemukiman.
2. Kondisi elevasi kecamatan Brondong tergolong rendah dengan rata – rata ketinggian
antara 100 – 500 meter di atas permukaan laut. Nilai rendah pada peta elevasi terletak
di bagian utara kecamatan Brondong, kondisi ini disebabkan bagian utara wilayah
Kecamatan Brondong merupakan daerah pesisir sehingga elevasinya lebih rendah
daripada wilayah selatan, yang merupakan daerah pemukiman.
3. Kondisi kerentanan wilayah di Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan yang
memiliki kategori sangat tinggi sampai sedang merupakan daerah yang dekat dengan
wilayah pesisir, sedangkan wilayah yang memiliki tingkat kerentanan rendah sampai
tidak rentan merupakan wilayah pemukiman yang jauh dari daerah pesisir.
5. 2. Saran
Jenis data yang digunakan akan mempengaruhi hasil yang di dapatkan, maka
sebaiknya kelengkapan data perlu menjadi pertimbangan yang sangat penting.
21
DAFTAR PUSTAKA
22