Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENELITIAN

ANALISIS SPASIAL KERENTANAN BANJIR ROB DI KECAMATAN


BRONDONG, LAMONGAN

Disusun Oleh :

Arlina Nur Agustin (H74218015)

Dhaimatul Nur J. (H94218040)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang
berjudul “Analisis Spasial Kerentan Banjir ROB Akibat Kenaikan Muka Air Laut di Kawasan
Pesisir Kecamatan Brondong, Lamongan”. Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya senantiasa diberikan syafaat
kepada kami.

Terima kasih kami ucapkan kepada :

1. Ibu Noverma, M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah Mitgasi Bencana dan Resiko.
2. Keluarga dan teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini dengan
dukungan moriil dan tenaga yang telah diberikan kepada kami.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan, maka dari itu kami berharap kepada pembaca semoga bisa
memberikan kritik dan saran. Kami akan menerima kritik dan saran tersebut untuk
perbaikan pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan penulis.

Surabaya, 14 Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 5
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 6
1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 6
1.4. Batasan Masalah .......................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 8
3.1. Kenaikan Muka Air Laut............................................................................................. 8
3.2. Elevasi ......................................................................................................................... 8
3.3. Pasang Surut ................................................................................................................ 9
3.4. Penurunan Tanah ....................................................................................................... 10
3.5. Banjir ROB................................................................................................................ 10
BAB III METODOLOGI ......................................................................................................... 11
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian..................................................................................... 11
3.2. Alat dan Data ............................................................................................................. 12
3.3. Skema Kerja Penelitian ............................................................................................. 12
3.4. Metode Penelitian ...................................................................................................... 13
2.4.1. Pengolahan Data Elevasi................................................................................ 13
2.4.2. Pengolahan Data Pasang Surut ...................................................................... 15
2.4.3. Pengolahan Data Kenaikan Muka Air Laut ................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 17
4.1. Gambaran Umum Lokasi .......................................................................................... 17
4.2. Pemetaan Elevasi di Kecamatan Brondong .............................................................. 18
4.3. Kerentanan Wilayah Terhadap Banjir ROB.............................................................. 19
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 21
5. 1. Kesimpulan ................................................................................................................ 21
5. 2. Saran .......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat Penelitian............................................................................................................ 12
Tabel 2. Data Penelitian ........................................................................................................... 12
Tabel 3. Nilai Fromzhal Pasang Surut ..................................................................................... 16

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Proses Penurunan Tanah .......................................................................... 10
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................................ 11
Gambar 3. Skema Kerja Penelitian .......................................................................................... 13
Gambar 4. Langkah Pengolahan Data Elevasi ......................................................................... 14
Gambar 5. Pengolahan Data Pasang Surut Menggunakan Admiralty ..................................... 15
Gambar 6. Peta Elevasi Kecamatan Brondong, Lamongan Tahun 2020 ................................. 18
Gambar 7. Peta Kerentanan di Kecamatan Brondong ............................................................. 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Wilayah pesisir menjadi salah satu kawasan yang selalu mengalami perubahan
secara fisik, sehingga dapat berdampak pada tingginya potensi bencana di kawasan pesisir
dan pantai. Proses fisik yang banyak terjadi dan menyebabkan bahaya di alam pesisir
meliputi, abrasi, erosi, tanah longsor, banjir rob, penurunan permukaan tanah, dan lainnya
(Syah, 2013; Dewi, 2020). Wilayah pesisir dipengaruhi oleh pasang surut air laut, angin
dan gelombang. Pemanfaatan wilayah di pesisir sebagai kawasan pusat perekonomian,
seperti kegiatan pertambakan, pariwisata, industri, pemukiman menjadi penyebab
penyempitan lahan yang akan menimbulkan masalah-masalah tersebut (Anarki, 2017).

Banjir rob menjadi salah satu bencana yang terjadi di kawasan pesisir dan laut.
Banjir rob merupakan femomena akibat meluapanya air laut menuju ke daratan akibat dari
adanya pasang surut air laut yang menggenangi wilayah pesisir yang lebih rendah dari
ketinggian muka air laut (mean sea level). Penyebab terjadinya banjir rob meliputi,
penurunan muka tanah, penurunan muka air tanah karena pemanfaatan secara berlebihan,
pengisian ulang air tanah yang kurang maksimal karena dampak dari global warming
(Cahyaningtyas, 2018; Dewi, 2020).

Kabupaten Lamongan terletak di provinsi Jawa Timur. Secara geografis Kabupaten


Lamongan berada pada 112o33’12” - 112 o33’12” BT dan 6o51’54” - 7o23’6” LS. Batas
daerah sebelah utara Kabupaten Lamongan adalah Laut Jawa, bagian Selatan berbatasan
dengan Kabupaten Jombang dan Mojokerto, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Tuban dan Bojonegoro serta sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Luas
wilayah laut di Kabupaten Lamongan adalah 902,4 km2 jika dihitung 12 mil dari permukaan
laut dan panjang garis pantai yaitu 47 km. Jumlah Kecamatan di Kabupaten Lamongan
adalah sebanyak 27, salah satunya yaitu Kecamatan Brondong dengan luas wilayah sekitar
7.459 km2. Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan menjadi salah satu kawasan
pesisir yang memiliki kerentanan terhadap bencana alam (BPS Kabupaten Lamongan,
2020).

5
Kerentanan merupakan keadaan dari luar yang menekan manusia dan
lingkungannya. Indeks kerentanan di kawasan pesisir dapat digunakan untuk memprediksi
kerentanan suatu wilayah pesisir dan menunjukkan ciri fisik serta aktivitas manusia
(Sankari et al, 2015; Anarki, 2017). Indeks kerentanan pesisir merupakan ranngkaian dari
beberapa variabel pada pesisir, yaitu geomorfologi, tinggi gelombang, kenaikan muka air
laut, elevasi, pasang surut dan perubahan garis pantai. Semua variabel tersebut mampu
mengahsikan suatu bencana pada kawasan pesisir dan memiliki resiko terhadap kerentanan
pesisir (Gornitz, 1991; Anarki, 2017).

Pada wilayah pesisir di Kecamatan Brondong terdapat pemanfaatan lahan sebagai


wilayah perikanan, yaitu di Pelabuhan Perikanan Nusantara. Pada dasarnya kawasan
tersebut memang bukan kawasan hasil dari reklamasi pantai, namun dengan
dimanfaatkannya sebagai plebuhan perikanan maka telah banyak terjadi campur tangan
manusia. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian terkait prediksi bencana alam terutama
banjir rob di kawasan pesisir Kecamatan Brondong, Lamongan dengan tujuan mengetahui
kerentanan wilayah terhadap bencana banjir rob.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi umum wilayah di Kecamatan Brondong, Lamongan ?


2. Bagaimana kondisi elevasi di Kecamatan Brondong, Lamongan ?
3. Bagaimana prediksi sebaran kerentana wilayah di Kecamatan Brondong, Lamongan
terhadap genangan banjir rob pada tahun 2020 ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Mengetahui kondisi umum wilayah di Kecamatan Brondong, Lamongan


2. Menganalisis kondisi elevasi Kecamatan Brondong, Lamongan dari hasil pemetaan
3. Menganalisis prediksi genangan wilayah yang terdampak banjir rob pada tahun 2020.

6
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.


2. Parameter yang digunakan meliputi, elevasi tanah, kenaikan muka air laut, dan laju
penurunan tanah yang dianggap konstan setiap tahun.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Kenaikan Muka Air Laut


Kenaikan muka air laut menjadi masalah yang serius yang dialami daerah yang
berbatasan langsung dengan laut. Salah satu penyebab terjadinya kenaikan muka air laut
adalah fenomena perubahan iklim. Naiknya permukaan airlaut akan menyebabkan
tergenangnya wilayah – wilayah pantai yang tidak berlereng. Kenaikan mukaair laut juga
akan mempengaruhi tingginya nilai abrasi pantai, merusak permukiman,tambak, dan
daerah sekitar (Syah, 2013).

Perubahan yang terjadididaerah pesisir juga akan mempengaruhi terjadinya suatu


bencana di suatu daerah. Perubahan –perubahan tersebut akan mempermudah terjadinya
kenaikan muka air laut dan naiknya enegi gelombang laut mengempas kedaratan sehingga
berakibat bencana di pesisir, salah satunya banjir rob (Handiani, Darmawan , Heriati, &
Aditya, 2019). Kenaikan muka air laut sebagai salah satu konsekuensi dari perubahan
iklim yang menjadi masalah bagi penduduk daerah pesisi. Kenaikan air laut dapat
menyebabkan genanagna pada daerah dataran rendah, banjir dan instrusi air laut. Kenaikan
muka air laut juga memiliki dampak yang signifikan terhadap sosial ekonomi nasional,
infrastruktur, lingkungan, serta hilangnya daerah yang terdampak banjir rob (Handoko,
Yuwono, & Ariani, 2019)

3.2. Elevasi
Elevasi merupakan perbedaan vertikalantara dua titik atau jarak bidang refrensi
yang telah di tetapkan kesuatu titik tertentu sepanjang garis yang telah di tentukan (sosro).
Geomorfologi atau elevasi dari daerah pantai merupakan salah satu parameter dari
kerentanan pantai terhadap kenaikan muka laut yang memiliki dampak terhadap tingkat
erosi relatif pada suatu bagian pantai. Pantai yang memiliki kerentanan tinggi merupakan
pantai yang memiliki geomorfologi berupa penghalang pantai, pantai berpasir,pantai
berlumpur, dan delta. Pantai yang tidak memiliki kerentanan rendah merupakan pantai
yang geomorfologinya berupa tebing tinggi dan Fjord (Alfiani, 2019). Pengertian Elevasi
menurut Kumar et al (2010) merupakan wilayah tertentu yang berada di permukaan laut
rata – rata yang ditinjau dari ketinggian suatu daerah. Parameter elevasi memiliki peran
yang penting dalammerencanakan upaya mengurangi dampak yang ditimbulkan karen
akenaikan muka air laut di beberapa tahun kedepan (Hastuti, 2012). Penentuan elevasi

8
yang pada wilayah pesisir dapat menggunakan data DEM. GDEM merupakan turunan dari
satelit ASTER dan resolusi dari satelit GDEM mencapai 30 meter (Santoso, 2010).

3.3. Pasang Surut


Pasang surut adalah salah satu gejala yang tampak nyata di laut. Pasang surut juga
di sebut dengan hasil dari gravitasi dan efek sentrifugal, yakni dorongan ke arah keluar
pusat rotasi. Hukum gravitasi newton menyatakan bahwa semua massa benda saling tarik
menarik satu sama lain dan gaya ini tergantung pada massanya serta jarak antar massa.
Pasang surut purnama terjadi ketika bumi, bulan,dan matahari berada dalam satu garis
lurus dan pada saat itu akan terjadi gelombang tinggi dan surut yang sangat rendah, hal
tersebut di sebabkan karena adanya gaya tarik dari matahari dan bulan bekerja saling
menguatkan. Selain itu pasang surut dapat di artikan sebagai gelombang yang
dibangkitkan oleh adanya interaksi antara matahari,bulan, dan bumi. Puncak dari pasang
tertinggi disebut dengan High Water dan lembah gelombang terendah di sebut dengan Low
Water. Menurut Wibisono (2005) terdapat beberapa tipe yang didasarkan pada periode dan
keteraturan, yakni :

1. Pasang – surut tipe harian tunggal (Diurnal type) adalah jika dalam waktu 24 jam
terdapat 1 kalipasang dan 1 kali surut. Pasang surut jenis ini biasanya terjadi di selat
malaka sampai laut Andaman.
2. Pasang – surut tipe tengah harian/ harian ganda (Semi diurnal type) : adalah jika dalam
waktu 24 jam terdapat 2 kali pasang dan 2 kali surut. Tipe Pasang Surut seperti ini
biasanya terjadi di Perairan Selata Karimata.
3. Pasang – surut tipe campuran (mixed tides) : adalah apabila dalam 24 jam terjadi
bentuk campuran yang condong ke tipe harian tunggal atau condong ketipe harian
ganda (Surinati, 2007). Tipe ini dalam sehari akan mengalami 2 kalipasang dan 2 kali
surut akan tetapi periodenya berbeda. Pasang surut jenis ini sering terjadi di Indonesia
Timur.
4. Pasang Surut Campuran condong ke harian tunggal (mixed Tide Prevailing Diurnal)

Pada tipe ini dalam sehari akan terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, tetapi
kadang dalam sementara waktu akan mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dengan
tinggi danperiode yang sangat berbeda. Tipepasang surut ini biasanya sering terjadi di
daerah selat kalimantan dan pantai utara Jawa Barat (Wyrtki, 1961).

9
3.4. Penurunan Tanah
Secara geometris, penurnan tanah dapat di artikan sebagai perubahan ke bawah
permukaan tanah terhadap permukaan referensi tertentu seperti muka air laut rata –
rata.penurunan tanah disebabkan oleh banyak faktor ekstraksi air tanah yang berlebihan
serta pembangunan infrastruktur yang berlebih yang menyebabkan beban terhadap
permukaan tanah.

Gambar 1. Ilustrasi Proses Penurunan Tanah

Apabila tingkat pengambilan air tanah berlebih dari pengisian kembali oleh air
hujan maka hal yang akan terjadi yakni penurunan terhadap banyaknya air tanah. Ketika
suatu daerah telah mengalami penurunan yang menyebbakan daerah tersebut akan
berpotensi terjadi bnayak rob ataubun banjir bandang (Anarki, 2017).

3.5. Banjir ROB


Banjir rob adalah genangan air pada daerah pantai yang terjadi akibat adanya
peristiwa naiknya muka air laut. Banjir rob terjadi pada daratan pantai atau tempat yang
memiliki elevasi yang lebih rendah dari sekitarnya. Peristiwa banjir rob sering terjadi di
daerah pesisir (Supriharjo, Dewi, & C, K, R, 2013).

Menurut Hildaliyani (2011), Faktor penyebab terjadinya banjir rob adalah :

1. Faktor alam seperti iklim, oseanografi, geomorfologi dan kondisi hidrologi pada suatu
wilayah.
2. Kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang yang memiliki
dampak pada perubahan alam.
3. Degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan pelindung lahan, pendangkalan
akibat sedimentasi dan menyempitnya aliran sungai
4. Jebolnya tanggul pembatas antara laut dan daratan.

10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian yang berjudul “Analisis Spasial Kerentanan Pesisir Terhadap Banji Rob
Akibat Kenaikan Muka Air Laut di Kawasan Pesisir Kecamatan Brondong, Lamongan”
ini dilakukan mulai pada bulan Juni – Juli 2021 di Kecamatan Brondong, Lamongan, Jawa
Timur. Dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Kabupaten Lamongan terletak di provinsi Jawa Timur. Secara geografis Kabupaten


Lamongan berada pada 112o33’12” - 112 o33’12” BT dan 6o51’54” - 7o23’6” LS. Luas
wilayah laut di Kabupaten Lamongan adalah 902,4 km2 jika dihitung 12 mil dari
permukaan laut dan panjang garis pantai yaitu 47 km. Jumlah Kecamatan di Kabupaten
Lamongan adalah sebanyak 27, salah satunya yaitu Kecamatan Brondong dengan luas
wilayah sekitar 7.459 km2. Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan menjadi salah
satu kawasan pesisir yang memiliki kerentanan terhadap bencana alam (BPS Kabupaten
Lamongan, 2020).

11
3.2. Alat dan Data
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

Tabel 1. Alat Penelitian

No. Alat Kegunaan


1. Laptop Untuk pengolahan data
2. Software :
- ArcGIS
- Google Earth Pengolahan data Penelitian
- TCX Converter
- Microsoft Excel
- QGIS

Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

Tabel 2. Data Penelitian

No. Jenis Data Keterangan Sumber


1. Elevasi Data DEM ASTER dengan Google Earth
resolusi 30 x 30 m
2. Pasang Surut Data pasang surut tahun 2020 Badan Informasi Geospasial
selama setahun penuh (BIG)
3. Kenaikan Data kenaikan muka air laut Hasil Pengolahan Data
Muka Air Laut relatif Pasang Surut Harian

3.3. Skema Kerja Penelitian


Pada penelitian ini tahap pertama yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan
data dari studi literatur dan beberapa software yang berhubungan dengan GIS, selanjutnya
dilakukan pengolahan data, analisis data, serta analisis prediksi genangan banjir.
Pengumpuan data dari studi literatur digunakan sebagai pusat informasi dari penelitian
yang telah dilakuakn sebelumnya dan sebagai pedoman dalam menentukan metode yang
akan dipakai. Selain dari studi literatur, data diperoleh dari beberapa software GIS yang
menyediakan data elevasi dan pasang surut. Pengolahan data dilakukan apabila data yang
dibutuhkan dalam penelitian telah cukup sehingga dapat dilakukan tahap selanjutnya, yaitu
menjadikan data mentah menjadi data yang diinginkan. Data akhir yang diinginkan dari

12
penelitian ini berupa wilayah yang memiliki kerentanan terhadap banjir rob pada masa
yang akan datang. Skema kerja penelitian pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

MULAI

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Elevasi Tanah Pasang Surut

HHWL

Pengolahan Data

Kenaikan
Muka Air
Laut
Peta Elevasi dan
Kerentanan wilayah

Hasil

SELESAI

Gambar 3. Skema Kerja Penelitian

3.4. Metode Penelitian


2.4.1. Pengolahan Data Elevasi
Data Elevasi dalam penelitian ini menggunakan data yang berasal dari Google
Earth. Data elevasi Google Earth merupakan kombinasi dari data ASTER dan SRTM.
Hal pertama yang dilakukan yakni membuka sofware Google Earth kemudian
diperbesar ke daerah kajian yakni pesisir Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan.

13
Pengambilan titik sampel pada wilayah pesisir Brondong, Kabupaten Lamongan
menggunakan Add Path yang ada pada Google Earth untuk mendapatkan informasi
elevasi daratan, kemudian titik sampel tersebut di simpan dengan format file .kml.

File dengan format .kml yang telah didapat dari google earth kemudian di buka
dengan menggunakan TCX Converter. Pada tab Track Modify, pilih Update Allitude
untuk mendapatkan ketinggian dari setiap titik yang telah di buat pada google Earth
sebelumnya. Setelah ketinggian sudah di peroleh, data tersebut disimpan dengan
format .csv agar dapat di buka dengan menggunakan Microsoft excel. File dengan
format ekstensi csv di buka dengan menggunakan Microsoft excel untuk menyisakan
kolom koordinat latitude, longitude serta kolom altitude atau ketinggian dan
menghapus kolom yang lain. Selanjutnya file tersebut disimpan dengan format .xls. file
yang berisi koordinat dan ketinggian dibuka menggunakan ArcGIS 10.1 yang
selanjutnya diinterpolasi menggunakan metode Kringging agar dapat diperoleh kontur
elevasi pada daerah kajian.

Gambar 4. Langkah Pengolahan Data Elevasi

14
2.4.2. Pengolahan Data Pasang Surut
Data pasang surut diperoleh dari stasiun pengamatan pasang surut di Kecamatan
Brondong, Kabupaten Lamongan yang dimiliki oleh Badan Informasi Geospasial (BIG)
dalam bentuk format .txt tiap tahun yang ditetapkan, yaitu tahun pada tahun 2020. Data
tersebut agar lebih mudah untuk di olah. Data yang telah di download dapat di buka
menggunakan Microsoft Excel kemudian disusun dalam bentuk tabel tiap bulan. Data
yang telah disusun tersebut di olah menggunakan metode Admiralty 29 piantan untuk
memperoleh komponen harmonik pasang suru. Alur pengolahan data pasang surut
dapat dilihat pada gambar berikut dan langkah penjelasan tersaji dalam Gambar 5.

Gambar 5. Pengolahan Data Pasang Surut Menggunakan Admiralty

15
Komponen harmonik pasang surut yang telah diperoleh dari hasil perhitungan
Amiralty digunakan untuk menentukan HHWL, LLWL, dan Bilangan Fermzal dengan
rumus berikut :

HHWL = S0 + ( M2 + S2 + K1 + O1 + P1 + K2)

LLWL = S0 - ( M2 + S2 + K1 + O1 + P1 + K2)

F = K1 + O1 / M2 + S2

Berdasarkan nilai dari bilangan formzahl maka dapat di klasifikasikan tipe


pasang surut sebagai berikut :

Tabel 3. Nilai Fromzhal Pasang Surut

Nilai Formzahl Tipe Pasang Surut


0 < F ≤ 0, 25 Pasang surut harian ganda
0,25 < F ≤ 1,50 Pasang surut campuran condong harian ganda
1,50 < F ≤ 3 Pasang surut campuran condong harian tunggal
F> 3 Pasang Surut harian tunggal

2.4.3. Pengolahan Data Kenaikan Muka Air Laut


Kenaikan muka airlaut dapat dilihat berdasarkan nilai Mean Sea Level (MSL)
setiap bulan yang didapat dari komponen harmonik S0 hasil pengolahan data pasang
surut dengan menggunakan metode admiralty. Nilai S0 setiap bulan di buat grafik pada
microsoft kemudian dianalisa menggunakan metode Trend analysis untuk mengetahui
nilai kenaikan muka air laut. Metode trend analysis dalamhal ini merupakan analisa
regresi linear tinggi muka air laut terhadap waktu dalam bulan dengan persamaan
matematis,

Y = a + bx

Dimana y adalah tinggi muka air laut, x merupakan waktu dalam bulan, adalah
offset dan b adalah tingkat kenaikan.

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi


Posisi Kecamatan Brondong yang berada di daerah pesisir berpotensi sebagai
tempat persinggahan, budidaya dan pemukiman bagi warga lokal maupun pendatang.
Maka dari itu tingkat kebutuhan lahan pun ikut meningkat, tanah – tanah di daerah pesisir
di butuhkan untuk tempat budidaya, wisata, dan pemukiman. Selain itu sebagai salah satu
daerah yang terdapat pelabuhan perikanan nasional , kecamatan Brondong juga menjadi
salah satu alasan utama dalam bermukim di daerah pesisir. Kecamatan Brondong terletak
di Kabupaten Lamongan pada koordinat 06 53’ 30,81” – 7 23’6” lintas selatan dan 112
17’ 01,22” - 112 33’12” Bujur timur.

Batas – batas Kecamatan Brondong antara lain :

a) Sebelah utara : Laut Jawa


b) Sebelah selatan : Kecamatan Laren dan Kecamatan Solokuro
c) Sebelah Timur : Kecamatan Paciran
d) Sebelah Barat : Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban

Kecamatan Brondong hampir seluruh wilayahnya memiliki ketinggian lahan


berkisar antara 100 – 500 meter. Jenis tanah di yang terdapat di wilayah Kecamatan
Brondong adalah jenis tanah alluvial. Penelitian ini di lakukan di lakukan di kecamatan
Brondong Kabupaten Lamongan meliputi semua desa yang ada di Kecamatan Brondong,
yakni Brengkok, Labuhan, Lembor, Lohgung, Sedayulawas, Sendangharjo, Sidomukti,
Sumberagung, dan Tlogoretno. Kecamatan Brondong masih belum banyak jumlah
bangunan pantai seperti kecamatan Paciran yang terdapat Pelabuhan penyeberangan,
Pelabuhan Komersil dan bebarapa pelabuhan ikan, selain itu di Kecamatan Paciran juga
terdapat wisata yang di area pantai. Untuk Kecamatan Brondong sendiri daerah pesisir
masih di dominasi oleh tambak – tambak dan pemukiman,akan tetapi di Desa Brondong
terdapat Pelabuhan Perikanan Nasional.

17
4.2. Pemetaan Elevasi di Kecamatan Brondong
Kondisi elevasi Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan di peroleh dari
Ditigal Elevatio Model yang di dapatkan dari Indonesia Geospasial Portal dan di
tampilkan dalam bentuk peta tersaji dalam gambar berikut :

Gambar 6. Peta Elevasi Kecamatan Brondong, Lamongan Tahun 2020

18
Berdasarkan Gambar 6. Diketahui bahwa elevasi kecamatan Brondong tergolong
rendah dengan rata – rata ketinggian antara 100 – 500 meter di atas permukaan laut. Pada
peta warna hijau tua menunjukan ketinggian antara 0 – 100 meter dengan luas lahan
sebesar 411,62 Ha, peta warna merah dengan ketinggian 100 – 500 meter dengan luas
5382,86 Ha, peta warna hijau muda dengan ketinggian lahan 500 – 1500 meter dengan
luas sebesar 1723,6 Ha, dan warna orange dengan ketinggian antara 1500 – 2500 meter
dengan luas 30,05 Ha.

Pada peta elevasi wilayah penelitian, elevasi dengan nilai rendah terletak di
bagian utara kecamatan Brondong, kondisi ini disebabkan bagian utara wilayah
Kecamatan Brondong merupakan daerah pesisir sehingga elevasinya lebih rendah dari
pada di daerah selatan dimana pada daerah selatan kecamatan Brondong merupakan
pegunungan kapur dengan tingkat kesuburan sedang (BPS, 2019). Daerah dataran rendah
pada umunya merupakan daerah dengan dengan tingkat kerentanan tinggi serta menjadi
tempat langganan banjir.

4.3. Kerentanan Wilayah Terhadap Banjir ROB

Gambar 7. Peta Kerentanan di Kecamatan Brondong


Terhadap banjir ROB Tahun 2020

19
Pada Gambar 7. dapat diketahui bahwa pada tahun 2020 kondisi kerentanan
wilayah di Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan yang memiliki kategori sangat
tinggi sampai sedang merupakan daerah yang dekat dengan wilayah pesisir, sedangkan
wilayah yang memiliki tingkat kerentanan rendah sampai tidak rentan merupakan
wilayah pemukiman yang jauh dari daerah pesisir. Pada peta diatas, wilayah yang
berwarna orange sangat rentan terdampak banjir rob. Hal itu terjadi karena, banjir rob
merupakan bencana alam yang terjadi karena terdapat perubahan posisi permukaan
perairan di samudera karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi dari bulan dan matahari.
Akibat yang timbul yaitu terjadinya perubahan kedalaman pada perairan dan arus
pasang surut, sehingga bisa menyebabkan terjadinya banjir rob (BNPB, 2009).

Parameter yang digunakan dalam pembuatan peta kerentanan wilayah di


Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan meliputi :

a. Data penggunaan lahan


b. Data kemiringan lereng
c. Data tutupan lahan
d. Data Geologi (Jenis batuan)
e. Data jenis tanah

Hal itu sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Hasan. 2015; Dewi,
2020), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi bencana banjir, yaitu antara lain :
intensitas curah hujan, kemiringan lereng wilayah yang diamati, penggunaan lahan/
pemafaatan lahan (misalnya : pemukiman, sawah, lahan industri, dll), tekkstur/jenis
tanah, dan jaringan sungai (Dewi, 2020).

20
BAB V
PENUTUP

5. 1. Kesimpulan
Berdasarkan penulis laporan ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Posisi Kecamatan Brondong yang berada di daerah pesisir berpotensi sebagai tempat
persinggahan, daerah yang terdapat pelabuhan perikanan nasional. Maka dari itu tingkat
kebutuhan lahan pun ikut meningkat, tanah – tanah di daerah pesisir di butuhkan untuk
tempat budidaya, wisata, dan pemukiman.
2. Kondisi elevasi kecamatan Brondong tergolong rendah dengan rata – rata ketinggian
antara 100 – 500 meter di atas permukaan laut. Nilai rendah pada peta elevasi terletak
di bagian utara kecamatan Brondong, kondisi ini disebabkan bagian utara wilayah
Kecamatan Brondong merupakan daerah pesisir sehingga elevasinya lebih rendah
daripada wilayah selatan, yang merupakan daerah pemukiman.
3. Kondisi kerentanan wilayah di Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan yang
memiliki kategori sangat tinggi sampai sedang merupakan daerah yang dekat dengan
wilayah pesisir, sedangkan wilayah yang memiliki tingkat kerentanan rendah sampai
tidak rentan merupakan wilayah pemukiman yang jauh dari daerah pesisir.

5. 2. Saran
Jenis data yang digunakan akan mempengaruhi hasil yang di dapatkan, maka
sebaiknya kelengkapan data perlu menjadi pertimbangan yang sangat penting.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alfiani, V. (2019). ANALISIS TINGKAT KERENTANAN WILAYAH PESISIR


TERHADAP BENCANA BANJIR DI KOTA PASURUAN, JAWA TIMUR. Skripsi.
Anarki, G. (2017). Analisis Spasial Kerentanan Pesisir Terhadap Banjir Rib akibat Kenaikan
Muka Air Laut di Kawasan Pesisir Surabaya. Skripsi.
Badan Nasinal Penanggulangan Bencana. (2009).
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban. (2020).
Dewi, H. (2020). ANALISIS POTENSI GENANGAN ROB AKIBAT KENAIKAN MUKA
AIR LAUT (SEA LEVEL RISE) DI PESISIR KABUPATEN LAMONGAN, JAWA
TIMUR. Skripsi.
Handiani, D., Darmawan , S., Heriati, A., & Aditya, Y. (2019). KAJIAN KERENTANAN
PESISIR TERHADAP KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI KABUPATEN
SUBANG- JAWA BARAT. Jurnal Kelautan Nasional.
Handoko, E., Yuwono, & Ariani, R. (2019). ANALISIS KENAIKAN MUKA AIR LAUT
INDONESIA TAHUN 1993-2018 MENGGUNAKAN DATA ALTIMETRI. Jurnal
Geosid, Hal : 58-64.
Hastuti, A. W. (2012). Analisis Kerentanan Pesisir Terhadap Ancaman Kenaikan Muka Laut
di Selatan Yogyakarta. Skripsi.
Hildaliyani, U. (2014). Evaluasi Sebaran Hasil Penurunan Tanah Terhadap Tutupan Lahan di
wilayah Pesisir Kota Surabaya. Skripsi.
Lamongan, B. P. (2020).
Santoso. (2010). Modul Pelatihan Pembangunan Indeks Kerentanan Pantai. Bogor : Institute
Pertanian Bogor.
Supriharjo, Dewi, R., & C, K, R. (2013). Mitigasi Bencana Banjir ROB di Jakarta Utara. Jurnal
Teknis Pomits.
Surinati, D. (2007). Pasang Surut dan Energinya. Oseana.
Syah, A. (2013). ). PENGUKURAN DAERAH GENANGAN DI PESISIR BANGKALAN
AKIBAT NAIKNYA MUKA AIR LAUT. Jurnal Ilmiah Perikanana dan Kelautan .
Wyrtki, K. (1961). Physical Oceanography of theSoutheast Asian Waters. Scientific Result of
Marine Investigation of the South China Seaand The Gulf of Thialan. Thailand :
University of California.

22

Anda mungkin juga menyukai