Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI BERDASARKAN METODE

UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION (USLE) DI SUB DAS KUNCIR


KABUPATEN NGANJUK

SKRIPSI

Oleh :
LINDA PUSPITA DEWI
NPM : 1625010065

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2020
ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI BERDASARKAN METODE
UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION (USLE) DI SUB DAS KUNCIR
KABUPATEN NGANJUK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Oleh :
LINDA PUSPITA DEWI
NPM : 1625010065

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2020

i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan


Permendiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Plagiat di Perguruan Tinggi, maka saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Linda Puspita Dewi
NPM : 1625010065
Program Studi : Agroteknologi
Tahun Akademik : 2016/2017
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan
skripsi saya yang berjudul:
“ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI BERDASARKAN
METODE UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION (USLE) DI SUB DAS
KUNCIR KABUPATEN NGANJUK”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat maka saya akan
menerima sanksi yang ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat
dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, 2 Agustus 2020


Yang menyatakan,

Linda Puspita Dewi


NPM: 1625010065
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan hanya kepada Rabb Semesta


Alam, Sang Maha Segalanya yang tidak pernah meninggalkan dan yang selalu
menjawab doa-doa setiap hambaNya serta selalu dapat menjadi tempat mengadu.
Shalawat serta salam kepada Muhammad SAW, teladan seluruh makhluk, yang
syafa’atnya selalu dirindukan. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat, penulis
ingin mengucapkan banyak terimaksih kepada :
1. Dr. Ir. Nora Agustien K, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dr. Ir. Bakti Wisnu W. MP selaku Koordinator program studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ir. Siswanto, MT selaku pembimbing utama yang telah memberikan banyak
saran dan ilmunya.
4. Ir. Kemal Wijaya, MT selaku pembimbing pendamping yang telah
memberikan ilmu dan nasihat yang sangat berarti.
5. Semua pihak yang membantu dalam kelancaran penelitian yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.

Penyusunan skripsi ini telah disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih


terdapat kekurangan didalam penyusunan penelitian ini, oleh karena itu saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan kami
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu
pengetahuan bagi kami.

Penulis

iii
Analisis Tingkat Bahaya Erosi Berdasarkan Metode
Universal Soil Loss Equation (USLE) di Sub DAS Kuncir
Kabupaten Nganjuk

Linda Puspita Dewi¹, Ir. Siswanto,MT², Ir. Kemal Wijaya,MT²

1) Mahasiswa Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Jawa Timur


2) Dosen Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Jawa Timur

Erosi merupakan perpindahan material tanah dari satu tempat ke tempat yang lain oleh
media tertentu, seperti air, angin dan lain sebagainya. Perpindahan tanah dari tempat satu ke
tempat lain tersebut akan menimbulkan beberapa dampak yang tidak diinginkan karena di
tempat asal tanah tersebut. Tingkat Bahaya Erosi (TBE) adalah perkiraan jumlah tanah yang
hilang maksimum yang akan terjadi pada suatu lahan, bila pengelolaan tanaman dan tindakan
konservasi tanah tidak mengalami perubahan. Analisis TBE secara kuantitatif dapat
menggunakan formula yang dirumuskan oleh Wischmeier dan Smith (1978) berupa rumus
Universal Soil Loss Equation(USLE). Pengolahan dan analisis data yang akan dilakukanyaitu
menghitung komponen kehilangan tanah dan faktor-faktor persamaan USLE yaitu
Erodibilitas (K), Erosivitas (R), Panjang dan Kemiringan lereng (LS), serta Faktor vegetasi
pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi tanah (CP). Lalu dilakukan perhitungan besar
kehilangan tanah dan selanjutnya analisis tingkat bahaya erosi (TBE). Setelah mendapatkan
kelas dari Tingkat Bahaya Erosi, selanjutnya dilakukan analisis regresi linier berganda untuk
mengetahui faktor apa yang paling berpengaruh dalam terjadinya erosi.

Erosi aktual terbesar pada wilayah Sub DAS Kuncir terdapat pada kemiringan lereng >
60 % dengan penggunaan lahan ditanami dengan tanaman perkebunan seperti pinus yaitu
sebanyak 47,7 ton/ha/th. Hal ini dikarenakan kemiringan lereng yang sangat curam dan juga
faktor pengelolan lahan strip rumput permanen yang cukup buruk. Dimana tingkat
kemiringan lereng yang curam adalah faktor yang paling utama dalam penilaian Tingkat
Bahaya Erosi (TBE). Sedangkan erosi yang paling rendah di wilayah Sub DAS Kuncir
terdapat pada kemiringan lereng rendah 0 - <3 % dengan penggunaan lahan pisang yaitu
sebanyak 1 ton/ha/th. Hal ini dipengaruhi oleh pengelolaan lahan dengan cara bedengan yang
cukup bagus dan terawat. Kemiringan lereng pada lahan ini juga termasuk datar.

iv
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
I.PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
1.5 Hipotesa................................................................................................. 3
II.TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4
2.1 Erosi ...................................................................................................... 4
2.2 Bentuk Erosi .......................................................................................... 4
2.3 Analisis Erosi Berdasarkan Metode USLE ........................................... 6
2.3.1 Faktor Erosivitas Hujan (R) ............................................................... 7
2.3.2 Faktor Erodibilitas (K) ....................................................................... 9
2.3.3 Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) .................................... 11
2.3.4 Faktor Vegetasi Pengelolaan Tanaman (C) dan Tindakan Konservasi
Tanah (P) ........................................................................................... 12
2.4 Kelas Tingkat Bahaya Erosi .................................................................. 14
III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 15
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................ 15
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................ 16
3.2.1 Alat .............................................................................................................. 16
3.2.2 Bahan ........................................................................................................... 16
3.3 MetodePenelitian ............................................................................................ 17

iv
3.3.1 Kehilangan Tanah (Besar Erosi) .............................................................. 17
3.3.2 Erosivitas (R)…………………………………………………………… 18
3.3.3 Erodibilitas (K) ........................................................................................... 18
3.3.4 Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) .......................................................... 21
3.3.5 Vegetasi Pengelolaan Tanaman (C) dan Tindakan Konservasi Tanah (P) ... 21
3.3.6 Kelas Tingkat Bahaya Erosi (TBE) ............................................................. 23
3.4 Pelaksanaan Penelitian .................................................................................... 24
3.5 Parameter Pengamatan .................................................................................... 24
3.6 ProsedurPenelitian................................................................................ 26
3.7 Analisis Data ......................................................................................... 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 28
4.1 Erosi ...................................................................................................... 28
4.1.1 Erosivitas (R) ..................................................................................... 28
4.1.2 Erodibilitas (K) ..................................................................................... 30
4.1.3 Panjang Lereng (L) dan Kemiringan Lereng (S) ...................................... 32
4.1.4 Vegetasi Pengelolaan Tanaman (C) dan Tindakan Konservasi Tanah (P) .. 33
4.2 Erosi Aktual .......................................................................................... 34
4.3 Indeks Bahaya Erosi (IBE) ................................................................... 40
4.4 Arahan Tindakan Konservasi ................................................................ 43
V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 46
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 46
5.2 Saran...................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 47

v
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Penelitian sebelumnya mengenai Erodibilitas (K)......…………... 11


Tabel 2. Kelas Tingkat Bahaya Erosi ……………………...………..…...... 14
Tabel 3. Klasifikasi Kemiringan Lereng menurut Moersidiet al. (1997) ... 15
Tabel 4. Kode Struktur Tanah ..................................................................... 20
Tabel 5. Pengharkatan Bahan Organik ....................................................... 20
Tabel 6. Kelas Permeabilitas Tanah ............................................................ 20
Tabel 7. Klasifikasi Nilai K ........................................................................ 20
Tabel 8. Indeks Pengelolaan Tanaman (nilai C) ......................................... 21
Tabel 9. Indeks Teknik Konservasi Tanah (P) ............................................ 23
Tabel 10. Klasifikasi Indeks Bahaya Erosi menurut Hammer (1981) ........ 24
Tabel 11. Erosivitas Hujan (R) di Sub DAS Kuncir .................................. 28
Tabel 12. Klasifikasi Erodibilitas (K) di Sub DAS Kuncir ......................... 30
Tabel 13. Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) di Sub DAS Kuncir ........ 32
Tabel 14. Tanaman Penutup (C) dan Pengelolaan (P) di Sub DAS Kuncir 33
Tabel 15. Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di Sub DAS Kuncir ...................... 35
Tabel 16. Indeks Bahaya Erosi (IBE) di Sub DAS Kuncir ......................... 40
Tabel 17. Arahan Tindakan Konservasi ...................................................... 43

vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1. Nomograf Wischmeier, W.H., and Smith, D.D. 1978. ............. 10


Gambar 2. DAS Kuncir Desa Ngliman Kec. Sawahan Kabupaten Nganjuk. ..... 16
Gambar 3. Nomograf Wischmeier, W.H., and Smith, D.D. 1978. ............. 19
Gambar 4.Alur Prosedur Penelitian ............................................................ 26
Gambar 5. Hubungan antara Curah Hujan dengan Erosivitas Hujan ................. 29
Gambar 6. Hubungan Erodbilitas (K) dengan Erosi ................................... 36
Gambar 7. Hubungan Panjang Lereng (L) dengan Erosi. ........................... 37
Gambar 8. Hubungan Kemiringan Lereng (S) terhadap Erosi.................... 38
Gambar 9. Hubungan Pengelolaan Lahan (P) dengan Erosi . ..................... 39
Gambar 10. Peta Tingkat Bahaya Erosi Pada Sub DAS Kuncir. ................ 41
Gambar 11. Penampang Arah Selatan - Utara. ........................................... 41
Gambar 12. Penampang Arah Barat - Timur. ............................................. 41

vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Tabel 1. Volume pipet, waktu dan dalamnya pemipetan ............................ 28


Tabel 2. Pengamatan Agregat ..................................................................... 29

ix
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Erosi merupakan perpindahan material tanah dari satu tempat ke tempat


yang lain oleh media tertentu, seperti air, angin dan lain sebagainya. Perpindahan
tanah dari tempat satu ke tempat lain tersebut akan menimbulkan beberapa
dampak yang tidak diinginkan karena di tempat asal tanah tersebut, perpindahan-
nya/pengikisannya akan membuat tanah lebih terbuka dan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman hilang karena sebagian besar zat/nutrisi telah terkikis.
Sedangkan pada tempat di mana tanah hasil pengikisan berhenti dan mengendap
sebagai sedimen, menimbulkan beberapa akibat yang salah satunya adalah
terganggunya saluran-saluran air dan jika terjadi di sungai-sungai ataupun di
waduk-waduk maka hal itu akan mengganggu penyediaan air bersih yang
bersumber dari air permukaan. Walaupun di lain sisi terkadang sedimen
mendatang-kan keuntungan yaitu penyuburan tanah jika tanah tersebut berasal
dari tanah yang subur.Erosi merupakan fenomena alam yang sering terjadi di
muka bumi.
Erosi dapat disebut juga sebagai pengikisan atau kelongsoran material yang
sesungguhnya merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau
kekuatan air dan angin baik yang berlangsung secara alamiah maupun sebagai
akibat tindakan atau perbuatan manusia (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1987).
Besarnya erosi di Sub DAS Kuncir sangat dipengaruhi faktor- faktor tertentu
seperti pemanfaatan lahan yang tidak sesuai, penggundulan hutan, perluasan lahan
pertanian, dan pembukaan lahan pemukiman baru. Kegiatan pembukaan lahan
dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap tanah dan vegetasi penutup
diatasnya sehingga terjadi degradasi lahan. Terjadinya erosi tanah akan berakibat
luas dan kualitas lahan kritis yang semakin luas dan memberikan dampak yang
negatif bagi daerah sekitarnya. Dapat dikatakan manusia sangat berpengaruh
dalam fenomena ini. Selain manusia erosi dipengaruhi oleh faktor lain yaitu iklim,
erodibilitas tanah, dantopografi.
Tingkat Bahaya Erosi(TBE) adalah perkiraan jumlah tanah yang hilang
maksimum yang akan terjadi pada suatu lahan, bila pengelolaan tanaman dan
tindakan konservasi tanah tidak mengalami perubahan. AnalisisTBE secara

1
2

kuantitatif dapat menggunakan formula yang dirumuskan oleh Wischmeier dan


Smith (1978) berupa rumus Universal Soil Loss Equation(USLE).
Lahan kritis adalah lahan di dalam maupun di luar kawasan hutan yang telah
mengalami kerusakan, sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sampai
pada batas yang ditentukan atau diharapkan (Kemenhut, 2009). Lahan kritis
merupakan lahan yang tidak memiliki vegetasi penutup dan lahan yang hilang
kesuburannya. Hal tersebut dapat berpotensi terjadinya erosi. Pada daerah
UPTPSDAKediritepatnyadiKabupatenNganjuk,lahankritispadatahun2008sebesar
9170,11 Ha sedangkan pada tahun sebelumnya hanya 550,00 Ha (Bappenas,
2012).Untuk menangani masalah tersebut perlu ada tindakan dan upaya
konservasi tanah dan air dengan memprediksi tingkat bahaya erosi. Dengan
menghitung laju erosi dapat diketahui tingkat bahaya erosi suatu daerah. Lahan
kritis disebabkan salah satunya oleh erosi lembar dan erosi alur. Universal Soil
Loss Equalition (USLE) merupakan metode yang digunakan untuk memprediksi
laju erosi lembar dan erosi alur. Selain itu dirancang untuk memprediksi laju rata-
rata erosi jangka panjang pada suatu bidang tanah tertentu. Metode ini dapat
digunakan untuk tanah tempat bangunan dan penggunaan non pertanian, tetapi
tidak dapat memprediksi pengendapan dan memperhitungkan hasil sedimen
(Arsyad, 2012).
Menurut Suripin (2002) USLE dirancang untuk memprediksi erosi jangka
panjang dari erosi lembar (Sheet Erosion) dan erosi alur di bawah kondisi tertentu.
Persamaan tersebut dapat juga memprediksi erosi pada lahan- lahan non
pertanian, tapi tidak dapat untuk memprediksi pengendapan dan tidak
memperhitungkan sedimen dari erosi parit, tebing sungai dan dasar sungai. Alasan
utama penggunaan model USLE karena model tersebut relatif sederhana dan input
parameter model yang diperlukan mudahdiperoleh.

1.2 Rumusan Masalah


Lahan kritis terjadi ketika tataguna lahan di daerah tersebut tidak
diperhatikan. Hal tersebut ditunjukkan bahwa tataguna lahan di wilayah tersebut
kurang diperhatikan sehingga terjadi peningkatan luas lahan kritis yang besar.
Oleh sebab itu perlu dilakukan prediksi besar laju erosi yang terjadi sebagai
pertimbangan tindakan konservasi.
3

1.3 Tujuan Penelitian


1. Memprediksi besarnya laju erosi di Sub DAS Kuncir Kabupaten Nganjuk
2. Mengklasifikasi tingkat bahaya erosi di Sub DAS Kuncir Kabupaten
Nganjuk
3. Menentukan erosi terbesar dan terkecil di Sub DAS Kuncir Kabupaten
Nganjuk
4. Menentukan tidakan arahan konservasi
5. Pembuatan peta Indeks Bahaya Erosi (IBE) dan luasan lahan.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Memberikan informasi tentang besar erosi dan klasifikasi tingkat bahaya
erosi.
2. Mengetahui tingkat bahaya erosi terbesar dan terkecil.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait guna perencanaan
penggunaan lahan dan konservasi tanah.

1.5 Hipotesa
Berdasarkanlatar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian didapatkan hipotesa sebagai berikut, yaitu :
1. Kemiringan lereng >15%, tingkat bahaya erosi semakin besar.
2. Kehilangan tanah paling besar terjadi pada kemiringan lereng > 60%

Anda mungkin juga menyukai