Anda di halaman 1dari 22

Proposal Penelitian

ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM


MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI DI DESA MERPAS
KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR

Laporan Karya Tulis Ilmiah

Oleh:
Sifti Putri Anjani
NPM.E1I020051

Program Studi Ilmu Kelautan


Fakultas Pertanian
Univeritas Bengkulu
2023
Proposal Penelitian

ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM


MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI DI DESA MERPAS
KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR

Laporan Karya Tulis Ilmiah


Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi
Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah Program Studi Ilmu Kelautan

Oleh:
Sifti Putri Anjani
NPM. E1I020051

Program Studi Ilmu Kelautan


Fakultas Pertanian
Univeritas Bengkulu
2023
Proposal Penelitian

ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM


MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI DI DESA MERPAS
KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR

Oleh:
Sifti Putri Anjani
NPM.E1I020051

Diseminarkan Di Depan Sidang Seminar


Pada Tanggal: 13 maret 2023

Dosen Pembimbing

Dr. Yar Johan S.Pi., M.Si.


NIP. 198508232014041002

Kordinator Karya Tulis Ilmiah


Ilmu Kelautan

Ir. Zamdial M.Si.


NIP. 19620807198803102
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada allah swt atas segala karunia, berkat dan rahmat-nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan peyusunan karya tulis ilmiah dengan judul “Kesiapsiagaan
Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Tsunami Di Desa Merpas Kecamatan Nasal
Kabupaten Kaur”

Karya tulis ilmiah ini merupakan bagian utama dari mata kuliah wajib semester vi tahun ajaran
2022/2023, dan juga merupakan prasyarat untuk mengambil skripsi dan meyelesaikan pendidikan
sarjana ( S1) pada program studi Ilmu kelautan fakultas pertanian universitas bengkulu. Dan tidak
lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Allah Swt yang telah memberikan karunia dan rahmat sehingga penulis dapat meyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.

2. Bapak Dr. Yar Johan S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah mengajarkan dan
membantu penulis dan peyusunan karya tulis ilmiah ini.

3. Bapak Ir. Zamdial, M.Si, Ibu Nurlaila Ervina, S.Pi., M.Si, serta Ibu Maya Angraini Fajar Utami,
S.Pi., M.Si. Selaku tim pengajar dosen yang telah memberikan bantuan, masukan dan bimbinganya
kepada penulis selam peyusunan karya tulis ilmiah ini .

4. Kedua orang tua dan saudara/i saya yang memberikan dukungan baik materi maupun non materi
kepada penulis.

Penulis telah berusaha sebaik mungkin, namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam peyusunan karya tulis ilmiah ini yang tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang
bersifat membangun untuk menjadi perbaikan di masa akan datang. semoga karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi orang lain dan diri penulis sendiri.
Bengkulu, Maret 2023

Sifti Putri Anjani


E1I020051

iv
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat................................................................................................................ 3
II. TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Bencana.................................................................................................................... 4
2.2 Tsunami dan Penyebabnya..................................................................................................... 5
2.3 Mitigasi Bencana.................................................................................................................... 6
2.4 metode pengukuran kesiapsiagaan......................................................................................... 7
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat................................................................................................................. 8
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................................................... 8
3.3 Prosedur Penelitian.................................................................................................................. 8
3.3.1 Teknik pengambilan sampel............................................................................................. 9
3.3.2 Metode pengumpulan data................................................................................................ 9
3.3.3 Analisis data...................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam kehidupan masyarakat. Yang


disebabkan oleh faktor alam dan non alam (Hardiyanto & Pulungan, 2019). Bencana non alam
bencana memberikan dampak besar bagi masyarakat seperti dapat menelan korban jiwa dan
menyebabkan kerugian yang cukup besar (Marlyono et al., 2016). Berbagai bencana terjadi dalam
jangka waktu yang cukup panjang dan tidak seorang manusia pun mampu memperkirakan kapan
terjadinya bencana alam, walaupun manusia dengan segala pengetahuannya berusaha untuk
membaca fenomena alam ( Apriyanti, 2019). Bencana alam yang sering terjadi seperti bencana
banjir, longsor, kebakaran, gempa bumi, gunung meletus dan tsunami (Pratikno et al., 2020).
Rimayanti (2019) menyatakan, bencana alam tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia ,
salah satu bencana yang sering terjadi dan banyak menimbulkan kerusakan adalah bencana
tsunami.

Tsunami merupakan Bencana yang sering terjadi yang mengganggu kehidupan manusia,
terutama masyarakat yang tinggal diwilayah pesisir. Tsunami adalah gelombang tinggi yang
menjalar ke daratan dengan kecepatan tinggi yang terjadi karena adanya gangguan tektonik di
dasar laut (Mustafa, 2010). Lempengan tektonik yang bergerak dan bertabrakan akan melepaskan
energi dalam bentuk gelombang, gelombang yang terjadi karena gangguan tektonik ini adalah
tsunami (Akbar et al., 2020). Yuhanah (2014) menjelaskan, ada tiga penyebab terjadinya tsunami
gempa bumi dengan kekuatan diatas 6,5 sr dari dasar laut, longsor yang terjadi didalam laut dan
pergerakan lempeng. Bencana tsunami memiliki tingkat resiko bencana yang cukup tinggi dan
tidak dapat diprediksi secara tepat kapan dan dimana akan terjadi (Wulung & Cep, 2020). Menurut
Santor et al., ( 2019) kejadian dari bencana tsunami selalu banyak menimbulkan kerugian sampai
korban jiwa , sehingga perlu upaya untuk mengurangi atau meminimalisasikan dengan mitigasi
bencana.

Mitigasi bencana merupakan tindakan untuk mengurangi risiko suatu bencana dengan
mempersiapkan segala potensi dalam menghadapi bencana tersebut ( Putri & Radja, 2021).
Mitigasi merupakan upaya dalam mengurangi resiko ,baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Anggarasari & Rikha,
2019). Ada beberapa aspek pertimbangan dalam mengurangi resiko bencana seperti aspek
berkelanjutan dan

ii
2

partisipasi dari semua masyarakat ( Pahlevianur, 2019). Bencana alam tidak dapat diprediksi kapan
terjadinya, maka perlu adanya mitigasi sebagai tindakan kesiapsiagaan (Putri et al., 2022).
Apriyanti et al., (2019) menjelaskan, setiap daerah perlu adanya upaya peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan kesadaran masyarakat dalam hal mitigasi. Karena banyaknya korban jiwa akibat
bencana adalah tidak adanya pengetahuan masyarakat. Mitigasi sangat perlu terutama wilayah
yang rawan terdampak bencana seperti daerah pesisir yang rawan akan bencana tsunami, daerah
dengan resiko tsunami tinggi di Indonesia salah salah satunya Provinsi Bengkulu khususnya
Kabupaten Kaur.

Kabupaten kaur adalah daerah yang terletak di kawasan pesisir Bengkulu, yang memiliki
resiko tinggi gempa bumi yang besar dan tsunami, secara geologis, perairan laut Bengkulu
merupakan zona subduksi lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia dengan pergerakan
lempe 4-6 cm/ tahun ( Winarti et al., (2006) dalam Santinus, ( 2015). Menurut Afandi et al.,
(2022) gempa bumi yang terjadi di Bengkulu sebagian besar berpusat di wilayah lepas pantai.
Sedangkan sebagian besar penduduk Kabupaten Kaur bermukim di daerah Pesisir oleh karena itu
kabupaten Kaur rawan terhadap bencana tsunami. Semakin dekat suatu daerah dengan dengan
pesisir maka semakin tinggi resiko Bencana yang akan terjadi dan resiko kerusakan pun semakin
besar (Sunarto dan Aris, 2012). Hal ini tentu menjadi ancaman bagi wilayah yang berhadapan
langsung dengan laut, mengharuskan masyarakat pesisir waspada dan beradaptasi dengan tempat
tinggal dekat laut (Fhathird & Mirza, 2022). Resiko bencana yang tinggi mengharuskan
peningkatan kesadaran akan kesiapsiagaan pada masyarakatnya terutama pada anak-anak dan
lansia sebagai masyarakat yang rentan terhadap kejadian bencana tsunami ( Hutagalung et al.,
2022). Kabupaten Kaur berpotensi tinggi tsunami dengan persebaran yang relatif besar karena
topografi wilayah yang rendah. Salah satu wilayah yang berpotensi tinggi tsunami adalah Desa
Merpas.

Desa Merpas memiliki tingkat ancaman tsunami yang tinggi. Nyatanya banyak wilayah yang
berisiko tsunami tinggi belum diimbangi dengan kesiapsiagaan yang baik (Fachri et al., 2022).
Potensi bencana yang tinggi mengharuskan masyarakatnya memiliki pengetahuan atau pendidikan
mitigasi bencana pada masyarakatnya terutama pendidikan sejak dini (Subekti et al., 2022). Desa
merpas yang langsung menghadap samudra hindia tentu saja memiliki resiko tsunami yang tinggi.
3

Sukarmi & Erdi, (2017) pengetahuan tentang mitigasi sangat penting karena objek pertama saat
terjadinya bencana adalah masyarakat, jadi seharusnya masyarakat memiliki kemampuan untuk
mengetahui kerentanan yang ada, sehingga dapat menjadi pemeran utama dalam peran mengurangi
resiko bencana dan mengerti tindakan apa yang harus dilakukan saat bencana atau sesudah
bencana. Masyarakatnya desa merpas masih banyak yang belum memiliki pengetahuan tentang
mitigasi. Fadilah et al., (2020) menjelaskan, seharusnya pemerintah mengambil peran dalam
kesiapsiagaan sebagai penanggung jawab penanggulangan bencana. Penelitian mengenai
kesiapsiagaan masyarakat kabupaten kaur terhadap bencana tsunami masih belum ada sehingga
pemerintah belum mengetahui langkah apa untuk manajemen bencana pada masa depan. Penelitian
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana sangat perlu dilakukan di Desa Merpas
untuk manajemen bencana pada masa depan.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menganalisis tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana tsunami di Desa Merpas Kabupaten Kaur. Manfaat dari penulisan karya tulis
ilmiah ini dapat memberikan pengetahuan betapa pentingnya pengetahuan kesiapsiagaan bagi
semua pihak, terutama masyarakat yang tinggal didaerah rawan bencana tsunami agar dapat
meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
II. TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Bencana

Bencana adalah suatu kejadian atau rangkaian peristiwa alam yang sangat berpengaruh
bagi kehidupan manusia. Karena bencana banyak menimbulkan kerugian bagi manusia seperti
korban jiwa , kerugian harta benda dan kerusakkan lingkungan. Bencana ini ditimbulkan dari letak
geografis indonesia yang terletak antara pertemuan tiga lempeng yaitu Indo-Australia, Eurasia dan
lempeng Pasifik. Sehingga sering terjadinya bencana alam seperti tanah longsor, erupsi gunung
merapi, banjir,gempa bumi dan tsunami (Wulansari et al., 2017).

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya bencana , seperti kondisi alam, aktivitas manusia
dan bencana sosial (konflik antara kelompok). Bencana alam merupakan bencana yang disebabkan
oleh alam diantaranya gempa bumi, tsunami, banjir, cuaca ekstrim , dan tanah longsor. Bencana
karena aktivitas manusia adalah kejadian yang bukan disebabkan oleh alam, diantaranya wabah
penyakit, kegagalan teknologi dan modernisasi yang gagal. Bencana sosial merupakan bencana
yang disebabkan adanya konflik antara kelompok seperti peperangan dan teror. Bencana dapat
mengganggu kehidupan sosial masyarakat baik bencana alam maupun bencana yang ditimbulkan
manusia. Kapan terjadinya bencana tidak dapat diprediksi bencana bisa datang sewaktu-waktu.
( Puspitorini &Yely, 2020).

Dampak dari bencana sangat besar yang menyebabkan kerusakan fisik dan korban jiwa,
bencana alam juga berdampak terhadap perekonomian. Bencana dengan skala tertentu dapat
melumpuhkan perekonomian, mengganggu komunikasi jaringan, merusak infrastruktur, gagal panen
dan wabah penyakit. Peristiwa bencana yang membawa kerusakan dapat berakibat penurunan
perekonomian masyarakat. Saat terjadi bencana masyarakat akan kehilangan penghasilannya.
Bencana tsunami memberikan dampak berupa kerusakan infrastruktur dan menimbulkan korban
jiwa (Uttomo & Marta , 2022).

Bencana dapat ditanggulangi dalam lima tahap, mulai dari pencegahan, mitigasi, keadaan
darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Pencegahan bencana merupakan serangkaian aktivitas yang
dilakukan untuk mengurangi dan atau menghilangkan ancaman timbulnya bencana. Mitigasi
bencana adalah sebagai perubahan paradigma manajemen bencana baik tanggap darurat maupun
pasca
5

bencana. Tanggap darurat adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengurangi dampak darurat akibat
bencana. Rehabilitasi adalah upaya pemulihan atau perbaikan semua layanan public yang rusak
akibat bencana. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali pada sarana dan prasarana yang rusak
pada saat terjadinya bencana (Faturahman, 2018).

2.2 Tsunami dan Penyebabnya

Tsunami adalah salah satu bencana yang selalu mengancam orang-orang yang tinggal di
pesisir. Meski jarang terjadi tapi tsunami dapat mengakibatkan kerusakan parah sehingga tsunami
harus diperhitungkan. Tsunami yang terjadi menyebabkan kerugian harta benda dan korban jiwa.
Konsekuensi kehilangan nyawa saat tsunami perlu diperhatikan juga. Bencana tsunami tidak
dihindari namun efek dari bencana ini dapat diminimalkan dengan metode tindakan pencegahan
(Subardjo & Raden, 2015).

Tsunami menyebabkan sungai dan aliran air yang berada di sekitar pantai akan meluap. Air
yang meluap menciptakan arus yang berbahaya yang dapat menyeret dan bahkan menenggelamkan
orang. Kekuatan dari gelombang tsunami dapat bertambah yang bisa merusak daratan. Karena
gelombang tsunami yang merambat ke segala arah. Sebagian besar tsunami (75% dari semua kasus
sejarah) diakibatkan gempa bumi, tanah longsor bawah laut, dan gunung meletus ( Kuntjoro et al.,
2018).

Tsunami terjadi karena adanya perubahan permukaan laut vertikal hal ini menyebabkan
perpindahan volume air yang terbesar. Letusan gunung berapi bawah air, gempa bumi berpusat di
bawah laut, dan ada tanah longsor di bawah air penyebab perubahan permukaan laut yang tiba-tiba.
Tsunami dapat menyebar dan ketinggian ke segala arah, tsunami yang ada di bawah laut tetap tidak
berubah. Jauh di dalam lautan, tsunami dapat menjalar dengan kecepatan 500-1000 km / jam tetapi
tingginya hanya sekitar 1 meter. Ketika sampai di tepi pantai kecepatan gelombang tsunami
berkurang atau turung sekitar 30 km per jam. Dan tingginya meningkat menjadi puluhan meter dan
gelombang tsunami menjalar puluhan kilometer dari bibir pantai ( Simamora et al., 2017).

Tsunami berasal dari gempa bumi, tanah longsor, dan pergerakan lempeng tanah. Tapi tidak
semua gempa dan tanah longsor menyebabkan tsunami. Bencana tsunami yang diakibatkan gempa
6

bumi telah berapa kali terekam atau tercatat berkali- kali terjadi di pantai barat sumatra. Bahkan
berdasarkan data noaa antara 1797 dan 2006, lebih dari 100 tercatat peristiwa tsunami indonesia
dengan kekuatan berbeda dan pengaruh yang muncul. Selai itu noaa mencatat efek dan kerusakan
yang disebabkan oleh bencana tsunami, termasuk cedera, hilang dan data jumlah kematian, jumlah
keluarga yang hilang, dan kerusakan sarana dan prasarana. Data tersebut tentu saja penting untuk
proses penilaian risiko potensial yang diakibatkan oleh bencana tsunami ( Furqon & Lailil, 2016).

2.3 Mitigasi Bencana

Kesiapsiagaan mengacu pada tindakan apa yang harus diambil untuk mengurangi dampak
bencana dan mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana. Kesiapsiagaan bencana merupakan
penilaian risiko dan strategi pengelolaan multi-disiplin. Kesiapsiagaan juga mencangkup tindakan
yang dirancang untuk melakukan tindakan darurat untuk melindungi diri dari kekacauan akibat
bencana, serta kemampuan untuk terlibat dalam kegiatan restorasi. Kesiapsiagaan merupakan
salah satu elemen penting dari kegiatan pengendalian pengurangan risiko bencana yang bersifat
proaktif, sebelum terjadi bencana (Syarif & Mastura, 2015).

Mitigasi bencana merupakan upaya yang dilakukan untuk menurunkan atau mengurangi
resiko bencana. Upaya yang dilakukan seperti pembangunan fisik dan pengajaran peningkatan
kemampuan menghadapi bencana (Mahardhani et al., 2021). Kesiapsiagaan merupakan bentuk
mitigasi bencana yang dilakukan secara intensif dan cepat untuk mengantisipasi bencana.
Kesiapsiagaan bentuk penanggulangan yang dilakukan untuk mengantisipasi dengan langkah yang
tepat guna dan daya guna. Mitigasi tsunami berupa bentuk kesiapsiagaan membantu masyarakat
dalam membantu dan merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan saat terjadi tsunami sangat
bergantung pada perseorangan atau masyarakat itu sendiri (Susanti & Ikang, 2020).

Masyarakat indonesia sangat perlu mendapatkan edukasi mengenai bencana, pencegahan


dan cara menghadapinya. Pemberian edukasi dapat dilakukan secara langsung maupun melewati
media massa. Informasi peringatan dini tentang bencana kepada masyarakat juga sangat
diperlukan,agar masyarakat dapat beraktivitas dengan tenang. Dengan memberikan informasi
kepada masyarakat dapat meningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menghadapi
7

bencana, memahami gejala awal bencana, dan mitigasinya. Komunikasi sangat diperlukan dalam
pembentukan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana ( Asteria, 2016).

2.4 Metode pengukuran kesiapsiagaan

Pengetahuan pribadi dapat diukur baik secara objektif maupun subjektif. Pengukuran target
menekankan bahwa setiap orang mempertahankan pengetahuannya ingatan. Pengetahuan adalah
kunci kesiapsiagaan. Pengetahuan yang ada dapat digunakan pengembangan sikap dan penilaian
tentang antisipasi bencana. Perencanaan kesiapsiagaan merupakan salah satu proses manajemen
bencana dalam konsep bencana. Kesiapsiagaan adalah hal yang penting dalam tindakan pencegahan
pra- bencana (Kurniawan dan Suwito, 2017).

Strategi pengukuran risiko bencana dapat dilakukan strategi peningkatan indeks kapasitas
dilakukan dengan kegiatan terukur pada tiap masyarakat. Salah satu aktivitas terukur yang paling
menentukan adalah perkuatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana yang memiliki bobot
35% diantara semua kegiatan terukur lainnya. Indeks kesiapsiagaan dengan parameter pengetahuan
tentang fenomena tsunami jika memiliki nilai bobot di atas 50% maka tingkat kesiapsiagaan tinggi.
Hal tersebut menunjukkan kalau secara personal seorang masyarakat mempunyai pengetahuan yang
cukup baik dalam fenomena bencana (Faisal et al., 2021).

Kesiapsiagaan bencana harus diukur sehingga dapat mengetahui bagaimana tingkat


kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana nanti. Kesiapsiagaan dapat diukur dengan
menggunakan parameter. Parameter ini digunakan untuk mempermudah dalam melakukan
pengukuran kesiapsiagaan masyarakat. Parameter yang digunakan pengetahuan, sikap, rencana
tanggap darurat, sistem peringatan dini, dan mobilisasi sumberdaya. Havwina et al.,(2016)
melakukan pengukuran analisis kesiapsiagaan kepada 90 responden siswa sma banda aceh dengan
nilai rata-rata 34,71 %. Sehingga dikategorikan sangat siap dalam menghadapi ancaman bencana
tsunami dan gempa bumi. Dengan 87 orang (88,7) sangat siap, 9 orang (9,1) siap, dan kurang dari 2
orang (2%) kurang siap.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Penelitian Ini Dilaksanakan Pada Bulan Januari- Maret 2023 Di Desa Merpas Kecamatan
Nasal Kabupaten Kaur (Gambar 1).

Gambar 1. Lokasi Penelitian

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini terdapat pada tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

No Alat dan Bahan Kegunaan


1 ATk Untuk Mencatat Hasil Wawancara
2 Kamera Untuk Dokumentai
3 Kuesioner Panduan Wawancara Dalam Pengumpulan Data

3.3 Prosedur Penelitian

Lokasi penelitian untuk pengambilan sampel berada di Desa Merpas Kabupaten Kaur.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Metode survei dilakukan untuk
mendapatkan
9

informasi dari responden melalui kuesioner. Ruang lingkung responden adalah masyarakat Desa
Merpas Kabupaten Kaur.

3.3.1 Teknik pengambilan sampel

Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat Desa Merpas. Penentuan sample dipilih dari
jumlah minimal ukuran sample. Desa Merpas dipilih karena berada di wilayah pesisir yang beresiko
terdampak tsunami. Sample dari penelitian ini dipilih berdasarkan metode purposive dengan kriteria
kepala keluarga yang telah tinggal disana selama 15 tahun. Total sampel penelitian sebanyak 60
orang responden.

3.3.2 Metode pengumpulan data

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kuantitatif. Variabel penelitian
yaitu kesiapsiagaan menghadapi tsunami yang terdiri dari aspek pengetahuan, sikap, rencana
tanggap darurat, dan sistem peringatan bencana. Untuk pernyataan keempat aspek kesiapsiagaan
diadaptasi dari panduan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana pada lembaga ilmu
pengetahuan indonesia (lipi-unesco/isdr, 2006). Data penelitian ini didapat dari hasil wawancara dan
pembagian kuesioner berupa pedoman wawancara kepada sample.

3.3.3 Analisis data

Analisis data dari angket kuesioner yang telah dibagikan akan dilakukan skorsing kemudian
menghitung indeks kesiapsiagaan. Rumus yang digunakan sebagai berikut (lipi-unesco/isdr, 2006):

total skor riil parameter


indeks= × 100 % (1)
skor maksimum parameter
Setelah didapatkan indeks kesiapsiagaan setiap parameter maka dilakukan
penghitungan indeks s keseluruhan dengan rumus sebagai berikut (lipi-unesco/isdr, 2006):

indeks total=0.83 x indeks KA +0,08 x indeks EP+0,04 x indeks ℘+ 0,04 indeks RMC
(2)

Selanjutnya, hasil dari indeks kesiapsiagaan diklasifikasikan sesuai dengan tabel 1.


Berikut tabel kategori kesiapsiagaan:
10

Tabel 1. Kategori indeks kesiapsiagaan

No Nilai indeks Kategori


1 80-100 Sangat siap
2 65-79 Siap
3 55-64 Hampir siap
4 40-54 Kurang siap
5 0-39 Belum siap
Sumber: (lipi-unesco/isdr, 2006 ).
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, N., S. Yosmar., Z. M. Mayasari. 2022. Penentuan Jalur Evakuasi Tsunami Bagi Pengendara
Dikota Bengkulu Mengunakan Algoritma Fuzzy Dijkstra. Teori: Riset
Matematikan.7(1):139-148. DOI: Http://Dx.Doi.Org/10.25157/Teorema.V7i1.6786

Akbar, F. S., B. A. Vira, L. R. Doni, H. E. Putra, & A. Efriyanti. 2020. Aplikasi Metode Weighted
Overlay Untuk Pemetaan Zona Keterpaparan Permukiman Akibat Tsunami(Studi Kasus:
Kota Bengkulu Dan Kabupaten Bengkulu Tengah). Jurnal Geosains Dan Remote Sensing.
1(1):43-51. DOI:Https://Doi.Org/10.23960/Jgrs.2020.V1i1.17

Anggarasari, N. H. & R. S. Dewi. 2019. Mitigasi Bencana Pada Anak Usia Dini. Jurnal
Pendidikan.3(2):1-9. DOI: Https://Doi.Org/10.35568/Earlychildhood.V3i1.438

Apriyanti ,W. 2019. Implementasi Programmitigasi Bencana Melalui Ekolah Siaga Bencana Di SD
Negri Baluwarti, Kotagede, Yogyakarta. Jurnal Spektrum Analisis Kebijakan Pendidikan.
8(2): 123-133. DOI Https://Doi.Org/10.21831/Sakp.V8i2.15852

Asteria, D., 2016. Optimaliasi Komonikasi Bencana Dimedia Massa Sebagai Pendukung
Menajemen Bencana. Jurnal Komunikasi.1(1):1-
11.Doi: Https://Doi.Org/10.25008/Jkiski.V1i1.30

Fachri,H.T., Y. Malik, H. Murtianto. 2022. Pemetaan Tingkatan Bahaya Ancaman Yang Tinggi
Bencana Tsunami Dengan System Informasi Geografis Di Pesisir Kota Bengkulu. Jurnal
Pendidikan Geografi Undiksha. 10(2):166-178.
DOI: Https://Doi.Org/10.23887/Jjpg.V10i2.43541

Fadillah, M., D. K. Sugiharti, A.M.Radjab.2020. Peran Masyarakat Dalam Pelaksanaan Mitigasi


Bencana. 1(2):136-151. DOI: Http://Dx.Doi.Org/10.35973/Marrev.V1i2.1604

Faizal, R., S.Yadi., M. I. B. Syamsi., R. Setioningsih . 2021. Pengukuran Dan Pelatihan


Kesiapsiagaan Bencana Komonitas Dasar Muhammaddiyah Banyuraden Terhadap Bencana
Gempa Bumi. Journal Of Dedicators Community.5(1):8-18.
Doi: Https://Doi.Org/10.34001/Jdc.V5i1.1131
10

Faturahman, B. M. 2018. Konseptualisasi Mitigasi Bencana Melalui Perspektif Kebijakan Publik.


Jurnal Kebijakan Publik. 3(2):122-134. Doi: Https://Doi.Org/10.26905/Pjiap.V3i2.2365
12

Fhathird M., M. Desfandi. 2022. Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Tsunami
Di Gampong Lam Teungoh Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Juranl
Pendidikan Geosper. 7(1):63-76. DOI: https://doi.org/10.24815/jpg.v7i1.23570

Furqon, M. T., & M. Lailil. 2016. Clustering The Potential Risk Of Tsunami Using Density-Based
Spatial sClustering Of Application With Noise (Dbscan). Journal Of Environmental
Engineering & Sustainable Technology. 3(1):1-8.
Doi: Http://Dx.Doi.Org/10.21776/Ub.Jeest.2016.003.01.1

Hardiyanto, S., & D. Pulungan. 2019. Komikasi Efektif Sebagai Upaya Penanggulangan Bencana
Alam Di Kota Padangsindimpuan. Jurnal Ilmu Komonikasi. 3(1):30-39.
DOI:Https://Doi.Org/10.30596/Interaksi.V3i1.2694

Havwina T., E. Maryani., N. Nandi. 2016. Pengaruh Pengalaman Bencana Terhadap Kesiapsiagaan
Pesreta Didik Dalam Menghadapi Ancaman Bencana Gempa Bumi Dan Tsunami. Jurnal
Pendidikan Geografi. 16(2):124-131.
DOI: Https://Doi.Org/10.17509/Gea.V16i2.4041

Hutagalung R., A. P. Permana, D. A. N. Uno, M. N. A. Fauzan, A. A. H. Panai. 2022. Upaya


Peningkatan Pengetahuan Siswa Tentang Pentingnya Mitigasi Bencana Di Desa Hutamonu,
Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo. Jurnal Pengabdian Masyarakata Teritegrasi.
1(2):96-100. DOI: Https://Doi.Org/10.34312/Ljpmt.V1i2.15660

Kuntjoro A. D., B. D. Setiawan., R. S. Perdana. 2018. Algoritme Genetika Untuk Optimasi K-


Means Clustering Dalam Pengelompokan Data Tsunami. Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi Dan Ilmu Computer. 2(10):3865-3872. DOI: https://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j-
ptiik/article/view/2755
Kurniawan D., S. Suwinto.2017. Pengaruh Pengetahuan Kebencana Terhadap Sikap Kesiapsiagaan
Dalam Menghadapi Bencana Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi
Universitas Kanjuruhan Malang. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Geografi. 2(2):135-142.
DOI: Https://Doi.Org/10.21067/Jpig.V2i2.3507
13

Maryono, S. G., G. K. Pasya., N. Nandi. 2016. Peran Literasi Informasi Terhadap Kesiapsigaan
Bencana Masyarakat Jawa Barat. Jurnal Pendidikan Geografi. 16(2): 116-123. DOI
Https://Doi.Org/10.17509/Gea.V16i2.4491.G9968

Mayzarah E.M., P. S. M. Batmomolin. 2021. Keiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencanan


Tsunami Dikelurahan Pasir Putih, Manokoari. Jambura Geo Education Journal. 2(1):7-14.
DOI: Https://Doi.Org/10.34312/Jgej.V2i1.9956

Muhammad F., A. Hadi ., D. Irfan. 2018. Pengembangan Sisitem Informasi Panduan Mitigasi
Bencana Alam Provinsi Sumatra Barat. Jurnal Teknologi Informasi Dan Pendidikan. 11(1):
27-42.DOI: Https://Doi.Org/10.24036/Tip.V11i1.93

Mustafa, B. 2010. Lokasi Potensi Sumber Tsunami Di Sumatra Barat. Jurnal Ilmu Fisika. 2(2); 94-
10.DOI: Https://Doi.Org/10.25077/Jif.2.294-100.2010

Paleviannur M.R. 2019. Edukasi Sadar Bencana Melalui Sosialisasi Kebencanaan Sebagi Upaya
Peningkatan Pengetahuan Siswa Terhadap Mitigasi Bencana. Jurnal Pendidikam Ilmu
Social. 29(1):49-55. DOI: 10.23917/Jpis.V29i1.8203

Pratikno, H., H. K.Rahmat, S. H. Sumantri. 2020. Implementasi Cultrural Resorce Managemenet


Dalam Mitigasi Bencana Pada Cagar Alam Budaya Di Indonesia. Jurnal Ilmu Pengetahuan
Social. 7(2):427-436. DOI: Https://Dx.Doi.Org/10.31604/Jips.V7i2.2020.427-436

Puspitorini P., Y. Sulistyawati. 2020. Sosialisasi Dan Simulasi Tanggap Bencana Gunung Meletus
Dan Banjir Desa Sumberagung Kecamatan Gandusar. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat. 2(1):44-48. DOI: Https://Doi.Org/10.36277/Abdimasuniversal.V2i1.49

Putri ,N. U., A. Jayadi, J. P. Sembiring, Q .J .Adrian, D. Pratiwi, O. A. Darmawa, F. A . Nugroho,


N.F. Ardiantoro, I.W. Sudana. & U . N. Ikhsan. 2022. Pelatihan Mitigasi Bencan Badi
Siswa/Siswi Mas Baitussalam Miftahuljannah Lampung Tengah. Journal Of Technology
And Social For Community Service. 3(2):272-279.
DOI: Https://Doi.Org/10.33365/Jsstcs.V3i2.2201
14

Putri, C. E. & R. E. Hamzah. 2021. Aplikasi Pelindung Mitigasi Bencana Covid-19 Di Indonesia.
Jurnal Pustaka Komunikasi. 4(1):66-78.
DOI: Https://Doi.Org/10.32509/Pustakom.V4i1.1321

Rimayanti, E. 2019. Konseling Traumatic Dengan CBT: Pendekatan Dalam Mereduksi Trauma
Masyarakat Pasca Bencana Tsunami Selat Sunda. Indonesian Journal Of Guidance And
Counseling: Theory And Application. 8(1):55-61. DOI:
Https://Doi.Org/10.15294/Ijgc.V8i1.28273

Santius S. H. 2015. Pemodelan Tingkat Resiko Bencana Tsunami Pada Pemukiman Di Kota
Bengkulu Menggunakan System Informasi Geografis . Jurnal Pemukiman. 10(2):92-105.
DOI: Http://Dx.Doi.Org/10.31815/Jp.2015.10.92-105

Santoro, D., M. Yamin, M, Mahrus.2019.Penyuluhan Tentang Mitigasi Bencana Tsunami Bebasih


Hutang Mengrove Di Desa Ketapang Raya Kecamatan Keruak Lombok Timur. Jurnal
Pengabdian. 1(2):12-16. DOI: 10.29303/Jpmpi.V1i2.242

Simamora. D. A. S., T. M. Furqon, B. Priyambadha. 2017. Clustering Data Kejadian Tsunami Yang
Disebabkan Oleh Gempa Bumi Dengan Mengunakan Data Algoritma K-Modies. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komonikasi, 1(8):635-640. DOI: Https://J-
Ptiik.Ub.Ac.Id/Index.Php/J-Ptiik/Article/View/183

Suarmika P. E., E. G. Utama.2017. Pendidikan Mitigasi Bencana Di Sekolah Dasar. Jurnal


Pendidikan Dasar Indonesia. 2(2):18-24. DOI: Http://Dx.Doi.Org/10.26737/Jpdi.V2i2.327

Subardjo P., R. Ario. 2015. Uji Kerawanan Terhadap Tunami Denagn System Informasi Geografis
(Sig) Di Desisir Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Jurnal Kelautan
Tropis. 18(2):82-97. DOI: Https://Doi.Org/10.14710/Jkt.V18i2.519

Subjekti P., A. Bajari, D.Sugiana, H. Hafiar.2022. Peningkatan Pengetahuan Kebencanaan


Masyarakat Pangandaran Dalam Mewujudkan Masyarakat Tahan Bencana. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. 6(2): 346-352.
DOI: Https://Doi.Org/10.31849/Dinamisia.V6i2.8203
15

Sunarto, & M. A. Marfai. 2020. Potensi Bencana Tsunami Dan Kesiapsiagaan Masyarakat
Menghadapi Bencana Studi Kasus Desa Sumberagung Banyuwangi Jawa Timur. Forum
Geografi. 26(1):17-28. DOI: 10.23917/Forgeo.V26i1.5047

Susanti E.,& I. P. Anggara. 2020. Analisis Mitigasi Penanggulangan Bencana Di Kabupaten Ogan
Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Ilmiah Wahana Bhaktipraja. 10(2):324-
332. Doi: Https://Doi.Org/10.33701/Jiwbp.V10i2.1374

Syarif H., M. Mastura.2015. Hubungan Self Efficacy Dengan Kesiapigaan Bencana Gempa Bumi
Dan Tsunami Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negri 2 Dan 6 Banda Aceh. Ideal
Nursing Jurnal. 6(2):53-61. DOI: Https://Doi.Org/10.52199/Inj.V6i2.6535

Utomo D. D., &F. Y. D. Marta. 2022. Dampak Bencana Alam Terhadap Perekonomian Masyarakat
Di Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Terapan Pemerintahan Minangkabau. 2(1):92-97. Doi:
Https://Doi.Org/10.33701/Jtpm.V2i1.2395
Wulansari D., A. Darumurti ., D. H. A. P. Eeldo. 2017. Pengembangan Sumberdaya Manusia
Dalam Manjemen Bencana. Jurnal Of Governance And Public Policy. 4(3):407-421. DOI :
Https://Doi.Org/10.18196/Jgpp.4383

Wulung, S.R.P., & C.U. Abdullah. 2020. Upaya Mitigasi Pasca Bencana Tsunami Didestinasi
Pariwisata. Jurnal Media Bina. 14(7):2883-2894. DOI:
Https://Doi.Org/10.33758/Mbi.V14i7.461

Yuhannah T.2020. Konsep Desain Shelter Mitigasi Tsunami. Jurnal Teknologi.6(1):19-31DOI :


Https://Doi.Org?10.24853/Jurtek.6.1.19-31

Anda mungkin juga menyukai