SKRIPSI
Oleh :
Amelia Oktaviani
NPM. E1I015021
1
PEMETAAN KESESUAIAN KAWASAN
EKOWISATA PANTAI PANJANG
KOTA BENGKULU DENGAN PENDEKATAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana Program Studi Ilmu
Kelautan Universitas Bengkulu
Oleh :
Amelia Oktaviani
NPM. E1I015021
2
RIWAYAT HIDUP
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia
nikmat serta hidayahnya sehingga saya dapat menyusun SKRIPSI yang berjudul
“Pemetaan Ekowisata Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Pendekatan Sistem
Informasi Geografis (SIG)” dengan lancar dan tepat waktu.
Tujuan dari penyusunan SKRIPSI ini adalah untuk memetakan Kesesuaian
Kawasan Ekowisata Pantai Panjang Kota Bengkulu dengan menggunakan pendekatan
Sistem Informasi Geografis. Selesainya penyusunan SKRIPSI ini tidak lepas dari bantuan,
dukungan, arahan dan bimbingan banyak pihak. Oleh sebab itu penyusun ingin sampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Zamdial Ta’aladin, M.Si, selaku ketua Jurusan Ilmu Kelautan Universitas
Bengkulu (UNIB).
2. Bapak Dr. Yar Johan, S.Pi., M.Si, selaku dosen pembimbing utama yang telah
memberikan banyak arahan, masukan, serta motivasi dalam membimbing penulis
untuk dapat menyelesaikan SKRIPSI ini dengan baik.
3. Bapak Ari Anggoro, S.Pi., M.Si, selaku dosen pembimbing pendamping yang juga
telah membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan SKRIPSI ini dengan baik.
4. Segenap dosen Jurusan Ilmu Kelautan atas segala ilmu dan bimbingannya.
5. Kedua orang tua, saudara-saudaraku serta Teman-teman angkatan 2015 dan seluruh
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu tercinta yang telah memberikan
nasihat, do’a, dan dukungan moril maupun materil untuk penulis dalam menuntut
ilmu, sehingga penyusunan proposal penelitian ini dapat terselesaikan.
Meski demikian, penyusun merasa masih banyak kesalahan dalam penyusunan
SKRIPSI ini. Oleh sebab ini penyusun sangat terbuka menerima kritik dan saran yang
membangun untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi.
Akhir kata, semoga SKRIPSI ini dapat diterima sebagai gagasan anak bangsa yang
layak didukung untuk menjadi solusi atas permasalahan ibu pertiwi.
Amelia Oktaviani
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................... 2
1.3 Manfaat................................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wilayah Pesisir Dan Laut..................................................................... 3
2.2 Ekowisata............................................................................................. 3
2.3 Ekowisata Pantai................................................................................. 4
2.4 Analisis Kesesuaian Kawasan............................................................... 5
2.5 Sistem Informasi Geografis................................................................... 5
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian.............................................................. 7
3.2 Alat Dan Bahan Penelitian.................................................................... 7
3.3 Metode Penelitian.................................................................................. 8
3.4 Metode Pengumpulan Data Penelitian.................................................. 8
3.5 Analisis Data Penelitian...................................................................... 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................... 14
4.2 Parameter Kesesuaian Ekowisata Pantai............................................. 16
4.3 Analisis Kesesuaian Ekowisata Pantai Kategori Rekreasi.................. 34
4.3 Analisis Kesesuaian Ekowisata Pantai Kategori
Olahraga dan Berjemur...................................................................... 37
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 40
5.2 Saran.................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 41
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian .......................................................................... 7
Gambar 2. Peta Sebaran Lebar Pantai .................................................................. 17
Gambar 3. Peta Sebaran Kecerahan Perairan ....................................................... 19
Gambar 4. Peta Sebaran Kecepatan Arus ............................................................. 21
Gambar 5. Peta Sebaran Material Dasar Perairan ................................................ 23
Gambar 6. Peta Sebaran Biota Berbahaya ........................................................... 25
Gambar 7. Peta Sebaran Kedalaman Perairan ...................................................... 27
Gambar 8. Peta Sebaran Penutupan Lahan........................................................... 29
Gambar 9. Peta Sebaran Tipe Pantai .................................................................... 31
Gambar 10. Peta Ketersediaan Air Tawar ............................................................ 33
Gambar 11. Peta Kesesuaian Kawasan Ekowisata Pantai Kategori Rekreasi ...... 38
Gambar 10. Peta Kesesuaian Kawasan Ekowisata Pantai Kategori
Olahraga dan Berjemur...................................................................... 39
iii
PEMETAAN KESESUAIAN KAWASAN EKOWISATA PANTAI PANJANG
KOTA BENGKULU DENGAN PENDEKATAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS (GIS)
Oleh
Amelia Oktaviani (ameliaoktaviani049@gmail.com)
Di bawah bimbingan
Dr. Yar Johan, S.Pi., M.Si
Ari Anggoro, S.Pi., M.Si
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
ABSTRAK
Kota Bengkulu merupakan Ibu Kota dari Provinsi Bengkulu yang memiliki luas
wilayah ±151.70 km2 yang terdiri dari 9 kecamatan yaitu Kecamatan Selebar, Kampung
Melayu, Gading Cempaka, Ratu Agung, Ratu Samban, Singaran Pati, Teluk Segara,
Sungai Serut dan Muara Bangkahulu. Pantai Panjang merupakan Pantai yang mempunyai
daya Tarik tersendiri karena Pantai Panjang merupakan Pantai yang tipe Pantainya
didominasi oleh Pasir dan mempunyai garis pantai yang membentang sepanjang 7km.
Penelitian ini direalisasikan pada bulan Agustus 2019 yang bertempat di Pantai Panjang
Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu dan tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk
memetakan Kesesuaian Kawasan Ekowisata Pantai Panjang Kota Bengkulu dengan
menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografis. Metode penelitian yang digunakan
untuk pengambilan data primer menggunakan teknik purposive untuk penentuan stasiun,
dan data sekunder mengacu pada penelitian sebelumnya. Dilanjutkan dengan pengolahan
secara spasial. Sedangkan metode penentuan Kesesuaian Kawasan Ekowisata Pantai
dengan cara perkalian Bobot dan Skor yang diperoleh dari setiap parameter yang terdapat
dalam matriks yang terdiri dari Tipe Pantai, Lebar Pantai, Material Dasar Perairan,
Kedalaman, Kecerahan Perairan, Kecepatan Arus, Penutupan Lahan, Biota Berbahaya dan
Ketersediaan Air Tawar. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan secara spasial
didapatkan nilai Indeks Kesesuaian Kawasan Ekowisata Pantai kategori Rekreasi yaitu 18
sedangkan untuk nilai Indeks Kesesuaian Kawasan Ekowisata Pantai Kategori Berjemur
dan Olahraga yaitu 44,44%.
Kata Kunci: ekowisata pantai, kesesuaian kawasan, pantai panjang
2
ABSTRACT
Bengkulu city is the capital of bengkulu Province which has an area of ± 151.70
km2 and consist of 9 districts, that is district of Selebar, Kampung Melayu, Gading
Cempaka, Ratu Agung, Ratu Samban, Singaran Pati, Teluk Segara, Sungai Serut and
Muara Bangkahulu. Pantai Panjang has their own charm and Pantai Panjang are dominate
by sand. Long Beach has a coastline too that stretches for 7km. This research was realized
in August 2019 at the Long Becah of Bengkulu City, Bengkulu Province. And the purpose
of this research was to map the Suitability of Long Beach, Bengkulu City Ecotourism
Area used the Geographic Information System (GIS) approach. The research method used
for primary data and by used a purposive technique for station determination followed by
spatially processed. As for the method of determined the Suitability of Coastal Ecotourism
Areas by multiplication Weights and Scores obtained from water parameters contained in
the suitability matrix of the coastal ecotourism area and that was Beach Type, Beach
Width, Basic Material Waters, Depth, Water Brightness, Current Speed, Land Cover,
Dangerous Biota and Freshwater Availability. Based on observations and spatial
processed, the suitability value of the Ecotourism Area in the Recreation categories are 18
and while, the suitability value of the Ecotourism Area in sun and sports categories are
44,4%.
Key Words: ecotourism beach, regional compatibility, long beach
2
1
I. PENDAHULUAN
lingkungan sehingga kegiatan ekowisata pantai ini dapat dilakukan secara berkelanjutan
(Hutabarat, 2016).
Ekowisata pantai merupakan kegiatan ekowisata yang memanfaatkan keindahan
panorama alam yang tercipta oleh pantai itu sendiri dan bersifat bertanggung jawab serta
tetap mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan dan budaya serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (Fadrika, 2015).
Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dapat digunakan sebagai pengumpulan
data secara lebih luas sehingga akan memberikan hasil yang memuaskan (Ambodo dan
Jatmiko. 2012). Tidak hanya itu keuntungan dari teknologi penginderaan jauh ini sendiri
yaitu sangat mudah, cepat, biaya relative murah, dan mengurangi tenaga kerja pada saat
dilapangan, karena ekowisata merupakan kegiatan yang sangat bergantung pada sumber
daya lingkungan, sehingga diperlukan sebuah perencanaan yang tepat dalam
pengelolaannya. Maka Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat diterapkan
dalam rangka pencapaian pembangunan ekowisata yang berkelanjutan (Riwayatiningsih,
2017). Maka dari itu penelitian ini penting dilakukan karena selama ini belum ada kajian
yang komprehensif mengenai ekowisata pantai dengan pendekatan Sistem Informasi
Geografis (SIG) dan pentingnya infromasi spasial terkait ekowisata pantai di Pantai
Panjang. Sehingga diharapkan dengan dilakukannya kegiatan penelitian ini mampu
memberikan gambaran tentang pantai yang sesuai untuk dijadikan ekowisata.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk memetakan Kesesuaian
Kawasan Ekowisata Pantai Panjang Kota Bengkulu dengan menggunakan pendekatan
Sistem Informasi Geografis.
1.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai Kesesuaian
Kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu sehingga diharapkan pemerintah dapat lebih
mengembangkan dan memfasilitasi Kawasan Ekowisata Pantai Panjang dengan lebih baik.
2
3
3
4
ekowisata tetapi dalam prosesnya tetap mengutamakan kelestarian dari alam tersebut, tidak
hanya itu diharapkan dengan adanya ekowisata ini juga dapat melestarikan kehidupan dan
kesejahteraan penduduk setempat sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian ekowisata
dapat dilihat sebagai suatu konsep pengembangan ekowisata berkelanjutan yang bertujuan
untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya (Fadrika dkk., 2015).
Ekowisata merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang dalam
prosesnya dilakukan pembatasan jumlah masuknya wisatawan sesuai dengan daya dukung
kawasan, hal tersebut dilakukan karena konsep ekowisata dalam pengembangannya
diperlukan penentuan daya dukung agar aktivitas wisatawan tidak mempengaruhi kondisi
sumberdaya sehingga proses pembangunan ekowisata ini dapat dilakukan secara
berkelanjutan (Rajab dkk., 2013)
2.3 Ekowisata Pantai
Ekowisata Pantai adalah suatu pembangunan yang dilakukan dengan
memanfaatkan keindahan alam yang ada serta keaslian lingkungan pada pantai itu sendiri
secara terarah dan teratur, biasanya potensi yang dipancarkan oleh keindahan pantai itu
sendiri menjadi daya tarik untuk menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung dan
melakukan berbagai macam hal seperti bersenang – senang, bertamasya , piknik, dan lain-
lain baik oleh masyarakat setempat maupun mancanegara(Anugrahadi, 2009).
Pengembangan ekowisata Pantai memerlukan upaya dalam menjadikan ekowisata
yang dapat dilakukan secara berkelanjutan hingga masa yang akan datang dapat dilakukan
dengan adanya pengembangan potensi ekowisata utama dari Pantai tersebut seperti potensi
alam, berupa pemandangan alam Pantai (landscape) yang indah, keindahan pantai yang
berpasir putih, pemandangan matahari terbenam (sunset), dan banyaknya berbagai macam
pohon yang terdapat di pesisir pantai tersebut (Sanam dan Adikampana, 2014) .
Pengembangan ekowisata pantai memerlukan suatu penanaman modal yang cukup
besar dengan tujuan agar hasil yang didapatkan dapat memberikan keuntungan yang besar
pula, dengan adanya ekowisata ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif agar
manusia dekat dengan alam dan menjadi salah satu cara yang tepat dalam menjaga
lingkungan khususnya dalam upaya konservasi alam (Aviyana, 2016).
Sumberdaya pesisir yang kaya akan potensi sumberdaya alam yang sangat perlu
dikelola dengan baik, salah satunya pantai, pantai ini sendiri memiliki potensi untuk
dijadikan ekowisata, dalam pembangunan ekowisata ini harus didasari dengan beberapa
pertimbangan untuk mencegah terjadinya hal negative yang dapat mempengaruhi kondisi
4
5
5
6
memberikan informasi secara tepat dan cepat mengenai suatu tempat yang diinginkan
(Mildawani dkk., 2009) .
Lestari (2018) mengatakan bahwa Sistem informasi geografis (SIG) adalah suatu
sistem informasi yang mengacu pada data keruangan yang kemudian memperlihatkan hasil
yang didapatkan mengenai suatu obyek yang terdapat di bumi, untuk sistem kerja dari SIG
ini sendiri dimulai dari pengumpulan, penyimpanan, pengidentifikasian kemudian
pengolahan serta penganalisisan dan hasil yang didapatkan akan disajikan dalam bentuk
peta, sehingga SIG ini dapat dijadikan metode dalam melihat gambaran umum yang sesuai
untuk dijadikan ekowisata.
Dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) ini diharapkan
dapat menganalisis gambaran umum pada suatu daerah di permukaan bumi sehingga
potensi-potensi ekowisata yang ada pada suatu daerah dapat dikembangkan menjadi obyek
dan daya tarik ekowisata secara optimal yang dapat menarik perhatian wisatawan baik
masyarakat lokal maupun mancanegara (Riwayatiningsih dan Purnaweni, 2017).
6
7
7
8
Untuk mengolah data, 8). Microsoft Office 2010 untuk membuat laporan dan 9)
SASPLANET, citra untuk membantu objek yang tidak terlalujelas terlihat, dan 10). Citra
Sentinel-2A (27 Juli 2018) untuk data cita pengolahannya.
3.3 Metode Penelitian
Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan menggunakan teknik
purposive untuk penentuan stasiun. Pertimbangan menggunakan metode penentuan stasiun
pengamatan mengunakan teknik purposive sampling karena purposive merupakan teknik
pengambilan sampel yang didasarkan atas suatu pertimbangan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data atribut dan data
spasial. Data atribut ini dilakukan langsung di lapangan, sedangkan data spasial biasanya
diperoleh dari citra satelit. Data atribut yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu data
Parameter lingkungan dan Data Spasial. Data parameter perairan dilakukan secara
pengamatan visual untuk memastikan keaslian atau kebenaran dari data sekunder yang
digunakan, sedangkan Data Spasial dilakukan dengan menggunakan Aplikasi Arc-Gis
3.4.1 Metode Pengumpulan Data Parameter Lingkungan
Adapun data parameter lingkungan yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri
dari:
1) Kedalaman, dilakukan secara spasial dengan mengambil data batimetri pada
peta RBI kemudian diolah di Arcgis untuk dilakukan Raster Calculator
kemudian dilakukan Reclass
2) Lebar pantai, dilakukan secara visual dengan menggunakan Roll meter yang
kemudian dilakukan analisis spasial dengan cara Digitasi On Screen pada Arc-
Gis.
3) Nybakken (1992) menyatakan bahwa Kecepatan Arus diukur dengan
menggunakan layang-layang arus, yaitu mengukur waktu tempuh layang-layang
arus tersebut. Menurut Akbar (2013), Cara penggunaan dari layang-layang
arus Secara teknis alat ini dilepaskan diperairan dan dibiarkan hanyut hingga
tali meregang. Kecepatan arus dihitung dengan membandingkan antara panjang
tali dan waktu yang dibutuhkan tali untuk meregang. Selisih waktu pada saat
pelepasan alat dan pada saat tali dilepas dihitung dengan menggunakan
stopwatch. Arah arus ditentukan dengan menggunakan kompas yang diarahkan
setelah tali tegang. Menurut Nybakken (1992), Untuk menghitung kecepatan
arus yang diukur di lapangan menggunakan persamaaan :
8
9
s
V=
t
Keterangan :
V = kecepatan arus(m/s)
s = panjang tali
t = waktu pengamatan
laut, bulu babi, ubur-ubur, anemon dan ular laut (Masita dkk., 2013 dalam
Yulisa dkk., 2016).
f. Masking, Masking merupakan proses pemisahan antara obyek yang akan diteliti
dengan obyek yang tidak termasuk kedalam wilayah yang diteliti. Proses masking
dilakukan pada wilayah darat (pulau) yakni dengan membuat nilai digital pada
wilayah tersebut menjadi nol (0), dengan tujuan agar wilayah darat tersebut pada
saat proses klasifikasi tidak dipengaruhi oleh nilai radiansi dari daratan (Thalib,
2017). Sehingga nilai digital pada wilayah yang akan diteliti menghasilkan nilai
yang real.
g. Analisis tumpang susun (overlay) yang bertujuan untuk pemberian skoring
sehingga memberikan infromasi mengenai kesesuaian dan daya dukung yang
dimiliki oleh Pantai Kota Bengkulu (Suniada, 2015).
Tabel 3. Kriteria Kesesuaian untuk Kegiatan Ekowisata Pantai kategori Olahraga dan
Berjemur
No. Parameter Bobot Kelas
Kesesuaian
S1 Skor S2 Skor N Skor
1. Substrat 5 Pasir 3 Karang, 2 Lumpur 0
perairan pasir
2. Lebar 5 >10 3 3-<10 2 <3 0
pantai
3. Tipe 3 Berpasir 3 Pasir karang 2 Lumpur 0
pantai
4. Penutupan 3 Sedikit 3 Vegetasi 2 Ekosistem 0
lahan berkaran Mangrove
g
N-Max = 48
Sumber : Pedoman Teknis Penyusunan RZWP-3-K (2013)
Keterangan :
12
13
13
14
14
15
15
16
cukup luas, toilet umum, penyewaan ban renang, penyewaan perahu cadik, dan lain-
lainnya, sedangkan Sarana prasarana pendukung yang terdapat di Pantai Panjang yaitu
diantaranya tersedianya warungwarung, restaurant, toko-toko cendramata, penginapan,
serta air bersih (PDAM). (Ferdinandus dan Suryasih, 2014).
16
17
menggunakan tali meteran, diukur dari batas vegetasi terakhir hingga surut terendah
(Hutabarat dkk., 2016).
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
jika suatu pantai memiliki lebar pantai yang kecil, pengunjung atau wisatawan tidak dapat
melakukan kegiatan atau ativitas dengan leluasa.
Ketersediaan Air Tawar, jika dilihat pada Gambar 9, bahwa perairan Pantai
Panjang memiliki jarak Keterediaan Air Tawar >0,5km. Berdasarkan Matriks Kesesuaian
Ekowisata Pantai, jika suatu kawasan ekowisata pantai memiliki jarak air bersih (air tawar)
>0,5km sehingga termasuk dalam kategori Sangat Sesuai. Diperkuat dengan penelitian
Pratesthi dkk., (2016) yang menyebutkan bahwa Pantai Nglambor dapat dikatakan sangat
sesuai karena memiliki jarak untuk ketersediaan air tawar hanya sebesar 0,2 km atau 200
m. Ketersediaan air tawar terdapat pada penegelola fasilitas kamar mandi yang jaraknya
dekat dengan pantai.
Tipe Pantai, dan Material Dasar Perairan, jika dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 9
menyatakan bahwa perairan Pantai Panjang memiliki Tipe Pantai dan Material Dasar
Perairan Berpasir dan Pasir Berkarang. Tetapi perairan Pantai panjang lebih didominasi
oleh tipe dan substrat pasir dibandingkan dengan pasir berkarang. Berdasarkan Matriks
Kesesuaian Ekowisata Pantai, jika suatu kawasan ekowisata pantai memiliki tipe pantai
dan material pasir maka termasuk dalam kategori Sangat Sesuai. Karena Tipe pantai dan
material dasar kategori pasir lebih sesuai peruntukannya untuk kegiatan wisata daripada
pantai berlumpur maupun berkarang (Tambunan dkk., 2013).
Biota Berbahaya, jika kita lihat kembali pada Gambar 6, pada peta sebaran Biota
Berbahaya tersebut menyatakan bahwa perairan Pantai Panjang memiliki biota yang dapat
membahayakan pengunjung atau wisatawan yang berkunjung dan melakukan aktivitas di
pantai, biota yang terdapat di perairan Pantai Panjang tersebut yaitu biota jenis Ubur-Ubur.
Berdasarkan matrik Kesesuaian Ekowisata Pantai, menerangkan bahwa jika suatu perairan
memiliki biota yang dapat membahayakan wisatawan dengan jenis biota Bulu Babi dan
Ubur-Ubur maka termasuk dalam kategori Sesuai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
perairan Pantai Panjang tidak aman untk dijadikan ekowisata pantai.
Penutupan Lahan, jika kita lihat kembali pada Gambar 8 mengenai sebaran Tutupan
Lahan yang terdapat di Pantai Panjang merupakan Vegetasi dan Ekosistem Mangrove.
Tetapi pada peta sebaran tersebut menunjukkan bahwa Perairan Pantai Panjang memiliki
tutupan lahan yang didominasi oleh Vegetasi. Yang termasuk dalam kategori Vegetasi
tersebut yaitu Pohon Cemara, dan Belukar. Berdasarkan matrik Kesesuaian Ekowisata
Pantai jika suatu pantai memiliki tutupan lahan Vegetasi maka termasuk dalam kategori
Sesuai. Tutupan lahan jenis Vegetasi ini menjadi daya Tarik sendiri yang dimiliki oleh
Pantai Panjang. Menurut Chasanah dkk., (2017) yang menyatakan bahwa Pengelolaan
34
35
penutupan lahan pantai bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata di kawasan pantai
dan pengelolaan yang baik akan menghasilkan kelestarian kawasan sehingga perlu
diperhatikan untuk tetap menjaga agar penutupan lahan di Pantai Panjang dapat dikelola
dengan baik.
Kecerahan Perairan, jika dilihat kembali pada Gambar 3 mengenai Peta Sebaran
Kecerahan Perairan yang menunjukkan bahwa perairan Pantai Panjang memiliki tingkat
kecerahan yang terdiri dari dua kategori, kategori cukup cerah dan keruh. Untuk kategori
cukup cerah mmiliki nilai kecerahan >50-80%, sedangkan untuk kategori keruh memiliki
nilai 20-50%. Berdasarkan Matriks Kesesuaian Ekowisata Pantai bahwa suatu pantai yang
memiliki tingkat kecerahan >50-80 termasuk dalam kategori Sesuai dan jika suatu pantai
memiliki tingkat kecerahan hanya 20-50 termasuk dalam kategori Tidak Sesuai. Tetapi jika
dilihat dari hasil pengolahan dan sesuai dengan hasil pengukuran bahwa sebaran kecerahan
perairan Pantai Panjang relative keruh. Untuk Hal tersebut dapat disebabkan karena adanya
proses pengadukan sedimen yang biasanya dipengaruhi oleh kecepatan arus, gelombang
dan ombak.
Kecepatan Arus, jika dilihat dari Gambar 4 yang menunjukkan bahwa periran
Pantai Panjang mempunyai nilai kecepatan arus yang termasuk dalam dua kategori, yaitu
kategori sangat tinggi dan tidak tinggi. Tetapi pada Gambar 4 tersebut lebih menunjukkan
bahwa perairan Pantai Panjang memiliki nilai kecepatan arus yang relative tinggi. Hal
tersebut bisa disebabkan karena beberapa factor yang dapat mempengaruhinya seperti
tingginya gelombang. Sesuai hasil observasi dilapangan yang menunjukkan keadaan
perairan pantai panjang pada sat itu sangat cerah, anginnya sangat kencang, arus dan
gelombang juga sangat tinggi. Menurut Yulius dkk., (2018) Arus merupakan gerakan
mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin atau karena perbedaan
densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh gerakan bergelombang panjang (gerakan
pasang surut). Arus merupakan faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam
melakukan aktivitas wisata snorkeling dan selam.
Kedalaman, sebaran kedalaman perairan Pantai Panjang termasuk dalam kategori
sangat baik untuk dijadikan ekowisata pantai. Dapat kita lihat pada Gambar 7 tentang Peta
Sebaran Kedalaman Perairan bahwa perairan Pantai Panjang memiliki nilai kedalaman
paling rendah 0-3 m. Berdasarkan Matriks Kesesuaian Kawasan Ekowisata Pantai suatu
pantai yang memiliki nilai kedalaman 0-3 m termasuk dalam kategori Sangat Sesuai.
Menurut Nugraha dkk., (2013) yang menyatakan bahwa kedPalam yang baik untk kegiatan
rekreasi dan berenang terdapat pada kedalaman 0-3 m.
35
36
36
37
S1 yang artinya sangat sesuai. Ini membuktikan bahwa pantai ini masih memiliki banyak
sarana dan prasarana maupun parameter-parameter yang harus dibenahi dan diperbaiki.
37
38
38
39
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan secara spasial bahwa Kesesuaian Kawasan
Ekowisata Pantai kategori Rekreasi kategori memiliki nilai IKE ,875 dan memiliki luasan
lahan 144,865m2 , sedangkan untuk kategori Sesuai memiliki nilai IKE 5,25 dengan luasan
lahan 180,127 m2, untuk kategori Tidak Sesuai memiliki nilai IKE 0,75 dengan luasan
lahan 519,929 m2, dan untuk kategori Sangat Tidak Sesuai memiliki nilai IKE 0 dengan
luasan lahan 45,39 m2. Kesesuaian Kawasan Ekowisata Pantai kategori Olahraga dan
Berjemur memiliki nilai IKE kategori Sesuai (S1) 81,1% dengan luasan 92,3 m 2,
sedangkan untuk kategori Cukup Sesuai (S2) memiliki nilai IKE 45,8% dengan luasan
44,3m2, dan untuk kategori Tidak Sesuai (N) memiliki nilai IKE 6,2% dengan luasan
33,5m2
5.2 Saran
Diharapkan penelitian lanjutan terkait dengan Daya Dukung Kawasan Ekowisata
Pantai Panjang dengan mengunakan sistem informasi dan geografis agar diketahui
kemampuan suatu kawasan atau wilayah dalam menentukan jumlah maksimum
pengunjung yang dapat ditampung pada setiap area obyek ekowisata
39
40
DAFTAR PUSTAKA
Ali, D. 2004. Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Pantai Sebagai Obyek Wisata Dan Tingkat
Kesejahteraan Masyarakat Sekitar LokasiWisata (Studi Kasus Di Kawasan Wisata
Pantai Kartini Jepara). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro:
Semarang
Ambodo, A.P., dan R.H. Jatmiko. 2012. Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Identifikasi
Sebaran Batubara Permukaan di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Jurnal
Bumi Indonesia. 1(3) : 91-100.
Apriliansyah., Dewi. P., Y. Johan., P. P. Renta. 2018. Analisis Parameter Oseanografi Dan
Lingkungan Ekowisata Pantai Di Pantai Panjang Kota Bengkulu. Jurnal Enggano.
2211-227.
Aviyana, V.D. 2016. Potensi Ekowisata Pantai Pink Dalam Rangka Konservasi Alam di
Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan. 5(2):
43-58
Bibin, M., Y. Vitner., Z. Imran. 2017. Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Wisata
Kawasan Pantai Labombo Kota Palopo. Jurnal Pariwisata. 4(2) : 94-102.
Budhiawan, G., A. Indarjo., dan Suryono. 2013. Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung
Wilayah Pesisir Pantai Bandengan Jepara, sebagai Upaya Optimalisasi Pengembangan
Kegiatan Wisata Bahari. Journal Of Marine Research. 2(4) : 4-79
Cesar H.L., L. Burke., and L. Pet-Soede. 2003. The Economic of World Wide Coral Reef
Degradation. Cesar Environmental Economic. Consulting: Arnhen (Netherlands).
Chasanah, I., P.W. Purnomo., Haeruddin. 2017. Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Jodo
Desa Sidorejo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Jurnal Pengelolaan
Sumberdaya Alam Dan Lingkungan. 7(3) :235-243.
Fadrika, T.M., Rahmawati., dan Z.A. Harahap. 2015. Kajian Potensi Untuk Ekowisata di
Pantai Lestari Indah Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara. Jurnal
Aquacoastmarine. 7(2) : 1-13.
40
41
Fauzi, Y., B. Susilo., dan Z.M. Mayasari. 2009. Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah
Pesisir Kota Bengkulu Melalui Perancangan Model Spasial dan Sistem Informasi
Geografis (Sig). Forum Geografi. 23(2) : 101-111.
Farma, A., A. Hikmat., R. Soekmadi. 2018. Struktur dan Komposisi Vegetasi di Habitat
Cemara Laut (Casuarina equisetifolia L.) pada Tiga Kawasan Konservasi di Provinsi
Bengkulu. Journal of Natural Resources and Environmental Management. 9(3): 596-
607.
Halim., Halili., L.O.A. Afu. 2016. Studi Perubahan Garis Pantai dengan Pendekatan
Penginderaan Jauh di Wilayah Pesisir Kecamatan Soropia. Sapa Laut. 1(1) : 24-31
Hamuna, B., R.H.R. Tanjung., Suwito., H.K. Maury., Alianto. 2018. Kajian Kualitas Air
Laut dan Indeks Pencemaran Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia di Perairan Distrik
Depapre, Jayapura. Jurnal Ilmu Lingkungan. 16(1). 35-43.
Hasriyanti, 2013. Analisis Kelerengan Dan Jenis Butir Sedimen Dasar Perairan Untuk
Wisata Pantai di Pulau Samalona Makassar Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Ilmu
Pengetahuan Alam. 2(2) : 198-208.
Hidayah, Z. dan D.B. Wiyanto. 2013. Analisa Temporal Perubahan Luas Hutan Mangrove
di Kabupaten Sidoarjo dengan Memanfaatkan Data Citra Satelit. Jurnal Bumi Lestari.
13(2) : 318-326.
Hidayat, T., H. Sitorus., E. Budiyulianto. 2016. Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung
Kawasan Wisata Pantai Lhoknga Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar.
Skripsi . Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Hutabarat, B., B.M. Miswar., A. Zulham. 2016. Studi Kesesuaian dan Daya Tarik Wisata
di Pantai Bosur Tapanuli Tengah Ditinjau dari Aspek Biofisik. Aquacoastmarine.
12(2) : 1-15.
Indarjo, A. 2014. Pemetaan Kawasan Ekowisata Selam di Perairan Pulau Panjang, Jepara,
Jawa Tengah. Jurnal Harpodon Borneo. 7(2) : 87-92.
Juliana., L. Sya’rani., dan M. Zainuri. 2013. Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Bahari
di Perairan Bandengan Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Jurnal Perikanan dan
Kelautan Tropis. 9(1) : 1-7.
Kurniawan, A. 2013. Analisis Kualitas Air dilihat dari Total Suspended Solid (TSS) di
Perairan Pulau Pahawang Lampung. Jurnal Praktek Laut. Universitas Sriwijaya.
41
42
Mahfuz, F.D.T. 2012. Ekologi, Manfaat dan Rehabilitasi Hutan Pantai Indonesia. Balai
Penelitian Kehutanan Manado. Manado.
Mildawani, I., S. Diana., dan R.S. Lia. 2009. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Sig)
dalam Analisis Pemanfaatan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Studi
Kasus : Kota Depok. Jurnal Elektronik. 8(1) : 1-16.
Muntasib, EKS. H., M.M. Ulfah., A. Samosir., R. Meilani. 2018. Potensi Bahaya Bagi
Keselamatan Pengunjung di Kawasan Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten
Pangandaran Jawa Barat. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
8(1) : 15-25.
Nasution, R.K., D. Bakti., dan R. Leidonald. 2015. Analisis Pengelolaan Kawasan Pesisir
Secara Terpadu di Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara (Analysis Of
Integrated Coastal Management in Serdang Bedagai North Sumatra). Jurnal
Aquacoastmarine. 10(5): 1-12.
Nugraha, H. P., Indarjo, A., dan Helmi, M. 2013. Studi Kesesuaian dan Daya Dukung
Kawasan untuk Rekreasi Pantai di Pantai Panjang Kota Bengkulu. Journal of Marine
Research. 2 (2) : 130-139.
Nurandani, P., S. Subiyanto., dan B. Sasmito. 2013. Pemetaan Total Suspended Solid
(TSS) Menggunakan Citra Satelit Multi Temporal di Danau Rawa Pening Provinsi
Jawa Tengah. Jurnal Geodesi UNDIP. 2(4) : 72-84.
Patawari, A.M.Y. 2017. Keberlanjutan Obyek Wisata Pantai Labombo Kota Palopo.
Journal Of Sustainable Agriculture. 5(1) : 1-5
Pratama, H.F., B. Sakti. 2016. Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Panjang
Bengkulu, Ditinjau Dari Perspektif Wisatawan dan Masyarakat Lokal. Jurnal
Ekombies Review. 4(2) : 169-176.
42
43
Raihansyah, T., I. Setiawan., T. Rizwan. 2016. Studi Perubahan Garis Pantai di Wilayah
Pesisir Perairan Ujung Blang Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1(1) : 46-54.
Rahmah, F.F. 2017. Kelimpahan Ubur-Ubur (Aurelia Aurital.) di Perairan Pantai Batu
Kalang Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Dinamika Lingkungan
Indonesia. 4(1) : 1-7.
Rajab, M.A.,A. Fahruddin., dan I. Setyobudiandi. 2013. Daya Dukung Perairan Pulau
Liukang Loe Untuk Aktivitas Ekowisata Bahari. Depik. 2(3) : 114-125.
Ramadhan, S., P. Pindi., dan , A.H. 2014. Zulham. Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung
Kawasan Wisata Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Aquacoastmarine. 5(4) :
31-43.
Riyani, E.I. 2017. Tantangan Pengembangan Ekowisata Bahari di Pulau Pisang Pesisir
Barat Lampung. Jurnal Ekombis Review. 5(1): 16-24.
Sanam, S.R dan I.M. Adikampana. 2014. Pengembangan Potensi Wisata Pantai Lasiana
sebagai Pariwisata Berkelanjutan Di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Jurnal Destinasi Pariwisata. 2(1): 11-23.
Saputra, B.D dan Khodijah. 2015. Kesesuaian Perairan Kawal Sebagai Kawasan Wisata
Pantai di Kabupaten Bintan. Tugas Akhir . Manajemen Sumberdaya Perairan :
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UMRAH.
Saputro, A.D. 2015. Kajian Perubahan Garis Pantai dengan Menggunakan Citra Landsat
Multitemporal Tahun 2002 dan 2013 di Wilayah Pesisir Kabupaten Purworejo.
Thesis. Fakultas Ilmu Sosial.
Saraswati, N.LG.R.A., Yulius., A. Rustam. 2017. Kajian Kualitas Air Untuk Wisata Bahari
Di Pesisir Kecamatan Moyo Hilir Dan Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa. Jurnal
Segara. 13(1) : 37-47.s
Sari, T.E Dan Usman, 2012. Studi Parameter Fisika Dan Kimia Daerah Penangkapan Ikan
Perairan Selat Asam Kabupaten Kepulauan Meranti Propinsi Riau. Jurnal Perikanan
dan Kelautan. 17(1) : 88-100.
43
44
Suniada, K.I. 2015. Deteksi Perubahan Garis Pantai di Kabupaten Jembrana, Bali dengan
menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh. Jurnal Kelautan Nasional. 10(1): 13-19.
Tahir., A.D. Bengen., dan S.B. Susilo. 2002. Analisis Kesesuaian Lahan dan Kebijakan
Pemanfaatan Ruang Kawasan Pesisir Teluk Balikpapan, Jurnal Pesisir & Lautan. 4
(3): 1-16.
Tanto, T.A., A. Putra., S. Husrin., K. Ondara., Ilham. 2018. Kajian Kesesuaian Dan Daya
Dukung Pulau Sirandah untuk Mendukung Wisata Kepulauan di Kota Padang. Jurnal
Kelautan Nasional. 13(1) : 1-13.
Thalib, M.S. 2017. Klasifikasi Tutupan Lamun Menggunakan Data Citra Sentinel-2a di
Pulau Bontosua, Kepulauan Spermonde. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar
Yanuar, V. 2017. Ekowisata Berbasis Masyarakat Wisata Alam Pantai Kubu. Ziraa’ah.
42(3) : 183-192.
Yulisa, E.N., Y. Johan., dan D. Hartono. 2016. Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung
Ekowisata Pantai Kategori Rekreasi Pantai Laguna Desa Merpas Kabupaten Kaur.
Jurnal Enggano. 1(1) : 97-111.
Yulius, H.L. Salim., M. Ramadhani., T. Arifin., dan D. Purbani. 2013. Aplikasi Sistem
Informasi Geografis dalam Penentuan Kawasan Wisata Bahari di Pulau Wangiwangi,
Kabupaten Wakatobi. Globe. 15(2) : 129-136
Yustiabel, H., Irwani., P. Subardjo. 2014. Studi Kesesuaian Wisata Pantai Parangtritis
Sebagai Rekreasi Pantai Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Journal Of Marine Research.
3(4) : 559-565.
44
45
Yustishar, M., I. Pratikto., Koesoemadji. 2012. Tinjauan Parameter Fisik Pantai Mangkang
Kulon untuk Kesesuaian Pariwisata Pantai di Kota Semarang. Journal of Marine
Research. 1(2) : 8-16.
45