Oleh :
YUNQUI OKTOVIANUS
17.404020.65
Disetujui Oleh,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya sehingga proposal peneliti an dengan judul “Dampak Kegiatan
Deforestasi Hutan Lindung Kampung Satu di Kota Tarakan”. Penyusunan peneliti
an ini bertujuan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi
Ekonomi Pembangunan Falkutas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan. Peneliti
menyadari bahwa segala keberhasilan dan kesuksesan tidak lepas dari sang pencipta dan
juga tidak lepas dari bantuan pihak. Selain itu, peneliti juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penulisan proposal ini baik
secara langsung maupun tidak langsung, kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Adri Patton, M.Si selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan.
2. Bapak Dr. Syahran,S.E., M.Si Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Borneo
Tarakan.
3. Bapak Ahmad Juliana, S.e,. M.Si Selaku Wakil Dekan I Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan.
4. Ibu Dr. Witri Yuliawati, S.E., M.Si selaku Wakil Dekan II Falkutas Ekonomi
Universitas Borneo Tarakan, sekaligus dosen pembimbing yang telah bersedia
memberikan waktu, saran, dan pemikirannya untuk membantu penulis di dalam
penyempurnaan proposal ini.
5. Bapak Agus Tri Darmawanto, S.E.,M.E, selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan.
6. Bapak Djuanda Hatta, S.E., M.Si, Selaku Dosen Penguji I Jurusan Ekonomi
Pembangunan Falkutas Ekonomi.
7. Ibu Kartini. S.E., Sc, Selaku Dosen Penguji II Jurusan Ekonomi Pembangunan
Falkutas Ekonomi.
ii
8. Bapak/Ibu dosen, seluruh staff dan tenaga kependidikan Fakultas Ekonomi yang
telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta pengalaman yang sangat berguna
kepada penulis selama ini dan banyak membantu selama proses akademik.
9. Seluruh keluarga besarku terutama ayahpeneliti tercinta yang bernama Oktovianus
Palayukan, dan ibunda tercinta Yohana Marten, kakak yang bernama Rifka
Oktovianus, Marina Oktovianus, Yolan Oktovianus, Floria Oktovianus yang telah
banyak memberikan dukungan do’a semangat dan kasih sayang yang tak terhingga.
10. Bapak Martinus S.H dan Bapak Romi S.H, Selaku Polisi Kehutanan Kota Tarakan
Provinsi Kalimantan Utara. Yang telah meluwangkan waktu untuk mengajak ,
mengajar, dan membina saya selama penelitian di lapangan.
11. Seluruh sahabat perjuangan skripsi Cony Cornelya, Nurjanah, Kristina Sampe
Lumba’a, Junita Tassa, Clara Angraini, Arina Amalin, Asman, Yair
Pongtiku,Jumartina, dan Yati. Yang telah berbagi cerita serta senantiasa
mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi, Terima kasih atas
motivasi, bantuan dan perhatiannya.
12. Teman-teman Prodi Ekonomi Pembangunan Lokal B Angkatan 2017 yang banyak
mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Sahabat kecil Mely, Juria,dan Valen yang selalu meluangkan waktu untuk
membantu dan menghibur saya, memberikan semangat setiap harinya.
14. Kak Indah Novitasari yang telah membantu dan menemani saya, serta mengantar
saya saat melakukan penelitian dan selalu menjadi penghibur saya selama saya
menyelesaikan skripsi.
15. Bapak Ibu, teman-teman dari Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan
Pembangunanan Kalimantan Utara. Yang selalu memberikan dukungan dan
semangat untuk saya menyelesaikan pendidikan, perhatian yang luar biasa sehingga
saya bisa berkerja dan berkarir sampai menyelesaikan tugas akhir saya.
Penulis juga menyadari bahwa daalam penulisan Skripsi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, apabila ada kritik dan
saran yang bersifat dapat membangun semi lebih sempurnanya skripsi ini, dapat
iii
penulis terima. Penulis ucapakan Terima Kasih kepada semua pihak dan semoga itu
selalu dalam lindungan Tuhan Yang Mahan Esa, Amiin.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….............i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………............ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..........iv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….........vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang …………………………………………………... .......................1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………...........................4
1.3 Tujuan Peneliti an ………………………………………………...........................4
1.4 Manfaat Peneliti an ………………………………………………........................4\
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................
2.1 Landasan Teori …………………………………………………............................5
2.1.1 Sumber Daya Alam ………………………………………............................5
2.1.1.1 Jenis-jenis Sumber Daya Alam .........................................................................5
2.1.1.2 Manfaat Sumber Daya Alam ……………………….........................................6
2.1.2 Hutan ………………………………………………………...........................7
2.1.2.1 Pengertian Hutan Lindung ………………………….................................7
2.1.2.2 Manfaat dan Fungsi Hutan Lindung ……………….................................8
2.1.2.3 Jenis Perusakan Hutan Lindung…………………….................................9
2.1.3 Deforestasi ………………………………………………….........................10
2.1.3.1 Dampak Kegiatan Deforestasi ……………………..................................11
2.2 Tinjuan Empiris ………………………………………………….........................12
2.3 Definisi Konsep ......................................................................................................14
2.4 Kerangka Peneliti an...............................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................15
3.1 Desain Peneliti an ………………………………………………….......................16
3.2 Objek, Waktu dan Tempat Peneliti an ……………………………....................16
3.2.1 Objek Peneliti an ……………………………………………......................16
iv
3.2.2 Waktu dan Tempat Peneliti an ……………………………........................16
3.3 Data Peneliti an …………………………………………………..........................16
3.3.1 Jenis dan Sumber Data ……………………………………........................16
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data …………………………………......................17
3.4 Definisi Operasional ……………………………………………..........................17
3.5 Metode Analisis Data ……………………………………………..........................18
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian........................................................................................
4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Tarakan Tengah...........................................
4.1.2 Objek Hutan Lindung Kampung Satu...........................................................
4.2 Hasil Analisis................................................................................................................
4.2.1 Dampak Lingkungan.........................................................................................
4.2.2 Dampak Ekonomi..............................................................................................
4.3 Pembahasan.................................................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................
5.1 Kesimpulan...................................................................................................................
5.2 Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Peneliti an 15
7
BAB I
PENDAHULUAN
perubahan iklim global melalui emisi karbon dioksida, mengakibatkan perubahan pola
cuaca dan peningkatan suhu global. Dampaknya juga melibatkan kualitas udara yang
terganggu, dengan dampak negatif pada kesehatan manusia. Pasokan air dan sumber
daya air terancam oleh meningkatnya erosi tanah dan hilangnya vegetasi hutan.
Masyarakat lokal, yang sangat bergantung pada hutan untuk sumber daya alam,
mengalami dampak ekonomi yang merugikan. Aktivitas deforestasi seringkali
melibatkan ilegal logging dan perambahan, menciptakan konflik sosial. Hutan Lindung
menjadi kurang efektif sebagai aset konservasi akibat deforestasi, yang juga
mempersulit upaya pelestarian. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang
dampak deforestasi ini sangat penting untuk mengambil tindakan yang efektif dalam
melindungi hutan ini dan meminimalkan dampak negatifnya pada lingkungan dan
masyarakat lokal.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan melakukan penelitian tentang Dampak
Kegiatan Deforestasi Hutan Lindung di Kota Tarakan. Agar upaya pelestarian dan
konservasi di Hutan Lindung Kampung Satu telah dilakukan, Kampung Satu juga
memiliki potensi ekowisata yang dapat menarik pengunjung untuk menikmati
keindahan alamnya. Dengan keragaman flora kecamatan ini menawarkan pengalaman
alam yang unik yang peduli dengan pelestarian lingkungan. Dengan dukungan dari
pemerintah dan berbagai pihak, Kampung Satu berkomitmen untuk menjaga hutan
lindungnya serta memastikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
tetapi masih menghadapi tantangan serius. Dalam konteks ini, pemahaman mendalam
tentang dampak deforestasi sangat diperlukan untuk merancang solusi yang lebih efektif
dan berkelanjutan untuk melindungi hutan lindung ini dan memastikan kelangsungan
hidup masyarakat dan ekosistemnya.Diharapkan peneliti an ini dapat membantu
menyediakan informasi terkait Dampak Kegiatan Deforestasi Hutan Lindung di
Kampung Satu Kota Tarakan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana dampak ekonomi dan lingkungan dari kegiatan deforestasi terhadap
hutan lindung di Kampung Satu Kota Tarakan?
1.3 Tujuan Penelitan
11
Adapun tujuan dari peneliti an ini adalah Mengetahui dampak ekonomi dan
lingkungan dari kegiatan deforestasi terhadap hutan lindung di Kampung Satu Kota
Tarakan.
1.4 Manfaat Peneliti an
Adapun manfaat yang diharapakan dari peneliti an ini, yaitu:
1. Memberikan Bahan Pertimbangan bagi Pemerintah: Peneliti an ini diharapkan
dapat menjadi referensi penting bagi pemerintah dalam proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan upaya pengendalian deforestasi di Hutan
Lindung Kampung Satu. Dengan demikian, diharapkan bahwa pengelolaan
hutan dan sumber daya alam akan menjadi lebih efektif, yang pada gilirannya
akan berkontribusi positif pada konservasi lingkungan dan kesejahteraan
masyarakat setempat.
2. Mendukung Peneliti an Akademis: Peneliti an ini diharapkan dapat menjadi
sumber rujukan yang berharga bagi komunitas akademis dan peneliti di
berbagai bidang ilmu terkait. Hal ini dapat mendorong peneliti an lebih lanjut
dan pengembangan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak
deforestasi terhadap ekosistem dan ekonomi lokal.
3. Menyebarkan Pengetahuan kepada Masyarakat: Peneliti an ini diharapkan dapat
berperan dalam menyampaikan informasi yang penting kepada masyarakat
umum tentang dampak negatif deforestasi dan upaya-upaya yang dapat mereka
lakukan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Deforestasi
Deforestasi adalah “perubahan area permanen dari area berutan menjadi tidak
berutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia” (Barri, dkk, 2018). Deforestasi adalah
10
konversi hutan menjadi pengunaan lahan lain. Secara kuantitatif deforestai juga sebagai
pengurangan tutupan pohon menjadi kurang dari ambang minimum 10% untuk jangka
Panjang dengan tinggi pohon minimum 5meter pada area seluas minimum 0,5 h.a (FAO
2019). Berdasarkan pengertian deforestasi diatas maka deforestasi adalah istilah untuk
menyebutkan perubahan tujuan suatu wilayah dari berurutan menjadi tidak berurutan
yang artinya suatu wilayah sebelumnya merupakan tutupan tajub berupa hutan (vegitasi
pohon dengan kerapan tertentu) menjadi bukan hutan. Deforestasi merupakan proses
penghilangan hutan alam dengan cara penebangan untuk mengambil kayunya atau
mengubah peruntukan lahan hutan menjadi non hutan. Bisa juga disebabkan oleh
kebakaran hutan baik yang disengaja atau terjadi secara alami. Deforestasi secara garis
besar mengancam kehidupan umat manusia dan sepsis mahluk lainnya (Desy, 2020).
Lingkungan sebagai sumber daya merupakan asset yang diperlukan untuk
mensejahterahkan masyarakat. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Deforestasi di Indonsesia sebagaian besar merupakan akibat dari suatu sistem politik
dan ekonomi yang korup, menganggap sumberdaya alam khususnya hutan, sebagai
sumber penetapan yang bisa diekspolisasi untuk kepentingan politik dan kepentingan
pribadi. Padahal manusia baik sebagai subjek maupun objek pembangunan merupakan
bagian ekosistem sehingga muncullah pandangan holistis yang dipakai dalam ekonomi
pembanguan.
Dampak yang terjadi akibat deforestasi ini sanggat merugikan baik manusia
maupun hewan dan tumbuhan yang dapat mengurangi keanekaan ragaman flora dan
fauna yang tinggal di hutan tersebut dikarenakan habitat tempat tinggalnya telah dirusak
serta mendatangkan bencana seperti banjir dan longsor jika keadaan hutan sudah
mengalami deforestasi.
4. Desy (2018) dengan Judul “Analisis Deforestasi Pada Kawasan Lereng Barat
Seulawah Dara Sebagai Referensi Matakuliah Ekologi Dan Pprobematika
Lingkung”. Hasil peneliti an diketahui bahwa pada kawasan lereng barat Seulawah
Dara mengalami deforestasi, yang dikarenakan alihfungsi kebun seperti: kebun
Kakao, Pisang, Jagung, kelapa Sawit, Pinang, pembakaran hutan, illegal loging dan
pemukiman warga. Luas deforestasi yang terjadi pada kawasan Lereng Barat
Seulawah Dara 218.30 ha yang terbagi menjadi kebun kakao 1,158 ha, kebun
campuran 194,753 ha, kebun pinang 1,486 ha, kebun kelapa sawit 10,111 ha,
pemukiman 2,304 ha, kebakaran hutan 2,012 ha, ilegal loging 6,481 ha.
Pemanfaatan hasil dari peneliti an pada kawasan Lereng Barat Seulawah Dara
dalam pembelajaran matakuliah Ekologi dan Problematika Lingkungan dibuat
dalam bentuk buku saku sebagai penunjang matakuliah Ekologi dan Problematika
Lingkungan.
2.3. Definisi Konsep
Untuk lebih menjelaskan tentang uraian diatas dapat dirumuskan konsepsionalnya
sebagai berikut:
1. Deforestasi menurut Forest Watch Indonesia (2020) adalah “keadaan kehilangan
hutan dan menjadi permasalahan yang sangat sulit diatasi, sehingga perlu
pengetahuan dan kerjasama antara berbagai elemen yang mampu menggerakan
masyarakat untuk dapat terlibat dalam pengurangan kegiatan atau mendukung
program yang dinilai mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi
bersama.”
2. Dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh
yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.
a. Dampak Positif
Dampak adalah kegiatan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau
memberikan kesan kepada orang lain, agar mereka mengikuti atau
mendukung keinginanya. Sedangkan positif adalah suasana jiwa yang
mengutamakan kegiatan kreatif dari pada kegiatan yang menjemukan,
kegembiraan dari pada kesedihan, optimism dari pada perisme.
14
b. Dampak Negatif
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dampak negatif adalah pengaruh kuat
yang mendatangkan akibat negatif. Dampak adalah keinginan untuk
membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang
lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginanya.
Berdasarkan beberapa peneliti ilmiah disimpulkan bahwa negatif adalah
pengaruh buruk yang lebih besar dibandingkan dengan dampak positif. Jadi
dapat disimpulkan pengertian dampak negarif adalah keinginan untuk
membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberikan kesan kepada
orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung
keinginannya yang buruk dan menimbulkan akibat tertentu.
2.4 Kerangka Peneliti an
Dampak Kegiatan
Deforestasi
1. Luas Hutan
2. Potensi cuaca
Gambar 2.1 Kerangka Peneliti an
3. Dampak Hutan
15
BAB III
METODE PENELITI AN
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung
dari sumber pertama atau objek peneliti an melalui wawancara atau interview yang
mana data tersebut dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan peneliti
(Sugiyono, 2017). Data primer ini diperoleh dari wawancara langsung dengan
responden yaitu pengelola hutan lindung (UPT-KPH) dan masyarakat yang tinggal di
sekitar hutan lindung.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan
data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder pada
umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
yang dipublikasikan (Sugiyono, 2017). Data sekunder dalam peneliti an ini merupakan
jenis data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah dan telah tersaji, serta
refrensi-refrensi lainnya berupa informasi dari instansi, buku,jurnal, dan skripsi yang
berkaitan dengan Dampak Kegiatan Deforestasi Hutan Lindung di Kota Tarakan.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Upaya menghasilkan hasil yang ssebenarnya sesuai dengan apa yang dilaporkan
oleh penulis, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui :
1. Peneliti an lapangan (Field Reseach) yaitu peneliti an langsung pada objek yang
diteliti dengan menggunakan cara :
a. Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung cara
mengamati kegiatan pemerintah dan masyarakat yang berkaitan dengan objek
peneliti an
b. Interview dilakukan secara langsung dengan pemerintah setempat, kepada tokoh
masyarakat dan salah satu masyarakat setempat untuk memperoleh data melalui
peneliti an lapangan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung.
2. Peneliti an Pustaka (library reseach) yaitu peneliti an yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan, membaca, dan mempelajari literatureyang berhubungan dengan
masalah yang dibahas. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh landasan teori
tentang permasalahan yang akan dibahas.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Tarakan Tengah
beradaptasi secara khusus terhadap kondisi alam setempat. Selain berfungsi sebagai
penahan erosi tanah dan penghasil oksigen, hutan lindung ini juga menjadi rumah bagi
satwa liar yang sering kali merupakan indikator kesehatan ekosistem. Namun, Hutan
Lindung Kampung Satu tidak hanya penting dari segi ekologi. Hal ini juga merupakan
pusat budaya dan tradisi masyarakat setempat, yang sering kali menjalankan upacara
adat dan praktik keagamaan di dalamnya. Selain itu, hutan ini menyediakan sumber
daya alam yang mendukung kehidupan sehari-hari dan mata pencaharian bagi penduduk
sekitar. Hutan Lindung Kampung Satu adalah objek yang menggabungkan ekologi,
budaya, dan kesejahteraan manusia dalam satu kesatuan yang kaya dan kompleks,
sehingga menjadi fokus utama dalam upaya pelestarian dan penelitian yang bertujuan
menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.
4.2 Hasil Analisis
4.2.1 Dampak Lingkungan
Deforestasi hutan lindung di Kampung Satu memiliki dampak yang sangat serius
terhadap lingkungan. Dalam periode setahun ini, dua kali terjadi kebakaran hutan pada
tahun 2023. Meskipun beruntungnya, upaya cepat dan tanggap dari warga setempat dan
kelompok tani hutan yang dibina telah mencegah kebakaran merambat dan
menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Meskipun demikian, deforestasi yang terus
berlanjut dalam bentuk kebakaran hutan memiliki dampak negatif yang signifikan pada
ekosistem dan keseimbangan alam di Kampung Satu.
Dampak lingkungan yang disebabkan oleh deforestasi hutan adalah kebakaran
hutan menghilangkan vegetasi alami, merusak keanekaragaman hayati, dan
mengganggu ekosistem yang ada. Ini berdampak pada hilangnya habitat bagi flora dan
fauna lokal yang sangat bergantung pada hutan lindung ini. Terutama, hewan-hewan
seperti burung, mamalia, dan serangga mungkin kehilangan tempat berlindung dan
sumber makanan.
Kedua, deforestasi hutan lindung berdampak pada penurunan kualitas udara dan
air. Kebakaran hutan menghasilkan asap dan partikel-partikel berbahaya yang dapat
memengaruhi kualitas udara di daerah sekitar dan berkontribusi pada masalah kesehatan
23
manusia. Selain itu, aliran air dapat tercemar oleh material yang terbakar, mengganggu
ekosistem air dan menyebabkan ketidakseimbangan dalam siklus hidrologi.
Ketiga, deforestasi juga berkontribusi pada perubahan iklim, karena hutan-hutan
berperan penting dalam menyerap karbon dioksida. Kebakaran hutan melepaskan
karbon yang disimpan dalam pohon-pohon dan tanah, yang dapat meningkatkan tingkat
emisi gas rumah kaca, yang berdampak pada pemanasan global.
Keempat, terlepas dari upaya warga dan kelompok tani hutan yang mengurangi
kerusakan akibat kebakaran hutan, setiap kejadian tersebut masih menimbulkan biaya
besar dalam upaya pemadaman dan pemulihan lingkungan. Ini dapat menguras sumber
daya finansial yang dapat digunakan untuk upaya pelestarian lainnya.
Dengan demikian, deforestasi hutan lindung di Kampung Satu, bahkan jika
dalam bentuk kebakaran yang berhasil diperangkat, memiliki dampak lingkungan yang
serius dan menekankan pentingnya konservasi dan upaya pencegahan yang lebih baik.
Meskipun demikian, deforestasi yang terus berlanjut dalam bentuk kebakaran hutan dan
penebangan lahan untuk perkebunan, menurut hasil wawancara responden, memiliki
dampak negatif yang serius pada ekosistem dan keseimbangan alam di Kampung Satu.
Dampak ini meliputi hilangnya habitat dan keanekaragaman hayati, penurunan kualitas
udara dan air, kontribusi pada perubahan iklim, serta biaya pemadaman dan pemulihan
yang tinggi, sesuai dengan apa yang disampaikan oleh responden. Lebih lanjut,
penebangan lahan juga telah berkontribusi pada kejadian longsor yang mengancam
keselamatan masyarakat dan infrastruktur, menguatkan urgensi langkah-langkah
perlindungan, pelestarian, dan konservasi hutan lindung Kampung Satu.
4.2.2 Dampak Ekonomi
Deforestasi hutan lindung di Kampung Satu tidak hanya memiliki dampak serius
pada ekosistem dan lingkungan, tetapi juga berdampak signifikan pada aspek ekonomi
masyarakat setempat. Pertama, kebakaran hutan yang terjadi dalam periode dua minggu
yang intens pada tahun 2023 menghilangkan sumber daya hutan yang berharga yang
selama ini menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian besar penduduk. Kayu, hasil
hutan non-kayu, dan buah-buahan dari hutan telah menjadi sumber pendapatan penting,
24
dan kehilangan akses terhadap sumber daya ini mengakibatkan penurunan pendapatan
bagi masyarakat.
Kedua, biaya yang dikeluarkan untuk pemadaman kebakaran hutan dan
pemulihan lingkungan yang tinggi juga memberikan tekanan pada ekonomi lokal. Dana
yang harus dialokasikan untuk penanggulangan kebakaran hutan dapat mengurangi
sumber daya yang seharusnya digunakan untuk proyek-proyek pembangunan ekonomi
di daerah tersebut, seperti infrastruktur, pendidikan, dan pelatihan keterampilan.
Ketiga, deforestasi dan kebakaran hutan juga berdampak pada sektor
agrikultural. Perubahan iklim yang mungkin terkait dengan deforestasi, seperti pola
hujan yang tidak teratur, dapat mempengaruhi hasil pertanian dan mengganggu
pertanian lokal. Hal ini berdampak negatif pada ekonomi pedesaan dan pendapatan para
petani.
Keempat, terjadinya longsor sebagai akibat penebangan lahan untuk perkebunan
juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Infrastruktur yang rusak akibat longsor
memerlukan pengeluaran besar untuk pemulihan, yang kemudian mengganggu alokasi
dana untuk pengembangan ekonomi daerah.
Namun, perlu diperhatikan bahwa lahan hutan lindung juga dapat digunakan
untuk kepentingan masyarakat dengan cara yang berkelanjutan. Sebagai contoh,
penggunaan lahan untuk peternakan ayam yang dikelola dengan baik dan terpisah dari
pemukiman dapat meningkatkan pendapatan lokal. Ini menciptakan peluang baru bagi
masyarakat untuk memperoleh pendapatan tambahan sambil mempertahankan
ekosistem hutan lindung yang berharga. Seiring dengan upaya pelestarian hutan
lindung, pengembangan model-model penggunaan lahan berkelanjutan dapat menjadi
solusi untuk mengatasi dampak ekonomi negatif deforestasi dan mendukung
kesejahteraan masyarakat setempat.
4.3 Pembahasan
Pembahasan mengenai dampak kegiatan deforestasi hutan lindung di Kampung
Satu, Kota Tarakan, adalah sebuah isu yang perlu mendapat perhatian serius, mengingat
dampaknya yang sangat luas. Deforestasi di Kampung Satu memiliki dampak ekologis,
sosial, dan ekonomi yang signifikan terhadap Kota Tarakan secara keseluruhan.
25
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Deforestasi hutan lindung di Kampung Satu memiliki dampak ekonomi dan
lingkungan yang serius. Dampak tersebut mencakup penurunan pendapatan masyarakat,
tekanan pada ekonomi lokal, penurunan keanekaragaman hayati, gangguan ekosistem
air dan udara, serta kontribusi pada perubahan iklim. Upaya pelestarian dan pengelolaan
sumber daya alam secara berkelanjutan menjadi kunci untuk mengatasi dampak negatif
deforestasi dan mendukung kesejahteraan masyarakat setempat sambil menjaga
ekosistem yang berharga.
5.2 Saran
1. Saran untuk Instansi dan Masyarakat:
Dalam rangka mengatasi dampak deforestasi hutan lindung di Kampung Satu,
kerjasama antara instansi dan masyarakat setempat sangat penting. Instansi dapat
membentuk tim pengawas lingkungan yang melibatkan warga setempat dalam
pemantauan aktivitas deforestasi ilegal. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya menjaga hutan lindung melalui program pendidikan lingkungan.
Dengan keterlibatan aktif masyarakat dan dukungan instansi, pelestarian hutan lindung
dapat menjadi lebih efektif.
2. Saran untuk Pemerintah Kota Tarakan:
27
Pemerintah Kota Tarakan perlu memperkuat upaya dalam menjaga dan melestarikan
hutan lindung di Kampung Satu. Ini termasuk penegakan hukum yang lebih ketat
terhadap praktik deforestasi ilegal, peningkatan pengawasan wilayah hutan, dan
memberikan insentif kepada masyarakat yang berperan dalam menjaga keberlanjutan
hutan. Pemerintah juga harus mendukung program diversifikasi mata pencaharian
masyarakat dengan memberikan pelatihan dan bantuan teknis untuk pengembangan
pertanian berkelanjutan dan penggunaan lahan alternatif yang mendukung ekonomi dan
pelestarian lingkungan. Dengan dukungan pemerintah, upaya pelestarian hutan lindung
di Kampung Satu dapat berjalan lebih efisien dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmaddhian. (2016). Kepastian hukum dan jaminan stabilitas ekonomi sangat penting
dilakukan untuk menjaga pergerakan roda perekonomian suatu negara.
Adinugroho Wahyu Catur. (2009). Penebangan Liar (Illegal Logging), sebuah bencana
bagi dunia kehutanan Indonesia yang tak kunjung terselesaikan. Bogor.
La Ode MUH. Yaazid Amsah, Drs. H. Samsu Arif, M.Si, Syamsuddi, S.Si, MT. (Tahun
tidak disebutkan). Analisis Laju Deforestasi Hutan Berbasis Sistem Informasi
Geografi (studi kasus provinsi Papua).
Segala, Porkas. (1994). Mengelola Lahan Kehutanan Indonesia. Jakarta, yayasan obor
Indonesia.
Sunderlin, W.D., & Ida Aju Prodja Resosudarmo, P.A.I. (1997). Laju dan Penyebab
Deforestasi di Indonesia. Bogor.