PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
Sephia Tiara Marviella 081811433096
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua
nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
penelitian yang berjudul “STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS AVES DAN
STATUS KONSERVASI PADA JALUR TRIANGGULASI-PANCUR TAMAN
NASIONAL ALAS PURWO 2020”. Penulisan proposal ini merupakan tugas dan
salah satu syarat untuk lulus mata kuliah wajib Metodologi Penelitian Program
Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................2
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................2
E. HIPOTESIS PENELITIAN.............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Taman Nasional Alas Purwo...........................................................................4
B. Aves.................................................................................................................5
C. Morfologi Aves................................................................................................6
D. Identifikasi Aves..............................................................................................8
E. Habitat............................................................................................................10
F. Suara..............................................................................................................12
G. Macam – Macam Metode Pengamatan pada Burung (Birdwatching)..........12
1. Metode Indices Ponctuel d’Abundance............................................................12
2. Metode Line Transect...................................................................................13
3. Metode Point Count.....................................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................15
A. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................15
B. Bahan dan Alat..............................................................................................15
C. Cara Kerja......................................................................................................15
D. Cara Analisis Data.........................................................................................17
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
1
2
lanjutan agar para pembaca tidak hanya mengetahui indeks dan status
konservasinya, tetapi juga mampu memberikan pengetahuan dalam hal
perlindungan alam dan organismenya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. HIPOTESIS PENELITIAN
H0: Tidak ada jenis Aves yang beragam di jalur Trianggulasi menuju
pantai Pancur di Taman Nasional Alas Purwo
H1: Ada jenis Aves yang sangat beragam di jalur Trianggulasi menuju
pantai Pancur di Taman Nasional Alas Purwo.
H0: Tidak ada jenis Aves yang mendominasi di jalur Trianggulasi menuju
pantai Pancur di Taman Nasional Alas Purwo
H1: Ada jenis Aves yang mendominasi di jalur Trianggulasi menuju pantai
Pancur di Taman Nasional Alas Purwo
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan kental dengan warna budaya
“Blambangan”. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional Alas Purwo
merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang menghindar
dari serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan taman nasional
masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring. Oleh karena itu, tidaklah
aneh apabila banyak orang-orang yang melakukan semedhi maupun
mengadakan upacara religius di Goa Padepokan dan Goa Istana. Di sekitar
pintu masuk taman nasional (Rowobendo) terdapat peninggalan sejarah
berupa “Pura Agung” yang menjadi tempat upacara umat Hindu yaitu
Pagerwesi. Upacara tersebut diadakan setiap jangka waktu 210 hari (Anonim,
2007).
Berdasarkan administratif pemerintahan TN Alas Purwo terletak di
Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi.
Secara geografis kawasan ini terletak di ujung timur pulau Jawa wilayah
pantai selatan antara 8° 26' 45" - 8° 47' 00" LS dan 114° 20' 16" - 114° 36'
00" BT (Anonim, 2007). Peta TNAP dapat dilihat pada Gambar 2.1.
4
Barat menerima curah hujan lebih tinggi bila dibandingkan dengan wilayah
sebelah Timur. Dalam keadaan biasa, musim di TN Alas Purwo pada bulan
April sampai Oktober adalah musim kemarau dan bulan Oktober sampai
April adalah musim hujan. Secara umum kawasan TN Alas Purwo
mempunyai topografi datar, bergelombang ringan sampai barat dengan
puncak tertinggi Gunung Lingga Manis (322 mdpl). Keadaan tanah hampir
keseluruhan merupakan jenis tanah liat berpasir dan sebagian kecil berupa
tanah lempung. Sungai di kawasan TN Alas Purwo umumnya dangkal dan
pendek. Sungai yang mengalir sepanjang tahun hanya terdapat di bagian
Barat TN yaitu Sungai Segoro Anak dan Sunglon Ombo. Mata air banyak
terdapat di daerah Gunung Kuncur, Gunung Kunci, Goa Basori, dan Sendang
Srengenge (Anonim, 2007).
B. Aves
Burung termasuk dalam kelas Aves, sub Phylum Vertebrata dan masuk
ke dalam Phylum Chordata, yang diturunkan dari hewan berkaki dua Welty
(1982) dalam Darmawan (2006). Burung dibagi dalam 29 ordo yang terdiri
dari 158 famili, merupakan salah satu diantara kelas hewan bertulang
belakang. Burung berdarah panas dan berkembangbiak melalui telur.
Tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk
terbang. Burung memiliki pertukaran zat yang cepat kerena terbang
memerlukan banyak energi. Suhu tubuhnya tinggi dan tetap sehingga
kebutuhan makanannya banyak, (Darmawan, 2006).
C. Morfologi Aves
Morfologi Aves pada umumnya memiliki tubuh yang terdiri dari kepala,
leher, badan, dan ekor. Morfologi Aves dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Aves mempunyai mulut paruh dari zat tanduk, tidak memiliki gigi dan
lidah yang pendek. Ada berbagai jenis tipe paruh burung. Macam-macam tipe
paruh burung dapat dilihat pada Gambar 2.3.
7
Aves memiliki anggota gerak lain yaitu sayap untuk terbang. Aves
bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan pundi-pundi udara
sebagai alat pernafasan tambahan. Pundi-pundi udara berupa kantong selaput
yang ringan, yaitu sepasang di leher, sebuah di antara tulang selangka yang
bercabang-cabang membentuk kantong udara pada lengan atas, sepasang di
dada depan, sepasamh di dada belakang, dan sepsang di perut. Cadangan
udara di dalam pundi-pundi udara berguna untuk pernapasan saat terbang.
Pundipundi udara akan terisi udara kembali pada saat burung melayang tanpa
mengepakkan sayapnya. Aves memiliki alat suara siring yang terdapat pada
percabangan trakea. Aves bersifat homoiterm karena Aves mampu
mempertahankan suhu tubuhnya . Aves memiliki alat peredaran darah ganda
yang artinya adalah dalam satu kali peredaran darah ke seluruh tubuh, darah
melewati jantung dua kali. Aves bersifat ovipar dan fertilisasi terjadi secara
internal.
D. Identifikasi Aves
Dalam identifikasi aves, hal – hal utama yang dapat diperhatikan antara
lain dari morfologi luar, suara, dan tingkah laku. Morfologi luar ini
diantaranya adalah ukuran, bentuk, dan warna. Pada pengidentifikasian
burung secara manual ini membutuhkan buku panduan lapangan sebagai
sumber referensi dan teropong binokuler untuk melihat burung yang jaraknya
jauh. Selain dengan cara manual, identifikasi burung juga bisa dilakukan
dengan cara digital yaitu dengan teknik fotografi. Teknik fotografi juga
terdapat kekurangan yaitu jika lensa pada kamera tidak dapat menjangkau
burung yang bertengger di pohon yang jauh dan burung yang terbang terlalu
tinggi.
9
2. Bentuk
Identifikasi melalui bentuk dapat diamati pada bentuk paruh, ada
atau tidaknya jambul, bentuk tubuh ramping atau gemuk, dan tinggi atau
pendek.
3. Warna
Warna tubuh pada aves sangat bervariasi. Mulai dari warna-warna
yang cerah mencolok, hingga gelap hitam. Hal ini dapat digunakan untuk
membedakan jenis-jenis aves. Umumnya dalam satu spesies pun antara
jantan dan betina memiliki perbedaan ukuran dan warna. Perbedaan
warna antar jenis aves dapat dilihat pada Gambar 2.7 Pada gambar (a)
Burung Kepudang, Kuduk Hitam dan Cucak Kuricang memiliki warna
yang hampir sama, tetapi berbeda spesies. Pada gambar (b) Jantan dan
betina Sepah Tulin merupakan burung yang sama spesiesnya tapi
10
memiliki warna yang berbeda. Pada gambar (c) Cabai Rimba dan Cabai
Gesit contoh burung yang memiliki warna dan corak hampir sama tapi
memiliki ketajaman dan ketebalan corak warna yang sedikit berbeda.
Pada gambar (d) Perbedaan warna dikepala pada Kirik-Kirik Biru remaja
dengan yang dewasa.
E. Habitat
Habitat yang kondisinya baik dan jauh dari gangguan manusia serta di
dalamnya mengandung bermacam-macam sember pakan memungkinkan jenis
burung lebih banyak. Ekosistem terdapat berbagai macam habitat sebagai
tempat hidup bagi hewan dari jenis aves untuk bertahan hidup (Widodo,
2009).
a. Hutan
Aves hutan adalah aves-aves yang tempat hidupnya di dalam hutan.
Dalam mencari pakan dan berkembang biak, aves hutan bergantung
dengan kondisi hutan. Umumnya, aves-aves hutan termasuk aves-aves
yang memiliki suara bagus. Contoh yaitu Cucakrawa (Pycnonotus
zeylanicus), Murai batu (Copsychus malabaricus), dan Poksay kuda
(Garrulax rufifrons).
b. Sungai
Aves sungai adalah aves-aves yang secara spesifik hidup untuk mecari
makan dan berkembang biak di sekitar sungai. Beberapa spesies yang sering
11
c. Danau
Aves danau adalah aves-aves yang hidup dan mencari pakan di
habitat danau atau kolam-kolam yang besar, di antaranya aves yang secara
spesifik dapat berenang di perairan danau umumnya mencari makan
berupa tanaman alga, ikan-ikan kecil dan sejenisnya. Contohnya yaitu aves
belibis (Dendrocygna arquata), itik-itikan (Anas superciliosa), dan titihan
(Tachybaptus ruficolis).
d. Gua
Aves-aves di habitat gua memiliki sifat yang sangat spesifik. Hal ini
disebabkan kondisi gua yang gelap dan tidak mudah dijumpai di
sembarang tempat. Spesies aves yang menempati habitat gua di antaranya
kelompok walet dari suku Apodidae, yaitu Collocalia fuchiphaga, yang
menempati gua bagian paling gelap atau bagian dalam. Pada bagian luar
gua, terutama tebing biasanya dihuni oleh kelompok Myophonus
glaucinus dan Myophonus caeruleus sebagai tempat bersarangnya.
F. Suara
START
C. Cara Kerja
15
17
d = 50 meter
Stasiun Pengamatan
Keterangan :
H = Indeks keanekaragaman
ni = Jumlah individu masing-masing jenis burung N
= Total semua jenis burung
Di > 5% Dominan
Status konservasi jenis spesies aves dapat ditentukan dengan berpacu pada
Peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.92 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi dan berpacu
pada International Union for Conservation of Nature and Natural Resources
(IUCN). Dengan status sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Taman Nasional Alas Purwo. http://dephut.go.id diakses pada
tanggal 30 November 2020.
Anonim, 2013. http://www.generasibiologi.com yang diakses pada 30 November
2020.
Anonim, 2013. http://www.kutilang.or.id yang diakses pada 30 November 2020
Ayat, A., & Tata, H. L. 2015. Diversity of birds across land use and habitat
gradients in forests, rubber agroforests and rubber plantations of North
Sumatra. Indonesian Journal of Forestry Research. 2(2): 103-120.
https://doi.org/10.20886/ijfr.2015.2.2.103-120
Darmawan, M. P. 2006. Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Tipe
Habitat di Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur. Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor: Bogor.
Kurniawan N, Arifianto A. 2017. Ornitologi: Sejarah, Biologi, dan Konservasi.
UB Press: Malang.
Mackinnon, K. G., dkk. 2000. Ekologi Kalimantan Buku III. Jakarta :
Prenhallindo.
Madiles, Meriana. 2018. Makalah Zoologi Vertebrata: Aves. Universitas
Pasundan: Bandung
Mason, V., 1997. Sooty oyslercatcher: A new species for Indonesia. Kukila.
9:180182.
20
Station
Bird’s Name Amount Bird’s Time
Activity
22