OLEH:
SRI DWI LESTARI
2054212001
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2023
USUL PENELITIAN
OLEH:
SRI DWI LESTARI
2054212001
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2023
ii
USUL PENELITIAN
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH:
SRI DWI LESTARI
2054212001
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
proposal penelitian ini yang berjudul “Uji Konsentrasi Pestisida Asap Cair
ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Seprita Lidar, M.Si dan Bapak Dr.
Indra Purnama, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
proposal penelitian ini. Penulis sangat berharap semoga proposal penelitian ini
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vii
I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................ 3
1.3 Hipotesis......................................................................................... 4
II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 5
2.1 Tanaman Padi (Oriza Sativa L.)..................................................... 5
2.2 Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)................................................. 6
2.3 Asap Cair Tempurung Kelapa........................................................ 8
III METODOLOGI.................................................................................... 11
3.1 Tempat dan Waktu.......................................................................... 11
3.2 Bahan dan Alat................................................................................ 11
3.3 Metodologi penelitian..................................................................... 11
3.4 Pelaksanaan penelitian.................................................................... 12
3.5 Parameter Pengamatan.................................................................... 14
3.6 Analisis Data................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 18
LAMPIRAN................................................................................................. 20
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. Asap cair.................................................................................................. 9
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vii
I. PENDAHULUAN
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang sangat penting di
dunia setelah gandum dan jagung. Padi merupakan tanaman pangan yang sangat
penting karena beras masih digunakan sebagai makanan pokok bagi sebagian
beras kedepan akan terus menjadi masalah apabila produksi tidak dapat
ditingkatkan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada tahun
2015 mencapai 75,39 juta ton gabah kering giling atau mengalami peningkatan
6,65 persen dibandingkan produksi pada 2014 yang mencapai 70,8 juta ton,
namun pada tahun 2018 jumlah produksi hanya mencapai angka 56,53 juta t/ha
(BPS, 2018). Sementara itu, di Provinsi Riau dalam kurun waktu 2011-2016 padi
mengalami penurun sebanyak 6,7% yang disebabkan oleh serangan OPT. Hama
utama yang sering menyerang tanaman padi adalah ulat grayak (Spodoptera litura
F.).
dan teknik pengendalian yang sering digunakan oleh petani padi adalah teknik
kimia sintetik yang dapat membunuh hama secara cepat dan instan. Namun,
tindakan pengendalian kimia dengan pestisida sintetik yang berlebihan dan terus
menerus dapat menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran air dan tanah,
terjadinya serangan hama sekunder, kematian organisme lain (seperti lebah) yang
sintetis (Novizan, 2002). Efek negatif yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida
kimia sintetik ini dapat dicegah dengan beralih menggunakan pestisida botani
untuk mengendalikan hama. Salah satu limbah biomassa yang dapat digunakan
Tempurung kelapa merupakan salah satu bagian dari buah kelapa yang
berfungsi sebagai perlindungan inti buah. Tempurung kelapa terletak pada bagian
dalam kelapa setelah serabut dan merupakan bagian yang keras dengan ketebalan
souvenir, arang, dan briket arang. Menurut Noor (2008), Tempurung kelapa
dikategorikan sebagai kayu keras dan memiliki komposisi kadar lignin lebih
tinggi sedangkan kadar selulosa lebih rendah yang terdiri atas 26,60 % Sellulosa,
anhidrid, 0,62 % Abu, 0,11 % Nitrogen, dan 8,0 % Air. Dengan beberapa
Asap cair adalah larutan dispersi asap dalam air yang dihasilkan dari proses
pirolisis tempurung kelapa. Asap cair berwarna kecoklatan dan memiliki bau yang
khas (Bridgwater, 2004). Asap cair biasanya digunakan sebagai pengganti metode
pengasapan konvensional karena asap cair adalah hasil pendinginan dan pencairan
2
asap partikel padat biomassa yang dibakar dalam tabung tertutup. Pembuatan asap
cair menggunakan metode pirolisis berarti peruraian dengan bantuan panas tanpa
adanya oksigen atau dengan jumlah oksigen yang terbatas yang digunakan untuk
membuat asap cair. Dalam proses pirolisis, biasanya terjadi tiga produk: gas,
minyak yang terbakar, dan arang. Porsi masing-masing produk tergantung pada
metode pirolisis, sifat biomassa, dan parameter reaksi (Hidayat, 2013). Asap cair
tempurung kelapa memiliki kandungan yang didominasi asam asetat dan fenol
yang lebih besar dibandingkan pada biomassa lain serta kandungan lainnya yaitu
asam asetat dan karbonil yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida dimana
Menurut Usman (2023) Aplikasi asap cair dengan dosis 3% pada hama ulat
kecepatan kematian hama ulat grayak. Berdasarkan informasi yang ini, asap cair
mampu menjadi racun yang menyerang pencernaan pada hama ulat grayak.
memberantas hama ulat grayak. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengambil
judul tugas akhir ‘‘Pengaruh Konsentrasi Pestisida Asap Cair Tempurung Kelapa
tempurung kelapa yang tepat dan efektif untuk meningkatkan mortalitas total ulat
3
1.3 Hipotesis
Pemberian pestisida asap cair dari tempurung kelapa dengan konsentrasi yang
tepat diduga dapat meningkatkan mortalitas total ulat grayak (Spodoptera litura
F.)
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu ciri lainnya adalah terdapat lidah daun pada percabangan daun dan
batang. Pertumbuhan tanaman padi dibagi menjadi tiga fase yaitu, pertama adalah
pembungaan. Ketiga yaitu fase pematangan dimana dalam fase ini terjadi proses
mengandung uap air. Tanaman padi membutuhkan curah hujan berkisar 200
mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan
yang dikehendaki per tahun 1. 500 - 2000 mm. Tanaman padi dapat tumbuh pada
dataran rendah sampai tinggi di dataran rendah padi dapat tumbuh pada ketinggian
0 - 650 mdpl dengan temperatur 22,5 - 26,5ºC, sedangkan dataran tinggi padi
dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 650 – 1.500 mdpl dan membutuhkan
tempeatur berkisar 18,7 - 22,5ºC (Makarim dan Suhartatik, 2009). Padi dapat
tumbuh baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 - 22 cm dengan
pH berkisar antara 4 - 7. Pada lapisan tanah atas untuk pertanian pada umumnya
mempunyai ketebalan antara 10 - 30 cm dengan warnatanah coklat sampai
Inpari 42 merupakan jenis padi sawah irigasi dengan usia panen sekitar 112
hari dan potensi hasil 10,85 ton/ha. Inpari 42 memiliki bentuk gabah ramping
dengan tingkat kerontokan medium dan tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa
18,84%. Jumlah anakan sebanyak kurang lebih 18 rumpun dengan tinggi tanaman
Memiliki bentuk tanaman tegak dengan jumlah gabah/malai ± 123 butir dan
keunggulan seperti memiliki daya hasil yang tinggi pada kondisi optimum
maupun sub optimum serta memiliki ketahanan terhadap berbagai hama seperti
wereng, kepik, walang sangit, penggerek batang padi. VUB ini memiliki
ketahanan terhadap banyak jenis hama, namun ada juga beberapa hama yang
masih menjadi kendala utama dalam budidaya VUB padi var Inpari 42, bahkan
apabila serangannya tidak ditangani dengan baik maka akan mampu menyebabkan
kehilangan hasil yang signifikan pada tanaman padi var Inpari 42 ini. Salah satu
hama yang masih menjadi hama utama dari tanaman padi var Inpari 42 adalah
dan biasanya banyak terdapat pada daerah yang beriklim panas. Di daerah tropis
Yaman, Somalia, Ethopia, Sudan, Nigeria, Mali, Kamerun dan Madagaskar (Hera,
6
1995). Larva Spodoptera litura mulai ditemukan pada saat tanaman berumur dua
minggu setelah tanam. Populasi Spodoptera litura mulai meningkat pada umur
litura sangat tinggi dan kemampuan imagonya meletakkan telur sangat tinggi.
Pada periode tersebut rata-rata populasi larva adalah 11,52 ekor per rumpun
merupakan hama yang penting pada tanaman pangan maupun pada tanaman
perkebunan, karena larva hama ini bersifat polifag. Larva hama ini sering
bawang, slada, sawi, kapas, tembakau, dan tebu. Siklus hidup berkisar antara
30−60 hari. Larva yang baru keluar dari kelompok telur pada mulanya
Larva berwarna hijau kelabu hitam. Larva terdiri V-VI instar. Lama stadia
larva 17 - 26 hari, yang terdiri dari larva instar I antara 5 - 6 hari, instar 2 antara 3
- 5 hari, instar 3 antara 3 - 6 hari, instar 4 antara 2 - 4 hari, dan instar 5 antara 3 - 5
hari (Erwin, 2000). Larva mempunyai warna yang bervariasi, memiliki kalung
(bulan sabit) berwarna hitam pada segmen abdomen keempat dan kesepuluh. Pada
sisi lateral dorsal terdapat garis kuning. Ulat yang baru menetas berwarna hijau
muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan, dan hidup berkelompok.
7
Beberapa hari setelah makan, larva menyebar dengan menggunakan benang sutera
dari mulutnya. Pada siang hari, larva bersembunyi di dalam tanah atau tempat
yang lembab dan menyerang tanaman pada malam hari atau pada intensitas
cahaya matahari yang rendah. Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara
Kerusakan daun yang diakibatkan larva yang masih kecil merusak daun dan
daun saja. Larva instar lanjut merusak tulang daun dan buah. Pada serangan berat
Spodoptera litura disebut juga ulat grayak. Ngengat meletakkan telur pada
permukaan daun bagian bawah sejak tanaman menghasilkan 4-5 daun. Saat keluar
dari telur, ulat hidup bergerombol di sekitar permukaan daun sampai instar ke-III,
dan fase ini ulat memakan daun dengan gejala transparan. Pada instar ke-IV ulat
Asap cair pertama kali diproduksi pada tahun 1980 oleh sebuah pabrik
8
dari bahan kayu. Asap merupakan sistem yang kompleks, yang terdiri dari fase
cairan terdispersi dalam medium gas sebagai pendispersi (Gambar 2). Asap
menjadi komponen organik dengan bobot yang lebih rendah, karena pengaruh
panas. Jika oksigen tersedia cukup, maka pembakaran menjadi lebih sempuma
dengan menghasilkan gas CO2, uap air, dan abu, sedangkan asap tidak terbentuk
kompleks terurai sebagian besar menjadi karbon atau arang. Istilah lain dari
suatu proses yang tidak teratur dari bahan-bahan organik disebabkan oleh
limbah pembuatan minyak kelapa dapat disebut sebagai salah satu biomassa. Asap
cair yang dihasilkan dari tempurung kelapa mengandung kadar benzopiriena yang
9
cukup tinggi sehingga asap cair dari tempurung kelapa sangat layak digunakan
Di dalam asap cair terdapat berbagai macam senyawa seperti asam, fenol,
dan furan. Dekomposisi lignin dan selulosa melalui proses pirolisis dapat
keton (Abidin et al., 2021). Menurut (Hadanu dan Apituley, 2016) menambahkan
bahwa kandungan asap cair dari pirolisis yaitu senyawa fenol 90,75%, karbonil
3,71% dan alkohol 1,81%. Pada senyawa fenol memberikan zat aktif yang berefek
insektisida dan anti mikroba. Cara fenol masuk kedalam tubuh serangga melalui
pernapasan sehingga serangga tidak dapat bernapas dan akhirnya mati. Selain itu
10
III. METODOLOGI
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama 3 bulan, yang dimulai dari
kelapa, pestisida organik asap cair tempurung kelapa, serbuk gergaji, ulat grayak
(Spodoptera litura F.) instar 3, dan tanaman padi, pakan ulat grayak dan air.
Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sarung tangan,
masker, hand sprayer atau kep, alat pirolisis, tabung kondensor, tabung gas,
jerigen, timbangan digital, pemantik api, thermometer, toples, gelas pop es, botol,
pinset, gelas ukur, SPSS, POLO-PC, petridish, Kayu pemukul, sungkup, alat tulis
Lengkap (RAL) non Faktorial dengan 1 faktor perlakuan 6 taraf dan 4 ulangan
total percobaan sebanyak 24 unit. Satu unit terdapat 10 gelas pop ice dan masing-
masing gelas di isi dengan 1 ekor larva instar 3 ulat grayak. Penelitian ini
a. persiapan
Beberapa alat yang digunakan seperti alat pirolisis, tabung kondensasi, drum air ,
tabung gas, pemantik api, jerigen, botol, alat tulis dan kamera untuk dokumentasi.
b. pelaksanaan
kayu, hal ini bertujuan untuk memperkecil ukuran dari bahan biomassa.
mencapai 200 derajat celsius. Hasilnya berupa cairan berwarna coklat kemerahan
dengan bau khas asap yang menyengat yang keluar dari pipa kemudian ditampung
kedalam jeregen berukuran 30L. Setelah itu dimasukkan kedalam botol dan
Larva Spodoptera litura F. diambil dari areal pertanaman jagung atau tanaman
12
lainnya. Larva dimasukkan ke dalam wadah toples dan diberi pakan dalam kurun
waktu dua hari sekali. Selama proses pembiakan kelembaban wadah larva dijaga
agar larva tidak terserang bakteri yang menyebabkan kematian. Makanan yang
diberikan untuk pemeliharaan larva ini adalah daun jagung manis segar yang
diganti setiap 2 hari sekali. Saat larva akan memasuki stadia pupa yang ditandai
hari. Imago dibiarkan berpopulasi dan meletakkan telur pada kain kasa atau
yang diisi dengan daun jagung manis segar sebagai makanan larva. Larva-larva
terus dipelihara dengan diberikan makanan seperti daun jagung segar sehingga
3.4.3 Kalibrasi
litura F. hingga seluruh tubuh larva dan media hidup larva basah sambil
menghitung berapa semprotan yang dibutuhkan untuk membasahi tubuh larva dan
Asap cair yang telah terlebih dahulu disemprotkan pada daun yang terdapat
pada tiap unit masuk ke dalam tubuh Spodoptera litura F yang dimakan selama 24
jam. Spodoptera litura F. mati dikarenakan racun yang masuk melalui daun yang
13
dimakan oleh S. frugiperda dan kemudian menghambat metabolisme sel yang
dari makanan sebagai sumber energi dalam sel tidak terjadi dan sel tidak dapat
beraktifitas, sehingga ulat grayak mati. Hal ini yang menyebabkan hama
Untuk melihat intensitas serangan hama ulat grayak dan hasil produksi pada
umur tanaman padi Inpari 42 beberapa Minggu menjelang panen maka asap cair
akan diaplikasikan pada tanaman padi Inpari 42 yang ada dilahan persawahan
pertama salah satu sampel larva Spodoptera litura F. pada setiap perlakuan.
berikutnya. Ciri – ciri larva Spodoptera litura F. yang sudah mati adalah seluruh
14
sampai ada 50% larva Spodoptera litura F. yang mati dari setiap sampel
perlakuan.
larva Spodoptera litura F. yang mati 12 jam setelah diberikan perlakuan dan
perlakuan. Data probit yang sudah didapatkan lalu dianalisis untuk menentukan
dilakukan dengan cara menghitung larva Spodoptera litura F. yang mati setiap
harinya selama 7 hari setelah aplikasi pestisida asap cair tempurung kelapa.
berikut:
x− y
MH = x 100 %
x
Keterangan:
dilakukan dengan cara menghitung total jumlah sampel larva Spodoptera litura F.
15
yang mati setelah 7 hari aplikasi pestisida asap cair tempurung kelapa. Mortalitas
total dihitung dengan menggunakan rumus menurut Dewi et al., (2017). sebagai
berikut:
N
P= x 100 %
n
Keterangan:
pagi, siang, dan sore hari. Suhu dan kelembaban dapat dihitung menggunakan
Keterangan:
T = Suhu (°C)
RH = Kelembaban (%)
16
3.6 Analisis Data
Data mortalitas harian yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara
probit menggunakan POLO-PC, lethal time dan mortalitas total dianalisis secara
Yij = μ + τi + ε ij
Keterangan =
ke-j
Data hasil analisis sidik ragam yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan
17
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2016. Provinsi Riau dalam Angka.
http://www.riau.bps.go.id.
Badan Pusat Statistik. 2018. Data Produksi Padi, Jagung dan Kedelai tahun 2018.
Berita Resmi Statistik.
Dewi, A. Y. M., D. Salbiah, dan A. Sutikno. 2017. Uji beberapa tepung biji
pinang (Areca catechu L.) terhadap mortalitas larva penggerek tongkol
jagung manis (Helicoverpa armigera Hubner). JOM Faperta. 4(1): 1-11
Erwin. 2000. Hama dan Penyakit Tembakau Deli. Balai Penelitian Tembakau Deli
PTPN II (Persero) Tanjung Morawa. Medan.
Haji, A.G., Alim, Z., Lay, B.W., Sutjahjo, S.H., Pari, G., dkk, 2007. Karakteristik
Asap Cair Hasil Pirolisis Sampah Organik Padat. J. Tek. Ind. Pertan. 16.
111– 118.
Hera. 1995. Ulat Grayak (Spodoptera litura) Makalah Hama dan Penyakit
Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hidayat, D.J. 2013. Pembuatan Asap Cair Dengan Metoda Pirolisis Sebagai
Bahan Pengawet Makanan.
Isa, I., Musa, W. J. A., & Rahman, S. W. 2019. Pemanfaatan asap cair tempurung
kelapa sebagai pestisida organik terhadap mortalitas ulat grayak
(Spodoptera litura F.). Jambura Journal of Chemistry, 01(1), 15–20.
Makarim, A., E. Suhartatik. 2009. Morfologi dan Fisiologi Tanaman. Padi. Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi. Sukabumi. Subang.
18
pertanian/ mekanisasi pertanian/ pengantar/ klimatologi-pertanian.pdf.
Diakses tanggal 20 Oktober 2023.
Noor, E., Laditama, C., & Pari, G. 2008. Jurnal Departemen Teknologi Industri
Pertanian. Isolasi dan Pemurnian Asap Cair Berbahan Dasar Tempurung
dan Sabut Kelapa Secara Pirolisis dan Distilasi. Fakultas Teknologi
Pertanian-Institut Pertanian Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hasil Hutan Bogor.
19
LAMPIRAN
20
Lampiran 2. Denah Sampel Penelitian
P5 P0 P3 P3
P0 P1 P2 P1
P3 P4 P0 P5
P1 P0 P2 P4
4
P2 P2 P4 P5
P1 P5 P3 5 cm P4
5 cm
Keterangan:
P = Perlakuan
P0 = Tanpa perlakuan (kontrol)
P1 = Larutan asap cair tempurung kelapa 1% ( 10 ml/liter)
P2 = Larutan asap cair tempurung kelapa 3% ( 30ml/liter)
P3 = Larutan asap cair tempurung kelapa 5% (50ml/liter)
P4 = Larutan asap cair tempurung kelapa 8% (80ml/liter)
P5 = Larutan asap cair tempurung kelapa 10% (100ml/liter)
21