Anda di halaman 1dari 23

1

PERLINDUNGAN DAN KESEHATAN HUTAN


ACARA 2
PENGAMATAN ANATOMI SERANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM

OLEH :
KELOMPOK 1
ALIEFIA SHATILA DIVA KHAIRUNNISA
C1L021001

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2023
2

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum ini disusun oleh :

Nama : Aliefia Shatila Diva Khairunnisa

NIM : C1L021001

Kelompok : 1 (Satu)

Kelas :A

Sebagai salah satu syarat kelulusan dalam kegiatan praktikum mata kuliah
Perlindungan dan Kesehatan Hutan dan sebagai syarat kegiatan praktikum
berikutnya.

Mataram, 25 Mei 2023

Menyetujui,

Koordinator Praktikum Asisten Praktikum

Khairunl Fikri, S. Hut Diva Balqis Syadina Sabathini


NIM. C1L020034
3

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

DAFTAR TABEL...................................................................................................4

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................5

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................6

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................7

1.1 Latar Belakang...............................................................................................7

1.2 Tujuan.............................................................................................................8

BAB II METODE PENELITIAN.........................................................................9

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................................9

2.2 Alat dan Bahan Penelitian..............................................................................9

2.2.1 Alat Penelitian..........................................................................................9

2.2.2 Bahan Penelitian......................................................................................9

2.3 Prosedur Kerja................................................................................................9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................11

3.1 Hasil..............................................................................................................11

3.2 Pembahasan..................................................................................................12

BAB IV KESIMPULAN......................................................................................15

4.1 Kesimpulan...................................................................................................15

4.2 Saran.............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

LAMPIRAN..........................................................................................................18
4

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. 1 Data Hasil Pengamatan dan Identifikasi Serangga............................9


Tabel 3. 1. 2 Data Identifikasi Jenis Makanan Serangga......................................10
5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Capung..........................................................................................................9
Gambar 3. 2 Kumbang.............................................................................................9
Gambar 3. 3 Belalang Sembah...............................................................................10
6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Identifikasi Capung..........................................................................16


Lampiran 2. Identifikasi Kumbang......................................................................16
Lampiran 3. Identifikasi Belalang Sembah..........................................................17
Lampiran 4. Kegiatan Identifikasi Serangga........................................................17
Lampiran 5. Tallysheet (1)...................................................................................18
Lampiran 6. Tallysheet (2)...................................................................................19
Lampiran 7. Tallysheet (3)...................................................................................20
7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum, serangga adalah kelompok hewan yang memiliki enam kaki
(Hexapoda) dan terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu kepala, dada, dan
perut. Purwatiningsih (2012) mengungkapkan bahwa serangga adalah
kelompok hewan yang memiliki ciri-ciri kaki enam atau 3 pasang (hexapoda).
Mereka memiliki satu pasang antena pada bagian kepala, tiga pasang kaki
pada bagian thoraks, dan umumnya memiliki satu atau dua pasang sayap pada
tahap dewasa.
Serangga memiliki peran penting bagi manusia, termasuk sebagai
penyerbuk, pengendali hama, pengurai bahan organik yang membusuk, dan
sumber produk perdagangan. Namun, serangga juga dapat menyebabkan
kerugian bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian
langsung terjadi ketika serangga memanfaatkan tubuh manusia sebagai
sumber makanan, tempat hidup, dan tempat berkembang biak. Sementara itu,
kerugian tidak langsung dapat terjadi ketika serangga menyerang tanaman
yang dibudidayakan oleh manusia, merusak produk pakaian, dan merusak
makanan (Sintia et al., 2021).
Pengetahuan mengenai serangga sangat penting karena terdapat serangga
yang memiliki efek menguntungkan dan merugikan. Serangga juga
memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem, seperti
sebagai pengurai dan penyubur tanah. Oleh karena itu, penting untuk
memahami berbagai jenis serangga yang ada (Monsanto, 2013). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Sumarmiyati et al., 2019 di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur, telah ditemukan 60 spesies serangga pada
tanaman padi dengan variasi morfologi yang berbeda. Spesies-serangga
tersebut terdiri dari predator yang bermanfaat dan serangga yang merugikan.
Serangga merupakan kelompok hewan yang mendominasi permukaan
bumi, dengan sekitar 80% dari total jumlah spesies hewan atau sekitar
8

751.000 spesies termasuk dalam kategori serangga. Tingginya jumlah spesies


serangga disebabkan oleh keberhasilan mereka dalam mempertahankan
kelangsungan hidup, kemampuan adaptasi dengan berbagai habitat yang
beragam, dan tingkat reproduksi yang tinggi (Deni, 2020). Keanekaragaman
serangga dapat diamati melalui perbedaan dan persamaan dalam ciri-ciri
morfologi serangga, seperti perbedaan warna, ukuran, bentuk tubuh, jenis
makanan, dan habitat yang mereka huni (Siregar et al., 2017).
Ketidaktersediaan data dan informasi mengenai nama spesies dan potensi
serangga merupakan masalah yang dihadapi oleh petani dan masyarakat
ilmiah. Hal ini menghambat pengenalan, pemahaman, dan pemanfaatan
keanekaragaman serangga untuk menjaga kelangsungan hidup manusia dan
menjaga keseimbangan aliran energi dalam agroekosistem yang berkelanjutan.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui bagaimana cara
mengidentifikasi serangga dengan menggunakan kunci determinasi.
9

BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada 15 Mei 2023 yang berlokasi di Laboratorium


Teknologi Hasil Hutan dan Silvikultur Gedung G Program Studi Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
2.2 Alat dan Bahan Penelitian

2.2.1 Alat Penelitian

Adapun Alat yang digunakan pada penelitian ini, sebagai berikut :


1. Styrofoam
2. Jarum pentul
3. Wadah alkohol untuk merendam (bisa gelas bekas)
4. Kaca pembesar
5. Alat tulis
6. Kunci determinasi
2.2.2 Bahan Penelitian

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah alcohol dan 3
ekor serangga dewasa.
2.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada penelitian ini :


1. Dimatikan serangga yang belum mati dengan cara direndam dalam alkohol
2. Diletakkan serangga pada styrofoam dengan bantuan jarum pentul
3. Diamati serangga dengan kaca pembesar
4. Digambar ketiga serangga tersebut
5. Diberikan keterangan untuk setiap bagian tubuh serangga
6. Diidentifikasi serangga menggunakan kunci determinasi hingga Ordo
7. Diidentifikasi tipe mulut serangga
8. Diidentifikasi serangga tersebut memakan organ tumbuhan bagian apa dan
jenis tumbuhannya apa
10

9. Dibahas data yang diperoleh terkait dengan ordo serangga, tipe makanan,
dan apakah serangga tersebut termasuk yang perlu dikendalikan atau tidak.
Tambahkan pustaka pendukung
11

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 3. 1. 1 Data Hasil Pengamatan dan Identifikasi Serangga

SERANGG NAMA GAMBAR KUNCI ORDO


A KE - DETERMINASI
1 Capung 1a – 2b – 5b – 7b Odonata
– 10b – 11b –
12b – 13a – 14a

Gambar 3. 1 Capung

2 Kumbang 1a – 2b – 5a – 6b Coleoptera

Gambar 3. 2 Kumbang
12

3 Belalang 1a – 2b – 5b – 7a Orthoptera
Sembah – 8b – 9b

Gambar 3. 3 Belalang Sembah

Tabel 3. 1. 2 Data Identifikasi Jenis Makanan Serangga

NO. ORDO BENTUK MULUT JENIS


MAKANAN
1. Odonata Tipe Mandibulata (Penggigit- Serangga dengan
Pengunyah) ukuran lebih kecil
seperti lalat,
nyamuk, kupu-
kupu, dan lain-
lain
2. Coleoptera Tipe Mandibulata (Penggigit- Buah dan biji-
Pengunyah) bijian seperti
tomat, semangka,
dan sayuran
lainnya dengan
menghisap cairan
di dalam buah.
3. Orthoptera Tipe Mandibulata (Penggigit- Beragam
Pengunyah) tumbuhan seperti
rumbut, gandum,
padi khususnya
pada bagian daun-
daunan

3.2 Pembahasan

Capung, atau dalam bahasa ilmiah disebut dengan dragonfly, adalah


serangga dari kelompok Odonata yang termasuk dalam ordo Anisoptera. Capung
memiliki ciri khas dengan tubuh yang ramping dan panjang, serta sepasang sayap
13

transparan yang kuat. Mereka memiliki mata yang besar dan kompleks, serta
enam kaki yang memungkinkan mereka untuk terbang dengan lincah.
Keberadaan capung sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan air.
Kondisi air yang tercemar akan memiliki dampak negatif terhadap kehidupan
larva capung, yang dikenal sebagai nimfa (Drozd, 2011). Capung memiliki peran
penting sebagai indikator pencemaran lingkungan (Koneri dan Tallei, 2014).
Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk larva, yang terbatas
pada lingkungan air yang bersih. Pada tahap larva, capung akan memakan
plankton, ikan kecil, dan larva nyamuk. Saat capung dewasa, mereka akan
menjadi pemangsa hama tanaman seperti kutu daun, wereng, dan nyamuk (Koneri
dan Tallei, 2014).
Dengan demikian, kondisi lingkungan air yang baik sangat penting bagi
keberadaan capung. Capung dapat menjadi indikator pencemaran lingkungan
karena mereka hanya dapat hidup di lingkungan air yang bersih. Peran capung
sebagai predator hama juga berdampak pada menjaga keseimbangan ekosistem
pertanian (Koneri dan Tallei, 2014).
Belalang adalah serangga herbivora yang tergolong dalam Ordo
Orthoptera dan memiliki sekitar 20.000 spesies. Belalang dapat ditemukan di
berbagai ekosistem daratan. Mayoritas spesies belalang terdapat di ekosistem
hutan. Mereka memiliki kebiasaan makan hampir semua jenis tanaman, baik yang
tumbuh secara alami maupun yang dibudidayakan. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa keanekaragaman belalang cenderung lebih stabil dalam
ekosistem yang tidak terganggu. Saha et al. (2011) menambahkan bahwa
keanekaragaman dan kelimpahan spesies belalang dari keluarga Acrididae dalam
Ordo Orthoptera lebih tinggi dalam ekosistem yang tidak terganggu dibandingkan
dengan ekosistem yang mengalami gangguan.
Faktor-faktor ekologis seperti pola curah hujan, suhu atmosfer,
kelembaban relatif, jenis tanah, perlindungan dari predator, dan struktur vegetasi
memiliki pengaruh terhadap keragaman belalang. Belalang memiliki peran ganda
sebagai hama dan pemangsa, pemakan bangkai, serta pengurai material organik.
Dalam konteks menjaga keseimbangan ekosistem persawahan, peran belalang
sangat penting (Nety, 2010).
14

Kumbang, yang termasuk dalam Ordo Coleoptera, merupakan serangga


yang memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi, serta berperan
penting dalam fungsi ekosistem (Schowalter, 2011). Peran kumbang dalam
ekosistem meliputi pemakan tanaman, predator, scavenger atau pemakan bangkai,
dan decomposer (Schowalter, 2011). Aktivitas kumbang herbivora memiliki
signifikansi dalam ekosistem karena mereka merupakan hama penting bagi
tanaman dan dapat mempengaruhi keanekaragaman tanaman. Di sisi lain,
kumbang predator dapat mempengaruhi populasi serangga lainnya. Selain itu,
kumbang juga berperan sebagai scavenger dan dekomposer dalam proses
penguraian bahan organik, baik di permukaan tanah maupun di dalamnya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa peran fungsional dan komposisi spesies
serangga kumbang dapat dipengaruhi oleh usia reklamasi, dengan serangga
predator mendominasi pada tahap reklamasi yang masih muda, sedangkan
herbivora dan detritivor meningkat pada tahap reklamasi yang semakin tua
(Rahayu et al., 2017).
15

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

1. Serangga memiliki peran penting bagi manusia, termasuk sebagai


penyerbuk, pengendali hama, pengurai bahan organik yang membusuk,
dan sumber produk perdagangan. Namun, serangga juga dapat
menyebabkan kerugian bagi manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung.
2. Capung memiliki peran penting sebagai indikator pencemaran lingkungan
(Koneri dan Tallei, 2014). Keberadaan capung sangat dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan air. Kondisi air yang tercemar akan memiliki dampak
negatif terhadap kehidupan larva capung, yang dikenal sebagai nimfa
(Drozd, 2011).
3. Belalang cenderung lebih stabil dalam ekosistem yang tidak terganggu.
Saha et al. (2011) menambahkan bahwa keanekaragaman dan kelimpahan
spesies belalang dari keluarga Acrididae dalam Ordo Orthoptera lebih
tinggi dalam ekosistem yang tidak terganggu dibandingkan dengan
ekosistem yang mengalami gangguan.
4. Peran kumbang dalam ekosistem meliputi pemakan tanaman, predator,
scavenger atau pemakan bangkai, dan decomposer (Schowalter, 2011).
Aktivitas kumbang herbivora memiliki signifikansi dalam ekosistem
karena mereka merupakan hama penting bagi tanaman dan dapat
mempengaruhi keanekaragaman tanaman.

4.2 Saran

Dalam melakukan pembacaan kunci determinasi pada saat proses


identifikasi, diharapkan untuk lebih teliti agar tidak ada kesalahan identifikasi
serangga yang terjadi. Penggambaran anatomi serangga juga harus dilakukan
dengan sebaik dan sejelas mungkin agar hasil identifikasi juga dapat terbaca
dengan baik
16
17

DAFTAR PUSTAKA

Drozd, P. 2011. Dragonflies (Odonata) In The Borneo Rain Forest as Indicators of


Change in Biodiversity Resulting From Forest Modofication and
Destruction. Tropical Zoology, 24(1): 63-86.

Deni, E. Jafron, W.H. & Udi, T. (2021). Kelimpahan dan Keanekaragaman


Serangga pada Sawah Organik dan Konvensional di Sekitar Rawa Pening.
Jurnal Akademika Biologi, 10(1): 17-23.

Koneri, R dan Tallei, T. 2014. Kelimpahan Populasi Capung jamur (Zygoptera) di


Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Jurnal Bioslogos, 4(2):
42-47.

Monsanto, 2013. Pengujian Tanaman Jagung di Lapangan Uji Terbatas. Monsanto


Company. Jakarta.

Nety, V.E. & Sih, K. (2010). Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang dan
Kerabatnya (Orthoptera) pada Dua Ekosistem Pegunungan di Taman
Nasional Gunung Halimun-Salak. Journal Entomologi, 7(2): 100-115.

Purwatiningsih, B, Leksono, A, S, dan Yanuwiadi, B, (2012), Komposisi Serangga


Polinator Pada Tumbuhan Penutup Tanah di Poncokusumo – Malang,
Berk. Penel. Hayati, 17 (165-172).

Rahayu,G.A., Damayanti Buchori, Dadan Hindayana, dan Akhmad Rizali. 2017.


Diversity and functional role of beetles (Order Coleoptera) in reclamation
area of coal post-mining in Berau, East Kalimantan. Indonesian Journal of
Entomology. Vol. 14 No. 2, 97–106.

Saha, H.K., Sarkar, A. and Haldar, P. 2011. Effects of Antrophogenic Disturbance


on the Diversity and Composition of the Acridid Fauna of Sites in the Dry
Deciduous Forest of West Bengal, India. Jornal of Biodiversity and
Ecological Science. No 1. Issue 4. 313- 320.
18

Schowalter TD. 2011. Insect Ecology: An Ecositem Approach. 3th edition.


Oxford: Elsevier.

Siregar, A.S. Bakti, D. & Zahara, F. (2014). Keanekaragaman Jenis Serangga di


Berbagai Tipe Lahan Sawah. Jurnal Agroekoteknologi. 2(4); 1640-1647.

Sumarmiyati, Handayani F, dan Sundari. 2019. Keanekaragaman Serangga pada


Pertanaman Padi Sawah di Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan
Timur. Jurnal Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. Vol 5. No 2.
19

LAMPIRAN

Lampiran 1. Identifikasi Capung

Lampiran 2. Identifikasi Kumbang


20

Lampiran 3. Identifikasi Belalang Sembah

Lampiran 4. Kegiatan Identifikasi Serangga


21

Lampiran 5. Tallysheet (1)


22

Lampiran 6. Tallysheet (2)


23

Lampiran 7. Tallysheet (3)

Anda mungkin juga menyukai