LAPORAN PRAKTIKUM
OLEH :
KELOMPOK 1
ALIEFIA SHATILA DIVA KHAIRUNNISA
C1L021001
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
2
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : C1L021001
Kelompok : 1 (Satu)
Kelas :A
Sebagai salah satu syarat kelulusan dalam kegiatan praktikum mata kuliah
Perlindungan dan Kesehatan Hutan dan sebagai syarat kegiatan praktikum
berikutnya.
Menyetujui,
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
DAFTAR TABEL...................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................5
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................7
1.2 Tujuan.............................................................................................................8
3.1 Hasil..............................................................................................................11
3.2 Pembahasan..................................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN......................................................................................15
4.1 Kesimpulan...................................................................................................15
4.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
LAMPIRAN..........................................................................................................18
4
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Capung..........................................................................................................9
Gambar 3. 2 Kumbang.............................................................................................9
Gambar 3. 3 Belalang Sembah...............................................................................10
6
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
Secara umum, serangga adalah kelompok hewan yang memiliki enam kaki
(Hexapoda) dan terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu kepala, dada, dan
perut. Purwatiningsih (2012) mengungkapkan bahwa serangga adalah
kelompok hewan yang memiliki ciri-ciri kaki enam atau 3 pasang (hexapoda).
Mereka memiliki satu pasang antena pada bagian kepala, tiga pasang kaki
pada bagian thoraks, dan umumnya memiliki satu atau dua pasang sayap pada
tahap dewasa.
Serangga memiliki peran penting bagi manusia, termasuk sebagai
penyerbuk, pengendali hama, pengurai bahan organik yang membusuk, dan
sumber produk perdagangan. Namun, serangga juga dapat menyebabkan
kerugian bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian
langsung terjadi ketika serangga memanfaatkan tubuh manusia sebagai
sumber makanan, tempat hidup, dan tempat berkembang biak. Sementara itu,
kerugian tidak langsung dapat terjadi ketika serangga menyerang tanaman
yang dibudidayakan oleh manusia, merusak produk pakaian, dan merusak
makanan (Sintia et al., 2021).
Pengetahuan mengenai serangga sangat penting karena terdapat serangga
yang memiliki efek menguntungkan dan merugikan. Serangga juga
memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem, seperti
sebagai pengurai dan penyubur tanah. Oleh karena itu, penting untuk
memahami berbagai jenis serangga yang ada (Monsanto, 2013). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Sumarmiyati et al., 2019 di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur, telah ditemukan 60 spesies serangga pada
tanaman padi dengan variasi morfologi yang berbeda. Spesies-serangga
tersebut terdiri dari predator yang bermanfaat dan serangga yang merugikan.
Serangga merupakan kelompok hewan yang mendominasi permukaan
bumi, dengan sekitar 80% dari total jumlah spesies hewan atau sekitar
8
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui bagaimana cara
mengidentifikasi serangga dengan menggunakan kunci determinasi.
9
Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah alcohol dan 3
ekor serangga dewasa.
2.3 Prosedur Kerja
9. Dibahas data yang diperoleh terkait dengan ordo serangga, tipe makanan,
dan apakah serangga tersebut termasuk yang perlu dikendalikan atau tidak.
Tambahkan pustaka pendukung
11
3.1 Hasil
Gambar 3. 1 Capung
2 Kumbang 1a – 2b – 5a – 6b Coleoptera
Gambar 3. 2 Kumbang
12
3 Belalang 1a – 2b – 5b – 7a Orthoptera
Sembah – 8b – 9b
3.2 Pembahasan
transparan yang kuat. Mereka memiliki mata yang besar dan kompleks, serta
enam kaki yang memungkinkan mereka untuk terbang dengan lincah.
Keberadaan capung sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan air.
Kondisi air yang tercemar akan memiliki dampak negatif terhadap kehidupan
larva capung, yang dikenal sebagai nimfa (Drozd, 2011). Capung memiliki peran
penting sebagai indikator pencemaran lingkungan (Koneri dan Tallei, 2014).
Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk larva, yang terbatas
pada lingkungan air yang bersih. Pada tahap larva, capung akan memakan
plankton, ikan kecil, dan larva nyamuk. Saat capung dewasa, mereka akan
menjadi pemangsa hama tanaman seperti kutu daun, wereng, dan nyamuk (Koneri
dan Tallei, 2014).
Dengan demikian, kondisi lingkungan air yang baik sangat penting bagi
keberadaan capung. Capung dapat menjadi indikator pencemaran lingkungan
karena mereka hanya dapat hidup di lingkungan air yang bersih. Peran capung
sebagai predator hama juga berdampak pada menjaga keseimbangan ekosistem
pertanian (Koneri dan Tallei, 2014).
Belalang adalah serangga herbivora yang tergolong dalam Ordo
Orthoptera dan memiliki sekitar 20.000 spesies. Belalang dapat ditemukan di
berbagai ekosistem daratan. Mayoritas spesies belalang terdapat di ekosistem
hutan. Mereka memiliki kebiasaan makan hampir semua jenis tanaman, baik yang
tumbuh secara alami maupun yang dibudidayakan. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa keanekaragaman belalang cenderung lebih stabil dalam
ekosistem yang tidak terganggu. Saha et al. (2011) menambahkan bahwa
keanekaragaman dan kelimpahan spesies belalang dari keluarga Acrididae dalam
Ordo Orthoptera lebih tinggi dalam ekosistem yang tidak terganggu dibandingkan
dengan ekosistem yang mengalami gangguan.
Faktor-faktor ekologis seperti pola curah hujan, suhu atmosfer,
kelembaban relatif, jenis tanah, perlindungan dari predator, dan struktur vegetasi
memiliki pengaruh terhadap keragaman belalang. Belalang memiliki peran ganda
sebagai hama dan pemangsa, pemakan bangkai, serta pengurai material organik.
Dalam konteks menjaga keseimbangan ekosistem persawahan, peran belalang
sangat penting (Nety, 2010).
14
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Nety, V.E. & Sih, K. (2010). Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang dan
Kerabatnya (Orthoptera) pada Dua Ekosistem Pegunungan di Taman
Nasional Gunung Halimun-Salak. Journal Entomologi, 7(2): 100-115.
LAMPIRAN