ACARA 1
PERHITUNGAN JUMLAH SEL BAKTERI DAN
SPORA
LAPORAN PRAKTIKUM
OLEH :
KELOMPOK 1
ALIEFIA SHATILA DIVA KHAIRUNNISA
C1L021001
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
1
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : C1L021001
Kelompok : 1 (Satu)
Kelas :A
Sebagai salah satu syarat kelulusan dalam kegiatan praktikum mata kuliah
Perlindungan dan Kesehatan Hutan.
Menyetujui,
2
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
DAFTAR TABEL...................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.2 Tujuan.............................................................................................................6
3.1 Hasil................................................................................................................9
3.2 Pembahasan....................................................................................................9
BAB IV KESIMPULAN......................................................................................11
4.1 Kesimpulan...................................................................................................11
4.2 Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
3
DAFTAR TABEL
4
BAB I PENDAHULUAN
5
sengon disebabkan oleh cendawan Uromycladium tepperianum Sacc. yang
termasuk dalam keluarga Pileolariaceae. Cendawan ini hanya mampu
menginfeksi jaringan tanaman yang masih muda.
Menghitung kerapatan spora merupakan langkah penting dalam
penelitian yang berkaitan dengan mikroorganisme seperti jamur. Dengan
menghitung kerapatan spora U. falcataria, kita dapat mengetahui jumlah spora
yang ada dalam suatu area tertentu. Informasi ini dapat digunakan untuk
menghitung dosis yang diperlukan untuk mengendalikan penyakit secara
efektif.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kerapatan spora
pada U. falcataria dengan menggunakan hemsitometer serta mengetahui
jumlah kerapatan spora yang optimal digunakan untuk inokulasi kepada bibit
tanaman sengon (Falcataria moluccana).
6
BAB II METODE PENELITIAN
1. Hemasitometer
2. Mikroskop
3. Kamera
4. Alat tulis
5. Tallysheet
7
sebanyak 9 ml di tabung reaksi kosong setelah itu diambil sampel U.
falcataria sebanyak 1 ml menggunakan suntikan kemudian
dihomogenkan ke tabung reaksi yang berisi aquades steril dengan cara
disuntikkan secara cepat berulang kali sampai tercampur dengan
merata.
5. Dihitung kerapatan spora dengan hemasitometer, langkah awal yaitu
dibersihkan hemasitometer dengan aquades lalu ditutup dengan cover
glass, setelah itu diteteskan hasil pengenceran di bidang hitung
hemasitometer melalui celah di bagian kanan dan kiri cover glass
hingga bidang hitung terisi penuh, tunggu selama 1 menit agar posisi
stabil, kemudian diamati menggunakan mikroskop binokuler dengan
perbesaran 400×. Setelah terlihat jelas sporanya, maka dilakukan
perhitungan jumlah spora,
Adapun data kerapatan spora dianalisis menggunakan rumus
Gabriel dan Riyanto (1989) sebagai berikut:
t ×d
C= × 106
n ×0,25
Dimana:
C = kerapatan spora per ml larutan.
t = jumlah total spora dalam kotak sampel yang diamati.
n = jumlah kotak sampel (5 kotak besar × 16 kotak kecil).
0,25 = faktor koreksi penggunaan kotak sampel skala kecil pada
haemocytometer.
d = faktor pengenceran bila harus diencerkan (d=1 berarti
tidak diencerkan; d=10 berarti diencerkan 1:10)
8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Tabel Perhitungan
Bidang Kotak Kotak Kotak Kotak Kotak Jumlah
Hitung Ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Plot 1 5 14 14 5 10 48
Plot 2 5 5 10 12 14 46
Rata - rata 94
Tabel 1. Hasil Perhitungan Sel melalui Hemasitometer
Plot 1
t ×d 6
C= × 10
n ×0,25
48 ×1 6
= × 10
80 ×0,25
= 2.400.000 sel/ml
Plot 2
t ×d 6
C= × 10
n ×0,25
46 ×1 6
= × 10
80 ×0,25
= 2.300.000 sel/ml
3.2 Pembahasan
9
sebanyak 46 sel. Setelah melalui pengolahan data menggunakan rumus metode A
untuk menemukan hasil kerapatan sel yang ada, maka didapatkan hasil kerapatan
sel pada plot 1 adalah sebesar 2,4x106 dan pada plot 2 sebesar 2,3x106.
Sel spora ini adalah bahan inokulasi yang akan disuntikkan kepada bibit tanaman
sengon berumur dua bulan untuk menguji virulensi atau kemampuan spora dalam
menginfeksi tanaman sengon. Rahayu et al., (2010) menyatakan bahwa, kerapatan
minimum dari spora yang dapat diinokulasikan ke dalam bibit sengon adalah sebesar 10 6.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa hasil pengukuran sel spora U. falcataria yang
kami peroleh menunjukkan bahwa spora tersebut memiliki kerapatan yang sudah
sesuai untuk dapat dilakukan inokulasi terhadap bibit sengon (F. moluccana)
karena telah mencapai jumlah minimum kerapatan spora yang mampu
menginokulasi bibit sengon.
10
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Rahayu et al., (2010) menyatakan bahwa, kerapatan minimum dari spora yang
dapat diinokulasikan ke dalam bibit sengon adalah sebesar 10 6. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa hasil pengukuran sel spora U. falcataria yang kami peroleh
menunjukkan bahwa spora tersebut memiliki kerapatan yang sudah sesuai untuk
dapat dilakukan inokulasi terhadap bibit sengon (F. moluccana) karena telah
mencapai jumlah minimum kerapatan spora yang mampu menginokulasi bibit
sengon.
4.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Illa., & N. E. Lelana. 2011. Penyakit Karat Tumor pada Sengon.
Jakarta: Badan Penelitian dan PengembanganKehutanan
Ginting, S., Santoso, T., Munara, Y., Anwar, R., & Sudirman, L. (2019).
"Patogenisitas Cendawan Lecanicillium Sp. Ptn01 Terhadap Penggerek
Tongkol Jagung Helicoverpa Armigera (Hubner) (Lepidoptera:
Noctuidae)". Berita Biologi, 18(1).
Krisnawati, H., Varis, E., Kaliio, & Kanninen,M. 2011.
Paraserianthesfalcataria(L.), Nielsen. Ecology, Silviculture and
Productivity. Bogor: Center for International
ForestryResearch(CIFOR)
Rahayu, S., Lee, S. S., & N.A. Shukor. 2010. Uromycladium tepperianum, the
Gall Rust Fungus from Falcataria moluccana in Malaysia and Indonesia.
Mycoscience. 51:149-153.
12
13