Anda di halaman 1dari 77

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

INTEGRASI DASAR-DASAR PERLINDUNGAN


TANAMAN

KELOMPOK 80

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023

ii
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
INTEGRASI DASAR-DASAR PERLINDUNGAN
TANAMAN

“Disusun sebagai salah satu syarat


untuk menyelesaikan mata kuliah
dasar-dasar perlindungan tanaman”

NURUL WAHDANIYAH
E28122192

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023

ii
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan lengkap praktikum Dasar-Dasar

Perlindungan Tanaman dengan baik dan tepat waktu. Pertama-tama penyusun

mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah

memberikan dorongan dan dukungan serta doa dari mereka sehingga penyusun tetap

semangat dan bekerja keras dalam menyelesaikan laporan lengkap praktikum Dasar-

Dasar PerlindunganTanaman.

Palu, Desember 2023

Penyusun

iii
iv
DAFTARISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................ i
HALAMAN JUDUL................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1


1.2 Tujuan Praktikum........................................................................... 4

BAB II. METODE PRAKTIKUM

2.1Tempat Dan Waktu...................................................................... 5


2.2 Alat Dan Bahan........................................................................... 5
2.3 Cara Kerja................................................................................... 5

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Pengamatan Serangga............................................................... 7
3.2Pembahasan............................................................................... 8
3.3Pengamatan Gulma................................................................... 9
3.4 Pembahasan ....................................................................................... 10
3.5 Pengamatan Penyakit ....................................................................... 11
3.6 Pembahasan ....................................................................................... 13
3.7 Pengamatan Serangga ...................................................................... 15
3.8 Pembahasan ....................................................................................... 17
3.9 Pengamatan Gulma ........................................................................... 18
3.10 Pembahasan ..................................................................................... 21
3.11 Pengamatan Penyakit ..................................................................... 23
3.12 Pembahasan ..................................................................................... 24
3.13 Pengamatan Serangga .................................................................... 26
3.14 Pembahasan ..................................................................................... 28
3.15 Pengamatan Gulma ......................................................................... 29
3.16 Pembahasan ..................................................................................... 33
3.17 Pengamatan Penyakit ..................................................................... 35
3.18 Pembahasan ..................................................................................... 37

v
3.19 Pengamatan Serangga .................................................................... 38
3.20 Pembahasan ..................................................................................... 43
3.21 Pengamatan Gulma ......................................................................... 46
3.22 Pembahasan ..................................................................................... 51
3.23 Pengamatan Penyakit ..................................................................... 52
3.24 Pembahasan ..................................................................................... 54

BABIV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 56


4.2 Saran .................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN

vi
DAFTARTABEL

Tabel 1. Pengamatan Serangga MST Ke-3 Tanaman Mentimun.................


Tabel 2. Pengamatan Gulma MST Ke-3 Tanaman Mentimun .................... 10
Tabel 3. Pengamatan Penyakit MST Ke-3 Tanaman Mentimun ................. 13
Tabel 4. Pengamatan Serangga MST Ke-4 Tanaman Mentimun ................ 16
Tabel 5. Pengamatan Gulma MST Ke-4 Tanaman Mentimun .................... 20
Tabel 6. Pengamatan Penyakit MST Ke-4 Tanaman Mentimun ................. 24
Tabel 7. Pengamatan Serangga MST Ke-5 Tanaman Mentimun ................ 28
Tabel 8. Pengamatan Gulma MST Ke-5 Tanaman Mentimun .................... 33
Tabel 9. Pengamatan Penyakit MST Ke-5 Tanaman Mentimun ................. 37
Tabel 10. Pengamatan Serangga MST Ke-6 Tanaman Mentimun .............. 43
Tabel 11. Pengamatan Gulma MST Ke-6 Tanaman Mentimun .................. 51
Tabel 12. Pengamatan Penyakit MST Ke-6 Tanaman Mentimun ............... 54

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangga hama merupakan organisme yang dapat mengganggu pertumbuhan

tanaman dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi. Hama dari jenis

serangga dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang

selalu mengganggu perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi pertanian

tetapi selain itu ada sebagian serangga dapat menguntungkan untuk petani atau dapat

disebut sebagai perdator. Contoh serangga yang bertindak sebagai hama yaitu

belalang kayu (Valanga nigricornis), kutu daun (Aphis sp.), kumbang helm (Cocinella

acuta), ngengat (Lepidoptera), dan lalat buah (Bactoceraqsp) serangga tersebut

menyebabkan tanaman rusak, layu hingga mati (Harianto,2016).

Penyakit tanaman adalah sesuatu yang terjadi pada tanaman dan menyimpang

dari keadaan normal, sepertinya cukup jelas menimbulkan gejala yang dapat dilihat

oleh mata manusia, menurunkan kualitas atau nilai ekonomis pada tanaman, dan

merupakan akibat interaksi yang cukup lama. Penyakit pada tanaman merupakan

sebuah kondisi yang dimana tanaman tersebut terganggu akibat dari penyakit yang

menyerang pada tanaman tersebut, namun bukan berasal dari gangguan hama dan

serangga, melainkan karena jamur, virus, maupun bakteri yang terjadi pada tanaman

dan pada akhirnya juga dapat merugikan manusia. Tanaman yang terkena atau

terserang penyakit dapat terlihat jelas perbedaannya karena mengalami perbedaan

atau
Kelainan pada kerusakan sel atau bahkan matinya sel dalam tanaman. Penyakit

tanaman biasanya disebabkan oleh faktor biotik dan faktor abiotik. Penyakit tanaman

yang disebabkan oleh faktor biotik ialah penyakit yang diakibatkan oleh organisme

penganggu (cendawan,bakteri,dll), biasanya gejala kerusakan rata pada satu hamparan

tanaman (Rahmat,2019).

Gulma merupakan tumbuhan yang kehadirannya tidak di kehendaki oleh

manusia. Keberadaan gulma menyebabkan terjadinya persaingan antara tanaman

utama dengan gulma. Gulma yang tumbuh menyertai tanaman budidaya dapat

menurunkan hasil baik kualitas maupun kuantitasnya. Gulma mempunyai

kemampuan bersaing yang kuat dalam memperebutkan CO2, air, cahaya matahari dan

nutrisi.Pertumbuhan gulma dapat memperlambat pertumbuhan tanaman. Beberapa

penelitianterkait gulma adalah menyatakan bahwa gulma menyerap hara dan air lebih

cepatdibanding tanaman pokok. Gulma berpengaruh langsung pada pertumbuhan dan

hasiltanaman kedelai. Persaingan antara gulma dan tanaman dalam mengambil unsur

hara dan air dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis,

menimbulkan kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas tanaman

(Asyik,etal.,2019).

Sistem pertanian yang mengembangkan teknik pengendalian hama yang

berbasis lingkungan, refugia diharapkan dapat menjaga kelestarian agroekosistem

dilapangan, dengan merunut pada prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT

menitik beratkan permanfaatan berbagai banyak macam teknik pengendalian yang

dicampurkan atau dikombinasikan dalam satu kesatuan program, sehingga dicapai

2
Keuntungan ekonomi yang maksimal dan memberikan dampak yang aman bagi

lingkungan makhluk hidup. Secara prinsipnya, berbagai cara teknik pengendalian

telah diterapkan harus secara teknis efektif dan dapat diterapkan secara ekonomi

menguntungkan, secara ekologi aman dan secara social budaya dapat diterima

(Prabaningrum,2015).

Aplikasi pestisida merupakan cara pengendalian hama yang banyak

dilakukanoleh petani. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan

produksi padi.Secara intensif aplikasi pestisida dapat mendukung produktivitas padi

sawah, namun disisi lain dapat merusak keseimbangan alami ekosistem dilahan

pertanian. Terganggunya rantai makanan alami dapat meningkatkan populasi hama

akibat resistensi dan

Berkurangnya populasi musuh alami yang mampu mengendalikan populasi

hama Muhibah dan Leksono,(2015) dalam Apriliyanto dan Sarno,2018).

Pengendalian serangga tidak cukup dengan musuh alami karena musuh alami

memiliki kekurangan yaitu lambatnya dalam membunuh serangga hama atau dalam

mengendalikan serangan hama tanaman, maka dengan itu dilakukan dengan teknik

lainnya seperti memasang perangkap atau jebakan untuk hama tanaman , salah

satunya dengan menggunakan perangkap kuning (YellowTrap) atau Glumon pada

lahan budidaya tanaman. Glumon atau YellowTrap ini merupakan perangkap

serangga yang ramah lingkungan serta sangat efektif dalam mengendalikan serangan

serangga, pengendalian juga dapat dilakukan secara visual atau dilihat langsung

dilapangan (Jenal,etal.,2021)

3
1.2 TujuanPraktikum

Tujuan dari praktikum pengamatan Serangga, Penyakit, dan Gulma pada

Tanamanya itu untuk mengetahui jenis - jenis, peran, ordo-ordo pada serangga,

penyebab, dan cara mengatasi penyakit dan gulma pada tanaman Mentimun

(Cucumissativus).

4
BAB II
METODE PRAKTIKM

2.1 Tempat Dan Waktu

Praktikum Matakuliah Dasar – Dasar Perlindungan Tanaman pada Tanaman

Mentimun (CucumisSativus) ini, Dilaksanakan pada lahan Akademik Fakultas

Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Pelaksanaan Praktikum lahan dimulai

daritanggal 25 September 2023 sampai dengan selesai, mulai dari Pukul 06.15 WITA

sampai dengan selesai. Praktikum lahan ini adakan satu kali dalam satu minggu yaitu

pada hari rabu

2.2 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah patok, cangkul, sekop, tali

rafia, papan plot, sube, ember, botol bekas, benang, kapas dan ajir. Bahan yang

digunakan adalah bibit Mentimun, pupuk urea, pupuk KCl, pupuk NPK dan pupuk SP

- 36, lemglumon serta air bersih.

2.3 CaraKerja

Menyiapkan perangkap serangga seperti Pembuatan perangkap feromon

dengan cara menyiapkan botol Aqua, membuat lubang menyesuaikan dengan ukuran

botol, memasukkan air kedalam botol 500 ml, memasukkan kapas dengan tali rafiah

yang telah di ikat pada penutup botol dan gantung dengan tali rafiah kemudian

tambahkan cairan glumon untuk menarik serangga. Pengamatan penyakit dan hama
dilakukan setiap hari dengan melihat gejala dan tanda yang muncul pada tanaman.

Tanaman lalu diberikan perlakuan jika terlihat adanya indikasi penyakit seperti

mencabut atau menghilangkan bagian tanaman tempat munculnya gejala.

6
BAB III
HASILDAN PEMBAHASAN

3.1 PengamatanSerangga

Berdasarkan Praktikum Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman yang

berlangsung di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tanaman : Mentimun (CucumisSativus)


MST : Ke-3

Nama
Juml
No. Hari/Tanggal Gambar Klasifikasi Serangga/Na Peran
ah
maIlmiah
1. Kerajaan: Semut/Formi 5 Semut
Senin, 30
Animalia ciade berperan
Oktober 2023
Filum:Art Sebagai hama
ropod predator yang
Kelas:Inse menjadi
kta musuh alami
Ordo:Hy serangga
menopera hama dilahan
Subordo: tanaman
Apokrita mentimun
Subfamili: (Cucumis
Vespoidea Sativus)
Famili:Fo
rmicide

Tabel 1. Pengamatan Serangga MST Ke-3 Tanaman Mentimun (CucumisSativus).

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Tabel 1. MST Ke-3

tanaman mentimun (CucumisSativus), ditemukan serangga yaitu semut yang

merupakan OPT pengganggu tanaman dan juga bertindak sebagai predator atau

musuh alami dari hama penggangu tanaman lainnya.Perlindungan tanaman

mempunyai peranan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari usaha

peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman koleksi dalam masa pertumbuhannya,

dan menjaga kesehatan tanaman terutama dari serangan hama dan penyakit

(Linda&Dewi, 2020).

Semut termasuk kedalam serangga predator karena sifatnya aktif dan kuat

serta memangsa serangga yang lebih kecil dan lemah. Semut merupakan salah satu

kelompok hewan yang dikatakan sebagai indikator hayati, sebagai alat monitoring

perubahan kualitas lingkungan dan penentuan kawasan konservasi. Hal ini didukung

oleh beberapa sifat yang dimiliki semut, yaitu hidup diberbagai habitat, mempunyai

toleransi yang sempit terhadap perubahan lingungan, biomassa dominan, mempunyai

sifat penting dalam ekosistem, mudah di koleksi serta secara taksonomi relatif maju

(Maharani,L.A.2021).

8
Hama adalah semua binatang yang mengganggu dan merugikan tanaman yang

diusahakan manusia. Apabila asalnya bukan dari binatang gangguan itu akan disebut

penyakit, misalnya gangguan dari virus, bakteri, jamur, tumbuh-tumbuhan yang

bertingkat rendah atau yang sedikit lebih tinggi, kekurangan unsur-unsur makanan

dan lain-lainnya (Linda&Dewi,2020).

3.3 Pengamatan Gulma

Berdasarkan Praktikum Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman yang

berlangsung di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tanaman : Mentimun (Cucumis Sativus)


MST : Ke-3

Namagul
No. Hari/Tanggal Gambar Klasifikasi Morfologi ma/Nama Jumlah
Ilmiah
1. Senin, 30 Kingdom: Tanaman Rumput 15
Oktober 2023
Plantae ini KepitingBesar/
Sub memiliki Digitaria
Kingdom: perakaran Sanguinalis
Tracheobion serabut,
ta batang
Divisi:Mag tumbuhan
noliophyta datar dan
tidak
berbulu,

9
Kelas:Lilio Daun
psida tumbuhan
Subkelas: berwarna
Commelinid hijau
iae dengan
Ordo:P panjang
oales lebih
Famili: dari2Cm.
Poacea
Sub
Famili:Pani
ocoidaeae
Genus:
Digitaria
Spesies:
Digitaria
Sanguinalis
Tabel 2. Pengamatan Gulma MST Ke-3 Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus).

3.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Tabel 2. MST Ke-3

tanaman mentimun (Cucumis Sativus), ditemukan bahwa terdapat satu Gulma yang

terdapat di bedengan yaitu Rumput Kepiting Besar. Gulma tersebut apabila tidak

dilakukan pengendalian dapat menggangu atau menghambat perkembangan dan

pertumbuhan pada tanaman mentimun yang telah kita budidayakan. Gulma

merupakan salah satu tanaman atau tumbuhan yang tumbuh disuatu tempat dalam

waktu tertentu
10
yang tidak dikehendaki oleh manusia. Gulma yang tumbuh di antara tanaman sangat

berbagai macam beragam jenis dan banyak sekali dominansinya. Jenis-jenis gulma

iniyang memiliki dominansi yang tinggi akan sangat merugikan dan menurunkan

hasil produksi pada tanaman (Utami et al.,2020).

Gulma menjadi penyebab hilangnya hasil pertanian yang hamper setara

dengan risiko serangan hama dan pathogen penyakit. Adanya gulma dapat

menimbulkan persaingan antara tanaman dengan gulma untuk mendapatkan satu atau

lebih factor tumbuh yang terbatas (cahaya, unsur hara, dan air), sehingga dapat

mengurangi kemampuan tanaman untuk tumbuh normal. Besarnya kerugian akibat

gulma, menuntut dilakukannya pengendalian. Pengendalian gulmayang umum

dilakukan petani adalah pengendalianse cara mekanik dan kimiawi menggunakan

herbisida yang banyak kelemahannya antara lain menyebabkan terjadinya kerusakan

lingkungan, keanekaragaman biotik menjadi rendah, matinya organisme bukan

sasaran dan peningkatan biaya produksi. Oleh karena itu, perlu adanya alternative lain

dalam pengendalian gulma, salah satunya secara kultur teknik dengan tumpang sari

(Puspita, et al.,2017).

3.4 Pengamatan Penyakit

Berdasarkan Praktikum Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman yang

berlangsung di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

11
Tanaman : Mentimun (Cucumis Sativus)
MST : Ke-3

Nama
Cara
No. Hari/Tanggal Gambar Penyakit/Nama Penyebab
Mengatasi
Ilmiah
1. Senin, 30 Klorosis Kekurangan Periksa
Oktober 2023
nutrisi, pH tanaman secara
tanah yang menyeluruh
tidak sesuai, untuk
kekurangan menentukan
cahaya, dan penyebab
gangguan klorosis. Jika
akar. klorosis
Keadaan disebabkan
jaringan oleh
tumbuhan kekurangan
pada daun nutrisi, berikan
yang pupuk yang
mengalami sesuai untuk
kerusakan mengatasi
atau kekurangan
gagalnya tersebut, jika
pembentukan pH tanah
klorofil, terlalu tinggi
sehingga atau rendah,
tidak dapat
berwarna menghambat
hijau penyerapan

12
Melainkan nutrisi oleh
kuning atau tanaman,
putih pucat. perbaiki
drainase dan
irigasi pastikan
tanaman
memiliki
drainase yang
baik dan tidak
tergenang air.
Tabel 3. Pengamatan Penyakit MST Ke-3 Tanaman Mentimun(Cucumis Sativus).

3.6 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Tabel 3. MST Ke-3

tanaman mentimun (Cucumis Sativus), dapat diketahui bahwa terdapat penyakit yang

menyerangan mentimun yaitu daun menguning (Klorosis). Penyakit ini bisa terjadi

karena berbagai macam keadaan tanaman maupun unsur hara yang ada didalam

tanah. Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap penyakit ini, tanaman bisa saja

tidak tumbuh normal atau mati.

Penyakit ini bisa terjadi karena berbagai macam keadaan tanaman maupun

unsur hara yang ada di dalam tanah. Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap

penyakit ini, tanaman bias saja tidak tumbuh normal atau mati. Penyakit klorosis

adalah penyakit yang d sebabkan oleh virus. Gejala penyakit klorosis adalah tulang

daun menguning dan daun menguning (Rita, et al.,2015).

13
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri

pada tanaman adalah PCR (Polymerase Chain Rection) yaitu teknik modern untuk

mengidentifikasi makhluk hidup sampai ketingkat molekuler dengan cara mensintesis

dan menggandakan potongan DNA hingga berjuta kali lipat dalam waktu yang

relative singkat (Lliana, et al.,2020).

Umumnya gejala yang timbul berupa perubahan morfologi yang tidak normal

seperti pertumbuhan yang melambat, perubahan bentuk dan warna daun. Oleh

karenaitu, gejala kelainan nutrisi bisa menjadi panduan untuk mengidentifikasi

kekurangan ataupun kelebihan nutrisi pada tanaman. Pengamatan terhadap

pertumbuhan tanaman dapat memberikan gambaran langsung terkaitkondisi nutrisi

tanaman. Gangguan metabolisme akibat kekurangan dan kelebihan nutrisi akan

terlihat dengan munculnya kelainan spesifik pada tanaman. Misalnya, nitrogen

diperlukan untuk sintesis proteindan klorofil sehingga gejala yang muncul akibat

kekurangan unsur nitrogen adalah daun tanaman menjadi hijau pucat atau kuning

mulai dari bawah dan memanjang keatas atau terkadang terjadi pada seluruh bagian

tanaman (Nurinaya, et al.,2021).

Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) yang termasuk dalam tumbuhan

merambat atau merayap ini merupakan salah satu jenis tanaman sayuran buah dari

keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) yang sudah sangat populer di seluruh dunia dan

digemari masyarakat luas. Menurut sejarah, tanaman mentimun berasal dari benua

Asia. Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan

14
pertanian cocok untuk ditanami mentimun. Untuk mendapatkan produksi yang tinggi

dan

15
kualitas yang baik, tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur dan gembur,

kaya akan bahanorganik,tidaktergenang, pHnya5-6.NamunmasihtoleranterhadappH

5,5 batasan minimal dan pH 7,5 batasan maksimal. Pada pH tanah kurang dari

5,5akan terjadi gangguan penyerapan hara oleh akar tanaman sehingga

pertumbuhantanaman terganggu, sedangkan pada tanah yang terlalu basa tanaman

akan terserangpenyakitklorosis (Ahmad,etal.,2019).

3.7 PengamatanSerangga

Berdasarkan Praktikum Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman

yangberlangsung di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako,

Maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tanaman : Mentimun (Cucumis Sativus)


MST : Ke-4

Nama
Juml
No. Hari/Tanggal Gambar Klasifikasi Serangga/Na Peran
ah
maIlmiah
1. Rabu, 8 Kerajaan: Semut/ 12 Semut
November 2023
Animalia Formiciade berperan
Filum:Art Sebagai hama
ropod predator yang
Kelas:Inse menjadi
kta musuh alami
Ordo:Hy serangga
menope hama di
ra lahan

16
Subordo: tanaman
Apokrita mentimun
Subfamili: (Cucumis
Vespoidea Sativus)
Famili:Fo
rmicide

2. Rabu, 8 Kingdom: Ulat 1 Ulat kantong


November 2023
Animalia Kantong/Met berperan
Filum:Art isaPlana sebagai hama
hopoda yang
Kelas:Inse menyerang
cta daun
Ordo:Lep Mentimun
idoptea (Cucumis
Famili:Ps Sativus)
ychidae
Genus:M
etisa
Spesies:
MetisaPla
na
Walker

Tabel 4. Pengamatan Serangga MST Ke-4 Tanaman Mentimun(Cucumis Sativus)

17
3.8 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Tabel 4. MST Ke-4

tanaman mentimun (Cucumis Sativus), ditemukan serangga yaitu semut yang

merupakan OPT pengganggu tanaman dan juga bertindak sebagai predator atau

musuh alami dari hama penggangu tanaman lainnya. Selain semut terdapat satu

serangga yaitu ulat kantong yaitu merupakan OPT dan termasuk hama yang dapat

merusak tanaman karena ulat ini dapa memakan batang atau daun dari tanaman

mentimun apabila tidakdi lakukan pengendalian pada hama tersebut. Hal itu

dikarenakan walaupun langkah-langkah lainnya dari budidaya suatu tanaman

(penanaman, pemupukan, pengairan,penyiangan) sudah dilakukan dengan baik, tetapi

pengendalian terhadap hama dan penyakit dia baikan, maka apa yang dilakukan pada

kegiatan konservasi tanaman koleksi akan terancam rusak atau akan dapat mati

apalagi jika hama dan penyakitnya sampai menjangkiti tanaman koleksi atau tanaman

hias yang termasuk tanaman langka (Linda&Dewi, 2020).

Ulat merupakan salah satu jenis hama penting yang menyerang tanaman

Hama ini sering menyebabkan penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen

karena menyebabkan daun dan buah berlubang. Tanaman inang dari ulat grayak

adalah tanaman cabai, kubis, jagung, padi, tomat, tebu, buncis, jeruk, tembakau,

bawang merah, terong, kentang, kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah), kangkung,

bayam, pisang dan tanaman hias. Kerusakan dan kehilangan hasil akibat serangan

ulat grayak ditentukan oleh populasi hama, fase perkembangan hama, fase

pertumbuhan tanaman,

18
dan varietas tanaman. Serangan hama ini pada varietas rentan menyebabkan kerugian

yang sangat signifikan. Dalam mengendalikan hama S. litura petani umumnya masih

menggunakan insektisida sintetis karena lebih efektif, hasilnya cepat diketahui, dan

penerapannya relative mudah. Namun penggunaan insektisida sintetis yang tidak

bijaksana dapat menimbulkan pengaruh samping yang merugikan, seperti timbulnya

resistensi hama, resurgensi dan terjadinya pencemaran lingkungan (Azwana, A. 2019).

3.9 Pengamatan Gulma

Berdasarkan Praktikum Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman yang

berlangsung di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tanaman : Mentimun (Cucumis Sativus)


MST : Ke-4

Nama
No. Hari/Tanggal Gambar Klasifikasi Morfologi gulma/Nama Jumlah
Ilmiah
1. Rabu, 8 Kingdom: Tanaman Rumput 20
November
Plantae ini Kepiting
2023
Sub memiliki Besar/Digitaria
Kingdom: perakaran Sanguinalis
Tracheobion serabut,
ta batang
tumbuhan
Datar dan

19
Divisi:Mag Tidak
noliophyta berbulu,
Kelas:Lilio daun
psida tumbuhan
Subkelas:C berwarna
ommelinidia hijau
e dengan
Ordo:P panjang
oales lebih dari
Famili: 2 Cm.
Poacea
Sub
Famili:Pani
ocoidaeae
Genus:
Digitaria
Spesies:
Digitaria
Sanguinalis

2. Rabu, 8 Kingdom: Bercabang Krokol Laut 25


November
Plantae mulai dari Daun
2023
Sub pangkal, Bulat/Trianthe
Kingdom: daunya ma
Tracheobion berwarna Portulacastrum
ta hijau, daun
batangnya
bulat,

20
Superdivisi: Berwarna
Spermatoph coklat
yta keungunan
Divisi:Mag dan banyak
noliophyta mengandun
Class:Magn g air,
oliopsida tumbuhan
SubKelas:H tegak,
ammamelid tetapi ada
ae separuhnya
Ordo:Caryo berbaring
phyllales diatas tanah
Famili:P mengeluark
ortulacaS an akar
pesies:Fla dibagian
vonoid yang
menyentuht
anah. Daun
tebal dan
berdaging,
bertangkai
pendek.
Helaian
daun
berbentuk
Bulat telur.
Tabel 5. Pengamatan Gulma MST Ke-4 Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus).

21
3.10 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Tabel 5. MST Ke-4

tanaman mentimun (Cucumis Sativus), ditemukan bahwa terdapat dua jenis Gulma

yang terdapat di bedengan yaitu Rumput Kepiting Besar dan Krokol Laut Daun Bulat.

Kedua Gulma tersebut apabila tidak dilakukan pengendalian dapat menggangu atau

menghambat pertumbuhan tanaman dari mulai dari benih hingga panen.Banyak factor

yang mempengaruhi keragaman gulma antara lain cahaya,unsur hara, pengolahan

tanah, cara budidaya tanaman, jarak tanam atau kerapatan tanaman yang digunakan,

serta umur tanaman (Tustiyani, et al.,2019).

Keberadaan gulma pada tanaman budidaya mengakibatkan adanya kompetisi

dalam hal pengambilan air, unsur hara, ruang tumbuh serta cahaya matahari yang

dapat merugikan tanaman budidaya. Di samping itu gulma dapat mengeluarkan

senyawa allelopathy serta dapat menjadi inangbagi hama dan patogen tanaman

budidaya. Kerugian yang diakibatkan oleh gulma ini akan menurunkan hasil panen

pada tanaman budidaya. Sebaran gulma antara satu daerah dengan daerah lainnya

berbeda sesuai dengan factor yang mempengaruhinya. Identifikasi gulma serta

pengenalan jenis-jenis gulma dominan merupakan langkah awal dalam menentukan

keberhasilan pengendalian gulma (Imaniasita, et al.,2020).

22
Tanaman tersebut dapat tumbuh lebih banyak lagi setelah selesai dilakukan

pemupukan. Gulma secara umum dapat beradaptasi dengan baik pada semua

kondisidi sawah. Secara alami, gulma tumbuh lebih cepat darip tanaman utama

(Refdinal, et al.,2019). Lingkungan merupakan factor yang mempengaruhi

keanekaragaman gulma tersebut (Kilkoda et al.,2015). Faktor lain yang

mempengaruhi keanekaragaman gulma antara lain unsur hara, cahaya, cara budidaya

tanaman, pengolahan tanah, umur tanaman, dan jarak tanam (Tustiyani, et al.,2019).

Metode yang digunakan dalam analisis vegetasi gulma ada tiga, antara lain

metode kuadrat, metode garis, dan metode titik. Pemilihan kedua metode tersebut

disesuaikan dengan beberapa area pertumbuhan vegetasi gulma yang tidak merata.

Metode garis cocok digunakan pada vegetasi gulma rendah yang berkelompok dan

batas antar spesies individu gulma dapat terlihat jelas (Mangon soekarjo & Soejono,

2015). Metode titik cocok digunakan pada vegetasi gulmayang pertumbuhannya

sangat rapat berupa gulma menjalar yang sulit untuk diketahui batas antar spesies

individunya karena saling berkaitan (Murtilaksono et al., 2021). Penggunaan kedua

metode tersebut mengingat pertumbuhan gulma yang tidak merata pada keseluruhan

lahan, jadi meskipun dipilih secara acak untuk plot sampel yang diamati, namun tetap

menyesuaikan dengan kaidah penggunaan metode analisis (Imaniasita, et al.,2020).

23
3.11 Pengamatan Penyakit

Berdasarkan Praktikum Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman yang

berlangsung di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tanaman : Mentimun (Cucumis Sativus)


MST : Ke-4

Nama
Cara
No. Hari/Tanggal Gambar Penyakit/Nama Penyebab
Mengatasi
Ilmiah
1. Rabu, 8 Klorosis Kekurangan Periksa
November
nutrisi, pH tanaman secara
2023
tanah yang menyeluruh
tidak sesuai, untuk
kekurangan menentukan
cahaya, penyebab
dangan klorosis. Jika
gangguan klorosis
akar. disebabkan
Keadaan oleh
jaringan kekurangan
tumbuhan nutrisi, berikan
pada daun pupuk yang
yang sesuai untuk
mengalami mengatasi
kerusakan kekurangan
atau gagalnya tersebut, jika
pembentukan

24
klorofil, pH tanah
sehingga terlalu tinggi
tidak atau rendah,
berwarna dapat
hijau menghambat
melainkan penyerapan
kuning atau nutrisi oleh
putih pucat. tanaman,
perbaiki
drainase dan
irigasi pastikan
tanaman
memiliki
drainase yang
baik dan tidak
tergenang air.
Tabel 6. Pengamatan Penyakit MST Ke-4 Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus).

3.12 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Tabel 6. MST Ke-4

tanaman mentimun (Cucumis Sativus), dapat diketahui bahwa terdapat penyakit yang

menyerangan mentimun yaitu daun menguning (Klorosis). Penyakit ini bisa terjadi

karena berbagai macam keadaan tanaman maupun unsur hara yang ada didalam

tanah. Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap penyakit ini, tanaman bisa saja

tidak tumbuh normal atau mati.

25
Tanaman membutuhkan nutrisi (unsur hara) dalam jumlah yang seimbang

pada setiap tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Ketersediaan nutrisi dalam

jumlah yang optimal memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut, (a) Nutrisi yang

tersedia didaerah perakaran dalam kondisi yang cukup, (b) Transportasi nutrisi dalam

larutan tanah menuju permukaan akar berlangsung dengan cepat, (c) Pertumbuhan

akar yang maksimal untuk penyerapan nutrisi yang tersedia, (d) Penyerapan nutrisi

tidak mengalami hambatan, dan (e) Mobilitas nutrisi di dalam tubuh tanaman

berlangsung dengan baik. Ketika tanaman mengalami masalah terkait lima kondisi

tersebut maka tanaman akan mengalami masalah nutrisi yaitu defiensi maupun

toksisitas (Nur inaya, et al.,2021).

Virus-virus ini di lapangan perlu selalu dipantau keberadaannya di lapangan,

mengingat tanaman cucurbitacea seperti mentimun merupakan tanaman sayuran

penting. Peningkatan infeksi dan munculnya virus baru pada tanaman mentimun

diIndonesia kemungkinan disebabkan oleh adanya importasi benih dari negara

lain.Sehingga perlu dilakukan pemutakhiran tentang penyakit virus secara berkala

untuk mengetahui identitas, sebaran, dan frekuensinya di lapangan (Nur Unsyah &

Tri Asmira,2019).

Penyakit tanaman adalah gangguan atau kelainan yang terjadi pada tanaman

yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti bakteri, jamur, virus ,serangga, dan

factor lingkungan seperti kelembaban yang tinggi atau rendah, suhu yang tidak

sesuai, atau kondisi tanah yang buruk. Penyakit tanaman dapat memengaruhi

pertumbuhan, kesehatan, dan produktivitas tanaman, sehingga dapat merusak hasil

26
panen dan

27
mengurangi nilai estetika tanaman hias. Penyakit tanaman dapat menyerang semua

jenis tanaman, termasuk tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman

pangan. Gejala penyakit tanaman dapat ` bervariasi tergantung pada jenis

penyakit, jenis tanaman yang terinfeksi, dan kondisi lingkungan yaitu sendiri

(Nuryanto, B. 2018).

Penyebab daun berubah warna menjadi kuning adalah penyiraman berlebihan.

Ketika tanaman diberi terlalu banyak air, akar tidak dapat mengambil oksigen yang

cukup dari tanah, menyebabkan akarmenjadi lemas dan membusuk. Kekurangan

oksigen dan akar yangmembusuk menghambat kemampuan tanaman untuk menyerap

air dan nutrisi yang dibutuhkan. Akibatnya, daun mulai menguning. Tanaman yang

menerima terlalu sedikit sinar matahari atau terlalu banyak sinar matahari dapat

mengakibatkan daun akan berubah menjadi kuning (Nugraha & Siddik, 2021).

3.13 PengamatanSerangga

Berdasarkan Praktikum Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman yang

berlangsung di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tanaman : Mentimun (Cucumis Sativus)


MST : Ke-5

28
Nama
Juml
No. Hari/Tanggal Gambar Klasifikasi Serangga/Na Peran
ah
maIlmiah
1. Rabu,15 Kerajaan: Semut/ 15 Semut
November 2023
Animalia Formiciade berperan
Filum:Art Sebagai hama
ropod predator yang
Kelas:Inse menjadi
kta musuh alami
Ordo:Hy serangga
menopera hama dilahan
Subordo: tanaman
Apokrita mentimun
Subfamili: (Cucumis
Vespoidea Sativus)
Famili:
Formicide

2. Rabu,15 Kingdom: Ulat 3 Ulat kantong


November 2023
Animalia Kantong/Met berperan
Filum:Art isaPlana sebagai hama
hopoda yang
Kelas:Inse menyerang
cta daun
Ordo:Lep Mentimun
idopte (Cucumis
a Sativus)

29
Famili:Ps
ychidae
Genus:M
etisa
Spesies:
Metisa
Plana
Tabel 7. Pengamatan Serangga MST Ke-5 Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus).

3.14 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Tabel 7. MST Ke-5

tanaman mentimun (Cucumis Sativus),samaseperti padaHSTKe-28 ditemukan

serangga yaitu semut yang merupakan OPT pengganggu tanaman dan juga bertindak

sebagai predator atau musuh alami dari hama penggangu tanaman lainnya. Selain

semut terdapat satu serangga yaitu ulat kantong yaitu merupakan OPT dan termasuk

hama yang dapat merusak tanaman karena ulat ini dapa memakan batang atau daun

dari tanaman mentimun apabila tidak di lakukan pengendalian pada hama tersebut.

Pada pengamatan kali ini jumlah serangganya terus bertambah

Keberadaan populasi semut melimpah dan mempunyai sifat peka terhadap

perubahan lingkungan, sehingga berpotensi sebagai bioindikator perubahan kondisi

ekosistem. Semut juga berperan penting sebagai predator hama yang lebih mudah dan

ekonomis dibandingkan dengan menggunakan bioindikator dari kelompok serangga

lain. Semut adalah predator yang penting dan diprediksikan dapat melindungi

tanaman

30
dari hama. Perilaku sosial semut sebagai predator dan pengurai dalam ekosistem telah

menjadi objek yang menarik untuk diteliti dalam segala aspeknya. Interaksi semut

dengan hewan bisa berupa predator atau pemangsa. Oleh karena itu, diperlukan upaya

untuk mengendalikan hama agar lebih efektif dan efisien namun tetap aman bagi

lingkungan, sebagai contoh pengendalian hama menggunakan serangga musuh

alaminya. Salah satu serangga yang memiliki potensi sebagai predator yaitu semut

(Siska, et al.,2017).

Naik turunnya serangan ulat kantung ditentukan oleh dinamika populasi larva.

Perbedaan tanaman inang akan berpengaruh terhadap kemampuan larva dalam

merusak tanaman. Faktor tekanan dari luar merupakan factor negative dalam

perkembangan ulat. Pengurangan nutrisi pada tanaman yang mengakibatkan tanaman

mengalami stress juga berpengaruh pada perkembangan ulat. Tanaman dengan

nitrogen tinggi akan memberikan nutrisi yang baik untuk ulat kantung dalam

perkembangannya (Hendra&Suratni, 2021).

3.15 Pengamatan Gulma

Berdasarkan Praktikum Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman yang

berlangsung di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tanaman : Mentimun (Cucumis Sativus)


MST : Ke-5

31
Nama
No. Hari/Tanggal Gambar Klasifikasi Morfologi gulma/Nama Jumlah
Ilmiah
1. Rabu, 15 Kingdom: Tanaman Rumput 25
November
Plantae ini Kepiting
2023
Sub memiliki Besar/Digitaria
Kingdom: perakaran Sanguinalis
Tracheobion serabut,
ta batang
Divisi:Mag tumbuhan
noliophyta datar dan
Kelas:Lilio tidak
psida berbulu,
Subkelas:C daun
ommelinidia tumbuhan
e berwarna
Ordo:P hijau
oales dengan
Famili: panjang
Poacea lebih dari
Sub 2 Cm.
Famili:Pani
ocoidaeae
Genus:
Digitaria

32
Spesies:Di
gitaria
Sanguinalis

2. Rabu, 15 Kingdom: Bercabang Krokol Laut 30


November
Plantae mulai dari Daun
2023
Sub pangkal, Bulat/Trianthe
Kingdom: daunya ma
Tracheobion berwarna Portulacastrum
ta hijau, daun
Superdivisi: batangnya
Spermatoph bulat,
yta berwarna
Divisi:Mag coklat
noliophyta keungunan
Class:Magn dan banyak
oliopsida mengandun
SubKelas:H g air,
ammamelid tumbuhan
ae tegak,
Ordo:Caryo tetapi ada
phyllales separuhnya
Famili:P berbaring
ortulaca diatas tanah
mengeluark
an akar
dibagianya
menyentuh

33
Spesies:F tanah. Daun
lavonoid tebal dan
berdaging,
bertaingkai
pendek.
Helaian
daun
berbentuk
Bulat telur.

3. Rabu, 15 Kingdom: Jukut Pendul Rumput Jukut


November
Plantae Memiliki Pendul/Rhyncho
2023
Sub batang cporacolorata
Kingdom: berbentuk
20
Tracheobion sersegitiga
to yang
SubDivisi:Sp tumbuh
ermatophyta tajam keatas.
Kelas:Liliop Daunnya
sida/monok tumbuh
otil dengan
Subkelas:C tidak
ommelinid jajaran
iae dasar yang

34
Ordo:Poales panjangnya
Famili:Cype sekitar 5-20
raceae Cm
Genus:Cype biasanya
rus terdiri dari
Spesies:C.R 4-10 helai
otundus daun yang
tumbuh
pada
pangkal
batang.
Tanaman
ini,
bentuknya
seperti garis
sempit.
Tabel 8. Pengamatan Gulma MST Ke-5 Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus).

3.16 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Tabel 8. MST Ke-5

tanaman mentimun (Cucumis Sativus), ditemukan bahwa terdapat tiga jenis Gulma

yang terdapat di bedengan yaitu Rumput Kepiting Besar, Krokol Laut Daun Bulat dan

Rumput Jukut Pendul. Ketiga Gulma termasuk kedalam kingdom plantae yaitu

kerajaan keanaragaman tumbuhan. Gulma tersebut apabila tidak dilakukan

pengendalian dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan tanaman dari mulai

dari benih hingga panen.

35
Gulma merupakan tumbuh–tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak

diinginkan sehingga menimbulkan kerugian yang cukup signifikan bagi kehidupan

manusia. Kerugian yang di timbulkan dari berbagai aspek di antaranya yaitu karena

pengaruh persaingan (kompetisi) mengurangi ketersediaan unsur hara tanaman

mendorong efekallelophaty. Zatallelophaty adalah zat yang bersifat racun bagi

tanaman. Gulma di lahan pertanian tidak harus selalu dikendalikan dari awal sampai

panen. Pengendalian harus dilakukan pada waktu yang tepat, sehingga biaya, waktu,

dan tenaga dapat lebih hemat (Suryatini,L.S.2018).

Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu pertumbuhan tanaman

budidaya atau merugikan kepentingan manusia sehingga manusia berusaha untuk

mengendalikannya (Sembodo, (2010) dalam Kilkoda, 2015). Jenis gulma meliputi

gulma rumput (grasses), gulma golongan tekian (seedges) dan gulma golongan

berdaun lebar (broadleaves). Gulma adalah tumbuhan pengganggu tanaman yang

sangat merikan petani. Gulma merupakan salah satu faktor yang menghambat

pertumbuhan tanaman karena pertumbuhan gulma yang sangat cepat tanaman yang

dibudidayaakan mengalami penurunan kualitas. Gulma adalah faktor yang

menghambat pertumbuhan selain factor alam, genetic dan budidaya tanaman (Kilkoda

et al.,2015).

Gulma tersebut apabila tidak dilakukan pengendalian dapat menggangu atau

menghambat pertumbuhan tanaman dari mulai dari benih hingga panen. Tanaman

tersebut dapat tumbuh lebih banyak lagi setelah selesai dilakukan pemupukan. Secara

umum, gulma dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu rerumputan, berdaun lebar,

36
dan teki-tekian (Isda,et al.,2018).

Gulma juga dapat dibagi berdasarkan lama siklus hidupnya di alam, yaitu

gulma yang berumur setahun atau gulma yang berumur semusim dan gulma yang

berumur dua tahunan atau gulma yang berumur bermusim ganda. Selain itu,

berdasarkan klasifikasi taksonomi, gulma dikelompokkan menjadi tanaman

monokotil, dikotil, dan paku-pakuan (Gawaksa,et al.,2016).

Dampak dari persaingan gulma tidak bisa dilihat secara langsung, melainkan

dapat dilihat pada masa pertumbuhan tanaman budidaya hingga jumlah produksi yang

dihasilkan akan mengalami penurunan (Ngawit dan Fauzi, 2021). Gulma secara

umum dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu gulma golongan rumput, gulma

golongan teki dan juga gulma golongan daun lebar. Gulma golongan daun lebar

Praxelis clematidea merupakan gulma yang paling sering ditemukan terutama diarea

pertumbuhan pertanaman. Gulma Praxelis clematidea adalah jenis gulma invasif dan

mengancam keanekaragaman hayati (Harpini, 2017)

37
3.17 PengamatanPenyakit

Berdasarkan Praktikum Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman yang

berlangsung di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tanaman : Mentimun (Cucumis Sativus)


MST : Ke-5

38
Nama
Cara
No. Hari/Tanggal Gambar Penyakit/Nama Penyebab
Mengatasi
Ilmiah
1. Rabu, 15 Klorosis Kekurangan Periksa
November
nutrisi, pH tanaman secara
2023
tanah yang menyeluruh
tidak sesuai, untuk
kekurangan menentukan
cahaya, dan penyebab
gangguanak klorosis. Jika
ar. klorosis
Keadaan disebabkan
jaringan oleh
tumbuhan kekurangan
pada daun nutrisi, berikan
yang pupuk yang
mengalami sesuai untuk
kerusakan mengatasi
atau gagalnya kekurangan
pembentukan tersebut, jika
klorofil, pH tanah
sehingga terlalu tinggi
tidak atau rendah,
berwarna dapat
hijau menghambat
melainkan penyerapan
kuning atau nutrisi oleh
Putih pucat. tanaman,

39
Perbaiki
drainase dan
irigasi pastikan
tanaman
memiliki
drainase yang
baik.
Tabel 9. Pengamatan Penyakit MST Ke-5 Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus).

3.18 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Tabel 9. MST Ke-5

tanaman mentimun (Cucumis Sativus), dapat diketahui bahwa terdapat penyakit yang

menyerangan mentimun yaitu daun menguning (Klorosis). Penyakit ini bisa terjadi

karena berbagai macam keadaan tanaman maupun unsur hara yang ada di dalam

tanah. Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap penyakit ini, tanaman bisa saja

tidak tumbuh normal atau mati.

Nutrisi esensial pada tanaman dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan

tingkat kebutuhan tanaman akan unsur tersebut yaitu, Nutrisi dasar, merupakan

sekitar 96% dari total bahan kering tanaman dan secara umum tidak terjadi

kekurangan unsur-unsur dasar tersebut bagi tanaman, terdiri atas, karbon (C),

hidrogen (H), dan oksigen (O), Makro nutrien, merupakan unsur hara esensial yang

dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang lebih besar (lebih dari 0,01% berat kering

tanaman), terdiri atas: nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium

(Mg), dan sulfur (S), serta

40
Mikronutrien, merupakan unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

yang lebih kecil (kurang dari 0,01% berat kering tanaman), terdiri atas, besi (Fe),

seng (Zn), boron (B), tembaga (Cu), mangan (Mn), molib denum (Mo), dan klorin

(Cl) (Nurinaya,et al.,2021).

Metode untuk mengetahui masalah nutrisi yang dialami oleh tanaman, baik itu

defisiensi maupun toksisitas dapat dilakukan dengan analisis tanah, analisis jaringan

tanaman maupun pengamatan gejala visual (diagnosis visual). Diagnosis visual

merupakan metode diagnostic yang membantu untuk mendiagnosis defisiensi

maupun toksisitas nutrisi yang dialami oleh tanaman dengan pemeriksaan gejala

visual (Rakesh,et al.,2021).

3.19 Pengamatan Serangga

Berdasarkan Praktikum Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman yang

berlangsung di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tanaman : Mentimun (Cucumis Sativus)


MST : Ke-6

41
Nama
Juml
No. Hari/Tanggal Gambar Klasifikasi Serangga/Na Peran
ah
Ma Ilmiah
1. Rabu, 22 Kingdom: Lebah 5 Lebah madu
November 2023
Animalia Madu/Apis berperan
Phylum:A florea penting untuk
rthropoa penyerbukan
Class:Hex tanaman.
apoda/Inse Banyak
cta tanaman
Ordo:Hy memerlukan
menoptera bantuan
Family:A hewan untuk
pidae membantu
Genus:Ap mereka.
is Lebah
Species:A terbang dari
pisandreni bunga
fomis, kebunga
Apisceran untuk
a, mengumpulk
Apisdosart an serbuk sari
a, dan beberapa
Apisflorea serbuk tanah
jatuh bunga
berikutnya.
Dengan cara
ini lebah
membantu

42
bunga untuk
menyuburkan
dan
menghasilkan
buah pada
tanaman
Mentimun(C
ucumis
Sativus).
2. Rabu, 22 Kerajaan: Kumbang 5 Peran
November 2023
Animalia Helm/Coccin Kumbang
Filum:Art ellaArcutta Helm
hropoda dibutuhkan
Subfilu:H dalam
exapoda ekosistem
Kelas:Inse karena
cta aktivitas
Subkelas: kumbang
PterygotaI sebagai
nfrakela: pemakan
Neoptera tanaman,
Superord: predator,
Endopterg scavenger,
ota dan
Ordo: decomposer
Coleoptera pada tanaman
Mentimun

43
(Cucumis
Sativus).

3. Rabu, 22 Kerajaan: Cacing 2 Peran cacing


November 2023
Animalia Tanah/Lumbr tanah
Filum:An icina terhadap fisik
nelida tanah adalah
Kelas:Olig dapat
ochaeta memperbaiki
Subkelas: aerasi dan
Haplotaxi drainase
da tanah,
Ordo:Me mengurangi
gadrilacea bahan
Subordo: organik,
Lumbricin membantu
a+Monilig mengangkut
astrid bahan
organic
berlapis-lapis
tanah dan
memperbaiki
struktur
tanahmenjadi
suburpada
tanaman.

44
4. Rabu,22 Kerajaan: Ulat 1 Ulat bulu
November 2023
Animalia Bulu/Malaco berperan
Filum:Art somaAmeric sebagai hama
hropoda anum tanaman
Kelas:Inse Mentimun
cta (Cucumis
Ordo:Lepi Sativus).
doptera Keberadaan
Upaordo: ulat bulu
Glossata pada inang
Infraordo dapat
: diketahui
Heteroneu dengann
ra melihat
Superfam gejala yang
ili:Noctuo terjadi pada
idea inang yang
Famili:L diamati.
ymantriid Inang yang
ae terserang ulat
bulu
menunjukkan
gejala daun
berlubang,
bagian tepi
daun habis
dimakan ulat
bulu, dan

45
terdapat sisa
kotoran ulat
bulu.

Tabel 10. Pengamatan Serangga MST Ke-6 Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus)

3.20 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Tabel 10. MST Ke-

6 tanaman mentimun (Cucumis Sativus), berbeda dari pengamatan sebelumnya, pada

pengamatan kali ini ditemukan jenis serangga baru yaitu Lebah Madu, Cacing Tanah,

ulat bulu dan Kumbang Helm. Lebah madu berperan penting dalam proses

pembuahan karena lebah dapat berpindah dari tanaman ke tanaman yang lainnya dan

membawa serbuk sari. Hal tersebut dapat membantu proses penyerbukan pada

tanaman. Cacing Tanah berperan dalam proses penyuburan tanaman. Ulat Bulu

berpotensi sebagai hama penganggu tanaman karena dapat menggerek batang pada

tanaman tersebut. Sedangkan Kumbang helm juga sangat berperan dalam membantu

proses pertumbuhan tanaman karena dapat menjadi predator untuk hama lainnya.

Banyak factor yang dapat mempengaruhi keanekaragaman dan kelimpahan

dari ordo Coleoptera. Salah satu faktornya adalah dari habitatnya yang mampu

mempengaruhi keanekaragaman dan kelimpahan Coleoptera antara lain ketersediaan

makanan,vegetasi sekitar termasuk tanaman inang, dan mikroklimat (suhu dan

kelembaban udara) pada lahan. Selain itu, factor seperti aktivitas manusia juga

mampu

46
memberikan pengaruh terhadap keanekaragaman dan kelimpahan Coleoptera. Salah

satu aktivitas manusia yang dapat berdampak terhadap Coleoptera yaitu aplikasi

pestisida dan pemupupukan pada lahan (Nasirudin dan Susanti,2018).

Beberapa jenis cacing tanah yang banyak di kembangbiakkan adalah

Pheretimasp, Perionyx sp, dan Lumbricus sp. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai

bahan organic yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Namun

cacing tanah jenis Lumbricus memiliki keunggulan dan potensi yang lebih banyak

jika dibandingkan dengan dua jenis cacing tanah yang lainnya, seperti memiliki

kemampuan untuk mempercepat dekomposisi sampah sampah organik, tingkat

produktivitasnya yang tinggi, penambahan berat badan lebih cepat, produksi cocon,

juvenil(anakkan) dan pemeliharaannya sangat mudah. Pertumbuhan dan

perkembangan cacing tanah ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Salah satu

pendekatan yang dapat dilakukan pada pembelajaran biologi adalah pendekatan

inkuiri (Elya, 2015).

Serangga dari Ordo Coleoptera yang keberadaannya tinggi pada wilayah

tempe rata. Keanekaragaman, kelimpahan, dan komposisi Ordo Coleoptera setiap

wilayah dipengaruhi faktor biotik ataupun abiotik. Selain itu, adanya modifikasi atau

pengolahan mampu menggeser faktor-faktor tersebut, sehingga pengolahan yang

berbeda disetiap lahan menjadi pengaruh dari kehadiran suatu spesies dilahan tersebut

(Riyanto, 2016).

47
Korelasi tanaman berbunga dan lebah madu memiliki keterkaitan yang sanga

terat dan bersimbiosis mutualisme. Nektardan polenyang berada pada tanaman

berfungsi sebagai pemasok pakan lebah, sementara lebah madu berperan sebagai

pollinator tanaman tersebut. Proses pembungaan tanaman pada umumnya bersifat

musiman, keadaan ini menyebabkan beberapa tanaman yang menjadi sumber pakan

lebah menjadi langka pada waktu-waktu tertentu. Pakan lebah seperti polen hanya

dapat diambil dari tanaman yang bunga.Waktu pembungaan tanaman yang pendek

menyebabkan produksi madu menurun dan juga dapat mengakibatkan lebah madu

berpindah ketempatlain. Sebaliknya, produksi madu meningkat apabila waktu

pembungaan tanaman yang cukup panjang (Erwan,et al.,2022).

Ulat/larva dari ordo Lepidoptera dan famili Lasiocampidaeini menyerang

bagian daundantepidaun. Daun akan berlubang dan tepi daun terkoyak dengan bekas

gigitan yang tidak rata atau bergerigi dan akhirnya tinggal tulang daun yang tersisa.

Hal ini akan menghambat pertumbuhan tanaman karena tidak ada proses fotosintesis.

Ulat bulu juga merusak bagian pucuk (Yulius,et al.,2019).

Peranan serangga sangat penting bagi ekosistem, peranan tersebut dapat

menguntungkan atau merugikan.Peran menguntungkan diantara-nya sebagai

polinator, dekomposer, berperan se-bagai musuh alami serangga lain. Peran serangga

yang merugikan dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman seperti daun, batang

dan buah. Serangga yang menimbulkan kerusakan pada tanaman dan menyebabkan

kerugian dikategorikan sebagai hama (Hendra,et al.,2018).

48
Keberadaan benih berkualitas baik, pengadaan persemaian juga merupakan

kegiatan yang sangat penting agar rencana penanaman tidak gagal. Bibit yang sehat

dan bermutu baik merupakan modal awal dalam pembinaan kehutanan yang hanya

dapat dihasilkan dari persemaian yang dikelola dengan baik. Guna mewujudkan

pengelolaan persemaian secara optimal maka kegiatan pengendalian hama sangat

perlu dilakukan agar memperoleh bibit yang berkualitas (Yulius,et al.,2019).

3.21 Pengamatan Gulma

Berdasarkan Praktikum Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman

yang berlangsung di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako,

Maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tanaman : Mentimun (Cucumis Sativus)


MST : Ke-6

Nama
No. Hari/Tanggal Gambar Klasifikasi Morfologi gulma/Nama Jumlah
Ilmiah
1. Rabu, 22 Kingdom: Tanaman Rumput 39
November
Plantae ini Kepiting
2023
Sub memiliki Besar/Digitaria
Kingdom: perakaran Sanguinalis
Tracheobion serabut,
ta batang
tumbuhan
Datar dan

49
Divisi:Mag Tidak
noliophyta berbulu,
Kelas:Lilio daun
psida tumbuhan
Subkelas:C berwarna
ommelinidia hijau
e dengan
Ordo:P panjang
oales lebih dari
Famili: 2 Cm.
Poacea
Sub
Famili:Pani
ocoidaeae
Genus:
Digitaria
Spesies:
Digitaria
Sanguinalis

2. Rabu, 22 Kingdom: Bercabang Krokol Laut 35


November
Plantae mulai dari Daun
2023
Sub pangkal, Bulat/Trianthe
Kingdom: daunya maPortulacastr
Tracheobion berwarna um
ta hijau, daun
batangnya
bulat,

50
Sub divisi: Berwarna
Spermatoph coklat
yta keungunan
Divisi: dan banyak
Magnolioph mengandun
yta g air,
Class:Magn tumbuhan
oliopsida tegak,
Sub tetapi ada
Kelas:Ham separuhnya
mamelidae berbaring
Ordo:Caryo diatas tanah
phyllales mengeluark
Famili:P an akar
ortulaca dibagian
Spesies:F yang
lavonoid menyentuh
tanah. Daun
tebal dan
berdaging,
bertaingkai
pendek.
Helaian
daun
berbentuk
Bulat telur.

51
3. Rabu,22N Kingdom: Jukut Rumput Jukut 37
ovember2
Plantae Pendul Pendul/Rhynch
023
Sub Memiliki ocporacolorat
Kingdom: batang a
Tracheobion berbentuk
to bsersegi
Sub tiga yang
Divisi:Sperm tumbuh
atophyta tajam
Kelas: keatas.
Liliopsida/m Daun
onokotil nyatumbuh
Sub dengan
kelas tidak
Commelinid jajaran
iae dasar yang
Ordo: panjangnya
Poales sekitar 5-20
Famili:Cype Cmbiasany
raceae a terdiri
Genus: dari 4-10
Cyperus helai daun
Spesies:C.R yang
otundus tumbuh
pada
pangkal
batang.
Tanaman
ini,

52
Bentuknya
seperti garis
sempit.

4. Rabu,22N Kingdom: Bercabang Krokol Laut 49


ovember2
Plantae mulai dari Daun
023
Sub pangkal, Bulat/Trianthe
Kingdom: daunya ma
Tracheobion berwarna Portulacastrum
ta Sub hijau, daun
divisi:Sperm batangnya
atophyta bulat,
Divisi:Mag berwarna
noliophyta coklat
Class: keungunan
Magnoliopsi dan banyak
da mengandun
Sub g air,
Kelas:Ham tumbuhan
mamelidae tegak,
Ordo:Caryo tetapi ada
phyllales separuhnya
Famili:P berbaring
ortulaca diatas tanah
mengeluark
an akar
dibagianya
ng
menyentuh

53
Spesies:F tanah. Daun
lavonoid tebal dan
berdaging,b
ertaingkai
pendek.
Helaian
daun
berbentuk
Bulat telur.
Tabel 11. Pengamatan Gulma MST Ke-6 Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus).

3.22 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Tabel 11. MST Ke-

6 tanaman mentimun (Cucumis Sativus), ditemukan bahwa terdapat tiga jenis Gulma

yang terdapat di bedengan yaitu Rumput Kepiting Besar, Krokol Laut Daun Bulat dan

Rumput Jukut Pendul. Ketiga Gulma termasuk kedalam kingdom plantae yaitu

kerajaan keanaragaman tumbuhan. Gulma tersebut apabila tidak dilakukan

pengendalian dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan tanaman dari

mulaidari benih hingga panen.. Sifat gulma yang sulit dikendalikan tersebut dalam

proses pengendalian di-perlukan suatu sistem pengolahan secara tepat sehingga

keberadaan gulma tidak mengganggu proses pertumbuhan tanaman budidaya. Proses

pengolahan tanahdi-tentukan oleh kondisi tanah, dimana kondisi tanah yang berbeda

juga membutuhkan perlakukan yang berbeda sehingga ke-beradaan gulma dapat

dikendalikan (Dio,et al.,2017).

54
Gulma termasuk dalam hama pengganggun tanaman karena keberadaannya

yang tidak di inginkan yang menjadikan gulma menjadi hama. Sebagian besar gulma

rumputan berkembang biak menggunakan organ generatif yang berupa biji dan organ

vegetatif yang berupa stolon atau rimpang sehingga termasuk gulma tahunan, dan

sebagian kecil gulma rumputan hanya mempunyai organ perkembangbiakan

menggunakan biji sehingga termasuk pada gulma semusim. Gulma tekian yang

termasuk dalam familia Cyperaceae mempunyai karakteristik batangnya tidak beruas

dan tegak keatas, batangnya tidak berlubang, daunnya berbentuk pita, titik

tumbuhnya tersembunyi dan mempunyai akar serabut (Jumatang,et al,2020).

3.23 Pengamatan Penyakit

Berdasarkan Praktikum Matakuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman yang

berlangsung di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tanaman : Mentimun (Cucumis Sativus)


MST : Ke-6

55
Nama
Cara
No. Hari/Tanggal Gambar Penyakit/Nama Penyebab
Mengatasi
Ilmiah
1. Rabu, 22 Klorosis Kekurangan Periksa
November nutrisi, pH tanaman secara
2023 tanah yang menyeluruh
tidak untuk
sesuai,kekur menentukan
angan penyebab
cahaya, klorosis. Jika
dangan klorosis
gangguan disebabkan
akar. oleh
Keadaan kekurangan
jaringan nutrisi, berikan
tumbuhan pupuk yang
pada daun sesuai untuk
yang mengatasi
mengalami kekurangan
kerusakan tersebut, jika
atau gagalnya pH tanah
pembentukan terlalu tinggi
klorofil, atau rendah,
sehingga dapat
tidak menghambat
berwarna penyerapan
hijau Nutrisi oleh
melainkan

56
kuning atau tanaman,
putih pucat. perbaiki
drainase dan
irigasi pastikan
tanaman
memiliki
drainase yang
baik dan tidak
tergenang air.
Tabel 12. Pengamatan Penyakit MST Ke-6 Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus).

3.24 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Tabel 12. MST Ke-

6 tanaman mentimun (Cucumis Sativus), dapat diketahui bahwa terdapat penyakit

yang menyerang mentimun yaitu daun menguning (Klorosis). Penyakit ini bisa terjadi

karena berbagai macam keadaan tanaman maupun unsur hara yang ada didalam

tanah. Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap penyakit ini, tanaman bisa saja

tidaktumbuhnormalataumati.Umumnya,tanamanmengalamidefisiensiunsurharakarena

ketersediaan unsur hara tersebut didalam tanah rendah. Namun keberadaan unsur

hara dalam jumlah yang banyak di dalam tanah tidak dapat menjamin tanaman

terhindar dari kondisi defisiensi nutrisi, karena kondisi defisiensi dapat dipengaruhi

oleh berbagai faktor dan dapat dipengaruhi oleh cekaman biotik dan atau maupun

abiotic (Mia, 2015).

57
Nutrisi tanaman merupakan unsur kimia yang penting untuk pertumbuhan dan

reproduksi tanaman. Nutrisi tanaman dibedakan menjadi unsur esensial dan non

esensial. Kriteria esensial berdasarkan tiga aspek yaitu, Unsur tersebut harus

dibutuhkan oleh tanaman untuk menyelesaikan siklus hidupnya, Tidak ada unsur

lainyang bisa menggantikan unsur tersebut, dan Semua tanaman membutuhkan unsur

tersebut (Nurinaya,e tal.,2021).

58
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan Hasil Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Yang

Telah Dilaksanakan diLahan Akademik, Yaitu Pengamatan Terhadap Serangga,

Gulma, dan Penyakit maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat berbagai banyak jenis serangga, ada yang bertindak sebagai predator

atau musuh alami dari serangga lain, adapula yang bertindak sebagai hama

dan menyerang tanaman. Adapun jenis serangga dapat membantu proses

pertumbuhan dari pada tanaman tersebut.

2. Gulma adalah salah satu tumbuhan yang mengganggu pada proses

pertumbuhan tanaman. Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap gulma

tersebut maka akan berdampak langsung pada proses pertumbuhan tanaman

dan akan bisa saja gulma tersebut akan tumbuh lebih subur daripada tanaman

mentimun yang telah kita tanam.

3. Penyakit klorosis adalah salah satu penyakit yang terdapat pada tanaman

mentimun. Penyakit ini biasanya menyerang pada daun. Ciri-ciri tanaman

yang terserang penyakit ini adalah perubahan warna pada daun. Apabila tidak

dilakukan pengendalian secara tepat pada tanaman ini akan menyebabkan

tanaman lain ikut terinfeksi dan dapat menyebab kematian pada tanaman

tersebut.
4.2 Saran

Perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut terkait keanekaragaman hama

serangga, gulma dan penyakit pada tanaman mentimun karena akan berubah setiap

waktunya tergantung kondisi iklim, ekosistem dan lingkungan tempat hidup dari

hama dan penyakit tersebut.

57
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Nazarudin, Mahdiannoor, & Zarmiyeni. (2019). Pertumbuhan dan Produksi


Tanaman Mentimun terhadap Pemberian Berbagai Takaran
Vermikompos pada Tanah Podsolik Merah Kuning. Jurnal Sains
STIPERA muntai, Juni2019,9(1)26-42.ISSN2354-6379.

Apriliyanto, E dan Sarno. (2018). Pemantauan Keanekaragaman Hama dan Musuh


Alami pada Ekosistem Tepi dan Tengah Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.). Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific
Journal Vol 35,No2Mei2018:69–74.

Asyik Nur Allifah AF, Rosmawati T, Zamrin Jamdin. (2019). Refugia Ditinjau Dari
Konsep Gulma Pengganggu Dan Upaya Konservasi Musuh Alami.
Jurnal Biology Science & Education (vol 8 no1edisi jAn-JUN 2019
issn 2252-858x/e-ISSN 2541-1225)

Azwana, A. (2019). Efikasi insektisida nabati ekstrak bunga kembang bulan


(Tithoniadi versifolia A. Gray) terhadap hama ulat grayak (Spodoptera
litura F.)pada tanaman sawi dilaboratorium. BIOLINK (Jurnal Biologi
Lingkungan Industri Kesehatan), 5(2),131141.

Dio Priyo Prayogo, Husni Thamrin Sebayang dan Agung Nugroho. (2017). Pengaruh
Pengendalian Gulma PADA Pertumbuhan Tanaman dan Hasil Kedelai
(Glycine max (L.) Merril) Pada Berbagai Sisitem Olah Tanah. Jurnal
Produksi Tanaman Vol. 5 No.1, Januari2017:24-32ISSN:2527-
8452.

Elya Febrita, Darmadi, dan Endro Siswanto. (2015). Pertumbuhan Cacing Tanah
(Lumbricus rubellus ) Dengan Pemberian Buatan Untuk Mendukung
Proses Pembelajaran Pada Pertumbuhan dan Perkembangan
Veterbrata. Jurnal Biogenesis Vol.11(2):169-176.

Erwan, Dwi Kusuma Purnamasari, Ria Resti, Muhammad Muhsinin (2022).


Identifikasi Jenis Tanaman Pakan Lebah Madu sebagai Sumber Nektar
dan Polen. Jurnal Triton, Vol. 13 No. 2 (Desember, 2022) : 206-
220eISSN :2745-3650,pISSN:2085-3823

GawaksaHP,Damhuri,LDarlian.(2016).Gulmadilahanpertanianjagung(ZeamaysL.) Di
Kecamatan Barangka Kabupaten Muna barat. Jurnal Ampibi1(3):1-9.
Harianto.(2016).Pengenalan Dan Pengendalian Hama –Penyakit Tanaman. Pusat
Penelitian Jember. Kandungan dan manfaat tanaman bagi kesehatan.

Harpini, B. (2017). Deskripsi dan Visualisasi Jenis Asing Invasif (JAI) Invasive Alien
Species (IAS) Kelompok Tumbuhan dan Organisme yang Berasosiasi
dengan Tumbuhan. Kementerian Pertanian. Jakarta. 155hal.

Hendra Judika Saragih dan Suratni Afrianta. (2021). Tingkas Serangan Hama Ulat
Kangkung (Mahasenacorbetti) Pada Areal Tanaman Menghailkan
(TM) Kelapa Sawit PT. Indo Serapan Jawa. Jurnal Pertanian
Berkelanjutan Volume 9 No. 2 Juli 2021 ISSN2302-6944,e-
ISSN2581-1649.

Hendra Susanto Mokodompit, HardN. Pollo, dan Marthen T.Lasut (2018).


Identifikasi Jenis Serangga Hama dan Tingkat Kerusakan Pada
Diospyros Celebica Bakh . Jurnal Eugenia Volume 24 No. 2 Juni
2018.

Iliana, Rahmawati, Agus Rachmat, Mukarlina, Latiffah Zakaria (2020). Deteksi


Liberibacter spp. Pada Jeruk Siam Bergejala Klorosis Disertai Bercak
Hitam Dengan Polymerase Chain Reaction. Protobiont (2020) Vol.
9(1):102-108.

Imaniasita, V., Liana, T., & Pamungkas, D. S. (2020). Identifikasi Keragaman dan
Dominansi Gulma pada Lahan Pertanaman Kedelai. Agrotechnology
Research Journal, 4(1),11–16.

Isda MN, S Fatonah, Herman. (2018). Uji Ketebalan pemberian mulsa daun bamboo
kering (Bambu savulgaris Schrad.) terhadap pertumbuhan gulma.
Jurnal Agroteknologi Tropika 7(1):1-7.

Jenal Mutakin, Siti Syarah Maesyaroh, Ema Maemunah,Heri Tri Heryanto. (2021).
Keanekaragaman Dan Dominasi Serangga Pada Tanaman Padi
(Oryzasativa L.) System of Rice Intensification (SRI) Dengan
Menggunakan Metode Glumon Atau Yellow Trap Di Karang Pawitan
Kabupaten Garut. Jurnal Seminar Nasional Pertanian.

Jumatang, Elis Tambaru, & Masniawati, A. (2020). Identifikasi Gulma Di


LahanTanaman Talas Jepang Colocasia esculentaL. Schottvar.
Antiquorum

59
Di Desa Congko Kecamatan Mario riwawo Kabupaten Soppeng.
Jurnal Biologi Makasar,5(1),69–78.diakses tanggal 8 Juli 2021.

Kilkoda AK, T Nurmala, D. Widayat. (2015). Pengaruh keberadaan gulma


(Ageratumcony-zoides dan Boreria alata) terhadap pertumbuhan dan
hasil tigaukuran varietas kedelai (Glycine max L. Merr) pada
percobaan pot bertingkat. Jurnal Kultivasi 14(2):1-9.

Kilkoda, A.K. (2015). Respon Allelopati Gulma Ageratum Conyzoides Dan Borreria
Alata Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Kedelai
(GlycineMax). Jurnal Agro,2(1):39-49.

Linda WigeNingrum, Dewi Retnosar (2020). Monitoring Hama dan Penyakit


Tanaman Dalam Perlindungan Koleksi Tanaman diKebun Raya. Jurnal
Tanah dan Sumber daya Lahan Vol 7 No. 2

Maharani,L.A.(2021).Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Hama dan Penyakit


Tanaman Pisang Dengan Teori Bayes. Jurnal Ilmiah Teknologi
Infomasi Terapan,8(1),19

Mangonsoekarjo,S.,&Soejono,A.(2015). Ilmu Gulma Dan Pengelolaan Pada


Budidaya Perkebunan. Gadjah Mada University.

Mia, M. A. B. (2015). Nutrition of Crop Plants. New York: Nova

Publishers.Murtilaksono,A.,Adiwena,M.,Nurjanah,N.,Rahim,A.,&Syahil,M.(2021).
Identifikasi Gulma DiLahan Pertanian Hortikultura Kecamatan
Tarakan Utara Kalimantan Utara. J-
PENBorneo:JurnalIlmuPertanian,4(1),1–
4.https://doi.org/10.35334/jpen.v4i1.1919

Nasirudin, M., dan A. Susanti. (2018). Hubungan kandungan kimia tanah terhadap
keanekaragaman makro fauna tanah pada perkebunan apel semi
organic dan anorganik. Jurnal Edubiotik,3(2):5-11.

Ngawit, I. K., dan Fauzi, M., T. (2021). Periode Kritis Jagung Manis Berkompetisi
Dengan Gulma Pada Entosil Lombok Tengah. Prosiding SAINTEK.(3)
:36-47.

Nugraha, I., & Siddik, M. (2021). Penerapan Metode Case Based Reasoning (CBR)
Dalam Sistem Pakar Untuk Menentukan Diagnosa Penyakit Pada
Tanaman Hidroponik. Jurnal Mahasiswa Aplikasi Teknologi
Komputer dan Informasi (JMApTeKsi),2(2),91-96.

60
Nur Inaya, Devi Armita, Hafsan. (2021). Identifikasi masalah nutrisi berbagai jenis
tanaman di Desa Palajau Kabupaten Jeneponto. Filogeni: Jurnal
Mahasiswa Biologi Volume 1,No. 3,September-Desember, 2021

Nur Unsyah Laili, dan Tri Asmira Damayanti. (2019). Deteksi Virus Pada Tanaman
Mentimun Di Jawa Barat. Jurnal Agrovigor.12(1):8–15(2019).

Nuryanto, B. (2018). Pengendalian penyakit tanaman padi berwawasan lingkungan


melalui pengelolaan komponen epidemik. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, 37(1),1-12.

Prabaningrum, Li. (2015). Empat Prinsip Dasar dalam Penerapan Pengendalian


HamaTerpadu(PHT).(balitsa.litbang.pertanian.go.id).Diakses18Maret2
019.

Puspita, K. D., Respatie, D. W., & Yudono, P. (2017). Pengaruh Waktu Penyiangan
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Kultivar Kedelai. Vegetalika,
6(3),24.https://doi.org/10.22146/veg.28015.diakses tanggal 2Juli
2021.

Rahmat,F.(2019).Infentarisasi Hama Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit


Kabupaten Dharmasraya (Doctoral).

Rakesh,S.,Pareek,N.K.,&Rathore,R.S.(2021).Visual nutrient deficiency


symptomsinplants. Agrospheres: E-Newsletter,2(4),42–45.

Refdinal AJ, NErizon (2019). Aplikasi teknologi tepat guna alat penyiang gulma padi
DiKenagarian Sungai Duo. Jurnal Pengabdian Masyarakat 1(2):42–49.

Rita Kurnia Apindiati, Gede Suastika, Kikin Hamzah Mutaqin. (2015). Identifikasi
Polerovirus Penyebab Klorosis pada Cabai Asal Bali, Indonesia. Jurnal
Fitopatologi Indonesia.Volume11, Nomor 2, April 2015 Halaman 43–
50 DOI:10.14692/jfi.11.2.43

Riyanto, R. (2016). Keanekaragaman dan kelimpahan serangga Ordo Coleoptera


diTepian Sungai Musi Kota Palembang sebagai Sumbangan Materi
pada matakuliah entomologi diPendidikan Biologi FKIP Universitas
Sriwijaya: Similarity.3(1):91-98.

Siska Lesiana Adhi, Mochamad Hadi dan Udi Tarwotjo (2017). Keanekaragaman dan
Kelimpahan Semut sebagai Predator Hama Tanaman Padi di Lahan
Sawah Organik dan Anorganik Kecamatan Karanganom Kabupaten

61
Klaten.Bioma,Desember2017pISSN:1410-8801Vol.19,No.2,Hal.125-
135eISSN:2598-2370

Suryatini, L. S. (2018). Analisis keragaman dan komposisi gulma Pada tanaman padi
sawah. JST (Jurnal Sains danTeknologi),7(1),77-89.

TustiyaniI,DR Nurjanah, Maesyaroh, Mutakin (2019). Identifikasi keanekaragaman


dan dominansi gulma pada lahan pertanaman jeruk (CitrusSp.). Jurnal
Kultivasi 18(1):779-783.

Tustiyani, I., Nurjanah, D. R., Maesyaroh, S. S., & Mutakin, J. (2019). Identifikasi
keanekaragaman dan dominansi gulma pada lahan pertanaman jeruk
(Citrussp.). Kultivasi,18(1),779–783.

Utami,S.,Murningsih,M.,& Muhammad,F. (2020). Keanekaragaman dan Dominansi


Jenis Tumbuhan Gulma Pada Perkebunan Kopi diHutan Wisata limut
Kendal Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Lingkungan, 18(2), 411–416.

Yulius Bambang, Farah Diba, Sofwan Anwari. (2019). Identifikasi Serangga dan
Hama Penyakit di Areal PT. Sari Bumi Kusuma di Kecamatan Bukit
Raya Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah. Jurnal Hutan Lestari.
Vol.7(3):1478–1485

62
LAMPIRAN

63
64
65
BIODATA PENYUSUN

Nurul Wahdaniyah lahir di Dolo pada tanggal 17 Agustus

2004. Penyusun adalah anak dari pasangan suami istri

yanng bernama Ridwan dan Winda Rubianti. Penyusun

melewati jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-

kanak di TK Al-Khairat dari tahun 2009 sampai dengan

2010. Pada tahun 2010 penyusun melanjutkan sekolah

dasar di SDN 3 dolo, sampai pada tahun 2016. Kemudian

penyusun melanjutkan studi di SMP N 4 Sigi, dari tahun 2016 dan selesai pada tahun

2019. Kemudian melanjutkan studi di SMA N 2 Sigi, dari tahun 2019 dan selesai

pada tahun 2022. Kemudian penulis melanjutkan studinya di perguruan tinggi

Universitas Tadulako Palu dan diterima di Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi

pada tahun 2022 sampai sekarang lewat jalur SBMPTN. Dan sampai saat ini,

penyusun masih melanjutkan kuliah di jurusan tersebut.

66
67

Anda mungkin juga menyukai