RATU TANI (Rancang Bangun Sistem Turret Gun Untuk Pertanian Bebas
Bahan Kimia)
BIDANG KEGIATAN
PKM KARSA CIPTA
Diusulkan Oleh:
Darari Adhi Wicaksono; 3110151049; 2015
Fira Aulia; 3110171043; 2017
Binti Khoirunisa; 2103171034; 2017
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hasil simulasi untuk tracking manusia dengan menggunakan V-REP
yang disimulasikan secara realtime ...................................................................... 4
Gambar 2.2 Ilustrasi Sederhana CNN ................................................................ 5
Gambar 3.1 Diagram perancangan keseluruhan sistem yang diharapkan akan
dapat mendeteksi objek secara cepat dan akurat ................................................... 7
Gambar 5.1 Gambaran Teknologi yang Hendak Dterapkan .............................. 21
v
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Pertanian mencakup 30% di wilayah Indonesia yaitu dengan luas 39,5 juta
Ha maka dari itu Indonesia terkenal dengan negara yang agraris. Akan tetapi
kualitas beras di Indonesia masih dipandang belum mampu bersaing dengan beras
yang ada di luar negeri, utamanya dikarenakan adanya serangan hama pada
tanaman padi.
1.1 Latar Belakang
Hama tanaman padi yang menyebabkan petani gagal panen diantaranya
adalah wereng, belalang, pengerek batang, tikus dan burung. Untuk
penanggulangan hama wereng, belalang dan pengerek batang sendiri cukup dengan
penyemprotan pupuk pestisida atau dengan bahan kimia. Namun berbeda dengan
tikus dan burung, atau sejenisnya, hama tersebut merupakan hama utama padi di
Indonesia yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman mulai dari di
persemaian (Pra-Panen) sampai masa panen, bahkan tikus juga menyebabkan
kerusakan pada masa penyimpanan padi. Tikus sawah memiliki habitat yang dapat
memberikan perlindungan dari gangguan predator dan dekat dengan sumber
makanan dan air. Jenis tikus yang menghuni lahan sawah irigasi dapat dilihat pada
tabel 1. Dominasi tikus sawah menunjukan bahwa spesies tersebut paling sukses
beradaptasi dan menjadi ancaman utama pada lingkungan tersebut. “Terbukti dari
satu pasang ekor tikus dapat berkembang biak menjadi 1.270 ekor per tahun dari.
Hal ini menggambarkan betapa pesatnya populasi tikus dalam setahun.
Perkembangan tikus banyak dipengaruhi faktor lingkungan, terutama
ketersediaannya sumber makanan dan populasi tikus akan meningkat berkaitan
dengan puncak pada masa generatif.”1
1
(http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-teknologi/content/104-pengendalian-
hama-tikus-terpadu, diakses pada tanggal 10 Oktober 2018)
2
Based Rodent Management di Beijing China (1998) dan Canberra Australia (2002).
Ragam teknologi pengendalian hama tikus terpadu yang direkomandasikan oleh
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPTP) adalah metode sanitasi lingkungan,
metode sanitasi lingkungan, metode kultur Teknik seperti pengaturan pola tanam,
metode fisik mekanis seperti penggunaan perangkap dengan teknologi Trap Barier
System (TBS) dan Linier Trap Barier System (LTBS), ada dua metode yang dapat
digunakan untuk pembasmian hama yaitu dengan cara menggunakan bahan kimia
seperti fumigasi/pengemposan dan menggunakan teknologi robotika. Tetapi kedua
metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk bahan
kimia dapat menggunakan pestisida lalu disemprotkan ke tanaman, akan tetapi
dapat merusak habitat disekitarnya. Untuk menggunakan robotika dapat
menggunakan metode sinyal ultrasonik, akan tetapi penggunaan sinyal ultrasonik
tidak efektif karena akan memantul jika mengenai objek yang menghalangi
(Askham. L, 1992).
Dengan kondisi ini kemudian memunculkan ide untuk mendesain sebuah
robot yang bekerja untuk membasmi hama dengan cara membidik pergerakan tikus
ataupun hama sejenisnya yang terdeteksi menggunakam kamera vision dan
thermal untuk target yang terhalang objek lain, kemudian turret akan bergerak
pada objek yang terdeteksi dan menembak target berupa tembakan air. Kelebihan
dari purwarupa ini bebas dari bahan kimia dan penembakan air dapat menjaga
keseimbangan habitat yang ada disekitarnya.
memperlama waktu eksekusi. Desain teknologi Deep Learning yang sudah dibuat
akan diimplementasikan pada purwarupa ATG kali ini.
input, jaringan dengan benar memberikan probabilitas tertinggi untuk perahu (0,94)
di antara keempat kategori. Jumlah semua probabilitas di lapisan output harus satu.
Ada 4 operasi utama yang dijalankan sesuai dengan Gambar 5 yaitu:
Konvolusi
Non Linearity (ReLU)
Pooling atau Sub-sampling
Classifications (Fully Connected Layer)
4. Pembuatan Alat
Pembuatan alat merupakan proses penyediaan berbagai masukan dan
luaran yang disediakan untuk keperluan robot seperti pembuatan mekanik,
hardware, dan software. Dengan mekanik yang terbuat dari bahan besi baja
agar kokoh saat penembakan target, pembuatan rangkaian elektronik yang
simple dan berfungsi dengan baik. Selain itu bentuk yang seminimalis
mungkin dengan fungsi yang sesuai menjadi hal yang sangat penting.
5. Perakitan
Merupakan pemasangan hasil jadi hardware dengan sistem
kelistrikannya, yang nantinya alat ini tidak akan merubah atau memodifikasi
terlalu banyak dalam sisi mekanik.
6. Pengujian
Pada pengujian akhir dilakukan pengujian sistem secara keseluruhan
hingga diperoleh alat dan sistem yang diinginkan. Namun apabila data yang
di hasilkan tidak bisa terbaca dengan baik maka, perlu dilakukan proses
pengamatan ulang pada identifikasi sistem.
7. Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan merupakan pembuatan laporan akhir hasil dari
PKM-KC. Laporan akhir gunanya sebagai laporan kegiatan selama
pembuatan sistem hingga sistem menjadi seperti yang diinginkan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Askham, L., 1992, ‘Ultrasonic and Subtonic Pest Control Device’, Washington
State University, Code 360 A.
Brauer, H. D. B., 2006, ‘Real-time target tracking for a gun-turret using low cost
visual servoing,’ Master’s thesis, University of Johannesburg. [Online].
Available: http://hdl.handle.net/10210/445
Djelal, N., N. Mechat, and S. Nadia., 2011, ‘Target tracking by visual servo- ing,’
in Systems, Signals and Devices (SSD),8th International Multi-Conference
on. IEEE, 2011, pp. 1–6.
Djelal, N., N. Saadia, and A. Ramdane-Cherif., 2012, ‘Target tracking based on surf
and image based visual servoing,’ in Communications, Computing and
Control Applications (CCCA), 2012 2nd International Conference on.
IEEE, pp. 1–5.
Ferreira, G. , 2006, ‘Stereo vision based target tracking for a gun turret utilizing
low performance components,’ Ph.D. dissertation, University of
Johannesburg.
Iflachah, E., D. Purnomo, and I. A. Sulistijono., 2011, ‘Coil gun turret control using
a camera,’ EEPIS Final Project.
10
Kuswadi, Son., Muhammad Nasyir Tamara., 2016, ‘Gun Turret Automatic Weapon
Control System Desain and Realization’ International Symposium on
Electronics and Smart Devices (IESESD).
LeCun, Y., Y. Bengio, and G. Hinton, 2015, “Deep learning,” Nature, vol. 521, no.
7553, pp. 436–444.
Munadi, J. D. S. and M., F. Luthfa., 2014, ‘Fuzzy logic control application for the
prototype of gun-turret system (arsu 57-mm) using matlab’.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KC.
16
17
- Perjalanan pembelian
3 50.000 150.000
peralatan dan bahan
- Perjalanan pengajuan
2 100.000 200.000
paten
SUB TOTAL (Rp) 350.000
4.Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Pendaftaran Paten 1 2.000.000 2.000.000
- Jasa manufaktur 1 1.700.000 1.700.000
- X-Banner 3 100.000 300.000
- Poster 3 30.000 90.000
- Laporan Monev 3 80.000 240.000
SUB TOTAL (Rp) 4.330.000
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 12.400.000
(Terbilang Dua Belas Juta Empat Ratus Ribu Rupiah)
19
RATU TANI (Rancang Bangun Sistem Turret Gun Untuk Pertanian Dengan
Fitur Penembak Otomatis Menggunakan Sensor Kamera Dan Termal Bebas Bahan
Kimia) adalah sebuah robot yang bekerja untuk membasmi hama dengan cara
membidik pergerakan tikus ataupun hama sejenisnya yang terdeteksi
menggunakam kamera vision dan thermal untuk target yang terhalang objek
lain, kemudian turret akan bergerak pada objek yang terdeteksi dan menembak
target berupa tembakan air.