Anda di halaman 1dari 4

Semut-Semut Tangguh

Al kisah disebuah rimba terdapat banyak fauna yang memenuhi pelosok hutan. Semua hidup
bahagia dan damai. Akan tetapi tidak bagi semut. Setiap hari mereka selalu d injak injak dan tidak
dihargai, bahkan tak jarang hewan-hewan menganiayanya hingga babak belur. Hingga pada akhirnya
salah satu semut keluar dari kelompok dan melaporkan perlakuan tidak menyenangkan ini kepada
singa sang raja rimba. Namun apalah daya, semut yang malang itu malah diusir dengan kasar dan
dianggap parasit oleh singa.

Dengan hati yang hancur semut itupun pulang dan menceritakan kejadian itu kepada
kakeknya. “sudahlah!!, jangan kau ambil hati ucapan singa dan hewan-hewan lain dihutan. Mereka
hanya masih belum menyadari sesuatu dari kita” ujar kakeknya dengan nada menasehati dan wajah
yang tersenyum lesu. Meski tak begitu mengerti ucapan kakeknya semut kecil itupun hanya bisa
mengiyakan saja.

Hari demi hari berlalu. Para semut masih saja mejadi bulan-bulanan para hewan di hutan.
Hingga datang sebuah bencan. Raja hutan yang senantiasa menjaga ketentraman di hutan menghiang
tanpa jejak sedikitpun. Hal itu membuat hewan hewan kecil seperti kelinci, kancil, dan tapir takut
bukan kepalang. Pasalnya selama ini singa yang melindungi seisi hutan. Terutama dari serangan
kawanan heina yang terkenal ganas dan selalu berburu dengan kelompoknya, mereka juga selalu
membantai kolompok hewan-hewan kecil.

Untuk mengatasi permasalahan itu para petinggi rimba mengadakan sidang rimba yang
melibatkan seisi hutan memberikan dua pilihan. Pertama seluruh hewan bersama sama mencari singa
sebelum kawanan heina menyadari kepergian singa. Dan yang kedua membentuk pemimpin baru
yang dianggap mampu maindungi seisi hutan dari segala ancaman.

Dan akhirnya keputusanpun diambil. Mereka setuju untuk mecari singa dengan membuat raja
pengganti. Sementara pencarian raja singa terus berjalan semut tidak tahu apa-apa memang dari awal
tidak diikutkan dalam sidang rimba karena para petinggi memanggap semut bukanlah anggota rimba,
melainkan sebuah parasit yang tidak bisa apa-apa. Sebenarnya para semutpun geram dengan
perlakuan para penghuni huta, tetapi raja mereka tetap mengatak hal yang sama seperti yang di
ucapkan kakek semut terhadpa cucunya. Semut-semut dewasa membalas ucapan raja semut dangan
senyuman lembut sedangkan semut-semut muda hanya bisa mengiyakan dengan penuh pertanyaan.

Beruang yang ditunjuk untuk menjadi raja rimba sementara berdiri dengan kaki gemetar
sementara pencarian terus berlanjut hingga satu bulan lamanya, tetapi hasilnya tetap nihil. Akhirnya
berita menghilangnya raja rimba terdenger di teling kawanan heina. Di luar perkiraan kawanan heina
yang di bantu kumpulan serigala dengan jumlah luar biasa banyaknya datang menyerbu rimba.
Hewan hewan besar sepeti banteng, gajah,badak, dan beruang berdiri di garis depan sebagai tameng
pertama sekaligus mangsa pertama kawanan buas itu.

Belum habis benteng rimba tersebut, para herbivor raksasa itu mundur dengan sekujur tubuh
penuh darah dan luka. Hewn hewan di dalam hutan hanya bisa meratapi nasib yang begitu naasnya.
Pasalnya kawanan heina dan serigala sudah mengepung dan mengambil alih kekuasaan hutan. Dan
dengan lantang nya pemimin keompok ini berteriak “HAHAHA... lihatlah hutan yang kalian huni dan
kalian bangga banggakan ini telah aku rampas dari kalian. Kemana pemimpin kalian yang melindungi
kalian. AKU TANTANG DIA. Akan ku belah dadanya dan ku gantung jantungnya di hadapan kalian .”

Seluruh hewan hanya bisa tertunduk sedih tanpa bisa berbuat apa-apa. Kecuali semut, para
prajurit kecil ini maju membusungkan dada di hadapan pimpinan musuh seraya berkata “kami tidak
butuh singa untuk melawanmu. kami saja sudah lebih dari cukup untuk mengalahkanmu.” Sontak
pernyataan semut kecil itu menciptakan ledakan tawa di kalangan heina dan serigala. “baiklah, jika
kau merasa sudah hebat, biar ku antar dulu kau ke akhirat hanya dengan sati jariku” jawab pimpinan
heina seraya melompak kearah semut lawan bicaranya.

Semut kecil itupun terlempar jauh bersama tanah daricakaran keras itu. Tetapi pengorbanan
ynag dialkukan semut itu memberikan kesempatan bagi semut lain untuk masuk menyelinap diantara
bulu-bulunya yang hotam dan tebal. Memang seranagn dari semut kecil itu tak akan mampu untuk
melukai kulit lawannya yang keras. Tapi jumlah mereka yang banyak memancing emosi si heina untuk
menggencarkan serangan balasan. Dia mencakar dan merobek kulitnya sendiri demi menyerang
semut. Dan secara perlahan iapun meninggal dengan keadaan sekucur tubuh penuk luka. Para hewan
yang menyaksikan peristiwa itu terkejut bukan main. Pemimpi kawanan besar yang tewas ditangan
semt yang kecil.

Kejadian itu sekaligus memancing emosi kelompok besar itu karena tidak terima dan merasa
dipermalukan. Merkapun mengamuk dan membabi buta kawanan semut denagn sangat brutal.
Hingga bukan hanya kawanan semut yang mati. Tetapi rumah merekapun telah rata denga tanah.

Belum puas usai membantai kawanan semut mereka mulai menatap tajam kearah hewan-
hewan di hutan yang masih diselimuti dengan rasa ketakutan. Saat cakar-cakar dingin itu butuh
dihangatkan dengan darah segar yang masih belum menetes. Kawanan itupun semakin mendekati
mangsanya yang sudah tak daat berbuat apapun. Dan disaat itulah terdengar raungan keras sang raja
rimba yang membuat semua oran terbelalak mendengarnya. Dengan jumlah dua kali lipat dari
kawanan ini. Dan singapun kembali menunjukan kejantanannya dehadapan seluruh penduduk hutan
bak seorang pahalawan. Para heina dan serigala trlihat lesu dan berwajah pucat. Mereka mulai
mengambil ancang ancang untuk melarikan diri dengan badan gemetar dan berkeringat dingin.
Namun apa daya mereka telah dikepung di segala arah.

“jika kalian masih ingin hidup akan aku bebaskan kalian tapi dengan syarat kalian harus pergi
dari pulau ini dan berjanji tidak akan kembali lagi. Dan jika kalian berani kembali lagi jangnasalakan
kami jika kalian hanya akan menjadi sejarah dan meninggalkan nama.” Tantang singa dengan penuh
wibawa. Sontak kawanan jahat itupun lari terbirit-birit meninggalkan hutan dan pergi selama
lamanya.

Ketika keadaan sudah aman nama yang pertamakali disebut adalah “semut.” Raja terlihat
kebingungan ditengah pecah riuh bahagia penduduk hutan atas perginya musuh besar hutan serta
kmebaliya raja mereka. “Aaaaaannggggggg” raungan keras singa membuat seluruh seantero hutan
senyap seketika.”aku bertanya kepada kalina , tidakakh kelain melihat salah satu semut di sini? Dan
dimana rumah semut?.” Salah satu dari penghuni hutan turut menjawab pertanyaan dari raja dengan
wajah lesu “maaf raja kawanan semut telah mati dibantai kawana heina.” Terlihat muka raja yang
benar-benar marah”Tidak kah kalina tau bahwa yang sebenarnya telah kalian biarkan terbantai
adalah pelindung hutan yang sebenarnya. Raja semutlah yang menyuruhku untuk pergi mencari bala
batuan,karena tau bahwa kita tak akan mampu manendini kolaboradi dari dua kawanan ganas tadi”
bentak singa kepada seluruh pendudk hutan. Merak pun bertanya kapada singa tentang bagaimana
semut sekecil itu bisa membuat pergerakan secerdas itu?. Lalu denga menahan isak tangis yang
mendalam sinagpun berkata”andai aku diperbolehkan memberi tau kalina sejak awal bahwa
sebenarnya semut yang selalu kalian injak setiap harinya adalah manusia yang dikutuk karena sebuah
alasan....” Setelah mendengar pejelasan panjang dari sang raja geak tawa yang terdengar dihutan
seketika berubah menjadi isak tangis dan sesal karena pelakuan yang tidak menyenangkan terhadap
semut. Dan untuk mengenang jasa semut pulau itu dinamakan pulau semut.

Anda mungkin juga menyukai