Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH GEOMORFOLOGI DAN SURVEI KERAWANAN

BANJIR

Di tujukan untuk:
Memenuhi tugas dari mata kuliah
GEOMORFOLOGI TERAPAN

Oleh Kelompok 7:

 Fitrizky Ramadhani Nur Ainaya 1815141015


 Wiwit Juliana
 Nurbaiti
 Asfira Anugrah 1815140007
 Muh. Asril Akbar 1815142013

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat dan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai “
Geomorfologi dan Survei Kerawanan Banjir”.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Geomorfologi
Terapan. Diharapkan dengan penyusunan makalah ini pemahaman kami tentang
Geomorfologi dan Survei Kerawanan Banjir dapat semakin dalam. Harapan
selanjutnya kami dapat memperluas wawasan di mata kuliah Geomorfologi
Terapan.
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan serta pengetahuan, bahwa
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat dijadikan masukan dalam
menyempurnakan kekurangan penulis di masa yang akan datang dan semoga
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
.

Makassar, 21 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
...............................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
...............................................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL.
...............................................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR
...............................................................................................................................
iv

BAB I PENDAHULUAN
...............................................................................................................................

A. Latar Belakang
...............................................................................................................................

B. Rumusan
...............................................................................................................................

C. Tujuan
...............................................................................................................................

D. Manfaat
...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
...............................................................................................................................

A. Pengertian Banjir
...............................................................................................................................

 B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerawanan Banjir


...............................................................................................................................

C. Strategi Pengelolaan Daerah Banjir


...............................................................................................................................

D. Hubungan Geomorfologi Terhadap Survei Kerawanan Banjir


...............................................................................................................................

a. Klasifikasi Tingkat Kerawanan Banjir


...............................................................................................................................

b. Contoh Bencana Banjir


...............................................................................................................................

BAB III PENUTUP


...............................................................................................................................
A. Kesimpulan
...............................................................................................................
B. Saran
...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
...............................................................................................................................

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Curah Hujan.......................................................................

Tabel 2.2 Klasifikasi Kemiringan Lereng.............................................................

Tabel 2.3 Klasifikasi Kerawanan Banjir...............................................................

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penampang Geologi Wilayah Jakarta..............................................

Gambar 2.2 Sketsa Sungai yang Menggerus Edapan Vulkanik .........................

Gambar 2.3 Peta Geologi sebagian Wilayah Jakarta..........................................

Gambar 2.4 Blok Diagram Dataran Banjir dan Meander Sungai........................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banjir adalah bencana alam yang disebabkan peristiwa alam seperti curah
hujan yang sering menimbulkan kerugian baik fisik maupun material.
Penelitian terkait banjir terus berkembang dengan berbagai metode dan
pendekatan, mengingat pada saat ini kajian bencana menjadi salah satu fokus
kajian penting khususnya di Indonesia yang merupakan negara rawan
terhadap bencana banjir. Selain itu, kondisi ini disebabkan oleh risiko banjir
bagi masyarakat dataran rendah diperkirakan akan meningkat di masa depan
di berbagai bagian dunia, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor pemicu
termasuk perubahan iklim (curah hujan meningkat, limpasan ekstrem,
naiknya permukaan air laut), penurunan tanah, perubahan penggunaan lahan,
pertumbuhan populasi.
Menurut fenomena geomorfologi dimana setiap bentuk lahan dari
bentukan banjir dapat memberikan informasi tentang tingkat kerawanan
banjir beserta karakteristiknya. Karakteristik tersebut antara lain frekuensi,
luas dan lama genangan banjir serta sumber penyebab banjir. Maka dapat
dikatakan bahwa, survei geomorfologi pada dataran aluvial, dataran banjir
dan dataran rendah lainnya dapat digunakan untuk memperkirakan sejarah
perkembangan daerah tersebut sebagai akibat banjir.
Banjir biasanya terjadi di dataran rendah yaitu daerah hilir. Peristiwa
banjir ini selalu terjadi secara berulang yang mengakibatkan terbawanya
material sedimen yang diendapkan di tempat-tempat tertentu, sehingga
membentuk bentuk lahan bentukan banjir. Bentuk lahan bentukan banjir
tersebut antara lain berupa: tanggul alam, dataran banjir, backswamp, gosong
lengkung dalam dan bekas sungai. Oleh karena itu identifikasi daerah rawan
banjir dapat menggunakan pendekatan geomorfologi, karena karakteristik
geomorfologi menjadi kunci dalam kajian potensi banjir, banjir genangan
ataupun jejak-jejaknya dapat dikenali dari pola bentuk lahan pada dataran
rendah serta dalam survei kerawanan banjir, pendekatan geomorfologi dapat
digunakan untuk menentukan atau mengidentifkasi tingkat kerawanan banjir.
B. Rumusan Masalah
1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kerawanan banjir
2. Bagaimana strategi dasar pengelolaan banjir
3. Bagaimana hubungan geomorfologi terhadap survei kerawanan banjir
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kerawanan banjir
2. Untuk mengetahui strategi dasar pengelolaan banjir
3. Untuk mengetahui hubungan geomorfologi terhadap survei kerawanan
banjir beserta contoh permasalahannya.
D. Manfaat
Memberikan pengetahuan tentang hubungan serta pendekatan
geomorfologi yang digunakan dalam mengidentifikasi tingkat kerawanan
banjir.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Banjir
Menurut Raharjo (2009) banjir merupakan suatu keluaran (output) dari
hujan (input) yang mengalami proses dalam sistem lahan yang berupa luapan
air yang berlebih. Dan secara umum banjir adalah fenomena alam yang
terjadi di kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai.
Masahiko Oyo (1976), daerah rawan banjir adalah daerah yang mudah
atau mempunyai kecenderungan untuk terlanda banjir. Daerah tersebut dapat
diidentifikasikan dengan menggunakan pendekatan geomorfologi khusunya
aspek morfogenesa, karena kenampakan seperti sungai, tanggul alam, dataran
banjir, rawa belakang, kipas aluvial, dan delta yang merupakan bentuk banjir
yang berulang-ulang yang merupakan bentuk lahan yang mempunyai
topografi datar.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerawanan Banjir
Kerawanan banjir adalah keadaan yang menggambarkan muda atau
tidaknya suatu daerah terkena banjir di dasarkan pada faktor-faktor alam,
antara lain faktor meteorologi (intensitas curah hujan, distribusi curah hujan,
frekwensi dan lamanya hujan berlagsung) dan karakteristik daerah aliran
hujan (DAS) seperti; kemiringan lereng, ketinggian tempat, tekstur tanah, dan
penggunaan lahan (Suherlan dalam Suhardiman, 2012:3). Menurut Nata
Miharja dkk (2013:328) beberapa parameter yang berpengaruh langsung
terhadap analisis kerawanan banjir yaitu:
a Curah hujan
Curah hujan merupakan faktor yang paling menentukan suatu wilayah
mengalami bencana banjir, selain didukung dengan faktor-faktor yang lain
yang tidak kalah penting. Karena sumber banjir paling besar adalah curah
hujan, baik penyebab banjir dari banjir lokal maupun banjir kiriman.
Semakin tinggi curah hujan disuatu wilayah, maka rawan bencana banjir
semakin tinggi, terutama saat musim hujan. Begitu pula sebaliknya,
semakin rendah curah hujannya maka suatu daerah semakin aman akan
bencana banjir. Pada Tabel 2.1 disusun pemberian nila utuk parameter
curah hujan.
Tabel 2.1 Klasifikasi Curah Hujan
No Deskripsi ata-rata Curah Hujan (mm/hari) Nilai
1 Sangat lebat >100 5
2 Lebat 51-100 4
3 Sedang 21-50 3
4 Ringan  5-20 2
5 Sangat ringan <5 1
Sumber: Theml (2008)Katalog Methodologi Penyusunan Peta Geo Hazard
dengan GIS

b Tutupan lahan
Tutupan lahan adalah tutupan biofisik pada permukaan bum yang dapat
diamati, merupakan suatu hasil pengaturan, aktivitas, dan perlakuan
manusia yang dilakukan pada jenis penutupan lahan tertentu untuk
melakukan kegatan produksi, perubahan, ataupun peraatan pada penutupan
lahan tersebut (BSN, 2010:2). Tutupan lahan akan berpengaruh pada
kejadian banjir didaerah tersebut, karena mempengaruhi kecepatan
infiltrasi air kedalam tanah .
c Kemiringan lereng
Kemiringan lereng juga salah satu faktor penentu dalam bencana banjir.
Karena sebagian besar daerah yang terkena bencana banjir adalah daerah
yang berada pada kemiringan lereng yang landai. Semakin landai
kemiringan lerengnya maka semakin berpotensi terjadi banjir, begitupa
sebaliknya.Semakin curam kemiringannya, makin semakin aman akan
bencana banjir.
Tabel 2.2 Klasifikasi kemiringan lereng
No Kemiringan (%) Dekripsi Nilai
1 0-8 Datar 5
2 >8-15 Landai 4
3 >15-25 Agak Curam 3
4 >25-45 Curam 2
5 >45 Sangat Curam 1
Sumber: Motondang (2013)
d Genangan air
Genangan daerah air merupakan daerah yang berpotensi tergenang air atau
banjir saat terjadi hujan. Daerah genangan air permukaan dan aliran sungai
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: Faktor meteorology dan sifat fisik
daerah tersebut. Daerah genangan air sangat dipengaruhi oleh kondisi
geomorfologi di suatu daerah. Misalnya, wilayah dengan sub bentuk lahan
aluvial dengan fisiografi landai, wilayah pasang surut, dan tubuh-tubuh air,
lebih rawan banjir
C. Strategi Pengelolaan Daerah Banjir
Strategi dasar pengelolaan daerah banjir menurut Grigg sebagaimana
dikutip oleh Kodoatie RJ dan Sjarief (2005), ada empat strategi dasar
pengelolaan daerah banjir yang meliputi berikut ini:
a. Modifikasi kerentanan dan kerugian banjir (penentuan zona atau
pengaturan tata guna lahan).
b. Pengaturan peningkatan kapasitas alam untuk dijaga kelestariannya seperti
penghijauan.
c. Modifikasi dampak banjir dengan penggunaan teknik mitigasi seperti
asuransi dan penghindaran banjir (flood proofing).
d. Modifikasi banjir yang terjadi (pengurangan) dengan bangunan pengontrol
(waduk) atau normalisasi sungai.
D. Hubungan Geomorfologi Terhadap Survei Kerawanan Banjir
Dalam survei kerawanan banjir, pendekatan geomorfologi dapat digunakan
untuk menentukan atau mengidentifkasi tingkat kerawanan banjir. Khususnya
aspek morfogenesa, dikarenakan kenampakan seperti teras sungai, tanggul
alam, dataran banjir, dan delta yang merupakan bentukan banjir yang
berulang-ulang merupakan bentuk lahan detail yang mempunyai topografi
datar (Nanik, 2012).
a. Klasifikasi Tingkat Kerawanan Banjir
Klasifikasi tingkat kerawanan banjir dilakukan untuk menentukan
besarnya pengaruh bahaya banjir. Klasifikasi tingkat rawan banjir dapat
dibedakan menjadi 5 tingkat, yaitu: kerawanan sangat tinggi, kerawana
tinggi, kerawanan sedang, kerawanan rendah, dan tidak rawan. Tingkat
rawan banjir ini dibuat untuk mengetahui distribusi bahaya banjir, yang
dgunakan untuk mencegah kerugian yang dialami oleh penduduk
setempat. Berikut tabel klasifikasi tingkat kerawanan banjir
Tabel 2.3 Klasifikasi kerawanan banjir

Karakteristik Banjir
N
Kelas Kerawanan Kedalaman
o Frekuensi Durasi
(m)
Tidak Pernah
1 Tidak Rawan -  - 
Banjir
Kerawanan <1
2 1-2 Tahun <0,5
Rendah Hari
Kerawanan 1-2
3 1-2 Tahun 0,5-1,0
Sedang Hari
2-15
4 Kerawanan Tinggi Setiap Tahun 0,5-2,0
Hari
Kerawanan Sangat Tergenang 8-12
5 0,5-3,0
Tinggi Permanen Bulan
Sumber: Blogspot Pemetaan Rawan Bencana (diakses 22 Maret 2020)
Dimana adapun yang dimaksud dengan kelas tingkat kerawanan banjir
adalah sebagai berikut:
1) Kerawan banjir sangat tinggi adalah tingkat kerawanan yang
menimbulkan tingkat kerugian yang tinggi bagi masyarakat yang
terkena bencana banjir. Kerugian yang ditumbulkan ialah kerugian
material dan immaterial dan dapat juga meregut nyawa orang
2) Kerawanan banjir tinggi adalah tingkat kerawanan yang juga dapat
menimbulkan kerugian material serta immaterial
3) Kerawanan banjir sedang adalah tingkat kerawanan yang dapat
menimbulkan tingkat kerugian yang tidak telalalu merugikan
masyarakat yang terkena banjir. Kerawanan banjir sedang dominan
menggenangi daerah persawahan dan pertambakan.
4) Kerawanan banjir rendah adalah tingkat kerawanannya tidak
menimbulkan kerugian yang besar bagi masyarakat. Kerugian yang
ditimbulkan tidak sampai menelan korban jiwa, banjir ini biasanya
hanya menggenangi daerah hutan dan lahan kosong.
b Contoh Bencana Banjir
Wilayah yang kami jadikan sebagai contoh bencana banjir ialah
Wilayah DKI Jakarta dikarenakan, setiap tahunnya wilayah Jakarta terkena
banjir khususnya pada musim penghujan dan telah banyak para peneliti
melakukan survei kerawanan banjir di wilayah Jakarta. Sejarah mencatat
banjir sudah mengakrabi Jakarta sejak awal pendirian kota Jakarta.
Permasalahan banjir di Jakarta terus meningkat dari waktu ke
waktu. Peningkatan banjir tersebut selain karena faktor alamiah yang
berlokasi di daerah dataran rendah, bahkan sebagian lebih rendah dari
permukaan laut, Jakarta juga dilewati 13 sungai yang semua bermuara di
teluk Jakarta. Penyebab banjir di Jakarta sejatinya bukan hanya masalah
curah hujan aksrem dan fenomena meteorologi. Akan tetapi, ada beberapa
faktor lain, seperti besarnya limpahan air dari hulu, berkurangnya waduk
dan danau tempat penyimpanan air banjir. Berikut penyebab banjir di
Jakarta dari segi kondisi Geologi dan Geomorfologinya:
Geologi Jakarta
Menurut ahli Geologi, banjir di wilayah Jakarta tidak akan dapat
diselesaikan dengan sistem kanal karena secara geologis Jakarta
sebenarnya merupakan cekungan banjir. Sebaliknya, kawasan utara Jakarta
(sekitar Ancol dan Teluk Jakarta) mengalami pengangkatan karena proses
tektonik. Oleh karena itu, air dari 13 sungai yang bermuara di teluk Jakarta
tidak bisa mengalir lancar ke laut dan kerap terjebak di cekungan bedas
Jakarta. Cekungan ini terbentuk dari tanah sedimen muda sangat tebal
tetapi belum terkonsolidasi. Akibatnya, secara geologis, tanah di Jakarta
perlahan mengalami penurunan. Penurunan permukaan tanah secara alami
ini semakin diperparah dengan pengambilan air tanah secara besar-besaran
oleh masyarakat di Jakarta. Penurunan permukaan tanah di Jakarta
bervariasi di beberapa tempat, dengan laju antara 4-20cm/tahun
(Budi,2013).
Dalam buku “The Geology of Indonesia”, Van Bemellen (1977)
menujukkan bahwa kota Jakarta tersusun atas endapan pantai dan endapan
vulkanik, seperti terlihat dalam Gambar 2.1 proses pembentukan endapan
pantai yang secara stratigrafi terhampar di bawah endapan vulkanik
tersebut salah satunya melalui mekanisme banjir. Sederhananya seperti
telhat dalam Gambar 2.2 aliran sungai yang menggerus lapisan endapan
vulkanik akan memperlihatkan endapan pantai yang berada dibawahnya.
Gambar 2.1 Penampang Geologi Wilayah Jakarta
Sumber:https;//syawal88.wordpress.com/2011/10/

Gambar 2.2 Sketsa Sungai yang Menggerus Endapan Vulkanik

Sumber: Dongeng geologi (diakses 22 Maret 2020)


Proses alami penggerusan endapan vulkanik oleh aliran sungai terlihat
jelas dalam peta Geologi Jakarta yang tergambar paad Gambar 2.3. Dari
potongan peta geologi tersebut terlihat bahwa di sepanjang aliran sungai,
jenis batuannya merupakan endapan pantai, bukan endapan vulkank
sebagaimana mayoritas batuan penyusun wilayah Jakarta bagian selatan.
Dari peta ini juga terlihat bahwa wilayah Jakarta bagan utara tersusun oleh
material endapan pantai dan sungai. Hal ini meninjukkan bahwa sejak
dulu, wilayah Jakata memang sudah merupakan daerah banjir.
Gambar 2.3 Peta Geologi Sebagian Wilayah Jakarta
Sumber: Dongeng geologi (diakses 22 Maret 2020)
Geomorfologi Jakarta
Selain secara geologi Jakarta merupakan daerah cekungan,
sedangkan secara geomorfologi Jakarta juga mrupakan dataran banjir
(flood plain). Dataran banjir merupakan daerah yang terbentuk akibat
proses sedimentasi saat terjadi banjir. Dataran banjir pada umumnya
berada di sekitar aliran sungai yang berkelok-kelok (meandering) atau
pada titik pertemuan anak sungai dengan aliran sungai utama, seperti
tergambar pada Gambar 2.4. Dengan keberadaan 13 aliran sungai yang
melintasi kota Jakarta, maka memang cukup banyak dataran banjir yang
tersebar di wilayah DKI Jakarta. Oleh karena itu, cukup bisa dimaklumi
bahwa potensi banjir di wilayah DKI Jakarta memang sangat tinggi

Gambar 2.4 Blok Diagram Dataran Banjir dan Meander Sungai


Sumber: Dongeng geologi (diakses 22 Maret 2020)
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kesimpulan
Banjir merupakan suatu keluaran (output) dari hujan (input) yang dapat
mengalami proses dalam sistem lahan yang berupa luapan air yang berlebih.
Kerawanan banjir adalah keadaan yang menggambarkan muda atau tidaknya
suatu daerah terkena banjir di dasarkan pada faktor-faktor alam, antara lain
faktor meteorologi (intensitas curah hujan, distribusi curah hujan, frekwensi
dan lamanya hujan berlangsung) dan karakteristik daerah aliran hujan (DAS)
seperti; kemiringan lereng, ketinggian tempat, tekstur tanah, dan penggunaan
lahan. salah satu wilayah yang sering terkena banjir yaitu DKI Jakarta, secara
geologi dan geomorfologi wilayah DKI Jakarta sendiri sejak dulu memang
sudah merupakan daerah rawan banjir. Maka dalam survei kerawanan banjir,
daerah rawan banjir juga dapat diidentifikasi salah satunya yaitu dengan
pendekatan geomorofologi.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Harsoyo, Budi. 2013. Mengulas Penyebab Banjir di Wilayah DKI Jakarta dari
Sudut Pandang Geologi, Geomorfologi dan Morfometri Sungai. Jurnal Sains
dan Teknologi Modifikasi Cuaca. Vol.14, No.1, Hal: 37-43

Haryani Suryo, Nanik. 2012. Penentuan Zona Potensi Tingkat Kerawanan Banjir
Menggunakan Data Penginderaan Jauh dan SIG di Kalimantan Barat. Jurnal
Geografi. Vol.14, No.1

Miharja, Nata., Panjaita., dkk. 2013. Analisis Kerawanan dan Pengurangan Resiko
Banjir di Kalimantan Barat Berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG). Jurnal
Teknik Sipil. Vol.5, No.2

Motondang. 2013. Analisis Zonasi Daerah Rentan Banjir dengan Pemanfaatn


Sistem Informasi Geografi. Universitas Diponegoro. Semarang

Raharjo. 2009. Pemetaan Potensi Rawan Banjir Berdasarkan Kondisi Fisik Lahan
Secara Umum Pulau Jawa. http://www.puguhdraharjo.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 21 Maret 2020

Theml. 2008. Katalog Methodologi Penyusunan Peta Geo Hazard dengan GIS.
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias. Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai