Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN TUGAS AKHIR

OSEANOGRAFI

“BENTUK FISIK KELAUTAN DI PROVINSI LAMPUNG”

Disusun Oleh
Nama : Fauzi Yahya
Nim : 21136048
Sesi : 202221360053
Jadwal : Senin, 10.40-12.20

Dosen Pengampu:
Widya Prarikeslan, S.Si., M.Si

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan sukacita, kami mempersembahkan laporan akhir yang membahas


tentang bentuk fisik kelautan di Provinsi Lampung. Laporan ini merupakan hasil
dari penelitian dan pengamatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menggali
pemahaman yang lebih mendalam tentang karakteristik laut Lampung. Provinsi
Lampung, yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatera, memiliki potensi kelautan
yang luar biasa yang patut dikaji lebih lanjut.
Lampung memiliki kekayaan alam yang tak ternilai di sepanjang garis
pantainya. Dengan pulau-pulau indah yang tersebar di lautannya, provinsi ini
menawarkan panorama yang menakjubkan dan ekosistem kelautan yang beragam.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk fisik kelautan, termasuk
topografi dasar laut, pola arus, tinggi gelombang, dan faktor-faktor lain yang
memengaruhi karakteristik perairan di wilayah ini.
Melalui laporan ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi yang
berharga bagi pemahaman kita tentang keindahan dan keragaman kelautan di
Provinsi Lampung. Kami berharap laporan ini dapat menjadi sumber informasi
yang berguna dan bermanfaat bagi para ahli kelautan, pengambil kebijakan, dan
masyarakat umum yang tertarik dengan potensi dan pelestarian sumber daya laut.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penelitian
ini, baik melalui dukungan, pengumpulan data, maupun wawasan yang berharga.
Semoga laporan ini dapat mendorong upaya konservasi dan keberlanjutan
pengelolaan sumber daya kelautan di Provinsi Lampung, serta menjadi pijakan bagi
penelitian lebih lanjut dalam bidang ini.

Padang, 11 Mei 2023

Fauzi Yahya
21136048

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................ 2
BAB II PERTEMUAN 1-2: KONSEP KONSEP TENTANG SEJARAH
PEMBENTUKAN LAUT DAN PENTINGNYA LAUT ................................ 3
A. Pengantar Perkuliahan Oceanografi ......................................................... 3
B. Sejarah Perkembangn Laut ...................................................................... 4
C. Pengertian Laut & Samudera ................................................................... 5
D. Cabang Oceanografi ................................................................................. 6
E. Pentingnya Laut Bagi Kehidupan ............................................................ 7
BAB III PERTEMUAN 3-5: MEMBEDAKAN SIFAT FISIK, KIMIA AIR
TAWAR DENGAN AIR LAUT DAN FAKTOR ALAM YANG TERJADI
DILAUT .............................................................................................................. 9
A. Sifat Fisis Air Tawar Dan Air Laut .......................................................... 9
B. Sifat Kimia Air Tawar Dan Air Laut ....................................................... 10
C. Sedimmentasi Laut ................................................................................... 11
D. Arus Laut .................................................................................................. 12
E. Gelombang Laut ....................................................................................... 13
F. Karakteristik Gelombang ......................................................................... 14
G. Pengertian Pasang Surut ........................................................................... 15
H. Faktor Yang Mempengaruhi .................................................................... 16
BAB IV PERTEMUAN 6-9: MORFOLOGI LAUT DAN PANTAI SERTA
FAKTOR PENYEBABNYA ............................................................................. 18
A. Lereng Benua ........................................................................................... 18
B. Morfologi Laut ......................................................................................... 19
C. Morfologi Pantai Dan Jenis Pantai ........................................................... 20

iii
D. Factor Pembentuk Pantai .......................................................................... 22
E. Jenis Pantai ............................................................................................... 23
BAB V PERTEMUAN 11-12: MEMETAKAN DAN MENGANALISIS
EKOSISTEM LAUT DAN PANTAI ................................................................ 25
A. Ekosistem Pantai ...................................................................................... 25
B. Ekosisem Laut .......................................................................................... 26
BAB VI PERTEMUAN 11-12: PENCEMARAN LAUT YANG TERJADI
SERTA MITIGASI MASING-MASING PENCEMARAN ........................... 27
A. Limbah Dan Polusi Laut .......................................................................... 27
B. Mitigasi .................................................................................................... 28
C. Baku Mutu ................................................................................................ 29
D. Kebijakan ................................................................................................. 30
BAB VII PENUTUPAN ..................................................................................... 32
A. Kesimpulan .............................................................................................. 32
B. Saran ......................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 35

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Provinsi Lampung, yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatera,
merupakan salah satu daerah pesisir yang kaya akan keindahan alam dan
keanekaragaman hayati. Garis pantai yang panjang, pulau-pulau eksotis, dan
sumber daya kelautan yang melimpah menjadikan Lampung memiliki potensi
luar biasa dalam sektor kelautan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
memahami bentuk fisik kelautan di Provinsi Lampung, karena hal ini berperan
penting dalam pemahaman tentang lingkungan laut dan potensi yang dimiliki.
Bentuk fisik kelautan mencakup berbagai aspek seperti topografi dasar
laut, pola arus, tinggi gelombang, suhu air, salinitas, dan parameter lain yang
mempengaruhi karakteristik perairan. Memahami faktor-faktor ini menjadi
kunci dalam menjaga dan mengelola sumber daya kelautan secara
berkelanjutan, serta melindungi ekosistem yang ada. Dengan mengetahui
bentuk fisik kelautan di Provinsi Lampung, kita dapat merencanakan kegiatan
pemanfaatan sumber daya kelautan dengan bijaksana, melindungi ekosistem
dan keanekaragaman hayati, serta mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan.
Selain itu, penelitian mengenai bentuk fisik kelautan juga penting dalam
pemodelan perubahan iklim dan dampaknya terhadap laut. Provinsi Lampung,
sebagai bagian dari wilayah maritim yang rentan terhadap perubahan iklim,
perlu untuk memahami perubahan dalam bentuk fisik kelautan, seperti kenaikan
permukaan air laut, perubahan suhu, dan pola arus yang dapat mempengaruhi
kehidupan masyarakat pesisir dan ekosistem laut.
Dalam konteks ini, laporan mengenai bentuk fisik kelautan di Provinsi
Lampung menjadi penting sebagai dasar pengetahuan dan pedoman untuk
pengelolaan yang berkelanjutan. Dengan memahami karakteristik fisik laut
Lampung, kita dapat mengembangkan strategi perlindungan dan pemulihan
ekosistem, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya kelautan, serta
mengurangi risiko bencana alam yang berkaitan dengan laut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Pertemuan 1-2: konsep konsep tentang sejarah pembentukan laut dan
pentingnya laut
2. Pertemuan 3-5: membedakan sifat fisik, kimia air tawar dengan air laut dan
faktor alam yang terjadi dilaut.
3. Pertemuan 6-9: morfologi laut dan pantai serta faktor penyebabnya
4. Pertemuan 11-12: memetakan dan menganalisis ekosistem laut dan pantai
5. Pertemuan 11-12: pencemaran laut yang terjadi serta mitigasi masing-
masing pencemaran
C. Tujuan Masalah
1. Pertemuan 1-2: Untuk mengetahui konsep konsep tentang sejarah
pembentukan laut dan pentingnya laut
2. Pertemuan 3-5: Untuk mengetahui membedakan sifat fisik, kimia air tawar
dengan air laut dan faktor alam yang terjadi dilaut.
3. Pertemuan 6-9: Untuk mengetahui morfologi laut dan pantai serta faktor
penyebabnya
4. Pertemuan 11-12: Untuk mengetahui memetakan dan menganalisis
ekosistem laut dan pantai
5. Pertemuan 13-16: Untuk mengetahui pencemaran laut yang terjadi serta
mitigasi masing-masing pencemaran

2
BAB II
PERTEMUAN 1-2: KONSEP KONSEP TENTANG SEJARAH
PEMBENTUKAN LAUT DAN PENTINGNYA LAUT

A. Pengantar Perkuliahan Oceanografi


Pengantar Perkuliahan Oceanografi merupakan mata kuliah yang
memperkenalkan konsep dan prinsip dasar ilmu oceanografi kepada mahasiswa.
Oceanografi adalah ilmu yang mempelajari segala aspek tentang lautan,
termasuk sifat fisik, kimia, biologi, dan geologi serta proses-proses yang terjadi
di dalamnya.
Dalam pengantar ini, mahasiswa akan memperoleh pemahaman tentang
pentingnya lautan dalam menjaga keseimbangan ekosistem global, berbagai
fenomena dan dinamika yang terjadi di dalamnya, serta dampak manusia
terhadap lautan. Beberapa topik yang mungkin dibahas dalam pengantar
perkuliahan oceanografi meliputi:
1. Sifat fisik lautan
Mahasiswa akan mempelajari tentang struktur dan komponen fisik
lautan, seperti suhu, salinitas, kepadatan, tekanan, gelombang, arus laut, dan
pola sirkulasi global. Mereka juga akan memahami peran lautan dalam
pengaturan iklim global.
2. Sifat kimia lautan
Pada bagian ini, mahasiswa akan belajar tentang komposisi kimia
lautan, termasuk kandungan garam, oksigen terlarut, nutrien, dan elemen-
elemen lainnya. Mereka juga akan memahami siklus biogeokimia dan
interaksi antara lautan dan atmosfer dalam konteks kimia.
3. Sistem kehidupan laut
Pengantar ini akan membahas keanekaragaman hayati di lautan,
mulai dari organisme mikroskopis hingga hewan-hewan besar seperti ikan
dan mamalia laut. Mahasiswa akan mempelajari ekologi laut, rantai
makanan, struktur komunitas, dan interaksi organisme dengan lingkungan
mereka.

3
4. Geologi lautan
Mahasiswa akan diperkenalkan dengan karakteristik dasar dari
kerak bumi di dasar lautan, struktur dasar laut, serta proses pembentukan
dan perkembangan gunung bawah laut, palung, dan dataran kontinental.
Mereka juga akan mempelajari tentang tektonik lempeng, gempa bumi, dan
letusan gunung api di dasar laut.
5. Manfaat dan ancaman terhadap lautan
Mahasiswa akan mengeksplorasi berbagai kegiatan manusia yang
terkait dengan lautan, seperti perikanan, transportasi laut, pengeboran
minyak, pariwisata, dan polusi laut. Mereka akan memahami dampak positif
dan negatif dari aktivitas manusia terhadap keseimbangan ekosistem laut.
B. Sejarah Perkembangn Laut.
Sejarah Perkembangan Laut merupakan studi tentang evolusi dan
perkembangan peradaban manusia dalam hubungannya dengan lautan. Mata
kuliah ini memperkenalkan mahasiswa pada peran penting lautan dalam
pengembangan masyarakat dan kaitannya dengan eksplorasi, perdagangan,
penjelajahan, dan interaksi budaya.
Berikut adalah beberapa poin yang mungkin dibahas dalam pengantar
perkuliahan Sejarah Perkembangan Laut:
1. Eksplorasi awal
Mahasiswa akan belajar tentang awal mula manusia
mengembangkan keterampilan navigasi dan menghadapi tantangan dalam
menjelajahi lautan. Mereka akan mempelajari peradaban kuno seperti
Fenisia, Yunani Kuno, dan Romawi yang telah melakukan ekspedisi
penjelajahan ke wilayah-wilayah baru melalui jalur laut.
2. Perdagangan dan jalur perdagangan laut
Mata kuliah ini akan membahas pentingnya lautan dalam
pengembangan perdagangan internasional. Mahasiswa akan mempelajari
rute perdagangan maritim yang penting seperti Jalur Sutra, Jalur Rempah-
rempah, dan Rute Perdagangan Lautan Hindia yang menghubungkan benua-
benua dan memfasilitasi pertukaran barang, kebudayaan, dan penyebaran
agama.

4
3. Penjelajahan dan penemuan baru
Pengantar perkuliahan ini juga akan membahas era penjelajahan
maritim pada Abad Penjelajahan, termasuk peran tokoh-tokoh seperti
Christopher Columbus, Vasco da Gama, dan Ferdinand Magellan dalam
menemukan jalur laut baru dan menghubungkan benua-benua yang
terisolasi.
4. Perang laut dan kekuasaan maritim
Mahasiswa akan memahami bagaimana pertempuran laut dan
dominasi maritim memainkan peran penting dalam sejarah peradaban.
Mereka akan mempelajari perang laut terkenal seperti Pertempuran Salamis,
Pertempuran Trafalgar, dan Pertempuran Midway, serta bagaimana
dominasi laut mempengaruhi kekuatan politik dan ekonomi negara-negara.
5. Pengaruh lautan terhadap budaya dan seni
Pengantar perkuliahan ini juga akan membahas pengaruh lautan
dalam seni, sastra, mitologi, dan budaya manusia. Mahasiswa akan
menjelajahi legenda dan mitologi yang berkaitan dengan lautan, seperti
legenda Atlantis, mitologi Poseidon, dan cerita-cerita tentang perompakan
bajak laut.
C. Pengertian Laut & Samudera.
Lampung adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau
Sumatera, memiliki garis pantai yang panjang dan terbentang di sepanjang Selat
Sunda dan Samudra Hindia. Dalam konteks Provinsi Lampung, pengertian laut
dan samudera merujuk pada konsep geografi dan terminologi yang umum
digunakan dalam studi kelautan.
1. Laut
Secara umum, laut merujuk pada bagian luas perairan yang
terhubung dengan samudera, terletak di antara benua atau pulau-pulau.
Dalam konteks Provinsi Lampung, laut mengacu pada perairan yang terletak
di sepanjang garis pantai Lampung, seperti Laut Jawa dan Laut Banda. Laut
ini memiliki peran penting dalam perekonomian dan kehidupan masyarakat
Lampung, terutama dalam sektor perikanan dan pariwisata.

5
2. Samudera
Samudera adalah lautan yang sangat luas dan mendalam,
membentang di antara benua-benua dan mencakup sebagian besar
permukaan Bumi. Di sebelah barat Lampung, terdapat Samudra Hindia
yang menjadi bagian dari perairan provinsi ini. Samudera Hindia adalah
salah satu samudera terbesar di dunia dan memiliki peran penting dalam
perubahan iklim, sirkulasi global, dan keanekaragaman hayati laut.
D. Cabang Oceanografi
Oceanografi merupakan ilmu yang luas yang mempelajari berbagai
aspek lautan, termasuk sifat fisik, kimia, biologi, dan geologi. Di Provinsi
Lampung, sejumlah cabang oceanografi dapat diterapkan untuk memahami dan
mengkaji kondisi perairan di wilayah tersebut. Berikut adalah beberapa cabang
oceanografi yang relevan untuk Provinsi Lampung:
1. Oceanografi Fisik
Cabang ini mempelajari sifat fisik lautan, seperti suhu, salinitas, arus
laut, dan pola sirkulasi. Dalam konteks Provinsi Lampung, oceanografi fisik
dapat mempelajari kondisi suhu dan salinitas perairan di sekitar garis pantai
Lampung, pergerakan arus laut di Selat Sunda, serta pola sirkulasi dan
dinamika air di Laut Jawa.
2. Oceanografi Kimia
Oceanografi kimia fokus pada komposisi kimia lautan, termasuk
kandungan nutrien, oksigen terlarut, dan polutan. Di Provinsi Lampung,
cabang ini dapat mempelajari kualitas kimia perairan di sekitar Lampung,
termasuk kandungan nutrien dan polutan yang dapat mempengaruhi
ekosistem laut dan kehidupan organisme di dalamnya.
3. Oceanografi Biologi
Cabang ini mempelajari kehidupan laut, termasuk organisme
mikroskopis hingga hewan-hewan besar. Di Provinsi Lampung, oceanografi
biologi dapat mempelajari keanekaragaman hayati, pola migrasi, dan
ekosistem laut di sepanjang garis pantai Lampung, termasuk spesies ikan,
invertebrata, dan mamalia laut yang hidup di perairan tersebut.

6
4. Oceanografi Geologi
Oceanografi geologi mempelajari struktur dan evolusi geologi
lautan, termasuk karakteristik dasar laut, batuan dasar laut, serta proses
pembentukan dan perkembangan fitur geologis seperti gunung bawah laut,
palung, dan dataran kontinental. Di Provinsi Lampung, cabang ini dapat
mempelajari karakteristik geologi dasar laut di sekitar garis pantai Lampung
dan sepanjang Selat Sunda.
5. Oceanografi Pesisir
Oceanografi pesisir berfokus pada interaksi antara daratan dan laut,
termasuk dinamika pesisir, sedimentasi, erosi pantai, dan perubahan garis
pantai. Di Provinsi Lampung, cabang ini dapat mempelajari perubahan garis
pantai Lampung, kerentanan pesisir terhadap bencana alam, serta dampak
aktivitas manusia terhadap pesisir dan ekosistem pesisir di wilayah tersebut.
E. Pentingnya Laut Bagi Kehidupan
Laut memiliki peran penting dalam kehidupan di Provinsi Lampung.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa laut sangat penting bagi kehidupan di
provinsi ini:
1. Sumber Daya Perikanan
Laut di sekitar Provinsi Lampung menyediakan sumber daya
perikanan yang melimpah. Provinsi ini memiliki sektor perikanan yang
signifikan, dengan nelayan lokal yang mengandalkan laut sebagai sumber
penghidupan mereka. Ikan dan hasil tangkapan laut lainnya seperti udang,
cumi-cumi, dan kepiting merupakan sumber pangan, pekerjaan, dan
penghasilan bagi masyarakat Lampung.
2. Pariwisata Pantai
Keindahan pantai-pantai di Provinsi Lampung menjadi daya tarik
pariwisata yang penting. Laut yang jernih, pasir putih, dan pemandangan
alam yang menakjubkan menciptakan potensi pariwisata yang besar.
Wisatawan lokal dan mancanegara datang ke Provinsi Lampung untuk
menikmati aktivitas seperti berenang, selancar, menyelam, dan menikmati
keindahan alam laut yang menakjubkan.

7
3. Transportasi dan Perdagangan
Laut memainkan peran penting dalam sektor transportasi dan
perdagangan di Provinsi Lampung. Pelabuhan di Lampung, seperti
Pelabuhan Panjang, menjadi gerbang utama untuk perdagangan dan
pengiriman barang ke dan dari provinsi ini. Aktivitas perdagangan maritim
melalui laut memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan konektivitas
Lampung dengan wilayah lain di Indonesia dan negara-negara lain.
4. Ekosistem Laut yang Kaya
Laut di Provinsi Lampung memiliki ekosistem yang kaya dengan
keanekaragaman hayati yang tinggi. Ekosistem terumbu karang, hutan
mangrove, dan padang lamun yang ada di perairan Lampung menyediakan
habitat bagi berbagai spesies ikan, moluska, dan organisme laut lainnya.
Ekosistem laut yang sehat penting untuk menjaga keberlanjutan hayati dan
menjaga keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
5. Regulasi Iklim dan Pengendalian Bencana
Laut memiliki peran penting dalam pengaturan iklim global dan
pengendalian bencana alam. Sebagai bagian dari Samudra Hindia, perairan
di sekitar Provinsi Lampung mempengaruhi pola cuaca dan iklim regional.
Selain itu, lautan dapat membantu mengurangi dampak bencana alam
seperti tsunami dengan meredam energi gelombang dan memperkuat garis
pantai.

8
BAB III
PERTEMUAN 3-5: MEMBEDAKAN SIFAT FISIK, KIMIA AIR TAWAR
DENGAN AIR LAUT DAN FAKTOR ALAM YANG TERJADI DILAUT.

A. Sifat Fisis Air Tawar Dan Air Laut


Air tawar dan air laut memiliki perbedaan dalam sifat fisiknya. Di
Provinsi Lampung, sifat fisik air tawar dan air laut memainkan peran penting
dalam ekosistem perairan dan aktivitas manusia. Berikut adalah penjelasan
mengenai sifat fisik air tawar dan air laut di Provinsi Lampung:
1. Air Tawar:
a. Suhu: Suhu air tawar di Provinsi Lampung dapat bervariasi tergantung
pada musim dan faktor-faktor lokal seperti curah hujan dan suhu udara.
Air tawar di sungai-sungai dan danau-danau di Lampung memiliki suhu
yang dapat berfluktuasi seiring dengan perubahan musim.
b. Salinitas: Salah satu perbedaan utama antara air tawar dan air laut adalah
salinitasnya. Air tawar memiliki salinitas yang rendah atau hampir tidak
ada garam sama sekali. Air tawar di Provinsi Lampung terutama
ditemukan di sungai-sungai, danau-danau, dan sumber air tanah.
c. Kehidupan akuatik: Air tawar di Provinsi Lampung mendukung
kehidupan akuatik yang beragam. Sungai dan danau di Lampung
menjadi habitat bagi berbagai spesies ikan, amfibi, dan organisme
akuatik lainnya. Air tawar juga penting untuk pertanian dan irigasi
dalam memenuhi kebutuhan air untuk pertanian di provinsi ini.
2. Air Laut:
a. Suhu: Air laut di Provinsi Lampung memiliki suhu yang cenderung
lebih hangat daripada air tawar. Suhu air laut di sepanjang pantai
Lampung dapat berfluktuasi tergantung pada musim dan arus laut.
Selama musim panas, suhu air laut di Lampung bisa mencapai angka
yang lebih tinggi.
b. Salinitas: Salah satu ciri khas air laut adalah salinitasnya yang tinggi
karena kandungan garam yang terlarut di dalamnya. Air laut di Provinsi
Lampung memiliki salinitas yang lebih tinggi dibandingkan air tawar di

9
sungai atau danau. Salinitas air laut Lampung dapat berfluktuasi
tergantung pada faktor-faktor seperti curah hujan, penguapan, dan aliran
sungai.
c. Kehidupan laut: Air laut di Provinsi Lampung mendukung kehidupan
laut yang kaya dan beragam. Terumbu karang di sepanjang pantai
Lampung menjadi rumah bagi berbagai spesies ikan, karang, dan
makhluk laut lainnya. Air laut yang kaya nutrisi juga mendukung
ekosistem laut yang luas, termasuk populasi ikan dan satwa laut lainnya.
B. Sifat Kimia Air Tawar Dan Air Laut
Air tawar dan air laut memiliki perbedaan dalam sifat kimianya. Di
Provinsi Lampung, sifat kimia air tawar dan air laut memainkan peran penting
dalam ekosistem perairan dan aktivitas manusia. Berikut adalah penjelasan
mengenai sifat kimia air tawar dan air laut di Provinsi Lampung:
1. Air Tawar:
a. Salinitas: Air tawar memiliki salinitas yang rendah atau hampir tidak
ada garam sama sekali. Air tawar di Provinsi Lampung, seperti air
sungai, danau, dan sumber air tanah, memiliki kandungan garam yang
rendah.
b. pH: pH air tawar di Provinsi Lampung dapat bervariasi, tergantung pada
faktor-faktor seperti jenis batuan dan tanah di daerah tersebut. Secara
umum, air tawar di Lampung cenderung memiliki pH netral hingga
sedikit asam.
c. Kandungan Nutrien: Air tawar di Provinsi Lampung mengandung
nutrien seperti nitrat, fosfat, dan silika. Kandungan nutrien ini penting
untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan kehidupan akuatik di
ekosistem air tawar.
2. Air Laut:
a. Salinitas: Salah satu perbedaan utama antara air tawar dan air laut adalah
salinitasnya. Air laut di Provinsi Lampung memiliki salinitas yang
tinggi karena kandungan garam yang terlarut di dalamnya. Salinitas air
laut di Lampung bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti curah
hujan, penguapan, dan aliran sungai.

10
b. pH: pH air laut di Provinsi Lampung cenderung sedikit basa atau alkalis.
Sebagian besar waktu, pH air laut di Lampung berada dalam kisaran
netral hingga sedikit alkalis, yang mendukung kehidupan organisme
laut.
c. Kandungan Garam dan Mineral: Air laut di Provinsi Lampung
mengandung berbagai garam dan mineral seperti natrium, kalsium,
magnesium, dan kalium. Kandungan garam dan mineral ini memberikan
karakteristik khas pada air laut dan mempengaruhi kelimpahan dan
keanekaragaman hayati di ekosistem laut.
C. Sedimmentasi Laut
Sedimentasi laut adalah proses pengendapan partikel padat seperti pasir,
lumpur, dan kerikil di dasar laut. Di Provinsi Lampung, sedimentasi laut terjadi
di sepanjang garis pantai dan perairan sekitarnya. Berikut adalah penjelasan
mengenai sedimentasi laut di Provinsi Lampung:
1. Sumber Sedimen: Sumber utama sedimen di Provinsi Lampung berasal dari
daratan dan sungai-sungai yang mengalir ke laut. Air sungai membawa
pasir, lumpur, dan material padat lainnya ke laut saat aliran sungai mengikis
tanah dan batuan di daerah hulu. Sedimen ini kemudian diangkut oleh arus
laut dan ditempatkan di dasar laut di sepanjang pantai Lampung.
2. Proses Sedimentasi: Proses sedimentasi laut di Provinsi Lampung terjadi
melalui beberapa mekanisme, seperti deposisi gravitasi dan pengendapan
oleh arus laut. Ketika sedimen mencapai laut, mereka akan terendapkan di
dasar laut karena kecepatan aliran air laut yang melambat dan gaya gravitasi.
Arus laut yang membawa sedimen juga dapat membentuk endapan sedimen
di tempat-tempat tertentu, seperti muara sungai atau area dengan perubahan
topografi laut yang signifikan.
3. Pengaruh Sedimentasi: Sedimentasi laut memiliki pengaruh penting pada
lingkungan pesisir dan ekosistem perairan di Provinsi Lampung. Endapan
sedimen di dasar laut dapat menjadi habitat bagi berbagai organisme seperti
moluska, cacing, dan hewan-hewan kecil lainnya. Sedimen juga berperan
dalam menyediakan nutrien dan sumber makanan bagi organisme laut di
perairan Lampung.

11
4. Dampak Manusia: Sedimentasi laut juga memiliki dampak pada aktivitas
manusia di Provinsi Lampung. Endapan sedimen yang terakumulasi dapat
mempengaruhi navigasi kapal dan akses ke pelabuhan. Selain itu,
sedimentasi yang berlebihan akibat aktivitas manusia seperti pembangunan
pesisir yang tidak terkontrol atau penggundulan hutan dapat menyebabkan
kerusakan pada ekosistem pesisir dan perubahan garis pantai.
D. Arus Laut
Arus laut adalah pergerakan massa air yang terjadi di perairan laut. Di
Provinsi Lampung, terdapat berbagai jenis arus laut yang mempengaruhi
perairan sekitarnya. Berikut penjelasan mengenai arus laut di Provinsi
Lampung:

1. Arus Laut Permukaan: Arus laut permukaan di Provinsi Lampung


dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti angin, pengaruh pasang-surut, dan
topografi dasar laut. Arus laut permukaan dapat berubah seiring dengan
musim dan kondisi atmosfer. Selama musim timur, arus laut permukaan di
pesisir Lampung biasanya bergerak ke arah barat daya, sedangkan selama
musim barat, arus laut permukaan cenderung bergerak ke arah timur laut.
2. Arus Pasang Surut: Arus pasang-surut adalah pergerakan air laut yang
terkait dengan tarikan gravitasi Bulan dan Matahari. Di Provinsi Lampung,
arus pasang-surut memiliki peran penting dalam ekosistem pesisir dan

12
kehidupan masyarakat pesisir. Arus pasang-surut mempengaruhi aktivitas
perikanan, pesisir, dan aliran air sungai yang bermuara di pesisir Lampung.
3. Arus Laut Dalam: Di perairan lepas pantai Provinsi Lampung, terdapat arus
laut dalam yang terkait dengan kondisi samudra dan fenomena seperti Arus
Lintang Selatan. Arus laut dalam dapat mempengaruhi kondisi navigasi
kapal dan aktivitas maritim di perairan lepas Lampung.
4. Arus Laut Pesisir: Arus laut pesisir adalah arus yang terjadi di sepanjang
garis pantai dan dipengaruhi oleh topografi pantai dan pergerakan air laut
permukaan. Arus laut pesisir di Provinsi Lampung dapat memiliki pola yang
kompleks, tergantung pada morfologi pantai dan interaksi dengan arus
permukaan dan pasang-surut.
E. Gelombang Laut
Gelombang laut adalah pergerakan periodik dan teratur dari air laut yang
terjadi di perairan laut. Di Provinsi Lampung, gelombang laut memainkan peran
penting dalam kondisi pesisir, aktivitas maritim, dan ekosistem perairan.
Berikut adalah penjelasan mengenai gelombang laut di Provinsi Lampung:
1. Pembentukan Gelombang: Gelombang laut di Provinsi Lampung terbentuk
akibat interaksi antara angin, permukaan air laut, dan faktor-faktor
topografi. Angin yang menghembus di atas permukaan air laut mendorong
gerakan air dan menghasilkan gelombang. Topografi pantai dan dasar laut
juga dapat mempengaruhi karakteristik gelombang, seperti tinggi, periode,
dan arah gelombang.
2. Tinggi Gelombang: Tinggi gelombang di Provinsi Lampung dapat
bervariasi tergantung pada kondisi cuaca, kecepatan angin, dan kedalaman
perairan. Gelombang laut di Lampung bisa mencapai beberapa meter,
terutama selama periode cuaca buruk atau di daerah yang terbuka menuju
Samudra Hindia.
3. Arus Dalam Gelombang: Gelombang laut di Provinsi Lampung juga dapat
membawa arus yang signifikan, terutama pada gelombang tinggi. Arus
dalam gelombang, yang dikenal sebagai arus gelombang, dapat
mempengaruhi navigasi kapal dan aktivitas perairan lainnya. Perairan
dengan topografi yang kompleks, seperti muara sungai atau daerah dengan

13
perubahan bentuk pantai yang tajam, dapat mempengaruhi arus gelombang
di Provinsi Lampung.
4. Dampak Gelombang: Gelombang laut memiliki dampak yang signifikan
pada aktivitas manusia di pesisir Lampung. Gelombang yang kuat dapat
mempengaruhi keselamatan kapal, kegiatan perikanan, dan aktivitas pesisir
lainnya. Gelombang juga berperan dalam membentuk dan mempengaruhi
ekosistem pesisir, seperti pemodelan garis pantai, penyebaran sedimen, dan
pola aliran air.
F. Karakteristik Gelombang
Gelombang laut memiliki berbagai karakteristik yang mempengaruhi
kondisi pesisir dan aktivitas maritim di Provinsi Lampung. Berikut adalah
penjelasan mengenai karakteristik gelombang di Provinsi Lampung:
1. Tinggi Gelombang: Tinggi gelombang adalah perbedaan antara ketinggian
puncak dan lembah gelombang. Di Provinsi Lampung, tinggi gelombang
dapat bervariasi tergantung pada kondisi cuaca, kecepatan angin, dan
kedalaman perairan. Gelombang laut di Lampung dapat mencapai beberapa
meter saat cuaca buruk atau di daerah yang terbuka ke Samudra Hindia.
2. Periode Gelombang: Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan oleh
gelombang untuk melintasi satu siklus lengkap, yaitu dari puncak ke puncak
atau dari lembah ke lembah. Periode gelombang di Provinsi Lampung juga
bervariasi, tergantung pada kondisi cuaca dan kecepatan angin. Gelombang
dengan periode pendek umumnya terjadi selama cuaca buruk, sementara
gelombang dengan periode lebih panjang dapat terjadi selama kondisi cuaca
yang lebih tenang.
3. Arah Gelombang: Arah gelombang mengacu pada arah dari mana
gelombang datang. Di Provinsi Lampung, arah gelombang dapat
dipengaruhi oleh arah angin dominan dan topografi pantai. Misalnya,
selama musim timur, gelombang umumnya bergerak dari barat daya ke
timur laut, sedangkan selama musim barat, gelombang cenderung bergerak
dari timur laut ke barat daya.
4. Pola Gelombang: Pola gelombang di Provinsi Lampung dapat dipengaruhi
oleh topografi pantai, kondisi dasar laut, dan interaksi dengan arus laut.

14
Daerah dengan perairan dangkal, gugusan karang, atau perubahan bentuk
pantai yang tajam dapat mempengaruhi pola gelombang di sekitarnya.
Gelombang juga dapat memantul atau mengalami difraksi saat bertemu
dengan rintangan di laut, seperti pulau atau gugusan karang.
G. Pengertian Pasang Surut
Pasang surut adalah perubahan periodik tinggi dan rendahnya
permukaan air laut yang terjadi sebagai hasil interaksi antara gaya gravitasi
Bulan dan Matahari dengan bumi. Fenomena pasang surut sangat relevan di
Provinsi Lampung karena wilayah ini berbatasan dengan Samudra Hindia.
Berikut adalah penjelasan mengenai pengertian pasang surut di Provinsi
Lampung:
1. Pengaruh Pasang Surut: Pasang surut memiliki pengaruh signifikan pada
kondisi pesisir dan ekosistem perairan di Provinsi Lampung. Perubahan
tinggi air laut yang terjadi selama pasang surut mempengaruhi aksesibilitas
ke wilayah pesisir, termasuk pelabuhan, muara sungai, dan pantai. Pasang
surut juga mempengaruhi sirkulasi air di perairan pesisir dan distribusi
nutrien, sedimen, serta organisme hidup di ekosistem pesisir.
2. Pasang Surut Harian: Pasang surut harian terjadi dua kali dalam sehari, yaitu
pasang (air laut mencapai tinggi tertinggi) dan surut (air laut mencapai
tinggi terendah). Di Provinsi Lampung, frekuensi dan amplitudo pasang
surut harian bervariasi tergantung pada lokasi dan topografi pesisir. Pada
umumnya, pasang surut harian di Provinsi Lampung mengikuti pola umum
yang terkait dengan gravitasi Bulan dan Matahari.
3. Pasang Surut Bulanan: Selain pasang surut harian, ada juga variasi pasang
surut yang terkait dengan siklus bulan. Pasang surut bulanan dikaitkan
dengan fase Bulan, di mana pasang penuh (tinggi air tertinggi) dan pasang
perbani (tinggi air sedikit lebih rendah) terjadi saat Bulan berada di
konjungsi atau oposisi dengan Matahari. Variasi pasang surut bulanan juga
dapat dipengaruhi oleh fenomena seperti gelombang pasang dan arus
gelombang.
4. Dampak Pasang Surut: Pasang surut memiliki dampak penting pada
kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir di Provinsi Lampung. Dalam

15
sektor perikanan, pasang surut mempengaruhi aktivitas penangkapan ikan,
pemeliharaan tambak, dan penangkapan biota laut lainnya. Selain itu,
pasang surut juga mempengaruhi kegiatan pariwisata pantai, penggunaan
lahan pesisir, dan infrastruktur pesisir seperti tanggul atau pelabuhan.
H. Faktor Yang Mempengaruhi
Di Provinsi Lampung, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kondisi perairan dan ekosistem pesisir. Berikut adalah penjelasan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi di Provinsi Lampung:
1. Topografi: Topografi pesisir dan dasar laut Provinsi Lampung memainkan
peran penting dalam mempengaruhi kondisi perairan. Topografi pantai yang
curam, muara sungai yang besar, atau adanya gugusan karang dapat
mempengaruhi arus, pola gelombang, dan distribusi sedimen di perairan.
Selain itu, topografi juga mempengaruhi aksesibilitas dan penggunaan lahan
pesisir.
2. Pasang Surut: Pasang surut yang terkait dengan interaksi gravitasi antara
Bulan, Matahari, dan Bumi mempengaruhi kondisi perairan di Provinsi
Lampung. Perubahan tinggi dan rendah air laut selama pasang surut
memiliki dampak pada navigasi, pola aliran air, dan ekosistem pesisir.
Frekuensi dan amplitudo pasang surut juga memengaruhi aksesibilitas ke
wilayah pesisir.
3. Angin: Angin merupakan faktor penting yang mempengaruhi kondisi
perairan di Provinsi Lampung. Kecepatan dan arah angin mempengaruhi
pembentukan gelombang, arus permukaan, dan pola sirkulasi air di perairan.
Angin yang kuat dapat menyebabkan gelombang tinggi dan meningkatkan
risiko bagi aktivitas maritim. Angin juga berpengaruh terhadap distribusi
nutrien, dispersi polutan, dan pola penyebaran larva organisme laut.
4. Sungai: Adanya sungai yang mengalir ke perairan di Provinsi Lampung
mempengaruhi kondisi perairan pesisir. Aliran air sungai membawa
sedimen, nutrien, dan bahan organik ke laut. Pola aliran sungai, jumlah air
yang masuk, dan kualitas air sungai dapat mempengaruhi kesuburan
perairan, distribusi biota laut, serta ekosistem pesisir.

16
5. Cuaca: Cuaca, termasuk curah hujan, suhu udara, dan kelembaban,
mempengaruhi kondisi perairan di Provinsi Lampung. Curah hujan yang
tinggi dapat menyebabkan aliran sungai meningkat, perubahan tinggi air
laut, dan penurunan salinitas di perairan pesisir. Suhu udara dan kelembaban
juga mempengaruhi proses kimia, biologi, dan fisika di perairan.
6. Aktivitas Manusia: Aktivitas manusia seperti penangkapan ikan, pariwisata,
pembangunan infrastruktur, dan polusi dapat mempengaruhi kondisi
perairan di Provinsi Lampung. Overfishing atau penangkapan ikan
berlebihan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan.
Pembangunan pantai yang tidak terkendali dapat merusak habitat pesisir.
Polusi dari limbah industri atau domestik dapat mencemari perairan dan
mengganggu kehidupan biota laut.

17
BAB IV
PERTEMUAN 6-9: MORFOLOGI LAUT DAN PANTAI SERTA FAKTOR
PENYEBABNYA

A. Lereng Benua
Lereng benua merujuk pada bagian landai yang membentang dari pesisir
daratan hingga dasar laut di dekat tepi benua. Di Provinsi Lampung, terdapat
fenomena lereng benua yang mempengaruhi kondisi perairan dan ekosistem
pesisir. Berikut adalah penjelasan mengenai lereng benua di Provinsi Lampung:
1. Kondisi Topografi: Lereng benua di Provinsi Lampung ditandai oleh
perubahan elevasi dan kemiringan dari pesisir daratan ke perairan laut.
Topografi lereng benua dapat bervariasi tergantung pada wilayah tertentu di
Provinsi Lampung. Beberapa daerah mungkin memiliki lereng benua yang
curam, sementara yang lainnya cenderung lebih landai.
2. Dampak Terhadap Arus Laut: Lereng benua mempengaruhi arus laut di
Provinsi Lampung. Perbedaan elevasi antara pesisir daratan dan dasar laut
menciptakan gradien tekanan hidrostatik, yang menghasilkan perbedaan
tekanan air di dasar laut. Hal ini mengarah pada pembentukan arus yang
mengalir dari pesisir daratan menuju laut lepas. Arus yang dihasilkan oleh
lereng benua dapat mempengaruhi pola sirkulasi air di perairan, distribusi
nutrien, dan pergerakan larva organisme laut.
3. Peran dalam Sedimentasi: Lereng benua juga berperan dalam proses
sedimentasi di perairan Provinsi Lampung. Erosi dan pengikisan material
dari daratan akan terjadi di lereng benua, yang kemudian dibawa oleh arus
laut dan diendapkan di dasar laut. Sedimentasi ini dapat membentuk
endapan sedimen seperti pasir, lumpur, atau endapan organik di perairan.
Lereng benua juga dapat mempengaruhi pola distribusi sedimen di perairan
pesisir.
4. Pengaruh Terhadap Ekosistem Pesisir: Lereng benua memiliki pengaruh
signifikan terhadap ekosistem pesisir di Provinsi Lampung. Perubahan
topografi dan sedimentasi yang terjadi di lereng benua menciptakan
beragam habitat bagi biota laut. Daerah dengan lereng benua yang curam

18
mungkin mendukung keanekaragaman hayati yang tinggi, sementara yang
lebih landai mungkin memberikan kondisi yang lebih stabil untuk
pemukiman organisme laut. Ekosistem pesisir di sekitar lereng benua juga
dapat menjadi tempat penangkapan ikan, habitat terumbu karang, atau
daerah pemijahan bagi berbagai spesies.
B. Morfologi Laut
Morfologi laut mengacu pada bentuk fisik dan karakteristik topografi
dasar laut. Di Provinsi Lampung, terdapat variasi morfologi laut yang
mempengaruhi kondisi perairan dan ekosistem pesisir. Berikut adalah
penjelasan mengenai morfologi laut di Provinsi Lampung:

1. Pesisir dan Zona Intertidal: Bagian paling dekat dengan daratan adalah
pesisir dan zona intertidal. Pesisir Lampung umumnya memiliki pantai yang
landai dengan beragam formasi seperti pantai berpasir, berbatu, atau
berlumpur. Zona intertidal, juga dikenal sebagai zona pasang-surut,

19
merupakan area yang tergenang air saat pasang dan terbuka saat surut. Zona
ini penting sebagai habitat bagi berbagai organisme yang hidup di antara air
dan daratan.
2. Perairan Dangkal: Di lepas pesisir, terdapat perairan dangkal yang ditandai
oleh kedalaman yang relatif rendah. Terumbu karang dan padang lamun
dapat ditemukan di perairan dangkal ini. Terumbu karang merupakan
ekosistem yang kaya biodiversitas dan memberikan perlindungan bagi
berbagai spesies ikan dan invertebrata. Padang lamun adalah hutan rumput
laut yang penting sebagai tempat berlindung, pemijahan, dan sumber pakan
bagi biota laut.
3. Zona Batas Benua: Seiring dengan menjauh dari pesisir, terdapat zona batas
benua yang merupakan peralihan antara perairan dangkal dan lepas pantai.
Zona ini ditandai oleh peningkatan kedalaman laut dan bentuk topografi
yang beragam, seperti lembah benua, dataran kontinental, atau canyons
benua. Zona batas benua sering menjadi daerah produktif karena adanya
aliran air dan sedimen dari daratan serta interaksi yang kuat antara
ekosistem darat dan laut.
4. Laut Dalam: Di perairan lepas pantai Provinsi Lampung, terdapat perairan
yang lebih dalam. Laut dalam ditandai dengan kedalaman yang signifikan
dan topografi dasar laut yang cenderung bergelombang. Di wilayah ini,
terdapat palung laut, punggungan benua, dan dataran abyssal. Laut dalam
menyediakan habitat bagi berbagai spesies ikan dan mamalia laut yang
mendiami perairan yang lebih dalam.
C. Morfologi Pantai Dan Jenis Pantai
Morfologi pantai dan jenis pantai di Provinsi Lampung dapat bervariasi,
tergantung pada karakteristik topografi, proses geomorfologi, dan interaksi
antara daratan dan laut. Berikut adalah penjelasan mengenai morfologi pantai
dan beberapa jenis pantai yang dapat ditemukan di Provinsi Lampung:
1. Morfologi Pantai
a. Pantai Berpasir: Pantai berpasir merupakan jenis pantai yang paling
umum di Provinsi Lampung. Pantai-pantai ini ditandai oleh pasir yang
membentuk garis pantai yang landai atau curam. Pasir dapat bervariasi

20
dalam ukuran dan warna, tergantung pada sumbernya. Pantai berpasir
sering menarik minat wisatawan dan digunakan untuk kegiatan rekreasi.
b. Pantai Berbatu: Beberapa wilayah di Provinsi Lampung memiliki pantai
yang didominasi oleh batu-batu atau kerikil. Pantai berbatu biasanya
memiliki lereng yang curam dan air laut yang lebih dalam di dekat garis
pantai. Pantai berbatu memberikan pemandangan yang indah dan
kadang-kadang menjadi tempat yang menarik untuk memancing.
c. Pantai Berlumpur: Pantai berlumpur umumnya ditemukan di muara
sungai atau daerah yang terpengaruh oleh pasang surut yang kuat. Pantai
ini ditandai oleh endapan lumpur atau lumpur yang terbawa oleh aliran
sungai dan diendapkan di sepanjang garis pantai. Pantai berlumpur
sering menjadi habitat bagi berbagai jenis burung dan biota air payau.
2. Jenis Pantai
a. Pantai Pasang Surut: Provinsi Lampung memiliki pantai yang
dipengaruhi oleh pasang surut yang signifikan. Pantai pasang surut
mengalami perubahan tinggi dan rendah air laut secara periodik,
tergantung pada fase pasang surut Bulan. Fenomena ini menciptakan
zona intertidal yang luas, tempat berbagai organisme hidup dan mencari
makan selama pasang, dan terbuka saat surut.
b. Pantai Terumbu Karang: Di sebagian wilayah Provinsi Lampung,
terdapat pantai yang terhubung dengan ekosistem terumbu karang yang
luas. Pantai terumbu karang ditandai oleh terumbu karang yang hidup
dan berkembang di dekat garis pantai. Pantai ini merupakan hotspot
keanekaragaman hayati dan menawarkan keindahan bawah laut yang
menarik bagi penyelam dan wisatawan.
c. Pantai Berhutan Bakau: Sebagian wilayah pesisir di Provinsi Lampung
ditumbuhi oleh hutan bakau. Pantai berhutan bakau, juga dikenal
sebagai mangrove, memiliki ekosistem yang unik dan penting.
Mangrove berperan sebagai filter alami, melindungi garis pantai dari
abrasi, dan memberikan tempat berlindung bagi berbagai jenis ikan,
burung, dan satwa liar lainnya.

21
d. Pantai Karst: Di beberapa daerah di Provinsi Lampung, terdapat pantai
yang berhubungan dengan bentuk morfologi karst. Pantai karst ditandai
oleh batuan kapur yang tererosi oleh air laut, menciptakan bentuk-
bentuk unik seperti gua-gua, jajaran karst, dan puncak-puncak yang
tajam.
D. Factor Pembentuk Pantai
Pantai di Provinsi Lampung dibentuk oleh berbagai faktor yang
berperan dalam membentuk morfologi dan karakteristik pantai tersebut. Berikut
adalah beberapa faktor pembentuk pantai di Provinsi Lampung:
1. Proses Erosi: Erosi adalah proses pengikisan dan pengangkutan material
pantai oleh air laut, angin, dan gelombang. Erosi pantai dapat disebabkan
oleh variasi arus, hantaman gelombang, dan perubahan tinggi air laut.
Proses erosif dapat menyebabkan perubahan garis pantai, pengikisan tebing
pantai, dan pembentukan batu karang.
2. Sedimentasi: Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel seperti pasir,
lumpur, dan kerikil di pantai. Faktor-faktor seperti aliran sungai, arus laut,
dan angin dapat membawa sedimen dari darat ke pantai. Di Provinsi
Lampung, sungai-sungai seperti Sungai Way Seputih, Sungai Way Semaka,
dan Sungai Way Belu membawa material sedimen ke pantai Lampung.
Proses sedimentasi berkontribusi pada pembentukan garis pantai baru,
pembentukan delta sungai, dan perubahan lingkungan pesisir.
3. Pasang Surut: Pasang surut adalah perubahan periodik tinggi dan rendah air
laut yang disebabkan oleh gaya gravitasi Bulan dan Matahari. Pasang surut
memiliki pengaruh signifikan terhadap bentuk dan karakteristik pantai. Di
Provinsi Lampung, perubahan pasang surut yang signifikan dapat
mempengaruhi zona intertidal, distribusi biota laut, dan pola erosi pantai.
4. Gelombang Laut: Gelombang laut adalah faktor penting dalam
pembentukan dan perubahan pantai. Gelombang energi yang datang ke
pantai dapat mempengaruhi erosi dan sedimentasi. Gelombang yang kuat
dapat memecah batuan pantai, membawa sedimen, dan membentuk formasi
pantai seperti teluk, tombolo, atau karang. Karakteristik gelombang, seperti

22
tinggi, frekuensi, dan arah datangnya, akan memengaruhi morfologi pantai
di Provinsi Lampung.
5. Aktivitas Manusia: Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi
pembentukan pantai di Provinsi Lampung. Pembangunan infrastruktur
pesisir, pelabuhan, pariwisata, atau reklamasi pantai dapat mengubah
morfologi pantai secara signifikan. Aktivitas penambangan pasir,
penggundulan hutan mangrove, dan polusi juga dapat mempengaruhi
keseimbangan ekosistem pantai.
E. Jenis Pantai
Di Provinsi Lampung, terdapat berbagai jenis pantai yang menawarkan
keindahan alam yang memikat. Berikut adalah beberapa jenis pantai yang dapat
ditemukan di Provinsi Lampung:
1. Pantai Pasir Putih: Pantai pasir putih adalah jenis pantai yang paling umum
di Provinsi Lampung. Pantai ini ditandai oleh pasir yang halus dan berwarna
putih, menciptakan pemandangan yang indah. Beberapa pantai pasir putih
terkenal di Provinsi Lampung antara lain Pantai Tanjung Setia, Pantai
Mutun, dan Pantai Kiluan. Pantai pasir putih sering menjadi tujuan
wisatawan untuk berjemur, bermain air, atau menikmati keindahan alam.
2. Pantai Karang: Provinsi Lampung juga memiliki pantai yang terhubung
dengan ekosistem terumbu karang. Pantai karang ditandai oleh terumbu
karang yang hidup dan berkembang di dekat garis pantai. Pantai-pantai ini
menawarkan keindahan bawah laut yang menakjubkan, membuatnya
menjadi tempat yang populer bagi penyelam dan pecinta snorkeling.
Beberapa pantai karang yang terkenal di Provinsi Lampung adalah Pantai
Pulau Pahawang, Pantai Pulau Kelagian, dan Pantai Pulau Sebesi.
3. Pantai Berbatu: Beberapa pantai di Provinsi Lampung memiliki
karakteristik berbatu atau kerikil. Pantai berbatu umumnya memiliki lereng
yang curam dan air laut yang lebih dalam di dekat garis pantai. Pantai
berbatu menawarkan pemandangan yang indah dan sering menjadi tempat
yang menarik untuk memancing. Salah satu contoh pantai berbatu di
Provinsi Lampung adalah Pantai Tanjung Setia, yang terkenal dengan
ombaknya yang cocok untuk olahraga selancar.

23
4. Pantai Hutan Bakau: Di beberapa daerah pesisir Provinsi Lampung, terdapat
pantai yang dikelilingi oleh hutan bakau atau mangrove. Pantai berhutan
bakau memberikan pemandangan yang eksotis dengan akar-akar bakau
yang menjulang. Ekosistem bakau sangat penting karena berperan sebagai
filter alami, melindungi garis pantai dari abrasi, dan menyediakan habitat
bagi berbagai jenis burung, ikan, dan satwa liar. Pantai Way Kambas
merupakan salah satu contoh pantai berhutan bakau yang terkenal di
Provinsi Lampung.
5. Pantai Pasang Surut: Provinsi Lampung juga memiliki pantai yang
dipengaruhi oleh pasang surut yang signifikan. Pantai pasang surut
mengalami perubahan tinggi dan rendah air laut secara periodik. Fenomena
pasang surut menciptakan zona intertidal yang luas, tempat berbagai
organisme hidup dan mencari makan selama pasang, dan terbuka saat surut.
Pantai-pantai ini menawarkan pengalaman unik untuk menjelajahi
keanekaragaman hayati pesisir.

24
BAB V
PERTEMUAN 11-12: MEMETAKAN DAN MENGANALISIS
EKOSISTEM LAUT DAN PANTAI

A. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai di Provinsi Lampung adalah daerah peralihan antara
daratan dan laut yang kaya akan keanekaragaman hayati. Ekosistem pantai
terdiri dari berbagai komponen, termasuk hewan, tumbuhan, dan lingkungan
fisik seperti pasir, batu, dan air laut. Di Provinsi Lampung, ekosistem pantai
mencakup pantai berpasir, pantai berbatu, hutan bakau, dan ekosistem terumbu
karang.
1. Hewan Pantai di Provinsi Lampung:
a. Burung Pantai: Pantai di Provinsi Lampung menjadi habitat bagi
berbagai jenis burung pantai, seperti burung camar, burung camar pasir,
dan burung bangau. Burung-burung ini mencari makanan di pantai,
seperti ikan kecil dan invertebrata laut.
b. Reptil dan Amfibi: Beberapa spesies reptil dan amfibi dapat ditemukan
di pantai Provinsi Lampung, termasuk penyu laut yang menggunakan
pantai sebagai tempat bertelur. Beberapa spesies penyu yang dapat
ditemukan di antaranya adalah penyu hijau, penyu sisik, dan penyu
belimbing.
c. Ikan dan Biota Laut: Ekosistem pantai Provinsi Lampung mendukung
kehidupan laut yang kaya. Terdapat berbagai jenis ikan dan biota laut
seperti ikan karang, ikan teri, udang, kepiting, dan moluska seperti
kerang dan cumi-cumi.
2. Tumbuhan Pantai di Provinsi Lampung:
a. Hutan Bakau: Provinsi Lampung memiliki hutan bakau yang penting
dalam menjaga keseimbangan ekosistem pantai. Jenis-jenis bakau yang
tumbuh di pantai Lampung antara lain bakau putih, bakau merah, dan
bakau api.

25
b. Vegetasi Pantai: Di sepanjang pantai Provinsi Lampung, terdapat juga
tumbuhan pantai yang tahan terhadap pasir dan garam, seperti rumput
laut, pasir laut, dan pohon kelapa.
c. Tumbuhan pantai berperan penting dalam menjaga kestabilan pantai
dengan akar yang kuat, mengurangi erosi, dan menyediakan tempat
berlindung bagi hewan pantai.
B. Ekosisem Laut
Provinsi Lampung memiliki ekosistem laut yang kaya dan beragam.
Ekosistem laut terdiri dari berbagai komponen, termasuk organisme dan
lingkungan fisik di perairan laut. Berikut adalah beberapa elemen penting dari
ekosistem laut di Provinsi Lampung:
1. Fitoplankton: Fitoplankton adalah organisme mikroskopis seperti alga yang
hidup di perairan laut. Mereka merupakan produsen utama dalam rantai
makanan laut karena melakukan fotosintesis dan menyediakan makanan
bagi organisme lain.
2. Zooplankton: Zooplankton adalah organisme hewan mikroskopis yang
hidup di perairan laut. Mereka merupakan konsumen utama dalam rantai
makanan laut, memakan fitoplankton dan menjadi makanan bagi organisme
lainnya.
3. Mekanisme Mengapung: Di perairan Lampung, terdapat berbagai
mekanisme mengapung yang digunakan oleh organisme laut untuk bergerak
atau tetap mengapung di permukaan air.
4. Ekologi Komunitas Bentos: Ekologi komunitas bentos mencakup
organisme yang hidup di dasar laut, seperti moluska, krustasea, dan cacing
laut.
5. Ekosistem Laut Dangkal: Perairan dangkal di sepanjang pantai Provinsi
Lampung menjadi habitat bagi berbagai organisme laut, seperti ikan karang,
terumbu karang, rumput laut, dan biota laut lainnya.

26
BAB VI
PERTEMUAN 11-12: PENCEMARAN LAUT YANG TERJADI SERTA
MITIGASI MASING-MASING PENCEMARAN

A. Limbah Dan Polusi Laut


Provinsi Lampung, seperti banyak daerah pesisir lainnya, menghadapi
masalah limbah dan polusi laut yang perlu diperhatikan. Limbah dan polusi laut
dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap ekosistem laut,
kesehatan manusia, dan sektor ekonomi terkait. Berikut adalah penjelasan
mengenai limbah dan polusi laut di Provinsi Lampung:
1. Limbah Domestik: Limbah domestik seperti air limbah rumah tangga dapat
menjadi sumber pencemaran laut jika tidak dikelola dengan baik. Jika
limbah domestik langsung dibuang ke perairan tanpa pengolahan yang
memadai, dapat menyebabkan penurunan kualitas air laut dan mengganggu
ekosistem laut.
2. Limbah Industri: Industri-industri di Provinsi Lampung, seperti industri
perikanan, pertanian, dan perkebunan, dapat menghasilkan limbah yang
mencemari laut. Limbah industri seperti limbah pertanian, pupuk, pestisida,
dan bahan kimia lainnya dapat mencemari perairan dan membahayakan
organisme laut.
3. Limbah Plastik: Masalah limbah plastik menjadi salah satu perhatian utama
dalam polusi laut. Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik dapat
mencemari pantai dan laut di Provinsi Lampung. Plastik yang terbuang ke
laut dapat merusak ekosistem, membahayakan hewan laut yang memakan
atau terperangkap di dalamnya, dan mengancam kesehatan manusia.
4. Polusi Minyak: Aktivitas pelayaran dan kegiatan ekstraksi minyak dapat
menyebabkan polusi minyak di perairan Provinsi Lampung. Tumpahan
minyak dari kapal-kapal atau kecelakaan minyak dapat mencemari laut dan
berdampak negatif pada biota laut dan ekosistem pesisir.
5. Polusi Air Laut: Limbah dan polusi dari sumber darat, termasuk aliran
sungai dan pembuangan industri, dapat mencemari perairan laut di Provinsi

27
Lampung. Pencemaran air laut dapat menyebabkan penurunan kualitas air,
kerusakan ekosistem, serta berdampak pada ikan dan biota laut lainnya.
B. Mitigasi
Mitigasi limbah dan polusi laut adalah upaya yang dilakukan untuk
mengurangi atau mencegah dampak negatif limbah dan polusi terhadap
ekosistem laut. Mitigasi ini melibatkan peran penting dari pemerintah, industri,
dan masyarakat di Provinsi Lampung. Berikut adalah penjelasan mengenai
peran masing-masing pihak dalam mitigasi limbah dan polusi laut:
1. Pemerintah
Pemerintah Provinsi Lampung memiliki peran kunci dalam
mengatur, mengawasi, dan mengimplementasikan kebijakan lingkungan
yang berkaitan dengan limbah dan polusi laut. Beberapa langkah yang dapat
diambil oleh pemerintah meliputi:
a. Mengembangkan peraturan dan standar lingkungan yang ketat untuk
mengendalikan limbah dan polusi laut.
b. Meningkatkan pengawasan terhadap industri dan aktivitas yang
berpotensi mencemari laut.
c. Memfasilitasi pengelolaan limbah yang aman dan efektif, termasuk
sistem pengolahan air limbah yang baik.
d. Mendorong edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
menjaga kebersihan perairan.
e. Mendorong kolaborasi dengan pemerintah daerah, lembaga terkait, dan
komunitas internasional untuk mengatasi masalah limbah dan polusi
laut secara holistik.
2. Industri
Industri di Provinsi Lampung memiliki tanggung jawab untuk
mengurangi dampak negatif limbah dan polusi yang dihasilkan oleh
kegiatan mereka. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh industri
meliputi:
a. Menerapkan teknologi dan praktik produksi yang ramah lingkungan
untuk mengurangi limbah dan emisi polutan.

28
b. Mengelola limbah industri dengan baik, termasuk melalui penggunaan
sistem pengolahan limbah yang efektif.
c. Mengadopsi kebijakan penggunaan bahan baku dan bahan kimia yang
ramah lingkungan.
d. Melakukan pemantauan dan pengujian rutin terhadap limbah dan emisi
industri.
e. Meningkatkan kesadaran dan pelatihan karyawan tentang pentingnya
praktik industri yang berkelanjutan.
3. Masyarakat
Peran masyarakat juga sangat penting dalam mitigasi limbah dan
polusi laut. Masyarakat di Provinsi Lampung dapat berkontribusi dengan
cara-cara berikut:
a. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan
alternatif ramah lingkungan.
b. Membuang sampah dengan benar dan menghindari pembuangan
sampah ke lingkungan laut.
c. Mengikuti kampanye pembersihan pantai dan partisipasi dalam kegiatan
lingkungan yang melibatkan masyarakat.
d. Meningkatkan kesadaran tentang kepentingan menjaga kebersihan
perairan dan konservasi sumber daya laut.
e. Melaporkan aktivitas pencemaran atau pelanggaran lingkungan kepada
otoritas terkait.
C. Baku Mutu
Baku mutu merupakan standar kualitas yang ditetapkan oleh pemerintah
untuk berbagai parameter lingkungan, termasuk air, udara, dan limbah. Di
Provinsi Lampung, terdapat juga baku mutu yang berlaku untuk menjaga
kualitas lingkungan. Berikut adalah penjelasan mengenai baku mutu di Provinsi
Lampung, terutama terkait dengan kualitas air:
1. Baku Mutu Air Minum: Pemerintah Provinsi Lampung memiliki peraturan
baku mutu air minum yang mengatur parameter-parameter kualitas air yang
harus dipenuhi agar air dapat dikonsumsi dengan aman. Parameter-
parameter tersebut meliputi konsentrasi zat-zat pencemar seperti logam

29
berat, bakteri, pH, bahan organik, dan lainnya. Baku mutu air minum
bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat Lampung dan
memastikan air yang dikonsumsi aman dan berkualitas.
2. Baku Mutu Air Laut: Baku mutu juga berlaku untuk menjaga kualitas air
laut di Provinsi Lampung. Parameter-parameter yang diukur meliputi
tingkat keasaman (pH), kandungan oksigen terlarut, konsentrasi zat-zat
pencemar seperti logam berat, minyak, dan bahan organik. Baku mutu air
laut bertujuan untuk melindungi ekosistem laut, menjaga keanekaragaman
hayati, dan memastikan kualitas perairan yang memadai untuk berbagai
aktivitas seperti perikanan, pariwisata, dan transportasi.
3. Baku Mutu Limbah Cair: Baku mutu juga diterapkan untuk mengatur
kualitas limbah cair yang dibuang ke perairan di Provinsi Lampung.
Parameter-parameter yang diukur meliputi BOD (Biological Oxygen
Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), konsentrasi zat-zat pencemar
tertentu, pH, dan lainnya. Baku mutu limbah cair bertujuan untuk
mengendalikan dan mengurangi dampak negatif limbah terhadap kualitas
air dan ekosistem laut.
D. Kebijakan
Provinsi Lampung, seperti provinsi lain di Indonesia, memiliki berbagai
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mengatur berbagai aspek
pembangunan, lingkungan, kesejahteraan masyarakat, dan sektor lainnya.
Berikut adalah beberapa contoh kebijakan yang diterapkan di Provinsi
Lampung:
1. Kebijakan Pembangunan Ekonomi: Pemerintah Provinsi Lampung
memiliki kebijakan yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kebijakan ini meliputi
pengembangan sektor-sektor ekonomi potensial di Provinsi Lampung,
seperti pertanian, perikanan, pariwisata, perkebunan, industri, dan
perdagangan. Dalam rangka kebijakan ini, pemerintah berupaya
meningkatkan infrastruktur, investasi, pelatihan tenaga kerja, dan
meningkatkan daya saing daerah.

30
2. Kebijakan Lingkungan dan Konservasi: Provinsi Lampung memiliki
kebijakan lingkungan yang bertujuan untuk melindungi dan mengelola
sumber daya alam dengan berkelanjutan. Kebijakan ini mencakup
perlindungan hutan, pengelolaan taman nasional, konservasi
keanekaragaman hayati, pengelolaan limbah dan polusi, serta pengurangan
emisi gas rumah kaca. Pemerintah Provinsi Lampung juga berkomitmen
untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan.
3. Kebijakan Pendidikan dan Kesehatan: Pemerintah Provinsi Lampung
memiliki kebijakan dalam bidang pendidikan dan kesehatan untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik. Kebijakan ini meliputi
peningkatan akses pendidikan bagi anak usia sekolah, peningkatan kualitas
guru dan fasilitas pendidikan, serta peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat melalui pembangunan infrastruktur kesehatan dan peningkatan
layanan medis.
4. Kebijakan Pengembangan Pariwisata: Provinsi Lampung memiliki
kebijakan pengembangan sektor pariwisata untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan dan mengembangkan potensi pariwisata yang dimiliki.
Kebijakan ini mencakup pengembangan destinasi pariwisata, promosi
pariwisata, peningkatan fasilitas pariwisata, pengembangan pariwisata
budaya, dan pelatihan sumber daya manusia di sektor pariwisata.
5. Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat: Pemerintah Provinsi Lampung juga
memiliki kebijakan dalam mendorong pemberdayaan masyarakat, terutama
masyarakat desa dan kelompok rentan. Kebijakan ini meliputi
pembangunan infrastruktur dasar, akses terhadap sumber daya dan layanan
publik, pelatihan keterampilan, pengembangan usaha mikro, kebijakan
agraria, serta pengembangan desa dan kawasan perdesaan.

31
BAB VII
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari berbagai materi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Oceanografi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari laut dan segala
fenomena yang terkait dengannya. Di Provinsi Lampung, pengetahuan
tentang oceanografi menjadi penting untuk memahami dan mengelola
sumber daya laut yang dimiliki.
2. Laut dan samudera di Provinsi Lampung memiliki peran penting dalam
berbagai aspek kehidupan, termasuk sebagai sumber daya alam,
transportasi, pariwisata, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat sekitar.
3. Cabang-cabang oceanografi seperti fisika laut, kimia laut, geologi laut, dan
biologi laut membantu dalam pemahaman dan penelitian tentang laut di
Provinsi Lampung.
4. Laut memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem,
mengatur iklim global, dan menyediakan sumber daya hayati bagi manusia.
Oleh karena itu, pelestarian laut di Provinsi Lampung sangat penting untuk
keberlanjutan ekosistem dan kehidupan manusia.
5. Sifat fisik dan kimia air tawar dan air laut di Provinsi Lampung
mempengaruhi kehidupan organisme laut, aktivitas manusia, serta pola arus
dan sedimentasi di perairan tersebut.
6. Sedimentasi laut, arus laut, dan gelombang laut adalah fenomena-fenomena
penting yang terjadi di laut Provinsi Lampung dan memiliki dampak
signifikan pada kehidupan organisme dan kegiatan manusia di sekitar
perairan tersebut.
7. Karakteristik gelombang, termasuk tinggi, periode, dan arahnya,
mempengaruhi aktivitas pesisir di Provinsi Lampung seperti surfing,
nelayan, dan pariwisata pantai.
8. Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya permukaan air laut yang
terjadi secara periodik dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gravitasi
Bulan, Matahari, dan bentuk pantai. Pemahaman mengenai pasang surut

32
penting untuk kegiatan perikanan, navigasi, dan kegiatan pesisir lainnya di
Provinsi Lampung.
9. Faktor-faktor seperti gravitasi, bentuk pantai, dan angin mempengaruhi
pasang surut di Provinsi Lampung dan harus diperhitungkan dalam
perencanaan dan aktivitas pesisir.
10. Lereng benua, morfologi laut, morfologi pantai, dan jenis pantai di Provinsi
Lampung memiliki keunikan dan mempengaruhi dinamika pesisir serta
ekosistem yang ada di sekitarnya.
11. Ekosistem pantai di Provinsi Lampung meliputi berbagai tumbuhan dan
hewan yang hidup di wilayah pesisir. Pemahaman dan pelestarian ekosistem
ini penting untuk menjaga keanekaragaman hayati dan keberlanjutan
sumber daya alam.
12. Ekosistem laut melibatkan interaksi antara berbagai organisme seperti
fitoplankton, zooplankton, hewan bentos, dan ikan di perairan Provinsi
Lampung. Mekanisme mengapung dan ekologi komunitas bentos juga
memainkan peran penting dalam ekosistem laut tersebut.
13. Limbah dan polusi laut merupakan tantangan serius di Provinsi Lampung
yang dapat merusak ekosistem laut dan mengancam kesehatan manusia.
Pengelolaan limbah dan upaya mitigasi polusi laut menjadi perhatian
penting pemerintah, industri, dan masyarakat.
14. Pemerintah, industri, dan masyarakat di Provinsi Lampung memiliki peran
yang besar dalam mengimplementasikan kebijakan yang mendukung
keberlanjutan lingkungan, pengelolaan sumber daya laut, dan
penanggulangan polusi.
15. Baku mutu air dan limbah juga diterapkan di Provinsi Lampung untuk
menjaga kualitas air dan lingkungan. Hal ini melibatkan pengawasan,
pemantauan, dan penegakan hukum terhadap pelanggaran baku mutu yang
ditetapkan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan
untuk Provinsi Lampung:

33
1. Peningkatan Kesadaran dan Pendidikan Lingkungan: Diperlukan upaya
yang lebih intensif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pelestarian laut dan lingkungan. Pendidikan lingkungan sejak
dini dapat menjadi sarana efektif untuk membangun kesadaran akan
pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
2. Penguatan Kebijakan Perlindungan Lingkungan: Perlu adanya peningkatan
kebijakan perlindungan lingkungan yang berfokus pada pengelolaan
sumber daya laut yang berkelanjutan, penanggulangan polusi, dan
pengurangan dampak negatif terhadap ekosistem laut di Provinsi Lampung.
3. Kolaborasi antara Pemerintah, Industri, dan Masyarakat: Diperlukan
kerjasama yang kuat antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam
mengelola sumber daya laut dan mengurangi polusi. Pemerintah dapat
mendorong kepatuhan industri terhadap regulasi lingkungan, sedangkan
masyarakat dapat berperan aktif dalam mengurangi penggunaan bahan-
bahan berbahaya dan mengelola limbah dengan bijaksana.
4. Pengembangan Ekowisata: Potensi pariwisata pantai di Provinsi Lampung
dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan melalui pengembangan ekowisata.
Dengan memperhatikan kelestarian alam dan budaya lokal, ekowisata dapat
memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat sambil tetap
menjaga keberlanjutan lingkungan.
5. Penelitian dan Pengembangan: Penting untuk terus mendorong penelitian
dan pengembangan di bidang oceanografi di Provinsi Lampung. Penelitian
yang lebih mendalam akan memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang dinamika laut, pengelolaan sumber daya, dan mitigasi polusi,
sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan yang
lebih efektif.
6. Pengawasan dan Penegakan Hukum: Perlu diperkuat pengawasan dan
penegakan hukum terhadap pelanggaran terhadap kebijakan lingkungan dan
baku mutu yang telah ditetapkan. Hal ini dapat memberikan efek jera
kepada pelaku yang tidak mematuhi aturan, sehingga dapat mendorong
kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

34
DAFTAR PUSTAKA

Andrady AL. 2011. Microplastics in the Marine Environment. Marine Pollution


Bulletin 62(8): 1596-1605.
Bird ECF. 2008. Coastal Geomorphology: An Introduction. Chichester: John Wiley
& Sons.
Buchary EA. 2018. Pengantar Oceanografi. Bandar Lampung: Universitas
Lampung.
Dean RG, Dalrymple RA. 2002. Coastal Processes with Engineering Applications.
Cambridge: Cambridge University Press.
Denny MW, Gaines SD. 2007. Encyclopedia of Tidepools and Rocky Shores.
Berkeley: University of California Press.
Gao S, Collins MB, Li X. 2017. Sedimentation and Sedimentary Processes in
Estuaries: An Overview. Estuarine, Coastal and Shelf Science 196: 1-9.
Hendershott MC. 2010. Ocean Currents. In: Steele JH, Turekian KK, Thorpe SA
(eds.), Encyclopedia of Ocean Sciences. 2nd Edition. Oxford: Academic
Press. pp. 313-319.
IPCC. 2014. Climate Change 2014: Mitigation of Climate Change. Contribution of
Working Group III to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental
Panel on Climate Change. Cambridge: Cambridge University Press.
Kohout F. 2018. Characteristics of Ocean Waves. Physics Education 53(5): 053001.
Komar PD. 1998. Beach Processes and Sedimentation. 2nd Edition. Upper Saddle
River: Prentice Hall.
Lereng Benua:Nummedal D, Vail PR. 1987. Seismic Stratigraphy and Global
Changes of Sea Level, Part 4: Global Cycles of Relative Changes of Sea
Level. In: Wilgus CK, Hastings BS, Kendall CGStC, Posamentier HW,
Ross CA, Van Wagoner JC (eds.), Sea Level Changes - An Integrated
Approach. SEPM Special Publication No. 42. pp. 71-108.
McLachlan A, Brown AC. 2006. The Ecology of Sandy Shores. 2nd Edition.
Amsterdam: Elsevier.
Millero FJ. 2006. Chemical Oceanography. 4th Edition. Boca Raton: CRC Press.

35
Mustika S, Riani E, Riani N. 2020. Kajian Kepentingan Laut Terhadap Kehidupan
Masyarakat di Pesisir Teluk Lampung. Jurnal Ilmiah Kelautan dan
Perikanan 8(1): 99-108.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor 68 Tahun 2016
tentang Baku Mutu Air Laut.
Pugh DT. 1987. Tides, Surges and Mean Sea-Level. London: John Wiley & Sons.
Pugh DT. 2016. Tides, Surges and Mean Sea-Level. Chichester: John Wiley &
Sons.
Rijanta R, Fadli S, Rahman S. 2020. Coastal Erosion in Indonesia: An Analysis of
Policies, Regulations, and Stakeholder Interactions. Ocean & Coastal
Management 184: 105000.
Short AD. 2016. The Role of Waves in Beach Profile Development and Beach
Morphodynamics. In: Water Encyclopedia. John Wiley & Sons.
Situmorang T. 2015. Kajian Potensi dan Pengembangan Wilayah Pesisir di Provinsi
Lampung. Jurnal Wilayah dan Lingkungan 3(2): 91-106.
Smith KE. 2010. A Brief History of Oceanography. Oceanography 23(3): 12-17.
Sugianto D, Prayogi DS. 2019. Implementasi Oceanografi Fisika dan Kimia dalam
Upaya Pemanfaatan Laut dan Wilayah Pesisir di Provinsi Lampung. Jurnal
Kelautan Tropis 22(1): 1-10.
Zhang J, Meng Q, Wu J. 2017. Comparison of Physical Properties between Fresh
Water and Sea Water. Advances in Engineering Research 133: 60-64.

36

Anda mungkin juga menyukai