Anda di halaman 1dari 14

Sosialisasi Tentang Tanah Longsor….

SOSIALISASI TENTANG PENYEBAB TERJADINYA TANAH LONGSOR &


PENANGGULANGANNYA

Hany Salsabilah, Fenna Annisa R, Gery Andra Putra Pratama,


Rio, Elviana AD-MA, Andi Tufik, Abednego
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Universitas Balikpapan
Jl. Pupuk Raya,Gn.Bahagia ,Balikpapan, 76114, Indonesia
*
Email: prime6609@gmail.com

Abstrak
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng
Pasifik, dan lempeng Australia yang selalu bergerak dan saling menumbuk. Hal itu membuat
terbentuknya jalur gunung api di Indonesia yang menyebabkan beberapa wilayah diindonesia
memiliki daerah pegunungan dan perbukitan yang terjal. Dari hal tersebut menyebabkan
Indonesia memiliki potensi buat terjadinya tanah longsor yang dapat menimbulkan korban
jiwa,harta maupun benda. Menurut BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) 2010
menyebutkan bahwa tanah longsor ialah jenis bencana alam yang terjadi karena gerakan
massa tanah atau batuan, yang keluar dari lereng akibat dari adanya gangguan kestabilan
tanah dari sebelumnya. Kembali ke awal, hal yang menyebabkan mengapa di Indonesia
gampang sekali terjadinya gangguan kestabilan pada tanah tadi ialah karna 3 lempeng dunia
tersebut yang berada di Indonesia. Namun bukan hal itu saja penyebab mengapa terjadinya
tanah longsor.

Kata Kunci : Sosialisasi, Tanah Longsor, Penanggulangan.

Abstract
Indonesian is located at the confluence of three world plates namely the Eurasian plate, the
Pacific plate, and the Australian plate which are always moving and mashing together. This
causes the formation of volcanic trails in Indonesia which causes several regions in Indonesia
to have steep mountainous and hilly areas. From this, Indonesia has the potential for
landslides which can cause loss of life, property or objects. according to BNPB (National
Disaster Management Agency) 2010 states that landslides are a type of natural disaster that
occurs due to the movement of soil or rock masses, which come out of the slopes as a result of
disturbances to soil stability from before. Back to the beginning, the reason why in Indonesia it
is so easy for soil stability to occur is because the 3 world plates are in Indonesia. But that's
not the only reason why landslides occur.

Keywords : Socialization, Landslides, Countermeasures.

PENDAHULUAN
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng
Pasifik, dan lempeng Australia yang selalu bergerak dan saling menumbuk. Hal itu membuat
terbentuknya jalur gunung api di Indonesia yang menyebabkan beberapa wilayah diindonesia memiliki
daerah pegunungan dan perbukitan yang terjal. Dari hal tersebut menyebabkan Indonesia memiliki
potensi buat terjadinya tanah longsor yang dapat menimbulkan korban jiwa,harta maupun benda.
Menurut Wikipedia, tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah. Sedangkan menurut BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) 2010
menyebutkan bahwa tanah longsor ialah  jenis bencana alam yang terjadi karena gerakan  massa 
tanah  atau  batuan, yang keluar dari lereng akibat dari adanya gangguan kestabilan tanah dari
sebelumnya.
Kembali ke awal, hal yang menyebabkan mengapa di Indonesia gampang sekali terjadinya
gangguan kestabilan pada tanah tadi ialah karna 3 lempeng dunia tersebut yang berada di Indonesia.
Namun bukan hal itu saja penyebab mengapa terjadinya tanah longsor.

1
Sosialisasi Tentang Tanah Longsor….

Sebagai contoh, seperti di Desa Sampang, Banjarnegara yang lebih dari 200 orang
mengungsi dan 100 orang dinyatakan hilang. Yang menurut Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala
Pusat Data dan Informasi Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, pada dua hari
menjelang terjadinya longsor, yaitu pada tanggal 10-11 Desember, wilayah di sekitar Dusun
Jemblung, Banjarnegara, diguyur hujan yang cukup deras. Akibatnya, tanah di lokasi tersebut
menjadi penuh dengan air. Kemudian, menurut Sutopo,  materi penyusun bukit Telaga Lele, di
Dusun Jemblung, merupakan endapan vulkanik tua sehingga solum atau lapisan tanah cukup tebal
dan terjadi pelapukan.

METODE
Metode Penelitian ini merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat melalui kegiatan
sosialisasi dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2007:14) metode kualitatif digunakan
untuk mendapatkan data yang mendalam yaitu data yang mengandung makna. Khalayak dan sasaran
dalam kegiatan sosialisasi ini adalah siswa-siswi SMAN 8 Balikpapan.

Model kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi mengenai materi kebencanaan yang
berpotensi di wilayah penelitian. Adapun langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan pada
kegiatan ini adalah:

Gambar 1

Diagaram Alur Perizinan

Tahap yang kami lakukan yaitu :


a. Proses pengurusan perizinan dilakukan bersama dengan pihak sekolah untuk melakukan
sosialisasi,

b. Berkoordinasi dengan sekolah terkait perihal waktu dan tempat,

c. Menyiapkan topik atau materi yang akan disampaikan dalam kegiatan sosialisasi, dan

d. Pelaksanaan sosialisasi di SMAN 8 Balikpapan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sosialisasi ini dilakukan secara Luring sebagai pengabdian penulis. Sosialisasi ini
merupakan sosialisasi pertama Pentingnya sosialisasi ini disebabkan karena banyaknya bencana
tanah longsor yang terjadi di masyarakat saat ini. Sosialisasi ini dilakukan untuk memberikan
edukasi terhadap siswa maupun siswi dengan mengangkat tema tentang “Penyebab Terjadinya
Tanah Longsor & Penanggulangannya”. Selama sosialisasi berlangsung ditemani oleh dosen dari
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan selaku dosen pengampu mata kuliah Mekanika Tanah serta
pihak kepala sekolah SMAN 8 Balikpapan.

1
Pahleviannur, M. R. (2019). Edukasi sadar bencana melalui sosialisasi kebencanaan sebagai upaya peningkatan
pengetahuan siswa terhadap mitigasi bencana. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 29(1), 49-55.

2
Sosialisasi Tentang Tanah Longsor….

Kerangka Aksi Hyogo 2005-2015 menyatakan salah satu prioritas dalam upaya Pengurangan Risiko
Bencana (PRB) adalah pentingnya menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun
sebuah budaya keselamatan dan ketangguhan di semua tingkat (Astuti, dkk., 2010). Di sini peran sekolah
sebagai institusi pendidikan sangatlah strategis, terkait pengembangan pengetahuan yang diperlukan dalam
upaya mitigasi. Hal ini pun sesuai dengan tema yang diangkat United Nations International Strategy for
Disaster Reduction (UN ISDR) dalam hari pengurangan risiko bencana sedunia 2007 yaitu “Institutionalizing
Integrated Disaster Risk Management At School”. Tema ini terlahir dari harapan untuk mengurangi risiko
bencana melalui pengenalan sejak dini tentang risikorisiko bencana kepada siswa-siswa sekolah dan
bagaimana membangun kesiapsiagaan bencana (Akbar, 2010).
Menurut Carter (2011), bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah
menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengalaman yang dimiliki, dalam hal ini khususnya
pengetahuan tentang mitigasi bencana alam. Seseorang yang memiliki pengalaman yang luas akan
berdampak pada kognitifnya. Pendidikan merupakan faktor yang semakin penting dalam kehidupan sehari-
hari. Tingkat Pendidikan akan mempengaruhi persepsi seseorang tentang kognitif. Seseorang yang
berpendidikan tinggi juga memiliki penalaran yang tinggi pula.

Tetapi sebelum pendidikan mitigasi bencana dilakukan, diperlukan pemahaman kesamaan persepsi
dalam tindakan merespon bencana yang akan datang. Cara yang ditempuh dengan berbagai metode agar
program mitigasi bencana dapat dipahami dan dilaksanakan karena merupakan kebutuhan dalam rangka
mengurangi resiko bencana ketika datang. Kartono (2003) mendefinisikan, persepsi adalah proses seseorang
menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya. Sugiharto
(2007) menafsirkan persepsi merupakan proses untuk menterjemahkan atau menafsirkan stimulus yang
masuk ke alat indera. Dengan adanya inisiatif dan perhatian lebih (bisa disebut sebagai bentuk perlindungan
diri terhadap banjir, misalnya tidak membuang sampah di sungai) atau meningkatkan kesiapsiagaan
berkelanjutan dalam merespon kebencanaan. Ditambah lagi, siswa juga perlu mengetahui tentang
pentingnya penanaman pemahaman dan ketahanan terhadap bencana terlebih anak sekolah dasar ada
yang belum paham tentang cara yang harus mereka lakukan saat ada bencana menurut Desfandi
(2014).

Maka daripada itu tidak dapat dipungkiri Pendidikan diluar sekolah itu juga penting buat generasi
muda, Pendidikan luar sekolah atau yang juga dikenal dengan Pendidikan Non Formal (PNF) dan
pendidikan informal (pendidikan dalam kelurga) merupakan bagian dari jalur pelaksanaan pendidikan
yang ada di Indonesia, berbeda dengan pendidikan formal yang dilaksanakan secara berstruktur dan
berjenjang. Adapun fungsinya ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan
pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian professional. Tidak mudah untuk merubah karakter seseorang, karena butuh waktu, pembiasaan
sikap dan tingkah laku, dan proses yang cukup panjang. Namun, dengan prosedur yang tepat dan dimulai
sedini mungkin, tidak menutup kemungkinan untuk menanamkan karakter yang baik terhadap seseorang.
Salah satu karakter yang urgen untuk ditanamkan yaitu karakter peduli lingkungan.

1
Sosialisasi Tentang Tanah Longsor….

A. PENYEBAB TERJADINYA TANAH LONGSOR


1. Longsor karena curah hujan yang tinggi,  Ketika musim kemarau panjang, tanah akan
kering dan membentuk pori-pori tanah atau rongga tanah, kemudian selanjutnya terjadi
keretakan pada tanah tersebut. Saat musim hujan datang, otomatis air hujan ini akan
masuk ke dalam rongga tanah atau pori-pori tanah yang terbuka tadi. Membuat air hujan
akhirnya memenuhi rongga, yang menyebabkan terjadinya pergeseran tanah. Akhirnya
mengakibatkan longsor dan erosi tanah.
2. Longsor karena hutan gundul, Penebangan hutan secara liar yang mengakibatkan
memberikan dampak akibat hutan gundul dapat berdampak pada terjadinya bencana
longsor. Seperti kita tahu, pohon-pohon yang ada di lereng bukit atau pepohonan di hutan
sekitar, akarnya bemanfaat untuk menyimpan air dan memperkuat struktur tanah.
Sehingga tanah akan tetap kokoh dan tidak longsor.
3. Longsor karena tidak stabilnya drainase, Drainase adalah aliran air. Lereng memiliki
drainase alami yang disebut dengan run-off. Fungsi run-off adalah mengalirkan air tanah
yang tidak teserap oleh tumbuhan supaya tidak menumpuk di dalam tanah. Run-off yang
drainasenya tidak stabil mampu mengakibatkan tanah longsor.

B. TINDAKAN UNTUK MENGHINDARI TANAH LONGSOR


1. Tidak membangun rumah dibawah atau didekat tebing
2. Tidak membangun kolam atau sawa ber irigasi disekitar lereng
3. Tidak menebang pohon disekitar lereng
4. Membuat sengkedan atau terasiring dilereng terjal jika terpaksa membangun pemukiman
disekitar lereng
5. Apabila terlihat retakan, segera tutup retakan tersebetuk dengan tanah yang kemudia
dipadatkan sehingga air hujan tidak dapat menerobos kedalam retakan tanah
6. Menanam jenis tanaman berat dan ringan yang memiliki akar dalam
7. Selalu waspada saat musim hujan terutama pada saat curah hujan tinggi

C. UPAYA SAAT SUDAH TERJADI TANAH LONGSOR

1. Jauhi daerah longsoran, Walaupun tanah longsor sudah selesai, bukan tidak mungkin jika
longsoran kedua dan ketiga tidak akan terjadi. Karena itu, jauhi daerah longsoran dan tetap
berada di tempat pengungsian.
2. Jauhi kabel terputus atau menggantung, Kabel yang terputus atau menggantung masih
mengandung arus listrik yang aktif yang bisa mencelakakan kamu.
3. Dengarkan kata petugas, Petugas relawan dan tim penyelamat adalah tim yang sudah
sangat terlatih. Jadi, dengarkan kata petugas. Jika petugas meminta kamu dan keluarga
untuk pergi ke titik A, pergilah ke titik A dan tetaplah berada di sana sampai ada instruksi
lebih lanjut.

Hasil yang dicapai dalam sosialisasi tersebut ialah antusiasnya siswa dan siswi
SMAN 8 Balikpapan dalam menerima kegiatan sosialisasi yang berupa pemberian
edukasi dapat dilihat dari dilihat dari jumlah siswa dan siswi yang ikut serta dalam
kegiatan sosialisasi yang telah dilaksanakan. Siswa dan siswi menjadi tau akan
pentingnya edukasi mengenai tanah longsor dan dapat lebih berhati-hati serta waspada
jika terjadi terjadi tanah longsor.
Sosialisasi Tentang Tanah Longsor….

MATERI SOSIALISAI
Sosialisasi Tentang Tanah Longsor….
Sosialisasi Tentang Tanah Longsor….
Sosialisasi Tentang Tanah Longsor….

2
Sosialisasi Tentang Tanah Longsor….
Sosialisasi Tentang Tanah Longsor….

PELAKSANAAN
Sosialisasi dilakukan pada hari selalsa tanggal 14 November 2022 di SMAN 8 Balikpapan

Gambar 1. Sesi Sambutan BPBD Bapak Gambar 2. Sesi Sambutan Oleh Dosen
Sholauddin Malik,S.T dan Wakil Kepala Pembimbing Mata Kuliah Mekanika
Sekolah Bapak Masnur Tanah Dr. Ir. Hj. Andi Marini, S. T.,
M.T

2
Sosialisa Tentang Tanah Longsor….

Gambar 3. Sesi Pembacaan Doa Gambar 4. Sesi Pembukaan Oleh Master Of


Ceremony

3
Sosialisasi Tentang Tanah Longsor….

Gambar 5. Sesi Registrasi Gambar 6. Sesi Gladiresik

2
Sosialisa Tentang Tanah Longsor….

Gambar 7. Sesi Tanya Jawab Gambar 8. Sesi Pemaparan Materi

3
Sosialisasi Tentang Tanah Longsor….

KESIMPULAN
Mengingat Indonesia memiliki tingkat bencana yang tinggi dan kondisi kesiapsiagaan masih
tergolong rendah, maka upaya untuk meningkatkan pengetahuan kebencanaan harus diberikan
kepada masyarakat maupun anak-anak sekolah. Sesuai dengan Undang- undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana, anak-anak masuk dalam kategori rentan. Prioritas
pengurangan risiko bencana perlu ditindaklanjuti ke dalam sektor pendidikan yang bertujuan untuk
mewujudkan generasi tangguh terhadap bencana. Peningkatan pemahaman mengenai bencana
dapat dilakukan melalui kegiatan sosialisasi yang dapat mengedukasi dan dapat mengurangi risiko
terjadi bencana di suatu wilayah

DAFTAR PUSTAKA
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. (2007).
Jakarta: Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).
Pahleviannur, M. R. (2019). Edukasi sadar bencana melalui sosialisasi kebencanaan sebagai upaya
peningkatan pengetahuan siswa terhadap mitigasi bencana. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,
29(1), 49-55.
Arifianti, Y. (2011). Buku mengenal tanah longsor Sebagai media pembelajaran bencana sejak
dini. Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, 6(3), 17-24.
Suwaryo, P. A. W., & Yuwono, P. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
masyarakat dalam mitigasi bencana alam tanah longsor. URECOL, 305-314.
Suhardjo, D. (2011). Arti penting pendidikan mitigasi bencana dalam mengurangi resiko
bencana. Jurnal Cakrawala Pendidikan, (2).
Hayudityas, B. (2020). Pentingnya penerapan pendidikan mitigasi bencana di Sekolah untuk
mengetahui kesiapsiagaan peserta didik. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 94-102.
Sunarti, V. (2014). Peranan Pendidikan Luar Sekolah Dalam Rangka Mitigasi
Bencana. SPEKTRUM: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS), 2(2).
Jayawardana, H. B. A. (2016). Pendidikan Karakter peduli lingkungan sejak dini sebagai upaya
mitigasi bencana ekologis. In Symbion (Symposium on Biology Education) (pp. 49-64).
Wibowo, S., & Taat Wulandari, S. (2014). Persepsi mahasiswa pendidikan ips terhadap mitigasi
bencana gempa bumi. JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Indonesia), 1(2), 161-182.
Noviana, E., Munjiatun, M., & Afendi, N. (2019, August). Media pembelajaran komik sebagai
sarana literasi informasi dalam pendidikan mitigasi bencana di sekolah dasar.
In PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (Vol. 1,
No. 1, pp. 61-73).

Anda mungkin juga menyukai