Dosen Pembimbing :
Novita Ana Anggraini, S.Kep.Ns.,M.Kep
Di Susun Oleh :
KELOMPOK IV
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
4. Anggota Pelaksana
a. Nanik Julaicha : 2011A0158
b. Wahyuni : 2011A0159
c. Gita Novi Istifahrini : 2011A0160
d. Dhea Ulvi Pertiwi : 2011A0161
e. Chandra Wirahadi : 2011A0162
f. Lucky Rahmawati : 2011A0163
Mengetahui,
Banjir adalah suatu kondisi fenomena bencana alam yang memiliki hubungan dengan
jumlah kerusakandari sisi kehidupan dan material. Permasalahan banjir dan genangan di
RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo yang hampir terjadi setiap musim hujan
menjadi permasalahan yang mengganggu masyarakat dan pemerintah kota. Pendidikan
kesiapsiagaan bencana banjir, terutama di RSIA Muhammadiyah Kota Peobolinggo
perlu dilakukan secara berulang-ulang dan reguler agar membudaya dimasyarakat.
Pendidikan dan pemahaman tentang kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang
harus diketahui untuk mengantisipasi situasi bencana secara cepat dan tepat guna.
Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada warga masyarakat
mengenai bencana banjir dan penanggulangannya dengan harapan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengetahuan kesiapsiagaan dan
penanggulangan banjir secara menyeluruh sehinga masyarakat dapat menyusun suatu
manajemen kesiapsiagaan banjir yang baik. Khalayak sasaran kegiatan pengabdian pada
masyarakat ini adalah warga masyarakat yang tinggal di RSIA Muhammadiyah Kota
Probolinggo. Kegiatan diawali dengan identifikasi kondisi pada lokasi studi. Setelah itu,
Penyuluhan dilakukan kepada warga masyarakat setempat mengenai penyebab banjir,
cara pencegahan, sekaligus langkah-langkahyang perlu dilakukan jika banjir sudah
terjadi melalui alat peraga seperti video/animasi, leaflet, banner dan standard
operational procedure (SOP) tentang kesiapsiagaan bencana banjir. Penyuluhan
dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Kemudian tim melakukan kegiatan
pendampingan ke warga masyarakat untuk menyusun manajemen bencana banjir yang
sesuai pada lokasi studi sehingga masyarakat dapat meningkatkan strategi kesiapsiagaan
bencana yang tepat pada kawasan tersebut. Melalui penyuluhan dan sosialisasi,
diharapkan masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang kesiapsiagaan banjir.
KataKunci: Banjir, kesiapsiagaan banjir, penyuluhan, manajemen bencana banjir.
ABSTRACT: Flood is a condition of natural disaster phenomenon that has a relationship
with the amount of damage interms of life and material. The problem of flooding and
inundation in RSIA Muhammadiyah Probolinggo city which almost happens every
rainyseason becomes a problem that disturbs the community and city government.
Flood disaster preparedness education, especially in RSIA Muhammadiyah
Probolinggo City needs to be done repeatedly and regularly in order to be entrenched
in the community. Education and understanding of preparedness are a series of
activities that must be known to anticipate disastersituations quickly and efficiently.
The main purpose of this activity is to provide education to citizens about floods
andtheir mitigation in the hope that they will increase public knowledge and awareness
of the importance of knowledge offlood preparedness sand prevention a saw holeso
that the community canarr ange a good flood preparedness management. The target
audience for community service activities is the RSIA Muhammadiyah City. The activity
begins with the identification of conditions at the study site. After that, counseling is
carried out to local residents regarding the causes of floods, how toprevent them, as
well as the steps that need to be taken if floods have already occurred through props
such as video/animations, leaflets, banners ands tandard operational procedures (SOP)
on flood disaster preparedness. Counseling is done by lecture and question and answer
method. Then the team conducts mentoring activities to thecommunity members to
arrange appropriate flood disaster management at the study location so that the
community canimprove the appropriate disaster preparedness strategy in the area.
Through counseling and outreach, it is hoped that the community will have a good
understanding off lood preparedness.
PENDAHULUAN
Latarbelakang
Banjir adalah suatu kondisi fenomena bencana alam yang memiliki hubungan dengan
jumlah kerusakan dari sisi kehidupan dan material. Banjir yang terjadi hampir setiap tahun di
Indonesia menyebabkan kerugian yang sangat besar, baik berupa korban jiwa maupun
materil, sehingga mitigasi bencana banjir sangat diperlukan untuk dilaksanakan. Banjir
merupakan bencana alam yang ke tiga terbesar di dunia yang telah banyak menelan korban
jiwa dan kerugian harta benda (Aryono, 2011).
Indonesia merupakan negara yang sangat rentan terhadap bencana banjir. Sampai
dengan bulan Maret 2015, telah terjadi 191 kasus banjir yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Bencana ini telah menyebabkan sebanyak 12 orang meninggal dunia, 2 orang
mengalami luka-luka, dan lebih dari 400.000 penduduk menderita dan harus berpindah
tempat tinggal untuk sementara waktu serta lebih dari 90.000 unit rumah terendam banjir dan
mengalami kerusakan. Tidak hanya itu, berbagai fasilitas seperti fasilitas kesehatan, fasilitas
peribadatan, dan fasilitas pendidikan juga ikut mengalami kerusaan akibat terkena dampak
dari bencana ini (BNPB, 2015).
Sebagai negara yang sangat rentan terkena bencana alam, Indonesia masih memiliki
masalah utama yaitu rendahnya kinerja penanganan bencana, rendahnya perhatian mengenai
mitigasi bencana, dan masih lemahnya peran sekolah/akademisi dalam pengenalan
pendidikan mitigasi bencana (Astuti dan Sudaryono, 2010). Dari data yang tercantum di
Indeks Risiko Bencana Indonesia 2013 (IRBI 2013) yang dikeluarkan oleh BNPB, 205 juta
jiwa terpapar pada risiko bencana. Berdasarkan pertimbangan risiko bencana dan luasnya
paparan, maka diperlukan upaya terpadu, sinkron dan sinergis antar Kementerian/ Lembaga,
masyarakat dan dunia usaha untuk mencegah risiko bencana, menguatkan kemampuan
lembaga dan masyarakat, mengurangi dampak bencana, menyiapsiagakan masyarakat,
memastikan sistem peringatan dini, serta menguatkan kemampuan tanggap darurat dan
pemulihan.
Pencegahan dampak bencana harus dimulai dari individu (Intan et al. 2018). Selama
ini pencegahan sekaligus penanganan bencana terlanjur melekat sebagai kewajiban
pemerintah sehingga masyarakat tidak siap menghadapi bencana dan pencegahannya.
Sosialisasi danpenyuluhan terkait antisipasi bencana harus dilakukan terus menerus agar
masyarakat mampu menyiapkan diri terhadap bencana sehingga dapat menurunkan resiko
dampak dari bencana tersebut.
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini, antara lain sebagai berikut:
Manfaat Penulisan
Hasil penulisan laporan ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi bidang keperawatan
dan pelayanan kesehatan, terkait peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesiapsiagaan dan ketanggapan bencana banjir.
.
2) Manfaat Keilmuan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan
keperawatan. Bagi pendidikan hasil laporan ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam
memberikan pendidikan kesehatan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesiapsiagaan dan ketanggapan bencana banjir. Bagi penulisan selanjutnya diharapkan
dapat menjadi masukan atau ide untuk membahas lebih jauh terkait pengetahuan
masyarakat tentang kesiapsiagaan dan ketanggapan bencana banjir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Banjir
Bencana dibagi menjadi dua kelompok yaitu bencana alam dan bencana teknologi.
Bencana alam dibagi menjadi beberapa subgrup yaitu geofisik (gempa bumi, gelombang
panas, aktivitas vulkanis), meteorologi (temperatur ekstrim, kabut, badai), hidrologi (banjir,
longsor, gelombang pasang), klimatologi (kekeringan, mencairnya lapisan es (glasial),
kebakaran lahan), biologi (epidemi, serangan hama, serangan hewan) dan ekstraterrestrial
(kejadian karena pengaruh benda angkasa). Sedangkan bencana teknologi dibagi menjadi
subgroup kecelakaan industri (kebocoran bahan kimia, gedung runtuh, ledakan, kebakaran,
gas bocor, racun, radiasi, tumpahan minyak), kecelakaan transportasi (udara, jalan, rel dan
air), kecelakaan lain (runtuh, ledakan, api dan sebagainya) (CRED, 2009).
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan yang biasanya kering, oleh air yang
berasal dari sumbersumber air yang ada disekitar daratan tersebut seperti sungai, danau
maupun laut, yang mana genangan air tersebut tidak permanen. Jadi banjir terjadi disebabkan
oleh air yang ada di dalam sumber air naik permukaannya atau meningkat volumenya
sehingga meluap menggenangi daratan disekitarnya (Mustofa dan Inung, 2010). Secara
umum, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya banjir. Faktor-faktor tersebut
antara lain: kondisi alam seperti letak geografis wilayah, kondisi toporafi, dan geometri
sungai; peristiwa alam seperti curah hujan dan lamanya durasi hujan, pasang surut air laut,
erosi dan sedimentasi, dan aliran lahar dingin; dan aktifitas manusia seperti pembudidayaan
daerah dataran banjir, pemanfaatan tata ruang di dataran banjir yang tidak sesuai, belum
adanya pola pengelolaan dan pengembangan dataran banjir, pemukiman di bantaran sungai,
sistem drainase yang tidak memadai, terbatasnya tindakan mitigasi banjir, kurangnya
kesadaran masyarakat di sepanjang alur sungai, penggundulan hutan di daerah hulu, hingga
terbatasnya upaya pemeliharaan bangunan pengendali banjir.
Sebagai fenomena alam yang terkait dengan oleh ulah manusia, banjir terjadi akibat
akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi daerah hulu, kondisi daerah
budidaya dan pasang surut air laut. Potensi terjadinya ancaman bencana banjir saat ini
disebabkan keadaan badan sungai rusak, kerusakan daerah tangkapan air, pelanggaran tata-
ruang wilayah, pelanggaran hukum meningkat, perencanaan pembangunan kurang terpadu,
dan disiplin masyarakat yang rendah (Peraturan Kepala BNPB No.4 Tahun 2008).
Peristiwa yang ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan
manusia, baru dapat disebut bencana ketika masyarakat atau manusia yang terkena dampak
oleh peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya (Nurjanah et al. 2011). Gambar 1
berikut menjelaskan tentang proses terjadinya bencana.
Manajemen bencana adalah hal yang sangat diperlukan sebagai tindakan dalam
penanggulangan bencana untuk mengurangi bahkan mencegah dampak bencana yang
mungkin terjadi mengingat saat ini semakin banyak bencana alam yang terjadi. Manajemen
bencana pada dasarnya berupaya untuk menghindarkan masyarakat dari bencana baik dengan
mengurangi kemungkinan munculnya hazard maupun mengatasi kerentanan.
Konsep pengelolaan bencana telah mengalami pergeseran paradigma dari pendekatan
konvensional menuju pendekatan holistik (menyeluruh). Pandangan konvensional
menganggap bencana merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dielakkan
dan korban harus segera mendapatkan pertolongan. Oleh karena itu, fokus dari pengelolaan
bencana dalam pandangan konvensional lebih bersifat bantuan (relief) dan kedaruratan
(emergency). Orientasi dari pandangan konvensional adalah pada pemenuhan kebutuhan
darurat berupa pangan, penampungan darurat, kesehatan, dan penanganan krisis. Tujuannya
adalah menekan kerugian, kerusakan dan secepatnya memulihkan keadaan pada kondisi
semula.
Pandangan yang berkembang selanjutnya adalah paradigma mitigasi, yang tujuannya
lebih diarahkan pada identifikasi daerahdaerah yang rawan bencana, mengenali pola-pola
yang dapat menimbulkan kerawanan, serta melakukan tindakantindakan mitigasi, baik yang
bersifat struktural maupun non-struktural. Paradigma selanjutnya adalah paradigma
pembangunan, dimana upaya-upaya pengelolaan bencana yang dilakukan lebih bersifat
mengintegrasikan upaya penanganan bencana dengan program pembangunan, seperti
perkuatan ekonomi, penerapan teknologi, pengentasan kemiskinan, dan lain sebagainya.
Paradigma ini didasarkan pada upaya mengurangi kerentanan dalam masyarakat. Paradigma
yang terakhir adalah paradigma pengurangan risiko. Pendekatan ini merupakan perpaduan
dari sudut pandang teknis dan ilmiah dengan perhatian pada faktor-faktor sosial, ekonomi,
dan politik dalam perencanaan pengurangan bencana. Pengelolaan bencana dimulai dari
penetapan kebijakan pembangunan yang didasari risiko bencanadan diikuti tahap kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Tujuan pengelolaan bencana dalam paradigma pengurangan risiko bencana adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengelola dan menekan risiko terjadinya
bencana. Pendekatan ini memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan obyek dari
pengelolaan bencana dan proses pembangunan. Manajemen bencana merupakan ilmu
pengetahuan yang terkait dengan upaya untuk mengurangi risiko, yang meliputi tindakan
persiapan sebelum bencana terjadi, dukungan, dan membangun kembali masyarakat saat
bencana terjadi. Secara umum, pengeloaan bencana merupakan proses menerus yang
dilakukan oleh individu, kelompok, dan komunitas dalam mengelola bahaya sebagai upaya
untuk menghindari atau mengurangi dampak akibat bencana. Tindakan yang dilakukkan
bergantung pada persepsi terhadap risiko yang diihadapi. Efektifitas pengelolaan bencana
bergantung pada keterpaduan seluruh elemen, baik pemerintah maupun non-pemerintah.
Aktivitas pada setiap hirarki (individu, kelompok, masyarakat) memberikan pengaruh pada
tingkatan yang berbeda.
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) merupakan suatu kegiatan jangka panjang, sebagai
bagian dari pembangunan berkelanjutan, dengan cara menggunakan pengetahuan, inovasi,
dan pengetahuan untuk membangun budaya selamat dan tangguh pada semua satuan
pendidikan, seperti yang dinyatakan dalam Hyogo Framework for Action (HFA) dan telah
pula menjadi komitmen bangsa Indonesia. PRB yang berkaitan dengan bidang pendidikan
sesuai yang tercantum dalam HFA dan telah diusulkan dalam Framework for Disaster Risk
Reduction 2015-2030.
Kesiapsiagaan lebih ditujukan untuk menghadapi kondisi sesaat setelah bencana dan
upaya pemulihan kembali ke kondisi normal. Upaya-upaya yang dapat dilakukan pada tahap
kesiapsiagaan ini diantaranya mempersiapkan diri untuk melakukan pertolongan pertama
setelah terjadi bencana, bagaimana melakukan koordinasi dalam kondisi tanggap darurat,
serta bagaimana melakukan evakuasi dari daerah yang terkena bencana ke daerah yang aman.
Mitigasi dan pendidikan kesiapsiagaan bencana banjir merupakan salah satu langkah
penting sebagai upaya mengurangi dampak bencana. Secara ilmiah mitigasi (mitigate) berarti
tindakantindakan untuk mengurangi bahaya supaya kerugian dapat diperkecil. Mitigasi
meliputi tindakan perlindungan yang dapat diawali dari persiapan sebelum bencana itu
berlangsung, menilai bahaya bencana, penanggulangan bencana, berupa penyelamatan,
rehabilitasi dan relokasi. Dari sekian banyak kegiatan mitigasi, satu yang paling strategis
adalah pembelajaran atau pendidikan. Pendidikan merupakan wahana yang efektif untuk
membangun perilaku dalam menghadapi bencana (Ahmad, 2013)
Menurut BNPB (2017), ada tiga faktor utama untuk menyusun rencana kesiapsiagaan
menghadapi bencana yaitu:
METODE PELAKSANAAN
Topik : Banjir
Subtopik : Kesiapsiagaan dan Ketanggapan Bencana Banjir
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat : RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
Hari : Selasa
Tanggal : 10 Januari 2022
Waktu : 08.00 WIB - selesai
A. TUJUAN
a) Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pengabdian masyarakat peserta dapat meningkatkan
pengetahuan tentang kesiapsiagaan dan ketanggapan masyarakat terhadap bencana
banjir.
B. MATERI
a) pengertian banjir
b) cara pengelolaan manajemen bencana
c) cara pengurangan risiko bencana (PRB)
d) cara kesiapsiagaan bencana banjir
C. KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
KEGIATAN
N TAHAPAN WAKTU
PENYULUH SASARAN
O
b. Penyaji : (Luki)
Menyajikan materi pengabdian masyarakat
Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara pengabdian
masyarakat
PE
F M
F
P P P
O
P P P
DP
P P P
Fasilitator : Novita
dokumentasi dan perlengkapan : Candra
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Materi dan SAP pengabdian masyarakat sudah disediakan
b. Kontrak waktu sebelum di lakukan tindakan pengabdian masyarakat
a. Peserta mengikuti pengabdian masyarakat dengan tertib
2. Evaluasi Proses
a. 75% peserta antusias
b. 100% peserta mengikuti awal sampai akhir
c. Proses pengabdian masyarakat dapat berlangsung lancar dan peserta pengabdian
masyarakat memahami materi pengabdian masyarakat yang diberikan.
d. Selama proses pengabdian masyarakat diharapkan warga mengajukan
pertanyaan.
3. Evaluasi Hasil
Pengetahuan masyarakat meningkat dari sebelum dan sesudah pemaparan
materi meningkat sebesar 75%
A. Identitas Responden
1. Nomor :
2. Nama (Inisial) :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : (1) Laki-laki [ ] (2) Perempuan [ ]
5. Pendidikan terakhir :
a. Tidak Sekolah/Tidak Lulus SD [ ]
b. SD [ ]
c. SMP [ ]
d. SMA [ ]
e. Perguruan Tinggi [ ]
6. Pekerjaan :
a. PNS/Pensiunan PNS [ ]
b. POLRI/TNI/Pensiunan [ ]
c. Pegawai Swasta/Wiraswasta [ ]
d. Ibu Rumah Tangga [ ]
e. Petani [ ]
f. Tidak bekerja [ ]
Ya [ ] Tidak [ ]
9. Jika pernah, sudah berapa lama pendidikan itu berlangsung ?
Nilai Kriteria
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Jelek
Jadwal Kegiatan
Jad Bulan
wal Kegiatan
No 1 2 3 4
1. Penyusunan proposal
4. Pelaksanaan
5. Penyusunan laporan
6. Pengumpulan laporan
BAB V
Hari : Selasa
Kegiatan ini ditujukan kepada semua Keluarga pasien di RSIA Muhammadiyah Kota
Probolinggo khususnya dan warga sekitar umumnya. Program Pengabdian masyarakat ini
berupa sosialisasi/ penyuluhan tentang Kesiapsiagaan dan Kewaspadaan banjir di lingkungan
RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo.
Pada tahap pelaksanaan digunakan dua metode yaitu metode ceramah dan Tanya
jawab. Metode penyuluhan bertujuan memberikan pengetahuan kepada masyarakat mentor
mengenai kesiapsiagaan mengenai bencana banjir, dampak yg terjadi akibat bencana banjir
adalah kekurangan pangan dan air bersih, pemadaman listrik, munculnya penyakit kulit dan
diare.
Dari hasil penyuluhan materi diatas terrnyata dapat meningkatkan pengetahuan
masyakat tentang kesiapsiagaan penanggulangan bencana banjir dengan di buktikan adanya
respon yang cepat dalam menjawab semua pertanyaan yang diberikan juga sebagai tolak ukur
dalam pengetahuan masyarakat untuk mengungkapkan dampak pencegahan dan
penanggulangan banjir
1.2 Evaluasi Hasil
Berdasarkan Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan dapat didefinisiskan faktor
penghubung dan penghambat dari kegiatan ini, sehingga dapat berjalan dengan baik dan
lancar antara lain karena adanya dukungan pihak masyarakat yang bersedia diajak
bekerjasama dan mendukung program kegiatan masyarakat serta pihak terkait yang
membantu kelancaran kegiatan pengabdian masyarakat serta antusias seluruh masyarakat
tentang kesiapsiagaan dan kewaspadaan bencana banjir.
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengabdian masayrakat yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa penting adanya pengabdian masyarakat yang terkait dalam
memberikan penjelasan kepada warga tentang peningkatan pengetahuan
1.2 Saran
Dalam pengabdian masyarakat ini juga didapat bahwa warga sangat antusias
dalam memahami hal ini, dan penting adanya bagi para warga untuk mendapatkan
penyuluhn terkait. Dengan adanya kesimpulan diatas, masyarakat merasa dibutuhkannya
pengabdian masyarakat terkait lanjutan dan juga peran pemerintah dalam
memperkenalkan tata cara yang benar dalam memberikan pertolongan.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1: Dokumentasi
Lampiran 2: Daftar Hadir Peserta
DAFTAR HADIR PENYULUHAN
HARI, TANGGAL : Selasa, 10 Januari 2022
TEMPAT : RSIA Muhammadiyah Kota Probolinggo
JUDUL PENYULUHAN : Kesiapsiagaan dan Ketanggapan Bencana Banjir
PEMATERI : Lucky Rahmawati
Lampiran 3: Leafleat