Anda di halaman 1dari 20

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Permukiman Sehat Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Sebagai Solusi


Penanganan Permukiman Kumuh

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Ketua Wofsi E S Neolaka (0924046) Angkatan 2009
Anggota Apolinaris Dadu Nio (0924025) Angkatan 2009
Inocensius Paluk (1224014) Angkatan 2012

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


MALANG
2014
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.................................................................................................................1
Daftar Isi.............................................................................................................................2
Halaman Pengesahan...........................................................................................................3
Ringkasan............................................................................................................................4
Bab 1 Pendahuluan..............................................................................................................5
Bab 2 Tinjauan Pustaka.......................................................................................................7
Bab 3 Metode Penelitian.....................................................................................................12
Bab 4 Biaya dan Jadwal Kegiatan.......................................................................................13
4.1 Anggaran Biaya.............................................................................................................13
4.2 Jadwal Kegiatan.............................................................................................................13
Daftar Pustaka......................................................................................................................14
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota.............................................................................15
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan.........................................................................17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas.................................19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti.......................................................................20
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Permukiman Sehat Untuk Masyarakat
Berpenghasilan Rendah Sebagai Solusi Penanganan Permukiman Kumuh
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Wofsi E S Neolaka
b. NIM : 0924046
c. Jurusan : Teknik Planologi
d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Nasional Malang
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Ngaglik, Gg 2 No 304 Kelurahan
Sukun, HP: 085336922964
f. Alamat email : herineolaka@yahoo.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Agung Wicaksono, ST, MT
b. NIDN : 0718126402
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Taman Permata Asri E/12 Malang
Hp. 08155512237
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp 12.500.000
b. Sumber lain : Rp -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Malang, 27-Juni-2014

Menyetujui Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan

( Ida Soewarni, ST, MT) (Wofsi E S Neolaka)


NIP/NIK. NIM. 0924046

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

( Ir. I Wayan Mundra, MT) (Agung Wicaksono, ST, MT)


NIP.Y. 1018700150 NIP. Y. 1039600292
RINGKASAN
Penelitian bertujuan untuk menemukan model yang permukiman sehat yang untuk
masyarakat berpenghasilan rendah. Target penelitian adalah untuk mengetahui
karakteristik permukiman kumuh, untuk mengetahui penyebab timbulnya permukiman
kumuh, dan untuk mengetahui dampak permukiman kumuh terhadap kesehatan masyarakat.
Metodologi yang digunakan untuk melakukan kegiatan survey ini dengan
menggunakan teknik criteria referrenced survey. Yaitu menilai secara bertahap langkah
demi langkah (step by step assessment) setiap komponen dan menilai secara
keseluruhan (overall assessment) dengan kriteria survei dari komponen kekumuhan
menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya dan kemudian diikuti dengan referensi data
kebenaran normatif yang bersumber pada hasil praktik di lapangan. Analisis dilakukan
dengan metode analisis deskriptif dan analisis distribusi frekuensi, dengan tahapan
analisis: a. Analisa Lokasi, b. Analisa Kebijakan, c. Analisa Fisik Dasar, d. Analisa
Kependudukan, e. Analisa Sarana dan Prasarana, e. Analisa SWOT, dan f. Rencana Siteplan
Lokasi penelitian ini di sepanjang sungai Brantas Kota Malang, daerah ini merupakan
lokasi permukiman kumuh sekaligus menjadi sarang penyakit yang membahayakan
kesehatan masyarakat berpenghasilan rendah.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perumahan yang benar-benar sehat (healthful housing) merupakan prasyarat
yang jelas untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang sehat. Juga untuk menunjang
kesehatan mental masyarakat, walaupun sulit untuk membuktikan adanya hubungan
yang jelas antara penyakit kejiwaan dengan kesehatan perumahan dan lingkungan
pemukiman. Penelitian menunjukkan bahwa penduduk yang tinggal di daerah
pemukiman kumuh mempunyai kejadian penyakit menular dan kecelakaan dalam rumah
yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tinggal di lingkungan pemukiman yang
lebih baik (Keman, 2005). Prosedur penilaian dan persetujuan pembangunan perumahan
dan lingkungan pemukiman harus memastikan tentang ketersediaan sarana dan prasarana
perumahan dan lingkungan pemukiman, antara lain adalah jaringan suplai air bersih,
saluran pembuangan air limbah, pengumpulan dan pembuangan sampah, saluran
pematusan, jalan aspal ataupun paving, penerangan jalan, lapangan parkir, tempat
terbuka serta fasilitas lain yang diperlukan. Hal yang perlu diperhatikan dengan lebih
bersungguh-sungguh adalah aspek perlindungan terhadap terjadinya kecelakaan di dalam
rumah dan perlindungan yang memadai terhadap terjadinya bahaya kebakaran.
Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat
meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan
sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada lokasi, bangunan,
kualifikasi, adaptasi, manajemen, penggunaan, dan pemeliharaan rumah serta lingkungan
di sekitarnya, yang juga mencakup unsur apakah rumah tersebut memiliki penyediaan
air minum dan sarana yang memadai untuk memasak, mencuci, menyimpan makanan, serta
pembuangan kotoran manusia maupun limbah lainnya (Komisi WHO mengenai
Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Seperti program kesehatan lainnya, aspek kesehatan perumahan dan lingkungan
pemukiman dihubungkan dengan definisi sehat menurut WHO, yaitu sehat adalah suatu
keadaan yang lengkap dari fisik, mental, dan kesejahteraan sosial tidak hanya sekedar bebas
dan sakit dan cacat, yang memungkinkan seseorang dapat bekerja secara produktif.
Namun pada kenyataannya banyak program pemerintah yang tidak memenuhi kebutuhan
kesehatan bagi masyarakat khusunya masyarakat berpenghasilan rendah.
1.2. Rumusan Masalah
Permukiman kumuh merupakan masalah yang serius karena sangat erat kaitannya
dengan kesehatan masyarakat, bantaran sungai Brantas merupakan salah satu lokasi
permukiman kumuh di kota malang yang perlu mendapatkan penanganan dari pemerintah
karena lokasi tersebut merupakan sarang penyakit bagi masyarakt yang menghuni lokasi
tersebut
Berdasarkan hal tersebut, dirumuskan beberapa permasalahan yang terkait dengan
penanganan permukiman kumuh di bantaran sungai Brantas. Diantaranya adalah :
1. Bagaimana karakteristik permukiman kumuh di bantaran sungai Brantas ?
2. Bagaimana model penanganan permukiman kumuh yang cocok untuk sesuai dengan
karakteristik lokasi.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik permukiman kumuh di
bantaran sungai Brantas dan merumuskan model permukiman sehat yang sesuai dengan
karakteristik lokasi tersebut.
1.4. Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah
menemukan model permukiman yang sesuai dengan karakteristik lokasi dan karakteristik
masyarakt berpenghasilan rendah. Selain itu, juga untuk mendapatkan informasi ilmiah
tentang faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya permukiman kumuh yang menjadi sarang
penyakit bagi masyarakat bepenghasilan rendah. sehingga informasi ilmiah tersebut dapat
digunakan sebagai bahan publikasi ilmiah.
1.5. Kegunaan Penelitian
Dapat dijadikan panduan atau pedoman apabila ada perbaikan kampung dari
pemerintah Kota Malang.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Permukiman
Dalam buku The Lexican Webster Dictionary permukiman dapat dirumuskan sebagai
suatu keadaan atau tempa dimana manusia dapat menetap/tinggal pada kedudukan yang tetap
sehingga keluarga dapat berkembang secara harmonis dalam kondisi menguntungkan
Sedangkan menurut WHO permukiman adalah “Suatu Struktur Fisik” dimana orang
menggunakannya untuk tempat berlindung, juga lingkungan dari struktur tersebut termasuk
semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan
jasmani dan rohani dan keadaan sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu.
2.2.1 Klasifikasi Permukiman.
Ada sebuah teori yang disebut teori ekistics yang membahas segala aspek-aspek yang
berkaitan dengan ilmu permukiman manusia. Teori ini telah memperkenalkan type
permukiman sebagai berikut.
Tabel 1. Type permukiman manusia
Type Permukiman Bagian Permukiman Perkiraan jumlah
Penduduk
Permukiman sementara Rumah dan lingkungan 3 - 100
Desa Perumahan dan lingkungan 100-5.000
Kota/polis Kota dan lingkungan 5.000 – 200.000
Metropolis Metropolis dan lingkungan 200.000 - 10jt
Megapolis Megapolis dan lingkungan 10jt - 500jt
Sumber; Buku Penyehatan Permukiman. 2011
2.2 Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Manurut Asian Development Bank Masyarakat berpenghasilan rendah adalah
Masyarakat yang secara politik tidak mempunyai akses ke proses pengambilan keputusan
yang menyangkut hidup mereka, secara ekonomi terlihat rendahnya sumberdaya manusia
termasuk kesehatan, pendidikan, ketrampilan yang berdampak pada penghasilan, secara
budaya dan tata nilai, mereka terprangkap dalam rendahnya etos kerja dan pola pikir pendek,
dan di lihat dari sisi lingkungan hidup adalah rendahnya asel lingkungan seprtai air bersih dan
penerangan.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No:
06/PERMEN/M/2006, Masryarakat berpenghasilan rendah adalah keluarga atau rumah
taangga yang berpenghasilan sampai dengan dua juta rupiah per bulan.
2.3 Permukiman Kumuh.
Menurut Undang-undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan
Permukiman, Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan menurut
Yudohusodo, (1991) dalam Hasyim. B (2010). permukiman kumuh adalah suatu kawasan
dengan bentuk hunian yang tidak berstruktur, tidak berpola (misalnya letak rumah dan
jalannya tidak beraturan, tidak tersedianya fasillitas umum, prasarana dan sarana air bersih,
MCK) bentuk fisiknya tidak layak misalnya secara reguler setiap tahun kebanjiran.
Menurut Suparlan, (2002), dalam Syaiful. A (2002). Permukiman dapat digolongkan
sebagai permukiman kumuh karena:
 Kondisi dari permukiman tersebut ditandai oleh bangunan rumah-rumah hunian yang
dibangun secara semrawut dan memadai hampir setiap sudut permukiman dimana setiap
rumah dibangun diatas tanah tanpa halaman.
 Jalan-jalan yang ada diantara rumah-rumah seperti labirin, sempit dan berkelok -
kelok, serta becek karena tergenang air limbah yang ada disaluran yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.
 Sampah berserakan dimana- mana, dengan udara yang pengap dan berbau busuk.
 Fasilitas umum kurang atau tidak memadai.
 Kondisi fisik hunian atau rumah pada umumnya mengungkapkan kemiskinan dan
kekumuhan, karena tidak terawat dengan baik.
2.4 Permukiman Sehat
Ditinjau dari segi kesehatan, permukiman yang sehat dapat di artikan ; menurut
Winslow dan APHA, Permukiman sehat dirumuskan sebagai suatu tempat untuk tinggal
secara permanen, berfungsi sebagai tempat unyuk bermukim, beristirahat dan bersantai dan
sebgai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis,
psokologis, bebas dari pengaruh penyakit dan kecelakaan.
Menurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan sehat
apabila : (1) Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih rendah dari udara di
luar rumah, penerangan yang memadai, ventilasi yang nyaman, dan kebisingan 45-55
dB.A.; (2) Memenuhi kebutuhan kejiwaan; (3) Melindungi penghuninya dari penularan
penyakit menular yaitu memiliki sarana penyediaan air bersih, sarana pembuangan
sampah dan saluran pembuangan air limbah yang saniter dan memenuhi syarat
kesehatan; serta (4) Melindungi penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
bahaya kebakaran, seperti pondasi rumah yang kokoh, tangga yang tidak curam, bahaya
kebakaran karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan dari ancaman kecelakaan lalu
lintas (Sanropie, 1992; Azwar, 1996).
Committee on the Hygiene of Housing yang ditunjuk oleh APHA pada tahun 1938
(Ehlers and Steel, 1965), telah membuat prinsip-prinsip dasar perumahan sehat yang
menyediakan pedoman berkaitan dengan kebutuhan fundamental perumahan yang
dibutuhkan penghuninya. Kebutuhan fundamental tersebut meliputi (1) kebutuhan
fisiologis; (2) kebutuhan psikologis; (3) kebutuhan perlindungan terhadap bahaya
penularan penyakit penyakit; (4) perlindungan terhadap kecelakaan; (5) perlindungan
terhadap bahaya kebakaran dan arus pendek listrik; (6) perlindungan terhadap gas
beracun dan eksplosif.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan
Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai
berikut :
1. Lokasi (a) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
(b). Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau
bekas tambang; (c). Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
seperti jalur pendaratan penerbangan.
2. Kualitas udara. Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut : (a)
Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi; (b) Debu dengan diameter kurang dari
10 mg maksimum 150 mg/m 3; (c) Gas SO2 maksimum 0,10 ppm; (d) Debu maksimum
350 mm 3/m2 per hari.
3. Kebisingan dan getaran. (a). Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
(b). Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.
4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman. (a). Kandungan Timah hitam
(Pb) maksimum 300 mg/kg (b). Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg (c).
Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg. (d). Kandungan Benzo(a)pyrene
maksimum 1mg/kg.
5. Prasarana dan sarana lingkungan. (a). Memiliki taman bermain untuk anak, sarana
rekreasi keluargadengan konstruksi yang aman dari kecelakaan; (b). Memiliki sarana
drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit; (c). Memiliki sarana jalan
lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi
trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki
pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata; (d). Tersedia cukup air
bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan; (e).
Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan
kesehatan; (f). Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan; (g). Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat
kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya; (h). Pengaturan
instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya; (i). Tempat pengelolaan
makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yang dapat
menimbulkan keracunan.
6. Vektor penyakit. (a). Indeks lalat harus memenuhi syarat; (b). Indeks jentik nyamuk
dibawah 5%.
7. Penghijauan. Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
2.5 Hasil Penelitian Sebelumnya
Dari hasil temuan terhadap model penanganan permukiman Kumuh, sebagai berikut;
a) Hasil Penelitian Kondisi Lingkungan Pemukiman Yang Tidak Sehat Berisiko Terhadap
Kejadian Eptospirosis (Studi Kasus Di Kota Semarang) menurut (Tri Ramadhani, dan
Bambang Yunianto), sebagai berikut;
Kondisi lingkungan pemukiman berupa rumah tidak sehat dan keberadaan tikus di
dalam dan sekitar lingkungan secara statistik berhubungan dengan kejadian leptospirosis.
Sementara kondisi sanitasi rumah tempat tinggal tidak berhubungan. Keberadaan tikus
merupakan faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap kejadian leptospirosis di
Semarang.
b) Hasil Penelitian Strategi Penanganan Kawasan Kumuh Sebagai Upaya Menciptakan
Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Yang Sehat; studi kasus Kota Pangkalpinang
menurut (Asep Hariyanto), sebagai berikut;
Strategi penanganan kawasan kumuh harus didasarkan pada upaya menanggulangi
faktor-faktor yang menyebabkan kekumuhan, baik faktor yang bersifat langsung maupun
tidak langsung. Pada hakikatnya penyelesaian permasalahan lingkungan kumuh tidak dapat
dilakukan oleh satu unit atau dinas, akan tetapi membutuhkan keterpaduan kegiatan dari
setiap dinas yang akan berdampak terhadap perbaikan lingkungan kumuh.
c) Hasil Penelitian Penataan Permukiman Di Kawasan Segiempat Tunjungan Kota
Surabaya menurut (Ratih Wahyu Dyah I, Eddi Basuki Kurniawan, Fadly Usman, 2010),
sebagai berikut;
Berdasarkan hasil identifikasi karakteristik permukiman, dapat disimpulkan
bahwa karakteristik permukiman di Kawasan Segiempat Tunjungan berkaitan dengan
faktor lokasi permukiman yang berada di kawasan pusat Kota Surabaya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi arahan penataan permukiman Kawasan
Segiempat Tunjungan adalah faktor sarana dan prasarana, kondisi bangunan, sosial
kemasyarakatan, serta ekonomi masyarakat. Sedangkan arahan penataan permukiman di
Kawasan Segiempat Tunjungan menggunakan strategi Aggressive Maintanance Strategy,
arahan atau konsep yang dapat dilakukan dalam penataan permukiman di Kawasan
Segiempat Tunjungan adalah dengan memfokuskan tindakan untuk meminimalkan kendala
atau masalah internal dan memanfaatkan peluang serta potensi yang ada.
d) Hasil Penelitian Hubungan Sanitasi Rumah Secara Fisik Dengan Kejadian Ispa Pada
Balita menurut (Nur Achmad Yusup dan Lilis Sulistyorini), sebagai berikut;
1. Terdapat hubungan antara sanitasi fisik rumah dengan kejadian ISPA pada balita
dengan p = 0,000.
2. Sanitasi rumah secara fisik yang memiliki hubungan dengan kejadian ISPA pada
balita meliputi :kepadatan penghuni (p = 0,005), ventilasi (p = 0,009), dan penerangan
alami (p = 0,047).
3. Sanitasi rumah secara fisik yang tidak memiliki hubungan dengan kejadian ISPA pada
balita meliputi : kelembaban (p = 0,143) dan suhu (p = 0,179).

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Metode Pengumpulan Data.
Metodologi yang digunakan untuk melakukan kegiatan survey ini dengan
menggunakan teknik criteria referrenced survey. Yaitu menilai secara bertahap langkah
demi langkah (step by step assessment) setiap komponen dan menilai secara
keseluruhan (overall assessment) dengan kriteria survei dari komponen kekumuhan
menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya dan kemudian diikuti dengan referensi data
kebenaran normatif yang bersumber pada hasil praktik di lapangan.
A. Informasi dasar yang diperlukan
Informasi dasar yang dapat diperlukan dalam kegiatan ini mencakup.
1) Data Spasial RTRW
a. Peta dasar Citra Satelit, b. Peta Administrasi, c. Peta Kawasan strategis, d. Peta
Perkotaan, e. Peta Penggunaan Lahan, f. Peta Sebaran Permukiman, g. Peta Jumlah dan
Kepadatan Penduduk, h. Peta Jaringan Jalan, i. Peta Jaringan Drainase, j. Peta Jaringan Air
Bersih, k. Peta Jaringan Limbah dan Sanitasi, l. Peta Jaringan Persampahan.
2) Data SPPIP/RPKPP :
a. Peta Kawasan Permukiman prioritas, b. Peta Permukiman Padat, c. Peta Potensi dan
Permasalahan Permukiman
3) Data penetapan kawasan kumuh :
a. Data SK Kumuh, (Lokasi Kumuh dan Luas Kumuh), b. Rekomendasi Hasil Studi
atau Laporan terkait Kumuh
3.2 Waktu Pelaksanan Survey
Adapun secara substansi, quick count identifikasi kawasan permukiman kumuh
terdiri dari 2 proses, yaitu :
1) Tahap identifikasi lokasi, yang meliputi: a. Identifikasi Satuan Permukiman; b.
Identifikasi Permasalahan Kekumuhan (Fisik); 2) Tahap penetapan lokasi, yang meliputi: a.
Penentuan Klasifikasi; c. Penentuan Skala Prioritas;
3.3 Metode Analisis Data.
Analisis dilakukan dengan metode analisis deskriptif dan analisis distribusi
frekuensi, dengan tahapan analisis:
Analisis dilakukan dengan metode analisis deskriptif dan analisis distribusi
frekuensi, dengan tahapan analisis: a. Analisa Lokasi, b. Analisa Kebijakan, c. Analisa Fisik
Dasar, d. Analisa Kependudukan, e. Analisa Sarana dan Prasarana, e. Analisa SWOT, dan f.
Rencana Siteplan.
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang (25%) 2.100.000
2 Bahan habis pakai (35%) 3.764.000
3 Perjalanan (25%) 2.689.000
4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan, (15%) 1.613.400

Jumlah 10.166.400
4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan
No Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5
• Persiapan
• Penyiapan Administrasi
• Observasi dan identifikasi masalah
• Penyusunan desain survey dan kuesioner
• Pelaksanaan
• Survey lapangan
• Analisis data
• Pelaporan
• Penyusunan Laporan akhir
• Penyusunan draft artikel jurnal
• Publikasi ke jurnal nasional terakreditasi
(ITB Journal of Engineering Science)

Daftar Pustaka
Yusup, N A, Sulistyorini, Lilis, 2005, Hubungan Sanitasi Rumah Secara Fisik Dengan
Kejadian Ispa Pada Balita, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.1, No.2.
Keman, Soedjajadi, 2005, Kesehatan Perumahan Dan Lingkungan Pemukiman, Jurnal
Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No. 1.
Keman, Soedjajadi, 2007, Enam Kebutuhan Fundamental Perumahan Sehat, Jurnal
Kesehatan Lingkungan, Vol.3, No.2.
Wicaksono, Agung, 2011, Program Permukiman Kembali Penduduk di Bantaran Sungai
Brantas Kota Malang, J-PAL, Vol. 1.
Hariyanto, Asep, Strategi Penanganan Kawasan Kumuh Sebagai Upaya Menciptakan
Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Yang Sehat; studi kasus Kota
Pangkalpinang, Jurnal PWK Unisba.
W.D Ratih, I, Kurniawan E. B, Usman.F, 2010, Penataan Permukiman Di Kawasan
Segiempat Tunjungan Kota Surabaya, Jurnal Tata Kota dan Daerah, Vol 2, No 2.
Hasyim Basri, Ispurwono, Bambang Soemardiono, 2010, Model Penanganan Permukiman
Kumuh Studi Kasus Permukiman Kumuh Kelurahan Pontap Kecamatan Wara Timur
Kota Palopo, Jurnal Arsitektur ITS
Undang-undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Benu, N.J. 2012. Permukiman kumuh di Indonesia Kian Meluas.[home page of
Okezone.com][online].Pada:http://property.okezone.com/read/2012/02/23/471/58099
5/permukiman-kumuh-di-indonesia-kian-meluas, Kamis, 23 Februari 2014. Diakses
pada 2 Mei 2014.
Esariti, Landung, Nirwanto, Anang, 2008, Pemanfaatan Kredit Mikro Perumahan Bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah Di Bmt Mitra Khasanah Kota Semarang, Jurnal
Teknik, Vol. 29, No. 1
Djaelani, A. Rofiq, 2013, Peningkatan Kualitas Pemukiman Berwawasan Lingkungan,
Majalah Ilmiah Pawiyatan, Vol : XX, No : 4
Lampiran I
A. Biodata Ketua dan Anggota
 Identitas Diri
1 Nama Lengkap Wofsi E S Neolaka
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Planologi
4 NIM 0924046
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kolbano, 19/01/1990
6 E-mail herineolaka@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 085336922964
 Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Inpres SMP Negeri 2 Soe SMA Negeri 1 Mollo
Taubneno Selatan
Jurusan - - MIPA
Tahun Masuk-Lulus 1996-2002 2002-2005 2005-2008
B. Biodata Anggota 1
 Identitas Diri
1 Nama Lengkap Apolinaris Dadu Nio
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Planologi
4 NIM 0924046
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kupang, 2/5/1989
6 E-mail James.dadu@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 085253091922
 Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri I SMP Seminari SMA Seminari Sumba
Kelapa Lima Sumba
Kupang
Jurusan - - -
Tahun Masuk-Lulus 1996-2002 2002-2005 2005-2008
C. Biodata Anggota 2
 Identitas Diri
1 Nama Lengkap Inocensius Paluk
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Planologi
4 NIM 1224046
5 Tempat dan Tanggal Lahir Soe, 14/11/1992
6 E-mail inocensiuspaluk@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 08230787824
 Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDK Yaswari Soe SMPK Sint Vianey SMAN 01 Mollo
Selatan
Jurusan - - -
Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian
Malang, 21-April-2014
Pengusul,

( Wofsi E S Neolaka )

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Pemakaian Satuan
Papan survey 12 buah Rp. 20.000 Rp. 250.000
Kamera 1 Rp.1.000.000 Rp.1.000.000
Cartridge C41 5 unit Rp. 190.000 Rp.950.000
warna
Cartridge C40 5 unit Rp. 180.000 Rp. 900.000
hitam putih
SUB TOTAL (Rp) 2.100.000
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Kuantita Harga Keterangan
Pemakaian s Satuan
ATK Hekter besar 2 buah Rp.35.000 Rp.70.000
Hekter kecil 2 buah Rp.30.000 Rp.60.000
Isi hekter 2 dos Rp.5000 Rp.10.000
Penjempit kertas 5 buah Rp.5000 Rp.25.000
Kertas A4 5 rim Rp.70.000 Rp.350.000
Kertas legal 2 rim Rp.100.00 Rp.200.000
Tinta print hitam 3 dos Rp.20.000 Rp.60.000
Tinta print warna 3 dos Rp.100.000 Rp.300.000
Amplop 1 dos Rp.49.000 Rp.49.000
Map plastik 11 buah Rp.5000 Rp.55.000
Komunikasi Pulsa 5org Rp.70.000 Rp.350.000
SUB TOTAL (Rp) 3.764.000

3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Perjalanan Satuan
Transportasi Cek lokasi 5 org x 1 hari Rp.40.000 Rp. 200.000
Mapping 5 org x 1 hari Rp.40.000 Rp. 200.000
penelitian 5 org x Rp.40.000 Rp.2.200.000
11hari
SUB TOTAL (Rp) 2.689.000

4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Perjalanan Satuan
Laporan Pembuatan 1 exp Rp. 100.000 Rp.113.400
Publikasi 1 set Rp. 250.000 Rp.250.000
Laporan hasil 1 exp Rp. 100.000 Rp.100.000
Konsumsi Ceklok 5 org x1 hari Rp.10.000 Rp.50.000
Penelitian 5 org x 11hari Rp. 20.000 Rp.1.100.000
Administrasi Biaya Lab Rp. 50.000 Rp.50.000
persuratan

SUB TOTAL (Rp) 1.613.400


Total (Keseluruhan) Rp10.756.000

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


No Nama/Nim Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
(Jam/minggu)

Bulan
I II III
1 Team - - Survey
Lapangan
2 Wofsi E S Teknik Perencanaan Cari referensi
Neolaka Planologi Wilayah Kota dan
merangkum
data
3 Inocencius Paluk Teknik Perencanaan Menyusun
Planologi Wilayah Kota Kuesioner
Apolinaris Dadu Teknik Perencanaan Digitasi peta
Nio Planologi Wilayah Kota lokasi
Team - - Analisa data

PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL MALANG


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
Kampus I : Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2 Telp. (0341) 551431 (Hunting), Fax. (0341) 553015 Malang 65145
Kampus II : Jl. Raya Karanglo, Km 2 Telp. (0341) 417636 Fax. (0341) 417634 Malang
PT. BNI (PERSERO MALANG

BANK NIAGA MALANG

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI


Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wofsi Elihu Sanherip Neolaka
NIM : 0924046
Program Studi : Teknik Planologi
Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan

Dengan ini menyatakan bahwa usulan (PKM Penelitian) saya dengan judul:
Permukiman Sehat Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Sebagai Solusi
Penanganan Permukiman Kumuh.
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2014 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Wakil Rektor Bidang Ketua Pelaksana Kegiatan


Kemahasiswaan

( Ir. I Wayan Mundra, MT) (Wofsi E S Neolaka)


NIP.Y. 1018700150 NIM. 0924046

Anda mungkin juga menyukai