Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL)

MAHASISWA PROGRAM STUDI


KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

DESA PULAU RUMPUT


KECAMATAN GUNUNG TOAR

KELOMPOK IX
NAMA MAHASISWA :

MOH. ILHAM BASKORO 19011175


DEDI ARIADI 19011055
AMABEL ADELINA BR. SIAHAAN 19011172
FARRAH TUSTINA 19011063
MAIZUL EFNI 19011054
INTAN SEKAR SARI 19011038
RAHMAH SAHKIRA 19011123
TRIMBI FEBRI SAPTA PUTRI 19011108
RANI BR SIRINGO RINGO 19011146

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
2022
i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk diseminarkan di hadapan
Tim Penguji PBL Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan
Universitas Hang Tuah Pekanbaru

Pekanbaru, 10 Oktober 2022


Menyetujui
Pembimbing Akademik

Christine Vita G.P. SKM, M.Kes

NIDN : 0111038603
ii

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL)

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

Nama Mahasiswa :

Moh. Ilham Baskoro 19011175


Dedi Ariadi 19011055
Amabel Adelina Br. Siahaan 19011172
Farrah Tustina 19011063
Maizul Efni 19011054
Intan Sekar Sari 19011038
Rahmah Sahkira 19011123
Trimbi Febri Sapta Putri 19011108
Rani Br. Siringo-ringo 19011146

Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji PBL


Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana
STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Pada tanggal 16 November 2022 dan
Dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Pembimbing Akademik Penguji

Christine Vita GP, SKM, M.Kes Sherly Vermita Warlendra, SKM,


NIDN : 0111038603 M.Kes
NIDN : 1013098804

Pekanbaru, 16 November 2022


Mengetahui
Ketua Program Studi

Dr. Reno Renaldi, SKM, M.Kes


No.Reg: 1013098701
iii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang dilakukan di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Kuantan Singingi.

Dalam Penulisan dan Penyusunan Laporan Pengalaman Belajar Lapangan


(PBL) ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan
hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syafrani, M.Si, selaku rektor di Universitas Hang Tuah
Pekanbaru.
2. Bapak Ns. Abdurrahman H. M.Kep sebagai ketua dekan Fakultas Kesehatan
di Universitas Hang Tuah Pekanbaru.
3. Bapak Dr. Reno Renaldi SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat di Universitas Hang Tuah Pekanbaru.
4. Ibu Christine Vita GP, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing Praktek
belajar lapangan (PBL) kelompok 9.
5. Ibu Sherly Vermita Warlendra, SKM, M.Kes, selaku Penguji yang telah
memberikan ilmu, motivasi dalam penyelesaian penulisan Laporan PBL
ini.
6. Bapak Dasril S.E sebagai kepala desa yang telah membantu proses
berjalannya PBL di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kuantan
Singingi.
7. Ibu Ns, Hj. Wenni Syafrita, S,kep, selaku Kepala Puskesmas Gunung Toar
Kuantan Singingi.
8. Bapak Ibu Dosen beserta Staff Universitas Hang Tuah Pekanbaru.
9. Kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar dan seluruh warga Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri seluruh kegiatan
kami dalam pelaksanaan PBL ini.
10. Sahabat dan rekan-rekan kelompok 9 di Universitas Hang Tuah Pekanbaru
yang telah memberikan bantuan pemikiran dan penyelesaian Laporan PBL ini.

Bagi semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, semoga Allah
SWT, membalas semua amal kebaikan semua pihak yang telah banyak
memberikan kebaikan kepada kami.
Kami menyadari segala keterbatasan dan masih banyak kekurangan serta jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan Laporan PBL ini. Besar harapan kami harapkan
semoga laporan PBL ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan
dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi kelompok PBL selanjutnya.

Pekanbaru, 26 September 2022

Tim Penulis
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta wilayah desa pulau rumput..............................................................1


Gambar 2 Skema Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singi..............................
Gambar 3 Skema Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Gunung Toa
Kabupaten Kuantan Singingi..................................................................
Gambar 4 Distribusi Responden Berdasarkan Sampah yang Dibakar di Desa
Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Tahun
202...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, sampah adalah sisa kegiatan

sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang bcrbentuk padat. Data Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2021 mencatat volume sampah di

Indonesia yang terdiri dari 154 Kabupaten/kota se-Indonesia mencapai 18,2 juta

ton/tahun. Sampah yang terkelola dengan baik hanya sebanyak 13,2 juta ton/tahun atau

72,95%. Ini terjadi karena masih terbatasnya daya tampung tempat pembuangan sampah

baik Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) maupun Tempat Penampungan Sementara (TPS),

hingga minimnya standar dalam pengelolaan sampah yang sudah diterapkan.

Menurut Emha Training Center (2005), jenis dan komposisi sampah diperkotaan

terdiri dari sampah organik sebanyak 65%, sampah kertas dan plastik masing-masing

10%, kaca dan logam masing-masing 2% dari total sampah yang diproduksi setiap

harinya. Selama ini sampah dikelola dengan konsep buang begitu saja (open dumping),

buang bakar (dengan incenerator atau dibakar begitu saja), gali tutup (sanitary landfill),

ternyata tidak memberikan solusi yang baik, apalagi jika pelaksanaannya tidak disiplin

serta dibarengi oleh kebiasaan buruk masyarakat yang sering membuang sampah

sembarangan. Akibatnya timbul penimbunan sampah di TPA (Tempat Pembuangan

Akhir Sampah). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika pada akhirnya warga

menolak kehadiran TPA. Jika dibandingkan dengan negara maju, kita masih belum

mengeksplorasi upaya pembuangan sampah dalam bentuk komposting, daur ulang, dan

insinerasi. Upaya ini perlu dipertimbangkan mengingat semakin meningkatnya timbulan

sampah dari tahun ke tahun. Jumlah timbulan sampah di tahun 2025 diproyeksikan

mencapai 70.8 juta ton (KLHK, 2019). Pengelolaan sampah secara mandiri sejak di
tingkat rumah tangga akan sangat membantu mengurangi masalah sampah. Sampah

organik dapat diolah menjadi kompos sedangkan sampah anorganik perlu dipilah.

B. Tujuan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)

1. Tujuan Umum

Memperoleh pengalaman belajar lapangan, pemahaman, dan dapat

menggambarkan secara umum khususnya permasalahan kesehatan di Desa Pulau

Rumput Kecamatan Gunung Toar Kuantan Singingi yaitu cara pengolahan sampah

dengan melakukan beberapa intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah

kesehatan di Desa Pulau Rumput

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengenal dan memahami kondisi geografis dan

demografis.

b. Mahasiswa mampu bekerjasama secara tim dalam kelompok kegiatannya.

c. Mahasiswa mampu mengumpulkan data, menganalisis data dasar (baseline

data), mengidentifikasi masalah, menentukan prioritas masalah, menyusun dan

melaksanakan program intervensi berdasarkan temuan yang didapat.

d. Mahasiswa mampu mengadvokasi masyarakat dalam pelaksanaan program.

Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat diperlukan agar kedepannya mereka

mampu memecahkan sendiri masalah yang ada di lingkungannya.

e. Mahasiswa mampu melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dengan

melibatkan pemangku kepentingan dan masyarakat Desa Pulau Rumput

Kecamatan Gunung Toar.

f. Mahasiswa mampu melakukan pengorganisasian dan bekerjasama (team work)

dalam kelompok dan masayarakat.


g. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi dari rencana dan

intervensi yang dilakukan

C. Manfaat Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)

1. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat mengetahui permasalahan - permasalahan yang terjadi di

wilayah Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kuantan Singingi.

b. Mahasiswa dapat menerapkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dalam

bidang kesehatan dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal.

c. Mahasiswa dapat mengetahui struktur masyarakat beserta organisasi-organisasi

yang ada didalamnya.

2. Bagi Desa Pulau Rumput

Dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi para penentu kebijakan

dalam merumuskan kebijakan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat

terhadap permasalahan yang ada, sehingga permasalahan tersebut tidak menjadi

suatu masalah lagi dimasa yang akan datang.

3. Bagi Universitas Hang Tuah Pekanbaru

a. Laporan hasil PBL dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan

PBL selanjutnya.

b. Laporan hasil PBL ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau

evaluasi bagi kampus dalam merencanakan kegiatan PBL yang lebih baik untuk

periode berikutnya.

c. Terjalin kerjasama yang baik antara lembaga pendidikan dengan masyarakat

yang menjadi sasaran PBL.

4. Bagi Instansi Pemerintah Setempat

a. Kecamatan/Kelurahan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak

kecamatan/kelurahan di daerah pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan

(PBL) tentang keadaan status kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya

sehingga dapat dilakukan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakatnya.

b. Bagi Puskesmas Gunung Toar

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak

puskesmas untuk mengambil keputusan dan penanggulangannya terhadap

masalah - masalah kesehatan di wilayah kerjanya.


BAB II
GAMBARAN SITUASI

A. Kondisi Geografis

Gambar 1 Peta wilayah desa pulau rumput

Desa Pulau Rumput adalah desa yang terbentuk setelah Negara Republik

Indonesia Merdeka yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang

merupakan hasil dari pemekaran dari beberapa Koto di Kecamatan Gunung

Toar saat ini. Desa pulau rumput diambil namanya dari keadaan geografisnya,

dimana seseorang yang singgah di bantaran sungai batang kuantan, dikarenakan

desa tersebut masih belum memiliki nama. Maka, seseorang tersebut

memberikan nama desa tersebut dengan julukan Desa Pulau Rumput. Luas

wilayah desa 1200 Ha. Desa Pulau Rumput terbagi atas 3 wilayah dusun, yaitu

dusun 1, dusun 2 dan dusun 3. Batas – batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pulau Mungkur

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Teberau Panjang


3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Seberang Gunung

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Seberang Sungai

B. Kondisi Demografi
Desa Pulau Rumput yang terdapat dari 219 KK dan terdapat 712 jiwa.

Desa pulau rumput termasuk daerah rawan banjir ( blood zone) pada musim

hujan (rain season). Masyarakata desa Pulau rumput 90% adalah petani

sehingga aktifitas ekonomi berkisar pada sector pertanian dan perkebunan,

khususnya kebun karet.

Tabel 1
Distribusi Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022

No Kategori Jumlah
a. Status Kepegawaian Desa
1. Jumlah Dusun 3
2. Jumlah Kepala Dusun 3
b. Jenis Kelamin
1. Laki-laki 358
2. Perempuan 354
Total 712
Sumber: Profil Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar

Berdasarkan tabel 1 diatas, Desa Pulau Rumput terdiri dari 3 Dusun dan 3

Kepala Dusun. Jumlah penduduk sebanyak 712 jiwa dengan jumlah laki-laki

358 jiwa dan perempuan 354 jiwa.

Tabel 2
Distribusi Kelompok Umur Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung
Toar Tahun 2022

No Kategori Jumlah
1. <1 Tahun 22
2. 1 – 4 Tahun 47
3. 5 – 14 Tahun 115
4. 15 – 39 Tahun 431
5. 40 – 64 Tahun 42
6. >65 Tahun 55
Total 712
Sumber: Profil Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Berdasarkan tabel 2 diatas, kelompok umur <1 tahun terdapat 22 orang, 1 -4

tahun terdapat 47 orang, 5 – 14 tahun terdapat 115, 15 – 39 tahun terdapat 431

orang, 40 – 64 tahun terdapat 42 orang, 65 tahun terdapat 55 orang.

Tabel 3
Distribusi Pekerjaan Masyarakat Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar Tahun 2022

No Kategori Jumlah
1. Petani 334
2. Buruh Tani/Buruh Nelayan 28
3. Buruh Pabrik 1
4. PNS 4
5. Wiraswasta/pedagang 50
6. Bidan 1
7. Perawat 1
8 Lainnya 15
Sumber: Profil Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar

Berdasarkan tabel 3 diatas, penduduk Desa Pulau Rumput terdiri dari 334

orang bermata pencaharian petani, 28 orang bermata pencaharian buruh

tani/buruh nelayan, 1 orang bermata pencaharian buruh pabrik, 4 bermata

pencaharian PNS, 50 orang bermata pencaharian wiraswasta/pedagang, 1 orang

bermata pencaharian bidan, 1 bermata pencaharian perawat, 15 orang bermata

pencaharian lainnya.

C. Sarana dan Prasarana

Tabel 4
Distribusi Sarana dan Prasarana Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar Tahun 2022
NO Sarana dan prasarana Jumlah
A Umum
1 Masjid 1
2 Musholla 2
3 SD 1
4 PAUD 1
5 Lapangan Olahraga 1
B Kesehatan
1 Puskesmas 1
2 Poskesdes 0
Sumber: Profil Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung

Berdasarkan dari tabel diatas di Desa Pulau Rumput, sarana dan prasarana

umum terdapat 1 Masjid 2 Musholla 1 Sekolah Dasar (SD) 1 PAUD dan 1

lapangan olahraga. Untuk sarana Kesehatan terdapat 1 puskesmas.

D. Struktur Organisasi
Gambar 2
Skema Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi

Kepala Desa
Dasril S.E

Sekretaris Desa
Jefrizal,AMD

Kepala Seksi Kepala Seksi


Pemerintahan Kesejahteraan &
Azmir Hedri Pelayanan Kepala Urusan Umum Kepala Urusan
Bisni Hermansyah Dan Perencanaaan Keuangan
M.Afandi M.Rizwan,SP

Staf Operator Staf/Operator


Fitri Ayu Sri Rahmadeni , SE

Kadus 1 Kadus 2 Kadus 3


Asril Taufik Hidayat Doni Harja
Gambar 3
Skema Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi
KEPALA PUSKESMAS
HJ. WENNI SYAFRITA, S.Kep

KOORDINATOR TATA USAHA


PALJI ALPALA YASRIN, SKM

UMUM, SISTEM INFORMASI RUMAH TANGGA, BENDAHARA,


PUSKESMAS, SDM, PERENCAAN INTERNAL DAN INVENTARIS
DAN EVALUASI BARANG
PALJI ALAPA YASRIN, SKM DEVSI MARTINA, A.M.d.Keb

PJ. UKP KEFARMASIAN DAN


PJ. UKM ESENSIAL PJ UKM PENGEMBAGAN PJ JARINGAN DAN JEJARING PUSKESMAS
LABOR
LILI ERNIDA, SST NASPIKA INDRIANI, S.Kep LILI ERNIDA, SST
Dr. WIWIK KUSUMA DEWI
PELAYANAN KESEHATAN
PELAYANAN PROMKES PELAYANAN KEFARMASIAN
JIWA
PALJI ALPALA YASRIN, ELVITA YURISA FARMAYANI,
Ns. FIRA INDRA YANTI, S.Kep
SKM S.Farm, Apt
PUSTU PULAU
PELAYANAN KESEHATAN POSKESDES KOTO MUNGKUR
PELAYANAN LABORATORIUM
PELAYANAN KESLING GIGI MASYARAKAT GUNUNG HIJRATUL
MULFIZA, A.Md.Ak
ARI RAHMAT, SKM DEDEK ZUNARDI, AMK DEWI ROSALINA, SST HAMDINA, SST
PELAYANAN PENDAFTARAN
PKL, GIZI BERSIFAT PELAYANAN KESEHATAN DAN REKAM MEDIS POSKESDES PULAU PUSTU GUNUNG
UMUM INDERA INFORMASI KESEHATAN RUMPUT TETI ADE ELVIRA,
ASRAWATI SARTIKA, NURHASMALINI, AMK MELTRY KURNIATI, A.Md.Keb DEWI RAHAYU, A.Md.Keb
A.Md.Gz A.Md.Keb
PELAYANAN KESEHATAN PELAYAYAN PEMERIKSAAN POSKESDES TELUK
LANSIA BERINGIN PUSTU SEBERANG
PELAYANAN P2 UMUM
Ns. JULIA, S.Kep ZELVI ANDIKA PUTRI, GUNUNG
PENYAKIT MENULAR Dr. RISTIKA FITRI
SST ERLENA, A.Md.Keb
AMIDALIA, A.Md.Kep PELAYANAN GIGI&AMULUT
PELAYANAN KESEHATAN
OLAHRAGA Drg. SINTA LESTARI PUSTU TEBERAU
POLKESDES
PENYAKIT TIDAK AMIDALIA, A.Md.Kep PANJANG
PELAYANAN KIA SEBERANG SUNGAI
MENULAR GUSRI WENASARI,
LILI ERNIDA, SST MESI WAHYUNI,
NURHASMALINI, AMK PELAYANAN PKPR A.Md.Keb
A.Md.Keb
LILI ERNIDA, SST PELAYANAN KB & KESEHATAN PUSTU SIBEROBAH
PELAYANAN ANAK POLKESDES TOAR
NURMAIDA,
PERKESMAS DEVI MARTINA, A.Md.Keb NUNING SEVILDA,
A.Md.Keb
NURHASMALINI, AMK A.Md.Keb
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Ns.FIRA INDRA YANTI,S.Kep POLKESDES
KAMPUNG BARU
NIA INDRAWATI,
PELAYANAN PONED A.Md.Keb
ERLENA,A.Md,Keb
POLKESDES PISANG
BEREBUS
PELAYANAN GIZI BERSIFAT
HERLIAN NORA
UKP
NURSAL, A.Md.Keb
ASRAWATI SARTIKA, A.Md.Gz
POLKESDES LUBUK
TERENTANG
CITRA DEWI
ANDRIANI, A.Md.Keb

POLKESDES
PETAPAHAN
NUZA NOPRIANTI,
A.Md.Keb
E. Ketenagaan

Tabel 5
Distribusi Ketenagaan di Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022

No Ketenagaan Jumlah
1. Kapus 1
2. Kepala TU 1
3. Dokter umum 2
4. Dokter gigi 1
5. Bidan 19
6. Perawat 6
7. Perawat gigi 1
8. Apoteker 1
9. Ass. Apoteker 1
10. Fisioterapi 1
11 Kesehatan masyarakat 2
12 Tenaga gizi 1
13 Analis kesehatan 1
14 Kesehatan kerja 0
15 Tenaga non medis 10
Total 49
Sumber: Profil Kecamatan Gunung Toar

Berdasarkan tabel diatas, untuk tenaga kesehatan di UPTD kesehatan

Kecamatan Gunung Toar terdapat 2 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi,

18 orang bidan, 6 orang perawat, 2 orang tenaga kesehatan masyarakat, dan 1

orang tenaga gizi. Untuk tenaga non medis terdapat 10 orang.

Tabel 6
Distribusi Ketenagaan di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Tahun 2022
No Ketenagaan Jumlah
1. Kepala Desa 1
2. Sekretaris Desa 1
3. Kaur 1 1
4. Kaur 2 1
5. Kasi 1 1
6. Kasi 2 1
7. Staff Desa 2
8. Kepala Dusun 3
Total 11
Sumber: Profil Kecamatan Gunung Toar
Berdasarkan tabel 6 diatas, untuk ketenagaan di Desa Pulau Rumput

terdapat 1 orang Kepala Desa, 1 orang Sekretaris Desa, 2 Kepala Urusan

Umum, 2 Kepala Seksi Desa, 2 Staff Desa dan 3 Kepala Dusun.

Tabel 7
Distribusi Tenaga Kesehatan di Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar Tahun 2022

No Tenaga Kesehatan di Desa Pulau Rumput Jumlah


1 Bidan Desa 1
2 Kader Kesehatan 10
Total 11
Sumber: Profil Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung

Berdasarkan tabel 6 diatas, untuk tenaga kesehatan di Desa Pulau Rumput

terdapat 1 orang bidan desa, dan 10 orang kader kesehatan.

F. Sumber Dana

1. Sumber Dana Puskesmas

Sumber dana untuk pelaksanaan kegiatan di Puskesmas adalah:

APBN, Jamkesda, dan JKN.

2. Sumber Dana Desa

Sumber dana untuk pelaksanaan kegiatan di Desa bersumber

dari DDS-APBN (Dana Desa), ADD (Alokasi Dana Desa), BUMDES

(Badan Usaha Milik Desa), penyisihan pajak dan retribusi.

G. Status Kesehatan

Kondisi umum kesehatan Indonesia dipengaruhi oleh faktor

lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat

memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya

manusia, penanggulangan kemiskinan dan pembangunan ekonomi. Indeks

Pembangunan Manusia meletakkan kesehatan adalah salah satu komponen

utama pengukuran selain pendidikan dan pendapatan.


Dalam mengevaluasi kinerja kegiatan tahunan untuk mewujudkan

generasi yang sehat sesuai dengan beberapa indikator yang telah ditetapkan

yang mengacu pada Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja Standar

Pelayanan Minimal bidang kesehatan. Indikator Derajat Kesehatan yang

merupakan hasil akhir, yang terdiri atas angka kematian, angka kesakitan dan

angka status gizi.

1. Pencapaian Kegiatan Program KIA

Tabel 8
Jumlah Sasaran Pelayanan KIA di Kecamatan Gunung Toar Tahun
2022
No Sasaran Jumlah
1 Ibu Hamil 260
2 Bayi 237

Berdasarkan tabel diatas untuk jumlah sasaran yang menerima

pelayanan KIA di Kecamatan Gunung Toar terdapat 260 jiwa jumlah ibu

hamil, 237 jiwa jumlah bayi.

Tabel 9
Pencapaian Kegiatan KIA di Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022
No Pencapaian Kegiatan Jumlah Persen
1 Pelayanan K1 138 53%
2 Pelayanan K4 150 57,6%
3 Pelayanan K6 106 40,7%
4 Persalinan ditolong Nakes 119 47,9%
5 Persalinan di fasilitas 118 47,5%
kesehatan
6 Jenis persalinan Normal 85 34,2%
7 Jenis persalinan SC 44 17,7%
8 Komplikasi Neonatus 128 54,1%
9 Asi ekslusif 185 27,6%
10. Imunisasi Lengkap 127 48,8%

Berdasarkan tabel 9 diatas, untuk capaian program KIA di wilayah

kerja UPTD Gunung Toar. Pada Pelayanan K1 berjumlah 138 dan persentase

53%. Pada Pelayanan K4 terdapat 150 dengan persentase 57,6%. Pada


Pelayanan K6 terdapat 106 dengan persentase 40,7%. Pada persalinan oleh

Nankes dengan jumlah 119 dan persentase 47,9%. Pada persalinan di fasilitas

kesehatan dengan jumlah 118 dan persentase 47,5%. Jenis persalinan normal

dengan jumlah 85 dan persentase 34,2%. Jenis persalinan SC dengan jumlah

44 dan persentase 17,7%. Komplikasi Noenatus dengan jumlah 128 dan

persentase 54,1 %. Pada Asi Ekslusif berjumlah 185 dengan persentase 27,6%.

Pada Imunisasi Lengkap berjumlah 127 dan persentase 48,8%.

2. Angka Kematian Maternal

Tabel 9
Angka Kematian Maternal Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022
No Pencapaian Kegiatan Jumlah Persen
1 Angka Kematian Maternal 0 0

Berdasarkan tabel data triwulan diatas tidak ditemukan jumlah kasus

angka kematian maternal di Kecamatan Gunung Toar

3. Pencapaian Kegiatan Program Gizi

Tabel 10
Presentase Distribusi Cakupan Program Gizi di UPTD Kesehatan Gunung
Toar Tahun 2022

No Pencapaian Kegiatan Jumlah Persen


1. Ibu hamil mendapat 90 TTD 87 12,4
2. Ibu hamil KEK 12 1,71
3. BBLR mendapat IMD 97 13,8
4 Bayi 6 bulan mendapat ASI ekslusif 21 42,9
5 Balita kurus mendapat PMT 74 10,5
6 Remaja mendapat Tablet Tambah Darah 204 100,0
Berdasarkan tabel diatas jumlah ibu hamil mendapat 90 TTD berjumlah

87 jiwa (12,4%) dan ibu hamil yang KEK sebanyak 12 jiwa (1,71%) BBLR

mendapat IMD berjumlah 97 jiwa (13,8%) bayi 6 bulan yang mendapatkan

ASI Eksklusif terdapat 21 jiwa (42.9%) dan untuk jumlah balita yang

mendapatkan PMT terdapat 74 jiwa (10,5%) sedangkan untuk remaja

mendapatkan Tablet Tambah Darah terdapat 204 jiwa (100,0%)


4. Sepuluh Penyakir Tertinggi di Puskesmas

Tabel 12
Distribusi Sepuluh Penyakit Tertinggi di Puskesmas Kecamatan
Gunung Toar Tahun 2022
No. Nama Penyakit Jumlah Ranking
1. ISPA 1.701 1
2. Gastritis 1.073 2
3. Influenza 1.042 3
4. Obs febris 794 4
5. Hipertensi 744 5
6. Common cold 600 6
7. Dermatitis Kontak Alergi 571 7
8. Rematik Artritis 550 8
9. Dispepsia 385 9
10. Diare 369 10

Berdasarkan tabel diatas ISPA berjumlah 1.701 jiwa dengan

rangking (1) Grastritis berjumlah 1.073 jiwa dengan rangking (2)

Influenza berjumlah 1.042 jiwa dengan rangking (3) Obs febris

berjumlah 794 dengan rangking (4) Hipertensi berjumlah 744 jiwa

dengan rangking (5) Common cold berjumlah 600 jiwa dengan

rangking (5) Dermatitis Kontak Alergi berjumlah 571 jiwa dengan

rangking (6) Rematik Artritis berjumlah 550 jiwa dengan rangking (7)

Dispepsia berjumlah 385 jiwa dengan rangking (8) dan Diare berjumlah

369 jira dengan rangking (9)

5. Kasus Covid

UPTD Puskesmas Gunung Toar, Menekan Kejadian Kasus Covid-

19 di wilayah kerja dengancara penjaringan dan inspeksi Prokes di tiap

sekolah di kawasan Kecamatan Gunung Toar. UPTD Puskesmas

Gunung Toar mengadakan penyuluhan kesehatan selama pandemi

Covid-19 di masing-masing Dusun yang ada di Kecamatan Gunung Toar


BAB III

HASIL

A. Hasil Pendataan Kesehatan Keluarga ( Sumber Data Primer )

Pendataan kesehatan keluarga yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner

berguna untuk mengetahui identifikasi masalah, menetapkan prioritas masalah, alternatif

dan prioritas pemecahan masalah, intervensi, rencana anggaran biaya, dan monitoring

serta evaluasi di Desa Pulau Rumput, Kecamatan Gunung Toar.

Desa Pulau Rumput terdapat 712 KK dan terdiri dari 3 Dusun. Dusun I terdiri dari

230 KK, Dusun II terdiri dari 240 KK, Dusun III terdiri dari 242 KK. Data yang

diperoleh berdasarkan penyebaran kuesioner hanya berjumlah 142 KK.

1. Data Umum

a. Identitas KK ( Kepala Keluarga )

Tabel 13
Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jenis Kelamin, Umur, Tingkat Pendidikan,
Pekerjaan, dan Agama di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar 2022
No Kategori Jumlah Persentase
(%)
A. a. Jenis Kelamin
1. Laki – Laki 126 88,7
2. Perempuan 16 11,3
Total 142 100
B. b. Umur Kepala Keluarga
1. >20 – 35 Tahun 28 19,7
2. 36 – 54 Tahun 51 35,9
3. 55 – 70 Tahun 44 31,0
4. >70 Tahun 19 13,4
Total 142 100
C. c. Tingkat Pendidikan
1. Tidak Sekolah 9 6,3
Sumber
2. Belum Sekolah 1 7
: Data3. SD – SMP 86 60,6
4. SMA 39 27,5
5. Perguruan Tinggi 7 4,9
Total 142 100
d. Pekerjaan
1. PNS/ABRI 3 2,1
2. Pegawai Swasta 6 4,2
3. Wiraswasta 28 19,7
Petani 100 70,4
4. Tidak Bekerja 5 3,5
Total 142 100
D. Agama
1. Islam 142 100
2. Protestan - -
3. Katholik - -
4. Hindu - -
5. Konghucu - -
Total 142 100
Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 23 diatas, terlihat bahwa dari total 142 KK distribusi berdasarkan

jenis kelamin kepala keluarga paling banyak yaitu laki – laki sejumlah 126 KK ( 88,7% )

dan yang paling sedikit yaitu perempuan sejumlah 16 KK ( 11,3% ). Distribusi kelompok

umur kepala keluarga yang paling banyak adalah 36 – 54 tahun berjumlah 51 KK

( 35,9% ) dan yang paling sedikit >70 tahun berjumlah 19 KK ( 13, 4% ). Untuk tingkat

pendidikan kepala keluarga tertinggi adalah SD – SMP sebanyak 86 KK ( 60,6% ) dan

yang paling rendah adalah tidak sekolah hanya 1 KK ( 7% ). Distribusi pekerjaan kepala

keluarga yang paling banyak adalah petani sebesar 100 KK ( 70, 4% ) dan yang paling
sedikit adalah PNS/ABRI sebesar 3 KK ( 2,1% ). Sedangkan distribusi agama kepala

keluarga seluruhnya adalah beragama islam sebanyak 142 KK ( 100% ).

b. Identitas Penduduk

Tabel 14
Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Agama,Tingkat Pendidikan,
dan Pekerjaan di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar 2022

No Kategori Jumlah Persentase


(%)
a. Kelompok Umur
1. 0 – 12 bulan 9 2,6
2. > 12 bulan – 5 tahun 37 9,6
3. 6 tahun – 9 tahun 40 10,2
4. 10 tahun – 19 tahun 85 26,2
5. 20 tahun – 35 tahun 95 29,7
6. 36 tahun – 54 tahun 60 16,6
7. 55 tahun – 70 tahun
Total 350 100
b. Jenis Kelamin
1. Laki – Laki 123 39,84
2. Perempuan 227 60,16
Total 350 100
c. Agama
1. Islam 350 100
2. Protestan - -
3. Katholik - -
4. Budha - -
5. Hindu - -
Total 350 100
d. Tingkat Pendidikan
1. Belum Sekolah 41 18,10
2. Tidak Sekolah 1 0,10
3. SD – SMP 141 41,0
4. SMA 105 25,5
5. Perguruan Tinggi 62 15,3
Total 350 100
No Kategori Jumlah Persentase
(%)
e. Pekerjaan
1. PNS/ABRI 13 2,18
2. Pegawai Swasta 9 1,08
3. Wiraswasta 17 3,3
4. Petani 6 1,04
5. Tidak Bekerja 305 91,84
Total 350 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 24, terlihat bahwa dari total 142 KK distribusi berdasarkan umur

penduduk paling banyak adalah 20 – 35 tahun yaitu sejumlah 95 jiwa ( 29, 7% ) dan

yang paling sedikit umur 0 – 12 bulan sejumlah 9 jiwa ( 2,6% ). Distribusi jenis

kelamin penduduk terbanyak adalah perempuan sejumlah 227 jiwa ( 60, 16% ) dan
penduduk berjenis kelamin laki – laki sejumlah 123 jiwa (39,84 ). Distribusi agama

penduduk seluruhnya adalah islam sebanyak 350 responden ( 100% ). Tingkat

pendidikan penduduk tertinggi adalah SD – SMP sejumlah 141 jiwa ( 41, 00 ) dan yang

paling rendah adalah tidak sekolah sejumlah 1 jiwa ( 0,10% ). Distribusi pekerjaan

penduduk yang paling tinggi adalah tidak bekerja sejumlah 305 jiwa ( 91, 84% ),

sementara yang paling sedikit adalah petani sejumlah 6 jiwa ( 1,04% ).

2. Data Kesehatan (KIA, Lingkungan, dan Perilaku Kesehatan)

a. Data Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )

1) Data Gizi Bayi

Dari 142 KK (Kepala Keluarga) yang telah dilakukan pendataan, sebanyak 27

KK yang memiliki bayi tetapi hanya 18 bayi yang melakukan imunisasi dan 7

bayi tidak melakukan imunisasi, hasil pendataan dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 15
Distribusi Kesehatan Bayi Berdasarkan Kelengkapan Imunisasi, KMS, ASI
Ekslusif di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar 2022

No Variabel Jumlah Persentase


(%)
a. Kelengkapan Imunisasi
1. Lengkap 18 66,7
2. Tidak Lengkap 7 25,9
3. Belum Lengkap 2 7,4
Total 27 100
b. Memiliki KMS
1. Ya 25 92,6
2. Tidak 2 7,4
Total 27 100
c. ASI Eksklusif 0 – 6 Bulan
1. Ya 18 66,7
2. Tidak 9 33,3
Total 27 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2018

Berdasarkan tabel 25, terlihat bahwa dari 18 responden yang memiliki

bayi berdasarkan distribusi kesehatan ibu dan anak, menunjukkan bahwa yang
memiliki kelengkapan imunisasi paling banyak adalah 18 bayi ( 66,7% ) dan

yang tidak lengkap sejumlah 7 bayi ( 25,9% ). Distribusi bayi yang memiliki

KMS sebanyak 25 ( 92,6% ) responden. Untuk distribusi ASI eksklusif, ibu

yang memberikan ASI ekslusif 0 – 6 bulan sebanyak 18 ( 66,7% ) responden

dan yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 9 ( 33,3% ) responden.

2) Data Gizi Balita

Dari 142 KK (Kepala Keluarga) yang telah dilakukan pendataan,

sebanyak 28 KK yang memiliki balita tetapi hanya 27 balita yang

memanfaatkan posyandu, dan 1 balita yang tidak memanfaatkan posyandu,

hasil pendataan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 16
Distribusi Kesehatan Balita Berdasarkan Status Gizi Balita, KMS
Balita, Balita Tidak ke Posyandu di Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar 2022

No Variabel Jumlah Persentase


(%)
a. Status Gizi Balita
1. Baik 26 92,9
2. Cukup 1 3,6
3. Kurang 1 3,6
Total 28 100
b. KMS Balita
1. Ada 27 96,4
2. Tidak Ada 1 3,4
Total 28 100
c. Alasan Tidak ke Posyandu
1. Tempat Jauh - -
2. Tidak Ada Waktu 1 20,0
3. Kurang Informasi 4 80,0
Total 5 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 26, terlihat bahwa dari 28 responden yang memiliki

balita berdasarkan distribusi kesehatan ibu dan anak, menunjukkan bahwa

yang memiliki status gizi balita baik sejumlah 26 ( 92,9% ) responden dan

balita yang memiliki status gizi cukup sejumlah 1 ( 3,6% ) responden. Balita

memiliki KMS lebih dominan sejumlah 27 ( 96,4% ) responden dan yang tidak
memiliki KMS sejumlah 1 (3,4% ) responden. Distribusi alasan balita tidak

memanfaatkan posyandu yang paling banyak adalah kurang informasi yaitu

sebanyak ( 80,0% ) responden dan alasan yang paling sedikit adalah tidak ada

waktu sebanyak 1 ( 20,0% ) responden.

3) Data Keluarga Berencana

a) Akseptor KB

Dari 142 KK (Kepala Keluarga) yang telah dilakukan pendataan,

terdapat 82 KK yang menggunakan alat kontrasepsi, hasil pendataan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17
Distribusi Berdasarkan Akseptor KB di Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar 2022

No Kategori Jumlah Persentase


(%)
A. Akseptor KB
1. Akseptor 82 60,7
2. Non Akseptor 34 25,2
3. Drop Out ( DO ) 19 14,1
Total 135 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 29, terlihat bahwa dari distribusi akseptor KB di

Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022 yang tertinggi

adalah akseptor KB sebesar 82 ( 60,7% ) responden, dan yang paling

sedikit adalah Drop Out ( DO ) sebesar 19 ( 14,1% ) responden.

b) Alasan Tidak Ikut KB

Dari 142 KK (Kepala Keluarga) yang telah dilakukan pendataan,

terdapat 7 KK tidak ikut KB dengan alasan tidak cocok, hasil pendataan

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18
Distribusi Berdasarkan Alasan Tidak Ikut KB di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022
No Variabel Jumlah Persentase
(%)
a. Alasan Tidak Ikut KB
1. Dilarang Suami - -
2. Ingin Punya Anak 1 9,1
3. Tidak Cocok 7 63,6
4. Sedang Hamil 2 18,2
5. Kepercayaan - -
6. Kurang Informasi 1 9,1
7. Tidak Ada Biaya - -
Total 11 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 30, terlihat bahwa dari distribusi berdasarkan

alasan tidak ikut KB di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar

Tahun 2022 yang tertinggi adalah tidak cocok sebesar 7 ( 63,6% )

responden, untuk ingin punya anak dan kurang informasi adalah

sebanding yaitu sebesar 1 ( 9,1% ) responden.

c) Jenis Kontrasepsi

Dari 142 KK yang telah dilakukan pendataan, terdapat 82 KK yang

menggunakan jenis alat kontrasepsi pil 46 (56,1%) , hasil pendataan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 19
Distribusi Berdasarkan Jenis Kontrasepsi di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022

No Kategori Jumla P””””’ersentase


h (%)

1. IUD 1 1,2
2. Pil 46 56,1
3. Kondom - -
4. Suntik 33 40,2
5. Implant/Susuk 2 2,4
6. Kontap - -
Total 82 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 31, terlihat bahwa dari distribusi berdasarkan jenis

kontrasepsi di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar 2022 yang

paling banyak adalah menggunakan pil yaitu sebanyak 46 ( 56,1% )


responden, dan yang paling sedikit adalah menggunakan IUD yaitu

sebanyak 1 ( 1,2% ) responden.

4) Data Jaminan Kesehatan dan Kebiasaan Tempat Berobat

a) Jaminan Kesehatan dan Kebiasaan Tempat Berobat

Dari 142 KK (Kepala Keluarga) yang telah dilakukan pendataan,

terdapat 122 KK yang menggunakan jamkesmas sebagai jaminan

kesehatan dan terdapat 92 KK yang menggunakan puskesmas/pustu

sebagai tempat berobat, hasil pendataan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 20
Distribusi Berdasarkan Jaminan Kesehatan dan Kebiasaan Tempat
Berobat Di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi Tahun 2022

No Variabel Jumlah Persentase


(%)
a. Jaminan Kesehatan
1. PBI ( PNS ) 22 17,7
2. BPJS Kesehatan Mandiri 18 14,5
3. PBI ( Pegawai Swasta ) 6 4,8
4. Jamkesmas 49 39,5
5. Jamkesda 5 4,0
6. Tidak Ada 24 19,4
Total 124 100
b. Tempat Berobat
1. Rumah Sakit 2 1,6
2. Puskesmas/Pustu 92 74,2
3. BP/BPS/Praktek Dokter 26 21,0
4. Dukun 1 0,8
5. Lain – Lain ( Pribadi ) 3 2,4
Total 124 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 32, terlihat bahwa dari distribusi berdasarkan

jaminan kesehatan di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Tahun

2022 yang paling tinggi adalah jamkesmas sebesar 49 ( 39,5% )

responden, dan yang paling sedikit adalah Jamkesda sebesar 5 ( 4,0% )

responden. Distribusi berdasarkan tempat berobat yang tertinggi adalah


puskesmas/pustu yaitu sebesar 92 ( 74,2% ) responden, dan yang paling

sedikit adalah dukun yaitu sebesar 1 ( 0,8% ) responden.

b. Data Kesehatan Lingkungan

1) Rumah

Tabel 21
Distribusi Berdasarkan Data Kesehatan Lingkungan Rumah
di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022

No Variabel Jumlah Persentase


(%)
a. Rumah
1. Menggunakan Kayu atau Triplek 76 53,5
2. Menggunakan Batu Bata 42 29,6
yang Diplester tapi tidak di cat
3. Menggunakan batu bata yang 24 16,9
di plester dan di cat
Total 142 100
b. Jenis Lantai
1. Tanah - -
2. Papan 6 4,2
3. Semen/Ubin 70 49,3
4. Keramik 65 46,5
Total 142 100
c. Ventilasi
1. Tidak Ada 9 6,3
2. Ada < 10% luas lantai 67 47,2
3. Ada > 10% luas lantai 6 46,5
Total 142 100
d. Atap Rumah
1. Tidak Rapat, Bocor 4 2,8
2. Rapat, Bocor 26 18,3
3. Rapat, Tidak Bocor 112 78,9
Total 142 100
e. Pencahayaan
1. Cahaya Matahari Tidak Masuk/ 64 45,1
sedikit yang Masuk ke Rumah
2. Cahaya Matahari Masuk 78 54,9
ke Rumah
Total 142 100
f. Kepadatan Penghuni Rumah
1. Tidak Sesuai ( Tidak 12 8,5
Memenuhi Syarat )
2. Sesuai ( Memenuhi Syarat ) 130 95,1
Total 142 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 33, terlihat bahwa dari distribusi kesehatan

lingkungan rumah berdasarkan jenis dinding rumah yang tertinggi adalah


menggunakan batu bata yang di plester dan di cat sebanyak (70,2% )

responden, sedangkan yang paling sedikit yang menggunakan kayu atau

triplek sebanyak 13 (10,5% ) responden. Distribusi jenis lantai yang

paling banyak adalah semen/ubin sebanyak 73 (58,9% ) responden, dan

yang paling sedikit adalah papan sebanyak 1 ( 0,8% ) responden. Untuk

ventilasi rumah lebih banyak ada > 10% luas lantai sebesar 90 (72,6% )

responden, dan yang paling sedikit adalah tidak ada ventilasi yaitu 5

( 4,0% ) responden. Distribusi berdasarkan atap rumah, mayoritas

responden menggunakan atap yang rapat dan tidak bocor sejumlah 104

(83,9% ), dan yang paling sedikit adalah atapnya tidak rapat, bocor

sejumlah 3 ( 2,4% ) responden. Distribusi berdasarkan pencahayaan

rumah pada siang hari yang paling banyak adalah cahaya matahari masuk

ke rumah sejumlah 93 (75,0% ) responden, dan paling sedikit adalah

cahaya matahari masuk/sedikit yang masuk ke rumah sebanyak 31

( 25,0% ) responden. Sedangkan dari kepadatan penghuni rumah

responden paling banyak adalah sesuai ( memenuhi syarat ) sejumlah 103

(83,1% ) responden, dan yang paling sedikit adalah tidak sesuai ( tidak

memenuhi syarat ) sejumlah 21 (16,9% ) responden.

2) Pembuangan Sampah

Tabel 22
Distribusi Jenis Pembuangan Sampah di Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022

No Variabel Jumlah Persentase


(%)
1. Dibakar 137 96,5
2. Ditanam - -
3. Tempat Sampah 5 3,5
4. Sembarangan - -
Total 142 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 34, terlihat bahwa dari distribusi berdasarkan jenis

pembuangan sampah hampir seluruh rumah yang terdapat di Desa Pulau

Rumput Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022 adalah dengan cara di

bakar sejumlah 137 ( 96, 5 ) responden.

3) SPAL dan Drainase

Tabel 23
Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Saluran Pembuangan Air
Limbah ( SPAL dan Drainase ) di
Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022

No Variabel Jumlah Persentase


(%)
a. SPAL dan Drainase
1. Ada 135 95,1
2. Tidak Ada 7 4,9
Total 142 100
b. Keadaan SPAL
1. Terbuka dan Berbau 6 4,2
2. Tertutup dan Berbau 8 5,6
3. Terbuka dan Tidak Berbau 9 6,3
4. Tertutup dan Tidak Berbau 119 83,9
Total 142 100
c. Kondisi SPAL
1. Tersumbat 21 14,9
2. Lancar 114 80,9
Total 142 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022
Berdasarkan tabel 35, terlihat bahwa dari distribusi kesehatan

lingkungan berdasarkan Saluran Pembuangan Air Limbah ( SPAL dan

drainase ) yang paling tinggi adalah ada SPAL yaitu 135 ( 91, 5% )

responden, dan yang paling sedikit adalah tidak ada SPAL yaitu 7 ( 4,9% )

responden. Distribusi Keadaan SPAL yang paling tinggi adalah terbuka

dan berbau sebanyak 6 ( 4,2% ) responden, sementara yang paling sedikit

adalah tertutup dan berbau sebanyak 8 ( 5,6% ) responden. Untuk kondisi

SPAL mayoritas responden SPAL nya lancar sejumlah 114 ( 80,9% )

responden, dan yang paling sedikit adalah tersumbat sejumlah 21

( 14,9% ) responden.
4) Sumber Air Minum

Tabel 24
Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber Air Minum di
Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022

No Variabel Jumlah Persentase


(%)
a. Jenis Sumber Air Minum
1. SPT 5 3,5
2. PAM 5 3,5
3. Sumur Bor 50 35,2
4. SGT 3 2,1
5. SGS 3 2,1
6. Air Hujan 21 14,8
7. Air Galon 55 38,7
Total 142 100
b. Fisik Air
1. Tidak berasa, tidak berbau, 137 96,5
dan tidak berwarna
2. berasa, berbau, 5 3,5
dan berwarna
Total 142 100
c. Jarak Sumber Air
1. Kurang dari 10 meter 25 17,6
2. Lebih dari 10 meter 117 82,4
Total 142 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 36, terlihat bahwa dari distribusi kesehatan

lingkungan berdasarkan jenis sumber air minum paling banyak bersumber

dari Air Galon yaitu 55 ( 38,7% ) responden, dan yang paling sedikit

bersumber dari SGT dan SGS yaitu 3 ( 2,1% ) responden. Distribusi fisik

air yang digunakan paling banyak adalah tidak berasa, tidak berbau, dan

tidak berwarna sejumlah 137 ( 96,5% ) responden, dan yang paling sedikit

adalah berasa, berbau, dan berwarna sejumlah 5 ( 3,5% ) responden.

Distribusi jarak sumber air dengan septi tank terbanyak adalah lebih dari

10 meter yaitu 117 ( 82,4% ) responden, dan yang paling sedikit adalah

kurang dari 10 meter yaitu 25 ( 17,6% ) responden.

5) Jamban

Tabel 25
Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Jenis Jamban
di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022

No Variabel Jumlah Persentase


(%)
1. Latrin 142 100,0
2. Cemplung Tertutup - -
3. Cemplung Terbuka - -
4. Sungai - -
5. Kebun/Sembarang - -
Total 142 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 37, terlihat bahwa dari distribusi kesehatan

lingkungan berdasarkan jenis jamban yang paling banyak digunakan

adalah latrin sejumlah 142 ( 100,0% ) responden

c. Data Perilaku Kesehatan

Tabel 26
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS ) di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi Tahun 2022

No Variabel Jumlah Persentase


(%)
a. Kebiasaan CTPS
1. Ya 134 94,4
2. Tidak 8 5,6
Total 142 100
b. Memberantas Jentik Nyamuk dengan 3M Plus
1. Ya 133 97,7
2. Tidak 9 6,3
Total 142 100
c. Konsumsi Buah dan Sayur
1. Ya 132 93,0
2. Tidak 10 7,0
Total 142 100
d. Melakukan Aktivitas Fisik
1. Ya 140 98,6
2. Tidak 2 1,4
Total 142 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 38, terlihat bahwa dari distribusi perilaku kesehatan

responden berdasarkan kebiasaan CTPS yang paling banyak menjawab ya


yaitu sebesar 134 ( 94,4% ) responden, dan yang paling sedikit menjawab

tidak yaitu sebesar 8 ( 5,6% ) responden. Distribusi perilaku kesehatan

responden yang menerapkan 3M plus paling banyak menjawab ya 3M

plus yaitu sebesar 133 ( 97,7% ) responden, dan yang paling sedikit

menjawab tidak yaitu sebesar 9 ( 6,3% ) responden. Distribusi perilaku

kesehatan responden berdasarkan konsumsi buah dan sayur, paling banyak

responden menjawab iya yaitu sebesar 132 ( 93,0% ) responden, dan yang

paling sedikit menjawab tidak konsumsi buah dan sayur yaitu sebesar 10 (

7,0% ) responden. Distribusi perilaku kesehatan responden berdasarkan

melakukan aktivitas fisik yang paling banyak menjawab iya yaitu sebesar

140 ( 98,6% ) responden, dan yang paling sedikit menjawab tidak yaitu

sebesar 2 ( 1,4% ) responden.

Tabel 27
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Anggota
Keluarga yang Merokok di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022

No Anggota Keluarga yang Merokok Jumlah Persentase


(%)
1. Ada 96 67,6
2. Tidak Ada 46 32,4
Total 142 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 39, terlihat bahwa dari distribusi perilaku kesehatan

responden berdasarkan perilaku anggota keluarga yang merokok yang

paling banyak adalah ada yaitu sebesar 96 ( 67,6% ) responden, dan yang

paling sedikit adalah tidak ada yaitu sebesar 46 ( 32,4% ) responden.

d. Data Kepemilikan Hewan Peliharaan

Tabel 28
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Hewan
Peliharaan di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi Tahun 2022

No Variabel Jumlah Persentase


(%)
1. Punya, Tanpa Kandang 81 57,0
2. Punya, Ada Kandang 12 8,5
Tidak Pernah Dibersihkan
3. Punya, Ada Kandang Dibersihkan 22 15,5
Seminggu Sekali Berdasarkan
4. Punya, Ada Kandang 22 15,5
dan Dibersihkan Setiap Hari tabel 40,
5. Tidak Punya 5 3,5
Total 142 100 terlihat
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022 bahwa dari
distribusi perilaku kesehatan responden berdasarkan kepemilikan hewan
peliharaan terbanyak adalah punya tanpa kandang sebanyak 81 ( 57,0% )
responden, dan yang paling sedikit adalah tidak punya sebanyak 5 ( 3,5% )
responden.
e. Data Kematian di Tahun 2022

1) Kematian Ibu

Tabel 29
Distribusi Responden Berdasarkan Kematian Ibu pada Tahun 2022 di
Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022

No Kematian Ibu Jumlah Persentase


(%)
1. Tanggal Meninggal - -
2. Penyebab Kematian - -
3. Penolong Persalinan - -
Total - -
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 41, distribusi kematian ibu di Desa Pulau Rumput

kecamatan Gunung Toar yaitu tidak ada

2) Kematian Bayi dan Balita

Tabel 30
Distribusi Responden Berdasarkan Kematian Bayi dan
Balita pada Tahun 2022 di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Tahun 2022

No Kematian Bayi dan Balita Jumlah Persentase ( % )


1. Tanggal Meninggal - -
2. Penyebab Kematian - -
3. Penolong Persalinan - -
Total - -
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022

Berdasarkan tabel 42, distribusi kematian bayi dan balita di Desa

Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022 yaitu tidak ada.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan setelah penyebaran kuesioner terlaksana dan

datanya telah diolah. Masalah kesehatan yang telah teridentifikasi ini merupakan

masalah kesehatan yang ditemukan pada saat pendataan. Berdasarkan tabulasi

pengolahan dari kuesioner, maka teridentifikasi beberapa masalah kesehatan. Adapun

masalah kesehatan yang terjadi di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Tahun

2022 diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sampah yang Dibakar

Sampah yang dibakar


4%

tempat sampah
dibakar

97%

Gambar 3
Distribusi Responden Berdasarkan Sampah yang Dibakar di Desa Pulau
Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Tahun
2022
Berdasarkan gambar 3 diatas, terlihat bahwa dari distribusi responden

berdasarkan sampah yang dibakar menunjukkan bahwa responden paling banyak

membuang sampah dengan cara dibakar yaitu sebesar 96,5%, dan responden yang

paling sedikit membuang di tempat sampah yaitu sebesar 3,5%.

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pendaur ulangan atau

pembuangan dari material bahan buangan yang melibatkan zat padat, cair, gas, dan

radioaktif dengan menggunakan metode sesuai dengan material yang digunakan.

Masyarakat Desa Pulau Rumput masih melakukan pengolahan sampah dengan

cara dibakar. Alasan masyarakat masih melakukan hal tersebut dikarenakan tidak

tersedianya Tempat Pembuangan Sampah ( TPS ) dan tidak masuknya transportasi

pengangkut sampah di desa tersebut serta persepsi masyarakat jika mengolah sampah

dengan cara di bakar adalah cara paling cepat dan tepat untuk mengurangi dan

menghilangkan sampah.

Membakar sampah tidak diperbolehkan karena dapat menimbulkan dampak

yang berbahaya. Menurut Peraturan Daerah No.2 Tahun 2005 mengenai pengendalian

pencemaran udara, masyarakat tidak diperbolehkan membakar sampah baik di

lingkungan rumah maupun di tempat pembuangan sampah disekitar tempat tinggal.

Membakar sampah dapat menyebabkan gangguan pernapasan, karena asap yang

dikeluarkan melepaskan karbondioksida dan zat – zat berbahaya lainnya.

2. 3M Plus
3M Plus
6%

Ya
Tidak

94%

Gambar 5
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku 3M Plus di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022

Berdasarkan gambar 5 diatas, terlihat bahwa dari distribusi responden

berdasarkan perilaku 3M plus menunjukkan responden paling banyak menjawab ya

yaitu sebesar 94%, dan yang responden paling sedikit menjawab tidak yaitu 6%.

3M plus adalah upaya untuk pencegahan penyakit yang dikarenakan nyamuk

dengan memutus rantai penularan. Segala bentuk kegiatan pencegahan yang dapat

dilakukan adalah dengan menaburkan bubuk larvasida atau bubuk abate pada tempat

yang sulit dibersihkan, menggunakan anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur,

memelihara ikan untuk pemangsa jentik nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi

dalam rumah, dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian yang dapat menjadi

tempat perkembangbiakan nyamuk.

Peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat mempengaruhi denga

melakukan penanganan DBD berdasarkan dengan program yang sudah ada, karena

angka kesakitan dan angka kematian dari DBD sudah sangat tinggi. Hal – hal yang

perlu untuk dilakukan adalah salah satunya dengan melakukan Pemberantasan Sarang

Nyamuk ( PSN ) selama musim penghujan. Program PSN yaitu :

a. Menguras
Membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat perkembang biakan nyamuk

seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air

pada lemari es dan lain sebagainya.

b. Mengubur

Mengubur atau mendaur ulang barang bekas ( recycle ) tempat yang memiliki

potensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

c. Menutup

Menutup rapat – rapat tempat penampungan air seperti drum, kendi, dan

sebagainya.

Pemberantasan Sarang Nyamuk peru untuk ditingkatkan terutama pada musim

penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan

perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga menimbulkan Kejadian Luar

Biasa ( KLB ). Selain itu, sejak Juni 2015 Kementerian Kesehatan mengenalkan

program 1 rumah 1 Juru Pemantau Jentik ( Jumantik ) untuk menurunkan angka

kesakitan dan angka kematian akibat DBD.

3. Anggota Keluarga yang Merokok

Anggota Keluarga yang Merokok

32,4% Ada
Tidak Ada

67,6%

Gambar 6
Distribusi Responden Berdasarkan Anggota Keluarga yang Merokok di Desa
Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022
Berdasarkan gambar 6 diatas, terlihat bahwa dari distribusi responden

berdasarkan anggota keluarga yang merokok menunjukkan responden paling banyak

menjawab tidak ada yaitu sebesar 67,6%, dan responden paling sedikit menjawab

tidak yaitu sebesar 32,4%.

Rokok adalah silinder dari kertas yang dipilin berukuran antara 70 hingga 120

mm dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun tembakau yang telah di cacah.

Rokok dibakar pada ujungnya agar asapnya dapat dihirup lewat mulut dan dikelurkan

melalui mulut dan hidung.

Merokok telah menjadi kebiasaan yang sangat sering kita temui dalam

kehidupan sehari – hari. Setiap orang mulai dari remaja hingga orang tua sudah

mengenal rokok. Dari segi kesehatan, tidak ada manfaat yang dapat diperoleh dari

merokok. Rokok dapat kita temui di warung – warung pinggir jalan yang dijual dalam

bentuk kemasan berbentuk kotak. Pada kemasan rokok sudah terdapat pesan

kesehatan yang menunjukkan peringatan mengenai bahaya rokok.

Pada masyarakat Desa Pulau Rumput masih banyak anggota keluarga yang

merokok, baik di rumah maupun di luar rumah. Hal ini yang dapat meningkatkan

risiko kesehatan terhadap perokok aktif dan perokok pasif. Pada saat ditanyakan

melalui kuesioner mereka sudah ketergantungan dengan rokok dan sulit untuk

menghentikan kebiasaan tersebut.

4. Tidak Konsumsi Buah dan Sayur


Tidak Konsumsi Buah dan Sayur
7%

Ya
Tidak

93%

Gambar 7
Distribusi Responden Berdasarkan Tidak Konsumsi Buah dan Sayur di
Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022

Berdasarkan gambar 7 diatas, terlihat bahwa dari distribusi responden

berdasarkan tidak konsumsi buah dan sayur menunjukkan responden paling banyak

menjawab tidak yaitu sebesar 93 %, dan responden paling sedikit menjawab ya yaitu

sebesar 7 %.

Konsumsi buah dan sayur sangat diperlukan bagi tubuh sebagai sumber vitamin,

mineral, dan serat dalam mencapai pola makan sehat sesuai anjuran pedoman gizi

seimbang untuk mencapai kesehatan yang optimal. Sebagai vitamin dan mineral yang

terdapat dalam sayur dan buah mempunyai fungsi sebagai antioksidan sehingga dapat

mengurangi kejadian penyakit tidak menular terkait gizi, sebagai dampak dari

kelebihan atau kekurangan gizi.

Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa secara nasional perilaku penduduk

umur >10 tahun masih kurang untuk mengkonsumsi buah dan sayur yaitu masih

diatas 90%. Konsumsi sayur dan buah yang belum memadai berpengaruh terhadap

suplai vitamin, mineral, dan serat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Masih tinggi

masalah gizi di masyarakat diduga berkaitan dengan pola konsumsi makanan di

masyarakat yang masih belum sesuai dengan gaya hidup sehat.


Pada masyarakat di Desa Pulau Rumput masih belum menerapkan

mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari setiap kali makan, dikarenakan mereka

tidak terbiasa untuk hal tersebut dan terkadang lupa untuk mengkonsumsi buah dan

sayur.

C. Penetapan Prioritas Masalah

Untuk memecahkan sebuah masalah yang ditemukan dalam pengumpulan data

kuesioner kesehatan keluarga, maka cara atau metode yang dapat dilakukan adalah

dengan melakukan Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ).

Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ) merupakan pertemuan perwakilan dari

masyarakat desa beserta tokoh masyarakat termasuk perangkat desa, ketua RT , ketua

RW, kader – kader posyandu, dan petugas kesehatan untuk membahas hasil dari

pendataan yang telah dilakukan dan merencanakan upaya pemecahan masalah tersebut.

1. Tujuan dari Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

a. Agar masyarakat mengetahui masalah kesehatan yang berada di lingkungan

sekitarnya.

b. Agar masyarakat mempunyai kesepakatan dalam menentukan prioritas masalah

kesehatan yang ditemukan.

c. Agar masyarakat mendapatkan dan merencanakan bersama dalam menentukan

dan melakukan intervensi pemecahan masalah misalnya penyuluhan, gotong

royong, pembuatan surat edara jumat bersih, pembuatan pupuk takakura dan

pupuk bokashi, pemilahan sampah, dan lain sebagainya.

2. Perencanaan Kegiatan MMD

a. Susunan Tata Cara Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )

1) Tahap Persiapan
Kepanitiaan dari Musyawarah Masyarakat Desa

2) Persiapan Tempat

Kantor Kepala Desa Pulau Rumput

3) Persiapan Undangan

Undangan dibuat oleh mahasiswa PBL dan di ketahui oleh Kepala Desa Pulau

Rumput dan ditujukan kepada Perwakilan Kecamatan Gunung Toar, Kepala

Puskesmas Kecamatan Gunung Toar, Kepala Desa Pulau Rumput, Ketua BPD,

Ketua LPM, Kepala Dusun, Ketua RW, Ketua RT, Kader, Tokoh Masyarakat,

Tokoh Agama, dan Pemuda.

4) Tahap Pelaksanaan

Tanggal : Senin, 17 Oktober 2022

Waktu Pelaksanaan : 10.00 WIB – selesai

5) Tata Tertib Acara MMD

a) Pembukaan

b) Kata sambutan dari ketua pelaksana MMD

c) Kata sambutan dari Kepala Puskesmas Kecamatan Gunung Toar

d) Kata sambutan dari Kepala Desa Pulau Rumput

e) Penyampaian hasil pendataan kuesioner kesehatan keluarga

f) Penyampaian mapping wilayah Desa Pulau Rumput

g) Penjelasan tata cara pelaksanaan menentukan prioritas masalah

h) Penentuan prioritas masalah

i) Diskusi alternatif dan solusi pemecahan masalah

j) Do’a

k) Penutup

b. Kegiatan MMD
1) Penyaji menyampaikan hasil pengolahan data melalui kuesioner yang telah

dilakukan oleh kelompok PBL, hasil pengolahan data ini merupakan masalah

– masalah kesehatan yang diperoleh setelah dilakukan analisa data dalam

bentuk persentase. Permasalahan yang ditemukan di Desa Pulau Rumput

Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022 adalah :

a) Sampah yang Dibakar

b) Makan Sayur dan Buah

c) Anggota Keluarga yang Merokok

d) Imunisasi

2) Setelah dilakukannya penyajian hasil dari kuesioner pendataan kesehatan

keluarga, moderator menanyakan kepada para pemangku kepentingan dan

diberikan arahan untuk memberikan range yang berbeda-beda dari setiap

identifikasi masalah. Range yang diberikan 1 sampai 5 berdasarkan seberapa

penting masalah tersebut untuk menjadi prioritas.

3) Pada saat pelaksanaan MMD, ada 5 pemangku kepentingan yang diberikan

kesempatan untuk memberikan range terhadap identifikasi masalah yang ada.

Selanjutnya range yang diberikan pada masing-masing masalah dijumlahkan

untuk mendapatkan nilai tertinggi. Lalu didapatkan nilai tertinggi yakni 25

untuk masalah sampah yang dibakar, maka dapat disimpulkan bahwa yang

menjadi prioritas masalah adalah sampah yang dibakar. Selanjutnya

kelompok meminta bantuan perangkat desa untuk menentukan intervensi

mengenai masalah pengolahan sampah dengan menggunakan metode USG.

Hasil penetapan prioritas masalah dapat dilihat pada tabel.

Tabel 43
Range Prioritas Masalah

No. Masalah Jumlah


1. Pengolahan Sampah 25
2. Mengkonsumsi Buah dan Sayur 18
3. Anggota Keluarga yang Merokok 10
4. Imunisasi 10

D. Analisa Penyebab Masalah

Penetapan prioritas masalah di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar

Tahun 2022, didapatkan 1 masalah yaitu tentang sampah yang dibakar. Masalah ini

diperkirakan terjadi karena beberapa faktor, yaitu

1. Manusia

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap lingkungan, pengetahuan

mengenai dampak asap dari membakar sampah dan akan pentingnya menjaga

kesehatan lingkungan masyarakat yang menjadi faktor penentu.

b. Sulitnya perubahan perilaku dari masyarakat yang masih sering membakar

sampah dikarenakan itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat desa .

c. Pihak Puskesmas Kecamatan Gunung Toar tidak memiliki ahli dalam bidang

kesehatan lingkungan untuk mengurangi ataupun menghilangkan kebiasaan

masyarakat dalam melakukan pengolahan sampah dengan cara dibakar

2. Biaya

Kurangnya anggaran dana, anggaran dana untuk pelaksanaan program

pembuatan tempat sampah belum memadai. Hal ini menyebabkan banyak kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan program belum berjalan dengan optimal.

3. Media

Kurangnya media informasi, himbauan untuk menjaga kebersihan lingkungan

kurang dilakukan oleh perangkat desa setempat. Media promosi tentang kebersihan

lingkungan dari perangkat desa seperti brosur, spanduk, leaflet juga belum ada

ditemukan.
4. Metode

Kurangnya penyuluhan tentang kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan

mengenai kesehatan lingkungan khususnya pengolahan sampah masih kurang

dilakukan oleh masyarakat setempat, kurangnya penyuluhan kesehatan merupakan

salah satu penghambat dalam pemberian informasi.

5. Material

Tidak adanya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan

Akhir (TPA), merupakan salah satu faktor yang menjadikan pengolahan sampah

secara dibakar. Tidak masuknya transportasi berupa mobil pengangkut sampah juga

menjadi salah satu faktor masyarakat masih mengolah sampah dengan cara di bakar.

Analisis penyebab masalah pengolahan sampah di Desa Pulau Rumput

Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022 dapat tergambarkan dalam Fish Bone berikut

ini.

PENYEBAB EFEK

Perilaku
Membakar
Sampah

Sulitnya
Manusia Sarana
perubahan
perilaku dari Kurangnya
masyarakat pengetahuan Tidak adanya
masyarakat tentang mobil pengangkut
dampak asap dari sampah yang
pembakaran sampah masuk ke desa

Tidak ada dari pihak


puskesmas yang ahli di
bidang kesehatan Metode
lingkungan

Biaya Kurangnya penyuluhan


tentang dampak asap
dari pembakaran
sampah
Kurangnya
anggaran dana
untuk pelaksanaan
pembuatan TPS Media

Kurangnya
media seperti
leaflet dan
poster sebagai
informasi
kesehatan

Gambar 8
Diagram Fishbone Permasalahan Sampah

E. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Untuk alternatif dan pemecahan masalah yang ada maka perlu rumusan program

intervensi untuk menyelesaikan masalah kesehatan, yaitu :

Tabel 44
Alternatif Pemecahan Masalah

Masalah Penyebab Alternatif Penyelesaian Masalah


Masalah
Perilaku 1. Kurangnya Melakukan advokasi kepada pemegang
Membakar pengetahuan kekuasaan di desa tersebut seperti kepala
Sampah masyarakat desa dalam upaya mengurangi polusi udara
(96,5%) mengenai dan mengurangi membakar sampah.
dampak dari Memberikan informasi dengan penyuluhan
pembakaran kepada masyarakat mengenai dampak dari
sampah yang membakar sampah.
dilakukan Bekerja sama dengan pihak puskesmas
terus menerus untuk meningkatkan partisipasi kader dan
dan dalam masyarakat agar mampu mengolah sampah
jumlah yang
banyak
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat
2. Sulitnya mengenai dampak membakar sampah dan
perubahan memberikan solusi agar masyarakat tidak
perilaku dari membakar sampah.
masyarakat
Melakukan gotong royong setiap dusun
3. Kurangnya Melakukan pembuatan pupuk lindi dan
penyuluhan Ecobrick untuk mengurangi populasi
kesehatan sampah yang ada.
mengenai Melakukan pemilahan sampah
dampak
membakar
sampah.

4. Tidak
terdapatnya
sarana dan
prasarana
pengangkut
sampah yang
masuk ke
desa.

F. Intervensi

Kegiatan intervensi merupakan salah satu aplikasi dari hasil pemecahan masalah

yang telah dihasilkan dari MMD yang berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan di

Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar. Adapun intervensi yang dilakukan oleh

kelompok mengenai pengolahan sampah dalam kegiatan PBL adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Intervensi Sampah yang Dibakar

a. Pelatihan Kegiatan Pembuatan Pupuk lindi dan Pembuatan Ecobrick

Hari/Tanggal : Senin, 24 Oktober 2022

Waktu : 20. 00 WIB

Tempat : Posko Kelompok 9

Sasaran : Masyarakat Desa Pulau Rumput

Media :

Peserta : 25 Orang

Proses Kegiatan : Mahasiswa PBL melaksanakan

pemberdayaan masyarakat dengan

memberikan informasi mengenai


manfaat dari pembuatan pupuk dan

melakukan pembuatan pupuk Lindi

bersama Perwakilan Masyarakat di Desa Pulau

Rumput

b. Pemilahan Sampah

Hari/Tanggal : Senin, 24 Oktober 2022

Waktu : 10. 00 WIB

Tempat : Posko Kelompok 9

Sasaran : Masyarakat

Media : Karung, Sampah Organik

dan Anorganik

Peserta : 25 Orang

Proses Kegiatan : Mahasiswa PBL melaksanakan

pemberdayaan masyarakat kepada ibu

– ibu PKK dan aparatur desa dengan

melakukan pemilihan sampah organik

dan an organik serta memberikan

informasi kegunaan dari memilah

sampah

2. Kegiatan di Luar Intervensi Pengolahan Sampah

a. Penyuluhan tentang Jajanan Sehat

Hari/Tanggal : Selasa, 01 Oktober 2022

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : SDN 008 Desa Pulau Rumput


Sasaran : Siswa/i SDN 008 Pulau Rumput

Media : Laptop, Kamera, Infokus

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Peserta : 115 Orang

Kegiatan : Mahasiswa PBL menyampaikan

materi tentang Jajanan Sehat

. Mahasiswa menjelaskan kepada

siswa/i dan memberikan pertanyaan

post test setelah melakukan

penyuluhan

Pemateri :Rani Br.Siringo Ringo & Trimbi Febri Sapta Putri

b. Penyuluhan tentang Stunting

Hari/Tanggal : Senin,10 Oktober 2022

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : POSYANDU Desa Pulau Rumput

Sasaran : Ibu - ibu di Desa Pulau Rumput

Media : Laptop

Metode : Ceramah dan Diskusi


Peserta : 30 Orang
Kegiatan : Mahasiswa PBL menyampaikan

materi tentang Stunting serta memberikan

pertanyaan

post test setelah melakukan

penyuluhan

Pemateri : Rahmah Sahkira & Intan Sekar Sari

c. Penyuluhan tentang PHBS


Hari/Tanggal : Senin, 10 Oktober 2022

Tempat : POSYANDU

Waktu : 10.00 WIB

Sasaran : ibu – ibu Desa Pulau Rumput

Media : Laptop

Metode : Ceramah dan Diskusi

Peserta : 30 Orang

Kegiatan : Mahasiswa PBL menyampaikan

materi tentang PHBS dan mahasiswa

melakukan

diskusi serta memberikan pertanyaan

post test setelah melakukan

penyuluhan

Pemateri : Amabel Adelina Br. Siahaan & Rani Br

Siringo ringo

d. Penyuluhan tentang Narkoba

Hari/Tanggal : Senin, 11 Oktober 2022

Tempat : SMPN 1 Gunung Toar

Waktu : 10.00 WIB

Sasaran : Siswa SMP Kelas 3

Media : Laptop dan Infokus

Metode : ceramah dan diskusi

Peserta : 15 Orang

Kegiatan : Mahasiswa PBL menyampaikan

materi tentang narkoba dan


mahasiswa memberikan pertanyaan

post test setelah melakukan

penyuluhan

Pemateri : Dedi Ariadi & Trimbi Febri Sapta Putri

G. Rencana Anggaran Biaya

Biaya yang diperlukan selama kegiatan PBL untuk kegiatan intervensi pengolahan

sampah di Desa Pulau Rumput sebagai berikut:

1. Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )

Untuk kegiatan MMD biaya yang dikeluarkan Rp. 190.000,- Dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 45
Rencana Anggaran Biaya ( RAB )

No Jenis Pengeluaran Biaya ( Rp )


1. Aqua + Tisu Rp. 42.000,-
2. Snack Rp. 100.000,-
3. Spanduk Rp. 48.000,-
Rp. 190.000,-

Total

2. Penyuluhan Kesehatan

Pada pelaksanaan PBL di Desa Pulau Rumput kami melakukan 4 kali penyuluhan,

biaya yang dikeluarkan Rp. 925.000,-

Tabel 46
Laporan Anggaran Biaya Penyuluhan

No Jenis Pengeluaran Biaya ( Rp )


1. Spanduk Rp.48.000,-
2. Doorprize Rp. 24.000,-
3. Roti dan Air Minum Rp. 150.000,-
Total Rp. 222.000,-

3. Intervensi

Tabel 47
Laporan Anggaran Biaya Intervensi
“Pembuatan Pupuk lindi dan Ecobrick”
No Jenis Pengeluaran Biaya ( Rp )
1. Keran Air Rp. 20.000,-
2. Lem Rp.5000,-
3. Ember Rp. 20.000,-
H. 4. Keranjang Rp. 35.000,-
5. Gula Pasir Rp. 5.000
6. lakban Rp. 20.000,-
Total Rp. 105.000,-

Monitoring dan Evaluasi

1. Monitoring

Monitoring adalah pengawasan terhadap intervensi yang telah dilakukan agar

kegiatan yang dilakukan dapat berjalan seperti yang direncanakan dan mampu

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Program intervensi yang kelompok lakukan

adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai bahaya asap dari sisa pembakaran

oleh sampah, gotong royong bersama masyarakat dan aparatur dessa, melakukan

pembuatan pupuk lindi, pemilahan sampah, dan pembentukan kader untuk

pengolahan sampah. Monitoring ini dilakukan 1 minggu setelah dilakukan intervensi

dan kegiatan intervensi yang kami lakukan mulai berhasil karena masyarakat sangat

antusias saat dilakukannya penyuluhan, pembuatan pupuk dan pembentukan kader

untuk pengolahan sampah.

2. Evaluasi

Adapun evaluasi dari kegiatan intervensi yang dilakukan kelompok selama PBL

(Pengalaman Belajar Lapangan), yaitu:

a. Input; masyarakat yang pada mulanya kurang kesadaran dan

pengetahuan terhadap bahaya yang diakibatkan oleh sampah dan terhadap

kesehatan lingkungan. Setelah dilakukannya penyuluhan dan sosialisasi mengenai

pengolahan sampah, masyarakat mulai mengetahui bahwa kesehatan lingkungan

itu penting terlihat dari partisipasi masyarakat yaitu adanya keantusiasan dan
feedback berupa pertanyaan dan saran – saran dari masyarakat saat melakukan

penyuluhan dan pembuatan pupuk

b. Proses; partisipasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan lingkungan

cendrung meningkat, dapat dilihat pada saat dilakukannya hari jumat bersih

masyarakat sudah meningkat pengetahuan nya kemudian perilaku juga sudah

mulai meningkat, ini dilihat dari keantusiasan dan bersemangat serta mulai

menerapkan pengolahan sampah saat melakukan gotong royong setiap jumat

c. Outcome; sudah meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemauan,dan

kemampuan masyarakat dalam melakukan pengolahan sampah yaitu dari kegiatan

intervensi berupa pembuatan pupuk dengan metode takakura dan pemilahan

sampah didapatkan outcome masyarakat sangat ingin dan mampu melakukan

serta perilaku sudah berubah. Kemudian masyarakat sudah dapat melakukan

pembuatan pupuk untuk mengurangi sampah dan memisahkan sampah antara

organik dan anorganik.


BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pembahasan dari Masalah Kesehatan yang Ditemukan


Pembahasan ini mengenai program kesehatan dan beberapa masalah kesehatan
yang menjadi prioritas masalah di lokasi Pengalaman Belajar Lapangan (PBL). Untuk
meningkatkan kualitas suatu program kesehatan, diperlukan metode yang tepat agar
program tersebut dapat dilaksanakan secara menyeluruh (komprehensif dan holistik).
Pada kegiatan PBL ini kelompok mencoba menerapkan tahap-tahap pemecahan
masalah untuk mengatasi beberapa permasalahan kesehatan di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar. Kami menerapkan pemecahan masalah di mulai dengan
menganalisis situasi, pengumpulan data, analisa data, mengidentifikasi masalah,
selanjutnya menentukan prioritas masalah, menetapkan alternatif pemecahan masalah,
melaksanakan intervensi, mengevaluasi dan memonitoring intervensi. Tahap tersebut
dilaksanakan secara berurutan (sistematis) dan setiap langkah yang dilakukan
memiliki manfaat untuk masyarakat. Permasalahan kesehatan yang dilakukan
kelompok adalah masalah sampah yang dibakar di desa pulau rumput.

1. Pengertian Sampah
Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah
juga dapat dikatakan sebagai bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan
lagi dan dibuang. Secara garis besar sampah dapat dikelompokkan menurut sifatnya
menjadi tiga, yaitu:
1) Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan penyusun
tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses
alami.Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, contohnya:
sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
2) Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan
tambang, atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam. Dapat dibagi
lagi menjadi:
a. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
b. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-
lain.

2. Sumber-sumber Sampah

Sampah yang dikelola oleh pemerintah kota di Indonesia sering dikategorikan


dalam beberapa kelompok, yaitu (Damanhuri, 2010):

a. Sampah dari rumah tinggal: merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan
atau lingkungan rumah tangga atau sering disebut dengan istilah sampah domestik.
Dari kelompok sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa sisa makanan, plastik,
kertas, karton, kain, kayu, kaca, daun, logam dan kadangkadang sampah berukuran
besar seperti dahan pohon. Praktis tidak terdapat sampah yang biasa dijumpai di
negara industri seperti mebel, TV bekas, kasur dll. Kelompok ini dapat meliputi
rumah tinggal yang di tempati oleh sebuah keluarga, atau sekelompok rumah yang
berada dalam suatu kawasan pemukiman, maupun 7 unit rumah tinggal yang berupa
rumah susun. Dari rumah tinggal tinggal juga dapat dihasilkan sampah golongan B3
(bahan berbahaya dan beracun), seperti misalnya baterei, lampu TL, sisa obat-obatan,
oli bekas, dll.

b. Sampah dari daerah komersial : sumber sampah dari kelompok ini berasal dari
pertokoan, pusat perdagangan, pasar, hotel, perkantoran, dll. Dari sumber ini
umumnya dihasilkan sampah berupa kertas, plastik, kayu, kaca, logam dan juga sisa
makanan. Khusus dari pasar tradisional banyak dihasilkan sisa sayur, buah, makanan
yang mudah membusuk. Secara umum sampah dari sumber ini adalah mirip dengan
sampah domestik tetapi dengan komposisi yang berbeda.

c. Sampah dari perkantoran/institusi : sumber sampah dari kelompok ini meliputi


perkantoran, sekolah, rumah sakit, lembaga pemasyrakatan dll.

d. Sampah dari jalanan/ taman dan tempat umum : sumber dari sampah ini dapat
berasal dari jalan kota, tempat parkir, tempat rekreasi, saluran drainase kota dll. Dari
daerah ini umumnya di hasilkan sampah berupa daun/dahan pohon, pasir/lumpur,
sampah umum seperti plastik, kertas dan lain-lain.
e. Sampah dari industri dan rumah sakit yang sejenis dengan sampah kota :
kegiatan umum dari industri dan rumah sakit tetap menghasilkan sampah sejenis
sampah domestik, seperti sisa makanan, kertas, plastik dan lain-lain. Yang perlu
mendapat perhatian adalah, bagaimana sampah yang tidak sejenis sampah kota
tersebut tidak masuk dalam sistem pengelolaan sampah kota.

1. Pengertian Pupuk Lindi

Air lindi didefinisikan sebagai suatu cairan yang dihasilkan dari pemaparan air
hujan pada timbunan sampah. Dalam kehidupan sehari-hari air lindi ini dapat
dianalogikan seperti seduhan air teh. Air lindi membawa materi tersuspensi dan
terlarut yang merupakan produk degradasi sampah. Komposisi air lindi dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti jenis sampah terdeposit, jumlah curah di daerah tersebut.
Air lindi pada umumnya mengandung senyawa- senyawa organik (Hidrokarbon,
Asam Humat, Sulfat, Tanat dan Galat) dan anorganik (Natrium, Kalium, Kalsium,
Magnesium, Khlor, Sulfat, Fosfat, Fenol, Nitrogen dan senyawa logam berat) yang
tinggi. Konsentrasi dari komponen-komponen tersebut dalam air lindi bisa mencapai
1000 sampai 5000 kali lebih tinggi dari pada konsentrasi dalam air tanah (Maramis,
2008).

Cairan pekat tersebut dapat berbahaya terhadap lingkungan dikenal dengan istlah
leacheat atau air lindi. Cairan ini berasal dari proses perkolasi/percampuran
(umumnya dari air hujan yang masuk kedalam tumpukan sampah), sehingga bahan-
bahan terlarut dari sampah akan terekstraksi atau berbaur. Cairan ini harus diolah dari
suatu unit pengolahan aerobik atau anaerobik sebelum dibuang ke lingkungan.
Tingginya kadar COD dan ammonia pada air lindi (bisa mencapai ribuan mg/L),
sehingga pengolahan air lindi tidak boleh dilakukan sembarangan (Machdar, I, 2008).

Menurut Soemirat, (1996), Leachate adalah larutan yang terjadi akibat


bercampurnya air limpasan hujan (baik melalui proses infiltrasi maupun proses
perkolasi) dengan sampah yang telah membusuk dan mengandung zat tersuspensi
yang sangat halus serta mikroba patogen. Leachate dapat menyebabkan kontaminasi
yang potensial baik bagi air permukaan maupun air tanah. Hal ini diakibatkan karena
kandungan BOD yang tinggi yaitu sekitar 3.500 mg/L.
2. Manfaat Pupuk Lindi

Ternyata, seperti halnya sampah, lindi bisa dimanfaatkan. Apalagi mengingat


jumlah lindi yang dihasilkan dari tumpukan sampah yang dihasilkan sangat banyak.

a) Dimanfaatkan Sebagai Biogas Lindi mengandung senyawa organik terutama


senyawa karbon sehingga potensial menjadi bahan baku pembuatan biogas.
Resirkulasi lindi dapat meningkatkan laju dekomposisi kandungan organik menjadi
biogas hingga 70 %.

b) Dimanfaatkan untuk Pupuk Cair Pupuk organik merupakan produk pupuk


ramah lingkungan. Lindi banyak mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman,
diantaranya organik Nitrogen (10-600 mg/lt), Amonium Nitrogen (10-800 mg/lt),
Nitrat (5-40 mg/lt), Fosfor Total (1-70 mg/lt), Total besi (50-600 mg/lt).

3. Karakteristik Pupuk Lindi

Karakter air lindi atau sangat bervariasi tergantung dari prosesproses yang terjadi
di dalam landfill, yang meliputi proses fisik, kimia dan biologis. Sedangkan faktor-
faktor yang mempengaruhi proses yang terjadi di landfill antara lain: jenis sampah,
lokasi landfill, hidrogeologi dan sistem pengoperasian, faktor tersebut sangat
bervariasi pada suatu tempat pembuangan yang satu dengan yang lainnya, begitu pula
aktivitas biologis serta proses yang terjadi pada timbunan sampah baik secara aerob
maupun anaerob.

Dengan adanya hal tersebut maka akan mempengaruhi pula produk yang
dihasilkan akibat proses dekomposisi seperti kualitas dan kuantitas air lindi serta gas,
sebagai contoh bila suatu TPS banyak menimbun sampah jenis organik maka karakter
air lindi yang dihasilkan akan mengandung zat organik tinggi, yang disertai bau.

Dari berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik air lindi,
pada umumnya hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa parameter air lindi yaitu
mengandung BOD, COD jauh lebih besar daripada air buangan.Air lindi yang berasal
dari timbunan sampah yang masih baru, biasanya ditandai oleh kandungan asam
lemak volatile dan rasio BOD dan COD yang tinggi, sementara air lindi dari timbunan
sampah yang lama akan mengandung BOD, COD dan konsentrasi pencemar yang
lebih rendah. Hal ini disebabkan karena dari timbunan sampah yang masih baru,
biodegradasi umumnya berlangsung cepat yang ditandai dengan kenaikan produksi
asam dan penurunan pH air lindi yang mengakibatkan kemampuan pelarutan bahan-
bahan pada sampah oleh air menjadi tinggi. Perbandingan BOD dengan COD pada
timbunan sampah yang masih baru akan berkisar 0,4 % sampai 0,8 %, nilai akan lebih
besar pada fase methanogenesis. Degradasi material sampah di landfill disebabkan
karena proses biologi. Perubahan secara fisik dan kimiawi dan juga produksi air lindi
dan produksi gas berhubungan langsung dengan aktivitas biologis di dalam landfill.

Air lindi dapat digolongkan sebagai senyawa yang sulit didegradasi, karena
mengandung bahan-bahan polimer (makro molekul) dan bahan organik sintetik
(Suprihatin 2002 in Sulinda, 2004). Pada umumnya air lindi memiliki nilai rasio
BOD5/COD sangat rendah ((<0,4). Nilai rasio yang sangat rendah ini
mengindikasikan bahwa bahan organik yang terdapat dalam air lindi bersifat sulit
untuk didegradasi secara biologis. Angka perbandingan yang semakin rendah
mengindikasikan bahan organic sangat sulit terurai (Alaerts dan Santika, 1984).
Komposisi air lindi sangat bervariasi karena proses pembentukannya dipengaruhi oleh
karakteristik sampah (organik- anorganik), mudah tidaknya penguraian (larut-tidak
larut), kondisi tumpukan sampah (suhu, pH, kelembaban,umur), karakteristik sumber
air (kuantitas dan kualitas air yang dipengaruhi iklim dan hidrogeologi), komposisi
tanah penutup, ketersediaan nutrien dan mikroba, dan kehadiran in hibitor (Diana,
1992). Selain itu Sulinda (2004) menyatakan bahwa proses penguraian bahan organik
menjadi komponen yang lebih sederhana oleh mikroorganisme aerobik dan anaerobik
pada lokasi pembuangan sampah dapat menjadi penyebab terbentuknya gas dan air
lindi.

Sebagian besar limbah yang dibuang pada lokasi pembuangan sampah adalah
padatan. Limbah tersebut berasal dari berbagai sumber yang berbeda dengan tipe
limbah yang berbeda pula, sehingga setiap air lindi memiliki karakteristik tertentu
(Pohland da n Harper, 1985).

Adapun penyebab masalah berdasarkan diagram fishbone dapat dilihat dari segi:

1. Manusia (Man)
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan sampah dan manfaat
sampah.
b. Sikap masyarakat yang tidak peduli terhadap sampah.
c. Kurangnya peran petugas kesehatan dalam penyampaian informasi mengenai
pentingnya pengolahan sampah.

2. Biaya
a. Kurangnya anggaran dana dalam pengolahan sampah.

3. Media
a. Dilihat dari segi media tidak adanya TPA (tempat pembuangan akhir) yang baik dan
berstandar kesehatan.

4. Metode
a. Tidak adanya penjelasan tentang pengolahan sampah.

5. Lingkungan
a. Tidak tersedia tempat pembuangan sampah.
b. Kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai atau di bakar.

Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) ini adalah sebagai upaya untuk
memberikan pemahaman masyarakat tentang pengolahan sampah dan manfaat dari
pengolahan sampah yang benar. Hal- hal yang dilakukan dalam kegiatan-kegiatan tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang pengolahan sampah rumah tangga, organic dan an


organic.
2. Mencontohkan pembuatan pupuk lindi dari sampah rumah tangga kepada warga Pulau
Rumput.

Kelompok menyadari bahwa kegiatan dan upaya-upaya yang dilakukan selama


Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) belum mampu mengatasi sepenuhnya masalah
kesehatan tentang pengolahan sampah dan belum memenuhi kriteria kesehatan. Karena tidak
mungkin dalam waktu singkat semua warga Pulau Rumput akan menerapkan cara
pengolahan sampah. Ancaman kesehatan akan selalu ada, untuk itu perlu dilakukan upaya
preventif, promotif dan penanggulangan yang tepat agar berbagai macam ancaman kesehatan
tersebut tidak menimbulkan bahaya kesehatan bagi masyarakat Pulau Rumput.

B. Pembahasan Intervensi

Dalam pembahasan intervensi mengenai Pupuk lindi kelompok menggunakan


pendekatan Plan, Do, Check, Act (PDCA) dimana hasilnya sebagai berikut :

1. Plan (Perencanaan)

Plan adalah membuat rencana dalam penentuan intervensi seperti jadwal


intervensi, biaya, tempat, jenis intervensi dan lain-lain. Planning dalam melakukan
intervensi pengolahan pupuk lindi yang kami lakukan berupa :

a. Memberikan informasi kesehatan dan mengubah pola fikir serta menambah


pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengolahan
sampah.
b. Mencontohkan cara pengolahan sampah rumah tangga, organic dan an
organic.
2. Do (Pelaksanaan)

Pada tahap Do kelompok mengimplementasikan atau melakukan semua yang


telah direncanakan pada tahap Plan termasuk menjalankan prosesnya seperti
melakukan intervensinya pada waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh
kelompok. Setelah melakukan perencanaan, kelompok mulai melakukan intervensi
seperti menyampaikan informasi tentang pengolahan sampah menjadi pupuk lindi
yang dilakukan di Posko PBL hari Senin, 24 Oktober 2022 pukul 20.00 WIB s/d
Selesai, mencontohkan pembuatan pupuk lindi kepada masyarakatndan ekobrik
kepada masyarakat Pulau Rumput.

3. Check (Pemeriksaan)
Check merupakan serangkaian kegiatan terdiri dari memeriksa, memonitor,
mengecek, mengukur, mengevaluasi dan mengoreksi intervensi apakah hasil yang
terjadi sesuai dengan yang direncanakan. Kelompok melakukan pemeriksaan ditahap
Check ini apakah ada perubahan yang telah kami intervensikan kepada masyarakat
baik sebelum dan sesudah intervensi. Setelah kami membuat perencanaan intervensi
dan melaksanakan intervensi, maka seluruh perencanaan intervensi yang kami buat
terlaksana dengan baik. Waktu dan tempat dilaksanakannya intervensi sesuai dengan
perencanaan sebelumnya, sehingga intervensi dapat terlaksana seluruhnya.
Setelah intervensi dilakukan, kemudian kelompok melakukan pengecekan
ulang untuk melihat berapa besar perubahan yang terjadi di Masyarakat. Dari hasil
pemeriksaan, kelompok dapat menyimpulkan bahwa dari tingkat pengetahuan, sikap
dan tindakan Masyarakat jadi lebih baik dari pada sebelum dilakukan intervensi.
Hal ini dapat dibuktikan pada saat kelompok terjun langsung ke lapangan
untuk melihat perubahan perilaku masyarakat. Dari hasil yang diamati didapatkan
perubahan perilaku berupa masyarakat sudah mengetahui pentingnya pengolahan
sampah yang baik dan benar.

4. Act (Tindakan)

Pada tahap akhir Act, kelompok menindak lanjuti hasil untuk membuat
perbaikan yang diperlukan seperti lebih memberikan informasi mengenai pentingnya
pengolahan sampah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Selama kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)


berlangsung selama kurang lebih 1 bulan di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi, maka dapat
disimpulkan :

1. Kelompok dapat mengumpulkan dan menganalisa data dasar


(baseline data) dalam mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat di Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar.
2. Kelompok dapat menentukan identifikasi masalah yaitu mengenai
sampah yang dibakar, perilaku makan sayur dan buah, merokok,
dan Imunisasi berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data.
3. Kelompok dapat menentukan prioritas masalah berupa sampah
yang dibakar yang melibatkan masyarakat melalui hasil
kesepakatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Desa Pulau
Rumput Kecamatan Gunung Toar Kuantan Singingi.
4. Kelompok dapat mencari alternatif pemecahan masalah dari
prioritas masalah berupa penyuluhan dan sosialisasi mengenai
sampah yang di bakar sampah, mengikut sertakan masyarakat
dalam kegiatan menanggulangi permasalahan sampah dengan cara
pembuatan pupuk lindi dan aecobrick diadakan nya hari senin,
5. Kelompok dapat memonitoring dan mengevaluasi kegiatan
intervensi yang dilakukan, setelah dilakukan intervensi didapatkan
perubahan kebiasaan masyarakat terhadap pengolahan sampah yang
dibakar menjadi menciptakan masyarakat untuk mengolah dan
memilah sampah agar tercipta lingkungan yang asri.
B. Saran
Bagi Perangkat Desa Pulau Rumput
1. Diharapkan dukungan dari perangkat Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi dalam
melanjutkan program lingkungan bersih bebas dari asap
pembakaran sampah, guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
2. Diharapkan perangkat desa bisa berkerja sama dengan masyarakat
untuk mencegah permasalahan kesehatan terutama mengenai
masalah sampah.
3. Diharapkan untuk Kecamatan Gunung Toar menyiadakan sebuah
kendaraan pengangkut sampah di Pulau Rumput agar mengurangi
pembakaran sampah dikalangan masyarakat Pulau Rumput.
4. Diharapkan kepada ibu – ibu PKK untuk menjadi Kader pengolah
sampah, agar sampah yang dibakar dapat diganti dengan cara
dikelola menggunakan prinsip 3R (Recovery, Recyle, Reuse)
Daftar Pustaka
Lampiran 1

Kuesioner

LEMBAR ISIAN INFORMASI


KESEHATAN PENGALAMAN BELAJAR
LAPANGAN (PBL) MAHASISWA/I
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN
MASYARAKAT STIKes HANGTUAH
PEKANBARU DI KOTA PEKANBARU
T.A 2021/2022

I. GAMBARAN SITUASI
(Diisi untuk lingkup Desa dan sumber data sekunder)

A. Geografis:
 Nama Desa :
 Jumlah RT/RW :
 Luas Wilayah :
 Batas-batas Wilayah :

B. Demografis
 Jumlah Penduduk :
 Jumlah KK (Kepala Keluarga) :
 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin :
 Distribusi Umur Penduduk
 0-12 bulan :
 >12 bulan – 5 tahun :
 6 tahun – 9 tahun :
 10 tahun – 19 tahun :
 20 tahun – 35 tahun :
 36 tahun – 54 tahun :
 55 tahun – 70 tahun :
 >70 tahun :
 Distribusi Pendidikan Penduduk
 Belum Sekolah :
 Tidak Sekolah :
 SD – SMP :
 SMA :
 Perguruan Tinggi :
 Distribusi Pekerjaan Penduduk
 Tidak Bekerja :
 PNS :
 Swasta
 Wiraswasta :
 Petani :
 Rata-rata Penghasilan Keluarga
 < UMR/ UMK :
 ≥ UMR/ UMK :
C. Fasilitas Umum Yang Ada

NO DATA DASAR ADA/JUMLAH TIDAK KETERANGAN


ADA
1 PUSKESMAS
a. Nama Puskesms
2 PUSTU
a. Nama Pustu
b. Petugas
 Bidan
 Perawat
 Mantri
3 POSYANDU
a. Strata posyandu
 Pratama
 Madya
 Purnama
 Mandiri
b. Keaktifan pustu
 Aktif
 Tidak aktif
4 POSKESDES
a. Keaktifan poskesdes
 Aktif
 Tidak aktif
5 DESA SIAGA
a. Nama Desa
6 PRAKTEK SWASTA
a. Dokter spesialis
b. Dokter umum
c. Bidan
7 KADER POSYANDU
a. Jumlah Kader
b. Keaktifan Kader
 Aktif
 Tidak aktif
8 DUKUN
 Pengobatan alternatif
 Dukun melahirkan
9 FASILITAS PENDIDIKAN
a. SD/SEDERAJAT
b. SMP/SEDERAJAT
c. SMA/SEDERAJAT
10 UNIVERSITAS/SEDERAJAT
 Kesehatan
 Non kesehatan
D. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi Puskesmas :
2. Struktur Organisasi Desa :

E. Ketenagaan
1. Komposisi tenaga kesehatan di Puskesmas :
2. Komposisi tenaga kesehatan di Desa :
F. Sumber dana untuk pelaksanaan kegiatan
1. Di Puskesmas (misal : dana dari APBD, Jamkesmas, Askeskin)
2. Di Desa

G. Status Kesehatan
1. Kejadian COVID-19
2. Pencapaian
Kegiatan
Program KIA
a. Cakupan Antenatal K1 dan
K4
b. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
c. Cakupan neonatus
d. Cakupan Pelayanan bayi dan balita
e. Cakupan ASI Ekslusif
f. Cakupan Peserta KB aktif
g. Cakupan Imunisasi
3. Angka kematian maternal, bayi dan balita
4. Pencapaian Program Gizi
a. Cakupan penimbangan balita D/S
b. Pemberian Vit A pada bayi dan balita
c. Pemberian Fe ibu hamil dan ibu nifas
d. Kasus gizi buruk
5. Pencapaian kegiatan Program Kesehatan Lingkungan
a. Cakupan air bersih
b. Jamban yang diperiksa
c. Rumah yang diperiksa
d. Pengawasan TPS
e. SPAL yang memenuhi syarat kesehatan
6. Sepuluh (10) penyakit tertinggi di Puskesmas
II. KUESIONER PENDATAAN KESEHATAN KELUARGA
(Sumber Data Primer)

1. DATA UMUM
A. Identitas KK
1. Nama KK

2. Jenis Kelamin
a. Perempuan
b. Laki – laki

3. Umur

4. Pendidikan
a. Belum sekolah
b. Tidak sekolah
c. SD – SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi

5. Pekerjaan
a. PNS/ABRI
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
d. Petani
e. Tidak bekerja

6. Agama
a. Islam
b. Kristen
c. Katolik
d. Budha
e. Hindu

B. Identitas Anggota Anggota Keluarga (AK)


Keluarga
AK 1 AK 2 AK 3 AK 4 AK 5
1. Umur
a. 0-12 bulan
b. >12 bln – 5 thn
c. 6 thn – 9 thn
d. 10 thn – 19 thn
e. 20 thn – 35 thn
f. 36 thn – 54 thn
g. 55 thn – 70 thn
h. 70 tahun

2. Jenis Kelamin

3. Agama

4. Pendidikan

5. Pekerjaan

2. DATA KESEHATAN TERKAIT COVID-19

A. Rapid Test KK AK 1 AK 2 AK 3 AK 4 AK 5
1. Pernah melakukan Rapid Test :
a. Pernah
b. Tidak Pernah (tidak
melanjutkan pertanyaan)
2. Rapid Test dilakukan secara :
a. Massal
b. Mandiri
3. Hasil Rapid Test :
a. Reaktif
b. Tidak Reaktif
B. PCR atau Swab Test KK AK 1 AK 2 AK 3 AK 4 AK 5
1. Pernah melakukan PCR/ Swab Test :
c. Pernah
d. Tidak pernah (tidak melanjutkan
pertanyaan)
2. PCR/ Swab Test dilakukan secara :
c. Massal
d. Mandiri
3. Hasil PCR/ Swab Test :
a. Positif
b. Negatif (tidak melanjutkan
pertanyaan)
4. Jika Positif apakah :
a. Dirawat
b. Isolasi Mandiri
5. Gejala COVID-19 :
a. Ada gejala
b. Tidak ada gejala
C. Kematian Akibat COVID-19 KK
Adakah anggota keluarga yang meninggal
akibat COVID-19 :
Ada
c. Tidak ada (tidak melanjutkan
pertanyaan)
Berapa orang anggota keluarga yang
meninggal....
Umur anggota keluarga saat meninggal....
Hubungan dengan anggota keluarga yang
meninggal....

3. DATA KESEHATAN (KIA, Lingkungan, Perilaku


Kesehatan, Kematian 3 Tahun Terakhir dan
Keturuna)

A. Data Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


A. Data Gizi Bayi K
K
1. Kelengkapan Imunisasi
a. BCG
b. DPT I
c. DPT II
d. DPT III
e. Polio I
f. Polio II
g. Polio III
h. Polio IV
i. Hepatitis I
j. Hepatitis II
k. Hepatitis III
l. CAMPAK
Cttn : crosscheck bukti fisik KMS/Buku KIA
2. Kelengkapan Imunisasi
a. Lengkap
b. Tidak lengkap
c. Belum lengkap
3. Memiliki KMS
a. Ada
b. Tidak ada
4. Alasan anak tidak di imunisasi :
a. Anak sakit
b. Kurang informasi
c. Tidak ada biaya
d. Malas
e. Jarak rumah ke fasilitas
kesehatan jauh
5. Bayi mendapatkan ASI Ekslusif 0-6
bulan
a. Ya
b. Tidak
6. Umur bayi diberikan makanan tambahan
:
a. 0-6 bulan
b. > 6 bulan
B. Data Gizi Balita K
K
1. Status gizi balita
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
Cttn : crosscheck bukti fisik KMS/Buku KIA
2. Memiliki KMS balita
a. Ada
b. Tidak ada
3. Alasan tidak memanfaatkan posyandu
a. Tempat jauh
b. Tidak ada waktu
c. Kurang informasi
C. Data Ibu Hamil K
K
1. Umur
2. Usia Kehamilan
3. Hamil yang ke
4. Tempat periksa kehamilan :
a. RS / Praktik Dokter / Klinik
b. Puskesmas
c. Posyandu
d. Bidan
e. Dukun terlatih
f. Dukun tidak terlatih
g. Tidak pernah periksa
Lanjut ke pertanyaan no.5
5. Alasan tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan ke tenaga
kesehatan :
a. Kurang informasi
b. Fasilitas kesehatan jauh
c. Tidak ada biaya
d. Dan lain-lain....
D. Data Ibu Bersalin K
K
Apakah ibu ada melahirkan 1 tahun terakhir?
Siapa penolong persalinan :
a. Dokter/Bidan
b. Dukun terlatih
c. Dukun tidak terlatih
E. Keluarga Berencana K
K
1. Apakah ibu Akseptor KB?
a. Akseptor
b. Tidak Akseptor
c. DO
2. Jika tidak, alasan tidak ikut/ DO KB :
a. Dilarang suami
b. Tidak cocok
c. Ingin punya anak
d. Hamil
e. Kepercayaan
f. Kurang informasi
g. Tidak ada biaya
3. Jika sudah, jenis kontrasepsi
yang digunakan?
a. IUD
b. Pil
c. Kondom
d. Suntik
e. Implant/susuk
f. Kontap
F. Jaminan Kesehatan dan Kebiasaan K
Berobat K
1. Kebiasaan tempat berobat keluarga
a. Rumah Sakit (RS)
b. Puskesmas/ Pustu
c. BP/BPS/Praktek dokter
d. Dukun
e. Lain-lain (sebutkan)
2. Alasan tidak berobat ke
fasilitas kesehatan
a. Pelayanan kurang bagus
b. Biaya tidak terjangkau
c. Jarak jauh
d. Lain-lain (sebutkan)
3. Jaminan kesehatan yang diperoleh :
a. Pekerja penerima upah (PNS,
TNI/Polri, PPNPN)
b. Pekerja bukan penerima upah
(BPJS Kesehatan Mandiri). Lanjut
pertanyaan no.5
c. Pekerja penerima upah
(Pegawai Swasta)
d. Penerima bantuan iuran APBN
(Jamkesmas)
e. Penerima bantuan iuran APBD
(Jamkesda)
f. Tidak ada. Lanjut pertanyaan no.4
4. Alasan tidak mendaftar Program JKN-
KIS :
a. Tidak tahu
b. Tidak mau karena isu negatif
c. Tidak mau karena belum sakit
d. Tidak mampu
5. Peserta BPJS Pekerja Bukan
Penerima Upah (PBPU) dalam proses
iurannya :
a. Lancar setiap bulannya
b. Menunggak. (lanjut pertanyaan
no.6)
6. Alasan menunggak iuran Program JKN-
KIS :
a. Tidak mampu
b. Lupa bayar
c. Sulit mencapai chanel pembayaran
d. Tidak sempat bayar
e. Tidak tahu harus bayar rutin
f. Pengalaman tidak menyenangkan
g. Peserta sudah meninggal
h. Kartu atau VA hilang
i. Tidak merasa mendaftar
7. Peserta JKN-KIS yang sudah menikah,
sudah melakukan cek skrining IVA atau
Papsmear untuk deteksi dini kanker leher
rahim :
a. Belum pernah
b. Sudah pernah
c. Tidak tahu

B. DATA KESEHATAN LINGKUNGAN


A. Rumah K
K
1. Dinding Rumah
a. Menggunakan kayu/ triplek
b. Menggunakan batu bata yang
diplester tapi tidak di cat
c. Menggunakan batu bata yang
di plester dan di cat
2. Lantai
a. Tanah
b. Papan
c. Semen/ ubin
d. Keramik
3. Ventilasi :
a. Tidak ada
b. Ada < 10% luas lantai
c. Ada > 10% luas lantai
4. Atap rumah
a. Tidak rapat, bocor
b. Rapat, bocor
c. Rapat, tidak bocor
5. Pencahayaan rumah pada siang hari
a. Cahaya matahari tidak
masuk/ sedikit yang masuk
kerumah
b. Cahaya matahari masuk kerumah
6. Kepadatan penghuni rumah. Luas
bangunan rumah/ jumlah
penghuni Syarat :
 8-9 m² untuk 1 orang dewasa
 8-9 m² untuk 2 orang usia <
5 tahun
a. Tidak sesuai (tidak memenuhi
persyaratan)
b. Sesuai (memenuhi persyaratan)
B. Sampah K
K
Jenis Pembuangan Sampah
a. Dibakar
b. Ditanam
c. Tempat sampah
d. Sembarangan
C. SPAL dan Drainase K
K
1. Sarana pembuangan air limbah
(SPAL & Drainase) :
a. Ada
b. Tidak ada
2. Keadaan SPAL
a. Terbuka dan berbau
b. Tertutup dan barbau
c. Terbuka dan tidak berbau
d. Tertutup dan tidak berbau
3. Kondisi SPAL
a. Tersumbat
b. Lancar
D. Sumber Air Minum K
K
1. Sumber air minum :
a. SPT
b. PAM
c. Sumur BOR
d. SGT
e. SGS
f. Air Hujan
g. Air Galon
2. Fisik Air yang digunakan
a. Tidak berasa, tidak berbau dan
tidak berwarna
b. Berasa, berbau dan berwarna
3. Jarak sumber air minum
dengan septi tank
a. Kurang dari 10 meter
b. Lebih dari 10 meter
E. Jamban K
K
Jenis jamban keluarga :
a. Latrin
b. Cemplung tertutup
c. Cemplung terbuka
d. Sungai
e. Kebun/ sembarang

C. DATA PERILAKU KESEHATAN


A. Perilaku Kesehatan Umum K
K
1. Menerapkan kebiasaan mencuci
tangan dengan air mengalir dan sabun :
 Sebelum minum dan makan,
 Sesudah buang air besar
 Sebelum memegang bayi
 Setelah menceboki anak
 Sebelum menyiapkan makanan
a. Ya
b. Tidak
2. Menerapkan kebiasaan menjaga
kebersihan diri sendiri dan lingkungan
a. Ya
b. Tidak
3. Memberantas jentik nyamuk (didalan
dan luar rumah) dengan cara 3M plus
yaitu :
 Menguras tempat penampungan
air, pot, tatakan kulkas/
dispenser
 Menutup tempat
penampungan air, lekukan
yang dapat menampung air
hujan
 Mengubur barang bekas
 Melakukan abatisasi
atau ikanisasi
a. Ya
a. Tidak
4. Makan sayur dan buah setiap hari
(mengkonsumsi sayur dan buah
setiap hari setiap kali makan)
a. Ya
b. Tidak
5. Melakukan aktivitas fisik setiap hari,
salah satu jenis kegiatan yang dilakukan
: Kegiatan sehari-hari
 Berjalan kaki
 Berkebun
 Bekerja ditaman
 Mencuci pakaian
 Mencuci mobil
 Mengepel lantai
 Naik turun tangga
 Membawa belanjaan.

Olahraga
 Push up
 Lan ringan
 Bermain bola
 Berenang
 Senam
 Bermain tenis
 Yoga
 Fitness
 Angkat beban/ berat

a. Ya (setiap hari melakukan


salah satu/lebih kegiatan
tersebut)
b. Tidak (tidak pernah melakukan
salah satu kegiatan tersebut setiap
hari)
6. Adakah anggota keluarga yang merokok?
a. Ada
b. Tidak ada
7. Perawatan Hewan peliharaan
 Anjing
 Kucing
 Burung
 Kelinci
 Lainnya sebutkan
a. Punya, tanpa kandang
b. Punya, ada kandang tidak
pernah dibersihkan
c. Punya, ada kandang dibersihkan
seminggu sekali
d. Punya, ada kandang dibersihkan
setiap hari
e. Tidak punya
B. Perilaku Pencegahan Penularan K
Covid-19 K
1. Menerapkan kebiasaan mencuci tangan
dengan air mengalir dan sabun sebelum
menyentuh mulut, hidung dan mata
a. Ya
b. Tidak
2. Menggunakan masker setiap
keluar rumah :
a. Ya
b. Tidak. Lanjut ke pertanyaan no.3
3. Jenis masker yang digunakan :
a. Masker Medis
b. Masker Kain
c. Masker Medis + Masker Kain
4. Menerapkan physical distancing dan
social distancing, jarak lebih dari 1 meter
a. Ya
b. Tidak
5. Menerapkan kebiasaan menutup hidung
saat batuk dan bersin
a. Ya
b. Tidak
6. Menerapkan kebiasaan menjaga
kebersihan barang yang sering
disentuh
b. Ya
c. Tidak
7. Sering melakukan kegiatan yang
berinteraksi dengan banyak
orang
a. Ya
b. Tidak
8. Status Vaksinasi Covid-19
a. Sudah Vaksin 2X
b. Belum Vaksin, sebab?
D. DATA KEMATIAN 3 TAHUN TERAKHIR
A. Kematian Ibu K
K
a. Tanggal meninggal
b. Penyebab kematian
c. Penolong persalinan
B. Kematian Bayi/ Balita K
K
a. Tanggal meninggal
b. Penyebab kematian
c. Penolong persalinan

E. KETURUNAN

1. Apakah ada anggota keluarga yang mengidap penyakit Asma, Jantung,


DM, dan Kanker
a. Tidak ada
b. Ada, sebutkan

2. Jika ada, hubungan dengan KK?

Pewawancara

................................

Lampiran 2
Dokumentasi kegiatan PBL

Lampiran 3
Berita Acara Pelaksanaan MMD

Anda mungkin juga menyukai