OLEH :
KELOMPOK 9:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang tidak
terhingga sehingga penulis dapat menyusun laporan pengabdian yang berjudul
“Pengabdian Masyarakat Melalui Penyuluhan PHBS Rumah Tangga”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syafrani, M.Si selaku rector di Universitas Hang Tuah Pekanbaru
3. Bapak Dr. Reno Renaldi SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat di Universitas Hang Tuah Pekanbaru
4. Ibu Christine Vita GP, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing Praktek belajar
lapangan (PBL) kelompok 9
5. Bapak Dasril S.E sebagai kepala desa yang telah membantu proses berjalannya
PBL di Desa Pulau Rumput Kec.Gunung Toar Kuantan Singingi
Semoga semua kebaikan yang diberikan dapat dituliskan sebagai pahala disisi
Allah SWT.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................13
A. Materi..................................................................................................13
B. SAP.......................................................................................................13
BAB IV...........................................................................................................................................15
A. HASIL...............................................................................................15
B. PEMBAHASAN..................................................................................15
BAB V............................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................16
B. Saran....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Banyak hal di bidang kesehatan telah dicapai melalui penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Namun demikian, bila digunakan sasaran strategis
Kementerian Kesehatan yang harus dicapai tahun 2014 dan target-target
Millennium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai tahun 2015 sebagai
acuan, berbagai hal yang telah dicapai tersebut kiranya masih memerlukan
peningkatan yang luar biasa. Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) telah menurun
dari 307 per 100.000 kelahiran hidup.
Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optmal tersebut di atas pada
hakikatnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan
kesehatan dan genetika. Kalangan ilmuwan umumnya berpendapat bahwa
determinan utama dari derajat kesehatan masyarakat tersebut, selain kondisi
lingkungan, adalah perilaku masyarakat. Dari hasil Riskesdas 2007 memang
diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) baru mencapai 38,7%. Oleh sebab itu, Rencana strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 mencantumkan target 70%
rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS pada tahun 2014. Persentase Rumah
tangga Ber-PHBS memang merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU)
dari Kementerian Kesehatan.
Program PHBS di Rumah Tangga merupakan upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS
di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga berperilaku hidup
bersih dan sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku hidup
4
bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga masyarakat di Desa pulau rumput
meliputi faktor predisposing (pengetahuan), enabling (observasi), dan behavior
(perilaku).
Menurut teori HL BLUM diketahui bahwa status kesehatan individu erat
kaitanya dengan perilakunya, semakin baik perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan maka maka status kesehatanya akan semakin baik. PHBS dapat
dilakukan berbagai tatanan, yaitu tatanan Tempat Kerja, Pelayanan Kesehatan,
Tempat Umum dan Tatanan Rumah Tangga.
Undang-undang 36/2009 tentang kesehatan menjelaskan mengenai
pentingnya pembangunan kesehatan dipandang sebagai investasi dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini berarti pembangunan
kesehatan sudah seharusnya dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia
dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang supaya terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa proporsi nasional
rumah tangga dengan PHBS baik adalah 32,3 persen, dengan proporsi tertinggi
pada DKI Jakarta (56,8%) dan terendah pada Papua (16,4%). Terdapat 20 dari 33
provinsi yang masih memiliki rumah tangga PHBS baik di bawah proporsi
nasional. Menurut Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019, Program Indonesia
Sehat dilakukan dengan pendekatan keluarga menggunakan 12 indikator yang
merupakan perbaikan pada PHBS sebelumnya yaitu keluarga mengikuti program
Keluarga Berencana (KB), persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi mendapat
imunisasi dasar lengkap, bayi mendapat ASI eksklusif, balita mendapatkan
pemantauan pertumbuhan, penderita TB mendapat pengobatan sesuai standar,
penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, penderita gangguan jiwa
mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada yang
merokok, keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
keluarga mempunyai akses sarana air bersih dan keluarga mempunyai akses atau
menggunakan jamban sehat.
B. Rumusan Masalah
5
Berdasarkan latar belakang masalah yang dapat diambil dari hasil penyuluhan
adalah bagaimana masyarakat dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan hidup
sehat pada rumah tangga.
C. Tujuan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
dimana manusia secara aktif memanipulasi lingkungan, sehingga
menciptakan dan sekaligus juga mengatasi masalah-masalahnya di
bidang kesehatan. Jelas bahwa setiap tatanan memiliki kekhasan,
sehingga dengan demikian pembinaan PHBS harus disesuaikan untuk
masing-masing tatanan. Telah disepakat adanya lima tatanan, yaitu
tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja,
tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. Akan tetapi, untuk
melihat keberhasilan pembinaan PHBS, praktek PHBS yang diukur
adalah yang dijumpai di tatanan rumah tangga. Telah ditetapkan 10
(sepuluh) indikator untuk menetapkan apakah sebuah rumah tangga telah
mempraktekkan PHBS. Kesepuluh indikator tersebut merupakan
sebagian dari semua perilaku yang harus dipraktekkan di rumah
tanggadan dipilih dan dianggap mewakili atau dapat mencerminkan
keseluruhan perilaku.
2. PHBS di Sekolah
8
PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan
kualitas hidup.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih Praktek ini merupakan langkah
yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus langkah pencegahan
penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari
kuman.
9
5. Menggunakan air bersih Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk
menjalani hidup sehat. Resiko diare dapat dikurangi dengan menggunakan
air bersih dan menjaga air bersih tersebut dari kontaminasi.
b. jangan mandi, mencuci atau buang air di dekat sumber air. jamban
berlokasi lebih dari 10 meter
8. Konsumsi buah dan sayur Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan
vitamin dan mineral serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh
optimal dan sehat.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan
olahraga ataupun aktivitas bekerja yang melibatkan gerakan dan keluarnya
tenaga.
10. Tidak merokok di dalam rumah Perokok aktif dapat menjadi sumber
berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti
10
merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat
menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.
Namun PHBS juga sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar kita agar dapat
menjalani hidup sehat sesuai dengan kriteria PHBS :
Dalam penerapa PHBS di daerah ini biasanya kader akan menjadi penggerak
utama bagi masyarakat agar dapat mengubah perilaku Kesehatan masyarakat,
berikut peran kader dalam mewujudkan Rumah Tangga Sehat :
11
a. Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan
menggunakan Kartu PHBS atau Pencatatan PHBS di Rumah Tangga pada
buku kader.
b. Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh masyarakat
untuk memperoleh dukungan dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
c. Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga ke seluruh rumah tangga yang ada di
desa/kelurahan melalui kelompok dasawisma.
d. Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui penyuluhan
perorangan, penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dan penggerakan
masyarakat.
e. Mengembangkan kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya Rumah
Tangga Sehat.
f. Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga sehat di wilayahnya setiap
tahun melalui pencatatan PHBS di Rumah Tangga.
12
BAB III
A. Materi
3 Evaluasi Ceramah
a. Menyimpulkan
13
penyuluhan inti Ceramah -Laptop 15 menit
b. Memberikan
edukasi terhadap
Ibu rumah
tangga
c. Memberikan
kesempatan untuk
masyarakat bertanya. Lisan Lisan
4 Penutup
a. Menyimpulkan
keseluruhan materi
penyuluhan Ceramah Luring 5 menit
b. Menyampaikan terima
kasih atas perhatian
responden
c. Mengucapkan salam
14
BAB IV
A. HASIL
Dari hasil Penyuluhan yang kami lakukan di Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar pada tanggal 10 Oktober 2022. Dengan jumlah peserta sebanyak 20
orang ibu dan 9 orang Mahasiswa/I dilokasi Posyandu Desa Pulau Rumput dapat
diketahui bahwa hampir seluruh ibu yang hadir dalam penyuluhan sudah mengerti
dan mengetahui apa itu PHBS dalam rumah tangga namun sebagian besar ibu
kurang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dikarenakan kurang nya rasa
peduli ibu terhadap penting nya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam rumah
tangga.
B. PEMBAHASAN
Masyarakat diberikan edukasi mengenai hidup bersih Rumah tangga yang
mana setiap pemateri memberikan beberapa kiat untuk membuat masyarakat agar
dapat memiliki kebiasaan rumah sehat. Namun dari yang sudah disampaikan, ada
banyak masyarakat yang bahkan belum menerapkan perilaku hidup bersih sehat
pada rumah tangga sehingga membuat masyarakat merasa belum terbiasa untuk
melakukan kebiasaan PHBS pada rumah tangga. Beberapa edukasi yang telah
disampaikan mengenai PHBS yaitu ; Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan,
Pemberian ASI eksklusif Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga
6 bulan, Menimbang bayi dan balita secara berkala Praktek tersebut dapat memudahkan
pemantauan pertumbuhan bayi, Cuci tangan dengan sabun dan air bersih, Menggunakan air
bersih, Memberantas jentik nyamuk Nyamuk, Menggunakan jamban sehat Jamban,
Konsumsi buah dan sayur Buah dan sayur, Melakukan aktivitas fisik setiap hari, Tidak
merokok di dalam rumah. Namun setelah diberikan penyuluhan, pengetahuan dari
masyarakat bertambah baik, sehingga mereka dapat perlahan menerapkan hidup
sehat dan bersih dalam masyarakat maupun rumah tangga.
Diharapkan dengan adanya penyuluhan ini dapat menambah pengetahuan
peserta mengenai bahaya PHBS yaitu dengan cara mempengaruhi lingkungan
sekitar untuk memberikan motivasi agar terjauh dari perilaku tidak sehat.
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan masyarakat desa pulau rumput dapat menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat pada rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka
terus bisa merasakan hidup sehat baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat di
desa pulau rumput.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://docs.google.com/file/d/0BxeEhr2COa56aGxTZzFXU3paSTg/edit?resourcekey=0-
ch5h6xTJyt9UDl_bHrO1LQ
https://promkes.kemkes.go.id/phbs
https://www.scribd.com/document/342608268/Phbs-Menurut-Whofile:///C:/Users/User/
Downloads/files13583Pedoman_umum_PHBS%20(1).pdf
https://promkes.kemkes.go.id/download/jsg/files13583Pedoman_umum_PHBS.pdf
https://rsud.salatiga.go.id/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-di-rumah-tangga/
https://www.academia.edu/36170733/PHBS_Rumah_Tangga
17
Lampiran
Surat Izin
Dokumentasi
18